Sie sind auf Seite 1von 5

Apakah Saya Butuh Asuransi Pendidikan?

Apakah Saya Butuh

Asuransi Pendidikan?

Tulisan ini pernah dimuat di Tabloid Kontan pada Januari 2012.

Dana Pendidikan.

Inilah Tujuan Finansial paling emosional. Semua orang tua tentu ingin memberikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Bahkan ayah saya –
Irawan Poerwo – mengajarkan pada saya orang tua tidak berkewajiban untuk menyekolahkan anak-anaknya, orang tua bertanggung jawab
untuk menyekolahkan anak-anaknya. Tanggung jawab memiliki makna lebih dalam dibandingkan kewajiban.

Tentu saja ini menjadikan orang tua sebagai target paling empuk untuk memasarkan produk-produk keuangan yang katanya untuk mencapai
Dana Pendidikan. Salah satunya adalah Asuransi Pendidikan.

Tapi… apakah Anda mengerti apa yang dimaksud dengan Asuransi Pendidikan?

Asuransi adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan
menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan
yang diharapkan atau tanggung jawab hukum pihak ke tiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang
tidak pasti, atau memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan (UU No.2 Th
1992)

Jika kita melihat definisi Asuransi berdasarkan UU di atas, maka ada beberapa poin yang perlu diperhatikan.

Memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau tanggung
jawab hukum pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung.

Peristiwa yang tidak pasti.


Saya tidak melihat Dana Pendidikan sebagai suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab
hukum pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung. Saya juga tidak melihat Dana Pendidikan sebagai peristiwa yang tidak pasti. Lalu
mengapa ada Asuransi Pendidikan? Apa yang sedang diasuransikan?

Sebetulnya, mau jujur atau tidak, tidak ada yang namanya Asuransi Pendidikan. Apa yang dikenal luas sebagai Asuransi Pendidikan adalah
sebutan agar memudahkan berjualan saja. Ada dua jenis “Asuransi Pendidikan” yang sering kita temukan.

Jenis Pertama : Asuransi Jiwa Endownment.

Jenis pertama sebetulnya adalah asuransi jiwa jenis Endowment. Asuransi Jiwa tentu memberikan perlindungan berupa Uang Pertanggungan jika
terjadi meninggal pada orang yang namanya tertera sebagai tertanggung dalam polis asuransi.

Sementara yang dimaksud dengan Endowment, asuransi jiwa jenis ini memberikan jaminan pengembalian pada tahun-tahun yang sudah
ditentukan jadwalnya dalam polis asuransi. Sehingga bisa saja tahun-tahun tersebut disesuaikan dengan jadwal masuknya anak kita ke jenjang
sekolah berikut.

Salah satu contoh produk Asuransi Jiwa Endowment sebagai berikut.


Jenis Kedua : Asuransi Unitlink.

Jenis ini sebetulnya adalah asuransi jiwa, biasanya Wholelife yang bisa ditempeli asuransi jenis lain (misalnya Kesehatan) dan bersanding
dengan Unit Investasi. Asuransi Jiwa tentu memberikan perlindungan berupa Uang Pertanggungan jika terjadi meninggal pada orang yang
namanya tertera sebagai tertanggung dalam polis asuransi.

Unit Investasi yang dimaksud di sini adalah wadah untuk nasabah mengumpulkan uang dan berinvestasi secara kolektif. Sistem yang digunakan
sangat mirip dengan Reksadana. Risiko pasar yang ada pun sama persis dengan Reksadana karena uang dalam Unit Investasi Unitlink akan
diinvestasikan ke pasar uang, pasar obligasi dan pasar saham. Selain itu, produk Unitlink membebankan biaya yang cukup besar terhadap premi
yang dibayarkan oleh nasabah.

Kesalahan yang paling sering dilakukan oleh orang tua saat membeli Asuransi Pendidikan adalah :
1) Menempatkan nama anak sebagai Tertanggung dalam polis “Asuransi Pendidikan”. Ini dapat berakibat fatal pada Rencana Keuangan Anda.
Seharusnya nama Tertanggung dalam polis asuransi jiwa adalah nama orang tua sebagai pemberi nafkah utama. Sehingga jika terjadi meninggal,
anak sebagai ahli waris dapat menerima manfaat Uang Pertanggungan dari polis asuransi tersebut.

2) Tidak memperhatikan target Dana Pendidikan. Saat membeli “Asuransi Pendidikan” orang tua seringkali hanya memperhatikan besarnya
premi yang dibayarkan lalu melupakan tujuan utama adalah dapat menerima manfaat sejumlah uang yang cukup saat anak masuk jenjang
pendidikan.

Saya bukan anti asuransi. Tapi saya sangat kuatir karena selalu saja bertemu dengan para orang tua yang membeli Asuransi Pendidikan tetapi
tidak mendapatkan manfaat yang diinginkan. Saya ingin Anda mempertimbangkan pilihan berikut untuk mencapai Dana Pendidikan.

Tabel Contoh Rencana Keuangan Dana Pendidikan

(Tabel diolah dari buku “Untuk Indonesia Yang Kuat – 100 Langkah Untuk Tidak Miskin”, halaman 134)

Inilah yang saya maksud dengan membuat Rencana Keuangan. Tentukan dahulu perkiraan ke mana anak-anak kita akan bersekolah. Ada nilai
masa depan yang harus kita pertimbangkan. Cek apakah ilustrasi Asuransi Pendidikan dapat mencapai nilai masa depan Dana Pendidikan. Jika
ilustrasinya saja sudah tidak mencukupi maka kita sedang membeli ‘jaminan anak kekurangan uang untuk bersekolah’.

Pada Tabel Dana Pendidikan tersebut terlihat bagaimana dengan Rp2.821.849 per bulan, sebuah keluarga dapat dengan efisien mengumpulkan
Dana Pendidikan dari PlayGroup hinggal Perguruan Tinggi untuk 1 orang anak berusia 1 tahun.
Jangan lupa bahwa saat sedang berinvestasi, keluarga ini juga tetap membutuhkan perlindungan jika terjadi meninggal pada pemberi nafkah
utama keluarganya. Karena itu, keluarga ini membutuhkan Asuransi Jiwa yang dapat dibeli terpisah. Tabel di bawah ini menunjukkan perkiraan
premi asuransi jiwa tahunan jika keluarga tersebut membeli Asuransi Jiwa murni jenis Term Life.

Tabel Contoh Perkiraan Premi Asuransi Jiwa TERM LIFE

Maka sebelum Anda membeli produk Asuransi Pendidikan, tolong tanyakan pada diri sendiri :

“Apakah yang sebetulnya ingin saya asuransikan?”

“Apakah yang sebetulnya menjadi Tujuan Finansial saya?”

“Apakah ada produk lain yang dapat lebih efisien memaksimalkan hasil dari uang saya yang terbatas ini?”

Finance Should be Practical!

Das könnte Ihnen auch gefallen