Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
oleh :
Asep Nuryadi
1311B0062
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah yang berjudul “ASKEP JIWA
GANGGUAN CITRA TUBUH” dengan baik. Penyusunan makalah ini, merupakan salah
satu tugas mata kuliah Sistem Neurobihavior diSTIKes SURYA MITRA HUSADA KEDIRI.
Dalam penyusunan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada
penulisan maupun materi, untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan
demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Kediri, 30 Maret 2017
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ................................................................................................ i
Daftar Isi ......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................... 2
1.3 Tujuan penelitian ................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi ............................................................................................... 3
2.2 Etiologi ............................................................................................... 3
2.3 WOC .................................................................................................. 4
2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi Citra Tubuh ................................. 4
2.5 Negatif dan positif Citra Tubuh ......................................................... 4
2.6 Tanda dan Gejala ................................................................................ 5
2.7 Faktor Presdisposisi ............................................................................ 5
2.8 Faktor Presipitas ................................................................................. 6
2.9 Stressor yang dapat menyebabkan Gangguan Citra Tubuh ................ 6
3.10 Respon klien terhadap Gangguan Citra Tubuh ................................. 6
BAB III KASUS ............................................................................................ 8
BAB IV ASUHAN KEPERAWATAN
4.1 Pengkajian .......................................................................................... 9
4.2 Masalah Keperawatan dan Data yang perlu dikaji ............................. 9
4.3 Diagnosa Keperawatan ....................................................................... 9
4.4 Rencana Tindakan Kepeawatan Gangguan Citra Tubuh ................... 10
4.5 Evaluasi .............................................................................................. 12
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ......................................................................................... 14
5.2 Saran ................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Proses keperawatan pada klien dengan masalah kesehatan jiwa merupakan tantangan
yang unik karena masalah kesehatan jiwa mungkin tidak dapat dilihat langsung seperti pada
masalah kesehatan fisik, memperlihatkan gejala yang berbeda, dan muncul oleh berbagai
penyebab. Kejadian masa lalu yang sama dengan kejadian saat ini, tetapi mungkin muncul
gejala yang berbeda. Banyak klien dengan masalah kesehatan jiwa tidak dapat menceritakan
masalahnya bahkan mungkin menceritakan hal yang berbeda dan kontradiksi. Kemampuan
mereka untuk berperan dalam menyelesaikan masalah juga bervariasi (Depkes RI. 1993).
Gangguan citra tubuh adalah kekacauan pada cara seseorang merasakan citra tubuhnya.
Evaluasi diri dan perasaan tentang kemampuan diri negatif, yang dapat diekspresikan secara
langsung atau tidak langsung.
Suatu gangguan citra tubuh dapat diketahui perawat dengan mewawancarai dan
mengamati pasien secara berhati-hati untuk mengidentifikasi bentuk ancaman dalam citra
tubuhnya (fungsi signifikan bagian yang terlibat, pentingnya penglihatan dan penampilan
fisik bagian yang terlibat); arti kedekatan pasien terhadap anggota keluarga dan anggota
penting lainnya dapat membantu pasien dan keluarganya .
Hubungan saling percaya antara perawat dan klien merupakan dasar utama dalam
melakukan asuhan keperawatan pada klien gangguan jiwa. Hal ini penting karena peran
perawat dalam asuhan keperawatan jiwa adalah membantu klien untuk dapat menyelesaikan
masalah sesuai kemampuan yang dimiliki. Klien mungkin menghindar atau menolak
berperan serta dan perawat mungkin cenderung membiarkan, khususnya pada klien yang
tidak menimbulkan keributan dan yang tidak membahayakan (Depkes RI. 1993).
2.2 Etiologi
1. Eksisi bedah atau gangguan bagian tubuh
Enterostomi, Mastaktomi, Histerektomi, Pembedahan kardiovaskuler, Pembedahan leher
radikal, Laringektomi
2. Amputasi pembedahan atau traumatik
3. Luka bakar
4. Trauma wajah
5. Gangguan makan
6. Obesitas
7. Gangguan muskuluskeletal
8. Gangguan integumen
9. Lesi otak
a. Cerebrovaskular accident
b. Demensia
c. Penyakit parkinson
10. Gangguan afektif
a. Depresi
b. Skizofrenia
11. Penyalahgunaan bahan kimia
12. Nyeri
13. Respon masyarakat terhadap penuaan (agetasim)
a. Umpan balik interpersonal negatif
b. Penekanan pada produktivitas
2.3 WOC
Harga Diri Rendah
↑
Gangguan citra tubuh
↑
Penyakit Fisik
BAB III
KASUS
Tn.B, usia 21 tahun mengeluh sakit kepala, mual dan muntah serta demam sejak 5 hari yang
lalu. Klien sudah berobat ke klinik 24 jam namun panasnya belum juga turun, selanjutnya
klien di rujuk ke RS untuk mendapatkan layanan kesehatan lebih lanjut. Di RS, klien
melakukan pemeriksaan darah yang hasilnya menunjukkan bahwa klien menderita demam
berdarah. Klien harus menjalani masa perawatan sampai masa kritisnya dapat terlampaui.
Selama dirawat klien di pasang infus dan diambil darah untuk pemeriksaan setiap pagi. Klien
mengeluh tangan yang terpasang infus mengalami kesemutan dan bekas tusukan jarum suntik
terlihat lebam dan terlihat klien menutupi tangan nya, klien merasa bosan karna harus diambil
darahnya terus-menerus dan tidak percaya diri dengan keadaan tangan nya. Klien tidak mau
dilakukan terapi pengambilan darah oleh perawat.
BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN
4.1 Pengkajian
Pengkajian perubahan citra tubuh terintegrasi dengan pengkajian lain. Setelah diagnosa,
tindakan operasi dan program terapi biasanya tidak segera tampak respon pasien terhadap
perubahan-perubahan. Tetapi perawat perlu mengkaji kemampuan pasien untuk
mengintegrasikan perubahan citra tubuh secara efektif.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 1993, Pedoman Penggolongan Diagnostik Gangguan Jiwa di
Indonesia. III Depkes RI.
Keliat,.B.A. 2009. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa.Jakarta : EGC.