Sie sind auf Seite 1von 21

A.

Pengantar
Lipid adalah nama suatu golongan senyawa organik yang meliputi sejumlah senyawa
yang terdapat di alam yang semuanya dapat larut dalam pelarut-pelarut organik tetapi
sukar larut atau tidak larut dalam air. Pelarut organik yang dimaksud adalah pelarut
organik nonpolar seperti benzena, pentana, dietil eter, dan karbon tetraklorida. Dengan
pelarut-pelarut tersebut lipid dapat diekstraksi dari sel dan jaringan tumbuhan ataupun
hewan.
Untuk memudahkan pengkajian golongan lipid para kimiawan mengklasifikasikan
menjadi 2 kelompok yaitu kelompok lipid sederhana dan lipid kompleks. Lipid
sederhana mencakup senyawa-senyawa yang tidak mudah terhidrolisis oleh larutan asam
atau basa dalam air dan terdiri dari subkelompok steroiid, prostaglandin, dan terpena.
Lipid kompleks meliputi subkelompok yang mudah terhidrolisis menjadi zat penyusun
yang lebih sederhana yaitu lilin(waxes) dan gliserida.

B. Lilin (Wax)
Ditinjau dari segi strukturnya, lilin adalah senyawa ester yang dibentuk oleh alkohol
berantai panjang dan asam lemak berantai panjang.
Contoh dari alkohol panjang :
a. Setilalkohol
CH3(CH2)14 – CH2OH
b. Mirisilalkohol
CH3(CH2)28 – CH2 OH
Lilin terdapat pada tumbuhan dan hewan dengan fungsi yang berbeda-beda. Sebagai
contoh, lilin spermaceti terdapat dalam bagian kepala ikan paus (sperm whale) yang
diduga berfungsi sebagai pengatur kemampuan mengapung ikan paus bila menyelam
pada perairan yang dalam. Lilin lebah (beeswax) adalah senyawa dengan berat molekul
tinggi yang berfungsi sebagai bahan pembangun sarang lebah. Salah satu contoh lilin
yang terdapat dalam tumbuhan adalah lilin carnauba, yang merupakan campuran
senyawa-senyawa dengan berat molekul tinggi, yang dihasilkan oleh tanaman carnauba
dan berfungsi sebagai pelindung daunnya dalam upaya pencegahan penguapan air yang
berlebihan.
Lilin tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut lemak. Oleh karena itu lilin yang
terdapat pada tumbuhan berfungsi sebagai pelapis pelindung terhadap air. Misalnya yang

1
terdapat pada daun dan buah. Lilin juga memegang peran penting sebagai penahan air
pada binatang, misalnya Domba, Burung dan Serangga. Lilin tidak mudah terhidrolisis
seperti lemak dan tidak dapat diuraikan oleh Enzim yang menguraikan lemak. Oleh
karena itu lilin tidak berfungsi sebagai bahan makanan.
Sejumlah lilin yang diperoleh dari alam dimanfaatkan untuk bahan pembuatan
kosmetika, bahan perekat, pernis, dan bahan kedap air. Karena kebutuhan untuk
pebuatan bahan-bahan tersebut senantiasa meningkat maka sekarang ini kebanyakan
digunakan senyawa-senyawa sintetik sebagai pengganti lilin alami.
Rumus struktur untuk masing-masing zat penyusun ketiga lilin alami yang disebutkan
diatas adalah sabagai berikut:
1. Lilin spermaceti

2. Zat penyusun lilin lebah

3. Zat penyusun lilin carnauba

Lilin parafin tidak termasuk golongan lipid, melainkan zat yang merupakan campuran
dari sejumlah alkana (hidrokarbon) suku tinggi (berat molekulnya tinggi).

2
C. Minyak dan Lemak

Minyak dan lemak adalah senyawa ester yang terbentuk dari gliserol dan berbagai
asam karboksilat. Ester-ester gliserol ini menurut tatanama disebut gliserida. Bila jumlah
gugus –OH dalam rumus struktur gliserol yang diesterkan satu, digunakan nama
monogliserida, sedangkan bila yang diesterkan dua atau tiga gugus –OH maka berturut-turut
dinamakan digliserida dan trigliserida. Kini, senyawa gliserida sering dinamakan
triasilgliserol.

gliserol monogliserol

digliserol triasilgliserol

Minyak dan lemak merupakan trialgliserol yang terdapat dalam tumbuhan dan
hewan. Disebut minyak apabila triasilgliserol tersebut pada suhu kamar berwujud cairan, dan
apabila berwujud padat dinamakan lemak. Contoh contoh minyak adalah minyak kacang
tanah, minyak kedelai, dan minyak jagung.Sebagai contoh lemak adalah lemak babi dan
mentega. Sebagai halnya ester-ester organik, bila minyak dan lemak mengalami hidrolisis
menghasilkan asam lemak dan gliserol. Persamaan reaksi triasilgliserol adalah sebagai
berikut:

3
Asam karboksilat yang diperoleh dari hidrolisis suatu minyak atau lemak umumnya
memiliki rantai tidak bercabang dengan jumlah atom C genap. Tetapi, yang paling banyak
dijumpai adalah yang mengandung 14,16, dan 18 buah atom C.

Terdapat dua macam asam lemak yaitu:

1. Asam lemak jenuh yaitu asam lemak yang semua ikatan atom karbon pada rantai
karbonnya berupa ikatan tunggal.
2. Asam lemak tak jenuh yaitu asam lemak yang mengandung ikatan rangkap pada
rantai karbonnya.

Rumus struktur asam karboksilat:

Rumus Struktur Nama IUPAC Nama Trivial

a. Asam lemak jenuh

CH3(CH2)12COOH Asam tetradekanoat Asam miristat

CH3(CH2)14COOH Asam heksadekanoat Asam palmitat

CH3(CH2)16COOH Asam oktadekanoat Asam stearat

b. Asam lemak tidak jenuh

CH3(CH2)5CH=CH(CH2)7COOH Asam-9-heksadekenoat Asam palmitoleat

CH3(CH2)7CH=CH(CH2)7COOH Asam-9-oktadekenoat Asam oleat

CH3(CH2)4CH=CHCH2CH=CH(CH2)7COOH Asam-9,12-oktadekadienoat Asam linoleat

CH3CH2CH=CHCH2CH=CHCH2CH=CH(CH2)7COOH Asam-9,12,15-oktadekatrienoat Asam linolenat

Sebagian besar minyak tersusun dari asam-asam karboksilat tidak jenuh dalam
persentase lebih besar daripada asam-asam lemak jenuh. Bila minyak dihidrogenasi, ternyata
dihasilkan lemak (padat). Fakta inilah yang mengarahkan pada kesimpulan bahwa minyak

4
mempunyai titik leleh yang lebih rendah daripada lemak. Sebuah contoh persamaan reaksi
yang terjadi pada hidrogenasi suatu minyak (cair) yang menghasilkan lemak (padat) adalah:

Reaksi hidrogenasi minyak pada contoh diatas merupakan cara pembuatan lemak
yang digunakan untuk memasak, misalnya margarin. Dalam praktik sengaja dihindari
terjadinya hidrogenasi sempurna karena akan dihasilkan lemak yang keras dan rapuh.

Pengertian Sabun dan Reaksi Penyabunan


Reaksi penyabunan merupakan reaksi hidrolisis lemak/minyak dengan menggunakan
basa kuat seperti NaOH atau KOH sehingga menghasilkan gliserol dan garam asam lemak
atau sabun.Sabun adalah garam natrium dan kalium dari asam lemak yang berasal dari
minyak nabati atau lemak hewani. Reaksi penyabunanyaitu trigliserida akan direaksikan
dengan alkali (sodium hidroksida), maka ikatan antara atom oksigen pada gugus karboksilat
dan atom karbon pada gliserol akan terpisah. Proses ini disebut “saponifikasi”. Atom oksigen
mengikat sodium yang berasal dari sodium hidroksida sehingga ujung dari rantai asam
karboksilat akan larut dalam air. Garam sodium dari asam lemak inilah yang kemudian
disebut sabun, sedagkan gugus OH dalam hidroksida akan berkaitan dengan molekul gliserol,
apabila ketiga gugus asam lemak tersebut lepas maka reaksi saponifikasi dinyatakan selesai.

5
Misel
Misel merupakan sekelompok ion-ion karboksilat yang berbentuk bola yang
terdispersi dalam fase air. Dalam misel terdapat muatan negatif ion-ion karbosilat berada
pada permukaan bola, sedangkan rantai hidrokarbonnya berada dibagian dalam.Pembentukan
misel dapat digunakan utk menjelaskan adanya fakta bahwa sabun dapat larut dalam air.
Rantai alkil yang non polar dalam molekul sabun (bersifat hidrofobik) berada dalam
lingkungan yang non polar, yaitu pada bagian dalam misel, sedangkan anion karboksilat yang
polar (bersifat hidrofilik) berada dalam lingkungan polar yaitu pelarut air. Muatan negatif
dari anion karboksilat yang terdapat pada permukaan misel mengakibatkan terjadinya tolak-
menolak antar misel, sehingga anion karboksilat tersebut tetap terdispersi dalam fasa air.
Mekanisme Kerja Sabun

Dalam kehidupan sehari-hari, sabun digunakan untuk membersihkan berbagai macam


kotoran. Kotoran pada umumnya bersifat nonpolar, terdiri dan dikelilingi oleh lapisan
minyak/lemak. Untuk menghilangkan kotoran ini, tidak mungkin bila hanya digunakan air,
karena air tidak mampu menembus lapisan minyak/lemak dan melarutkannya. Namun, bila
kita menggunakan sabun, sabun dapat membentuk misel pada kotoran lalu melarutkannya. Di
dalam sabun, molekul-molekul sabun memiliki 2 bagian, yaitu bagian polar dan nonpolar.
Bagian polar sabun berada pada kepala sabun yang mengandung ion, sedangkan bagian
nonpolarnya berada pada bagian ekor yang mengandung gugus karboksil rantai panjang.
Bagian nonpolar akan mengelilingi minyak dan bagian polar akan berada di luar berinteraksi
dengan air seperti gambar berikut

6
Setelah terbentuk misel seperti gambar di atas, barulah kotoran dapat larut karena
terikat pada bagian nonpolar (hidrofob) sabun yang kemudian dibawa bersama air yang
mengikat bagian polar (hidrofil) sabun.

Penggunaan sabun terbatas pada air yang tidak bersifat sadah. Air sadah mengandung
ion Ca2+ dan Mg2+ yang mampu membuat kemampuan sabun hilang. Adanya ion Ca2+ dan
Mg2+ ini menyebabkan terjadinya reaksi pengendapan dengan ion karboksil membentuk
garam karboksil yang sukar larut sebagaimana pada reaksi berikut

2RCOONa(aq) + Ca2+(aq) → (RCOO)2Ca(s) + 2Na+(aq)

Ketiadaan gugus karboksil yang berperan dalam pengikatan kotoran akan


menghilangkan manfaat sabun seluruhnya, karena sabun tidak memiliki bagian nonpolar
(hidrofob) lagi dan akhirnya sabun tidak akan dapat melarutkan kotoran. Permasalahan ini
dapat diatasi dengan penggunaan deterjen, karena pada dasarnya deterjen bukan terdiri dari
garam karboksilat yang bisa mengalami reaksi seperti di atas.

Untuk mengatasinya dapat menggunakan deterjen sintetik, yaitu bahan pembersih


yang daya kerjanya seperti sabun tetapi bukan merupakan garam karboksilat. Keunggulan
dari deterjen sintetik ini adalah deterjen tetap berfungsi dengan baik sebagai pembersih
walaupun dalam air sadah.

Deterjen yang umum dijumpai adalah garam-garam natrium alkil sulfat, natrium
alkane sulfonat, dan natrium alkil benzena sulfonat.

7
Untuk membuat deterjen sintetik yang berupa natrium lauril sulfat dilakukan langkah-langkah
reaksi:

Untuk pembuatan deterjen natrium alkilbenzenasulfonat dilakukan langkah-langkah sebagai


berikut:

1. Mengikatkan gugus alkil berantai panjang pada inti benzena melalui reaksi alkilasi
Friedel-Crafts
2. Melakukan reaksi sulfonasi
3. Mereaksikan dengan NaOH

8
Fungsi utama minyak dan lemak (triasilgliserol) dalam tubuh adalah sebagai sumber
energi. Melalui proses metabolisme triasilgliserol diubah menjadi CO2dan H2O serta
sejumlah energi yang jika dinyatakan dalam satuan kilokalori per gram adalah dua kali lebih
besar daripada yang dihasilkan oleh karbohidrat atau protein.

D. Parameter Kualitas Minyak dan Lemak

Minyak/lemak merupakan campuran yang sangat kompleks menyebabkan


diperlukannya sejumlah uji fisika dan kimia untuk memperoleh gambaran tentang
komposisinya. Berikut merupakan parameter-parameter pengujian minyak/lemak secara
fisika dan kimia.

Parameter Fisika
Minyak cenderung berwujud cair pada suhu kamar. Sedangkan,lemak cenderung
berwujud padat pada suhu kamar.Pada suhu kamar, lemak hewan pada umumnya berupa zat
padat, sedangkan lemak dari tumbuhan berupa zat cair.Lemak yang mempunyai titik lebur
tinggi mengandung asam lemak jenuh. Sedangkan, lemak yang mempunyai titik lebur rendah
mengandung asam lemak tak jenuh. Contoh:
 Tristearin (ester gliserol dengan tiga molekul asam stearat) mempunyai titik
lebur 71°C.
 Triolein (ester gliserol dengan tiga molekul asam oleat) mempunyai titik lebur -
17°C.
Lemak yang mengandung asam lemak rantai pendek larut dalam air. Sedangkan, lemak
yang mengandung asam lemak rantai panjang tidak larut dalam air.Semua lemak larut dalam
kloroform, benzena dan alkohol panas (pelarut lemak yang baik). Lemak tidak larut dalam air
sehingga disebut hidrofobik (takut air), sifat ini sangat penting dalam pembentukan membran
sel.Namun, fosfolipid bersifat ampifatik, yaitu dalam satu molekul ada bagian molekul yang
nonpolar dan hidrofob dan di bagian ada yang polar dan hidrofil (suka air).

Parameter Kimia
Bilangan Asam
Bilangan asam menunjukkan jumlah miligram KOH yang diperlukan untuk
menetralkan asam lemak bebas yang terdapat dalam 1 gram minyak/lemak. Dengan

9
mengetahui harga bilangan asam ini dapat diketahui banyaknya asam bebas yang terdapat
dalam minyak/lemak. Bilangan asam yang besar menunjukkan asam lemak bebas yang besar
pula, yang berasal dari hidroliss minyak atau lemak, ataupun karena proses pengolahan yang
kurangbaik. Makin tinggi bilangan asam, maka makin rendah kualitasnya.Penentuan bilangan
asam dipergunakan untuk mengukur jumlah asam lemak bebas yang terdapat dalam minyak
atau lemak. Besarnya bilangan asam tergantung dari kemurnian dan umur dari minyak atau
lemak tersebut. berikut merupakan perhitungan bilangan asam.
𝑉 𝐾𝑂𝐻 × 𝑁 𝐾𝑂𝐻 × 56,1
𝐵𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑎𝑠𝑎𝑚 =
𝑊

Keterangan : V KOH = Volume KOH yang digunakan (mL)


N KOH = Konsentrasi KOH yang digunakan (N)
W = berat sampel (gram)
Faktor 56,1 = massa molekul KOH

Bilangan Penyabunan
Bilangan penyabunan menunjukkan jumlah miligram KOH yang diperlukan untuk
menyabunkan dengan sempurna 1 gram minyak/lemak. Angka Penyabunan dapat dilakukan
untuk menentukan berat molekul minyak dan lemak secara kasar. Minyak yang tersusun dari
asam lemak berantai C pendek berarti mempunyai berat molekul yang relatif kecil, akan
mempunyai angka penyabunan yang besar dan sebaliknya, minyak dengan berat molekul
yang besar mempunyai angka penyabunan yang relatif kecil.Berikut merupakan perhitungan
bilangan penyabunan.
(𝑏 − 𝑎) × 𝑁 𝐻𝐶𝑙 × 𝑀𝑚 𝐾𝑂𝐻
𝐵𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑛𝑦𝑎𝑏𝑢𝑛𝑎𝑛:
𝑊

Keterangan: b = Volume titrasi blanko (mL)


a = Volume titrasi sampel (mL)
N HCl = Konsentrasi HCl (N)
Mm KOH = massa molekul KOH
W = berat sampel (gram)

10
Bilangan Iodin
Bilangan iodin menunjukkan jumlah gram iodin (I2) yang dapat dikat oleh 100 gram
minyak/lemak. Bilangan Iod adalah sifat kimia minyak yang dipake untuk mengetahui
banyaknya ikatan rangkap atau ikatan tidak jenuh dalam minyak. Asam lemak tidak jenuh
dalam minyak atau lemak mampu menyerap sejumlah iod dan ngebentuk ikatan jenuh.
Besarnya jumlah iod yang diserap oleh minyak inilah yang menunjukan banyaknya ikatan
rangkap. Dengan mengetahui bilangan iodin ini dapat diketahui derajat kejenuhan asam yang
terkandung dalam minyak/lemak. Berikut merupakan perhitungan bilangan iodin.
𝑉2 − 𝑉1 × 𝑁 × 12,69
𝐵𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐼𝑜𝑑𝑖𝑛 =
𝑊

Keterangan: V1= volume titrasi sampel (mL)


V2= volume titrasi blanko (mL)
N = Konsentrasi Na2S2O3 (N)
W = berat sampel (gram)
12,69 adalah bobot setara bilangan iod
126,9 adalah berat atom bilangan iod

Bilangan Asetil
Bilangan asetil menunjukkan jumlah miligram KOH yang diperlukan untuk mentralkan
asam asetat yang diperoleh bila 1 gram minyak/lemak yang telah diasetilisasi terhidrolisis.
Dengan mengetahui bilangan asetil ini akan diketahui jumlah guguh –OH bebas yang
terdapat dalam minyak/lemak. Berikut merupakan perhitungan bilangan asetil.
{[(𝐷 − 𝐶) × 𝑁𝑎 ] + [(𝐴 − 𝐵) × 𝑁𝑏 ]} × 𝐹
𝐵𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐴𝑠𝑒𝑡𝑖𝑙 =
𝑊

Keterangan: A = volume NaOH yang dibutuhkan untuk titrasi Sampel (mL)


B = volume NaOH yang dibutuhkan untuk titrasi Blanko (mL)
C = volume HCl yang dibutuhkan untuk titrasi Sampel (mL)
D = volume HCl yang dibutuhkan untuk titrasi Blanko (mL)
Na= Konsentrasi HCl (N)
Nb = Konsentrasi KOH (N)
F = 4,305 untuk kadar asetil
W = berat sampel (gram)

11
E. Fosfolipid

Fosfolipid merupakan bagian dari lipid yang sebagian besar merupakan turunan dari
gliserol (1,2,3-propanatriol) C3H8O3 yang dikenal dengan nama asam fosfatidat. Kedua gugus
–OH pada gliserol diesterkan oleh suatu asam karboksilat, sedangkan sebuah gugus –OH
terminal diesterkan oleh asam fosfat. Reaksi esterifikasi pembuatan fosfolipid sebagai
berikut:

Gliserol Asam karboksilat Asam fosfat Asam fosfatidat

Salah satu sub kelompok asam fosfatidat dari kelompok fosfatidat adalah fosfatida,
yang pada strukturnya ditandai perubahan ikatan dalam gugus fosfat. Dalam struktur
fosfatida, gugus fosfat dalam molekul asam fosfatidat berikatan dengan senyawa yang
mengandung nitrogen,yaitu:
: kolina

:etanolamina
:L-serina

Senyawa-senyawa fosfatida yang penting adalah lesitin, sefalin, fosfatidil serina, dan
plasmanogen. Rumus struktur masing-masing senyawa tersebut adalah sebagai berikut:

a. Lesitin

12
R = rantai hidrokarbon jenuh; R’ = rantai hidrokarbon tidak jenuh

b. Sefalin

R = rantai hidrokarbon jenuh; R’ = rantai hidrokarbon tidak jenuh

c. Fosfatidil serina

R = rantai hidrokarbon jenuh; R’ = rantai hidrokarbon tidak jenuh

d. Suatu plasmanogen

R = -CH=CH(CH2)nCH3; R’ = rantai hidrokarbon tidak jenuh

Senyawa-senyawa fosfatida mempunyai kesamaan dengan sabun dan deterjen, yaitu


mempunyai gugus-gugus polar dan non polar. Oleh karena itu dalam media yang
mengandung air senyawa fosfatida dapat membentuk misel. Terdapatnya bagian-bagian yang
bersifat hidrofilik dan hidrofobik dalam fosfatida dapat memungkinkan senyawa-senyawa
tersebut dapat menjalankan salah satu fungsi biologisnya dengan sempurna, yaitu sebagai
bagian dari suatu unir struktur, seperti misalnya dalam dinding sel dan membrane, dimana
fisfatida berasosiasi dengan protein.

13
F. Soal Dan Jawaban

1. Contoh Lilin yang terdapat pada tumbuhan dan hewan secara berurutan struktur
molekulnya adalah…..

a. dan

b. dan

c. dan

d. dan

e. dan

Jawaban : C

2. Hasil reaksi hidrolisis senyawa beewax adalah….


a.

b.

c.

d.

e.

Jawaban : A

14
3. Pada proses pembuatan margarin, minyak dipadatkan menjadi lemak dengan cara ….

a. pendinginan
b. pemanasan
c. netralisasi
d. oksidasi
e. hidrogenasi

Jawaban: E

Margarin adalah ester tak jenuh yang memiliki ikatan rangkap. Margarin dapat dibuat dengan
mengadisi ikatan pada minyak dengan hidrogen (hidrogenasi).

4. Perhatikan tabel dibawah ini!

A B
Sebagian besar berasal dari hewan. Sebagian besar berasal dari tumbuhan.
Memiliki wujud padat. Memiliki wujud cair
Titik leleh tinggi. Titik leleh rendah.
Sebagian besar tersusun dari asam lemak Sebagian besar tersusun dari asam lemak
jenuh. tak jenuh.
Terjadi reaksi saponifikasi. Terjadi reaksi hidrogenasi.

Senyawa yang dimaksud pada kolom (A) dan (B) adalah …

a. Lemak, minyak
b. Minyak, lemak
c. Fosfolipid, sfingolipid
d. Sfingolipid, fosfolipid
e. Lipid, Fosfolipid

Jawaban : A
Pembahasan :
Perbedaan lemak dan minyak yaitu :
Lemak

15
1. Berasal dari hewan
2. Biasa disebut mentega
3. Umumnya jenuh (tidak terdapat ikatan rangkap)
4. Tidak mudah rusak / tengik
5. Berwujud padat
6. Titik leleh tinggi
7. merupakan hasil sampingan dari hidrogenasi miyak nabati

Minyak

1. Berasal dari Tumbuhan


2. Biasa disebut margarine
3. Umumnya tidak jenuh (terdapat ikatan rangkap)
4. Mudah rusak / tengik
5. Berwujud cair
6. Titik leleh rendah

5. Senyawa-senyawa fosfatida yang penting adalah lesitin, sefalin, fosfatidil serina, dan
plasmanogen. Rumus struktur masing-masing senyawa tersebut adalah sebagai berikut:
Lesitin

R = rantai hidrokarbon jenuh; R’ = rantai hidrokarbon tidak jenuh

Sefalin

R = rantai hidrokarbon jenuh; R’ = rantai hidrokarbon tidak jenuh

16
Fosfatidil serina

R = rantai hidrokarbon jenuh; R’ = rantai hidrokarbon tidak jenuh

Suatu plasmanogen

R = -CH=CH(CH2)nCH3; R’ = rantai hidrokarbon tidak jenuh

Senyawa-senyawa fosfatida mempunyai kesamaan dengan sabun dan deterjen,


yaitu mempunyai gugus-gugus polar dan non polar. Oleh karena itu dalam media yang
mengandung air senyawa fosfatida dapat membentuk misel. Terdapatnya bagian-bagian
yang bersifat hidrofilik dan hidrofobik dalam fosfatida dapat memungkinkan senyawa-
senyawa tersebut dapat menjalankan salah satu fungsi biologisnya dengan sempurna,
yaitu sebagai bagian dari suatu unir struktur, seperti misalnya dalam dinding sel dan
membrane, dimana fisfatida berasosiasi dengan protein.

6. Manakah struktur di bawah ini yang merupakan struktur sefalin ?

a. b.

17
d. c.

Jawaban: B

7. Jelaskan apa saja persamaan lemak dan minyak


Jawab:
 Struktur
Lemak dan minyak sama samatergolong dalam kategori asam karboksilat.
Asam karboksilat adalah asam organic yang mengandung gugus karboksil
 Sukar larut dalam air
Air yang merupakan pelarut universal melarutkan berbagai zat dengan cara
membasahi atom-atom bermuatan listrik dan membungkusnya lalu dilarutkan.
Lemak dan minyak tidak mempunyai ujung molekul bermuatan listrik oleh
karena itu, air tidak dapat membungkus minyak dan lemak.

8. Berikan contoh olahan minyak dan lemak dalam kehidupan sehari-hari


Jawab:
 Minyak: Minyak kacang tanah, minyak kedelai, minyak jagung.
 Lemak : lemak babi dan mentega

9. Bagaimana prinsip bilangan penyabunan sehingga diperoleh perhitungan seperti pada


rumus.
Jawaban:
Reaksi saponifikasi:

18
1mol minyak/lemak setara dengan 3 mol KOH (jika basa yang digunakan adalah
KOH, selain KOH dapat digunakan basa lain, misalnya: NaOH) menghasilkan 3 mol
sabun.

Reaksi titrasi (uji kuantitatif sabun):

3 mol sabun setara dengan 3 mol HCl untuk menghasilkan 3 mol asam lemak.
Jumlah mol dapat diketahuisecara kunatitatif dengan cara mereaksikan sabun dengan
dengan indikator PP. larutan akan menghasilkan warna pink yang kemudian dititrasi
dengan HCl, akan terjadi perubahan warna pink menjadi tidak berwarna. Hal ini
menandakan bahwa menunjukkkan titik akhir titrasi. Yang sekaligus menentukan
bahwa jumlah sabun telah dinetralkan oleh HCl.

10. Mengapa pada suhu kamar minyak berfasa cair sedangkan lemak berfase padat?
Jawaban:
karena minyak memiliki ikatan ganda yang lebih banyak dibandingkan lemak.
Adanya ikatan ganda pada minyak mengakibatkan strukturnya menjadi bengkok
sehingga luas permukaannya lebih kecil. Akibatnya gaya intermolekul lebih kecil
sehingga titik didih dan titik leburnya lebih rendah

11. Bagaimana langkah dalam pembuatan natrium lauril sulfat?


a. Lauril alkohol direaksikan dengan H2SO4 kemudian direaksikan dengan NaOH
b. Lauril alkohol direaksikan dengan NaOH kemudian direaksikan dengan H2SO4
c. Lauril alkohol direaksikan dengan NaOH
d. Lauril alkohol direaksikan dengan H2SO4\
e. Semua salah
Jawaban: A

19
12. Manakah di bawah ini yang merupakan struktur natrium alkil sulfat …
a.

b.

c.

d.

e. CH3 (CH2 )4 CO2 − Na+


Jawaban: D

13. Basa kuat apakah yang ada pada saat pereaksi penyabunan?
a. KOH dan NaOH
b. Ba(OH)2 dan NaOH
c. Ca(OH)2 dan Mg(OH)2
Jawaban : A
14. Pada misel terdapat muatan negatif ion-ion karboksilat berapa pada bagian mana?
a. Bagian dalam misel
b. Permukaan bola

20
c. Bagian dalam dan luar misel
Jawaban : B
15. Tuliskan rumus umum dari asam fosfatidat!
Jawab:

16. Tuliskan reaksi esterifikasi dari gliserol dengan suatu asam karboksilat dan asam fosfat!
Jawab:

17. Sabun tidak efektif digunakan dalam air sadah karena..


a. Air sadah mengandung logam berat yang dapat merusak molekul sabun.
b. Ion kalsium dan magnesium pada air sadah membentuk garam karboksilat yang larut.
c. Ion ion pada air sadah memutuskan rantai alkil sehingga menjadi pendek.
d. Molekul sabun bersifat nonpolar sehingga tidak larut pada air sadah yang
mengandung ion polar.
e. Jaawaban A, B, C dan D salah.
Jawaban: B

21

Das könnte Ihnen auch gefallen