Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi di dalam
kehidupan manusia. Proses menua merupakan proses sepanjang hidup, tidak
hanya dimulai dari suatu waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan
kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah, yang berarti seseorang
telah melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu anak, dewasa, dan tua. Tiga
tahap ini berbeda, baik secara biologis maupun psikologis. Memasuki usia
tua berarti mengalami kemunduran, misalnya kemunduran fisik yang
ditandai dengan kulit yang mengendur, rambut memutih, gigi mulai
ompong, pendengaran kurang jelas, penglihatan semakin memburuk,
gerakan lambat, dan figure tubuh kurang proporsional (Nugroho,2006).
Semakin bertambahnya umur manusia, terjadi proses penuaan secara
degeneratif yang akan berdampak pada perubahan-perubahan pada diri
manusia, tidak hanya perubahan fisik, tetapi juga kognitif, perasaan, sosial
dan sexual (Azizah, 2011).
Perawat merupakan salah satu tenaga medis yang berperan dalam
memberikan asuhan kepada lansia. Hal pertama yang dapat dilakukan dalam
memberikan asuhan keperawatan adalah pengkajian. Tujuan dari
dilakukannya pengkajian adalah untuk menetapkan dasar data tentang
kebutuhan, masalah kesehatan, pengalaman yang berkaitan, nilai serta gaya
hidup klien. Banyak lansia yang mengalami masalah pada fisiknya, seperti
keterbatasan gerak karena proses menua yang mengakibatkan lansia
memakai alat bantu untuk bergerak, oleh karena masalah keperawatan yang
muncul yaitu resiko jatuh (00155). Masalah lain yang sering muncul pada
lansia yaitu pegal – pegal atau nyeri sendi akibat beberapa factor seperti
asam urat, osteoarthritis, rheumatoid arthritis, dan lain – lain. Masalah
keperawatan yang muncul akibat pegal – pegal tersebut yaitu nyeri kronis
(00133). Masalah lain yang dapat muncul lainnya yaitu perasaan yang tidak
nyaman saat berada di sebuah tempat seperti di panti, contohnya lansia
merasa gatal – gatal berada di lingkungan tersebut, munculnya rasa panas
ketika malam hari, atau faktor lainnya. Masalah keperawatan yang muncul
dari hal tersebut yaitu gangguan rasa nyaman (00214). Berdasarkan masalah
keperawatan yang muncul, maka perawat kemudian harus menentukan
rencana serta intervensi yang tepat sesuai dengan kondisi lansia atau klien
tersebut.
B. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Memberikan asuhan keperawatan secara holistik dengan
memperhatikan aspek biologis, psikologis, sosial, dan spiritual.
b. Tujuan Khusus
1. Membuat asuhan keperawatan gerontik pada Ny. W di Unit
Pelayanan Sosial Lanjut Usia “Pucang Gading” Semarang.
2. Merumuskan diagnosa keperawatan gerontik pada Ny. W di Unit
Pelayanan Sosial Lanjut Usia “Pucang Gading” Semarang.
3. Menentukan prioritas masalah keperawatan gerontik pada Ny. W
di Unit Pelayanan Sosial Lanjut Usia “Pucang Gading” Semarang.
4. Membuat intervensi keperawatan gerontik yang tepat pada Ny. W
di Unit Pelayanan Sosial Lanjut Usia “Pucang Gading” Semarang.
5. Mahasiswa dapat merumuskan Rencana Tindak Lanjut (RTL)
pada Ny. W di Unit Pelayanan Sosial Lanjut Usia “Pucang Gading”
Semarang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BAB III
I. PENGKAJIAN
A. DATA UMUM
1. Nama Lansia : Ny. W
2. Usia : 80 Tahun
3. Agama : Islam
4. Suku : Jawa
5. Jenis Kelamin : Perempuan
6. Nama Wisma : Gardenia
7. Pendidikan :-
8. Riwayat Pekerjaan : Buruh
9. Status Perkawinan : Cerai Mati
10. Pengasuh wisma : Bu Carik
C. DIMIENSI BIOFISIK
1. Riwayat Penyakit (6 bulan terakhir)
Ny. W mengalami masalah di daerah kaki yang pernah jatuh sehingga
Ny. W tidak mampu berjalan dengan normal.
Ny. W mengatakan “kulo pernah dawah mbak kejlungup, sakderenge
kulo dibeto ten mriki. niku kadang ngroso pusing, kadang pegel-pegel
ning tengkuk lan sikil, ning awak clekit-clekit”.
b. Riwayat Vaksinasi
Ny. w tidak pernah vaksin dibuktikan dengan Ny.w mengatakan”
mboten mboten pernah disuntik kulo mbak?” setelah ditanyakan
pihak panti, ternyata belum ada agenda vaksin untuk penghuni panti.
c. Masalah Nutrisi
Ny. W mengatakan “kulo niku nek maem nggih telas mbak, sak
entene mbak, nek doyan nggih kulo maem, nek mboten doyan nggih
kulo tinggal”. Berdasarkan hasil observasi didapatkan bahwa NY.
W makan dengan lahab dan habis.
b. Pengkajian Keseimbangan
Tinetti Performance Oriented Mobility Assessment (POMA)
Balance Test
Instruksi Reaksi Pasien Score
1 Keseimbangan Bersandar 1
duduk Tenang dan aman
2 Duduk ke Tidak mampu tanpa 1
berdiri bantuan
Mampu dengan bantuan
tangan
Mampu tanpa bantuan
tangan
3 Upaya untuk Tidak mampu tanpa 2
bangkit (duduk bantuan
ke berdiri) Mampu dengan lebih
dari 1 kali upaya
Mampu dengan 1 kali
upaya
4 Keseimbangan Goyah 1
berdiri awal (5 Stabil dengan bantuan
detik pertama) Stabil tanpa bantuan
5 Keseimbangan Goyah 1
berdiri Stabil dengan base luas/
bantuan
Stabil dengan base
sempit/ tanpa bantuan
6 Berdiri kaki Bereaksi akan jatuh 1
rapat, terlapis Terhuyung
memberikan Goyah stabil
dorongan 3 kali
di dada
7 Berdiri dengan Goyah 1
kaki rapat dan Stabil
menutup mata
8 Berputar 360 Langkah tidak kontinyu 0
derajat Langkah kontinyu
Goyah
Stabil
9 Berdiri ke Tidak aman (salah 1
duduk penempatan, duduk
dengan menjatuhkan diri
ke kursi)
Menggunakan tangan
dengan duduk perlahan
D. DIMENSI PSIKOLOGI
1. STATUS KOGNITIF (SHORT PORTABLE MENTAL STATE
QUESIONNARE )
The Short Portable Mental Status Quesionnaire (SPMSQ)
No Pertanyaan Jawaban
Benar Salah
1. Tanggal berapa hari ini? V
2. Hari apakah hari ini? V
3. Apa nama tempat ini? V
4. Dimana alamat anda ? V
5. Berapa usia anda? V
6. Kapan anda lahir V
(tgl/bln/thn)?
7. Siapa nama presiden V
sekarang?
8. Siapa nama presiden V
sebelumnya?
9. Siapa nama ibu anda? V
10. 5+6 adalah ? V
Ny. M
sekarang ini ?
Skor GDS = 3
7. KEADAAN EMOSI
a. Anxietas
Ny. W mengatakan ” kulo niku pun seneng ten mriki diparingi maem
kalihan obat saking panti nggeh ngoten niku mbak.”
Berdasarkan observasi Ny. W terlihat gelisah (menggaruk-garuk
pundak).
b. Perubahan Perilaku
Ny. W termasuk orang yang senang diajak ngobrol, klien terlihat
semangat jika sedang bercerita.
c. Mood
Ny. W terlihat senang jika diajak bercerita, namun jika tidak ada
lawan bicara klien lebih sering diam.
E. DIMENSI FISIK
1. Luas Wisma
Luas Tanah : ±4.400 m2
Luas Wisma : ±1.800 m2
F. DIMENSI SOSIAL
1. HUBUNGAN LANSIA DENGAN LANSIA DI DALAM WISMA
Secara umum, hubungan antara Ny. W dengan lansia lain di dalam
wisma baik dan tidak ada masalah apapun hanya saja Ny. W jarang
berbincang – bincang dengan lansia lainnya, dan pada saat ditanya
alasan mengapa Ny. W jarang berbincang dengan lansia lain kecuali
sedang mempunyai keperluan yang penting.
“ Nggih sae – sae mawon kalih rencange.. kulo kenal sedoyo kalih
embah – embah wonten mriki mbak..”
“ Kulo mboten nate ngobrol kalih liyane.. nggih biasa mawon, paling
namung taken sekedhik – sekedhik mbak.”
2. Pola Tidur
3. Pola Eliminasi
Ny. W menyatakan dalam sehari BAB minimal 1x dan BAK sehari
sekitar 5 – 6x termasuk pada saat malam hari. Klien tidak mengalami
inkontinensia, konstipasi ataupun masalah eliminasi lainnya.
“Kulo nggih BAB sepisan pas enjang – enjang mbak.. menawa pipise
nggih sekitar 5x wonten mbak saben dinten. Pas ndalu nggih kadang
pipis niku wonten kamar mandi mriku.”
5. Pelaksanaan Pengobatan
Pada tanggal 26 Agustus Ny. W terakhir mengkonsumsi obat – obatan.
Jenis obat yang dikonsumsi sebelumnya yaitu asam mefenamat,
paracetamol, dan vitamin B kompleks berdasarkan data, namun klien
saat ditanya tidak tahu nama atau jenis obat yang dikonsumsi. Tanggal
29 Agustus 2016 klien sudah tidak mendapatkan obat – obatan lagi.
“ Kala wingi diparingi obat – obatan niku mbak, kadang nggih saking
klinik obate, tapi sakniki obate sampun telas mbak.. pun mboten ngombe
obat malih sakniki. Kulo mboten ngertos niku obat nopo.”
6. Kegiatan Olahraga
Ny. W jarang mengikuti olahraga terlebih karena kondisi ekstremitas
bawah yang kurang berfungsi dengan baik akibat terjatuh sehingga
bentuk tulang dan kaki klien menjadi abnormal, namun klien masih
dapat berjalan dan dibantu dengan tongkat.
“ Kulo nderek kadang – kadang mbak, tapi sakniki kan samparane kados
niki.. tapi taksih saged mlampah kok mbak. Paling nggih olahragane
mlampah – mlampah sekedhik – sekedhik mawon..”
7. Rekreasi
Selama berada di wisma, Ny. W jarang melakukan rekreasi. Hanya
paling sekedar menonton televisi yang ada di ruang makan tetapi itu pun
jarang dilakukan. Ny. W merasa lebih tenang dan senang dengan
berbaring dan beristirahat di tempat tidur.
“Kulo mboten nate lungo – lungo kok mbak, nggih wonten mriki mawon
mbak.. luwih remen sarean mawon kalih istirahat wonten tempat tidur.”
8. Pengambilan Keputusan
Selama di wisma, pengambilan keputusan dilakukan sendiri karena
klien tidak memiliki keluarga. Ny. W hanya mengikuti instruksi dan
peraturan yang ada di wisma. Ny. W jarang berdiskusi dengan teman
sesama lansia, hanya terkadang sesekali berbincang jika ada sesuatu
yang memang perlu dibicarakan.
“Kulo nggih wonten mriki manut kalih pegawene mawon, mboten nate
rembugan nopo – nopo mbak.. paling sekedhik cerita – cerita kalih
rencange. Nggih biasa mawon.”
PEMERIKSAAN FISIK
Do:
Do:
Do:
2 Medium Priority Diagnosa ini diambil sebagai low priority dengan Intan Nurfa
Nyeri Kronis Berhubungan pertimbangan sebagai berikut:
Dengan Gangguan Kronis Urgency:
Muskuloskeletal
NANDA 2015- 2017 ( Nyeri kronis pada Ny. W telah dialami sejak bertahun –
00133) tahun yang lalu, hal ini dikarenakan proses menua dan
faktor lain seperti pengapuran sendi, asam urat atau
dampak dari pengalaman jatuh sebelumnya.
Dampak:
Nyeri kronis yang disebabkan karena faktor menua
dapat berdampak pada kualitas hidup lansia. Ny. W
menjadi kurang bersemangat dalam beraktivitas,
terhambat pada saat akan melakukan ibadah, bahkan
menjadi salah satu faktor penyebab kualitas tidur yang
buruk.
3 Low Priority Diagnosa ini diambil sebagai low priority dengan Icha
Gangguan Rasa Nyaman pertimbangan sebagai berikut: Gamelia
Berhubungan Dengan Urgency:
Stimuli Lingkungan Yang Gangguan rasa nyaman pada Ny. W merupakan
Mengganggu masalah yang timbul dari nyeri dan ketidaknyamanan
NANDA 2015- 2017 ( yang dialami oleh Ny.W. Selain itu, ketidaknyamanan
00214) dapat timbul dikarenakan faktor dari luar seperti suhu
ruangan yang panas.
Dampak:
Gangguan rasa nyaman yang disebabkan karena suhu
ruangan yang panas tersebut jika tidak ditangani maka
Ny.W dapat mengganggu kenyamananya sehingga
akan menimbulkan rasa nyeri yang meningkat.
Keefektifan Intervensi:
Masalah kesehatan Ny.W adalah Gangguan rasa
nyaman yang dapat diatasi dengan memberikan suasana
ruangan yang lebih nyaman dan bersih. Waktu yang
dibutuhkan dalam memberikan suasana yang nyaman
membutuhkan waktu 2x 24 jam.
RENCANA KEPERAWATAN
No Diagnosa Tujuan
Kode NIC Rencana Tindakan
. Keperawatan Umum Khusus
Anxiety Reduction