Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.1 POLIHIDRAMNION
Damato dkk (1993) melaporkan bahwa dari 105 wanita yang diteliti cairan
amnionnya, ditemukan hampir 65% dinyatakan hidramnion. Ada 47 otang hamil
gastrointestinal, sistem saraf pusat, toraks, skeletal, kelainan kromosom (2 janin
mempunyai trisomi 18-Edward syndrome dan 2 janin dengan trisomi 21 –Down
syndrome ), dan kelainan jantung; 19 orang wanita hamil kembal. Hidramnion
berhubungan dengan kehamilan kembar monozigotik, hipotesis telah dibuktikan
bahwa salah satu fesus menguasai satu bagian sirkulasi dari janin lainnya, dimana
fetus yang satu ini mengalami cardiac hypertrophy dan produksi urine output yang
meningkat.
2
Diagnosis
Pada saat anamnesis didapatkan hal-hal berikut.
1. Perut terasa lebih besar dan lebih berat dari biasa
2. Sesak nafas. Beberapa ibu mengalami sesak napas berat, pada kasus
ekstrem ibu hanya bisa bernapas bila berdiri tegak.
3. Nyeri ulu hati dan sianosis
4. Nyeri perut karena tegangnya uterus
5. Oliguria. Kasus sangat jarang terjadi. Hal ini terjadi karena uretra
mengalami obstruksi akibat uterus yang membesar melebihi kehamilan
normal
Pemeriksaan penunjang.
1. Foto rontgen (bahaya radiasi)
2. USG
Banyak ahli mendefiniskan hidramnion bila indeks cairan amnion
(ICA) melebihi 24-25cm pada pemeriksaan USG. Berdasarkan pemeriksaan
USG, hidramnion terbagi menjadi berikut ini.
a. Mild hydramnion ( hidramnion ringan ), bila kantung amnion
mencapai8-11cm dalam dimensi vertikal. Insiden sebesar 80% dari
semua kasus yang terjadi
b. Moderate hydramnion ( hidramnion sedang ), bila kantung amnion
mencapai 12-15 cm dalamnya. Insiden sebesar 15%
c. Severe hydramnion ( hidramnion berat ), bila janin ditemukan
berenang dengan bebas dalam kantung amnion yang mencapai 16cm
atau lebih besar. Insiden sebesar 5%
3
Usia Gestasi Janin (gr) Plasenta (gr) Cairan Amnion (ml) Cairan (%)
( Minggu )
Gambaran klinis
Penatalaksaan
Penanganan oligohidramnion bergantung pada situasi klinik dan
dilakukan pada fasilitas kesehatan yang lebih lengkap mengingat prognosis
janin yang tidak baik.kompresi tali pusat selama proses persalinan biasa terjadi
pada oligohidramnion, oleh karena itu persalinan dengan SC merupakan
pilihan terbaik pada kasus oligohidramnion. Pertimbangan untuk melakukan
SC adalah sebagai berikut.
1. Indeks kantung amnion (ICA) 5cm atau kurang
2. Deselerasi frekuensi detak jantung janin
3. Kemungkinan aspirasi mekonium pada kehamilan posterrm.
4
2.2.2 OLIGOHIDRAMNION
Diagnosis
Oligohidramnion harus dicurigai jika tinggi fundus uteri lebih rendah secara
bermakna dibandingkan yang diharapkan pada usia gestasi tersebut. Penyebab
oligohidramnion adalah absorpsi atau kehilangan cairan yang meningkat ketuban
pecah dini menyebabkan 50% kasus oligohidramnion; Penurunan produksi cairan
amnion yakni kelainan ginjal kongenital akan menurunkan keluaran ginjal janin
obstruksi pintu keluar kandung kemih atau uretra akan menurunkan keluaran urin
dengan cara yang sama.
Gambaran klinis
Pada ibu yang mengalami oligohidramnion biasanya uterus akan tampak lebih
kecil dari usia kehamilan dan tidak ada balotemen, ibu merasa nyeri diperut pada
setiap pergerakan anak. Sering berakhir dengan partus prematurus, bunyi jantung anak
sudah terdengar mulai bulan kelima dan terdengar lebih jelas, persalinan lebih lama
dari biasanya, sewaktu his akan sakit sekali, bila ketuban pecah, air ketuban sedikit
sekali bahkan tidak ada yang keluar.
Tindakan konservatif
Slaput ketuban yang embatsi rongga amnionterdiri atas amnion terdiri atas
amnion dan korion yang sanagt erat ikatannya. Lapisan ini terdiri atas beberapa sel
seperti sel epitel, sel mesenkim, dan sel trofoblas yang terikat erat dalam matriks
kolagen. Selaput ketuban berfungsi menghasilkan air ketuban dan melindungi janin
terhadap infeksi.
5
Ketuban pecah dini prematur terjadi pada 1% kehamilan. Pecahnya selaput
ketuban berkaitan dengan perubahan proses biokimia yang terjadi dalam kolagen
matriks ekstra selular amnion, korion, dan apoptosis membran janin. Membran janin
dan desidua bereaksi terhadap stimuli seperti infeksi dan peregangan selaput ketuban
denagn memproduksi mediator seperti prostaglandin, sitokinin, dan protein hormon
yang merangsang aktivitas “matriks degrading enzym”.
Ketuban pecah dini dalam persalinan secara umum disebabkan oleh kontraksi
uterus dan peregangan berulang.selaput ketuban pecah karena pada daerah tertentu
terjadi pada perubahan biokimia yang menyebabkan selaput ketuban inferior rapuh,
bukan karena seluruh selaput ketuban rapuh.
Selaput ketuban sangat kuat pada kehamilan muda. Pada trimester ketiga
selaput ketuban mudah pecah. Melemahnya kekuatan selaput ketuban ada
hubungannya dengan oembesaran uterus, kontraksi rahim, dan gerakan janin. Pada
trimester terakhir terjadi perubahan biokimia pada selaput ketuban. Pecahnya ketuban
pada kehamilan aterm merupakan hal fisiologis. Ketuban pecah dini pada kehamilan
prematur dissebabkan oleh adanya faktor-faktor eksternnal, misalnya infeksi yang
menjalar dari vagina. Ketuban pecah dini prematur sering terjadi pada
polihidramnion, inkompeten serviks, solusio plasenta.
Komplikasi
6
Komplikasi yang timbul akibat ketuban pecah dini bergantung pada usia
kehamilan. Dapat terjadi infeksi maternal maupun neonatal, persaalinan prematur,
hipoksia karena kompresi tali pusat, deformitas janin, meningkatnya insiden seksio
sesarea, atau gagalnya persalinan normal.
Persalinan prematur
Setelah ketuban pecah biasanya segera disusul oleh persalinan. Periode laten
tergantung umur kehamilan. Pada kehamilan aterm 90% terjadi dalam 24jam setelah
ketuban pecah. Pada kehamilan antara 28-34 minggu 50% persalinan dalam 24 jam.
Pada kehamilan kurang dari 26 minggu persalinan terjadi dalam 1 minggu.
Infeksi
Resiko infeksi ibu dan anak meningkat pada ketuban pecah dini. Pada ibu
terjadi korioamnionitis. Pada bayi dapat terjadi septikemia, pneumonia, omfalitis.
Umumnya terjadi korioamnionitis sebelum janin terinfeksi. Pada ketuban pecah dini
prematur, infeksi lebih sering dari aterm. Secara umum insiden infeksi sekunder pada
ketuban pecah dini meningkat sebanding dengan lamanya periode laten.
Ketuban pecah dini yang terjadi terlalu dini menyebabkan pertumbuhan janin
terhambat, kelainan disebabkan kompresi muka dan anggota badan janin, serta
hipoplasi pulmonar.
Pastikan diagnosis
Tentukan umur kehamilan
Evaluasi ada tidaknya infeksi maternal ataupun infeksi janin
Apakah dalam keadaan inpartu, terdapat kegawatan janin
Riwayat keluarnya air ketuban berupa cairan jernih keluar dari vagina yang
kadang-kladang disertai tanda-tanda lain dari persalinan.
7
Dengan pemeriksaan ultrasound adanya ketuban pecah dini dapat
dikonfirmasikan dengan adanya oligohidramnion. Bila air ketuban normal agaknya
ketuban pecah dapat diragukan serviks.
Penderita dengan kemungkinan ketuban pecah dini harus masuk rumah sakit
untuk diperiksa lebih lanjut. Jika pada perawatan air ketuban berhenti keluar, pasien
dapat pulang untuk rawat jalan. Bila terdapat persalinan dalam kala aktif,
koroamnionitis, gawat janin, persalinan determinasi. Bila ketuban pecah dini pada
kehamilan prematur, diperlukan penatalaksanaan yang komprehensif. Secara umum
penatalaksanaan pasien ketuban pecah dini yang tidak dalam persalinan serta tidak
ada infeksi dan gawat janin, penatalaksanaan bergantung pada usia kehamilan.
Diagnosis
Penanganan
Konservatif
8
Aktif
Kehamilan > 37 minggu, induksi dengan oksitosin. Bila gagal secsio sesarea.
Dapat pula diberikan misoprostol 25ug intravaginal tiap 5jam maksimal 4x. Bila ada
tanda-tanda infeksi berikan antibiotik dosis tinggi dan persalinan diakhiri.
Bila skor pelvik < 5, lakukan oematangan serviks, kemudian induksi. Jika tidak
berhasil akhiri dengan seksio sesarea
Bila skor pelvik > 5, induksi persalinan.
Korioamnionitis
Penyebab
Diagnosis
Penanganan
9
2.2.4 KEHAMILAN MULTIPLE/GEMELLI ( KEHAMILAN
KEMBAR )
Kehamilan kembar atau gemeli ialah satu kehamilan dengan dua janin atau
lebih.
3. Chimerism
Chimerism adalah individu dimana sel-selnya berasal dari satu ovum
yang dibuahi. Chimerism darah paling sering diketahui saat penuntunan
golongan darah yaitu ditemukannya sel-sel dengan dua golongan yang berbeda
pada suatu orang.
ETIOLOGI
1. Pembuatan dua ovum yang berbeda yaitu kembar ovum ganda, dizigotik, atau
fraternal.
2. Pembelahan dari satu ovum yang dibuahi kemudian membelah menjadi dua
struktur yaitu ovum tunggal, monozigotik, atau identik.
10
PEMERIKSAAN
Palpasi
Tinggi fundus uteri tidak sesuai dengan usia kehamilan dan teraba dua bagian
yang keras, bulat, dan melenting pada janin, namun sangat sulit untuk mengidentifikasi
kehamilan kembar dengan palpasi, terutama apabila salah satu kembar terletak diatas
kembar lainnya, termasuk apabila obesitas atau adanya hidramnion.
Auskultasi
Teridentifikasi dua jantung janin apabila frekuensi keduanya jelas berbeda satu
sama lain, serta dengan frekuensi denyut jantung ibunya.
Pemeriksaan ultrasonografi
Dengan pemeriksaan USG yang cermat, kantung gestasional yang terpisah pada
kehamilan kembar dapat diidentifikasi sejak dini.
Pemeriksaan radiologis
Tampak rangka janin lebih dari satu, bahkan pemeriksaan ini dapat membantu
pada keadaan-keadaan tertentu yang jarang (multipel ordo tinggidan salah satu janin
dicurigai menderita displasia tulang ).
Pemeriksaan biokimiawi
Jumlah gonadotropin korionik dalam plasma dan urine, secara rata-rata lebih
tinggi daripada yang dijumpai pada kehamilan tunggal.
PENATALAKSANAAN
Penyulit dari faktor anak : prolapsus tali pusat atau gawat janin atau retensi
anak kedua, sedangkan dari faktor ibu berupa inersia, kelelahan, histeria, faktor teknis
panggul tidak sesuai kriteria, serta kesenjangan ukuran instrumen dan bagian bayi.
1. Jika anak pertama presentasi kepala dan tidak ditemui penyulit lainnya,
upayakan persalinan pervaginam.
2. Jika anak pertama bukan presentasi kepala tetapi tanpa penyulit lainnya, maka
observasi dan pantausecara ketat apabila akan diselesaikan pervaginam
3. Jika anak pertama bukan presentasi kepala dan disertai penyulit lainnya,
pertimbangkan untuk terminasi per abdominal
Kondisi anak kedua
1. Jika anak kedua presentasi kepala, lahira pervaginam
2. Jika anak kedua bukan presentasi kepala, jika syarat memenuhi lakukan versi.
11
a. Jika berhasil lanjutkan persalinan pervaginam
b. Kalau gagal lanjutkan dengan persalinan sungsang jika tidak ada
kontraindikasi
c. Bila terjadi prolaps tali pusat dan syarat tindakan terpenuhi, lakukan
terminasi per abdominal.
12
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Mahasiswa mampu memahami teori tentang komplikasi dan penyulit dalam kehamilan
serta dapat memberikan asuhan kebidanan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Asuhan yang diberikan meliputi pengkajian data baik secara subyektif maupun obyektif dari
data yang telah dikumpulkan mahasiswa dapat mendiagnosa, janin tunggal atau ganda, dan
komplikasi mengenai infeksi intrauterin. Keadaan umum ibu dan janin cukup sesuai dengan
diagnosa dilakukan antisipasi masalah potensial dan menetapkan kebutuhan segera bila ada
komplikasi.
Intervensi dan implementasi disesuaikan dengan kondisi ibu, kemudian untuk meninjau
keefektifan asuhan yang telah diberikan mahasiswa melakukan evaluasi yang juga sebagai
koreksi untuk memberikan asuhan selanjutnya.
13
DAFTAR PUSTAKA
14