Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
PENDAHULUAN
1
berbagai penyakit atau gangguan yang dapat terjadi pada sistem
muskuloskeletal yang diantaranya yaitu fraktur dan dislokasi, osteo mylitis,
atritis rematoid, gout, dan lain-lainnya. Salah satu gangguan sistem
muskuloskeletal yang disebabkan oleh infeksi bakteri ialah atritis rematoid (
arthritis rheumatoid ).
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui struktur anatomi dari sistem muskuloskeletal.
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan atritis rematoid.
1.4 Manfaat
Manfaat penulisan yang penulis dapatkan dalam pembuatan makalah ini yaitu
sebagai tenaga kesehatan khususnya perawat wajib mengetahui dan mampu
memahami struktur anatomi dari sistem muskuloskeletal serta mengetahui salah
satu gangguan sistem muskuloskeletal yaitu atritis rematoid.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Struktur Tulang
Dilihat dari bentuknya tulang dapat dibagi menjadi :
a) Tulang panjang ditemukan di ekstremitas
b) Tulang pendek terdapat di pergelangan kaki dan tangan
c) Tulang pipih pada tengkorak dan iga
3
d) Tulang ireguler (bentuk yang tidak beraturan) pada vertebra, tulang-
tulang wajah, dan rahang
2. Bagian-bagian tulang
a) Tulang Tengkorak
Gubah tengkorak :
- Os frontal/ tulang dahi
- Os parietal/ tulang ubun-ubun
- Os oksipetal/ tulang belakang kepala
- Os temporal/ tulang samping tengkorak
Bagian rahang :
4
c) Kolumna vertebralis
Vertebra servikalis (7 ruas) :
- Ruas pertama = tulang atlas
- Ruas kedua = aksis (epistropeus)
- Ruas ketujuh = vertebra prominans
- Badan ruas
- Lengkung ruas :Pros. Spinosus
- Pros. Transverses
d) Tulang dada
Os sternum/ tulang dada :
- Manubrium sterni
- Korpus streni
- Prosesus xifoid
5
e) Tulang panggul
Os ileum/ tulang usus :
- Fosa iliaka
- Spina iliaka
- Krista iliaka
- Simpisis pubis
- Tuberkel pubis
- Tuberositas iskhiadikum
- Foramen obturatum
- Asetabulum
- Akromion
- Ekstrimitas sternalis
- Ekstrimitas akrominalis
6
- Fosa koronoid/lekukan depan
- Kapitulum
- Epikondilus lateralis
- prosesus olekrani
- prosesus styloid
- Kaput radialis
- Tuberositas radialis
7
- Kondilus medialis
- Kondilus lateralis
Patela/tempurung lutut
- Prosesus interkondiloid
- Fosa interkondiloid
- Maleolus medialis
- Maleolus lateralis
- Prosesus styloid
Tarsalia/pergelangan kaki :
- Talus
- Kalkaneus
- Navikular
- Kuboidea
- Kunaiformi
B. OTOT
Fungsi sistem muskuler/otot yaitu :
1. Pergerakan. Otot menghasilkan gerakan pada tulang tempat otot
tersebut melekat dan bergerak dalam bagian organ internal tubuh.
2. Penopang tubuh dan mempertahankan postur. Otot menopang rangka
dan mempertahankan tubuh saat berada dalam posisi berdiri atau saat
duduk terhadap gaya gravitasi.
8
3. Produksi panas. Kontraksi otot-otot secara metabolis menghasilkan
panas untuk mepertahankan suhu tubuh normal.
1. Otot rangka
Otot rangka merupakan otot lurik, volunter, dan melekat pada rangka.
Serabut otot sangat panjang, sampai 30 cm, berbentuk silindris dengan
lebar berkisar antara 10 mikron sampai 100 mikron. Setiap serabut
memiliki banyak inti yang tersusun di bagian perifer. Kontraksinya
sangat cepat dan kuat.
2. Otot Polos
Otot polos merupakan otot tidak berlurik dan involunter. Jenis otot ini
dapat ditemukan pada dinding berongga seperti kandung kemih dan
uterus, serta pada dinding tuba, seperti pada sistem respiratorik,
pencernaan, reproduksi, urinarius, dan sistem sirkulasi darah. Serabut
otot berbentuk spindel dengan nukleus sentral. Serabut ini berukuran
kecil, berkisar antara 20 mikron (melapisi pembuluh darah) sampai 0,5
mm pada uterus wanita hamil. Kontraksinya kuat dan lamban.
3. Otot Jantung
Otot jantung merupakan otot lurik. Disebut juga otot seran lintang
involunter. Otot ini hanya terdapat pada jantung. Bekerja terus-menerus
setiap saat tanpa henti, tapi otot jantung juga mempunyai masa istirahat,
yaitu setiap kali berdenyut.
- Otot Badan
Umumnya tiap otot badan mempunyai 2 ujung yang masing masing
dinamakan caput dan caud, sedangkan bagian yang terdapat di tengah-
tengah ialah empar atau venter.kedua ujungnya itu dengan perantaraan
suatu urat biasanya melekat pada tulang, tetapi kadang-kadang salah
9
satu ujung melekat pada kulit, misalnya otot-otot wajah, atau pada suatu
anyaman jaringan-ikat yang kokoh misalnya otot serong dinding perut.
10
merupakan jaringan granulasi vaskuler yang terbentuk dari sinovium yang
meradang dan meluas kesendi. Disepanjang pinggir panus terjadi distruksi
kolagen dan proteoglikan melalui produksi enzim oleh sel didalam panus
tersebut.
B. Etiologi
Penyebab utama kelainan ini tidak diketahui. Ada beberapa teori yang
dikemukakan mengenai penyebab rheumatoid atritis yaitu:
- Infeksi streptokokus hemolitikus dan streptokokus non –hemolitikus
- Endrokin
- Autoimun
- Metabolic
- Factor genetic serta factor pemicu lingkungan
Pada saat ini rheumatoid atritis diduga disebabkan juga oleh factor
autoimun infeksi. Autoiumun ini bereaksi terhadap kolagen tipe II factor
injeksi merupakan disebabkan oleh virus dan organisme mikroplasma atau
grop difteroid yang menghasilkan antigen kolagen tipe II dari tulang rawan
sendi penderita kelainan yang dapat terjadi pada suatu atritis rheumatoid
yaitu :
a. Kelainan pada daerah artikuler
- Stadium I ( stadium sinovitis )
- Stadium II( stadium destruksi )
- Stadium III( stadium deformitas)
b. Kelainan pada jaringan ekstra – artikuler
Perubahan patologis yang dapat terjadi pada jaringan ekstra- artikuler
adalah :
- Otot terjadi miopati
- Nodul subkutan
- Pembuluh darah perifer
- Kelenjar limfe
- Saraf
- Visera
11
C. Gambaran Klinis
Ada beberapa gambaran klinis yang lazim ditemukan pada seseorang
rheumatoid. Gambaran klinis ini tidak harus timbul sekaligus pada saat
yang beersamaan oleh karena penyakit ini memiliki gambaran klinis yang
sangat bervariasi.
1. Gejala-gejala kontitusional, misalnya lelah, anoreksia, berat badan
menurun dan demam. Terkaadang kelelahan dapat demikian hebatnya,
2. Poliartritis simetris, terutama pada sendi perifer, termasuk sendi-sendi
ditangan, namun biasanya tidak melibatkan sendi-sendi interfalang
distal. Hamper semua sendi diartrodial dapat terserang.
3. Kekakuan dipagi hari selama lebih dari satu jam, dapat bersifat
generalisata tetapi terutama menyerang sendi-sendi. Kekakuan ini
berbeda dengan kekakuan sendi pada osteoarthritis, yang biasanya
hanya berlangsung selama beberapa menit dn selalu kurang dari satu
jam.
4. Artritis erosive, merupakan ciri khas penyakit ini pada gambaran
radiolatik. Peradangan sendi yang kronik mengakibatkan erosi ditepi
tulang.
5. Deformitas,kerusakan struktur penunjang sendi meningkat dengan
perjalanan penyakit. Pergeseran urnal atau deviasi jari, sublukasi sendi
metakarpofalangeal, deformitas boutonniere dan leher angsa adalah
beberapa deformitas tangan yang sering dijumpai. Pada kaki terdapat
protrusi (tonjolan) kaput metatarsal yang timbul sekunder dari
sublukasi metatarsal. Sendi-sendi yang besar juga dapat terserang dan
mengalami penguranagan kemampuan bergerak terutama dalam
melakukan gerakan ekstensi.
6. Nodul-nodul rheumatoid, adalah masa subkutan yang ditemukan pada
sepertiga orang dewasa seperti artritis rheumatoid. Lokasi yang paling
sering dari deformasi ini adalah bursa elekranon (sendi siku) atau
disepanjang permukaan ekstonser dari lengan, walaupun demikian
nodula-nodula ini juga dapat timbul ditempat-tempat lainnya. Adanya
12
nodula-nodula ini biasanya merupakan suatu petunjuk, suatu penyakit
yang aktif dn lebih berat.
7. Manifestasi ekstra-artikuler, artritis rheumatoid juga dapat merang
organ-organ lain diluar sendi seperti, jantung (perikarditas), paru-paru
(pleuritis), mata, dan pembuluh darah dapat rusak. Kotak 71-1
memberikn garis besar manfestasi ekstra-artikuler ari gangguan ini.
D. Temuan Laboratorium
Beberapa hasil ujian laboratorium dipakai untuk membantu
menegakkan diagnosis atritis rheumatoid. Sekitar 85% pasien artitis
rheumatoid mempunyai autoantibody di dalam serumnya dikenal sbagai
faktor rheumatoid. Autoantibodi ini adalah suatu faktor anti gama globulin,
immunoglobulin (IgM), yang bereaksi terhadap perubahan IgG. Titer yang
tinggi, lebih besar dari 1:160, biasanya disebabkan oleh nodul rheumatoid,
penyakit yang berat, vaskuliti dan prognosis yang buruk. Faktor rheumatoid
adalah suatu indicator diagnosis yang membantu, tetapi uji untk
menemukan fakto ini bukanlah suatu uji untuk menyingkirkan diagnosis
arthritis sistemik, seklerosis sistemik progresif, dan dermatomiositis. Selain
itu sekitar 5% orang normal memiliki faktor reumatoid yang positif dalam
serumnya insidens ini menungkat dengan bertambah usia. Sebanyak 20%
orang normal yang berusia diatas 60 tahun dapat memiliki faktor reumatoid
dalam titer yang rendah.
13
Laju endap darah (LED) eritrosit adalah suatu indeks peradangan
yang bersifat tidak spesipik. Pasien dengan arthritisreumatoid nilainya
dapat tinggi (100mm/jam atau lebih tinggi lagi). Hal ini berarti LED dapat
dipakai untuk memantau aktifitas penyakit. Artitisreumatoid dapat
menyebabkan anemia normositik normokrum melalui pengaruhnya pada
sumsum tulang. Anemia ini tdakberespon terhadat pengobatan anemia yang
biasa dan dapat membuat seseorang cepat lelah. Seringkali jga terdapat
anemia defisiensi besi sebagai akibat pemberian obat untuk penyakit ini.
Anemia semacam ini dapat berespon terhadap pemberian besi.
Cairan sinovial normal bersifat jernih, berwarna kuning muda
dengan hitung sel neukosit (WBC) kurang dari 200 /mm3. Pada
artritisreumatoid cairan sinovial kehilangan viskositasnya dan hitung sel
leukosit meningkat mencapai 15000/20000/mm3. Hal ini membuat cairan
menjadi tidak jernih. Cairan semacam ini dapat membeku, tetapi bekuan
biasannya tidak kuat dan mudah pecah.
E. Gambaran Radiologik
Pada tahap awal penyakit, biasanya tidak ditemukan kelainnan pada
pemeriksaan radiologi kecuali pembengkaan jaringan lunak. Tetapi setelah
sendi mengalami kerusakan yang lebih berat, dapat terlihat penyempitan
ruang sendi. Juga terdapat terjadi erosi tulang pada tepi sendi tapi sendi dan
penurunan densitastulang. Perubahan-perubahan ini biasannya ireversibel.
Kriteria Diagnostik
Diagnostik arthritis reumatoid dapat menjadi suatu proses yang
kompleks. Pada tahap dini mungkin hanya akan ditemukan sedikit atau
tidak ada uji laboratorium yang positif; perubahan- Diagnosis tdak hanya
bersandar pada suatu evaluasi sekelompok tanda dan gejala. Criteria
diagnostik adalah sebagai berikut :
1. Kekuasaan pagi hari (lamanya palng tidak 1 jam)
2. Atritis pada tiga atau lebih sendi
3. Artritis sendi-sendi jari-jari tangan
14
4. Arthritis yang simetris
5. Nodul rheumatoid
6. Faktor reumatoid dalam serum
7. Perubahan-perubahan radiologic (erosi atau dekalsifikasi tulang)
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan artristik reumatoid didasarkan pada pengertian
patofisiologi penyakit ini. Selain itu, perhatian juga ditunjukan terhadap
manifestasi psikofisiolog dan kekacauan-kekacauan psikologis yang
menyertainya yang disebabkan oleh perjalannan penyakit yang fluktuatif
dan kronik. Untuk membuat diagnosis yang akurat dapat memakan waktu
sampai bertahun-tahun, tetapi pengobatan dapat dimulai secara lebih dini.
Tujuan utama dari program pengobatan adalah sebagai berikut :
1. Untuk menghilangkan nyeri dan peradangan
2. Untuk mempertahankan fungsi sendi dan kemampuan maksimal dari
pasien
3. Untuk mencegah dan memperbaiki deformitas yang terjadi pada sendi
Ada sejumlah piñata laksanaan yang sengaja dirancang untuk mencapai
tujuan-tujuan ini:pendidikan, istirahat, latihan fisik dan termoterapi, gizi,
dan obat-obatan.
Langkah pertama dari program piñata laksanaan ini adalah
memberikan pendidikan yang cukup tentang penyakit kepada pasien,
keluarganya, dan siapa saja yang berhubungan dengan pasien. Pendidikan
yang diberikan meliputi pengertian tentang patofisiologi, penyebab dan
prognosis penyakit ini semua komponen program penatalaksanaan
termasuk regimen obat yang kompleks, sumber-sumber bantuan untuk
mengatasi penyakit ini, dan metode-metode efektif tentang
penatalaksanaan yang diberikan oleh tim kesehatan. Proses pendidikan ini
15
harusdilakukan secara terus menerus. Bantuan dapat diperoleh dari klub
penderita, badan-badan kemasyarakatan, dan dari orang-orang lain yang
juga menderita arthritis reumatoid, serta keluarga mereka.
Istirahat penting karena artristik reumatoid biasanya disertai rasa
lelah yang hebat. Walaupun rasa lelah tersebut dapat saja timbul setiap hari,
ada masa-masa ketika pasien merasa lebih baik atau lebih berat. Kekakuan
dan rasa tidak nyaman dapat menungkat apabila beristirahat, hal ini berarti
bahwa pasien dapat mudah terbangun dari tidurnya pada malam hari karena
nyeri. Karena itu metode-metode untuk mengurangi nyeri malam hari harus
diajarkan, misalnya dengan pemberian obat antiradang kerja lama dan
analgetik. Selain itu, penatalaksanaan juga harus mencakup perencanaan
aktivitas. Pasien harus membagi waktu seharinya menjadi berapa kali
waktu beraktivitas yang diikuti oleh masa istirahat.
Latihan-latihan spesifik dapat bermanfaat dalam mempertahankan
fungsi sendi. Latihan ini mencakup gerakan aktif dan pasif pada semua
sendi yang sakit , sedikitnya dua kali sehari .obat-obatan untuk
menghilangkan nyeri mungkin perlu di berikan sebelum memulai latihan
kompres panas pada sendi-sendi yang sakit dan bengkak mungkin dapat
mengurangi nyeri. Mandi paraffin dengan suhu yang bisa di atur dan mandi
dengan suhu panas dan dingin dapat di lakukan di rumah latihan dan terapi
panas ini paling paling baik di atur pleh pekerja kesehatan yang sudah
mendapatkan latihan khusus seperti fisioterapis atau terapis kerja. Latihan
berlebihan dapat merusak struktur penujang sendi yang memang sudah
lemah oleh adanya penyakit.
Tidak di butuhkan diet khusus untuk pasien artritis reumatoid ada
sejumlah cara pemberian diet dengan berbagi pariasi yang tidak terbukti
kebenarannya . prinsip umunya adalah penting diet seimbang . penyakit ini
dapat juga menyerang sendi temporomandibular ,sehingga membuat
gerakan mengunyah menjadi sulit. Sejumlah obat yang di pakai untuk
mengobati penyakit ini dapat menyebabkan rasa tidak enak pada lambung
dan mengurangi nutrisi yang di perlukan . biasanya pasien akan mudah
menjadi menjadi terlalu gemuk , sebab aktivitas penderita artritis
16
rheumatoid biasanya rendah. Bertambah berat badan dapat menambahkan
tekanan pada sendi panggul, lutut dan sendi-sendi . pada kaki . obat-obatan
di pakai untuk mengurangi nyeri, meredakan peradangan dan untuk
mencoba mengubah perjalanan penyakit . nyeri hamper tidak terpisahkan
dari artritis reumatoid hal ini berarti ketergantungan terhadap obat harus di
usahakan seminimal mungkin .
Pemberian obat yang utama pada arritis reumatoid adalah dengan
obat-obatan anti inflamasi nonsteroid . obat-obatan ini menghambat
sintetase prostaglandin atau siklooksigenase . enzim-enzim mengubah
asam lemak sistemik endogen yaitu asam arakidonat menjadi prostaglandin
, prostasiklin ,tomboksan dan radikal-radikal oksigen . obat standar yang
sudah di pakai sejak lama dalam kelompok ini adalah aspirin , dan semua
golongan lainya di anggap sama efektif dengan aspirin pada dosis tertentu
dari masing-masing obat tersebut , pada kelompok ini tercakup berbagai
macam obat yang bekerja lambat seperti senyawa, emas , antimalaria ,
penisilamin, azatioprin , dan metroreksat. Beberapa dari obat-obatan ini
tidak di setujui oleh U.S Food and drug Administration untuk di pakai
sebagai artritis reumatoid . tujuan obat-obatan yang bekerja lambat ini
adalah untuk mengendalikan manifestasi klinis , dan menghentikan atau
memperlambat kemajuan penyakit .sedikitnya ada 4 indikasi untuk
pemakaian kortikisteroid . pemberian oral kronik di lakukan pada kasuk-
kasus atritis reumatoid yang tidak berespons terhadap AINS dan obat-
obatan yang bekerja lambat .indikasi ke dua adalah untuk mengatasi gejala-
gejala penyakit yang terjadi selama menunggu efek dari obat-obatan yang
bekerja lambat. Ketiga , suntikan intra-artikular di lakukan apabila ada
eksaserbasi akut dari sinovitis pada suatu sendi, yang gerakan nya menjadi
sangat terganggu . indikasi ke empat adalah sebagai anti peradangan dan
imunosupresif.
F. Manifestasi Klinis
Gejala awal terjadi pada beberapa sendi sehingga disebut poli arthritir
rheumatoid. Persendian yang paling sering terkena adalah sendi tangan,
17
pergelangan tangan, sendi lutut, sendi siku, pergelangan kaki, sendi bahu,
serta sendi pinggul dan biasanya bersifat bilateral/simetris. Tetapi kadang-
kadang hanya terjadi pada satu sendi disebut atritis rematoid mono articular
( Chairuddin, 2003 ).
1. Stadium awal
Malaise, penurunan BB, rasa capek, sedikit demam dan anemia. Gejala
local yang berupa pembengkakan, nyeri dan gangguan gerak pada sendi
matakarpofalangeal.
2. Stadium lanjut
Kerusakan sendi dan deformitas yang bersifat permanen, selanjutnya
timbul ketidakstabilan sendi akibat rupture tendo / ligament yang
menyebabkan deformitas rheumatoid yang khas.
Pemeriksaan Penunjang
1. Faktor Reumatoid, Fiksasi Lateks, Reaksi-reaksi aglutinasi
2. Laju endap darah : umumnya meningkat pesat ( 80-100 mm/h )
3. Protein C-reaktif : positif selama masa eksaserbasi
4. Sel darah putih : meningkat pada waktu timbul proses inflamasi.
5. Haemoglobin : menunjukkan anemia sedang
6. lg ( lg M dan lg G ) : proses autonium penyebab AR
7. Sinar x dari sendi yang sakit : pembengkakan pada jaringan yang lunak
8. Scan radionuklida : identifikasi peradangan synovial
9. Artroskopi langsung, Aspirasi cairan synovial
10. Biopsy membran sinovial : menunjukkan perubahan inflamasi dan
perkembangan panas.
Penatalaksanaan
18
1. Pendidikan pada pasien mengenai penyakitnya dan penatalaksanaan
yang akan dilakukan sehingga terjalin hubungan baik dan terjamin
ketaatan pasien.
2. OAINS diberikan sejak dini untuk mengatasi nyesi sendi akibat
inflamasi yang sering dijumpai, OAINS dapat diberikan :
a) Aspirin, pasien dibawah 50tahun dapat mulai dosis dengan 3-4x1
g/hari, dinaikkan 0,3-0,6 g per minggu sampai terjadi perbaikan
terhadap gejala toksik.
b) Ibuprofen, naproksen, piroksikam, diklofenak, dan sebagainya.
3. DMARD (disease-modifying-antirheumatic drugs) digunakan untuk
melindungi rawan sendi dan tulang dari proses destruksi akibat arthritis
rheumatoid. Jenis-jenis yang digunakan adalah :
a) Klorokuin : paling banyak digunakan karena harganya terjangkau,
namun efektivitasnya lebih rending disbanding yang lain.
b) Sulfasalazin dalam bentuk tablet bersalut enteric digunakan dalam
dosis 1x500 mg/hari.
c) D-penisilamin, kurang disukai karena bekerja sangat lambat.
Digunakan dalam dosis 250-300 mg/hari.
d) Garam emas adalah gold standard bagi DMARD. Khasiatnya tidak
diragukan lagi meski sering timbul efek samping.
e) Obat imunosupresif atau imunoregulator : Metotreksat sangat
mudah diguakan dan waktu kerjanya relative pendek.
f) Kortikosteroid hanya dipakai untuk pengobatan arthritis rheumatoid
dengan komplikasi berat dan mengancam jiwa, seperti vaskulitis ,
karena obat ini memiliki efeksamping yang sangat berat.
4. Riwayat Penyakit Alamiah
Pada umumnya 25% pasien akan mengalami manifestasi penyakit yang
bersifat monosiklik ( hanya mengalami satu episode AR dan selanjutnya
akan mengalami remisi sempurna). Pada pihak lain sebagian besar
pasien akan menderita penyakit ini sepanjang hidupnya dengan hanya
diselangi dengan beberapa masa remisi yang singkat (jenis polisiklik).
19
5. Rehabilitasi
Rehabilitasi merupakan tindakan untuk mengembalikan tingkat
kemampuan pasien AR dengan tujuan :
a) Mengurangi rasa nyeri
b) Mencegah terjadinya kekakuan dan keterbatasan gerak sendi
c) Mencegah terjadinya atrofi dan kelemahan otot
d) Mencegah terjadinya deformitas
e) Meningkatkan rasa nyaman dan kepercayaan diri
f) Mempertahankan kemandirian sehingga tidak tergantung kepada
orang lain.
20
Arthritis dapat diobati sepenuhnya, tetapi ada beberapa cara untuk
mengurangi, yaitu :
a) Obat penghilang rasa sakit: mereka dapat mengurangi rasa sakit,
tetapi tidak meningkatkan peradangan.
b) Obat non-steroid anti-inflamasi seperti ibuprofen
c) Kortikosteroid
Dalam kasus yang parah pada penderita atritis rematoid akan dilakukan
operasi :
a) Artroplasti (pergantian sendi) untuk menggantikan sendi Anda dengan
buatan
b) Arthodesis (penggabungan sendi): ujung tulang Anda terkunci bersama
sampai mereka sembuh dan menjadi satu
c) Osteotom: di mana tulang dipotong dan kembali diselaraskan
Pengobatan di rumah
Di samping perawatan medis, beberapa perubahan dalam gaya hidup Anda
dapat membantu Anda mengelola arthritis.
a) Diet dan olahraga adalah dua hal penting untuk kita lakukan terutama
pada penderita atritis rhematoid.
b) Olahraga teratur dan ringan akan menjaga fleksibilitas sendi. Untuk itu,
berenang adalah pilihan yang baik bagi orang-orang dengan arthritis
karena tidak memberikan tekanan pada sendi Anda. Tetap aktif itu
penting, tetapi Anda harus tahu kapan untuk beristirahat dan
menghindari melakukan aktivitas berlebih, supaya tidak memperburuk
kondisi Anda.
c) Makan makanan yang mengandung antioksidan dapat mengurangi
peradangan. Karena kelebihan berat badan adalah salah satu penyebab
arthritis, Anda harus mempertahankan diet yang sehat untuk
mengurangi risiko munculnya arthritis, dan mengurangi gejala jika
Anda sudah memilikinya.
21
Anak-anak dapat terkena artritis reumatoid seperti orang demasa. di
amerika serikat 13,9/100.000 anak-anak terserang oleh penyakit ini.
Terdapat 3 subtipe atritis reumatroid juvenilis bila dipandang dari awitan
gejalanya. Awitan sistemik (penyakit still) mengenai sekitar 20% dari
semua kasus. Anak laki-laki dan perempuan terserang dalam jumlah yang
sebanding. Bentuk ini bisa terjadi pada setiap usia. Sesuai dengan namanya
penyakit ini melibatkan berabagai sistem organ, namun disamping itu juga
mengakibatkan poliartritis kronik. Subtipe ini memiliki prognosis terburuk
dari antara ketiga tipe dan dapat menyebabkan keterlambatan dalam
pertumbuhan.
Awitan poliartikular bertanggung jawab atas sekitar 40% dari semua
kasus. Anak perempuan terkena penyakit ini dengan rasio 2:1 bila
dibandingkan dengan anak laki-laki, dan bentuk ini juga dapat terjadi pada
semua umur. Lima atau lebih sendi bisa terserang secara bersamaan tetapi
biasanya hanya mengakibatkan kelainan ekstra-artikular yang tidak berat.
Bentuk ini memiliki prognosis yang lebih dari awitan sistemik, tetapi dapat
juga menyebabkan keterlambatan pertumbuhan
Awitan pausialtikular bertanggung jawab kira-kira 40% dari semua
kasus. Anak perempuan terkena penyakit ini dengan rasio 6:1 bila
dibandingkan dengan anak laki-laki. Bentuk ini biasanya terjadi sebelum
usia 6 tahun. Tidak lebih dari 4 sendi yang terserang, dan biasanya tidak
ada atau jarang terjadi kelainan ektra-artikular. Bentuk ini memiliki bentuk
prognosis yang paling baik dari ketiga bentuk.
Penatalaksanaan artritis reumatoid juveninis serupa dengan
penatalkasanaan penyakit ini pada orang dewasa, tetapi ada beberapa
perbedaan penting. Beberapa obat oarang dewasa tidak boleh diberikan
untuk anak-anak. Kortikosteroid sistemik dapat menyebabkan
keterlambatan pertumbuhan, osteoporosis, dan katarak. Beberapa obat
penekan imun dapat menekan fungsi sumsum tulang, sterilitas dan
keganasan pada anak-anak. Pengobatan atritis reumatoik berdasarkan pada
pemahaman patofisiologi gangguan. Perhatian harus diarahkan pada
manifestasi fisiologi dan gangguang fskososial yang menyertai disebabkan
22
oleh perjalanan masalah yang kronik yang berubah-ubah. Pengobatan
menggunakan program terapeutik keseluruhan adalah sebagai :
1. Menghilangkan nyeri dan peradangan
2. Mempertahankan fungi sendi dan kapasitas fungsional maksimal
3. Mencegah dan mengoreksi deformitas sendi
23
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan
bertanggung jawab terhadap pergerakan. Rheumatoid atritis (RA) merupakan
penyakit inflamasi non bakteri yang bersifat sistematik, progresif, cenderung
kronik dan mengenai sendi serta jaringan ikat sendi secara simetri. Penyebab
utama kelainan ini tidak diketahui, namun ada beberapa teori yang
dikemukakan mengenai penyebab rheumatoid atritis yaitu infeksi streptokokus
hemolitikus dan streptokokus non –hemolitikus, endrokin, autoimun,
metabolic, dan actor genetic serta factor pemicu lingkungan. Gambaran klinis
ini tidak harus timbul sekaligus pada saat yang beersamaan oleh karena
penyakit ini memiliki gambaran klinis yang sangat bervariasi. Gejala awal
terjadi pada beberapa sendi sehingga disebut poli arthritir rheumatoid.
Persendian yang paling sering terkena adalah sendi tangan, pergelangan
tangan, sendi lutut, sendi siku, pergelangan kaki, sendi bahu, serta sendi
pinggul dan biasanya bersifat bilateral/simetris. Meskipun tidak ada obat untuk
atritis rheumatoid, fisioterapi dan pengobatan dapat membantu memperlambat
perkembangan penyakit.
3.2 Saran
Arthritis rheumatoid dapat menyerang segala usia maka penanganan penyakit
ini diupayakan secara maksimal dengan peningkatan mutu pelayanan
kesehatan baik melalui tenaga kesehatan, prasarana, dan sarana kesehatan.
Karena penyakit ini bisa menyerang segala usia, maka sejak dini kita harus
menjaga tubuh kita dengan pola hidup sehat.
24