Sie sind auf Seite 1von 13

PERTAMBAHAN BOBOT BADAN HARIAN SAPI BRAHMAN CROSS PADA

BOBOT BADAN DAN FRAME SIZE YANG BERBEDA

Ardhina Firdausi*, , T. Susilawati*,M. Nasich* dan Kuswati**


*
Bagian Produksi Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya,
**
.Mahasiswa S3 Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya

ABSTRACK

This research was conducted at PT. Widodo Makmur Perkasa Feedlot on


August until October 2011. The purpose is to assess average daily gain of Brahman
cross with frame sizetype(M andL) anddifferentbodyweights(<300 kg, 300-350kg,
and>350 kg) and theinteractionbetween theframe sizeanda differentbodyweights.The
materialsused for this research were 3052 head SteerBrahmanCrosscattle with initial
body weights250 kg-380 kg. This research was using study casus. data obtained was
secondary data. The obtained data was analyzed using Completely Random Design
(CRD) inbalanced factorial.The result showed that frame size has significant effect
(P<0,01) on Brahman cross steer average daily gain. The average daily gain is 1.15 ±
0.367 kg for M frame size group and 1.3 ± 0.354 kg for L frame size group. Initial
body weight was also has a significant effect on Brahman cross steer average daily
gain. The average daily gain of <301; 301-350; and >350 group were 1.329±0.366;
1.22±0.348; and 1.13±0.357 kg. The interaction between frame size and initial body
weight give significant effect on Brahman cross steer daily gain. The gain of <301kg of
initial body weight group with L framesize is 1.34 kg/day and M frame size is 1.29
kg/day. The gain of 301-350kg of initial body weight group with L frame is 1.31
kg/day. And the gain of >350kg of initial body weight group with L frame size is 1.21
kg/day and M frame size is 0.93 kg/day.

Key word : Average Daily Gain, Brahman cross, Frame size, Initial Body Weight
.
PENDAHULUAN tidak sebanding dengan kebutuhan
Meningkatnya jumlah penduduk dan daging sapi, menurut Badan Pusat
adanya perubahan pola konsumsi serta Statistik (2012) pada tahun 2011
selera masyarakat telah menyebabkan sebesar 3,05% yaitu populasi sapi tahun
konsumsi daging sapi secara nasional 2010 berjumlah 13.633.000 ekor dan
cenderung meningkat. Badan Pusat pada tahun 2011 mencapai 14.800.000
Statistik (2012) mendapatkan perolehan ekor.
data konsumsi daging pada tahun 2011 Populasi tersebut belum mampu
yaitu 1,870 kg/perkapita/tahun dan mengimbangi laju permintaan daging
2010 konsumsi daging sapi sebesar 1,7 sapi yang terus meningkat.Berbagai
kg/perkapita/tahun atau terjadi upaya dilakukan untuk meningkatkan
peningkatan 4,66%. Peningkatan produksi dan produktivitas ternak serta
tersebut belum diimbangi dengan kualitas karkas atau daging perlu
penambahan produksi yang memadai. diupayakan.Anonimusa (2010) salah
Laju peningkatan populasi sapi potong satu upaya untuk meningkatkan

J. Ternak Tropika Vol. 13, No.1:48-62, 2012 51


produksi daging adalah dengan frame size (M dan L ) dan bobot badan
program penggemukan dengan harapan yang berbeda (<300 kg, 300-350 kg,
mendapat pertambahan bobot badan dan >350 kg) serta interaksi antara
yang tinggi dan efisien sehingga frame size dan bobot badan yang
terpenuhinya kebutuhan daging berbeda.
nasional.
Hikmah (2002) menyatakan MATERI DAN METODE
penggemukan adalah pemeliharaan sapi PENELITIAN
dewasa dalam keadaan kurus untuk
ditingkatkan berat badannya melalui 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
pembesaran daging dalam waktu relatif Penelitian ini dilaksanakan di
singkat (3-5 bulan).Salah satu faktor Peternakan sapi PT. Widodo Makmur
yang menentukan keberhasilan dalam Perkasa di Kecamatan Cikalong Kulon,
program akhir usaha penggemukan Kabupaten Cianjur, Jawa
adalah bakalan.Bakalan sapi yaitu sapi- Barat.Penelitian dilaksanakan mulai
sapi jantan muda (berumur 2 – 3 tahun) bulan Agustus sampai Oktober 2011.
dari bangsa sapi tertentu, baik lokal
maupun impor, dengan bobot badan 3.2 Materi Penelitian
antara 250–400 kg. Jenis kelamin Materi yang digunakan dalam
sangat mempengaruhi waktu dalam penelitian ini adalah sapi Steer
proses penggemukan. Jenissapi Brahman Cross bobot awal 250 kg–380
bakalanyangumum digunakan kg sebanyak 3052 ekor. Bobot badan
untukusaha penggemukan sapi kurang dari 300 kg frame L sebanyak
potongdi Indonesiaadalahsapi Brahman 500 ekor, bobot badan 300-350 kg
Cross (Anonimusb, 2010). frame L sebanyak 1324 ekor, bobot
Brahman cross banyak diminati badan lebih dari 350 kg frame L
oleh feedloter sebab pertambahan bobot sebanyak 727 ekor, bobot badan kurang
badan harian (Average Daily Gain = dari 300 kg frame M sebanyak 252
ADG) dan persentase karkas lebih ekor, bobot badan 300-350 kg frame M
tinggi dengan komponen tulang lebih sebanyak 203 ekor, dan bobot badan
rendah dibanding sapi lokal (Hadi, lebih dari 350 kg frame M sebanyak 46
2002). Soeparno dan Sumadi (2000) ekor.
yang menyebutkan potensi genetik
individu di dalam bangsa dapat berbeda 3.3 Metode Penelitian
dan ukuran tubuh dewasa individu di Metode penelitian yang digunakan
dalam suatu bangsa dapat yaitu metode observasi recording data.
menyebabkan perbedaan tingkatan laju Data yang diperoleh berupa data
pertumbuhan.Berdasarkan pemikiran sekunder. Koefisien Keragaman berat
tersebut, maka perlu diketahui badan awal300 kg frame L, 300-350 kg
bagaimana pertumbuhan sapi Brahman frame L, dan >350 kg frame L secara
cross jenis steer yang mempunyai berat berurutan adalah 4,506 ; 4,241 ; 2, 442.
badan awal dan frame size yang Koefisien keragaman berat badan awal
berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk 300 kg frame M, 300-350 kg frame M,
mengetahui pertambahan bobot badan dan >350 kg frame M secara berurutan
harian Sapi steer Brahman cross pada adalah 4,674 ; 4,445 ; 2,229. Data yang

52 Pertambahan bobot badan harian sapi Brahman Cross ...........……. Ardina, F, Dkk.
diperoleh dianalisa menggunakan Tabel 1. Ransum Sapi Potong di
Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola Perusahaan
faktorial tak seimbang yang terdiri dari
dua faktor perlakuan (dua perlakuan Persentase Ransum (%)
frame dan tiga perlakuan bobot Umur Hijauan Konsentrat
badan).Data yang diambil data dari pemeliharaan Rumput Jerami
tahun 2009 – 2010 mulai ship 71 (bln) Gajah Padi
sampai 90. amoniasi
Adapun langkah dalam 1 40 40 20
memperoleh data yaitu dilakukan 2 25 25 50
penimbangan bobot badan sapi yang 3 10 10 80
sudah dikarantina (bobot awal) dan
dilakukan identifikasi frame. Dilakukan Sumber : database feedlot
penimbangan setelah pemeliharaan dua
bulan (bobot akhir).Pertambahan bobot HASIL DAN PEMBAHASAN
badan per hari dihitung dari Pertambahan Bobot Badan
pertambahan bobot badan selama Harianpada Bobot Badan Awal yang
penggemukan dibagi lama Berbeda
penggemukan (Day of feed) dengan Bobot badan awal < 300 kg
satuan kg. memiliki rata-rata pertambahan bobot
Selama penggemukan badan yang paling tinggi (P<0,01)
manajemen pemberian pakan sesuai daripada bobot badan antara 300-350
dengan standar feedlot.Pakan yang kg maupun bobot badan > 350 kg. Hal
diberikan yaitu konsentrat dan hijauan ini dikarenakan laju pertumbuhan yang
(rumput gajah dan jerami padi tinggi selama periode penggemukan
amoniasi). Pemberian konsentrat ST pada bobot awal yang kurang dari 300
(starter) selama 4 minggu bulan kg. Apabila bobot badan awal yang
pertama, konsentrat GR (grower) dipilih lebih tinggi maka akan
selama 4 minggu bulan kedua menurunkan PBBH sapi, sehingga
konsentrat FN (finisher) dimulai pada perlu alternatif pemilihan sapi dengan
pemeliharaan 8 minggu sampai ternak bobot badan awal yang lebih rendah.
dipotong. Proporsi pemberian Laju pertumbuhan yang tinggi
konsentrat dan hijauan seperti pada dimungkinkan karena adanya
Tabel 1. compensatory growth, karena ternak
mendapatkan pakan yang bagus
dibanding saat ternak dipelihara di
ranch yang diberi pakan rumput saat di
Australia.
Ditambahkan Mahyuddin
(2004) pertumbuhan kompensasi terjadi
bila ternak yang sebelumnya diberi
pakan secara marginal atau under-
nutrition, kemudian memperoleh
ransum bernutrisi lebih baik.

J. Ternak Tropika Vol. 13, No.1:48-62, 2012 53


Sidauruk (2002) menyatakan perbedaan pengaruh yang sangat nyata
bobot badan awal yang rendah akan (P<0,01)
memperlihatkan compensatory growth Bobot badan awal memberikan
(pertumbuhan kompensasi) yaitu pengaruh yang sangat nyata (P<0,01)
pertumbuhan atau PBBH yang cepat terhadap pertambahan bobot badan
pada periode sapi setelah pemberian harian steer Brahman cross. Bobot
pakan yang kurang akan dapat badan awal yang memberikan rata-rata
bermanfaat. PBBH tertinggi adalah bobot badan
Hal ini sesuai dengan pendapat awal kurang dari 300 kg dan yang
Parakkasi (1999) menjelaskan ternak terendah adalah bobot badan awal lebih
yang diberi pakan kurang dari dari 350 kg.
semestinya tentu akan mempunyai Pertambahan bobot badan
bobot badan yang lebih rendah harian sapi steer Brahman cross (Tabel
sehingga kebutuhan untuk hidup 2) tidak berbeda jauh dengan penelitian
pokoknya akan lebih dan lebih banyak sebelumnya yang menyatakan PBBH
energi yang dapat digunakan untuk sapi dengan bobot badan awal kurang
produksi atau pertumbuhan dari 300 kg yaitu 1,61 kg/hari, bobot
Rata-rata hasil analisis badan awal 320 kg yaitu 1,25 kg/hari
pertambahan bobot badan harian (Grifin, 2009; Ngadiyono, 2002).
berdasarkan bobot badan awal selama Makin tinggi bobot badan awal
penelitian tertera pada Tabel 2. maka PBBH yang dihasilkan semakin
kecil karena sapi yang baik untuk
digemukkan adalah sapi dalam kondisi
kurus tetapi sehat supaya PBBH yang
dihasilkan tinggi. Hal ini sesuai dengan
pendapat Kongpite (2010) yang
mengungkapkan bobot badan sapi
bakalan yang terlalu berlebihan akan
Tabel 2. Rata-rata Pertambahan Bobot menyebabkan sapi tersebut tidak dapat
Badan Harian (PBBH) pada Bobot digemukkan lagi. Ditambahkan oleh
Badan yang Berbeda Selama Penelitian Parakkasi (1999) yang menyatakan
kegemukan akan menurunkan nafsu
Bobot Rata-rata makan yang kemungkinan disebabkan
Jumlah oleh adanya kompetisi dalam pengisian
Badan PBBH
(ekor) rongga abdomalis atau adanya feedback
(Kg) (Kg/hari)
<300 752 1,33±0,37c dari jaringan lemak. Perlu
300-350 1527 1,24±0,35 b pertimbangan terhadap tingkat
>350 773 1,13±0,36a kegemukan tersebut, misalnya dalam
Jumlah 3053 memprediksi pertambahan bobot badan
Rata-rata 1,22 ± 0,36 akhir penggemukan guna mengambil
kebijakan dalam pemasaran.
Keterangan : Notasi yang berbeda
pada kolom yang sama menunjukkan Pertambahan Bobot Badan Harian
pada Frame Size yang Berbeda

54 Pertambahan bobot badan harian sapi Brahman Cross ...........……. Ardina, F, Dkk.
Pertambahan bobot badan bertumbuh besar. Ditambahkan oleh
harian steer Brahman cross pada frame Hammack (2009) bahwa frame size
size yang berbeda dapat dilihat pada digunakan untuk memperkirakan
Lampiran 1. Hasil penelitian disajikan pertumbuhan dimasa yang akan datang.
pada Gambar 3. Demikian pula (Tatum dan Basrab,
2006; 2000) frame size menandakan
1,295 kemampuan ukuran dewasa dan terkait
1,300 dengan laju pertumbuhan dan berat
1,200 1,151 yang mana ternak akan mencapai
rata-rata tingkat kegemukan tertentu. Frame size
1,100 PBBH L tumbuh lebih cepat dibanding frame
1,000 size M disebabkan perbedaan proporsi
M L jaringan utama karkas (otot, tulang, dan
lemak) pada umur yang sama.
Gambar 3. Grafik Rata-rata Rata-rata hasil pengamatan
Pertambahan Bobot Badan Harian pada pertambahan bobot badan harian pada
Frame size yang Berbeda framesize yang berbeda selama
Rataan PBBH frame size L lebih penelitian tertera pada Tabel 3.
tinggi jika dibandingkan dengan rataan
PBBH frame size M. Hal ini Tabel 3. Rata-rata Pertambahan Bobot
kemungkinan disebabkan frame size L Badan Harian (PBBH) pada Frame size
memiliki ukuran kerangka tubuh yang yang Berbeda
lebih besar maka memungkinkan Rata-rata
tempat perkembangan daging yang Jumlah
Frame PBBH
lebih luas sehingga memiliki massa (ekor)
(Kg/hari)
tubuh yang lebih besar daripada frame M 505 1,15 ± 0,37a
size M. Besar framesize yang berbeda L 2559 1,30 ± 0,35b
disebabkan adanya genetik yang Jumlah 3053
berbeda, dimungkinkan frame size L Rata-rata 1,22 ± 0,36
diturunkan dari sifat sapi – sapi bertipe
besar yang disilangkan dengan Keterangan : Notasi yang berbeda
Brahman sedang frame size M pada kolom yang sama menunjukkan
diturunkan dari sifat sapi-sapi yang perbedaan pengaruh yang sangat nyata
bertipe sedang. Sapi bertipe besar (P<0,01)
memiliki laju pertumbuhan yang lebih Hasil analisa statistik
tinggi dibanding dengan sapi bertipe menunjukkan bahwa framesize
sedang. Hal ini sebagaimana memberikan pengaruh yang sangat
dinyatakan oleh Thomas (2005) nyata (P<0,01) terhadap pertambahan
Framesize M menghasilkan karkas bobot badan harian Brahman cross
tidak sebanyak frame size L karena jenis steer.
frame size M memiliki bobot potong Pertambahan bobot badan
yang lebih rendah jika dipaksa untuk harian steer Brahman cross pada
menjadi besar ternak hanya akan framesize M adalah 1,15 kg/hari dan
bertambah gemuk sebab frame size M frame size L 1,30 kg/hari. Pertambahan
tidak memiliki genetik untuk

J. Ternak Tropika Vol. 13, No.1:48-62, 2012 55


bobot badan harian tersebut tergolong badan kurang dari 300 memiliki PBBH
tinggi dibanding dengan penelitian yang lebih tinggi daripada frame size L
terdahulu yang dilakukan oleh Vargas dan M bobot badan 300-350 serta
(1999) yang mendapatkan PBBH frame frame L dan M bobot lebih dari 350.
size M 0,86 kg/hari dan frame size L Hal ini berhubungan dengan umur
0,96 kg/hari pada steer Brahman cross. pubertas pada ternak. Bobot ternak
muda akan meningkat dengan laju
Pertambahan Bobot Badan Harian pertambahan bobot badan yang tinggi.
pada Bobot Badan Awal dan Frame Setelah pubertas dicapai bobot badan
Size yang Berbeda meningkat namun laju pertumbuhan
Pertambahan bobot badan menurun, dan akhirnya tidak terjadi
hariansteer Brahman cross pada frame peningkatan bobot badan setelah
size dan bobot badan yang berbeda dicapai kedewasaan. Anonimus (2010c)
dapat dilihat pada Lampiran 1. Hasil menyatakan Brahman cross bobot
penelitian disajikan pada Gambar 4. badan kurang dari 300 memiliki umur
pubertas 18 bulan sedangkan Muhibbah
1,352
1,306 1,304 (2007) menyatakan bobot badan lebih
1,400 1,228 dari 350 memiliki umur pubertas 14,3
1,126
1,200 1,021 bulan. Hal inilah yang menyebabkan
1,000 PBBH bobot badan kurang dari 300 kg
800 L lebih tinggi dibanding dengan bobot
600 M
badan lebih dari 350 kg.
400 Bobot badan kurang dari 300 kg
200 memiliki fase pertumbuhan cepat lebih
lama sebab memiliki fase pubertas yang
0
lebih panjang dibanding sapi yang
<300 300-350 >350
memiliki bobot badan lebih dari 350
kg.Sapi yang telah dewasa tubuh
Gambar 4. Grafik Rata-rata PBBH pada memiliki pertumbuhan tulang dan otot
Bobot Badan Awal dan Frame yang yang cenderung tetap dewasa tubuh
Berbeda tercapai setelah sapi berumur lebih dari
empat tahun.Berdasarkan hasil
Frame size L dengan bobot pemeriksaan dilapang sapi yang
badan kurang dari 300 kg memiliki diamati poel 1 dan poel 2 sehingga sapi
PBBH paling tinggi menunjukkan hal dimungkinkan masih menjelang pada
ini dikarenakan kombinasi yang fase dewasa tubuh.
optimal dimana semakin besar frame Dolezal (1993) mendapatkan
size semakin besar pula kerangka maka kesimpulan steer menghasilkan laju
memungkinkan tempat perkembangan pertumbuhan yang paling rendah
daging yang lebih luas didukung dikarenakan bobot hidup yang terlalu
dengan bobot awal yang kurang dari berat. Hkoknaroglu (2010)
300 kg dimana ternak memiliki laju menambahkan sapi dengan frame size
pertumbuhan yang tinggi. paling besar yang mendapatkan
Framesize L bobot badan perlakuan yang sama akan mencapai
kurang dari 300 dan frame size M bobot PBBH yang paling tinggi. Frame size L

56 Pertambahan bobot badan harian sapi Brahman Cross ...........……. Ardina, F, Dkk.
mencapai PBBH 1,36 kg/ hari 300- 203 1,126 ±
sedangkan frame size M mencapai 350 0,368b
PBBH 1,29 kg/hari. >350 46 1,021 ±
Laju pertumbuhan dipengaruhi 0,303a
oleh jenis kelamin, hormon, pakan, gen, L <300 500 1,352 ±
iklim dan kesehatan induk (Hashaider, 0,373d
2007).Menyinggung peranan faktor 300- 1324 1,304 ±
hormon, aktivitasnya di dalam 350 0,340cd
pertumbuhan bergantung pada beberapa >350 727 1,228 ±
faktor yang melibatkan suplai makanan, 0,357c
potensi genetik, dan lingkungan. Secara
langsung maupun tidak langsung Keterangan : Notasi yang berbeda pada
hormon-hormon tersebut dapat kolom yang sama menunjukkan
mengubah reaksi biokimia yang perbedaan pengaruh yang sangat nyata
berkaitan dengan proses pertumbuhan (P<0,01)
dan perkembangan komponen tubuh. Hasil analisa statistik
Hormon yang mempengaruhi menunjukkan interaksi antara frame
pertumbuhan dapat dibagi menjadi dua size dan bobot badan memberikan
kelompok, yaitu kelompok anabolik pengaruh yang sangat nyata (P<0,01)
antara lain somatotropin, testosteron, terhadap pertambahan bobot badan
dan tiroksin dan kelompok katabolik harian steer Brahman cross. Interaksi
antara lain estrogen. Hormon yang frame size M bobot badan lebih dari
berpengaruh secara langsung pada 350 memberikan rata-rata pertambahan
pertumbuhan, antara lain adalah bobot badan harian yang paling rendah.
somatotropin, tiroksin, androgen, Sedangkan interaksi frame size L bobot
estrogen, dan glukokortikoid. Hormon badan kurang dari 300 memberikan
somatotropin disintesa selama sebelum rata-rata PBBH yang paling tinggi,
pubertas dan pubertas (Hermawan, namun tidak berbeda nyata dengan
2007). frame M bobot badan kurang dari 300
Rata-rata hasil analisa dan frame size L bobot badan 300-350
pertambahan bobot badan harian pada kg.
bobot badan yang berbeda tertera pada Berdasarkan analisis kandungan
Tabel 4. bahan pakan konsentrat FN (finisher)
memiliki kandungan protein kasar yang
Tabel 4. Rata-rata Pertambahan Bobot lebih rendah dibandingkan Standart
Badan Harian (PBBH) Steer Brahman Nasional Indonesia yaitu minimal 13%
Cross Pada Bobot Badan dan Frame sedangkan konsentrat FN memiliki
yang Berbeda kandungan protein kasar 10,60 %.
Selain itu kandungan TDN konsentrat
Frame Bobot Jumlah PBBH GR (grower) dan kandungan konsentrat
Badan (kg/ekor/ FN (finisher) lebih rendah disbanding
hari) standart Nasional Indonesia yaitu
M <300 252 1,306 ± minimal 70%. Hal ini akan
0,350cd berpengaruh terhadap kualitas dari

J. Ternak Tropika Vol. 13, No.1:48-62, 2012 57


ransum. Secara manajemen pemberian pengaruh frame size dan bobot badan
pakan sudah benar bahwa semakin terhadap persentase karkas yang
mendekati fase finisher pemberian dihasilkan.Adapun saran untuk pakan
konsentrat lebih banyak daripada yaitu peningkatan kandungan protein
hijauan.Hal ini dikarenakan di dalam kasar dalam konsentrat FN (finisher)
rumen konsentrat diubah menjadi asam minimal 13 %.Serta adanya
propionat yang membentuk glukosa penambahan pemberian pakan hijauan
dan berperan dalam peningkatan bobot dan konsentrat.
badan.Namun jumlah pemberian
konsentrat dan hijauan yang telah UCAPAN TERIMAKASIH :
dilakukan perlu ditingkatkan. Kepada PT.Widodo Makmur Perkasa
Pemberian hijauan minimal 3 % bobot yang telah memfasilitasi penelitian ini
badan sehingga untuk bobot badan 300
kg seharusnya BK yang diberikan 9 kg DAFTAR PUSTAKA
sedangkan pada kondisi lapang BK Anonimus. 2007. Jenis-jenis Sapi
total dalam ransum yaitu 2,11 kg atau Potong di
0,7 % bobot badan. Indonesia.epetani.depatn.go.id
Anonimusa. 2010. Strategi dan
KESIMPULAN DAN SARAN Kebijakan Dalam Percepatan
Kesimpulan Pencapaian Swasembada Daging
Kesimpulan dari penelitian yaitu: Sapi 2014. Direktorat Pangan dan
1. Bobot badan kurang dari 300 kg Pertanian Kementrian Perencanaan
memiliki PBBH yang paling tinggi Pembangunan Nasional/ Badan
daripada bobot badan 300-350 kg Perencanaan Pembangunan
dan bobot badan lebih dari 350 kg. Nasional (BAPPENAS)
PBBH yang tercapai secara Anonimusb. 2010. Karkas dan Bagian-
berurutan yaitu 1,329 kg/ hari; Bagiannya. Deptan. Jakarta
1,215 kg/hari, 1,125 kg/hari. Anonimus. 2012. Statistik Indonesia.
2. Frame size L memiliki PBBH lebih (http://bsn.go.id)
tinggi daripada frame size M yaitu Banumstya, A.N. 2011.Analisis
1,295 kg/hari dan 1,151 kg/hari. Dampak Pembatasan Volume
3. Kombinasi frame size L dan bobot Impor Sapi Bakalan Terhadap
badan kurang dari 300 kg memiliki Daya Saing Usaha Penggemukan
PBBH yang paling tinggi daripada Sapi Potong. Institute Teknologi
kombinasi lainnya yaitu 1,34 Bogor
kg/hari. Basarab, J. 2000. Using Frame Size To
Predict Growth and Development.
SARAN http://www1.agric.gov.ab.ca/$depa
Saran dari penelitian ini untuk rtement/deptdocs.nsf/all/beef1_170
perusahaan yaitu sebaiknya memilih 2. Diakses 21 Februari 2012
bakalan dengan frame size L dan bobot 6:46PM
badan awal <300 kg karena Brahmantiyo, B. 2000. Sifat Fisik Dan
menghasilkan pertambahan bobot Kimia Daging Sap1 Brahman
badan harian yang tinggi, selain itu Cross, Angus Dan Murray Grey.
perlu adanya penelitian lanjutan tentang Media Veteriner, 2000 7(2): 9-1 1.

58 Pertambahan bobot badan harian sapi Brahman Cross ...........……. Ardina, F, Dkk.
Cooke, R.F., J.D, Arthington, D.B, Indonesia Dalam Rangka
Araujo and Lamb, G.C. Swasembada Daging 2005. PSE.
2009.Effects of acclimation to Bogor
human interaction on performance, Hafid, R and Priyanto, R.
temperament physiological 2006.Pertumbuhan dan Distribusi
responses, and pregnancy rates of Potongan Komersial Karkas Sapi
Brahman-crossbred cows.J ANIM Australian Commercial Cross dan
SCI 2009, 87:4125-4132. Brahman Cross Hasil
Direktorat Jendral Peternakan. 2010. Penggemukan.Media Peternakan,
Petunjuk Pemeliharaan Sapi Agustus 2006, hlm. 63-69. Vol. 29
Brahman Cross No. 2.ISSN 0126-0472
Dhuyvetter, J. 2005. Beef Cattle Frame Hammack, S.P. 2009. Type and Breed
Scores. Characteristics and Uses. Courtesy
(http://www.ag.ndsu.edu/pubs/ansc of Michigan State University
i/beef/as1091w.htm) Animal Science
Dolezal, H.., J.D, Tatum and F.L, Hashaider, P. 2007. How To Raise
Williams. 1993. Effect Of Feeder Cattle. USA. Voyageur Press.
Cattle Frame Size, Muscle Hikmah, Z., Zuraida, R. dan R.S.
Thickness, and Age Class on Days Eni.2002. Analisa Kelayakan
Feed, Weight, and Carcass Usaha Ternak Sapi Potong Melalui
Composition. J Anim SCI 1993, Perbaikan Manjemen Pada
71:2975-2985 Kelompok Ternak Kawasan Baru.
Franke, E. 2004. Improving Brahman Seminar nasional teknologi
Cattle For Meat Quality. peternakan dan Veteriner.
(http://www.2004/summer/Improvi Hkoknaroglu, H and M.P, Hoffman.
ng_Brahman_Cattle_for_Meat 2010. Effect Of Frame Score On
Quality.htm) Performance and Carcass
Gillespie, R.J. 2006.Modern Livestock Characteristic Of Steers Finished
& Poultry Production. Delmar In The Feedlot Or Backgrounded
Publishers Inc. United State of For Various Time On Pasture and
America Finished In The Feedlot. Archiv
Griffin, W.A., D.C, Adams and R.N, Tierzucht 53 (2010) 4, 426-435,
Funston. 2009. Feedlot Implant on ISSN 0003-9438
Body Weight, Average daily gain, Kadarsih, S. 2003.Peranan Ukuran
and Carcass Characteristics of Tubuh Terhadap Bobot Badan
Calf-Fed Steers1. The Professional Tubuh Sapi Bali di Profinsi
Animal Scientist 2 5(2009):145- Bengkulu.Jurnal penelitian UNIB
149 Vol. IX, No. 1 Maret 2003, Hlm
Gunawan.2008. Petunjuk Pemeliharaan 45-48. ISSN 0852-405X
Sapi Brahman Cross. BPTU Katipana, N.G.F. Dan E. Hartati.2005.
Sembawa, Ditjen Peternakan. Budidaya Sapi Bali Di Daerah
Palembang Tropis Semi Kering. Fakultas
Hadi P.U. dan Nyak Ilham. 2000. Peternakan Undana. Hlm. 139 –
Peluang Pengembangan Usaha 141.
Pembibitan Ternak Sapi Potong di

J. Ternak Tropika Vol. 13, No.1:48-62, 2012 59


Kariyasa, K. 2005. Sistem integrasi Jantan Kastrasi PAda Berbagai
tanaman ternak dalam perspektif Lama Penggemukan Yang
reorientasi kebijakan subsidi pupuk Berbeda.Buletin Peternakan Vol.
dan peningkatan pendapatan 24 (2), 2002. ISSN 0126-4400
petani. Jurnal Analisis Kebijakan Nuschati. 2006. Teknologi Formulasi
Pertanian 3(1): 68−80. Ransum Untuk Penggemukan Sapi
Kongphitee, K., S, Udchachon, M, Pada Wilayah Marjinal.
Otsuka and K, Sommart. 2010. http://jateng.litbang.deptan.go.id/in
Energetic Efficiency Of Thai d/images/Publikasi/
Native Beef Cattle Fed Rice Straw RekomendasiTeknologi/
Or Ruzi Straw Base Diet. Khong r13.pdfdiakses 10 Februari 2012
Kaen Agr. J. 38 Supplement : 176- pk. 6: 53
179 (2010) Owens,N.,F.,Gill,R.,D., Secrist,D.,S.,
Lawrence, T.L.J. and Fowler, V.R. and Coleman,W.,S.2005. Review
2002.Growth of Farm of some aspects of growth and
Animal.CABI Publishing. development of feedlot cattle. J
Newyork ANIM SCI 1995, 73:3152-3172.
Mahyuddin, P. 2004. Compensatory Parrakasi, A. 1999.Ilmu Nutrisi dan
Growth in Ruminants. Animal makanan Ternak Ruminant.
Production, Vol. 6 No. 2, Universitas Indonesia Press
Nopember 2004: 125-135 Peterson, H.S., Frahm, R.R, and
Muhibbah, V. 2007.Parameter Tubuh Walters, E.L. 2007.Comparison of
Dan Sifat-Sifat Karkas Sapi Potong Feedlot Performance and Carcass
Pada Kondisi Tubuh Yang Traits of Charolais and Brahman
Berbeda. Skripsi. Itb Sired Three-Breed Cross Calves.
Mulyanuddin, A.D. 1996. Keragaan 2007 Animal Science Research
Usaha Penggemukan Sapi Potong Report
Banpres dan Masyarakat Sidauruk, R., L, Cyrilla, J,
Perhutanan Indonesia (MPI) di Atmakusuma. 2002. Analisis
Kabupaten Wonogiri. Jawa Efisisensi Pola Usaha Sapi Potong
Tengah. Skripsi. Fakultas Di Bekasi Jawa Barat. Media
Peternakan IPB. Bogor Peternakan. Vol 24 No. 1
Nevarez, P., D.W, Bailey, C.C, Bailey, Siregar, B.S. 2008. Penggemukan Sapi.
D.M, VanLeeuwen, R.M, Enns, Jakarta. Penebar Swadaya
G.A, Silver, K.L, DeAtley and Smith, T., Domingue, J.D., Paschal,
M.G, Thomas. 2010. Growth J.C., Franke.,D.E., Bidner, T.D.
Characteristics, Reproductive and Whipple, D. 2007. Genetic
Performance, and Evaluation Of parameters for growth and carcass
Their Associative Relationship In traits of Brahman steers. J ANIM
Brangus cattle Managed In A SCI 2007, 85:1377-1384
Chihuahuan Desert Production Soares, S.F. and Dryden. 2011. A Body
System. J Anim Sci 2010, 88:1891- Condition Scoring System for Bali
1904 Cattle. Asian-Aust. J. Anim. Sci.
Ngadiyono, N. 2002.Penampilan Vol. 24, No. 11 : 1587 – 1594.
Produksi Sapi Brahman Cross

60 Pertambahan bobot badan harian sapi Brahman Cross ...........……. Ardina, F, Dkk.
Soeparno dan Sumadi. 2000. Justice. 2006. The Arkansas beef
Pertambahan Berat Badan, Karkas industry – a self assessment. The
Dan Komposisi Kimia Daging Professional Animal Scientist
Sapi, Kaitannya Dengan Bangsa 23:104-115.
Dan Macam Pakan Penggemukan. Vargas, C.A., T,A, Olson, C.C, Chase,
Jurnal Ilmiah Penelitian Ternak A.C, Hammond and M.A, Elzo.
Grati Vol. 2 No. 1 Juli 2000. ISSN 1999. Influence Of Frame Size
0853-1285 Body Condition Score On
Soeprapto, H. 2005. Keragaan Produksi Performance Of Brahman Cattle. J.
Sapi Brahman Cross Kastrasi yang anim Sci 1999, 77:3140-3149
Diberi Pakan Konsentrat Voisinet, D.B., Mariyono, and R,
Mengandung Bungkil Biji Kapok. Endang. 2006. Pengaruh Musim
Animal Production, Vol. 7, No. 3, Terhadap Pertumbuhan Sapi
September 2005: 189 – 193. Potong Peranakan Ongole Muda
Tatum, J.D., H. G, Dolezal, F. L, Di Lokasi Penelitian Sapi Potong.
Williams, Jr, R.A, Bowling and Seminar Nasional Teknologi
R.E, Taylor. 2006. Effects Of Peternakan dan Veteriner 2006.
Feeder-Cattle Frame Size and Wijono, D.B., Mariyono, dan R,
Muscle Thicness on Subsequent Endang. 2006.Pengaruh Musim
Growth and Carcass Development. Terhadap Pertumbuhan Sapi
II. Absolute Growth and Potong Peranakan Ongole Muda
Associated Changes in Carcas Di Loka Penelitian Sapi
Composition. J ANIM SCI 2006, Potong.Seminar Nasional
62:121-131 Teknologi Peternakan dan
Thomas, S.H. 2005.Getting Started Veteriner 2006
With Beef & Dairy Cattle. United
States. Storey Publishing Yasa, R.M.,I.A, Parwanti,N. Adijaya,
Tillman, A.D., H. Hartadi, dan I K. Mahaputra.
Reksohadiprodjo, S. 2006.Pertumbuhan Sapi Bali Yang
Prawirokusumo dan S. Digemukkan Di Lahan Kering
Lebdosoekodjo.1991. Ilmu Desa SanggalangitKecamatan
Makanan Ternak Dasar. Gerokgak Buleleng Bali.
Gadjahmada University ntb.litbang.deptan.go.id/ind/2006/
Press.Yogyakarta. NP/pertumbuhansapi.doc. Diakses
Torell,R.,Bruce,B.,Dansie,D.,J.2000. 10 Februari 2012 pk 7.20 WIB
Frame Scores And Feeder Cattle
Grades.
(http://www.sciencedirect.com/scie
nce/article/pii/0309174082900389)
Troxel, T. R., K. S. Lusby, M. S.
Gadberry, B. L. Barham, R. Poling,
T. Riley, S. Eddington and T.

J. Ternak Tropika Vol. 13, No.1:48-62, 2012 61


J. Ternak Tropika Vol. 13, No.1:48-62, 2012 35

Das könnte Ihnen auch gefallen