Sie sind auf Seite 1von 8

TUGAS MPKT A

Nama : Ilham Faturachman

NPM :1406529771

Judul : “Kekuatan dan Keutamaan Karakter”

Pengarang : Bagus Takwin

Data Publikasi : Buku Ajar I Kekuatan dan Keutamaan Karakter, Filsafat,


Logika, dan Etika, I: 1, 2013
1. Pendahuluan

Persoalan pembetukan karakter sekarang ini banyak dibahas diberbagai macam diskusi dan
seminar, oleh lembaga pendidikan yang diberi label “pendidikan berkarakter”. Pemerintah pun
banyak menekankan pada pendidikan berkarakter,

Pendidikan berkarakter memang menjadi kunci kemajuan dan pembangunan bangsa. Jauh-
jauh hari Bung Hatta (1932/1988) sudah menekankan pentingnya pembentukan karakter bersama
dengan pembangunan rasa kebangsaan dan peningkatan pengetahuan serta keterampilan (Hatta,
1988). ). Ki Hadjar Dewantara menegaskan bahwa tujuan pendidikan adalah memerdekakan
manusia. Manusia yang merdeka adalah manusia dengan karakter yang kuat (Dewantara, 2004).
Pembentukan karakter juga merupakan isu penting dalam pendidikan mengingat tujuan
pendidikan adalah pembentukan watak atau karakter (Santoso, 1979). Karakter merupakan isu
penting dalam pendidikan mengingat tujuan pendidikan adalah pembentukan watak dan karakter.

Pendidikan karakter membantu peserta didik menuju kebahagian. Psikologi positif


memahami kebahagian yang otentik sebagai perpaduan perasaan positif dan penilaian tentang
hidup yang memuaskan berdasarkan kekuatan dan keutamaan karakter. Dalam pendidikan
karakter dibahas juga spiritualitas sebagai dasar kekuatan karakter. Dengan spiritualitas, manusia
dapat mengatasi dan melampaui keterbatasannya sebagai makhluk alamiah dan kemampuan
manusia untuk memperbaiki diri bersumber pada daya spiritualnya.

2. Kepribadian dan Karakter

Karakter tidak sama seperti kepribadian tetapi keduanya berkaitan, agar dapat memahami
penjelasan karakter akan lebih mudah apabila menjelaskan kepribadian terlebih dahulu.
Kepribadian dan karakter, didefinisikan sebagai “organisas dinamis dari keseluruhan sistem
psiko-fisik dalam diri individu yang menentukan peyusuain dirinya yang unik terhdapa
lingkungannya” oleh Allport (1937:48) oraganisasi dinamis menurut Allport kepribadian
manusia yang terus berkembang.

Kepribadian Manusia dapat melibatkan aspek psikis dan aspek fisik manusia yang
menentukan penyesuain diri manusia terhadap lingkunganya. Manusia memiliki kontrol sendiri
di dirinya tetapi dia juga menyesuaikan dengan lingkungannya secara unik Allport(1937; 1961)
menambahkan beberapa pengertian yang menyangkut kepribadian sebagai berikut. Pertama,
kepribadian dapat dipahami sebagai tersebut perpaduan dari sifat-sifat (traits) mayor dan minor
yang masing-masing dapat berdiri sendiri dan dikenali. Kedua, sifat kepribadian (personality
trait) merupakan suatu mekanisme paduan antara faktor-faktor biologis, psikologis, dan sosial
yang mengarahkan individu kepada kegiatan-kegiatan spesifik dalam suatu keadaan yang
spesifik. Ketiga, seorang ahli Psikologis mengatakan dirinya memahami orang lain apabila
sejarah hidup telah diteliti dan jika orang tersebut berkontribusi dalam peroses peenilaian.

Kepribadian memiliki unsur-unsur yang saling berkaitan dan mempengaruhi yaitu sejarah
hidup, latar belakang, ambisi, cita-cita, karakter, motif dan sifatnya, hal tersebut digunakan untuk
membantu pemahaman tentang kepribadian.

Menurut Allport (1973) mendefinisikan karakter sebagai kepribadian yang dievaluasi, yang
artinya karakter adalah segi-segi kepribadian yang keluar dan disesuaikan dengan nilai dan
norma tertentu. Karakter diperoleh melalui pengasuhan dan pendidikan meskipun karakter ada
pada setiap orang, agar setiap orang memiliki karakter yang kuat orang tersebut dapat mengikuti
serangkaian proses pemelajaran, pelatihan dan peneladanan.
3. Kekuatan dan Keutamaan Karakter

Identifikasi karakter dapat di lakukan melalui ciri yang tampil dalam prilaku khsus dan
respons secara umum. Peterson dan Seligman (2004) mengembangkan klasifikasi keutamaan
beserta pendekatan metodik untuk mengidentifikasinya. Mereka mengatakan bahwa karakter
yang kuat adalah karakter yang bercirikan keutamaan-keutamaan yang merupakan keunggulan
manusia. Di sini keutamaan sebagai kekuatan karakter dibedakan dari bakat dan kemampuan.
Kondisi yang dapat memunculkan atau bahkan menyusutkan kekuatan-kekuatan itu yaitu,
pelatihan atau pembinaan yang dapat dilakukan untuk mengembangkan karakter yang kuat.

Penggalian, pengenalan, dan pengukuran keutamaan dapat dilakukan melalui teknik


inventori, skala sikap, wawancara mendalam, diskusi kelompok terarah (focus-group discussion)
dan simulasi.

4. Membedakan Keutamaan, Kekuatan Karakter dan Tema Situasional

Peterson dan Seligman (2004) mengemukaan tiga level konseptual dari karakter, yaitu
keutamaan, kekuatan dan tema situasional dari karakter. Pembedaan ini berguna untuk
kepentingan pengenalan, pengukuran dan pendidikan karakter. Ada tiga level konseptual dari
karakter, yaitu keutamaan berada di level atas selanjutnya kekuatan di level tengah dan tema
situasional di level bawah, hubungan antara keutamaan, kekuatan dan tema situasional karakter
bersifat hierarkis. Pembedaan ini berguna untuk kepentingan pengenalan, pengukuran dan
pendidikan karakter.

Keutamaan merupakan karakteristik utama dari karakter di karenakan keutamaan sebagai


dasar prilaku yang baik, prilaku secara umum atau tindakan dapat di nilai berdasarkan dari:
kebijaksanaan, courage (kesatriaan), kemanusiaan, keadilan, pengendalian atau pengelolaan diri,
dan transendensi. Kekuatan karakter merupakan unsur psikologis lebih tepatnya, proses-lah yang
mengdefisinikan keutamaan. Dengan kata lain, keutamaan dapat dicapai melalui pencapaian
kekuatan karakter. Untuk kepentingan pengukuran dan pendidikan karakter, kekuatan karakter
adalah karakteristik yang dijadikan indikator untuk mengenali adanya satu atau lebih keutamaan
pada diri seseorang. Tema situasional dari karakter adalah kebiasaan khusus yang mengarahkan
orang untuk mewujudkan kekuatan karakter dalam situasi tertentu. Pengenalan rinci terhadap
tema situasional membutuhkan pengenalan terhadap situasi dari satu tempat ke tempat lain.
Munculnya tema situsional sangat di pengaruhi besar oleh lingkungan dikarenkan individu dapat
tampil apa adanya, oleh karena itu semakin banyak dan sering tema situasional ditampilkan
semakin terbentuk kekuatan karakter.

5. Kriteria karakter yang kuat

Peterson dan Seligman (2004) mengemukakan kriteria dari karakter yang kuat sehingga
kita dapat mengenalinya dalam kehidupan sehari-hari. Kriteria karakter yang kuat :

1. Karakter yang ciri-cirinya memberi sumbangan terhadap pembentukan kehidupan yang


lebih baik bagi diri sendiri dan orang lain.

2. Kekuatan atau ciri-ciri bernilai sebagai sesuatu yang baik bagi diri sendiri dan orang
lain.

3. Penampilan karakter tidak mengganggu, membatasi, atau menghambat orang-orang di


sekitarnya.

4. Kekuatan, contohnyaTampil dalam tingkah laku individu serta dapat dikenali,


dievaluasi dan diperbandingkan kuat-lemahnya.

5. Dapat dibedakan dari ciri-ciri yang berlawanan denganya.

6. Diwadahi oleh kerangka pikir ideal.

7. Dapat dibedakan dari sifat positif lain tetapi yang berkaitan erat.

8. Dalam konteks tertentu, dapat menjadi ciri yang mengagumkan.

9. Boleh jadi, tidak semua ciri ini muncul pada seseorang, tetapi kebanyakan ciri ini
tampil pada orang itu.
10. Memiliki akar psiko-sosisal, potensi dalam dirinya dan aktualistas yang dipengaruhi
lingkungan

6. Keutamaan dan Kekuatan Karakter Yang Membentuknya


Berikut ini adalah 24 karakter yang tercakup dalam 6 kategori kutamaan menurut Peterson
dan Seligman :

No. Kekuatan Keutamaan


1. Kekuatan kognitif: kreativitas, rasa ingin tahu, keterbukaan pikiran,
Kebijaksanaan dan mencintai kegiatan belajar, perspektif (memiliki
pengetahuan “gambaran besar” mengenai kehidupan).
2. Kekuatan interpersonal: cinta kasih, kebaikan hati (murah hati, dermawan,
Kemanusiaan peduli, sabar, penyayang, menyenangkan dan cinta
altruisitik), serta memiliki kecerdasan sosial.

3. Kekuatan emosional: keberanian untuk menyatakan kebenaran dan


Kesatriaan mengakui kesalahan, teguh dan keras hati, integritas
(otentisitas, jujur), serta bersemangat dan antusias.

4. Kekuatan kewarganegaraan citizenship (tanggung jawab sosial, kesetiaan, mampu


(Civic): Berkeadilan bekerjasama), fairness (memperlakukan orang setara
dan adil), serta kepemimpinan.
5. Kekuatan menghadapi dan pemaaf dan pengampun, kerendahatian, hati-hati dan
mengatasi hal-hal yang tak penuh pertimbangan, serta regulasi-diri.
menyenangkan:
Pengelolaan-diri
(Temperance)
6. Kekuatan spiritual: apresiasi keindahan dan kesempurnaan, penuh rasa
Transendensi terima kasih, harapan (optimis, berorientasi ke masa
depan), spritualitas (religiusitas, keyakinan, tujuan
hidup), serta menikmati hidup dan humor,
7. Karakter dan Spiritualitas

Manusia memiliki kemampuan untuk memahami keterkaitan dirinya dengan seluruh alam
semesta, juga keterkaitan semua hal yang ada di alam semesta. Dengan kekuatan karakter
Trensendensi manusia dapat memaknai apa yang ada di dunia dalam hubungannya dengan hal
lain dan dalam konteks keseluruhan semesta. Pemaknaan terhadap keseluruhan alam ini
dimungkinkan adanya pada manusia meskipun secara fisik ia terbatas dan tak pernah dapat
mengenali keseluruhan dunia secara empirik.

Dalam salah satu pengertiannya, spiritualitas merujuk kepada sesuatu yang teramat
religious, berkaitan dengan roh (spirit) dan hal-hal yang sakral. Misalnya Tuhan dan makhluk-
makhluk di luar manusia yang bersifat gaib. Di dalamnya juga terdapat cara bersikap dan
memperlakukan hal-hal yang gaib tersebut. Burnard (1998, dalam Mc Sherry, 1998) melihat
spiritualitas dapat merujuk pada pengertian yang berbeda pada orang yang berbeda. Dengan
demikian, spiritualitas dipahami secara berbeda oleh setiap orang, Spiritualitas dapat dipahami
sebagai dasar kekuatan dan keutamaan karakter manusia.

Karakter selalu didasari oleh spiritualitas.Daya-daya itu menjadi kekuatan kita untuk
bertahan dan setia menuju satu tujuan, menghindarkan dari godaan dan menguatkan kita saat
berada dalam situasi yang sulit. Pikiran bahwa segala sesuatu yang kita hadapi dapat kita
lampaui memberikan harapan kepada kita untuk selalu menjadi lebih baik

8. Keutamaan Karakter dan Kebahagiaan

Pembentukan karakter erat sekali hubungannya dengan pencapaian kebahagiaan. Pada


akhirnya, orang dengan watak atau karakter yang kuat adalah orang yang berbahagia, mandiri,
dan memberi sumbangan positif kepada masyarakatnya. Peterson dan Seligman (2004) setiap
orang memiliki keutamaan karakter yang memiliki potensi untuk mencapai kebahagian dan
menjalani hidup yang baik.
Seligman (2004) menyebutkan tiga kebahagiaan, yaitu memiliki makna dari semua tindakan
yang dilakukan, mengetahui kekuatan tertinggi, dan menggunakan kekuatan tertinggi untuk
melayani sesuatu yang dipercayai sebagai hal yang lebih besar dari diri sendiri. Ketiga
pernyataan Seligman tersebut dapat tercapai apabila kita mulai berfikir positif terhadap sesuatu
hal dan memandang hidup diri sendiri maupun orang lain sebagai hal yang baik, serta memaknai
dunia dan seisinya sebagai anugerah yang di berikan kepada kita. Perpaduan antara kebahagian
dan keutamaan-keutamaan karakter merupakan bahan dari pendidikan karakter dan Inti
pendidikan adalah pembentukan karakter sehingga tidak diperlukan pelatihan pembentukan
karakter khusus di luar pendidikan yang seolah membuat keduanya seperti dua hal yang terpisah.

Das könnte Ihnen auch gefallen