Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
Mengetahui nilai-nilai ATB yang diterapkan pada bangunan Ramayana Denpasar.
Mengetahui nilai-nilai AMK yang diterapkan pada bangunan Ramayana Denpasar.
Mengetahui solusi desain yang dapat diaplikasikan pada bangunan Ramayana
Denpasar.
BAB II
LANDASAN TEORI
Eratnya hubungan agama, adat ( budaya ) dengan ATB yang diturunkan secara
gugon-tuwon,sehingga memerlukan interpretasi menyeluruh untuk dapat mengelar nilai-nilai
nya, dalam hal ini teori Semiotik dyadic ini dipandang memadai memecahkan kesulitan ini.
Alila Ubud Hotel merupakan sebuah banguanan yang berfugsi sebagai tempat untuk
melepaskan penat dan bersantai yang berada didaerah payangan, ubud. Ramayana Bali Mall
merupakan salah satu gedung sebagai pusat perbelanjaan yang ada di kota Denpasar. Selama
kita berkunjung ketempat ini kerap kali kita tidak terlalu mengamati bagaimana tampilan
bangunan pada mall ini karena terlalu fokus untuk berbelanja ataupun melakukan kegiatan
lainnya. Namun sebenarnya terdapat banyak sisi yang menarik untuk ditinjau dan dibahas
pada bangunan Ramayana Mall.
Gambar 1. Peta lokasi Ramayana Denpasar.
Sumber : maps.google.com
Dari objek Ramayana, Denpasar yang kami amati, adapun nilai-nilai ATB dan yang
dapat diidentifikasi sebagai berikut:
Tata ruang yang menerapkan ruang sentral (Natah) pada Ramayana Bali Mall
dibangun dengan pola massa yang kompak atau monolit dimana pada bagian sentral
(tengah) bangunan terdapat area void yang dimanfaatkan untuk sirkulasi vertikal
dengan menempatkan beberapa esklator.
Bangunan Ramayana Bali Mall tidak sepenuhnya menggunakan tiga zona vertikal Tri
Loka karena tidak ditemukan area tempat suci pada bagian atas bangunan dengan
kata lain tidak terdapat bagian zona swah pada bangunan sedangkan untuk zona
bwah dan zona bhur sudah dapat terlihat dengan jelas.
Pada pembagian orientasi nilai horizontal, Ramayana Bali Mall terlihat memiliki nilai
Hulu - (Tengah) – Teben dimana area tempat suci terlihat diletakkan dibagian
belakang, area tengah diletakkan bangunan yang menjadi pusat kegiatan, dan area
masuk pengunjung diletakkan di teben atau bagian depan.
Bangunan tidak menggunakan candi bentar sebagai pintu masuk dan keluar bangunan.
Tata letak atau setting massa bangunan objek Ramayana Bali Mall terlihat
mengikuti tata letak atau setting massa bangunan masa kini (AMK).Telihat dari
penempatan massa bangunan yang terletak di tengah guna memaksimalkan ruang
terbuka di sekeliling bangunan yang di fungsikan sebagai parkir pengunjung.
Ukuran tata letak atau setting massa bangunan yang menggunakan meter sesuai
dengan bangunan massa kini (AMK).
3.2.3 Tata Bangunan
Tata ruang juga diorientasikan keatas (vertical) untuk memaksimalkan fungsi
bangunan dan luas lahan yang ada sesuai dengan ciri bangunan masa kini(AMK)
Bagian – bagian yang mengalami pengaruh arsitektur masa kini (AMK) salah
satunya terdapat pada bagian fasad bangunan dimana pada bagian depan terbapat
bentuk yang tidak lazim digunakan pada arsitektur Bali yakni bentuk segi lima.
Bentuk segilima terlihat menonjol pada bagian tengah fasad bangunan, dimana
menjadi focal point utama ketika kita melihat bangunan Ramayana Bali Mall,.
Bentuk bangunan yang segilima tersebut secara otomatis mempengaruhi bentuk
atap yakni berbentuk segilima, sehingga tidak sesuai dengan prinsip arsitektur bali
yang mengunakan atap limasan.
Bahan penyusun atap yang digunakan juga telah dipengaruhi arsitektur masa kini.