Sie sind auf Seite 1von 21

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Akar merupakan bagian bawah dari sumbu tumbuhan dan biasanya berkembang di

bawah permukaan tanah, meskipun terdapat juga akar yang tumbuh di atas tanah.

Histogenesis epidermis akar berbeda dengan batang. Pada Spermatophyta, xilem primer pada

akar bersifat eksark, sedangkan pada batang bersifat endark. Berkas xilem dan floem pada

akar tersusun berselang-seling, sedangkan pada batang berkas pengangkutnya kolateral,

bikolateral, atau amfivasal. Akar tidak mempunyai alat tambahan yang dapat dibandingkan

dengan daun pada batang. Akar tidak mempunyai stomata, tetapi mempunyai tudung akar

yang tidak ada kesejajarannya pada batang.

Akar dalam istilah ilmiahnya disebut “Radix”, merupakan bagian utama dari

tumbuhan yang telah memiliki pembuluh. Pada ujung-ujung akar terdapat meristem apikal

yang terus membelah diri dan berkembang juga terdapat kaliptra (tudung akar) yang

berfungsi sebagai pelindung. Tudung akar berasal dari meristem apikal dan terdiri dari sel-sel

parenkim. Jaringan meristem adalah jaringan muda pada tumbuhan yang aktif membelah

menghasilkan sel-sel baru terdapat pada titik-titik pertumbuhan.

Akar pertama pada tumbuhan berbiji berkembang dari meristem apeks di ujung akar

embrio dalam biji yang berkecambah. Akar embrio juga dinamakan radikula. Pada

Gymnospermae dan dikotil, akar tersebut berkembang dan membesar menjadi akar primer

dengan cabang yang berukuran lebih kecil. Sistem akar seperti itu disebut akar tunggang.

Pada monokotil, akar primer tidak lama bertahan dalam kehidupan tanaman dan segera

mengering. Dari dekat pangkalnya atau didekatnya akan muncul akar baru yang disebut akar
tambahan atau akar adventif. Keseluruhan akar adventif seperti itu dinamakan susunan akar

serabut.

Berdasarkan asal usulnya, terdapat dua tipe akar,yaitu akar primer dan akar serabut

(adventitious). Akar primer berkembang dari ujung embrio yang terbatas, sedangkan akar

serabut berkembang dari jaringan akar dewasa atau dari bagian lain tubuh tumbuhan seperti

batang dan daun.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam makalah ini yaitu:

1. Bagaimana struktur umum anatomi akar?

2. Bagian bagian apa saja yang terdapat pada akar primer dan sekunder?

3. Bagaimana proses perkembangan akar?

4. Fungsi apa saja yang dimiliki oleh akar?

5. Bagaimana proses penyerapan air dan mineral serta pengangkutannya?

C. Manfaat

Manfaat dari makalah ini adalah:

1. Dapat mengetahui struktur umum anatomi akar

2. Dapat mengetahui bagian apa saja yang terdapat pada akar primer dan sekunder

3. Dapat mengetahui proses perkembangan akar

4. Dapat mengetahui Fungsi apa saja yang dimilki oleh akar

5. Dapat mengetahui proses penyerapan air dan mineral serta pengangkutannya


II. PEMAHASAN

A. Struktur Umum Anatomi Akar

Pada akar muda bila dilakukan potongan melintang akan terlihat bagian-bagian dari

luar ke dalam terdiri dari epidermis, korteks, endodermis, dan silinder pusat/stele.

1. Epidermis

Terdiri dari satu lapis sel yang tersusun rapat, dinding sel tipis sehingga mudah di

ditembus air. Memiliki rambut-rambut akar yang merupakan hasil aktifitas sel dari

belakang titik tumbuh. Rambut-rambut akar ini berfungsi memperluas bidang

penyerapan.

2. Korteks

Korteks batang disebut juga kulit pertama, terdiri dari banyak sel dan tersusun

berlapis-lapis, dinding selnya tipis dan mempunyai banyak ruang antarsel untuk

pertukaran gas. jaringan-jaringan yang terdapat pada korteks antara lain: parenkim,

kolenkim,dan sklerenkim.

3. Endodermis

Endodermis disebut juga kulit dalam, tersusun atas selapis sel, merupakan lapisan

pemisah antara korteks dengan stele.Endodermis tumbuhan Anguiospermae mengandung

zat tepung, tetapi tidak terdapat pada endodermis tumbuhan Gymnospermae.Stele/

Silinder Pusat Merupakan lapisan terdalam dari batang.Lapis terluar dari stele disebut

perisikel atau perikambium.lkatan pembuluh pada stele disebut tipe kolateral yang artinya

xilem dan floem. Letak saling bersisian, xilem di sebelah dalam dan floem sebelah luar.
Antara xilem dan floem terdapat kambium intravasikuler, pada perkembangan

selanjutnya jaringan parenkim yang terdapat di antara berkas pembuluh angkut juga

berubah menjadi kambium, yang disebut kambium intervasikuler.Keduanya dapat

mengadakan pertumbuhan sekunder yang mengakibatkan bertambah besarnya diameter

batang.Batang MonokotilPada batang Monokotil, epidermis terdiri dari satu lapis sel,

batas antara korteks dan stele umumnya tidak jelas.

Pada stele monokotil terdapat ikatan pembuluh yang menyebar dan bertipe

kolateral tertutup yang artinya di antara xilem dan floem tidak ditemukan kambium.

Tidak adanya kambium pada Monokotil menyebabkan batang Monokotil tidak dapat

tumbuh membesar, dengan perkataan lain tidak terjadi pertumbuhan menebal sekunder.

Meskipun demikian, ada Monokotil yang dapat mengadakan pertumbuhan menebal

sekunder, misalnya pada pohon Hanjuang (Cordyline sp) dan pohon Nenas seberang

(Agave sp).

4. Silinder pusat/stele

Silinder pusat terletak di bagian tengah akar dan dibatasi oleh endodermis. Pada

penampang melintang akar, xilem dan floem berselang-seling. Xilem berbentuk bintang.

Pada Monokotil, di bagian pusat silinder pembuluh terdapat empulur. Susunan xylem

akar disebut eksark. Jumlah protoxylem di dalam akar ada yang satu, dua, tiga, dst.

Disebut monark jika jumlah kelompok protoxilem di dalam akar ada satu. Diark jika

jumlahnya ada dua, terdapata di Lycopersicum, Nicotiana, Beta, Raphanus. Triark jika

jumlah nya ada tiga, terdapat di Pisum, Ranunculus, Gossypium. Apabila banyak disebut

poliark terdapat pada akar serabut monokotil.


Silinder pusat/stele merupakan bagian terdalam dari akar. Terdiri dari berbagai

macam jaringan :

 Persikel/Perikambium

Merupakan lapisan terluar dari stele. Akar cabang terbentuk dari pertumbuhan

persikel ke arah luar.

 Berkas Pembuluh Angkut/Vasis

Terdiri atas xilem dan floem yang tersusun bergantian menurut arah jari jari. Pada

dikotil di antara xilem dan floem terdapat jaringan kambium.

 Empulur

Letaknya paling dalam atau di antara berkas pembuluh angkut terdiri dari jaringan

parenkim.

B. Struktur Akar Primer

Akar primer adalah akar yang terus tumbuh membesar dan memanjang, akar ini akan

menjadi akar pokok yang menopang. Pada tumbuhan (terutama dikotil) terdapat dua macam

pertumbuhan yaitu pertumbuhan apikal dan pertumbuhan lateral. Pertumbuhan apikal disebut

juga dengan pertumbuhan primer (ke atas: pucuk dan ke bawah: akar), Pertumbuhan akar

primer disebabkan oleh meristem apikal yang terdapat pada pucuk dan ujung akar. Terjadi

sebagai hasil pembelahan sel-sel jaringan meristem primer. Berlangsung pada embrio, bagian

ujung-ujung akar. Bagian penting embrionya adalah akar embrionik yaitu calon akar.

Daerah pertumbuhan pada akar berdasar aktivitasnya terbagi menjadi 3 daerah yaitu

daerah pembelahan : Sel-sel di daerah ini aktif membelah (meristematik), daerah pemanjanga

: Berada di belakang daerah pembelahan dan daerah diferensiasi : Bagian paling belakang

dari daerah pertumbuhan. Sel-sel mengalami diferensiasi membentuk akar yang sebenarnya.
C. Bagian – bagian Akar Primer

1. Tudung Akar

Tudung akar terdapat di ujung akar dan melindungi promeristem akar serta

membantu penembusan tanah oleh akar, terdiri atas sel hidup yang sering mengandung

pati. Tudung akar berkembang terus menerus. Sel paling luar mati, terpisah dari yang

lain dan hancur, lalu digantikan oleh sel baru yang dibentuk oleh pemula.

2. Epidermis

Sel epidermis akar berdinding tipis dan biasanya tanpa kutikula. Namun,

kadang-kadang dinding sel paling luar berkutikula. Ciri khas akar adalah adanya

rambut akar yang teradaptasi untuk menyerap airdan garam tanah. Rambut akar adalah

sel epidermis yang memanjang ke luar, tegak lurus permukaan akar, dan berbentuk

tabung.

3. Korteks akar

Pada umunya korteks terdiri dari sel parenkim. Pada sejumlah besar monokotil

yang tidak melepaskan korteksnya semasa akar masih hidup, banyak sklerenkim

dibentuk. Sel korteks biasanya besar dan bervakuola besar. Plastid didalamnya

menghimpun pati. Lapisan paling dalam berkembang menjadi endodermis dan satu atau

beberapa lapisan korteks paling luar dapat berkembang menjadi eksodermis.

4. Eksodermis

Pada sejumlah besar tumbuhan, dinding sel pada lapisan sel terluar korteks akan

membentuk gabus, sehingga terjadi jaringan pelindung baru, yakni eksodermis yang

akan menggantikan epidermis. Struktur dan sifat sitokimiawi sel eksodermis mirip sel

endodermis. Dinding primer dilapisi oleh suberin dan lapisan itu dilapisi lagi oleh
selulosa. Lignin juga dapat ditemukan. Sel eksodermis mengandung protoplas hidup

ketika dewasa.

5. Endodermis

Di daerah akar yang digunakan untuk penyerapan, dinding sel endodermis

mengandung selapis suberin di dinding antiklinalnya, yakni pada dinding radial dan

melintang. Rampingnya lapisan itu menyebabkannya diberi nama pita, dan dibubuhi

nama caspary. Pita tersebut merupakan kesatuan antara lamella tengah dan dinding

primer, tempat suberin dan lignin tersimpan. Jika sel terplasmolisis, maka protoplas

melepaskan diri dari dinding, namun tetap melekat pada pitacaspary.

5. Silinder Pembuluh

Silinder pembuluh terdiri dari jaringan pembuluh dengan satu atau beberapa

lapisan sel di sebelah luarnya, yaitu perisikel. Jika bagian tengah tidak ditempati

jaringan pembuluh, maka bagian itu diisi oleh parenkim empulur di bagian dalam,

perisikel langsung berbatasan dengan protofloem dan protoxilem. Perisikel dapat

mempertahankan sifat meristematiknya di dalamnya terbentuk akar lateral, felogen, dan

sebagian dari cambium pembuluh.

Silinder pusat/stele merupakan bagian terdalam dari akar. Terdiri dari berbagai

macam jaringan :

a. Mikoriza

Mikoriza berasal dari kata Miko (Mykes = cendawan) dan Riza yang berarti

Akar tanaman. Struktur yang terbentuk dari asosiasi ini tersusun secara beraturan

dan memperlihatkan spektrum yang sangat luas baik dalam hal tanaman inang, jenis

cendawan maupun penyebarannya. Nahamara (1993) dalam Subiksa (2002)


mengatakan bahwa mikoriza adalah suatu struktur yang khas yang mencerminkan

adanya interaksi fungsional yang saling menguntungkan antara suatu tumbuhan

tertentu dengan satu atau lebih galur mikobion dalam ruang dan waktu.

Kondisi lingkungan tanah yang cocok untuk perkecambahan biji juga cocok

untuk perkecambahan spora mikoriza. Demikian pula kindisi edafik yang dapat

mendorong pertumbuhan akar juga sesuai untuk perkembangan hifa. Jamur mikoriza

mempenetrasi epidermis akar melalui tekanan mekanis dan aktivitas enzim, yang

selanjutnya tumbuh menuju korteks. Pertumbuhan hifa secara eksternal terjadi jika

hifa internal tumbuh dari korteks melalui epidermis. Pertumbuhan hifa secara

eksternal tersebut terus berlangsung sampai tidak memungkinnya untuk terjadi

pertumbuhan lagi. Bagi jamur mikoriza, hifa eksternal berfungsi mendukung fungsi

reproduksi serta untuk transportasi karbon serta hara lainnya kedalam spora, selain

fungsinya untuk menyerap unsur hara dari dalam tanah untuk digunakan oleh

tanaman.

b. Bintil Akar

Bintil akar merupakan asosiasi akar diengan bakteri penambat nitrogen utara

(Rhizobium) yang bermanfaat bagi tanaman. Bakteri memasuki akar terutama

melalui rambut akar, dan dengan memperbanyak diri membentuk benang infeksi.

Cara yang dilakukan ialah dengan menyelubungi seludang yang terdiri dari bahan

seperti gum. Benang infeksi sangat cepat dalam menembus akar dan merangsang

proliferasi sel (pembelahan sel secara cepat dan banyak menghasilkan sel) pada

lapisan korteks sebelah dalam. Hasil proliferasi yang menyerupai bakal akar cabang

akan menjadi bintil. Di bagian abaksia, bintil mempertahankan daerah meristematik


sedangkan di daerah adaksial akan terisi bakteri. Di sekeliling jaringan bakteroid

terdapat cabang berkas pembuluh yang berhubungan dengan silinder pembuluh akar,

di mana setiap berkasnya memiliki seludang parenkim dan endodermis. Pada

beberapa spesies, sel seludang digunakan untuk membentuk dinding yang khas bagi

sel yang berperan dalam angkutan jarak dekat, yakni sel transfer. Sifat tersebut

menunjukkan adanya sistem angkut guna pertukaran zat hara di antara bakteri dan

tanaman inang

D. Struktur Sekunder Akar

Akar sekunder adalah akar yang tumbuh dari akar lain, atau bisa disebut akar cabang.

Pertumbuhan sekunder bersifat khas bagi akar-akar tumbuhan dikotil. Pertumbuhan sekunder

dijumpai di khas pada akar Gymnospermae dan Dicotyledoneae. Akar Monocotyledoneae

biasanya tidak mengalami pertumbuhan sekunder. Apabila pertumbuhan sekunder dimulai,

pertama timbul cambium di dalam parenkim diantara jejaring xylem primer dan didalam

floem primer. Cambium akan membentuk xylem sekunder dan floem sekunder keluar.

Kemudian, cambium itu diperluas secara lateral karena diferensiasi inisial cambium didalam

perisikel sekeliling ujung jejaring xylem dan juga mulai membentuk tenunan sekunder.

Kemudian cambium membentuk daerah melingkar didalamnya terdapat xylem sekunder

yang secara menyeluruh menyelubungi xylem primer. Floem primer dan endodermis

biasanya hancur karena tekanan tenunan yang tumbuh didalamnya.

Pada awalnya, kambium pembuluh berbentuk pita yang jumlahnya tergantung tipe

akar. Pada akar diark terdapat dua pita, pada akar triark terdapat akar tiga pita, dan

seterusnya. Sel perisiklus yang terdapat di luar daerah xilem juga menjadi aktif seperti

kambium. Selanjutnya, kambium melengkapi lingkaran dengan xilem sebagai pusatnya.


Penampang melintang kambium pada perkembangan awal berbentuk oval, pada akar diark,

segi tiga pada akar triark, dan pada akar poliark membentuk segi banyak. Kambium

berbatasan dengan permukaan dalam floem yang berfungsi membentuk xilem sekunder ke

arah dalam dan fleom sekunder ke arah luar. Kambium menghasilkan xilem dan floem

dengan membelah perinkin dan antiklin sehingga lingkaran akar bertambah besar.

Pembentukan periderm mengikuti pertumbuhan pembuluh sekunder. Sel perisiklus

terus membelah secara perinkin dan antiklin. Pembelahan perinklin menyebabkan

peningkatan jumlah lapisan perisiklus. Peningkatan ketebalan jaringan pembuluh dan

perisiklus menekan korteks ke arah luar sehingga korteks menjadi pecah. Felogen di luar

perisiklus akan membentuk felem ke arah luar dan feloderm ke arah dalam. Pada akar

tumbuhan menahun (perennial), keaktifan kambium pembuluh dan felogen terus terjadi

sepanjang tahun. Perkembangan akar, seperti halnya pada batang, juga akan membentuk

ritidom. Pada tumbuhan Dikotil menerna, misalnya pada Medicago sativa, xilem sekunder

terdiri atas pembuluh dengan penebalan dinding menganak tangga dan memata jala.

Pembuluh ini juga mengandung serabut dan sel parenkim. Floem berisi pembuluh dengan sel

pengiring, serabut, dan sel parenklim. Floem di bagian luar hanya berisi serabut dan

parenkim; pembuluh yang tua akan rusak. Floem akan menyatu dengan parenkim di dalam

periderm kecuali apabila terrdapat serabut. Gabus merupakan turunan felogen yang berfungsi

sebagai jaringan pelindung. Pertumbuhan sekunder pada berbagai tumbuhan Dikotil menerna

berbeda.

Pada akar tumbuhan berkayu, jaringan pembuluh biasanya mempunyai banyak sel

dengan dinding sekunder yang mengandung lignin. Akar Gymnospermae mempunyai tipe

tumbuhan sekunder yang sama dengan akar tumbuhan Dicotyledoneae. Namun, terdapat
perbedaan histologi antara akar dan batang. Pada akar, takaran unsur dengan dinding

sekunder berlignin lebih kecil dibandingkan pada kayu dan kulit kayu, tetapi proporsi

jaringan parenkim lebih besar. Penelitian pada kayu Plantanus menunjukkan bahwa kayu dan

akar secara filogenetik lebih primitif daripada batang.

E. Bagian-bagian Akar Sekunder

a. Pembentukan jaringan pembuluh sekunder oleh kambium

Awal mula perkembangan kambium pembuluh adalah dengan pembelahan sel

prokambium di antara floem primer dan xilem primer yang belum terdiferensiasi.

Kambium berupa silinder dengan tepi luar yang bergelombang ini mempunyai aktivitas

yang berbeda; di bagian dalam floem, cambium menghasilkan xylem lebih cepat

dibandingkan dengan di tempat lain. Di tempat tersebut, cambium lebih cepat terdorong

ke luar dan akhirnya diperoleh silinder yang bertepi rata. Kambium akan membentuk sel

xylem kea rah dalam dan sel floem ke arah luar, namun pada umumnya frekuensi

pembentukan xylem lebih besar dibandingkan dengan sel floem Hal itulah yang

menyebabakan xylem sekunder lebih tebal dari pada floem sekunder.

b. Pembentukan periderm oleh felogen.

Pembentukan periderm mengikuti aktivitas kambium pembuluh dan biasanya

mulai dibentuk pertama kali dalam perisikel.Pada tumbuhan perenial, keaktifan

cambium akar akan diiringi keaktifan peridem dalam waktu yang lama. Periderm yang

telah dibentuk tidak akan bertahan lama karena volume dari sel baru yang ada disebelah

dalam makin besar, dan akhirnya periderm baru dibentuk dibawahnya. Hal itu dapat

belangsung berulang kali hinggadi peroleh ritidom.


F. Proses Perkembangan Akar

Pada embrio, akar berkembang dari akar embrio atau radikula. Akar itu tumbuh menjadi

akar utama yang juga di sebut akar primer (Radix primaria) dan bertambah panjang akibat

pembelahan dan pemanjangan sel di belakang apeks akar. Apeks akar di lindungi oleh tudung

akar, suatu penutup yang terdiri dari sel-sel dewasa. Pada titik tumbuh akar, sel di bentik

tidak hanya ke akar belakang untuk menambah panjangnya akar, namun juga kea rah yang

berlawanan untuk mengganti sel-sel tudung akar yang akan aus sewaktu akar tumbuh

menembus tanah. Dekat di beakangnya terdapat bulu-bulu akar (rambut-rambut akar), yang

membantu dalam penyerapan air dan garam-garam dari dalam tanah serta memperluas

permukaan akar yang dapat menyerap bahan-bahan tersebut. Pada jarak tertentu di belakang

meristem apeks akar, akan di bentuk akar lateral (radix lateralis).

G. Fungsi dan Sifat Akar

1. Fungsi Akar

Meskipun tumbuhan monokotil dan tumbuhan dikotil memiliki sistem perakaran

yang berbeda, tetapi fungsi akar pada tumbuhan tersebut sama. Akar merupakan organ

pada tumbuhan yang berfungsi sebagai berikut :

 Untuk menyerap air dan garam-garam mineral (zat-zat hara) dari dalam tanah.

 Untuk menunjang dan memperkokoh berdirinya tumbuhan di tempat hidupnya.

 Pada beberapa jenis tumbuhan, akar berfungsi sebagai alat bernapas, misalnya pada

tumbuhan bakau.

 Pada beberapa jenis tumbuhan, akar berfungsi sebagai tempat menyimpan cadangan

makanan atau sebagai alat perkembangbiakan vegetatif. Misalnya, wortel memiliki akar

tunggang yang membesar, berfungsi sebagai tempat menyimpan makanan. Pada


tanaman sukun, dari bagian akar dapat tumbuh tunas yang selanjutnya tumbuh menjadi

individu baru.

2. Sifat Akar :

 Tidak mempunyai klorofil,

 Tidak mempunyai nodus (tidak berbuku-buku) dan internodus (tidak beruas) serta

tidak mendukung daun- daun atau sisik maupun bagian-bagian lainnya,

 Bentuknya seringkali meruncing, hingga lebih mudah untuk menembus tanah,

 Tumbuh terus pada ujungnya, tetapi pertumbuhannya masih kalah jika

dibandingkan dengan batang.

 Merupakan bagian tumbuhan yang biasanya terdapat di dalam tanah, dengan arah

tumbuh ke pusat bumi (geotrop) atau menuju ke air (hidrotrop), meninggalkan

udara dan cahaya.

 Warna tidak hijau, biasanya keputih-putihan atau kekuning-kuningan.

H. Proses Penyerapan Air dan Mineral serta Pengangkutannya

Air dan mineral dari tanah masuk ke tumbuhan melalui ujung akar dan rambut-rambut

akar. Adanya rambut-rambut akar menyebabkan daerah penyerapan air dan mineral menjadi

luas.

Air dan mineral yang diserap oleh rambut-rambut akar akan menuju ke pumbuluh kayu

(xilem). Pengangkutan air dan mineral yang larut tersebut mengalir dari sel ke sel dengan

arah horizontal, yaitu dari sel epidermis menuju ke korteks dan endodermis sampai akhirnya

ke pembuluh kayu.
Proses penyerapan air dan mineral serta pengangkutannya.

Air dan mineral dapat mengalir karena adanya perbedaan kepekatan (konsentrasi) cairan

di antara sel-sel yang dilaluinya. Aliran air dan mineral dari rambut akar, epidermis, korteks,

endodermis, hingga pembuluh kayu terjadi di luar berkas pembuluh, sehingga disebut

pengangkutan ekstravaskuler. Air dan mineral setelah sampai di pembuluh kayu akar,

selanjutnya akan diangkut ke daun sebagai bahan untuk fotosintesis. Pengangkutan air dan

mineral ke daun melalui pembuluh kayu pada batang, cabang, dan daun. Karena

pengangkutan air dan mineral ini melalui berkas pembuluh angkut, yaitu pembuluh kayu

(xilem), maka disebut pengangkutan vaskuler.

Cara penyerapan air dan mineral dari dalam tanah oleh rambut-rambut akar berlangsung

secara osmosis. Osmosis adalah pergerakan (perpindahan) zat dari larutan yang kurang

pekat (berkonsentrasi rendah) ke larutan yang lebih pekat (berkonsentrasi tinggi) melalui

selaput semipermeabel. Selaput semipermeabel adalah selaput pemisah yang hanya dapat

dilalui oleh air dan zat-zat tertentu yang larut di dalamnya. Umumnya sel-sel pada tumbuhan

bersifat semipermeabel termasuk sel-sel rambut akar. Selain itu, cairan sel pada rambut-
rambut akar lebih pekat daripada air tanah, sehingga air tanah dan mineral yang terlarut akan

masuk ke dalam sel-sel rambut-rambut akar secara osmosis.

Setelah rambut-rambut akar menyerap air tanah, cairan selnya menjadi kurang pekat bila

dibandingkan dengan cairan di dalam sel-sel korteks. Dengan demikian, secara osmosis air

dan mineral dari sel-sel rambut mengalir ke sel-sel korteks. Dengan cara yang sama, air dan

mineral akan mengalir ke endodermis dan akhirnya sampai ke pembuluh kayu akar.

Selain secara osmosis, proses penyerapan air dan mineral juga melalui proses transpor

aktif. Transpor aktif adalah sistem transpor ion-ion dan molekul-molekul melalui membran

(selaput) sel dengan menggunakan energi. Mineral dari tanah secara transpor aktif masuk ke

dalam sel tumbuhan melawan gradien konsentrasi, yaitu dari konsentrasi rendah ke

konsentrasi tinggi. Air yang masuk ke dalam sel tumbuhan menyebabkan tekanan pada

dinding sel. Keadaan tegang yang ditimbulkan antara dinding sel dengan isi sel setelah

menyerap air disebut turgor. Sedangkan tekanan yang ditimbulkan disebut tekanan turgor.

Pada tumbuhan tingkat tinggi terdapat dua macam cara pengangkutan air dan garam

mineral yang diperoleh dari tanah, yaitu ekstravaskular dan intravaskular. Pengangkutan

ekstravaskular adalah pengangkutan di luar berkas pembuluh. Pengangkutan ini bergerak

dari permukaan akar menuju ke bagian-bagian yang letaknya lebih dalam dan menuju ke

berkas pembuluh. Sementara itu, pengangkutan intravaskular adalah pengangkutan melalui

berkas pembuluh dari akar menuju bagian atas tumbuhan.

1. Proses Pengangkutan Ekstravaskular

Pada pengangkutan ini, air akan masuk melalui sel epidermis akar kemudian

bergerak di antara sel-sel korteks. Air harus melewati sitoplasma sel-sel endodermis

untuk memasuki silinder pusat (stele). Setelah sampai di stele, air akan bergerak bebas di
antara sel-sel. Cara transportasi dalam pengangkutan air dan mineral secara

ekstravaskular ada dua macam, yaitu apoplas dan simplas. Pengangkutan ekstravaskular,

à secara simplas (a) dan apoplas (b)

Transportasi apoplas adalah menyusupnya air tanah secara difusi bebas atau

transpor pasif melalui semua bagian tidak hidup dari tumbuhan, misalnya dinding sel dan

ruang-ruang antarsel. Transportasi apoplas tidak dapat terjadi saat melewati endodermis

sebab dalam sel-sel endodermis terdapat pita kaspari yang menghalangi air masuk ke

dalam xilem. Pita kaspari ini terbentuk dari zat suberin (gabus) dan lignin. Oleh karena

itu,apoplas dapat terjadi di semua bagian kecuali endodermis. Air yang menuju

endodermis ditranspor secara simplas melalui sel peresap.

Kebalikan dari transportasi apoplas adalah transportasi simplas. Transportasi

simplas yaitu bergeraknya air tanah dan zat terlarut melalui bagian hidup dari sel

tumbuhan. Pada sistem simplas ini perpindahan terjadi secara osmosis dan transpor aktif

melalui plasmodesmata. Transportasi simplas dimulai dari sel-sel rambut akar ke sel-sel

parenkim korteks yang berlapis-lapis, sel-sel endodermis, sel-sel perisikel, dan akhirnya

ke berkas pembuluh kayu atau xilem.

Pengangkutan mineral melalui transpor aktif. Mineral mampu masuk ke dalam

akar karena melawan gradien konsentrasi, yaitu dari daerah berkonsentrasi rendah ke

daerah berkonsentrasi tinggi.

2. Proses Pengangkutan Intravaskular

Pengangkutan intravaskular adalah pengangkutan melalui berkas pembuluh

(xilem) dari akar menuju bagian atas tumbuhan. Pengangkutan air dan mineral dimulai

dari xilem akar ke xilem batang menuju xilem tangkai daun dan ke xilem tulang daun.
Pada tulang daun terdapat ikatan pembuluh. Air dari xilem tulang daun ini masuk ke sel-

sel bunga karang pada mesofil. Setelah mencapai sel-sel bunga karang, air dan garam-

garam mineral disimpan untuk digunakan dalam proses fotosintesis dan transportasi.

Transportasi pada trakea lebih cepat daripada transportasi pada trakeida.

Ada beberapa jenis tumbuhan yang tidak mempunyai trakea sehingga trakeida

merupakan satu-satunya saluran pengangkutan air tanah. Tumbuhan yang tidak

mempunyai trakea misalnya pada tumbuhan paku dan tumbuhan berbiji terbuka.

Pengangkutan air dan mineral dari bawah ke atas tubuh tumbuhan oleh xilem mengikuti

beberapa teori sebagai berikut.

a. Teori vital

Teori vital menyatakan bahwa perjalanan air dari akar menuju daun dapat terlaksana

karena adanya sel-sel hidup, misalnya sel-sel parenkim dan jari-jari empulur di

sekitar xilem.

b. Teori Dixon Joly

Teori Dixon Joly menyatakan bahwa naiknya air ke atas karena tarikan dari atas,

yaitu ketika daun melakukan transpirasi. Air selalu bergerak dari daerah basah ke

daerah kering.

c. Teori tekanan akar

Teori tekanan akar menyatakan bahwa air dan mineral naik ke atas karena adanya

tekanan akar. Tekanan akar ini terjadi karena perbedaan konsentrasi air dalam air

tanah dengan cairan pada saluran xilem. Tekanan akar paling tinggi terjadi pada

malam hari dan dapat menyebabkan merembesnya tetes-tetes air dari daun tumbuhan

(gutasi).
Pada dasarnya, pengangkutan air dan mineral dari tanah ke dalam tumbuhan

melibatkan tiga proses yaitu proses osmosis, proses difusi dan proses transpor aktif.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengangkutan air dan mineral dari

dalam tanah ke tubuh tumbuhan melalui lintasan tertentu. Air yang diangkut xilem

digunakan untuk fotosintesis dan sebagian mengalami transpirasi. Laju transpirasi

dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, misalnya kelembapan, suhu, cahaya, angin,

dan kandungan air tanah.


III. PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan makalah ini maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Struktur umum anatomi akar terdri dari epidermis, korteks, endodermis, dan silinder

pusat/stele.

2. Bagian- bagian primer akar terdiri atas Tudung Akar, Epidermis, Korteks akar,

Eksodermis, Endodermis dan Silinder Pembuluh sedangkan bagian sekunder akar terdiri

dari Pembentukan jaringan pembuluh sekunder oleh kambium dan Pembentukan

periderm oleh felogen.

3. Pada embrio, akar berkembang dari akar embrio atau radikula. Akar itu tumbuh menjadi

akar utama yang juga di sebut akar primer (Radix primaria) dan bertambah panjang

akibat pembelahan dan pemanjangan sel di belakang apeks akar. Apeks akar di lindungi

oleh tudung akar, suatu penutup yang terdiri dari sel-sel dewasa.

4. Akar merupakan organ pada tumbuhan yang berfungsi untuk menyerap air dan garam-

garam mineral (zat-zat hara) dari dalam tanah, untuk menunjang dan memperkokoh

berdirinya tumbuhan di tempat hidupnya, pada beberapa jenis tumbuhan, akar berfungsi

sebagai alat bernapas, misalnya pada tumbuhan bakau., pada beberapa jenis tumbuhan,

akar berfungsi sebagai tempat menyimpan cadangan makanan atau sebagai alat

perkembangbiakan vegetatif.

5. Air dan mineral yang diserap oleh rambut-rambut akar akan menuju ke pumbuluh kayu

(xilem). Pengangkutan air dan mineral yang larut tersebut mengalir dari sel ke sel

dengan arah horizontal, yaitu dari sel epidermis menuju ke korteks dan endodermis
sampai akhirnya ke pembuluh kayu.. Air dan mineral dapat mengalir karena adanya

perbedaan kepekatan (konsentrasi) cairan di antara sel-sel yang dilaluinya. Aliran air dan

mineral dari rambut akar, epidermis, korteks, endodermis, hingga pembuluh kayu terjadi

di luar berkas pembuluh, sehingga disebut pengangkutan ekstravaskuler.


DAFTAR PUSTAKA

Campbell. 2002. Biologi Jilid 1. Jakarta : Erlangga

Dwidjoseputro, D. 1992. Pengantar Anatomi Tumbuhan. Jakarta : Gramedia

Fahn A. 1991. Anatomi Tumbuhan Edisi Ke 3. Yogyakarta : UGM Press

Hidayat, Estiti B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung : ITB

Mulyani, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan.Yogyakarta : Kausius

Nugroho, L. Hartanto dkk,(2010). Struktur & Perkembangan Tumbuhan. Jakarta: Penebar


Swaday

Syamsuni. 2009. Materi Pokok Anatomi Tumbuhan. Indramayu : UNWIR

Tjitrosoepomo, Gembong. 2009. Morfologi Tumbuhan.Yogyakarta : UGM Press

Das könnte Ihnen auch gefallen