Sie sind auf Seite 1von 40

AKREDITASI PUSKESMAS

RAWAT INAP BANJARSARI


Persiapan Hingga Hasil Penilaian

TB. EMUL MULYAWAN, SKM.,M.Si

1
Tahun 2017
KATA PENGANTAR

Segala Puji bagi Allah. SWT yang telah memberikan segala daya dan upaya kepada penulis,

sehingga cita-cita untuk menciptakan sebuah nuku dokumentasi kegiatan Akreditasi di

Puskesmas Rawat Inap banjarsari ini dapat terlaksana, Shalawat dan salam semoga tercurah

bagi Junjunan Kita Nabi Muhammad. SAW keluarga, sahabat dan kita sebagai umatnya

hingga akhir jaman. Amin.

Pada kesempatan ini, penyusun tidak lupa ingin mengucapkan terima kasih tak terhingga

kepada :

1. Bapak H. Maman Sukirman, S. Sos.,M.Si Selaku Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten

Lebak yang telah memberikan kesempatan kepada kami menuju puskesmas

terakreditasi.

2. Team Akreditasi Puskesmas Kabupaten Lebak yang telah berusaha agar puskesmas

kami dapat akreditasi tahun 2018.

3. Bapak dr. Firman Rahmatullah M.Kes, Bapak Sonip, SKM dan Ibu Laily Fitriani

SKM selaku Pendamping Akreditasi Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak, yang tiada

lelah membimbing kami dalam menuju puskesmas terakreditasi.

4. Bapak Yayan Suryana, SKM selaku kepala Puskesmas Rawat Inap Banjarsari yang tak

henti memberikan dukungan moril dan material kepada kami,

5. Seluruh karyawan Puskesmas Rawat Inap Banjarsari yang begitu antusias dalam

melaksanakan proses akreditasi,

6. Keluarga di rumah, yang selalu ditinggal pergi selama penyusunan dokumen akreditasi

ini, Love you pull…..

2
Penyusun mengyadari bahwa buku ini jauh dari sempurna, maka segala kritik dan saran yang

membangun akan sangat membantu penyempurnaan buku ini. Dan semoga buku ini dapat

dijadikan sebagai salah satu referensi bagi teman-teman Puskesmas yang akan dan sedang

berproses akreditasi.

Terakhir, penyusun berharap semoga buku ini dapat bermanfaat dan sebagai ladang pahala

bagi kita semua. Amin

Banjarsari, Awal Mei 2018

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan merupakan salah satu upaya yang sangat penting

untuk dapat mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Keberhasilan pembangunan kesehatan di Indonesia sangat dipengaruhi oleh

kesinambungan antar upaya program dan sektor serta kesinambungan upaya-upaya

yang telah dilakukan pada periode sebelumnya. Untuk meningkatkan keberhasilan

pembangunan kesehatan di Indonesia, maka Kementerian Kesehatan menetapkan

Rencana Strategis (Renstra) yang mengacu kepada Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional (RPJMN). Salah satu sasaran dari RPJMN 2015-2019 adalah

meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dasar dan rujukan terutama di daerah

terpencil atau tertinggal (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2015).

Upaya peningkatan mutu pelayanan merupakan salah satu upaya yang sangat

penting untuk meningkatkan daya saing Indonesia di bidang kesehatan. Peningkatan

mutu pelayanan kesehatan merupakan hal yang tidak mudah karena bukan hanya

berlaku untuk fasilitas kesehatan tingkat lanjut seperti rumah sakit, tetapi juga berlaku

untuk semua tingkatan pelayanan kesehatan mulai dari puskesmas pembantu dan juga

puskesmas, baik di fasilitas pemerintahan maupun swasta (Azwar dalam Sudian,

2012).

Puskesmas sebagai fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama seringkali

dianggap kurang bermutu oleh masyarakat. Hal ini disebabkan karena sebagian besar

puskesmas di Indonesia masih memiliki keterbatasan dalam kelengkapan peralatan 2

dan jenis pelayanan. Selain itu, masyarakat menganggap bahwa kinerja staf di

puskesmas masih kurang professional. Semua kondisi tersebut berkaitan dengan


4
rendahnya insentif yang diterima staf puskesmas, lemahnya leadership dan

keterampilan manajerial pimpinan maupun staf puskemas serta kurangnya pembinaan

puskesmas oleh dinas kesehatan kabupaten/kota (Muninjaya dalam Gozali,2012).

Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan mutu pelayanan kepada

masyarakat di puskesmas adalah dengan melalui rencana akreditasi terhadap

puskesmas. Hal ini dilakukan berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama,

Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi pada pasal 3

yang menyatakan bahwa puskesmas wajib terakreditasi, dan Pemerintah Daerah

berkewajiban untuk mendukung, memotivasi, mendorong, serta memperlancar proses

pelaksanaan akreditasi puskesmas. Pada puskesmas yang akan akreditasi, baik

puskesmas rawat inap maupun non rawat inap, akan dilakukan penilaian terhadap tiga

kelompok pelayanan di puskesmas, yaitu kelompok administrasi manajemen,

kelompok Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM), dan kelompok Upaya Kesehatan

Perorangan (UKP). Penilaian ini dilakukan berdasarkan Standar Akreditasi Puskesmas

yang terdiri dari 9 Bab. Penetapan status akreditasi puskesmas terdiri dari tidak

terakreditasi, terakreditasi dasar, terakreditasi madya, terakreditasi utama, dan

terakreditasi paripurna (Kementerian Kesehatan RI, 2014)

Status terakreditasi dasar didapatkan apabila pencapaian nilai Bab I, II ≥ 75%,

Bab IV, V, VII ≥ 60%, dan Bab III, VI, VII, IX ≥ 20%. Untuk dapat mencapai status

terakreditasi dasar ini maka puskesmas harus mempersiapkan berbagai sumber daya di

puskesmas sehingga dapat melaksanakan kegiatan administrasi dan manajemen, upaya

kesehatan masyarakat, dan upaya kesehatan perorangan yang sesuai dengan standar

akreditasi yang ingin dicapai puskesmas. Selain itu, untuk melaksanakan kegiatan di

puskesmas yang sesuai dengan standar akreditasi puskesmas diperlukan perbaikan

mutu, peningkatan kinerja dan pene

5
rapan manajemen risiko di puskesmas yang dilakukan secara

berkesinambungan sehingga kesiapan dari puskesmas untuk dapat melaksanakan

pelayanan berdasarkan standar akreditasi yang ada merupakan hal yang sangat penting

(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2014).

6
BAB II

PUSKESMAS RAWAT INAP BANJARSARI

Sesuai dengan Permenkes nomor 75 Tahun 2014 disebutkan prinsip

penyelenggaraan, tugas dan fungsi Puskesmas meliputi : paradigma sehat,

pertanggung jawaban wilayah, Kemandirian masyarakat, Pemerataan, pemanfaatan

teknologi tepat guna, keterpaduan dan kesinambungan program dengan tujuan

tercapaianya kecamatan sehat di wilayah kerjanya.

Dalam melaksanakan fungsinya, puskesmas berwenang menyelenggarakan

pelayanan kesehatan dasar secara komprehensif, berkesinambungan dan bermutu,

Puskesmas mengutamakan upaya Promotif dan Preventif, berorientasi pada keamanan

dan keselamatan baik untuk pasien, petugas dan pengunjung. Menjalankan prinsip

koordinasi dan kerjasama lintas program dan lintas sektoral, melakukan pencatatan

baik rekam medik dan kegiatan, melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan

indikasi medis dan sistem rujukan dan senantiasa meningkatkan kopetensi petugas.

Puskesmas juga berfungsi sebagai wahana pendidikan tenaga kesehatan dan tenaga

lain baik administrasi maupun fungsional terkait.

Sehingga penerapan Sistem Manajemen Mutu Puskesmas yang tertuang dalam

manual mutu puskesmas menjadi rujukan untuk mewujudkan pelayanan puskesmas

yang bermutu sesuai dengan harapan.Manual ini menjelaskan garis besar sistem

manajemen mutu Puskesmas Rawat Inap Banjarsari.Semua ketentuan/persyaratan

serta kebijakan yang tertuang dalam manual ini merupakan acuan untuk menjalankan

kegiatan operasional Puskesmas.Sistem Manajemen Mutu ini mulai berlaku tanggal 05

Januari 2017. Penyusunan Manual Mutu ini digunakan sebagai panduan dalam proses

pelaksanaan akreditasi di Puskesmas Rawat Inap Banjarsari. Manual ini juga sebagai

basis mutu semua kegiatan dan pelaksanaan program di Puskesmas Rawat Inap

Banjarsari.
7
A. Profil Organisasi Puskesmas Rawat Inap Banjarsari

1. Gambaran Umum

Puskesmas Rawat Inap Banjarsari Kecamatan Banjarsari Kabupaten

Lebakdengan luas wilayah 52,32 Ha (523,2 Km²) memiliki jumlah penduduk

32.056 jumlah penduduk laki-laki 15.387 dan penduduk perempuan 18.669

yang tersebar dalam 10 desa, memiliki batas wilayah administratif sebagai

berikut:

Sebelah Utara : Kabupaten Pandeglang

Sebelah Selatan : Puskesmas Bojong Juruh Kec. Banjarsari

Sebelah Barat : Kabupaten pandeglang

Sebelah Timur : Puskesmas Gunung Kencana Kec. Gunung Kencana

Jumlah desa yang menjadi wilayah kerja Puskesmas Rawat Inap

Banjarsari terdiri dari 10 desa, yaitu :

a. Desa Gunung Sari;


b. Desa Kumpay;
c. Desa Bendungan;
d. Desa Cibatur Keusik;
e. Desa Kadu Hauk;
f. Desa Ciruji;
g. Desa Keusik;
h. Desa Cidahu;
i. Desa Jalupang Girang;
j. Desa Cisampih.

2. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi Puskesmas Rawat Inap Banjarsari mengacu kepada

SK KepalaDinas Kesehatan Kab Lebak Nomor 445/212-Dinkes/I/2017/

Tentang Struktur Organisasi Puskesmas.

8
STRUKTUR ORGANISASI
PUSKESMAS RAWAT INAP BANJARSARI

KEPALA PUSKESMAS

YAYAN SURYANA, SKM

KEPALA TATA USAHA

Hj. YOHAYATI, SKM. M.Si

1. SISTEM INFORMASI PUSKESMAS RIFA BAHTIAR, S.Pd


2. KEPEGAWAIAN TB.E.MULYAWAN SKM, M.Si
3. BENDAHARA PENERIMAAN DEDE RAHMAWATI, SST
4. BENDAHARA JKN DIAN HERDIANA, AM KG
5. BENDAHARA BOK DIAN HERDIANA, AM KG
6. BENDAHARA BOP M. SOLIHIN ARIPIN
7. BENDAHARA RUMAHTANGGA /
AJI SUPRIATNA
LOGISTIK

UNIT PELAKSANA TEKNIS


PUNGSIONAL

PENANGGUNGJAWAB
PENANGGUNG JAWAB UKP, PENANGGUNG JAWAB UKM ESENSIAL PENANGGUNG JAWAB UKM
JARINGAN DAN JEJARING
KEFARMASIAN DAN LABORATORIUM DAN PERKESMAS PENGEMBANGAN
PELAYANAN

TB.E.MULYAWAN SKM, M.Si dr. SARA DANI dr. VERA ARIYANTI N.NENGSIH Amd Keb

PUSKESMAS PEMBANTU PEMERIKSAAN UMUM/LANSIA


PROMKES KESEHATAN JIWA
KUMPAY DAN MTBS
dr. VERA ARIYANTI dr. SARA DANI EMPI ROPITA, SST M. SOLIHIN ARIFIN

POSKESDES PEMERIKSAAN GIGI DAN


UKS UKGM
CIBATURKEUSIK MULUT
DIAN HERDIANA, AM. KG TITA RAHAYU, AM. KG TITA RAHAYU, AM. KG

POSKESDES PEMERIKSAAN KIA/KB DAN


KESEHATAN LINGKUNGAN KESEHATAN OLAHRAGA
JALUPANGGIRANG PERSALINAN
MIRNAWATI, Am. Keb MARIA MAGDALENA, SST HESA FIRDAUS Amd Kep SITI ROHMAH, Am. Keb

PUSKESMAS KELILING PELAYANAN GAWAT DARURAT KIA/KB KOMUNIKASI KESEHATAN LANSIA


AJI SUPRIATNA NS. MULY YANI, S.Kep DEDE RAHMAWATI RINA MARYULISNI SKM

KESEHATAN ANAK DAN


BIDAN DESA PELAYANAN GIZI KLINIK GIZI KESMAS
REMAJA
IIS SRINOPIATI, Am. Keb N. SARMANAH, Am. Keb N. SARMANAH, Am. Keb N. NENGSIH, Am. Keb

PELAYANAN RAWAT INAP /


JEJARING FASKES TB PARU KESEHATAN KERJA
PONED
TB.E.MULYAWAN SKM, Msi IRVAN SOPIANA Amd Kep MULY YANI, S. Kep., Ners

PELAYANAN KEFARMASIAN KUSTA KESEHATAN PTM


HADI, Amd. Kep TB. DADAN RAHMAT. H, Amd. Kep NOVIA LISTRIANI Amd Keb

KESEHATAN TRADISIONAL
LABORATORIUM/ PENUNJANG IMUNISASI
KOMPLEMENTER

A. FUAD RAMDHANI, Amd. Kep IIS SRINOPIATI, Am. Keb

SURVEILANCE
IMAM FIRMANSYAH, Amd. Kep

ISPA DIARE
TATI SOFIYANTI, Am. Keb

PERKESMAS
EPI .JB

INFEKSI MENULAR SEKSUAL


SITI SOLIHAT Amd,Keb

9
a. Struktur Tim Manajemen Mutu Puskesmas Rawat Inap Banjarsari, sebagai

berikut :

Kepala Puskesmas
Yayan Suryana,
SKM

Wakil Manajemen
Mutu
Yohayati, SKM. M.Si

Auditor Internal Auditor Internal Auditor Internal


Dede Rahmawati, Dian Herdiana, Empi Ropita
S.ST AMKG S.ST

Mutu Admen Mutu UKM Mutu UKP

Tb. E. Mulyawan, Dr. Vera Aryanti dr. Sara Dani


SKM. M.Si

-
10
3. Visi

Mewujudkan Pelayanan Kesehatan Yang Prima Menuju Masyarakat Banjarsari

Yang Sehat Dan Mandiri Tahun 2019.

4. Misi

Misi Puskesmas Rawat Inap Banjarsari adalah :

a. Meningkatkan Pertolongan Persalinan Di Fasilitas Kesehatan;

b. Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Dasar, Rawat Inap Dan Sistem Rujukan;

c. Mendorong Masyarakat Untuk Memiliki Kartu Jaminan Kesehatan Nasional;

d. Meningkatkan Pengendalian Pemberantasan Penyakit Menular Dan Penyakit

Tidak Menular;

e. Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat;

f. Mendorong Partisipasi Aktif Masyarakat Di Bidang Kesehatan.

5. Motto

Sehat Itu Mahal, Lebih Baik Mencegah Daripada Mengobati.

6. Tata nilai

“IMAN “

a. Ikuti Prosedur pelayanan;

b. Melaksanakan kewajiban dengan senyum dan ikhlas;

c. Adil, memberikan pelayanan dengan tanpa membedakan status pelanggan;

d. Nyaman, linkungna pekerjaan adalah tempat yang nyaman bagi karyawan dan

pelanggan.

B. Kebijakan Mutu

Kami Jajaran Pengelola dan seluruh karyawan Puskesmas Rawat Inap Banjarsari

dalam meningkatkan kepuasan pelanggan berkomitmen :

11
1. Memberikan Pelayanan yang terbaik dan berkualitas sesuai prosedur pelayanan;
2. Memberikan pelayanan dengan penuh keikhlasan dari hati;

3. Memberikan pelayanan kepada seluruh pelanggan tanpa membeda-bedakan ras,

suku dan golongan;

4. Menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi seluruh orang.

C. Proses Pelayanan ( Proses Bisnis)

Puskesmas memiliki kegiatan bisnis utama yaitu:

1. Pelayanan klinia atau UKP ( Upaya Kesehatan Perseorangan )

a. Dalam gedung:

a) Pendaftaran;

b) UGD;

c) Poli UMum;

d) Poli Gigi;

e) PROMKES;

f) Sanitasi;

g) Poli KIA;

h) Poli KB;

i) Gizi;

j) Poli Penyakkit Menular terdiri dari : PDP dan TB;

k) Persalinan dan Nifas;

l) Apotek;

m) Laboratorium.

b. Luar Gedung:

a. Posyandu Balita;

b. Posbindu Lansia;

c. Posbindu Keompok PTM;

2. Upaya kesehatan masyarakat ( UKM )

12
a. Upaya Promosi Kesehatan;

b. Upaya Kesehatan Lingkungan;

c. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit ( P2P );

d. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak ( KIA );

e. Upaya Gizi;

D. Indikator Mutu Pelayanan Klinis/ UKP:

NO INDIKATOR MUTU BAGIAN TARGET

Semua
1 Indeks Kepuasan Pelanggan 80%
Pelayanan
Waktu tunggu pendaftaran pasien lama yang
2 membawa kartu maks 10 Menit(mulai dari diterima Pendaftaran 90%
pasien sampai RM di poli)
Kelengkapan Pengisian RM mencakup anamnesa,
3 BP Umum 90%
Pemeriksaan Fisik, Diagnosa dan Terapi
Tersedianya 2 buah minor set steril sebelum Ruang
4 80%
pelayanan Tindakan
Diberikan inform concent pada setiap tindakan
5 BP Gigi 90%
pencabutan gigi dewasa
Pemeriksaan T10 (BB dan TB, TD, TFU, Fe, LILA,
6
TT, presentasi janin dan DJJ, temu wicara, tes lab, KIA-ANC 100%
tata laksana kasus) pada ibu hamil K1
Pemberian inform concent pada setiap tindakan untuk
7 KIA-KB 100%
aceptor KB baru dan ganti cara
Termonitoring penyimpanan vaksin dalam suhu 2-8°
8 KIA-Imunisasi 100%
Celcius 2 kali setiap hari
Pelayanan obat sediaan maksimal 10 menit dan
9 Ruang Obat 100%
racikan maks 15 menit
Waktu pemeriksaan Hemoglobin danGDS maks 10
10 Laboratorium 100%
menit
Setiap pasien baru yang berkonsultasi gizi Konsultasi
11 100%
mendapatkan informasi KADARZI Gizi
Permintaan pengambilan sampel air ditindak lanjuti Konsultasi
12 100%
maksimal 1 hari kerja Lab Sanitasi
Peningkatan kompetensi dengan pelatihan minimal
13 Kepegawaian 100%
10 pegawai setiap tahun
Pelaksanaan PE hari ke 2 setelah ditemukan kasus
14 P2 100%
demam berdarah

13
E. Indikator Mutu Pelayanan Upaya Kesehatan Masyarakat Puskesmas

TARG
ET
INDIKATOR
INDIKATOR SASARAN MUTU UKM CAPA
MUTU
IAN
2017
KESEHATAN 1. Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000KH 0
MASYARAK 2. Cakupan Kunjungan ibu hamil K1 100%
AT
KIA KB 3. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K-4 95%
4. Cakupan Komplikasi Kebidanan Yang Ditangani 100%
5. Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan 100%
Yang Memiliki Kompetensi Kebidanan
6. Cakupan Pelayanan Nifas 100%
7. Cakupan Peserta KB Aktif 70%
8. Angka Kematian Bayi (AKB) per 1.000 KH 23
9. Cakupan Kunjungan Bayi 95%
10. Cakupan Neonatus dengan Komplikasi yang ditangani 90%
11. Angka Kematian Balita (AKABA) per 1.000 KH 32
GIZI 1. Persentase Balita Gizi Buruk/BGM < 1,5%
2. Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan 100 %
3. Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita 95%
4. Balita yang ditimbang BB 80%
5. Balita 6-59 bln mendapat Vit. A 95%
6. Bayi 0-6 bln mendapat ASI Eklusif 50%
7. Ibu Hamil mendapat FE 90 Tab 90%
8. Rumah tangga yang menggunakan garam beryodium 90%
9. Cakupan Pemberian makanan pendamping ASI pada 100 %
anak usia 6-24 bulan keluarga miskin
PENANGAN CAKUPAN PENEMUAN DAN PENANGANAN PENDERITA
AN PENYAKIT
PENYAKIT 1. Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit 70
MENULAR TBC BTA (+) %/100
%
2. Angka kesembuhan penyakit TB Paru 85 %
3. RFT Rate 70%
4. Cakupan balita dengan pneumonia yang ditangani 100 %
5. Cakupan penderita diare yang ditangani 100 %
6. Angka Kesakitan (IR) DBD per 100.000 penduduk 20
7. Angka Kematian DBD (CFR) 0
8. Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization 100%

14
(UCI)
9. Cakupan penemuan (AFP) rate per 100.000 penduduk < 0
15 tahun
10. Cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB yang 100 %
dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24 jam

KESLING 1. Cakupan TTU 75 %


2. Cakupan Akses air bersih 85 %
3. Cakupan Jamban 80%
4. Cakupan TPM 70%
5. Cakupan Rumah Sehat 70 %

PENGENDAL 1. Cakupan Penanganan diabetes mellitus MEM


IAN BUAT
PENYAKIT DAN
TIDAK MELA
MENULAR KSAN
AKAN
2. Cakupan penanganan hipertensi MEM
BUAT
DAN
MELA
KSAN
AKAN
PROMOSI 1. Cakupan Posyandu Purnama dan Mandiri 40%
KESEHATAN
DAN 2. Cakupan Penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat 100%
PEMBERDA
YAAN 3. Cakupan Rumah Tangga Sehat 65%
4. Cakupan Kelurahan Siaga Aktif 80%
PELAYANAN 1. Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat 100%
KESEHATAN miskin
2. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien 100%
masyarakat miskin

F. Indikator Mutu sasaran Keselamatan Pasien

NO SASARAN KESELAMATAN INDIKATOR TARG


PASIEN ET
1 Tidak Terjadi salah identifikasi Tidak terjadinya salah 100%
identifikasi pasien di tempat
pendaftaran
2 Komunikasi efektif dalam pelayanan Pelaksanaan TUBAK pada 100%
komunikasi lewat telpon di
pelayanan obat
3 Tidak terjadi kesalahan pemberian Tidak terjadinya pemberian obat 100%

15
obat salah orang
4 Tidak terjadi kesalahan prosedur Tingkat kepatuhan penerapan 100%
Tindakan SOP klinis
5 Pengurangan terjadinya resiko Kepatuhan terhadap prosedur cuci 100%
infeksi tangan 100%
Kepatuhan terhadap pemakaian
APD
6 Tidak terjadinya pasien Jatuh Tidak terjadinya pasien jatuh 100%
selama berada di puskesmas

G. Ruang Lingkup

PenyelenggaraanUpayaPuskesmas terdiri atas kegiatan UKM (Upaya Kesehatan

Masyarakat), UKM pengembangan dan UKP ( Upaya Kesehatan Perseoranagn ).

1. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)

1) Upaya kesehatan ibu dan anak;

2) Upaya KB;

3) Upaya gizi;

4) Upaya kesling;

5) Upaya pencegahan penyakit tidak menular;

6) Upaya pengobatan termasuk pelayanan gawat darurat karena bencana;

7) Upaya penyuluhan kesehtan/promkes;

8) Upaya kesehatan sekolah;

9) Upaya kesehatan olahraga;

10) Upaya perawatan kesehatan masyarakat;

11) Upaya kesehatan gigi dan mulut;

12) Upaya kesehatan jiwa;

13) Upaya pencatatan dan pelaporan dalam rangka sistem informasi kesehatan;

14) Upaya kesehtan usia lanjut;

15) Upaya kesehatan remaja napza.

2. Usaha Kesehatan Perseorangan(UKP) meliputi :

1) Loket pendaftaran;
16
2) Persalinan;

3) Rawat inap;

4) Poli umum;

5) Poli gigi;

6) Poli MTBS;

7) Poli KIA;

8) Poli KB;

9) Poli paru;

10) Poli imunisasi bayi;

11) Poli kusta;

12) Apotek;

13) Laboratorium;

14) UGD 24 jam;

15) Poli jiwa;

16) IVA;

17) USG.

3. Pelayanan UKP Meliputi :

1) Pelayanan BP Umum;

2) Pelayanan KIA-KB;

3) Pelayanan Kesehatan Gigi;

4) Pelayanan Gizi;

5) Laboratorium;

6) Rawat Inap;

7) Kefarmasian;

8) UGD;

9) Persalinan

17
BAB III

TAHAPAN PROSES AKREDITASI

DI PUSKESMAS RAWAT INAP BANJARSARI

Proses akreditasi terdiri dari 6 langkah, yaitu Lokakarya, workshop, Penyusunan

dokumen, implementasi dan penilaian pra – survey.

A. Loka Karya

Dalam kegiatan loka karya dilakukan tahapan dari akreditasi, yaitu :

1. Penggalangan Komitmen Bersama

Proses akreditasi adalah proses yang panjang, waktu persiapan hingga

penyusunan dokumen dapat memakan waktu berbulan-bulan bahkan bertahun

tahun, panjangnya proses ini tentu membutuhkan segala daya dan upaya yang

dimiliki puskesmas demi terlaksananya semua tuntutan akreditasi.

Kesiapan dan keterlibatan seluruh karyawan adalah hal nomor satu dalam

proses ini, semangat baja yang dimiliki oleh semua karyawan adalah senjata ampuh

yang harus dimiliki puskesmas yang akan melaksanakan prose akreditasi.

Selain itu, dalam melaksanakan kegiatan akreditasi, semua karyawan dituntut

untuk dapat bekerjasama dalam melaksanakan seluruh rangkaian proses akreditasi,

semangat kebersamaan dan merasa bahwa itu adalah merupakan kebutuhannya juga

sangatlah penting ditanamkan dalam diri masing-masing sehingga semua beban

kerja dapat dilaksanakan dan semboyan ‘’berat sama dipikul ringan sama dijinjing’’

bukanlah slogan saja.

Menyatukan semua karyawan dalam proses akreditasi dikenal dengan nama

“Komitmen Bersama”. Komitmen bersama dilaksanakan dengan cara

menggalangan komitmen dari seluruh karyawan dan menyatakan siap

melaksanakan seluruh rangkaian kegiatan proses akreditasi, setelah semua


18
menyatakan kesanggupannya maka biasanya akan disediakan sebuah banner untuk

ditanda tangani bersama. Penandatangan banner sekaligus juga mengukukuhkan

semangat bersama dalam meraih hasil yang sebaik-baiknya.

Kegiatan penggalangan komitmen bersama dapat dilaksanakan berbarengan

dengan loka karya mini, loka karya mini tribulanan atau staff meeting rutin

puskesmass, namun dapat juga dilaksanakan dalam kegiatan mandiri yang

dikhususkan untuk melaksanakan kegiatan penggalangan komitmen bersama. Yang

terpenting adalah acara itu bukan sekedar acara namun dapat dimengerti dan

dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Sebaiknya penggalangan komitmen bersama dilaksakan dengan melibatkan

seluruh jajaran lintas sektor yang ada, baik itu Camat, kepala desa, tokoh

masyarakat atau kader kesehatan. Dengan diketahui oleh mereka diharapkan segala

bantuan yang dapat diberikan untuk proses akreditasi bisa didapatkan dengan

maksimal dari seluruh sarana dan prasarana yang ada.

(Komitmen Bersama Puskesmas Rawat Inap Banjarsari, Dokumentasi PKM )

19
a. Pembentukan Struktur Tim Manajemen Mutu

Setelah penggalangan komitmen bersama dilaksanakan, maka hal selanjutnya

adalah pembentukan struktur tim manajemen mutu. Tim manajemen mutu terdiri

dari Wakil Manajemen mutu, Auditor Internal dan Ketua Pokja yang terdiri dari

Ketua Pokja Admen, Ketua Pokja UKP dan Ketua Pokja UKM. Adapun fungsinya,

yaitu :

a) Wakil Manajemen Mutu

Tugas Pokok : Melaksanakan kegiatan peningkatan mutu sesuai standar.

Fungsi : Melakukan penjaminan mutu proses dan hasil.

Uraian Tugas :

 Menyusun Kebijakan dan Strategi Manajemen Mutu.

 Menyusun Program Indikator Mutu.

 Melakukan koordinasi dengan tim terkait dalam penyusunan program

peningkatan mutu.

 Memantau pelaksanaan seluruh program peningkatan mutu.

 Mengevaluasi pelaksanaan seluruh program peningkatan mutu.

 Mensosialisasikan hasil pencapaian program peningkatan mutu.

 Melaksanakan kegiatan Rapat Tinjauan Manajemen

 Memfasilitasi tindak lanjut hasil rekomendasi.

 Melakukan koordinasi tentang program patient safety dengan tim terkait

dalam pembuatan RCA dan FMEA.

 Memfasilitasi kegiatan terkait penyelenggaraan pengembangan, inovasi dan

kendali mutu.

20
b) Auditor Internal

Tugas Pokok : Melaksanakan kegiatan audit di lingkup internal.

Fungsi : Memonitoring pelaksanaan kegiatan.

Uraian Tugas :

 Menyusun program Audit

 Mengkoordinasi rapat Audit (Ruang lingkup, metode, teknik, kriteria dan

aturan )

 Mempersiapkan data / dokumen pendukung dan pertanyaan untuk audit.

 Melaksanakan audit sesuai dengan rencana.

 Melakukan audit sesuai ruang lingkup audit yang ditetapkan.

 Mencatat bukti-bukti ketidaksesuaian terhadap Sistem Manajemen Mutu.

 Menginformasikan kepada auditee terkait tentang ketidaksesuaian dan

keadaan yang tidak memuaskan selama pelaksanaan audit mutu internal.

 Membuat laporan pelaksanaan audit.

c) Tim Pokja Admen

Tugas Pokok : Menyusun perencanan kegiatan di Puskesmas

Fungsi : Menganalisa kebutuhan dalam peningkatan mutu Puskesmas

Uraian Tugas :

 Melaksanakan penyusunan perencanaan tingkat puskesmas sesuai Pedoman

Pelaksanaan manajemen Puskesmas

 Melaksanakan penyusunan profil di puskesmas sesuai Pedoman

Pelaksanaan manajemen Puskesmas

 Melaksanakan Penyusunan Penilaian Kinerja Puskesmas sesuai Pedoman

pelaksanaan manajemen Puskesmas

 Melaporkan hasil pelaksanaan kegiatannya sesuai Pedoman Pelaksanaan

manajemen Puskesmas
21
 Menyusun kegiatan pemantauan, pemeliharaan sarana dan prasarana di

Puskesmas

 Memfasilitasi kegiatan yang berhubungan dengan peningkatan mutu.

 Melakukan pemantauan pelaksanaan kegiatan perbaikan mutu dan

keselamatan kerja.

 Memimpin upaya-upaya pencegahan dan perbaikan kondisi fisik dan non

fisik yang dapat membahayakan keselamatan kerja dan meningkatkan resiko

keselamatan bagi pasien.

 Mendorong dan mengkoordinasikan pemenuhan sarana dan prasarana fisik

sesuai standar keamanan berkenaan dengan menjaga keselamatan

petugas,pasien dan keluarga dalam meminimalkan resiko.

d) Tim Pokja UKM

Tugas Pokok : Melaksanakan pemantauan kegiatan UKM

Fungsi :Melaksanakan evaluasi dan monitoring Program Essensial dan

Program Pengembangan

Uraian Tugas :

 Merencanakan dan mengevaluasi kegiatan di unit bidang UKM .

 Mengkoordinir dan berperan aktif terhadap kegiatan di setiap unit bidang

UKM.

 Memantau secara periodik pencapaian program UKM.

 Mengkoordinasikan program penyegaran dan pelatihan untuk peningkatan

kompetensi petugas dan kader.

 Melakukan koordinasi kepada pelaksana program terhadap implementasi

standar pelayanan yang berfokus kepada sasaran dan manajemen.

 Menyelenggarakan dan menyiapkan kegiatan sosialisasi internal puskesmas

dan sosialisasieksternal.

22
 Menghadiri rapat, pertemuan, workshop dan atau seminar terkait

pengembangan mutu UKM baik internal atau eksternal puskesmas

 Memfasilitasi koordinasi dengan unit terkait dalam penyelenggaraan

pemantauan indikator penilaian kinerja.

e) Tim Pokja UKP

Tugas Pokok : Melaksanakan pemantauan kegiatan UKP

Fungsi : Melaksanakan evaluasi dan monitoring semua unit pelayanan

Uraian Tugas :

 Merencanakan dan mengevaluasi kegiatan di unit bidang UKP

 Mengkoordinir dan berperan aktif terhadap kegiatan di setiap unit bidang

UKP.

 Mengkoordinasikan program penyegaran dan pelatihan untuk peningkatan

kompetensi petugas.

 Melakukan koordinasi kepada unit terkait terhadap implementasi standar

pelayanan yang berfokus kepada sasaran dan manajemen.

 Menyelenggarakan dan menyiapkan kegiatan sosialisasi internal puskesmas

tentang koordinasi tim interprofesi.

 Menghadiri rapat, pertemuan, workshop dan atau seminar terkait

pengembangan mutu UKP baik internal atau eksternal puskesmas.

 Memfasilitasi koordinasi tentang program patient safety dengan unit terkait.

 Melakukan koordinasi kepada unit terkait terhadap implementasi standar

pelayanan yang berfokus kepada pasien dan manajemen risiko.

 Menyusun alat ukur pemantauan indikator keselamatan pasien.

 Memfasilitasi koordinasi dengan unit terkait dalam penyelenggaraan

pemantauan indikator pelayanan.

23
 Menyusun bahan rekomendasi terhadap pencapaian hasil pemantauan

indikator keselamatan pasien dan pelaksanaan manajemen resiko.

 Membuat laporan periodik hasil pemantauan indikator mutu dan

keselamatan pasien.

 Melakukan koordinasi tentang program Patient Safety dan manajemen

resiko dengan unit terkait dalam pembuatan RCA dan FMEA.

 Melakukan pemantauan pelaksanaan kegiatan perbaikan mutu dan

keselamatan pasien.

Setelah terbentuk struktur manajemen mutu, maka ketua pokja dan WMM

serta kepala puskesmas akan membagi karyawan puskesmas tanpa terkecuali kedalam

tiga kelompok kerja itu, sampai seluruh karyawan puskesmas mengerti dan tahu pada

kelompok kerja mana ia ditempatkan.

Di Puskesmas Rawat Inap Banjarsari, pembagian kelompok dilaksanakan

dengan memperhitungkan sumberdaya yang ada. Sumber daya yang dimaksud adalah

pemilahan karyawan sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Misalnya jumlah

karyawan yang dapat mengoprasikan komputer, karyawan yang dapat melaksanakan

tugas luar seperti survey dan lain lain yang tidak berbentrokan dengan jadwal dinas

dan kegiatan rutin masing-masing.

Setelah dilaksanakan pemilahan, maka pembagian dilakukan secara merata

agar seluruh pokja dapat bekerja dengan optimal. Setiap pokja mendapat tenaga yang

hampir merata dalam segi kemampuan untuk melaksankan fungsinya masing-masing.

Seiring berjalannya waktu, kegiatan puskesmas semakin padat dengan adanya

program pendataan keluarga sehat, maka WMM dan ketua Pokja setelah disetujui

Kepala Puskesmas Rawat Inap Banjarsari berinisiatif membagi tim kerja menjadi dua

tim yaitu satu tim untuk akreditasi dan satu tim untuk pendataan keluarga sehat.

24
Pembagian tim dilaksanakan dengan harapan kedua kegiatan berjalan

beriringan dengan tanpa saling menggangu dan dilaksanakan tepat waktu, mengingat

bahwa sebagian besar anggota tim mendapat jadwal dinas yang berbeda.

(Struktur Tim Manajemen Mutu Puskesmas Rawat Inap Banjarsari, Dokumentasi PKM)

B. Whorkshop

workshop ini adalah tim pendamping akreditasi puskesmas memandu dalam

memahami standar dan instrumen penilaian. Di dalam elemen penilaian terdapat 42

standar, 168 kriteria dan 776 elemen penilaian ( EP ). Tetapi tentunya tidak semuanya

di bahas di dalam workshop ini tetapi tim pendamping cukup membahas beberapa EP

lalu memberikan teknik dan trik dalam menyelesaikan setiap EP yang ada.

Whorkshop dilaksanakan oleh tim pendamping akreditasi puskesmas dari

Dinas Kesehatan. Kegiatan bimbingan dilaksanakan idealnya 1 kali dalam satu

minggu, namun hal ini disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan tenaga

25
pendamping itu sendiri.
Tim pendamping akreditasi Kabupaten Lebak yang ditugaskan membimbing di

Puskesmas Rawat Inap Banjarsari sebanyak tiga orang, yang berarti satu orang untuk

masing-masing pokja. Meski dengan tenaga yang terbatas pendampingan dapat

berjalan dengan baik dan intensitas pendampingan yang cukup baik membuat tim

kerja dapat melaksanakan kegiatan dengan baik.

Penting untuk diingat bahwa sangat perlunya komunikasi yang baik antara

pendamping akreditasi dengan tim pokja, hal ini akan sangat berpengaruh pada hasil

kerja mengingat hampir rata-rat puskesmas yang berproses akreditasi sama sekali

awam, sehingga komunikasi harus terus berjalan dengan baik dengan menggunakan

bebagai media komunikasi baik elektronik maupun bertemu langsung jika

memungkinkan.

Selain adanya pendamping akreditasi, Panitia Akreditasi Dinas Kesehatan

Kabupaten Lebak juga membuat Whatsapp Group bagi puskesmas yang sedang

berproses akreditasi, hal ini sangat membantu karena komunikasi dengan puskesmas

dan seluruh pihak yang terlibat dalam proses akreditasi dapat dilaksanakan dengan

cepat dan memungkinkan adanya masukan yang sangat bermanfaat dari semua

anggota group.

( Whorkshop Akreditasi Puskesmas di Kabupaten Lebak )

26
( Proes Pendampingan Akreditasi Puskesmas Rawat Inap Banjarsari)

C. Self Assesment

self asessment adalah menilai diri sendiri. Dalam hal ini puskesmas menilai

dirinya sendiri berdasarkan elemen penilaian yang ada. Setiap elemen penilaian

diberikan skor sesuai dengan kondisi yang ada. Teknisnya adalah setiap pokja tidak

boleh menilai dirinya sendiri. Harus cross.Misal, pokja UKM menilai pokja UKP atau

sebaliknya.

Berikut ini beberapa fungsi atau manfaat dilakukannya Self Assesment di

puskesmas akreditasi adalah:

1. Menganalisis kondisi awal Puskesmas. Melihat kondisi atau memotret

kondisi awal puskesmas berdasarkan instrumen akreditasi. Berapa skor real

yang di dapat puskesmas. Kuncinya adalah berikan nilai serendah rendahnya

agar mendapat rekomendasi dan perbaikan.

2. Menemukan fakta-fakta & rekomendasi untuk perbaikan terkait

kelengkapan persyaratan akreditasi. Setelah menemukan fakta yang ada

seyogya nya diberikan rekomendasi perbaikan atau kelengkapan dalam

setiap elemen penilaian yang bernilai 0 ( nol ) dan 5 ( lima ).

3. Setelah mendapat rekomendasi perbaikan hendaknya di

lakukan pembahasan setiap pokja yang ada dipimpin oleh ketua tim mutu.

27
4. Kemudian mapping dokumen yang belum ada atau yang belum tersedia agar

dilengkapi.

5. Penyusunan rencana aksi Misalnya ada rapat per pokja atau rapat internal

tim mutu.

Setelah dilakukan self Assesment, hal pertama yang dilakukan adalah WMM

dan ketua Pokja bersama-sama menyusun manual mutu dan tata naskah puskesmas

sebagai acuan dalam membuat dokumen akreditasi.

1. Manual Mutu

Manual Mutu adalah: dokumen yang memberi informasi yang konsisten ke

dalam maupun ke luar tentang sistem manajemen mutu Puskesmas/Fasilitas Pelayanan

Kesehatan Puskesmas Rawat Inap Banjarsari . Manual mutu disusun, ditetapkan, dan

dipelihara oleh organisasi, yang meliputi:

a. Cakupan umum didalam penerapan mutu,

b. Prosedur terdokumen yang diterapkan untuk sistem mananjemen mutu,

c. Penjelasan proses- proses interaksi dari sistem mamajemen mutu,

d. Sistematika manual mutu minimal adalah sebagai berikut:

1) Pendahuluan,

2) Profil Organisasi,

3) Visi, misi, tujuan organisasi, dan budaya kerja organisasi,

4) Penentuan ketua tim mutu sebagai penanggung- jawab didalam pelaksanaan

akreditasi /mutu Puskesmas/Fasilitas Pelayanan Kesehatan Puskesmas Rawat

Inap Banjarsari ,

5) Pengendalian dokumen, rekaman implementasi mutu di Puskesmas/Fasilitas

Pelayanan Kesehatan Puskesmas Rawat Inap Banjarsari ,

6) Persyaratan manajemen mutu Puskesmas/Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Puskesmas Rawat Inap Banjarsari ,

28
7) Tanggung- jawab manajemen,

8) Fokus pada pelayanan dan pelanggan Puskesmas/Fasilitas Pelayanan

Kesehatan Puskesmas Rawat Inap Banjarsari ,

9) Kebijakan mutu:

10) Sasaran kinerja Puskesmas/Fasilitas Pelayanan Kesehatan Puskesmas Rawat

Inap Banjarsari.

e. Perencanaan

f. Setiap koordinator unit/upaya berkewajiban membuat perencanaan kerja untuk

unit kerjanya termasuk :

1) Merencanakan sistem manajemen mutu untuk unit kerjanya.

2) Memastikan sistem manajemen mutu yang telah dibuat dijalankan secara

efektif .

3) Memastikan semua sasaran dan persyaratan yang telah ditetapkan dicapai

4) Memelihara/mempertahankan sistem manajemen mutu pada unitnya

5) Melakukan perbaikan /penyempurnaan sistem manajemen mutu

6) Merencanakan peningkatan hasil kerja (objectives dan targets).

g. Personalia/sumber daya manusia di Puskesmas/Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Puskesmas Rawat Inap Banjarsari ,

h. Komunikasi internal,

i. Telaah mutu dan kinerja,

j. Pengelolaan sumber daya,

k. Realiasasi pelayanan Puskesmas/Fasilitas Pelayanan Kesehatan Puskesmas Rawat

Inap Banjarsari , yang mencakup didalam gedung maupun diluar gedung,

l. Persyaratan pelanggan,

m. Komunikasi dengan pelanggan,

n. Proses Pelayanan didalam gedung maupun diluar gedung,

29
o. Identifikasi dan ketelusuran,

p. Pengendalian peralatan dan pengukuran/ pemantauan,

q. Pengukuran, analisis dan perbaikan

2. Tata Naskah

Sedangkan tata naskah berisi tentang tekhnis pembuatan dokumen akreditasi

puskesmas baik itu dokumen Surat Keputusan (SK), Kerangka Acuan (KAK) maupun

Standar Operasional Prosedur (SOP). Di dalamnya juga mengatur tentang bentuk dan

jenis huruf, besar huruf, kertas yang dipakai dan margin serta bentuk tabel dan

gambar. Tata naskah diperlukan sebagai acuan pembuatan dokumen akreditasi

dipuskesmas dan disahkan oleh kepala puskesmas.

D. Penyusunan Dokumen

Tahap ini adalah tahap paling sibuk, menyita tenaga, waktu dan pastinya

biaya. Perlu diingat bahwa penyususnan dokumen membutuhkan ketenangan dalam

pengerjaannya, karena itu di Puskesmas Rawat Inap Banjarsari kami mempunyai

sekretariat khusus di luar wilayah puskesmas sehinggga tidak terganggu dan

menggangu jadwal pelayanan di puskesmas.

Penyusunan dokumen dibagi dalam tiga kelompok kerja, yaitu Admen, UKM

dan UKP dimana komunikasi antar pokja tetap dipertahankan karena dalam elemen

penilain banyak didapati dokumen yang sama, sehingga pembuatan data ganda dapat

dihindari. Adapun pembagian kerja tiap pokja adalah:

1. Pokja Admen menyusun dokumen bab 1-3

2. Pokja UKM menyusun dokumen bab 4-6

3. Pokja UKP menyusun dokumen bab 7-9

Penyusunan dokumen wajib mengikuti kaidah yang telah ditetapkan dalam

tata naskah, sehingga bentuk dan penulisan dokumen antara ketiga pokja akan sama.

30
Perlu diperhatikan bahwa penyusunan dokumen tidak dapat dilakukan seorang

dairi ataupun terlalu banyak orang, sehingga pembagian tugas dengan efektif betul-

betul diperlukan. Misalnya dalam pengetikan, diperlukan dua orang, orang pertama

bertugas mengetik dokumen sedangkan yang satu membaca hasil dan mengedit setiap

kesalahan. Hal ini diperlukan untuk meminimalisir kesalahan, pembacaan kembali

buku elemen penilaian pun sangat penting sehingg kita betul-betul mengerti apa yang

diminta oleh elemen penilaian itu, jika tidak mengerti maka lebih baik ditanyakan

kepada pembimbing.

Sebelum memulai penyusunan dokumen, sebaiknya siapkan dulu keperluan

untuk menyusun dokumen agar nanti tidak tercecer. Bahan yang harus disiapkan

adalah Map, Plastik berlubang, Kertas tempel, kertas F4 atau A4 tergantung yang akan

dipakai, Hekter dan lain-lain sesuai keperluan. Printer akan lebih baik jika masing

masing pokja memiliki, sehingga dapat menghemat waktu karena tidak harus

bergiliran.

Penggunaan map sebaiknya dibedakan warna antara pokja, misalnya merah

untuk pokja Admen, kuning untuk pokja UKM dan Biru untuk pokja UKP agar tidak

tertukar dan membingungkan ketika penyusunan dokumen.

( Contoh map, plastik dan penanda, serta catatan kekurangan, Dokumen PKM)

31
Dokumen yang telah dianggap selesai segera dimasukan kedalam plastik yang

telah disediakan dan jangan lupa di beri judul pada kertas penanda, penulisan judul

disesuaikn dengan elemen penilaian dokumen, Misalnya 2.1.1. EP 3 yang berarti

dokumen poin 2.1.1 pada EP no 3 dan seterusnya. Tuliskan kekurangan dokumen

dalam kertas yang bisa ditempel sehingga kita tahu apa yang harus dilengkapi.

( Dokumen yang telah selesai dimasukan kedalam plastik dan diberi tanda sesuai EP, Dokumen PKM )

( Contoh penulisan pada kertas penanda, Dokumen PKM )

32
Di Puskesmas Rawat Inap Banjarsari penggunaan kertas tempel diberi warna

yang berbeda tergantung bab, dan nomor dukumen induk serta anak dokumen.

Misalnya Kuning untuk Bab 2, Merah untuk induk poin dan biru untuk anak poin.

Pengumpulan data yang memerlukan survey, yaitu kebutuhan dan kepuasan

pelanggan dilaksankan oleh tim yang dapat bekerjasama dari pengumpulan data

sampai pengolahan data. Hal ini diperlukan agar tim penyusun dokumen tidak

terganggu dengan kegiatan survey dan pengolahan data. Data yang sudah diolah tim

survey dapat langsung menjadi sokumen yang sudah siap.

Selain kuesioner, pengambilan data juga dapat memanfa’atkan kotak saran dan

kotak kepuasan pelanggan. Di Puksemas Rawat Inap Banjarsari kami menempatkan

kotak saran dan kotak kepuasan pelanggan di setiap ruangan pelayanan, seperti Poli

KIA, BP Umum, Poli Gigi, Apotek, UGD, Ruang Rawat Inap dan UGD.

( Contoh Koin dan Kotak Kepuasan Pelanggan, Dokumen PKM )

Di Puskesms Rawat Inap Banjarsari pada kotak saran disediakan juga kertas

kecil dan balpoin untuk menulis saran, identitas pemberi saran tidak diperlukan karena

33
karena kami mengharapkan pemberi saran dapat leluasa memberikan saran tanpa

merasa diperhatikan atau canggung.

( Contoh Kotak Saran, Dokumentasi PKM )

Sesuai dengan Standar Operasiona Prosedur (SOP) Puskesmas Rawat Inap

Banjarsari, kotak saran dibuka setiap 1 kali dalam satu bulan dan akan dianalisa segala

saran dan masukan dari pemberi saran. Yang berwenang membuka kotak saran adalah

Wakil Manajemen Mutu dan Auditor Internal, hasilnya akan dirapatkan dengan ketua

pokja dan diajukan kepada Kepala Puskemas jika sudah didapat kesepakan diantara

Wakil manajemen Mutu, Auditor Internal dan Ketu Pokja.

Perbaikan sesuai dengan saran dari pelanggan akan dilaksanakan oleh masing-

masing pokja sesuai dengan saran dan kemungkinan perbaikan yang dapat

dilaksanakan, apabila tidak memungkinkan untuk melakukan perbaikan karena

ketidakmampuan puskesmas maka Kepala Puskesmas Rawat Inap Banjarsari akan

mengirimkan surat kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak dalam bentuk surat

permohonan.

34
Banyaknya dokumen yang harus dikumpulkan terkait dengan kegiatan

puskesmas terkadang menyulitkan karena banyak laporan kegiatan yang tercecer, hal

ini tentu menjadi hambatan dalam penyusunan dokumen. Utuk mengantisipasi hal ini

Puskesmas Rawat Inap Banjarsari menunjuk dua orang yang khsusus

mendokumentasikan segala kegiatan puskesmas. Data dikumpulkan dari laporan

petugas yang melaksanakan kegiatan berupa surat tugas, hasil kegiatan, SPPD, notulen

dan foto-foto kegiatan segera setelah melaksanakn kegiatan agar tidak terlupa. Petugas

pendokumentasian data akan menyimpan semua dokumen tersebut dan menyerahkan

kepada tim penyusun dokumen.

Data yang diperlukan dalam penyusunan dokumen adalah data internal

puskesmas dan data eksternal, yaitu :

1. Dokumen internal, meliputi : kebijakan, manual mutu, rencana lima

tahunan, perencanaan tingkat puskesmas ( PTP ) tahunan, pedoman atau

panduan, kerangka acuan kerja program, standar operasional prosedur (

SOP ), rekam implementasi.

2. Dokumen external, meliputi : peraturan perundangan dan pedoman-

pedoman yang diberlakukan oleh kemenkes, dinkes prop/kab/kota dan

organisasi profesi yang merupakan acuan bagi FKTP dalam

menyelenggarakan administrasi manajemen.

Dokumen yang telah selesai sebaiknya segera disusun kedalam map yang

sudah disiapkan agar tidak tercecer lagi, melengkapi dokumen dapat dilakukan dengan

membuka kembali dari map sesuai yang akan diperbaiki. Penyususnan dokumen

kedalam map harus sesuai dengan nomor urut elemen penilaian, dan menggunakan

warna map yang sudah ditentukan untuk masing-masing pokja. Hal ini dimaksudkan

untuk memudahkan pada saat pencarian kembali dokumen untuk kepentingan

perbaikan maupun untuk melengkapi dokumen yang belum lengkap.

35
(Contoh dokumen yang sudah disusun sesuai nomor urut elemen Penilaian, Dokumentasi PKM)

Dokumen SK, SOP yang telah selesai dibagikan oleh pokja admen difotokopi

dan dibagikan kepada pokja UKMdan pokja Ukp, sedangkan seluruh dokumen asli

dari SK dan SOP disimpan di pokja Admen.

Hasil fotokopi dokumen kemudian distempel dengan stempel

“TERKENDALI” yang berarti bahwa dokumen fotokopi tersebut masih dalam

pengawasan dan tanggung jawab pokja Admen dan hanya beredar di lingkungan

puksesmas.

Apabila dokumen foto kopi SK dan SOP dipinjam oleh pihak diluar puskesmas

maka dokumen tersebut diberi stempel :TIDAK TERKENDALI”.

E. Implementasi

Tahapan yang ke lima adalah implementasi. Ini merupakan tahapan

pelaksanaan dalam setiap elemen penilaian yang ada. Tahapan menentukan untuk

proses akreditasi puskesmas. Jadi yang terdapat dalam elemen penilaian wajib

dilakukan atau dikerjakan. Sembari melakukan kegiatan dalam elemen penilaian

36
sekaligus penyiapan dokumen. Lama waktu pelaksanaan implementasi ini adalah 3 – 4

bulan.

Implementasi ini dilakukan sesuai dengan kebijakan, manual mutu, pedoman,

kerangka acuan dan SOP yang sudah di rencanakan dalam setiap elemen penilaian

yang ada.

Ringkasaannya dalam implementasi adalah dilakukan sosialisasi standar

sesuai dengan elemen penilaian di tiap pokja, pelaksanaan kegiatan sesuai standar,

berjalannya monitoring proses dan evaluasi.Dan sebagai tindaklanjutnya dapat pula

dilakukan rapat tinjauan manajemen ( RTM ), tindakan perbaikan dan pencegahan dan

inovasi pelayanan.

Di Puskesmas Rawat Inap Banjarsari, kami mensosialisasikan SOP begitu

selesai dibuat, dengan cara seperti itu diharapkan seluruh karyawan dapat segera

mengaplikasikannnya dalam pekerjaan sehari-hari dan segera menjadi terbiasa. Tim

yang bertugas mensosialisasikan SOP dibentuk khusus dan bertanggung jawab

sepenuhnya sampai seluruh karayawan tahu dan mengerti tentang SOP serta dapat

mengerjakannya.

Seiring dengan penyusunan dokumen akreditasi, tentu saja perbaikan fisik

puskesmas adalah hal yang penting untuk dilaksanakan, di Puskesmas Rawat Inap

Banjarsari perbaikan dilakukan oleh team khusus yang bertanggung jawab untuk

membuat puskesmas lebih nyaman baik secara fisik maupun kelengkapan alat serta

ruangan.

Perbaikan sarana dan prasarana puskesmas diharapkan dapat meningkatkan

kepuasan klien yang datang ke puskesmas, dan tentu saja perbaiakn sarana dan

prasarana puskesmas harus diimbangi dengan perbaikan pelayanan dan sikap

pegawai terhadap klien dengan lebih baik.

37
F. Penilaian Pra Survey

Kegiatan ini merupakan tahapan ke 6 ( enam ) dalam proses akreditasi

puskesmas. Pada tahapan ini tim pendamping akreditasi melakukan penilaian terhadap

kesiapan puskesmas untuk di usulkan dilakukan penilaian akreditasi. Disamping itu

juga untuk mengetahui upaya – upaya perbaikan dan peningkatan mutu pelayanan di

puskesmas.

Setelah dilakukan penilaian ulang oleh tim pendamping akreditasi puskesmas,

hasilnya dibahas dalam rapat dengan tim mutu puskesmas beserta kepala puskesmas.

Kemudian di tentukan apakah sudah layak atau belum untuk di ajukan ke tahap survey

akreditasi.

Setelah dilakukan penilaian oleh tim pendamping, Puskesmas Rawat Inap

Banjarsari akhirnya diajukan untuk dilakukan survey akreditasi oleh tim akreditasi

Kemenkes RI, sambil menunggu keputusan pelaksanaan survey akreditasi oleh tim

akreditasi Kemenkes RI perbaikan demi perbaikan terus dilaksanakan baik sarana,

prasaran maupun sumber daya manusianya.

Setelah menunggu cukup lama, akhirnya Puskesmas Rawat Inap Banjarsari

dijadwalkan untuk di dilakukan survey pada tanggal 27-30 Desember 2017.

38
BAB IV

PELAKSANAAN SURVEY

Pelaksanaan survey akreditasi di Puskesmas Rawat Inap Banjarsari sesuai surat

tugas assesor dilaksanakan selama tiga hari dari tanggal 27-30 desember 2017.

A. Pelaksanaan Survey Hari Pertama

Survey Akreditasi hari pertama dibuka dengan upacara sambutan yang

dilakukan di gerbang masuk puskesmas, pada acara penyambutan ini Puskesmas

Rawat Inap Banjarsari menampilkan tim paduan suara karyawan puskesmas dan

kesenian tradisional lengser.. upacara penyambutan dilaksanakan dalam waktu kurang

lebih 30 menit.

Acara dilanjutkan didalam ruangan aula Puskesmas untuk membuka secara

resmi pelaksaaan survey akreditasi. Selama acara survey akreditasi berlangsung, acara

sepenuhnya berada pada kendali assesor dan akan diserahkan kembali pada acara

penutupan nanti.

Setelah acara pembukaan selesai, assesor memasuki ruangan yang sudah

disediakan untuk masing-masing pokja, dan acara survey hari pertama dimulai serta

diikuti oleh seluruh anggota pokja puskesmas yang tidak sedang memberikan

pelayana.

B. Pelaksanaan Survey Hari Kedua

Pada hari kedua, pembukaan diawali dengan resume dan tanggapan assesor

pada hari pertama, resume ini disampaikn oleh masing-masing assesor sesuai

pokjanya, resume dan tanggapan ini sangat berguna untuk perbaikan pueksemas.

Setelah pembukaan yang dilaksanakan di aula, masing-masing assesor akan

kembali ke ruangan sesuai pokjanya dan pelaksanaan hari kedua dimulai.

39
C. Pelaksanaan Survey Hari Ketiga

Pada hari ketiga atau terkhir ini, pembukaan dan resume kembali dilaksanakan

untuk meresume hari kedua, setelah itu kembali melanjutkan servey di ruangan. Pada

hari ketiga, biasanya assesor akan melaksanakan telusur dokumen, mereka akan

mengambi

40

Das könnte Ihnen auch gefallen