Sie sind auf Seite 1von 19

ANTROPOMETRI GIZI

Di Tujukan untuk memenuhi Tugas

Mata Kuliah ………………

Di Susun oleh:

Sri Hildawati
Rina Andriani

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN

2016 / 2017
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Antropometri adalah ilmu yang mempelajari berbagai ukuran tubuh manusia.Dalam

bidang ilmu gizi digunakan untuk menilai status gizi. Ukuran yang sering digunakan adalah

berat badan dan tinggi badan. Selain itu juga ukuran tubuhlainnya seperti lingkar lengan atas,

lapisan lemak bawah kulit, tinggi lutut,lingkaran perut, lingkaran pinggul. Ukuran-ukuran

antropometri tersebut bisaberdiri sendiri untuk menentukan status gizi dibanding baku atau

berupa indeksdengan membandingkan ukuran lainnyaseperti BB/U, BB/TB. TB/U

(Sandjaja,dkk., 2010).

Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau darisudut pandang

gizi, maka antropometri gizi berhubungan berbagai macampengukuran dimensi tubuh dan

komposisi dari berbagai tingkat umur dan tingkatgizi (Supariasa, dkk., 2001).

Antropometri merupakan bidang ilmu yang berhubungan dengan dimensitubuh manusia.

Dimensi-dimensi ini dibagi menjadi kelompok statistika danukuran persentil. Jika seratus

orang berdiri berjajar dari yang terkecil sampaiterbesar dalam suatu urutan, hal ini akan dapat

diklasifikasikan dari 1 percentilesampai 100 persentil. Data dimensi manusia ini sangat

berguna dalamperancangan produk dengan tujuan mencari keserasian produk dengan

manusiayang memakainya (Nugroho, 2002).

Di masyarakat, cara pengukuran status gizi yang paling sering digunakanadalah

antropometri gizi. Dewasa ini dalam program gizi masyarakat, pemantauanstatus gizi anak

balita menggunakan metode antropometri,sebagai cara untuk menilai status gizi. Di samping

itu pula dalam kegiatan penapisan status gizimasyarakat selalu menggunakan metode tersebut

(Supariasa, dkk., 2001).


Penyakit infeksi dan kekurangan gizi terlihat kurang, kemakmuran ternyatadiikuti oleh

perubahan gaya hidup. Pola makan terutama di perkotaan bergeserdari pola makan tradisional

yang banyak mengkonsumsi karbohidrat, sayuran makanan berserat ke pola makan masyarakat barat

yang komposisinya terlalubanyak mengandung lemak, protein, gula, garam tetapi miskin serat.

Sejalandengan itu setahun terakhir ini mulai terlihat peningkatan angka

prevalensikegemukan/obesitas pada sebagian penduduk perkotaan, yang diikuti pula

padaakhir-akhir ini di pedesaan (Asmayuni, 2007).

Perhatian utama adalah mempersiapkan dan meningkatkan kualitas penduduk usia kerja

agar benar-benar memperoleh kesempatan serta turut berperan danmemiliki kemmpuan untuk

ikut dalam upaya pembangunan. Salah satu upayapenting untuk mewujudkan hal tersebut

adalah pembangunan di idang kesehatandan gizi. Antropometri sebagai teknik yang mula-

mula dikembangkan dikalanganantropolog biologis, kini aplikasinya menyentuh berbagai

bidang antara lainkedokteran, olahraga, antropologigizi, keperawatan, dan pediatric dalam

ilmupertumbuhan anak. Antropolog seperti Tanner, Bogin, Boucher, Malina, danUlijaszek

mengembangkan teknik antropometri yang dihubungkan dengan teoripertumbuhan manusia

dari intra-uterine sampai adolesentia akhir (sekitar 20tahun) (Barasi, 2008).

Aplikasi antropometri sebagai metode bioantropologi ke dalam kedokteranmanjadi

bermakna apabila disertai latar belakang teori yang adekuat tentangpertumbuhan.

Berdasarkan tujuan penelitian pengukuran antropometri, setidak-tidaknya ada lima hal

penting yang mewakili tujuan pengukuran yaitu mengetahuikekern otot, kekekaran tualng,

ukuran tubuh secara umum, panjang tungkai danlengan, serta kandungan lemak tubuh di

ekstremitas dan di torso. Dalampemakaian untuk penilaian status gizi, antropometri disajikan

dalam bentuk indeks, misalnya berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut

umur(TB/U) atau berat badan menurut tinggi badan (BB/TB), lingkar lengan atasmenurut

umur (LLA/U) dan sebagainya (Barasi, 2008).Karena antropometri sebagai indikator


penilaian status gizi yang palingmudah yang dapat dilakukan dengan mengukur beberapa

parameter, antara lain:umur, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala,

lingkar dada,lingkar pinggul dan tebal lemak di bawah kulit. Oleh karena itu, untuk

mengetahuistatus gizi seseorang, maka dilakukan pengukuran antropometri ini

B. Tujuan

1. TujuanUmum

Untuk mengetahui Penilaian status gizi secara antropometri

2. TujuanKhusus

1. Untuk mengetahui pengukuran Indeks Massa tubuh (IMT)

2. Untuk mengetahui pengukuran Rasio Lingkar Pinggang dan Panggul (WHR)

3. Untuk mengetahui pengukuran Rasio lingkar perut

4. Untukmengetahui estimasitinggi badan berdasarkan tinggi lutut.

5. Untuk mengetahui pengukuran Tebal lipatan kulit (% body fat)

6. Untuk mengetahui pengukuran lingkar lengan atas (LILA).


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penentuan Status Gizi

Status gizi adalah ekspresi dari keseimbangan dalam bentuk variabel-variabel

tertentu. Status gizi juga merupakan akibat dari keseimbangan antara konsumsi dan

penyerapan zat gizi dan penggunaan zat-zat gizi tersebut atau keadaan fisiologik akibat dari

tersedianya zat gizi dalam seluruh tubuh (Supariasa, 2002).

Antropometri merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untukmenilai

status gizi. Secara umum antropometri diartikan sebagai ukuran tubuh,ditinjau dari sudut gizi

maka antropometri ditinjau dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Antropometri sangat

umum digunakan untuk mengukur status gizi untuk berbagai ketidak seimbangan antara

asupan energi dan protein (Gibson 2005).

Pertumbuhan dan perkembangan mencakup dua peristiwa yang statusnya berbeda,

tetapi saling berkaitan dan susah dipisahkan. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan

perubahan dalam besar, jumlah, ukuran dan fungsi tingkatsel, organ maupun individu, yang

diukur dengan ukuran berat (gram, pound,kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur

tulang dan keseimbanganmetabolik (Suparasia, dkk., 2001).

Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi

tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapatdiramalkan sebagai hasil

proses pematangan. Pertumbuhan terbagi atas duayaitu pertumbuhan linier dan massa

jaringan dimana kedua jenis pertumbuhantersebut merupakan ukuran antropometri gizi.

Pertumbuhan linier misalnyatinggi badan (TB), lingkar dada, dan lingkar kepala sedangkan

pertumbuhanmassa jaringan yaitu berat badan, lingkar lengan atas (LILA) dan tebal lemak di

bawah kulit (TLK). Antropometri sangat umum digunakan utuk mengukur status gizi dari
berbagai ketidak seimbangan antara asupan protein dan energi.Gangguan ini biasanya terlihat

dari pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot, dan jumlah air

dalam tubuh. Adapun beberapa syarat yang mendasari penggunaan antropometri ini

adalah(Suparasia, dkk., 2001) :

a) Alatnya mudah didapat dan digunakan, seperti dacin, pita lingkar lenganatas,

mikrotoa, dan alat pengukur panjang bayi yang dapat dibuat sendiri dirumah.

b). Pengukuran dapat dilakukan berulang-ulang dengan mudah dan objektif.Contohnya

apabila terjadi kesalahan pada pengukuran lingkar lengan atas pada anak balita

maka dapat dilakukan pengukuran kembali tanpa harus persiapan alat yang rumit.

c). Pengukuran bukan hanya dilakukan dengan tenaga khusus professional, juga oleh

tenaga lain setelah dilatih untuk itu.

d). Biaya relatife murah, karena alat mudah didapat dan tidak memerlukan bahan-bahan

lainnya.

e). Hasilnya mudah disimpulkan karena mempunyai ambang batas (cut off points) dan

baku rujukan yang sudah pasti.

f). Secara ilmiah diakui kebenaraya. Hampir semua negara mengguakanantropometri

sebagai metode untuk mengukur status gizi masyarakat,khususnya untuk penapisan

( screening ) status gizi.

Hal ini dikarenakanantropometri diakui kebearanya secara ilmiah.Memperhatikan

faktor di atas, maka di bawah ini akan diuraikankeunggulan antropometri yaitu :

a). Prosedurnya sederhana, aman dan dapat dilakukan dalam jumlah sampelyang besar.

b). Relative tidak membutuhkan tenaga ahli, tetapi cukup dilakukan dengantenaga yang

sudah dilatih dalam waktu singkat dapat melakukan pengukuran antropometri.


c). Alatnya murah, mudah dibawa, tahan lama, dapat dipesan, dibuat didaerah

setempat.

d). Metode ini tepat dan akurat karena dapat dibakukan.

e). Dapat mendeteksi atau menggambarkan riwayat gizi masa lampau.

f). Umumnya dapat mengidentifikasi status gizi.

g). Dapat mengevaluasi perubahan status gizi pada periode tertentu.

h). Digunakan untuk penapisan kelompok yang rawan terhadap gizi.

Di samping keunggulan metode antropometri tersebut, terdapat

pula beberapa kelemahan seperti :

a). Tidak sensitif Metode ini tidak dapat mendeteksi status gizi dalam waktu singkat

dantidak dapat membedakan kekurangan zat gizi tertentu seperti zinc dan fe.

b). Faktor diluar gizi (penyakit, genetik, dan penurunan penggunaan energi)dapat

menurukan spesifitas dan sensifitas pengukuran antropometri.

c). Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat mempungaruhi presisi,

akurasi, dan validitas pengukuran antropometri gizi.

d). Kesalahan terjadi karena:

1. Pengukuran

2. Perubahan hasil pengukuran baik fisik maupun komposisi jaringan

3. Analisis dan asumsi yang keliru

e). Sumber kesalahan, biasanya berhubungan dengan:

1). Latihan petugas yang tidak cukup

2). Kesalahan alat atau alat tidak ditera

3). Kesulitan pengukuran


B. Indeks Mata Tubuh ( IMT )

Penilaian status gizi terbagi atas dua yakni penilaian status gizi secara langsung yang dibagi

menjadi empat penilaian yaitu antropometri, klinis, biokimia, dan biofisik. Dan penilaian

status gizi secara tidak langsung yakni, survey konsumsi makanan, statistik vital, dan faktor

ekologi. Pengukuran antropometri relatif mudah dilaksanakan. Akan tetapi untuk berbagai

cara, pengukuran antropometri ini membutuhkan keterampilan, peralatan dan keterangan

untuk pelaksananya.[1][6]

Parameter antropometri merupakan dasar dari penilaian status gizi. Kombinasi antara

beberapa parameter disebut Indeks Antropometri. Dalam pengukuran indeks antropometri

sering terjadi kerancuan, hal ini akan mempengaruhi interpretasi status gizi yang keliru.

Beberapa indeks antropometri yang sering digunakan yaitu BB/U, TB/U, BB/TB. Perbedaan

penggunaan indeks tersebut akan memberikan gambaran prevalensi status gizi yang berbeda.

Perlu ditekankan bahwa pengukuran antropometri hanyalah satu dari sejumlah teknik-

teknik yang dapat untuk menilai status gizi. Pengukuran dengan cara-cara yang baku

dilakukan beberapa kali secara berkala pada berat dan tinggi badan, lingkaran lengan atas,

lingkaran kepala, tebal lipatan kulit (skinfold) diperlukan untuk penilaian pertumbuhan dan

status gizi pada bayi dan anak.1

Istilah Antropometri berasal dari kata “Anthro” yang berarti manusia dan “metri”

yang berarti ukuran. Secara definitif antropometri dapat dinyatakan sebagai suatu studi yang

berkaitan dengan pengukuran bentuk, ukuran (tinggi, lebar) berat dan lain-lain yang berbeda

satu dengan lainnya (Sutalaksana,1996).

Menurut Nurmianto (1991), antropometri adalah satu kumpulan data numerik yang

berhubungan dengan karakteristik fisik tubuh manusia, ukuran, bentuk dan kekuatan serta

penerapan dari data tersebut untuk penanganan masalah desain. Antropometri secara lebih
luas digunakan sebagai pertimbangan ergonomis proses perencanaan produk maupun sistem

kerja yang memerlukan interaksi manusia (Sutalaksana,1996).

Data antropometri yang berhasil diperoleh akan diaplikasikan secara lebih luas antara

lain dalam hal perancangan areal kerja (work station), perancangan alat kerja seperti

mesin, equipment, perkakas (tools), perancangan produk-produk konsumtif seperti pakaian,

kursi, meja, dan perancangan lingkungan fisik. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat

disimpulkan bahwa data antropometri akan menentukan bentuk, ukuran, dan dimensi yang

tepat berkaitan dengan produk yang akan dirancang sesuai dengan manusia yang akan

mengoperasikan atau menggunakan produk tersebut (Sutalaksana,1996).

Secara umum, antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Penilaian secara

antropometri adalah suatu pengukuran dimensi tubuh dan komposisi dari berbagai tingkat

umur dan tingkat gizi. Antropometri digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan

protein dan energi. Pengertian istilah Nutritional Anthropometry mula-mula muncul

dalamBody Measurements and Human Nutrition yang ditulis oleh Brozek pada tahun 1966

yang telah didefinisikan oleh Jelliffe (1966) sebagai pengukuran pada variasi dimensi fisik

dan komposisi besaran tubuh manusia pada tingkat usia dan derajat nutrisi yang berbeda.

Pengukuran antropometri ada 2 tipe yaitu: pertumbuhan dan ukuran komposisi tubuh yang

dibagi menjadi pengukuran lemak tubuh dan massa tubuh yang bebas lemak. Pengukuran

berat badan menurut umur pada umumnya untuk anak merupakan cara standar yang

digunakan untuk menilai pertumbuhan. Kurang berat tidak hanya menunjukkan konsumsi

pangan yang tidak cukup tetapi dapat pula mencerminkan keadaan sakit yang baru

dialamiJelliffe (1966).

Antropometri merupakan bidang ilmu yang berhubungan dengan dimensi tubuh

manusia. Dimensi-dimensi ini dibagi menjadi kelompok statistika dan ukuran persentil.

Kenyamanan menggunakan alat bergantung pada kesesuaian ukuran alat dengan ukuran
manusia. Jika tidak sesuai, maka dalam jangka waktu tertentu akan mengakibatkan stress

tubuh antara lain dapat berupa lelah, nyeri, pusing. Penelitian yang dilakukan Chang terhadap

30 orang laki-laki sebegai operator pneumatic screwdriver usia 22 tahun panjang lengannnya

rata-rata 18,2 cm dan tinggi tubuh rata-rata 168,5 cm, ternyata yang melakukan kerja pada

posisi duduk lebih menerima getaran pneumatic screwdriver dan otot lengan depannya

mengalami stress dibanding yang posisi kerja berdiri.

Penggunaan IMT hanya berlaku untuk orang dewasa berumur diatas 18 tahun. IMT

tidak dapat diterapkan pada bayi, anak-anak, remaja, ibu hamil, dan olahragawan. Disamping

itu, IMT tidak bisa diterapkan pada keadaan khusus lainnya seperti edema, asites, dll. IMT/U

merupakan yang terutama bermanfaat untuk penapisan kelebihan berat badan dan

kegemukan. Biasanya IMT tidak meningkat dengan bertambahnya umur.

Rumus perhitungan IMT:

IMT merupakan alat yang sangat sederhana untuk memantau status gizi orang

khususnya yang berkaitan kekurangan dan kelebihan berat badan, maka mempertahankan

berat badan normal memungkinkan seseorang dapat mencapai usia harapan hidup lebih

panjang. Indikator IMT/U hampir sama dengan BB/PB atau BB/TB. Ketika melakukan

interpretasi resiko kelebihan berat badan, perlu mempertimbangkan berat badan orang tua.

Tabel 1. Ketegori IMT (WHO 2000)

Klasifikasi BMI (kg/m2)

Underweight <18,50

- Severe thinness <16,00

- Moderate thinness 16,00-16,99

- Mild thinness 17,00-18,49

Normal 18,50-24,49
Overweight >25,00

- Pre-obesitas 25,00-29,99

Obesitas >30,00

- Obesitas kelas I 30,00-34,99

- Obesitas kelas II 35,00-39,99

- Obesitas kelas III >40,00

Sumber: WHO, 1995, WHO, 2000 dan 2004, www.andeka.com

Tabel 2. Kategori IMT (IOTF, WHO 2000, Penduduk Asia Dewasa)

Kategori BMI (kg/m2) Risk Of Co-morbidities

Underweight <18,50 Rendah (tetapi risiko

terhadap masalah-masalah

klinis lain meningkat

Normal 18,50-22,99 Rata-rata

Overweight >23,00

At Risk 23,00-24,99 Meningkat

Obese I 25,00-29,99 Sedang

Obese II >30,00 Berbahaya

Sumber: IOTF,WHO 2000,Penduduk Asia Dewasa

Tabel 3. Kategori IMT (Riskesdas 2007)

Kategori BMI (kg/m2)

Kurus <18,50

Normal 18,50-24,99
Berat Badan Lebih 25,00-27,00

Obese >27,00

Sumber: Rise Kesehatan Dasar 2007

Berat badan normal adalah idaman bagi setiap orang agar mencapai tingkat kesehatan

yang optimal. Beberapa keuntungan yang diberikan adalah penampilan baik, lincah dan risiko

sakit rendah.(Arisman, 2002). Indeks massa tubuh telah digunakan dalam beberapa penelitian

populasi internasional untuk menilai risiko penyakit di antara orang dewasa. BMI meningkat

jelas terkait dengan risiko yang lebih tinggi dari tekanan darah tinggi, diabetes mellitus tipe 2,

faktor risiko kardiovaskular penyakit lainnya, dan mortalitas meningkat. Memang, risiko

relatif untuk faktor risiko penyakit kardiovaskular kejadian penyakit kardiovaskular

meningkat dinilai dengan peningkatan BMI pada semua kelompok populasi. Selain itu,

asosiasi antara gangguan muskuloskeletal, gangguan dalam fungsi pernapasan dan fisik, dan

kualitas hidup. Akibatnya, dalam studi epidemiologi, BMI digunakan untuk mengetahui

kelebihan berat badan atau obesitas pada orang dewasa dan untuk memperkirakan risiko

terkena penyakit. Perluh diketahui bahwa anak yang pendekpun dapat mengalami kelebihan

berat badan. Maka perluh mempertahankan berat badan normal.

badan menggambarkan jumlah protein, lemak, air dan mineral pada tulang.

Pada remaja, lemak cenderung meningkat dan protein otot menurun. Pada klien edema dan

asites, terjadi penambahan cairan dalam tubuh. Adanya tumor dapat menurunkan jaringan

lemak dan otot, khususnya terjadi pada orang Berat badan merupakan ukuran antropometri

terpenting dan paling sering digunakan pada bayi baru lahir (neonatus).

Digunakan untuk mendiagnosa bayi normal atau BBLR (dibawah 2500 gram). Pada

masa bayi atau balita, berat badan dapat dipergunakan untuk melihat laju pertumbuhan fisik

maupun status gizi, kecuali terdapat kelainan klinis (dehidrasi, asites, edema, atau adanya

tumor). Dapat digunakan sebagai dasar perhitungan dosis obat dan makanan.
Berat perkembangan tubuh yang baik maupun yang buruk. Berat badan merupakan suatu

pencerminan dari kondisi yang kekurangan gizi.

Penimbangan (berat badan) adalah pengukuran antropometri yang umum digunakan dan

merupakan kunci yang memberi petunjuk nyata dari sedang berlaku dan ukuran yang paling

baik mengenai konsumsi kalori protein dan karbohidrat.

Alasan mengapa pengukuran berat badan merupakan pilihan utama:

- Parameter yang paling baik, mudah terlihat perubahan dalam waktu singkat karena

perubahan konsumsi makanan dan kesehatan.

- Memberikan gambaran status gizi sekarang, jika dilakukan periodik memberikan

gambaran pertumbuhan.

- Umum dan luas dipakai di Indonesia.

- Ketelitian pengukuran tidak banyak dipengaruhi oleh keterampilan pengukur.

- KMS yang digunakan sebagai alat yang baik untuk pendidikan dan memonitor

kesehatan anak menggunakan juga berat badan sebagai dasar pengisiannya.

- Karena masalah umur merupakan faktor penting untuk penilaian status gizi, berat

badan terhadap tinggi badan sudah dibuktikan dimana-mana sebagai indeks yang

tidak tergantung pada umur.

- Alat ukur dapat diperoleh di pedesaan dengan ketelitian tinggi dengan

menggunakan dacin yang juga sudah dikenal oleh masyarakat.

Penentuan berat badan dilakukan dengan cara menimbang. Alat yang digunakan di

lapangan sebaiknya memenuhi beberapa persyaratan:6

a. Mudah digunakan dan dibawa dari suatu tempat ke tempat yang lain.

b. Mudah diperoleh dan relatife murah harganya.

c. Ketelitian penimbangan sebaiknya maksimum 0,1 kg.


d. Skalanya mudah dibaca.

e. Cukup aman untuk menimbang anak balita.

Tinggi badan merupakan parameter paling penting bagi keadaan yang telah lalu dan

keadaan sekarang, jika umur tidak diketahui dengan tepat. Merupakan ukuran kedua yang

penting, karena dengan menghubungkan BB terhadap TB (quac stick) factor umur dapat

dikesampingkan.

C. WHR (Rasio lingkar pinggang dan panggul)

Pengukuran rasio lingkar pinggang dan panggul yang menghasilkan indeks tinggi harus

memperhatikan penyebabnya karena simpanan lemak atau otot torso yang berkembang. Jadi

perlu diukur tebal lipatan kulit abdomen untuk mengetahuinya. Tujuan pengukuran lingkar

pinggang dan pinggul adalah untuk mengetahui resiko tinggi terkena penyakit DM II,

kolesterol, hipertensi, dan jantung. Lingkar pinggang diukur di indentasi terkecil lingkar perut

antara tulang rusuk dan krista iliaka, subjek berdiri dan diukur pada akhir ekspirasi normal

dengan ketelitian 0,6 cm menggunakan pitameter. Lingkar pinggul diukupenonjolan terbesar

pantat, biasanya di sekitar pubic sympisis, subjek berdiri diukur menggunakan pitameter

dengan ketelitian 0,1 cm

Banyaknya lemak dalam perut menunjukkan ada beberapa perubahan metabolisme,

termasuk terhadap insulin dan meningkatnya produksi asam lemak bebas, dibanding dengan

banyaknya lemak bawah kulit pada kaki dan tangan. Perubahan metabolisme memberikan

gambaran tentang pemeriksaan penyakit yang berhubungan dengan perbedaan distribusi

lemak tubuh ukuran umur yang digunakan adalah rasio lingkar pinggal-pinggul. Pengukuran

lingkar pinggang dan lingkar pinggul harus dilakukan oleh tenaga terlatih dan posisi

pengukuran harus tetap, karena perbedaan posisi pengukuran memberikan hasil yang

beerbeda.
Suatu studi prospektif menunjukkan rasio pinggang-pinggul berhubungan dengan

penyakit kardiovaskular.7

Rumus Menghitung Nilai WHR:7

Tabel 4: Standar resiko penyakit degeneratif berdasarkan pengukuran WHR pada jenis

kelamin dan kelompok umur:

Jenis Kelompok Resiko

kelamin umur Low Moderate High Very high

20-29 < 0,83 0,83-0,88 0,89-0,94 > 0,94

Pria 30-39 < 0,84 0,84-0,91 0,92-0,96 > 0,96

40-49 < 0,88 0,88-0,95 0,96-1,00 > 1,00

20-29 < 0,71 0,71-0,77 0,78-0,82 > 0,82

Wanita 30-39 < 0,72 0,72-0,78 0,79-0,84 > 0.84

40-49 < 0,73 0,73-0,79 0,80-0,87 > 0,87

Sumber. Sirajuddin 2012.

D. % BODY FAT

Semua pengukuran tebal lemak bawah kulit sebaiknya konsisten di sisi kanan badan dan

diukur tiga kali. Tebal lemak bawah kulit merupakan salah satu indeks antropometri yang

digunakan dalam pengukuran status indeks antropometri untuk mengukur status gizi.

Pengukuran tebal lemak bawah kulit biasanya digunakan untuk memperkirakan jumlah lemak

dalam tubuh. Persentase kandungan lemak tubuh dapat dipakai untuk menilai status gizi

dengan pengukuran tebal lemak bawah kulit terdiri dari beberapa tempat, yakni trisep, bisep,

subskapular, suprailiaka, supraspinale, abdominal, paha depan, betis medial, dan mid

aksla.
Persentase body fat dapat diestimasi dari skinfold menggunakan persamaan secara

umum atau kelompok tertentu.

Lemak dapat diukur secara absolut (dalam kg) dan secara relatif (%) terhadap berat tubuh

total. Jumlah lemak tubuh sangat bervariasi ditentukan oleh jenis kelamin dan umur.

Ketebalan lipatan kulit adalah suatu pengukuran kandungan lemak tubuh karena sekitar

separuh dari cadangan lemak tubuh total terdapat langsung dibawah kulit. Pengukuran tebal

lipatan kulit merupakan salah satu metode penting untuk menentukan komposisi tubuh serta

presentase lemak tubuh dan tubuh untuk menentukan status gizi cara antropometri.

Rumus menghitung tebal lemak bawah kulit:

Laki-laki 18-27 tahun

Db = 1,0913 – 0,00116 (trisep + scapula)

% BF = [(4,97/Db) – 4,52] x 100

Wanita 18-23 tahun

Db = 1,0897 – 0,00133 (trisep + scapula)

% BF = [(4,76/Db) – 4,28] x 100

Tabel 3: Klasifikasi Standar Pengukuran Tebal Lemak Bawah Kulit:

Klasifikasi Laki-laki Wanita

Lean <8% < 13 %

Optimal 8 – 15 % 14 – 23 %

Slightly overfat 16 – 20 % 24 – 27 %

Fat 21 – 24 % 28 – 32 %

Obesitas 25 % 33 %

Sumber. Sirajudin 2012.


E. LILA

Lingkar lengan atas merupakan salah satu pilihan untuk penentuan status gizi, karena

mudah, murah dan cepat. Tidak memerlukan data umur yang terkadang susah diperoleh.

Memberikan gambaran tentang keadaan jaringan otot dan lapisan lemak bawah kulit.

Lingkar lengan bawah diukur pada bagian proksimal tidak lebih dari 6 cm dari radial.

Lingkar paha diukur di bagian paha, yaitu titik pertengahan antara titik paling proksimal

tulang patella dan titik pertengahan lipat paha. Titik tengah lipat paha ditentukan dengan jalan

menentukan terlebih dahulu letak SIAS ketika (subjek masih berdiri), dan simfasis pubis.

Lingkar betis dapat diukur baik dalam keadaan berdiri maupun duduk. Jika subjek berdiri,

berat badan harus tertumpu pada kedua kaki secara merata, dan jarak kedua kaki sekitar 25

cm. Jika subjeknya duduk, kedua kaki harus dijuntaikan. Pita pengukur kemudian

dilingkarkan ke betis (tegak lurus dengan aksis memanjang betis), dan diturun-naikkan untuk

mencari diameter terbesar. Hasil pengukuran ulang tidak boleh berbeda lebih dari 2 mm

Tabel 1: Ambang Batas Pengukuran LiLA:7

Klasifikasi Batas Ukur

Wanita Usia Subur

KEK < 23,5 cm

Normal 23,5 cm

Bayi Usia 0-30 hari

KEP < 9,5 cm

Normal 9,5 cm

Balita

KEP < 12,5 cm

Normal 12,5 cm

Sumber: Sirajuddin, 2012.


LiLA mencerminkan cadangan energi, sehingga dapat mencerminkan:

1. Status KEP pada balita

2. KEK pada ibu WUS dan ibu hamil: risiko lahir bayi BBLR

Kelemahan dari pengukuran LILA:

- Baku LLA yang sekarang digunakan belum mendapat pengujian yang memadai untuk

digunakan di Indonesia.

- Kesalahan pengukuran relatif lebih besar dibandingkan pada TB.

- Sensitif untuk suatu golongan tertentu (prasekolah), tetapi kurang sensitif untuk

golongan dewasa.
BAB III

KESIMPULAN

1. Antropometri artinya ukuran dari tubuh. Antropometri gizi adalah berhubungan dengan

berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur

dan tingkat gizi.

2. Pertumbuhan didefinisikan sebagai perkembangan yang progresif mahluk hidup sejak dari

awal sampai menuju kematangan. Pertumbuhan melibatkan suatu seri perubahan anatomi dan

fisiologi. Sel tubuh termasuk sel otak akan mengalami penambahan jumlah (multiplikasi),

dan bertambah ukuran.

3. Pola perkembangan dipengaruhi oleh keadaan lingkungan, fisik dan psikis yang

menimbulkan perbedaan tampilan dari setiap anak. Perkembangan mencakup rangsangan

yang diberikan kepada anak dan umumnya pencapaian perkembangan optimal tergantung

rangsangan (stimuli) dari luar dan umumnya anak mencapai perkembangan tertentu pada

umur yang lebih tinggi. Perkembangan mengikuti jalur pertumbuhan dan memiliki pola

sesuai dengan umur dan taraf perkembangan.

4. Untuk mendapatkan data antropometri yang baik harus dilakukan sesuai standar prosedur

pengumpulan data antropometri.

Das könnte Ihnen auch gefallen