Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
(21):134-139
ABSTRACT
To get the data of physical and chemical properties of soil, which was first
performed is to determine the location of sampling points is determined by purposive
sampling soil. Composite soil samples taken at different slope, ie 0-8% (relatively flat)
as a control; gradients of 8-15% (undulating to hilly), and slope> 15% (slightly steep),
then analyzed laboratory.
The results showed peneltian ground slope does not affect the state of physical
and chemical properties of soil at three observation sites were observed. At the
observation location relative soil fertile enough physically, but not chemically fertile.
The existence of several components in common soil physical and chemical
observations on the location of suspected more to influence the condition of the same
type of soil or perhaps because of the location of observation sites are relatively close
together.
PENDAHULUAN
Sifat fisik tanah sangat perlu diketahui karena mempengaruhi pertumbuhan dan
produksi tanaman; menentukan penetrasi akar di dalam tanah, retensi air, drainase ,
aerasi dan nutrisi tanaman serta mempengaruhi sifat kimia dan biologi tanah.
Demikian pula halnya dengan sifat kimia tanah, karena tanah mirip suatu
laboratorium yang hidup, tiap hari proses kimia terjadi, mineral dan batuan mengalami
pelapukan fisik, kimia dan biologis dan senyawa baru dibebaskan sebagai hasil
pelapukan. Dilapisan tanah atas jasad hidup tanah berkembang biak dan menguraikan
bahan organik, menghasilkan senyawa baru yang dilepaskan kedalam tanah dan
diserap oleh tanaman bagi keperluan faal atau fisiologisnya.
Dengan menggunakan hara, tanaman dapat memenuhi siklus hidupnya.
Fungsi hara tanaman tidak dapat digantikan oleh unsur lain dan apabila tidak terdapat
suatu hara tanaman, maka kegiatan metabolisme akan terganggu atau berhenti sama
sekali. Menurut Rosmarkam dan Yuwono (2002), umumnya tanaman yang kekurangan
atau ketiadaan suatu hara akan menampakkan gejala pada suatu organ tertentu yang
spesifik yang biasa disebut gejala kekahatan.
134
ANALISIS SIFAT FISIK ....(21):134-139
METODOLOGI PENELITIAN
135
ANALISIS SIFAT FISIK ....(21):134-139
Tabel 1. Sifat fisik tanah pada hutan alam sekunder CV. Tabalong Timur
Keterangan :
TMT1 = Sample tanah pada kelerengan 8 – 15 % (bergelombang)
TMT2 = Sample tanah pada kelas lereng > 15 % (agak curam)
TMT3 = Sample tanah pada desa Kumap 0 – 8 (relatif datar)
Berdasar atas perbandingan banyaknya butir-butir pasir, debu dan liat dari
hasil analisis sifat fisik tanah di masng-masing lokasi pengamatan menunjukkan
berkelas tekstur lempung (agak halus); struktur tanah gumpal bersudut dengan derajat
strukturnya cukup, dalam hal ini agregatnya sudah jelas terbentuk dan masih dapat
dipecah-pecah. Konsistensi tanah pada semua lokasi pengamatan lembab.. Adapun
sifat-sifat fisik tanah lainnya, dimana tingkat kepadatan tanahnya cukup tinggi, dengan
nilai bulk density rata-rata 1,27 gr/cm3,dengan nilai porositas berkisar antara 44,41 %
sampai dengan 51,33 % yang tergolong relatif rendah. Sedangkan laju
permeabilitasnya agak lambat, kecuali pada lahan TMT3 yang tergolong cepat.
136
ANALISIS SIFAT FISIK ....(21):134-139
Tabel 2. Sifat kimia tanah pada hutan alam sekunder CV. Tabalong Timur
Keterangan :
TMT1 = Sampel tanah pada kelerengan 8 – 15 % (bergelombang)
TMT2 = Sampel tanah pada kelas lereng > 15 % (agak curam)
TMT3 = Sampel tanah pada desa Kumap 0 – 8 (relatif datar) / kontrol
.
Hasil analisis sifat kimia tanah di tiga titik pengamatan memperlihatkan
kandungan C organik pada lokasi TMT1 dan TMT2 cukup tinggi sampai tinggi, kecuali
pada lokasi (TMT3) di desa Kumap rendah. Untuk unsur hara N, Ca dan Mg pada
umumnya rendah, kecuali pada lokasi TMT2 konsentrasi unsur N nilainnya sedang,
Untuk unsur hara P dan K pada lokasi TMT2 dan TMT3 bervariasi dari tinggi sampai
sangat tinggi, namun pada lokasi TMT1 nilainya sedang. Demikian pula nilai kapasitas
tukar kation (KTK) relatif sedang, kecuali pada lokasi TMT3 yang nilainya rendah.
Adapun untuk Ph tanah di masing-masing lokasi pengamatan nilainya sangat rendah,
menunjukkan tingka keasaman tanahnya yang tinggi.
Pembahasan
Dari data hasil analisis terhadap bebepapa komponen sifat fisik tanah di
laboratorium (tabel 1), menunjukkan di masing-masing titik pengamatan teksturnya
umumnya lempung atau berstekstur agak halus. Kesamaan kelas tekstur ini karena
teksur tanah relative tidak mudah berubah. Demikian pula dimasing-masing titik
perngamatan permeabilitasnya atau kemampuan dalam meneruskan air relatif lambat,
kecuali pada lokasi pengamatan TMT1 yang cepat, hal ini dikarenakan kandungan
pasirnya yang lebih banyak dibandingklan pada lokasi pengamatan lainnya. Untuk
bentuk struktur tanah di tiga lokasi pengamatan semua bentuknya sama gumpal
bersudut. Demikian pula dengan kapasitas mengikat airnya cukup tinggi, ini terlihat dari
konsistensi tanahnya yang lembab disertai dengan porositas atau ruang-ruang letak
partikel-partikel yang tergolong agak rapat (agak padat), dimana tingkat kepadatan
tanahnya cukup tinggi ini terlihat dari nilai bulk density rata-rata 1,16 gr/cm3. Untuk
konsistensi tanahnya di masing-masing lokasi pengamatan lembab, dikarenakan tanah
yang berstektur agak halus (lempung) cukup mudah menyerap (menahan) air.
Jadi berdasarkan hasil analisa terhadap beberapa parameter yang diamati,
terlihat bahwa perbedaan kelerengan tanah tidak banyak mempengaruhi keadaan sifat
fisik tanah di tiga lokasi pengamatan yang bisa dikatakan relative cukup subur secara
fisik. Kemudian adanya kesamaan kondisi tanah secara fisik pada semua lokasi
pengamatan ini diduga lebih kepada pengaruh kondisi jenis tanahnya yang sama atau
barangkali karena letak lokasi pengamatannya yang relatif berdekatan.
137
ANALISIS SIFAT FISIK ....(21):134-139
Kesimpulan
1. Perbedaan kelerengan tanah tidak mempengaruhi keadaan sifat fisik dan kimia
tanah di tiga lokasi pengamatan yang diamati.
2. Pada lokasi pengamatan bisa dikatakan relatif cukup subur secara fisik, namun
tidak subur secara kimia.
3. Adanya kesamaan beberapa komponen tanah secara fisik dan kimia pada lokasi
pengamatan diduga lebih kepada pengaruh kondisi jenis tanahnya yang sama atau
barangkali karena letak lokasi pengamatannya yang relatif berdekatan.
Saran
Perlu penelitian lanjutan untuk mengetahui sampai sejauh mana pengaruh penutupan
lahan yang berbeda terhadap sifat fisik dan kima tanahnya.
DAFTAR PUSTAKA
Anna, et al. 1997. Dasar-dasari lmu tanah. Badan kerjasama Perguruan Tinggi Negeri
Indonesia Bagian Timur. Ujung Pandang.
Buckman, HO dan Brady, NC. 1982. Ilmu Tanah (Terjemahan) Soemarsono. Penerbit
Bharata Karya Aksara, Jakarta.
138
ANALISIS SIFAT FISIK ....(21):134-139
Fort, H.D, 1984. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Islami, T dan Sutomo, WH. 1995. Hubungan Tanah, Air dan Tanaman. IKIP Semaran g
Press, Semarang.
Sani, 2006. Analisis komposisi dan Struktur Vegetasi Pada Kawasan Kars Di
Kecamatan Muara Uya Kabupaten Tabalong Propinsi Kalimantan selatan.
Skripsi Mahasiswa Fakultas Kehutanan Unlam, Banjarbaru. Tidak
Dipublikasikan.
Susanto, RH. dan Purnomo, RH. 1997. Pengantar Fisika Tanah. Penerbit mitra Gama
Widya, Yogyakarta.
Sutedjo, MM. 2004. Analisis Tanah, Air dan Jaringan Tanaman. Penerbit Renika Cipta,
Jakarta.
Sutedjo, MM dan Kartasapoetra, AG. 2002. Pengantar Ilmu Tanah. Penerbit Rineka
Cipta, Jakarta.
Rosmarkam, A dan Yuwono, NW. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Penerbit Kanisius,
Yogyakarta.
139