Sie sind auf Seite 1von 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi setiap saat,
patologi kehamilan adalah penyulit atau gangguan atau komplikasi yang menyertai
ibu saat hamil. Sekarang ini secara umum sudah diterima bahwa setiap kehamilan
membawa resiko bagi ibu. WHO memperkirakan bahwa sekitar 15% dari wanita yang
hamil akan berkembang menjadi komplikasi yang berkaitan dengan kehamilannya,
serta dapat mengancam jiwanya. Sebagian besar wanita hamil di indonesia mengalami
komplikasi atau masalah yang menjadi fatal, sekitar 26& wanita dengan kelahiran
hidup mengalami komplikasi. Sebagai bidan akan menemukan wanita hamil dengan
komplikasi-komplikasi yang dapat mengancam jiwanya.
Kelahiran bayi merupakan peristiwa penting bagi kehidupan ibu dan keluarga kita
sebagai bidan berada diposisi untuk meningkatkan kemampuan ibu untuk melahirkan
sebagaimana juga kemampuan menemani ibu dalam proses kelhiran untuk
memberikan dukungan dan dorongan.
Perlu diingat bahwa persalinan merupakan proses yang normal, serta merupakan suatu
kejadian yang sehat. Akan tetapi ;otensi komplikasi yang mengancam nyawa juga
akan selalu ada xsehingga bidan harus mengamati ibu dan bayi dengan ketat
sepanjang kehamilan dan kelahiran, sehingga sangan penting bagi bidan untuk
mengetahui bagaiman cara mendeteksi dini penyulit dan komplikasi selama masa
kehamilan dan masa persalinan, sebagai upaya menurunkan angka mortalitas dan
morbiditas pada ibu dan bayi.
1.2 Rumusan Masalah
a) Apa saja komplikasi dan penyulit dalam kehamilan ?
b) Bagaimana diagnosis, gambaran klinis serta penatalaksanaan dari masalah
tersebut ?
c) Apa yang dimaksud dengan kehamilan multiple dan bagaimana cara
menanganinya ?
1.3 Tujuan
a) Untuk mengetahui apa saja komplikasi-komplikasi dalam kehamilan
b) Agar kita dapat mengaplikasikasi sebuah masalah atau kasus menjadi sebuah
asuhan kebidanan

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 KELAINAN KETUBAN

2.1.1 POLIHIDRAMNION

Polihidramnion atau disebut juga dengan hidramnion adalah keadaan dimana


air ketuban melebihi 2.000 ml. Hidramnion akut adalah penambahan air ketuban
secara mendadak dan cepat dalam beberapa hari, biasanya terdapat pada kehamilan
yang agak muda, bulan ke-5 dan 6. Hidramnion kronis adalah penambahan air
ketuban secara perlahan-lahan, biasanya terjadi pada kehamilan lanjut. Diagnosis
pasti bisa didapatkan dari pemeriksaan ultrasonografi (USG). Insiden hidramnion
adalah 1% dari semua kehamilan. Biggi dkk.(1999) melaporkan dari alabama, insiden
hidramnion 1% diantara lebih dari 36.000 kehamilan.

Saampai sekarang penyebab hidramnion masih belum jelas. Pada banyak


kasus hidramnion berhubugan dengan kelainan malformasi janin, khususnya kelainan
sistem saraf pusat dan traktus gastrointestinal. Namun secara teori, hidramnion dapat
terjadi karena hal-hal berikut.

1. Produksi air ketuban bertambah.


Diduga air ketuban dibentuk oleh sel-sel amnion, tetapi air ketuban
dapat bertambah cairan lain masuk kedalam ruangan amnion, misalnya urine
janin dan cairan otak anensefalus.

2. Penggaliran air ketuban terganggu.


Air ketuban yang dibentuk, secara rutin dikeluarkan dan diganti dengan
yang baru. Salah satu cara pengeluaran adalah ditelan oleh janin, diabsorpsi
oleh usus kemudian dialirkan ke plasenta untuk akhirnya masuk kedalam
peredaran darah ibu. Ekskresi air ketuban ini akan terganggu bila janintidak
bisa menelan seperti pada atresia esofagus dan anensefalus.

Damato dkk (1993) melaporkan bahwa dari 105 wanita yang diteliti cairan
amnionnya, ditemukan hampir 65% dinyatakan hidramnion. Ada 47 otang hamil
gastrointestinal, sistem saraf pusat, toraks, skeletal, kelainan kromosom (2 janin
mempunyai trisomi 18-Edward syndrome dan 2 janin dengan trisomi 21 –Down
syndrome ), dan kelainan jantung; 19 orang wanita hamil kembal. Hidramnion
berhubungan dengan kehamilan kembar monozigotik, hipotesis telah dibuktikan
bahwa salah satu fesus menguasai satu bagian sirkulasi dari janin lainnya, dimana
fetus yang satu ini mengalami cardiac hypertrophy dan produksi urine output yang
meningkat.

2
Diagnosis
Pada saat anamnesis didapatkan hal-hal berikut.
1. Perut terasa lebih besar dan lebih berat dari biasa
2. Sesak nafas. Beberapa ibu mengalami sesak napas berat, pada kasus
ekstrem ibu hanya bisa bernapas bila berdiri tegak.
3. Nyeri ulu hati dan sianosis
4. Nyeri perut karena tegangnya uterus
5. Oliguria. Kasus sangat jarang terjadi. Hal ini terjadi karena uretra
mengalami obstruksi akibat uterus yang membesar melebihi kehamilan
normal

Pada saaat inspeksi didapatkan hal-hal berikut.


1. Perut terlihat sangat buncit dan tegang, kulit perut mengkilat, retak-retak
kulit jelas, dan kadang-kadang umbilikus mendatar.
2. Ibu terlihat sesak dan sianosis, serta terlihat payah karena kehamilannya.
3. Edema pada kedua tungkai, vulva, dan abdomen. Hal ini terjadi karena
kompresi terhadap sebagian besar sistem pembuluh darah balik
(vena)akibat uterus yang terlalu besar.

Pada saat palpasi didapatkan hal-hal berikut.

1. Perut tegang dan terdapat nyeri tekan


2. Fundus uteri lebih tinggi dari usia kehamilan sesungguhnya
3. Bagian-bagian janin sukar dikenali

Pada saat auskultasi, denyut jantung janin sulit untuk didengar

Pemeriksaan penunjang.
1. Foto rontgen (bahaya radiasi)
2. USG
Banyak ahli mendefiniskan hidramnion bila indeks cairan amnion
(ICA) melebihi 24-25cm pada pemeriksaan USG. Berdasarkan pemeriksaan
USG, hidramnion terbagi menjadi berikut ini.
a. Mild hydramnion ( hidramnion ringan ), bila kantung amnion
mencapai8-11cm dalam dimensi vertikal. Insiden sebesar 80% dari
semua kasus yang terjadi
b. Moderate hydramnion ( hidramnion sedang ), bila kantung amnion
mencapai 12-15 cm dalamnya. Insiden sebesar 15%
c. Severe hydramnion ( hidramnion berat ), bila janin ditemukan
berenang dengan bebas dalam kantung amnion yang mencapai 16cm
atau lebih besar. Insiden sebesar 5%

3
Usia Gestasi Janin (gr) Plasenta (gr) Cairan Amnion (ml) Cairan (%)
( Minggu )

16 100 100 200 50


28 1000 200 1000 45
36 2500 400 900 24
40 3300 500 800 17
(peipert and donnenfeld,1991)

Gambaran klinis

Gambaran klinis dari oligohidramnion tidak baik terutama untuk janin.


Bila terjadi kehamilan muda akan mengakibatkan gangguan bagi pertumbuhan
janin, bahkan bisa terjadi foetus papyreceous, yaitu picak seperti kertasskarena
tekanan-tekanan. Bila terjadi pada kehamilan lanjut akan terjadi cacat bawaan,
cacat karena tekanan, atau kulit menjadi tebal da kering. Selain itu, dapat
mengakibatkan kelainan muskuloskeletal (sistem otot)

Oligohidramnion yang berkaitan dengan PPROM pada janin yang


kurang dari 24 minggu dapat mengakibatkan terjadinya hipoplasia paru-paru.
Ada tiga kemungkinan yang dapat terjadi, yaitu sebagai berikut.

1. Kompresi toraks, mengakibatkan pengembangan dinding dada dan


paru-paru terhambat
2. Terbatasnya pernapasan janin menurunkan pengembangan paru-paru.
3. Terganggunya produksi serta aliran cairan paru-paru berakibat pada
pertumbuhan dan perkembangan paru-paru

Penatalaksaan
Penanganan oligohidramnion bergantung pada situasi klinik dan
dilakukan pada fasilitas kesehatan yang lebih lengkap mengingat prognosis
janin yang tidak baik.kompresi tali pusat selama proses persalinan biasa terjadi
pada oligohidramnion, oleh karena itu persalinan dengan SC merupakan
pilihan terbaik pada kasus oligohidramnion. Pertimbangan untuk melakukan
SC adalah sebagai berikut.
1. Indeks kantung amnion (ICA) 5cm atau kurang
2. Deselerasi frekuensi detak jantung janin
3. Kemungkinan aspirasi mekonium pada kehamilan posterrm.

4
2.2.2 OLIGOHIDRAMNION

Oligohidramnion adalah suatu keadaan dimana air ketuban sangat sedikit


yakni kurang dari normal, yaitu kurang dari 500cc . insiden ini 5-8% dari seluruh
kehamilan.

Diagnosis

Oligohidramnion harus dicurigai jika tinggi fundus uteri lebih rendah secara
bermakna dibandingkan yang diharapkan pada usia gestasi tersebut. Penyebab
oligohidramnion adalah absorpsi atau kehilangan cairan yang meningkat ketuban
pecah dini menyebabkan 50% kasus oligohidramnion; Penurunan produksi cairan
amnion yakni kelainan ginjal kongenital akan menurunkan keluaran ginjal janin
obstruksi pintu keluar kandung kemih atau uretra akan menurunkan keluaran urin
dengan cara yang sama.

Gambaran klinis

Pada ibu yang mengalami oligohidramnion biasanya uterus akan tampak lebih
kecil dari usia kehamilan dan tidak ada balotemen, ibu merasa nyeri diperut pada
setiap pergerakan anak. Sering berakhir dengan partus prematurus, bunyi jantung anak
sudah terdengar mulai bulan kelima dan terdengar lebih jelas, persalinan lebih lama
dari biasanya, sewaktu his akan sakit sekali, bila ketuban pecah, air ketuban sedikit
sekali bahkan tidak ada yang keluar.

Tindakan konservatif

Penatalaksanaan pada ibu adalah tirah baring, hidrasi dengan kecukupan


cairan, perbaikan nutrisi, pemantauan kesejahteraan janin ( hitung pergerakan janin,
NST, Bpp) peeriksaan USG yang umum dari volume cairan amnion, pemberian infus
amnion .

2.2.3 KPD ( KETUBAN PECAH DINI )

Slaput ketuban yang embatsi rongga amnionterdiri atas amnion terdiri atas
amnion dan korion yang sanagt erat ikatannya. Lapisan ini terdiri atas beberapa sel
seperti sel epitel, sel mesenkim, dan sel trofoblas yang terikat erat dalam matriks
kolagen. Selaput ketuban berfungsi menghasilkan air ketuban dan melindungi janin
terhadap infeksi.

Dalam keadaan normal, selaput ketuban pecah dalam proses persalinan.


Ketuban Pecah Dini adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan.
Bila ketuban pecah dini terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu disebut Ketuban
Pecah Dini pada kehamilan prematur. Dalam keadaan normal 8-10% perempuan
hamil aterm akan mengalami ketuban pecah dini.

5
Ketuban pecah dini prematur terjadi pada 1% kehamilan. Pecahnya selaput
ketuban berkaitan dengan perubahan proses biokimia yang terjadi dalam kolagen
matriks ekstra selular amnion, korion, dan apoptosis membran janin. Membran janin
dan desidua bereaksi terhadap stimuli seperti infeksi dan peregangan selaput ketuban
denagn memproduksi mediator seperti prostaglandin, sitokinin, dan protein hormon
yang merangsang aktivitas “matriks degrading enzym”.

Mekanisme ketuban pecah dini

Ketuban pecah dini dalam persalinan secara umum disebabkan oleh kontraksi
uterus dan peregangan berulang.selaput ketuban pecah karena pada daerah tertentu
terjadi pada perubahan biokimia yang menyebabkan selaput ketuban inferior rapuh,
bukan karena seluruh selaput ketuban rapuh.

Terdapat keseimbangan antara sintesis dan degradasi ekstraselular matriks.


Perubahan struktur, jumlah sel, dan katabolisme kolagen menyebabkan aktifitas
kolagen berubah dan menyebabkan selaput ketuban pecah.

Faktor resiko untuk terjadinya ketuban pecah dini adalah ;

 Berkurangnya asam askorbik sebagai komponen kolagen


 Kekurangan tembaga dan asam askorbik yang berakibat pertumbuhan struktur
abnormal karena antara lain merokok.

Degradasi kolagen dimediasi oleh matriks metaloproteinase (MMP) yang


dihambat oleh inhibitor jaringan spesifik dan inhibitor protease.

Mendekati waktu persalinan, keseimbangan antara MMP dan TIMP-1


mengarah pada degradasi proteolitik dari matriks ekstraselular dan membran janin.
Aktivitas degradasi proteolitik ini meningkat enjelang persalinan. Pada penyakit
periodontitis dimana terdapat peningkatan MMP, cenderung terjadi ketuban pecah
dini.

Selaput ketuban sangat kuat pada kehamilan muda. Pada trimester ketiga
selaput ketuban mudah pecah. Melemahnya kekuatan selaput ketuban ada
hubungannya dengan oembesaran uterus, kontraksi rahim, dan gerakan janin. Pada
trimester terakhir terjadi perubahan biokimia pada selaput ketuban. Pecahnya ketuban
pada kehamilan aterm merupakan hal fisiologis. Ketuban pecah dini pada kehamilan
prematur dissebabkan oleh adanya faktor-faktor eksternnal, misalnya infeksi yang
menjalar dari vagina. Ketuban pecah dini prematur sering terjadi pada
polihidramnion, inkompeten serviks, solusio plasenta.

Komplikasi

6
Komplikasi yang timbul akibat ketuban pecah dini bergantung pada usia
kehamilan. Dapat terjadi infeksi maternal maupun neonatal, persaalinan prematur,
hipoksia karena kompresi tali pusat, deformitas janin, meningkatnya insiden seksio
sesarea, atau gagalnya persalinan normal.

Persalinan prematur

Setelah ketuban pecah biasanya segera disusul oleh persalinan. Periode laten
tergantung umur kehamilan. Pada kehamilan aterm 90% terjadi dalam 24jam setelah
ketuban pecah. Pada kehamilan antara 28-34 minggu 50% persalinan dalam 24 jam.
Pada kehamilan kurang dari 26 minggu persalinan terjadi dalam 1 minggu.

Infeksi

Resiko infeksi ibu dan anak meningkat pada ketuban pecah dini. Pada ibu
terjadi korioamnionitis. Pada bayi dapat terjadi septikemia, pneumonia, omfalitis.
Umumnya terjadi korioamnionitis sebelum janin terinfeksi. Pada ketuban pecah dini
prematur, infeksi lebih sering dari aterm. Secara umum insiden infeksi sekunder pada
ketuban pecah dini meningkat sebanding dengan lamanya periode laten.

Hipoksia dan asfiksia

Dengan pecahnya ketuban terjadi oligohidramnion yang menekan tali pusat


hingga terjadi asfiksia atau hipoksia. Terdapat hubungan antara terjadinya gawat janin
dan derajat oligohidramnion, semakin sedikit air ketuban, janin semakin gawat.

Sindrom deformitas janin

Ketuban pecah dini yang terjadi terlalu dini menyebabkan pertumbuhan janin
terhambat, kelainan disebabkan kompresi muka dan anggota badan janin, serta
hipoplasi pulmonar.

Penatalaksanaan ketuban pecah dini

 Pastikan diagnosis
 Tentukan umur kehamilan
 Evaluasi ada tidaknya infeksi maternal ataupun infeksi janin
 Apakah dalam keadaan inpartu, terdapat kegawatan janin

Riwayat keluarnya air ketuban berupa cairan jernih keluar dari vagina yang
kadang-kladang disertai tanda-tanda lain dari persalinan.

Diagnosis ketuban pecah dini prematur dengan inspekulo dilihat adanyya


cairan ketuban keluar dari kavum uteri. Pemeriksaan PH vagina perempuan hamil
sekitar 4,5; bila ada cairan ketuban Phnya sekitar 7,1-7,3. Antiseptik yang alkalin
akan menaikan PH vagina.

7
Dengan pemeriksaan ultrasound adanya ketuban pecah dini dapat
dikonfirmasikan dengan adanya oligohidramnion. Bila air ketuban normal agaknya
ketuban pecah dapat diragukan serviks.

Penderita dengan kemungkinan ketuban pecah dini harus masuk rumah sakit
untuk diperiksa lebih lanjut. Jika pada perawatan air ketuban berhenti keluar, pasien
dapat pulang untuk rawat jalan. Bila terdapat persalinan dalam kala aktif,
koroamnionitis, gawat janin, persalinan determinasi. Bila ketuban pecah dini pada
kehamilan prematur, diperlukan penatalaksanaan yang komprehensif. Secara umum
penatalaksanaan pasien ketuban pecah dini yang tidak dalam persalinan serta tidak
ada infeksi dan gawat janin, penatalaksanaan bergantung pada usia kehamilan.

Diagnosis

Tentukan pecahnya selaput ketuban, dengan adanya cairan ketuban divagina.


Jika tidak ada dapat dicoba dengan menggerakkan sedikit bagian terbawah janin atau
meminta pasien batuk atau mengedan. Penentuan cairan ketuban dapat dilakukan
dengan tes lakmus (nitrazin test) merah menjadi biru. Tentukan usia kehamilan, bila
perlu dengan pemeriksaan USG. Tentukan ada tidaknya infeksi. Tanda-tanda infeksi
adalah bila suhu ibu lebih dari 38oC serta air ketuban keruh dan berbau. Leukosit
darah > 15.000/mm3. Janin yang mengalami takikardia, mungkin mengalami infeksi
intrauterin. Tentukan tanda-tanda persalinan yang skoring pelvik. Tentukan adanya
kontraksi yang teratur. Periksa dalam dilakukan bila akan dilakukan penanganan aktif
(terminasi kehamilan).

Penanganan

Konservatif

Rawat dirumah sakit, berikan antibiotik (ampisilin 4x 500 mg atau eritromisin


bila tidak tahan ampisilin dan metronidazol 2x 500mg selama 7 hari ) jika umur
kehamilan < 32 - 34 minggu, dirawat selama air ketuban masih keluar, atau sampai air
ketuban tidak lagi keluar. Jika usia kehamilan 32-37 minggu, belum inpartu, tidak
ada infeksi, tes busa negatif beri deksametason, observasi tanda-tanda infeksi dan
kesejahteraan janin. Terminasi pada kehamilan 37 minggu. Jika usia kehamilan 32-37
minggu, sudah inpartu, tidak ada infeksi, beri tokolitik (salbutamol), deksametason,
dan induksi sesudah 24 jam. Jika usia kehamilan 32-37 minggu, ada infeksi, beri
antibiotik dan lakukan induksi, nilai tanda-tanda infeksi (suhu, leukosit, tanda-tanda
infeksi intrauterin). Pada usia kehamilan 32-37 minggu berikan steroid untuk memacu
kematangan paru janin, dan bila memungkinkan periksa kadar lesitin dan
spingomielin tiap minggu. Dosis betametason 12mg sehari tunggal selama 2 hari,
deksametason 1.M 5mg tiap 6jam sebanyak 4x.

8
Aktif

Kehamilan > 37 minggu, induksi dengan oksitosin. Bila gagal secsio sesarea.
Dapat pula diberikan misoprostol 25ug intravaginal tiap 5jam maksimal 4x. Bila ada
tanda-tanda infeksi berikan antibiotik dosis tinggi dan persalinan diakhiri.

 Bila skor pelvik < 5, lakukan oematangan serviks, kemudian induksi. Jika tidak
berhasil akhiri dengan seksio sesarea
 Bila skor pelvik > 5, induksi persalinan.

Korioamnionitis

Korioamnionitis adalah keadaan pada perempuan hamil dimana korion,


amnion, dan cairan ketuban terkena infeksi bakteri. Korioamnionitis merupakan
komplikasi paling serius bagi ibu dan janin, bahkan dapat berlanjut menjadi sepsis,

Penyebab

Penyyebab korioamnionitis adalah infeksi bakteri yang terutama berasal dari


traktus urogenitalis ibu. Secara spesifik permulaan infeksi berasal dari vagina, anus,
atau rektum dan menjalar ke uterus. Angka kejadian korioamnionitis 1-2 %.

Diagnosis

Faktor resiko terjadinya korioamnionitis adalah kelahiran prematur atau


ketuban pevah lama. Korioamnionitis tidak selalu menimbulkan gejala. Bila timbul
gejala antara lain demam, nadi cepat, berkeringat, uterus pada perabaan lembek, dan
cairan berbau keluar dari vagina. Diagnosis korioamnionitis ditegakkan dengan
pemeriksaan fisik, gejala-gejala tersebut diatas, kultur darah, dan cairan amnion.
Kesejahteraan janin dapat diperiksa dengan ultrasound dan kardiotokografi.

Penanganan

Tegakkan diagnosis dini korioamnionitis. Hal ini berhubungan dengan


prognosis, segera janin dilahirkan. Bila kehamilan prematur, keadaan ini akan
memperburuk prognosis janin. Bila janin telah meninggal upayakan pervaginam,
tindakan perabdominam (seksio sesarea) cenderung terjadi sepsis. Lakukan induksi
atau akselerasi persalinan.

Pemberian antibiotika sesegera mungkin. Dipilih yang berspektrum luas yaitu


kombinasi ampisilin 3 x 1000 mg, gentamisin 5 mg/kgBB/hari, metronidazol 3 x 500
mg . Berikan uterotonika supaya kontraksi uterus baik pasca persalinan. Hal ini akan
mencegah/menghambat invasi mikroorganisme melalui sinus-sinus pembuluh darah
pada dinding uterus.

9
2.2.4 KEHAMILAN MULTIPLE/GEMELLI ( KEHAMILAN
KEMBAR )

Kehamilan kembar atau gemeli ialah satu kehamilan dengan dua janin atau
lebih.

Jenis kelamin ganda adalah sebagai beriikut.

1. Kehamilan ganda monozigotik


Merupakan kehailan ganda yang berasal dari satu ovum yang dibuahi
dan membelah secara dini hingga membentuk dua embrio yang sama.
Kehamilan ini juga disebut juga hamil kembar identik atau hamil kembar
homolog atau hamil kembar uniovuler karena berasal dari satu ovum. Hamil
ganda ini mempunyai ciri jenis kelamin sama, wajah yang sama, sidik jari
yang sama, kemungkinan salah satunya kidal karena lokasi daerah motorik
serebrinya berlawanan.

2. Kehamilan ganda dizigotik


Merupakan kehamilan ganda yang berasal dari 2 atau lebih ovum yang
telah dibuahi disebut juga heterolog, binovuler, atau fraternal. Sebagian besar
kehamilan ganda adalah dizigotik dengan ciri jenis kelamin berbeda atau
sama, mempunyai dua plasenta, dua amnion, dua korion. Pada kembar
dizigotik, telur mungkin tidak dibuahi pada waktu yang sama.

3. Chimerism
Chimerism adalah individu dimana sel-selnya berasal dari satu ovum
yang dibuahi. Chimerism darah paling sering diketahui saat penuntunan
golongan darah yaitu ditemukannya sel-sel dengan dua golongan yang berbeda
pada suatu orang.

4. Superfetasi dan superfekundasi


Pada superfetasi, terdapat interval satu selama satu atau lebih
siklusovulatorik di antara dua fertilisasi. Superfetasi belum pernah dibuktikan
terjadi pada manusia namun dapat terjadi pada kuda betina. Superfekundasi
mungkin terjadi dimana dua telur dibuahi dalam jarak waktu yang pendek,
tetapi tidak pada koitus yang sama.

ETIOLOGI

1. Pembuatan dua ovum yang berbeda yaitu kembar ovum ganda, dizigotik, atau
fraternal.
2. Pembelahan dari satu ovum yang dibuahi kemudian membelah menjadi dua
struktur yaitu ovum tunggal, monozigotik, atau identik.

10
PEMERIKSAAN

Palpasi

Tinggi fundus uteri tidak sesuai dengan usia kehamilan dan teraba dua bagian
yang keras, bulat, dan melenting pada janin, namun sangat sulit untuk mengidentifikasi
kehamilan kembar dengan palpasi, terutama apabila salah satu kembar terletak diatas
kembar lainnya, termasuk apabila obesitas atau adanya hidramnion.

Auskultasi

Teridentifikasi dua jantung janin apabila frekuensi keduanya jelas berbeda satu
sama lain, serta dengan frekuensi denyut jantung ibunya.

Pemeriksaan ultrasonografi

Dengan pemeriksaan USG yang cermat, kantung gestasional yang terpisah pada
kehamilan kembar dapat diidentifikasi sejak dini.

Pemeriksaan radiologis

Tampak rangka janin lebih dari satu, bahkan pemeriksaan ini dapat membantu
pada keadaan-keadaan tertentu yang jarang (multipel ordo tinggidan salah satu janin
dicurigai menderita displasia tulang ).

Pemeriksaan biokimiawi

Jumlah gonadotropin korionik dalam plasma dan urine, secara rata-rata lebih
tinggi daripada yang dijumpai pada kehamilan tunggal.

PENATALAKSANAAN

Penyulit dari faktor anak : prolapsus tali pusat atau gawat janin atau retensi
anak kedua, sedangkan dari faktor ibu berupa inersia, kelelahan, histeria, faktor teknis
panggul tidak sesuai kriteria, serta kesenjangan ukuran instrumen dan bagian bayi.

Kondisi anak pertama

1. Jika anak pertama presentasi kepala dan tidak ditemui penyulit lainnya,
upayakan persalinan pervaginam.
2. Jika anak pertama bukan presentasi kepala tetapi tanpa penyulit lainnya, maka
observasi dan pantausecara ketat apabila akan diselesaikan pervaginam
3. Jika anak pertama bukan presentasi kepala dan disertai penyulit lainnya,
pertimbangkan untuk terminasi per abdominal
Kondisi anak kedua
1. Jika anak kedua presentasi kepala, lahira pervaginam
2. Jika anak kedua bukan presentasi kepala, jika syarat memenuhi lakukan versi.

11
a. Jika berhasil lanjutkan persalinan pervaginam
b. Kalau gagal lanjutkan dengan persalinan sungsang jika tidak ada
kontraindikasi
c. Bila terjadi prolaps tali pusat dan syarat tindakan terpenuhi, lakukan
terminasi per abdominal.

12
BAB III

PENUTUP

A.Kesimpulan
Mahasiswa mampu memahami teori tentang komplikasi dan penyulit dalam kehamilan
serta dapat memberikan asuhan kebidanan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Asuhan yang diberikan meliputi pengkajian data baik secara subyektif maupun obyektif dari
data yang telah dikumpulkan mahasiswa dapat mendiagnosa, janin tunggal atau ganda, dan
komplikasi mengenai infeksi intrauterin. Keadaan umum ibu dan janin cukup sesuai dengan
diagnosa dilakukan antisipasi masalah potensial dan menetapkan kebutuhan segera bila ada
komplikasi.
Intervensi dan implementasi disesuaikan dengan kondisi ibu, kemudian untuk meninjau
keefektifan asuhan yang telah diberikan mahasiswa melakukan evaluasi yang juga sebagai
koreksi untuk memberikan asuhan selanjutnya.

B.Kritik dan Saran


 Bagi Ibu ibu yang hamil hendaknya memeriksakan dirinya secara rutin mnimal 4 kali
selama kehamilan agar bisa dideteksi secara dini bila ada kelainan pada janinnya.
 Bagi petugas kesehatan agar senantiasa meningkatkan Pengetahuan dan
keterampilannya untuk menurunkan angka mortalitas dan morbiditas Ibudananak.
 Bagi teman teman agar belajar yang rajin agar kelak bisa menangani pasien dengan
profesional.

13
DAFTAR PUSTAKA

1. Rohman..dkk.2011.Asuhan Kebidanan Pada Masa Persalinan.Jakarta:Salemba


Medika
2. Fadlun.Achmad feryanto.2013.Asuhan Kebidanan Patologis.Jakarta:Salemba
Medika
3. Prawiroharjo,sarwono.2010.Ilmu kebidanan..Jakarta:PT.Bina Pustaka
4. Yeyeh Rukiyah,Ai dan Lia Yulianti.2010.Asuhan Kebidanan
IV.Jakarta:Trans Info Media

14

Das könnte Ihnen auch gefallen