Sie sind auf Seite 1von 6

ANALISIS SIFAT FISIK ....

(21):134-139

ANALISIS SIFAT FISIK DAN KIMIA TANAH PADA KELERENGAN YANG


BERBEDA DI CV. TABALONG TIMUR KABUPATEN TABALONG
KALIMANTAN SELATAN
Oleh / By
AHMAD YAMANI
Program Studi Budidaya Hutan, Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat
Jl. A. Yani KM 36, Banjarbaru, Kalimantan Selatan

ABSTRACT

Physical and chemical properties of soil is to know because it affects crop


growth and production. However, it should be observed how the state of physical and
chemical properties of soil at different soil slopes. This information is very important to
take the next step in order to maintain the productivity of cultivated land, considering
the slope effect on the amount of soil erosion that will occur, which in turn affects the
fertility of the soil, both physically and chemically.

To get the data of physical and chemical properties of soil, which was first
performed is to determine the location of sampling points is determined by purposive
sampling soil. Composite soil samples taken at different slope, ie 0-8% (relatively flat)
as a control; gradients of 8-15% (undulating to hilly), and slope> 15% (slightly steep),
then analyzed laboratory.
The results showed peneltian ground slope does not affect the state of physical
and chemical properties of soil at three observation sites were observed. At the
observation location relative soil fertile enough physically, but not chemically fertile.
The existence of several components in common soil physical and chemical
observations on the location of suspected more to influence the condition of the same
type of soil or perhaps because of the location of observation sites are relatively close
together.

Key words: physical properties, chemical properties, slope of land.


Alamat Korespondensi : 085 251 571 248.

PENDAHULUAN

Sifat fisik tanah sangat perlu diketahui karena mempengaruhi pertumbuhan dan
produksi tanaman; menentukan penetrasi akar di dalam tanah, retensi air, drainase ,
aerasi dan nutrisi tanaman serta mempengaruhi sifat kimia dan biologi tanah.
Demikian pula halnya dengan sifat kimia tanah, karena tanah mirip suatu
laboratorium yang hidup, tiap hari proses kimia terjadi, mineral dan batuan mengalami
pelapukan fisik, kimia dan biologis dan senyawa baru dibebaskan sebagai hasil
pelapukan. Dilapisan tanah atas jasad hidup tanah berkembang biak dan menguraikan
bahan organik, menghasilkan senyawa baru yang dilepaskan kedalam tanah dan
diserap oleh tanaman bagi keperluan faal atau fisiologisnya.
Dengan menggunakan hara, tanaman dapat memenuhi siklus hidupnya.
Fungsi hara tanaman tidak dapat digantikan oleh unsur lain dan apabila tidak terdapat
suatu hara tanaman, maka kegiatan metabolisme akan terganggu atau berhenti sama
sekali. Menurut Rosmarkam dan Yuwono (2002), umumnya tanaman yang kekurangan
atau ketiadaan suatu hara akan menampakkan gejala pada suatu organ tertentu yang
spesifik yang biasa disebut gejala kekahatan.

134
ANALISIS SIFAT FISIK ....(21):134-139

Berdasarkan uraikan di atas, maka penulis bermaksud meneliti keadaan sifat


fisik dan kimia tanah pada kelerengan tanah yang berbeda. Informasi ini sangat
penting guna mengambil langkah selanjutnya dalam rangka menjaga produktivitas
lahan yang diusahakan, mengingat kelerengan tanah berpengaruh terhadap besaran
erosi tanah yang akan terjadi yang pada akhirnya mempengaruhi kesuburan tanah ,
baik secara fisik maupun kimia tanahnya.

METODOLOGI PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan bertempat di CV. Tabalong
Timur, Kabupaten Tabalong, Kalimantan selatan.
Alat dan Bahan
Peralatan yang digunakan dalam penelitian adalah clinometer untuk
menentukan kelerengan; ring sampel untuk mengambil sampel tanah utuh; cangkul;
pisau; palu; kantong plastik untuk wadah tanah yang terganggu, tally sheet untuk
mencatat data dilapangan dan alat tulis menulis.
Bahan atau sebagai obyek penelitian adalah tanah yang berada dibawah
tegakan hutan alam sekunder.
Prosedur Peneltian
• Pengumpulan data
Untuk mendapatkan data sifat fisik dan kimia tanah, yang pertama kali
dilakukan adalah penentuan lokasi titik-titik pengambilan sampel tanah ditentukan
secara purposive sampling agar dapat memenuhi presentatif dari kawasan areal yang
diamati pada masing-masing tingkat kelerengan yang berbeda, yakni pada kelerengan
0 – 8 % (relatif datar) berlokasi di desa Kumap (sebagai kontrol); kelerengan 8 – 15 %
(bergelombang sampai berbukit); dan kelerengan > 15 % (agak curam). Dari setiap titik
pengamatan tersebut diambil sampel tanah utuh dengan menggunakan ring sampel
pada lapisan olah kedalaman 0 – 20 cm. Sedangkan tanah yang terganggu dilakukan
dengan cara komposist, yakni sampel tanah diambil dengan jarak masing-masing + 1
meter searah jarum jam, kemudian dicampur serta diaduk secara merata
(dikompositkan), kemudian diambil sebanyak kurang lebih 1 kg untuk dianalisis
keadaan sifat fisik dan kimia tanahnya di laboratorium.
• Pengolahan dan Analissis Data
Data dari hasil analisa laboratorium direkapitulasi, kemudian dianalisis dengan
pendekatan analisis tabulasi (content analysis) dan berdasarkan Pedoman Pusat
Penelitian Tanah Bogor.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil Penelitian
ƒ Sifat Fisik Tanah
Dari hasil analisa secara teknis di laboratorium dan pengamatan secara
kualitatif di lapangan diperoleh data sifat fisik dilokasi pengamatan seperti pada Tabel
1 di bawah ini.

135
ANALISIS SIFAT FISIK ....(21):134-139

Tabel 1. Sifat fisik tanah pada hutan alam sekunder CV. Tabalong Timur

Parameter Satuan Lokasi


TMT1 TMT2 TMT3

Tekstur tanah - Lempung liat Lempung liat berdebu Lempung


- Pasir % berpasir 13,51 32,78
- Debu % 48,40 52,94 46,65
- Liat % 18,75 33,55 20,58
1. Struktur - 32,85 Gumpal bersudut Gumpal bersudut
2. Bulk density gr/cm3 Gumpal 1,29 1,32
3. Particle density bersudut
4. Porositas gr/cm3 1,21 2,65 2,65
5. Permeabilitas % 51,33 50,19
6. Konsistensi cm/jam 2,65 5,97 (agak lambat) 7,56 (agak cepat)
- 44,41 Lembab Lembab
12,94 (cepat)
Lembab

Keterangan :
TMT1 = Sample tanah pada kelerengan 8 – 15 % (bergelombang)
TMT2 = Sample tanah pada kelas lereng > 15 % (agak curam)
TMT3 = Sample tanah pada desa Kumap 0 – 8 (relatif datar)

Berdasar atas perbandingan banyaknya butir-butir pasir, debu dan liat dari
hasil analisis sifat fisik tanah di masng-masing lokasi pengamatan menunjukkan
berkelas tekstur lempung (agak halus); struktur tanah gumpal bersudut dengan derajat
strukturnya cukup, dalam hal ini agregatnya sudah jelas terbentuk dan masih dapat
dipecah-pecah. Konsistensi tanah pada semua lokasi pengamatan lembab.. Adapun
sifat-sifat fisik tanah lainnya, dimana tingkat kepadatan tanahnya cukup tinggi, dengan
nilai bulk density rata-rata 1,27 gr/cm3,dengan nilai porositas berkisar antara 44,41 %
sampai dengan 51,33 % yang tergolong relatif rendah. Sedangkan laju
permeabilitasnya agak lambat, kecuali pada lahan TMT3 yang tergolong cepat.

ƒ Sifat Kimia Tanah


Dari hasil analisa secara teknis di laboratorium dan pengamatan secara
kualitatif di lapangan diperoleh data-data bebrapa sifat kima tanah dilokasi
pengamatan seperti pada Tabel 2 di bawah ini.

136
ANALISIS SIFAT FISIK ....(21):134-139

Tabel 2. Sifat kimia tanah pada hutan alam sekunder CV. Tabalong Timur

Parameter Satuan Lokasi


TMT1 TMT2 TMT3

C % 2,60 (sedang) 3,14 (tinggi) 1,74 (rendah)


N % 0,08 (sangat rendah) 0,32 (sedang) 0,10 (rendah)
P ppm 20,80 (sedang) 55,24 ((tinggi) 60,88 (sangat tinggi)
K ppm 37,28 (sedang) 80,54 (sangat tinggi) 145,13 (sangat
Ca me/100gr 3,18 (rendah) 2,30 (rendah) tinggi)
Mg me/100gr 0,38 (sangat rendah) 0,58 (rendah) 2,52 (rendah)
KTK me/100gr 15,813 (sedang) 20,654 (sedang) 0,72 (rendah)
pH (H2O) - 3,83 (sangat masam) 3,81 (sangat 10,76 (rendah)
masam) 4,58 (masam)

Keterangan :
TMT1 = Sampel tanah pada kelerengan 8 – 15 % (bergelombang)
TMT2 = Sampel tanah pada kelas lereng > 15 % (agak curam)
TMT3 = Sampel tanah pada desa Kumap 0 – 8 (relatif datar) / kontrol
.
Hasil analisis sifat kimia tanah di tiga titik pengamatan memperlihatkan
kandungan C organik pada lokasi TMT1 dan TMT2 cukup tinggi sampai tinggi, kecuali
pada lokasi (TMT3) di desa Kumap rendah. Untuk unsur hara N, Ca dan Mg pada
umumnya rendah, kecuali pada lokasi TMT2 konsentrasi unsur N nilainnya sedang,
Untuk unsur hara P dan K pada lokasi TMT2 dan TMT3 bervariasi dari tinggi sampai
sangat tinggi, namun pada lokasi TMT1 nilainya sedang. Demikian pula nilai kapasitas
tukar kation (KTK) relatif sedang, kecuali pada lokasi TMT3 yang nilainya rendah.
Adapun untuk Ph tanah di masing-masing lokasi pengamatan nilainya sangat rendah,
menunjukkan tingka keasaman tanahnya yang tinggi.

Pembahasan

Dari data hasil analisis terhadap bebepapa komponen sifat fisik tanah di
laboratorium (tabel 1), menunjukkan di masing-masing titik pengamatan teksturnya
umumnya lempung atau berstekstur agak halus. Kesamaan kelas tekstur ini karena
teksur tanah relative tidak mudah berubah. Demikian pula dimasing-masing titik
perngamatan permeabilitasnya atau kemampuan dalam meneruskan air relatif lambat,
kecuali pada lokasi pengamatan TMT1 yang cepat, hal ini dikarenakan kandungan
pasirnya yang lebih banyak dibandingklan pada lokasi pengamatan lainnya. Untuk
bentuk struktur tanah di tiga lokasi pengamatan semua bentuknya sama gumpal
bersudut. Demikian pula dengan kapasitas mengikat airnya cukup tinggi, ini terlihat dari
konsistensi tanahnya yang lembab disertai dengan porositas atau ruang-ruang letak
partikel-partikel yang tergolong agak rapat (agak padat), dimana tingkat kepadatan
tanahnya cukup tinggi ini terlihat dari nilai bulk density rata-rata 1,16 gr/cm3. Untuk
konsistensi tanahnya di masing-masing lokasi pengamatan lembab, dikarenakan tanah
yang berstektur agak halus (lempung) cukup mudah menyerap (menahan) air.
Jadi berdasarkan hasil analisa terhadap beberapa parameter yang diamati,
terlihat bahwa perbedaan kelerengan tanah tidak banyak mempengaruhi keadaan sifat
fisik tanah di tiga lokasi pengamatan yang bisa dikatakan relative cukup subur secara
fisik. Kemudian adanya kesamaan kondisi tanah secara fisik pada semua lokasi
pengamatan ini diduga lebih kepada pengaruh kondisi jenis tanahnya yang sama atau
barangkali karena letak lokasi pengamatannya yang relatif berdekatan.

137
ANALISIS SIFAT FISIK ....(21):134-139

Kemudian dari hasil analisis sifat kimia tanah memperlihatkan kandungan C


organik di masing-masing lokasi pengamatan berbeda. Pada lokasi pengamatan TMT1
dan TMT2 kandungan C orgasniknya lebih tinggi dibandingkan pada lokasi
pengamatan TMT3. Demikian pula dengan unsur hara P dan K bervariasi dari sedang
sampai sangat tinggi, kecuali unsur K pada TMT3 di desa Kumap kandungannya
rendah Hal ini dikarenakan pada lokasi TMTI dan TMT2 adalah hutan alam sekunder
yang masih baik kondisinya, sehingga mensuplai lebih banyak bahan organik
(serasah) ke lantai hutannya dibandingkan pada lokasi TMT3 yang lahannya ditumbuhi
tanaman buah-buahan. Untuk unsur N, Ca dan Mg pada masing-masing lokasi
pengamatan tidak berbeda umumnya kandungan haranya rendah. Rendahnya unsurr-
unsur diduga karena hilang karena diserap oleh tanaman atau hilang terbawa oleh
aliran air permukaan (tererosi) dan oleh proses pencucian (leaching). Kemudian untuk
kapasitas tukar kation (KTK) pada lokasi pengamatan TMT1 dan TMT2 nilainya, lebih
tinggi dibandingkan pada lokasi pengamatan TMT3. Meskipun demikian kapasitas
tukar kation (KTK) pada lokasi pengamatan semuanya menunjukkan nilai yang relative
rendah, hal ini ada kaitanya karena pengaruh reaksi tanahnya yang relatif masam.
Jadi berdasarkan hasil analisa terhadap beberapa parameter yang diamati,
terlihat bahwa kelerengan tanah pada lokasi pengamatan tidak banyak memberikan
pengaruh terhadap sifat kimia tanahnya. Kecuali barangkali memberikan kontribusi
terhadap erosi yang terjadi sehingga menurunkan kadar unsur hara tanah seperti N,
Ca dan Mg serta terhadap reaksi atau keasaman tanah. Adanya kesamaan kesuburan
tanah secara kimia yang relatif rendah pada lokasi pengamatan ini diduga kondisi
jenis tanahnya yang sama atau barangkali karena letak lokasi pengamatannya yang
relatif berdekatan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
1. Perbedaan kelerengan tanah tidak mempengaruhi keadaan sifat fisik dan kimia
tanah di tiga lokasi pengamatan yang diamati.
2. Pada lokasi pengamatan bisa dikatakan relatif cukup subur secara fisik, namun
tidak subur secara kimia.
3. Adanya kesamaan beberapa komponen tanah secara fisik dan kimia pada lokasi
pengamatan diduga lebih kepada pengaruh kondisi jenis tanahnya yang sama atau
barangkali karena letak lokasi pengamatannya yang relatif berdekatan.

Saran
Perlu penelitian lanjutan untuk mengetahui sampai sejauh mana pengaruh penutupan
lahan yang berbeda terhadap sifat fisik dan kima tanahnya.

DAFTAR PUSTAKA

Anna, et al. 1997. Dasar-dasari lmu tanah. Badan kerjasama Perguruan Tinggi Negeri
Indonesia Bagian Timur. Ujung Pandang.

Buckman, HO dan Brady, NC. 1982. Ilmu Tanah (Terjemahan) Soemarsono. Penerbit
Bharata Karya Aksara, Jakarta.

Departemen Kehutanan, 1992. Manual Kehutanan. Departemen Kehutanan RI,


Jakarta.

138
ANALISIS SIFAT FISIK ....(21):134-139

Fort, H.D, 1984. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Hardjowigeno, S.2003. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo, Jakarta.

Islami, T dan Sutomo, WH. 1995. Hubungan Tanah, Air dan Tanaman. IKIP Semaran g
Press, Semarang.

Sani, 2006. Analisis komposisi dan Struktur Vegetasi Pada Kawasan Kars Di
Kecamatan Muara Uya Kabupaten Tabalong Propinsi Kalimantan selatan.
Skripsi Mahasiswa Fakultas Kehutanan Unlam, Banjarbaru. Tidak
Dipublikasikan.

Susanto, RH. dan Purnomo, RH. 1997. Pengantar Fisika Tanah. Penerbit mitra Gama
Widya, Yogyakarta.

Soepraptohardjo, 1983. Surver Kapabilitas Tanah. Lembaga Pusat Penelitian Tanah,


Bogor.

Sutedjo, MM. 2004. Analisis Tanah, Air dan Jaringan Tanaman. Penerbit Renika Cipta,
Jakarta.

Sutedjo, MM dan Kartasapoetra, AG. 2002. Pengantar Ilmu Tanah. Penerbit Rineka
Cipta, Jakarta.

Rosmarkam, A dan Yuwono, NW. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Penerbit Kanisius,
Yogyakarta.

139

Das könnte Ihnen auch gefallen