Sie sind auf Seite 1von 10

DIRECT OBSERVATION OF PROCEDURAL SKILL (DOPS)

PARTUS SPONTAN

Diajukan untuk
MemenuhiTugas Kepaniteraan Klinik dan Melengkapi Salah Satu Syarat
Menempuh Program Pendidikan Profesi Dokter Bagian Ilmu Kandungan dan
Kebidanan
di RSI Sultan Agung Semarang

Disusunoleh :
Riska Diene Pratiwi
30101307064

Penguji :
dr. Muslich Azhari, Sp.OG

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KANDUNGAN DAN KEBIDANAN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNISSULA SEMARANG
RSI SULTAN AGUNG
SEMARANG
2018
LAPORAN PARTUS SPONTAN
Kala II
1. Melihat tanda dan gejala kala II
Mengamati tanda dan gejala persalinan kala II
a. Ibu ingin mengejan
b. Vulva dan anus membuka
c. Perineum penonjol
d. Pembukaan lengkap
2. Menyiapkan pertolongan persalinan
a. Memastikan perlengkapan, bahan dan obat-obat anesensial siap
digunakan. Mematahkan ampul oksitosin 10 unit dan menempatkan
tabung suntik steril sekali pakai dalam partus set.
b. Mengenakan baju penutup atau celemek plastik yang bersih.
c. Melepaskan semua perhiasan yang dipakai.
d. Memakai sarung tangan steril
e. Menghisap oksitosin 10 unit ke dalam tabung suntik dan meletakkannya
kembali di partus set
3. Memastikan pembukaan lengkap dan keadaan janin baik
a. Melakukan pemeriksaan dalam unntuk memastikan pembukaan sudah
lengkap atau belum. Jika kulit ketuban pecah, sedangkan sudah
pembukaan lengkap lakukan amniotomi
b. Memeriksa denyut jantung janin setelah kontraksi berakhir untuk
memastikan DJJ dalam batas normal
4. Menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses pimpinan
mengejan
a. Memberi tahu ibu pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik
b. Menunggu hingga ibu ingin mengejan
c. Melakukan pimpinan mengejan saat ibumempunyai dorongan kuat
untuk mengejan
5. Persiapan pertolongan bayi
a. Jika kepala bayi telah membuka vulva, meletakkan menyiapkan kain
bersih dilipat 1/3 bagian, dibawah bokong ibu
b. Membuka partus set
6. Menolong kelahiran bayi
LAHIRNYA KEPALA
a. Saat kepala bayi membuka vulva, lindungi perineum dengan satu tangan
dilapisi kain, letakkan tangan yang lain di kepala bayi dan lakukan
tekanan lembut dan tidak menghambat pada kepala bayi, membiarkan
kepala keluar perlahan-lahan
b. Menganjurkan ibu untuk mengejan perlahan-lahan atau bernafas cepat
saat kepala lahir
c. Dengan lembut menyeka muka, mulut dan hidung bayi dengan kain atau
kasa yang bersih
d. Memeriksa lilitan tali pusat dan mengambil tindakan yang sesuai jika
terjadi dan kemudian meneruskan segera proses kelahiran bayi
e. Menunggu hingga kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara
spontan
LAHIRNYA BAHU
a. Setelah kepala melakukan perputaran paksi luar, tempat kedua tangan di
masing-masing sisi muka bayi. Dengan lembut menariknya ke arah
bawah dan arah luar hingga bahu anterior muncul di bawah arcus pubis
dan kemudian dengan lembut menarik ke arah atas dan ke arah luar
untuk melahirkan bahu posterior
LAHIRNYA BADAN DAN TUNGKAI
a. Setelah kedua bahu dilahirkan, menelusurkan tangan mulai kepala bayi
yang berada dibagian bawah ke arah perineum tangan, membiarkan
bahu dan lengan posterior lahir ke tangan tersebut. Mengendalikan
kelahiran siku dan tangan bayi saat melewati perineum, gunakan lengan
bawah unutk menyangga tubuh bayi saat dilahirkan
b. Setelah tubuh dan lengan lahir, menelusurkan tangan yang ada di atas
(anterior) dari punggung ke arah kaki bayi untuk menyangganya saat
punggung dan kaki lahir
7. Penanganan bayi baru lahir
a. Menilai dengan cepat , kemudian meletakkan bayi diatas perut ibu
dengan posisi kepala bayi lebih rendah dari tubuhnya
b. Segera mengerikan bayi, membungkus kepala dan badan bayi kecuali
tali pusat
c. Menjepit tali pusat menggunakan klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi.
Melakukan urutan tali pusat mulai dari klem ke arah ibu dan memasang
klem pada kedua 2 cm dari klem pertama (kearah ibu)
d. Memegang tali pusat dengan satu tangan, melindungi dari gunting dan
memotong tali pusat diantara kedua klem tersebut
e. Memberikan bayi kepada ibunya dan menganjurkan ibu yang memeluk
bayinya dan memulai pemberiaan ASI jika ibu menghendaki
Kala III dan Kala IV
1. Penatalaksanaan aktif persalinan kala III
a. Melakukaan palpasi abdomen untuk menghilangkan kemungkinan
adanya bayi kedua
b. Memberitahu kepada ibu bahwa ia akan disuntik
c. Segera setelah kelahiran bayi, memberikan suntikan oksitosin 10 Unit
IM atau IV
2. Peregangan tali pusat terkendali
a. Memindahkan klem tali pusat sekitar 5-10 cm daari vulva
b. Meletakkan tangan kiri di atas kain yang ada diperut ibu, dan
menggunakan tangan ini untuk palpasi kontraksi dan menstabilkan
uterus. Memegang tali pusat dan klem dengan tangan kanan
c. Menunggu uterus kontraksi dan kemudian melakukan penegangan ke
arah bawah pada tali pusat dengan lembut. Lakukan penekatan
berlawanan arah pada bagian bawah uterus dengan cara menekan uterus
ke arah atas dan belakang (dorso-cranial) dengan hati-hati untuk
membantu mencegah terjadinya inversio uteri. Jika plasenta tidak lahir
setelah 30-40 detik, menghentikan penegangan tali pusat dan menunggu
hingga kontraksi berikutnya mulai
3. Mengeluarkan Plasenta
a. Setelah plasenta lepas, menarik tali pusat ke arah bawah dan kemudian
ke atas, mengikuti kurva jalan lahir sambil meneruskan tekanan
berlawanan arah pada uterus
 Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak
sekitar 5-10 cm dari vulva
 Jika plasenta tidak lepas setelah melakukan penegangan tali pusat
selama 15 menit :
o Ulangi pemberian oksitosin
o Menilai kandung kemih, jika penuh di kateterisasi dengan
menggunakan teknik aseptik jika perlu
o Mengulangi penegangan tali pusat selama 15 menit berikutnya
o Lakukan manual plasenta jika dalam 30 menit plasenta tidak lahir
sejak kelahiran bayi
b. Jika plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan kelahiran plasenta
dengan menggunakan kedua tangan. Memegang plasenta dengan kedua
tangan dan dengan hati-hati memutar plasenta hingga selaput ketuban
terpilin. Dengan lembut dan perlahan-lahan melahirkan selaput ketuban
tersebut
4. Rangsangan taktil (Pemijatan) uterus
Segera setelah plasenta dan plasenta lahir, melakukan massage uterus
dengan meletakkan telapak tangan di fundus dan melakukan massage
dengan gerakan melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi
(fundus menjadi keras)
5. Menilai perdarahan
Memeriksa kedua sisi plasenta baik yang menempel pada ibu maupun janin
dan selaput ketuban untuk memastikan bahwa selaput ketuban lengkap dan
utuh
6. Mengevaluasi adanya laserasi vagina dan perineum
Jika ditemukan laserasi vagina dan perineum, lakukan penjahitan dengan
anastesi lokal
7. Evaluasi
a. Melanjutkan pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan pervaginam :
 2-3 kali dalam 15 mennit pertama persalinan
 Setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca persalinan
 Setiap 20-30 enit pada jam kedua pasca persalinan
b. Mengevaluasi kehilangan darah
c. Memeriksa tekanan darah, nadi dan kandung kencing setiap 15 menit
selama 1 menit pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit selama jam
kedua pasca persalinan

SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini, Dokter Muda Bagian Ilmu Kandungan dan
Kebidanan periode 30 April 2018 – 30 Juni 2018
Nama : Riska Diene Pratiwi
NIM : 30101307064

Dengan ini, telah melakukan Tugas DOPS partus spontan pada hari Rabu, 10 Mei
2018 pukul 10.45 WIB pada pasien :
Nama : Ny. RA
Umur : 25 tahun
Alamat : Kudu Rt 3/ Rw 2. Semarang
Tanggal masuk : 22 Juni 2018
Diagnosa : G2 P1 A0 usia 25 tahun, hamil 39 minggu, janin
tunggal hidup intrautein, presentasi kepala dengan inpartu kala I fase aktif

Semarang, Mei 2018


Mengetahui,

Dokter Muda Bidan

Riska Diene Pratiwi Ratih Nurdiana BW, AM KEB

Pembimbing

dr. Muslich Azhari, Sp.OG

FOLLOW UP PASIEN
22 Juni 2018 S : Pasien mengatakan kenceng-kenceng, hamil ke 2.
(09.10) Kemarin pagi periksa dengan dr. Fx. Sunarto, Sp. OG
O:
- TD : 130/80 mmHg
- N : 87 x/menit
- RR : 20 x/menit
- S : 36ºC
- BB : 77 kg
- TB : 165 cm
- HPL : 25/6/2018
- TFU : 33 cm
- His : 5’20”
- DJJ : 11-12-12, puka
- VT Ø 4 cm, KK (+) preskep, portio tebal lembut,
kepala turun H I
- G1 = 5 th spontan, 3200 gr
- G2 = Hamil ini
A : G2P1A0 Hamil 39 minggu janin tunggal hidup
intrauterin letkep puka inpartu kala I fase aktif
P :Advis : kolaborasi dan lapor dr. Fx. Sunarto, Sp. OG
22 Juni 2018 S : Pasien mengatakan kenceng-kenceng
(10.00) O:
- KU : baik
- TD : 130/70 mmHg
- N : 80 x/menit
- RR : 20 x/menit
- S : 36,5ºC
- TB : 165 cm
- TFU : 33 cm
- His : 5’20”
- DJJ : 11-12-11
- VT Ø 4 cm, KK (+) melekat, portio tebal lembut,
Kepala ↓ H I
- Bloodyshow (-)
A : G2P1A0 Hamil 39 minggu janin tunggal hidup
intrauterin preskep dengan inpartu kala I fase aktif
P :Advis : dr. Fx. Sunarto, Sp. OG
Observasi 30 menit, bila his tidak adekuat pifon
drip 5 IU
22 Juni 2018 S : Pasien ingin mengejan
(10.15) O:
- KU : baik
- TD : 120/80 mmHg
- N : 80x/menit
- RR : 20x/menit
- S : 36,4ºC
- DJJ : 12-12-12
- VT Ø lengkap, KK (+), kepala tutun H II (+), teraba
kista vagina sebesar telur puyuh
A : G2P1A0 hamil 39 minggu inpartu kala II dengan kista
vagina
P:
Advice pimpin mengejan
22 Juni 2018 S : Perut kenceng-kenceng
(10.45) O:
- KU : baik
- Jam 10.25 lahir partus spontan bayi perempuan BB
3400 gr, AS 9-10-10. Plasenta lahir lengkap spontan.
Perineum laserasi grade 2 heacting jelujur. Kista
vagina tidak pecah.
A : P2A0 partus spontan dengan kista vagina
P : Advis dr. Fx. Sunarto:
- Cefadroxil 2x1
- Methylergomethrin 3x1
- Fermia 1x1
- Kista vagina nanti ditangani setelah nifas selesai
22 Juni 2018 S : Pasien mengatakan nyeri post partum
(13.00) O:
- KU : baik
- TD : 120/80 mmHg
- N : 82x/menit
- RR : 20x/menit
- S : 36,5 ºC
- PPV : lokea rubra
- Kontraksi keras
A : P2A0 PP spontan Ho dengan kista vagina
P : Ajarkan vulva hygiene
11 Juli 2018 S : Pasien mengatakan masih mules
(18.00) O:
- KU : baik
- TD : 110/70 mmHg
- N : 82x/menit
- RR : 20x/menit
- S : 36 ºC
A : P2A0 PP spontan Ho dengan kista vagina
P : Anjurkan cukup istirahat

Das könnte Ihnen auch gefallen