Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Departemen Kimia, Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam, Gd. Fakultas Peternakan W2 Lt. 4-5,
Jl. Agatis Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680
ABSTRACT
Study dissolution behaviour of ketoprofen through optimum chitosan-CMC microcapsule has been carried out. Into
228.6 ml of 1.0% (w/v) chitosan solution in 1% (v/v) acetic acid, 38.1 ml of CMC solution was added with concentration
variation of 0.075; 0.0875; and 0.10% (w/v). Afterwards, 7.62 mL of glu was added slowly under stirring, with
concentrations varied: 3; 4.5; and 6% (v/v). All mixtures were shaked for 20 minutes for homogenization. Into each
microcapsule mixture for ketoprofen, a solution of 2 g of ketoprofen in 250 mL of 96% ethanol was added. Every
mixture was then added with 5 ml of 2% Tween-80 and stirred with magnetic stirrer for an hour at room temperature.
Conversion of suspension into fine powders/granules (microcapsules) was done by using spray dryer. The
dissolution behaviour of optimum ketoprofen microcapsules were investigated in gastric and intestinal medium.
Microcapsule morphology before and after dissolution as well as empty microcapsule (blank) were observed with
SEM. Spray drying process had successfully coated ketoprofen in chitosan-CMC microcapsule. Optimization by
using Minitab Release 14 software showed that among the microcapsule compositions studied, CMC and glu of
0.0925% (w/v) and 3.01% (v/v), respectively, optimum to coat ketoprofen at constant chitosan concentration 1.0%
(w/v). Result of SEM morphology and In vitro dissolution profile showed that ketoprofen in chitosan-CMC
microcapsule was relatively well than chitosan-guar gum microcapsule. Kinetically, dissolution of ketoprofen from
microcapsule in intestinal pH condition was first order with release rate constant, k, of 7.285 10-4 % min-1 and
release half-time, t1/2, of approximately 15 hours.
dan pembukaan pori membran sehingga obat terlepas tersalut kitosan-gom guar setelah 90 menit disolusi
dari matriks. Semakin tebal lapisan gel yang harus sebesar 67.5%. Sugita et al., (2007a) melaporkan nilai
dilewati ketoprofen, semakin besar penghalang yang pembengkakan kitosan-CMC sebesar 5.3 g, sedangkan
harus dilewati ketopro-fen untuk berdifusi keluar pada kitosan-gom guar sebesar 4.1 g (Sugita et al.,
(Sutriyo et al., 2005). 2006a). Hal ini sesuai dengan pernyataan Sutriyo et
Gambar 3 memperlihatkan kurva pengaruh waktu al., (2005) yang menyatakan bahwa semakin tebal
terhadap pelepasan ketoprofen rerata pada medium lapisan gel yang harus dilewati, semakin besar
buatan untuk lambung dan usus. Pada 20 menit penghalang yang harus dilewati ketoprofen untuk
pertama, jumlah ketoprofen yang terlepas dari matriks berdifusi keluar. Kondisi ini menguatkan bahwa gel
pada medium lambung dan usus berturut-turut sebesar kitosan-CMC lebih baik dibandingkan gel kitosan gom
11,4%, dan 38,8%. Selanjutnya, laju lepasan ketoprofen guar sebagai matriks sediaan lepas lambat.
setelah menit ke 20 terlepas sedikit demi sedikit, Tiyaboonchai dan Ritthidej (2003) melaporkan bahwa
perlahan dan terkendali. Bila dibandingkan dengan dibutuhkan waktu 24 jam untuk melepaskan seluruh
ketoprofen tersalut gel kitosan-gom guar, jumlah indo-metasin dari matriks kitosan-CMC, sedangkan
lepasan ketoprofen pada menit ke-15 dari medium Yamada et al., (2001) menyatakan bahwa untuk
lambung dan usus berturut-turut sebesar 55,0%, dan melepaskan 75% ketoprofen dari matriks kitosan-etilse-
51,4% dan pada medium lambung setelah menit ke 30 lulosa membutuhkan waktu 24 jam.
mikrokapsul hancur, sehingga lepasnya ketoprofen tidak Kinetika Disolusi ketoprofen dalam medium
terkendali, sementara pada medium usus ketoprofen usus. Data hasil uji disolusi mikrokapsul optimum
lepas sedikit demi sedikit, perlahan dan terkendali digunakan untuk mempelajari kinetika pelepasan
(Sugita et al., 007c) seperti halnya ketoprofen tersalut ketoprofen dari matriksnya. Parameter yang ditentukan
kitosan-CMC. Hal ini menunjukkan bahwa matriks gel meliputi orde reaksi, nilai k dan t1/2 ketoprofen.
kitosan-CMC mampu mengendalikan laju lepasan Penentuan orde reaksi dilakukan dengan
ketoprofen baik pada medium lambung maupun usus. menggunakan metode grafis, yaitu dengan melihat nilai
Terkendali lepasnya ketoprofen tersalut gel kitosan- koefisien determinasi, R2 yang diperoleh dari kurva
CMC diharapkan dapat menurunkan efek iritasi pada hubungan antara konsentrasi ketoprofen dan waktu
saluran pencernaan. Awalludin (2004) melaporkan (Atkins, 1990). Hasil analisisnya menunjukkan bahwa
bahwa CMC tidak larut dalam asam lambung, tetapi lepasnya ketoprofen dari matriks gel kitosan-CMC
larut dalam cairan basa di usus. mengikuti orde reaksi ke-1 (Gambar 3), karena nilai R2
Pada penelitian ini, lamanya waktu proses disolusi pada orde tersebut lebih besar dibandingkan untuk orde
2 jam dengan jumlah lepasan ketoprofen rerata tersalut 0, 2, dan 3 yaitu 0,9931 (99,31%). Berdasarkan kurva
kitosan-CMC 41,9%, sedangkan Sugita et al., (2007c) hubungan alur logaritma konsentrasi ketoprofen yang
melaporkan bahwa jumlah lepasan ketoprofen rerata ma-sih tersalut terhadap waktu reaksi pada orde
ke-1, diperoleh persamaan garis % ketoprofen =
4,1451 – 7,285×10 -4t. Dari persamaan tersebut
diperoleh nilai k dan t 1/2 berturut-turut sebesar
7,285 × 10-4/menit dan 15 jam. Ketorofen tersalut
kitosan-cmc menunjukkan perilaku disolusi lebih baik
dibandingkan ketoprofen tersalut kitosan-gom guar.
Sugita et al., (2007c) melaporkan bahwa lepasnya
ketoprofen tersalut gel kitosan-gom guar mengikuti
reaksi orde ke-3 dengan nilai k dan t1/2 berturut-turut
sebesar 1 10-5 l2mol-2menit-1 dan 15 menit.
Waktu paruh dari suatu obat akan mempengaruhi
masa kerja dari obat tersebut. Lelo et al., (2004)
menyatakan bahwa semakin panjang waktu paruh dari
Gambar 3. Pengaruh waktu terhadap % ketoprofen rerata yang
ter-lepas dari matriks pada medium lambung (–––) dan obat anti-peradangan, maka semakin lama pula masa
usus (–––)
Perilaku disolusi ketoprofen 25
(a) (b)
(c) (d)
Gambar 4. SEM permukaan mikrokapsul (a) tanpa ketoprofen, (b) berisi ketoprofen (c) hasil disolusi dalam medium lambung, (d) hasil
disolusi dalam medium usus. pada perbesaran 2000x
kerja dari obat tersebut. Sebaiknya, obat anti- lambung sehingga mengurangi akumulasi ketoprofen
peradangan dapat bekerja lebih lama bahkan sampai dalam lambung.
24 jam, sehingga obat tersebut cukup diberikan satu
kali dalam satu hari. Waktu paruh ketoprofen tersalut KESIMPULAN
kitosan-CMC jauh lebih lama dibandingkan dengan Kondisi optimum penyalutan ketoprofen dicapai
yang tersalut kitosan-gom guar, artinya matriks kitosan- pada saat konsentrasi CMC dan glutaraldehida berturut-
CMC mampu bekerja sebagai matriks sediaan lepas turut 0,0925% (b/v) dan 3,01% (v/v) dalam konsentrasi
lambat. kitosan tetap 1% (b/v). Laju pelepasan ketoprofen dari
Morfologi Mikrokapsul. Hasil analisis morfologi matriks pada medium usus (pH 7,4) mengikuti reaksi
mikrokapsul dengan SEM menunjukkan bahwa ukuran pada orde ke-1 dengan nilai k dan t1/2 berturut-turut
mikrokapsul dengan penambahan keto-profen (3-12 μm) sebesar 7,285×10-4 menit-1 dan 15 jam. Hasil analisis
lebih besar dibandingkan mikrokap-sul tanpa dengan SEM menunjukkan bahwa pembengkakkan
penambahan ketoprofen (2-5 μm) (Gambar 4). Hal ini matriks pada medium usus lebih besar dibandingkan
menunjukkan bahwa telah terjadi proses enkapsulasi medium lambung setelah disolusi pada menit ke 120.
ketoprofen oleh matriks gel kitosan-CMC. Matriks gel kitosan-CMC memiliki kemampuan sebagai
Hasil SEM mikrokapsul setelah disolusi menit ke sediaan lepas lambat lebih baik dibandingkan matriks
120 pada medium lambung dan usus (Gambar 4c dan kitosan-gum guar.
4d) menguatkan mekanisme difusi yang dilakukan oleh
Nata et al., (2007) pada matriks gel kitosan gom guar.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih kepada
Proses pembengkakkan matriks pada media usus lebih
Direktur DP3M Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
besar dibandingkan dalam medium lambung. Fenomena
Depdiknas melalui Hibah Kompetensi No. 039/HIKOM/
ini sangat baik karena matriks mampu menahan
DP2M/2008 atas nama Dr. Purwantiningsih Sugita
lepasnya ketoprofen yang berlebihan dalam medium
sebagai sumber dana penelitian ini.
26 Jurnal Natur Indonesia 13(1): 21-26 Sugita, et al.
DAFTAR PUSTAKA Sugita, P., Sjachriza, A. & Utomo, D.W. 2007b. Optimization
Atkins, P.W. 1990. Kimia Fisika. Physical chemistry. Ed ke-5. synthesis chitosan-xanthan gum gel for metal adsorption.
Jakarta: Erlangga. Prosiding 1 st International Conference on Chemical
Awalludin, A. 2004. Karboksimetilasi selulosa bakteri skripsi. Sciences. MAT/33-4. Yogyakarta 25-26 Mei 2007.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Bogor: Sugita, P., Srijanto, B., Amelia, F. & Arifin, B. 2007c. Perilaku
Institut Pertanian Bogor. disolusi ketoprofen Tersalut Kitosan-Gom Guar. JSChem
Depkes, R.I. 1995. Farmakope Indonesia. Ed ke-4. Jakarta: ITB-UKM 2007, Bandung 12-13 Desember 2007.
Departemen Kesehatan RI. Sutriyo, Djajadisastra, J. & Novitasari, A. 2004.
Lelo, A., Hidayat, D.S., Juli, S. 2004. Penggunaan Anti-Inflamasi Mikroenkapsulasi propa-nolol hidroklorida dengan penyalut
Non-Steroid yang Rasional pada Penanggulangan Nyeri etil selulosa menggunakan metode penguapan pelarut.
Rematik. e USU Repository. http///www. library. usu. ac. Majalah Ilmu Kefarmasian 1: 193-200.
id/download/fk/farmakologi-aznan4.pdf [22 Desember Sutriyo, Djajadisastra, J. & Indah R. 2005. Perbandingan
2007]. pelepasan pro-panolol hidroklorida dari matriks kitosan,
Nata, F., Sugita, P. & Syahriza, A. 2007. Diffusion behavior of etil selulosa, dan hidroksipropil metil selulosa. Majalah
ketoprofen through chitosan-gum guar membranes. Ilmu Kefarmasian 2:145-153.
Prosiding International Conference and Workshop on Tiyaboonchai, W. & Ritthidej GC. 2003. Development of
Basic and Applied Science 2007, Surabaya-Indonesia indomethacin sustained release microcapsules using
6-7 Agustus 2007. chitosan-carboxymethyl cellulose complex coarcevation.
Sugita, P., Sjachriza, A. & Lestari SI. 2006a. Sintesis dan Songklanakarin J. Sci Technol 25: 245-254.
optimalisasi gel kitosan-gom guar. J Nature 9: 32-36. Wang T, Turhan, M., & Gunasekaram, S. 2004. Selected
Sugita P, Sjachriza A, Wahyono D. 2006b. Sintesis dan properties of pH-sensitive, biodegradable chi-tosan-
optimalisasi gel kitosan-alginat. J Sains dan Teknologi poly(vinyl alkohol) hydrogel. Polym Int 53: 911-918.
Indonesia 8: 133-137. Yamada, T., Onishi, H. & Machida, Y. 2001. In vitro and in vivo
Sugita, P., Sjachriza, A. & Rachmanita. 2007a. Sintesis dan evaluation of sustained release chitosan-coated
optimalisasi gel kitosan-karboksimetil selulosa. J. Alchemy ketoprofen microparticles. Yakugaku Zasshi 121: 239-
6(1): 57-62. 245.