Sie sind auf Seite 1von 7

TUGAS MPKT A

Nama : Ilham Faturachman

NPM :1406529771

Judul : “Dasar-Dasar Filsafat” BAB 2

Pengarang : Bagus Takwin

Data Publikasi : Buku Ajar I Dasar-Dasar Filsafat, Filsafat,


Logika, dan Etika, I: 1, 2013
1. Pendahuluan

Ringkasan ini hanya menerangkan dasaar-dasar ilmu tentang filsafat. Mengapa filsafat
dibutuhkan oleh ilmuwan? Jawabannya dapat ditemukan pada filsafat ilmu yang berkaitan
dengan asumsi, metode, fondasi serta implikasi dari ilmu pengetahuan. Filsafat ilmu juga
mengkaji apakah hasil ilmiah benar-benar menghasilkan kebenaran sehingga memunculkan
pertanyaan-pertanyaan yang tidak dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan.Ilmu pengetahuan
dan filsafat memiliki hubungan yang erat atau saling membutuhkan Ada tiga bidang kajian
filsafat yang dibutuhkan ilmu pengetahuan untuk menjadi dasar bagi aktivitas-aktivitasnya
mencari pengetahuan, yaitu :

1. Etika. Dalam melakukan penelitian, ilmuwan dituntut untuk bersikap sesuai di dalam
aktivitas mencari pengetahuan berdasarkan nilai-nilai moral dalam masyarakat (etis).
2. Epistemologi. Bidang filsafat untuk mengkaji pengetahuan ini dibutuhkan untuk
mengetahui dasar perolehan suatu ilmu pengetahuan. Seperti bagaimana kita
mengetahui apa yang kita tahu? Apa yang membuat pengetahuan benar dan
bagaimana cara mempengathui bahwa itu benar? Pertanyaan tersebut dapat
memebentuk paradigm ilmiah.
3. Logika. Pengetahuan harus didasari oleh pemikiran serta metode yang rasional. Tanpa
adanya logika, filsafat tidak dapat memastikan langkah-langkah memperoleh ilmu
pengetahuan yang benar.

Ilmu filsafat dan karakter manusia sangat berhubungan erat di karenakan ber filsafat
tidak hanya menggunakan pikiran akan tetapi berfilsafat juga melibatkan keselurahn diri
yang bertujuan untuk pencarian kebenaran. Karakter dapat juga di bentuk dalam ber filsafat
di karenakan berfilsafat terkandung aktivitas yang menunjang terbentuknya karakter yang
baik seperti, berpikir, menjaga kesetiaan dan berani mengambil resiko.
2. Pengertian Filsafat

Kata filsafat pertama kali digunakan di masa Yunani Kuno, Heradotus (484-424 SM)
yang memiliki arti mencari pengetahuan. Filsuf atau Filosof (philosophos) berarti pecinta
kebijaksanaan. Berbeda dari orang kebanyakan yang mencari kemasyuran, seorang filsuf
mencari kebenaran. Kata filsuf selanjutnya banyak digunakan oleh para penulis yunani
seperti Xenophon(430-354SM) dan Plato(427-347SM) dimana filsuf diartikan sebagai orang
yang mencurahkan diri dan hidupnya untuk mencari kebijaksanaan dan melakukan
pembelajaran. Apa yang dilakukan filsuf adalah filsafat di dasarakan oleh kata asal keduanya.

Kata Filsafat memilii arti usaha manusia untuk memahami segala perwujudan
kemyataan secara kritis, radikal dan sistemati dari definisi tersebut filsafat dapat di
simpulkan bahwa filsafat adalah suatu proses yang terus menerus tentang berlangsung di
karenakan hasrat filsafat adalah memahami apa yang ada yang menghasilakan pemikiran
yang tak terbatas.

Memahami filsafat seharusnya melalui prosesnya, tidak tepat jika hanya berfokus pada
produknya. Jangan sampai pula karena mengira rumit orang mengangap filsafat tidak
universal. Filsafat ditujukan kepada siapa saja, kepada semua orang. Sebagai produk filsafat
adalah pemikiran yang perlu dikaji, direfleksikan, dan dikritik kembali. Hasrat filosofis
berpikir secara ketat,berkritis,tidak menerima begitu saja,mengajukan pernyataan dan lain-
lain.

Radikal berarti mendalam. Sifat radikal pada filsafat memungkinkannya untuk


memahami persoalan sampai ke akar-akarnya. Sistematis (systema) berarti keteraturan,
tatanan, dan saling keterkaitan. Ini berarti filsafat dibuat menuurut aturan tertentu, runtut dan
bertahap, serta hasilnya dituliskan menurut aturan tertentu pula. Di dalam sistematis juga
mencakup sifat logis, yakni bahwa filsafat selalu memegang keyakinan akan daya argument
dan penalaran.
Berpikir filosofis yakni berpikir mendalam, kritis, universal dengan terfokus pada
permasalahan dan bukan melamun. Perenungan filosofis merupakan upaya untuk memahami
dunia tempat kita hidup, maupun untuk memahami diri kita sendiri. Perenungan ini bersifat
kritis dan berupaya mencari jawaban yang lebih baik dari jawaban pertama. Seorang filsuf
pada hakikatnya membicarakan tiga hal, yaitu dunia di sekitarnya, dunia yang ada dalam
dirinya, dan perbuatan berpikir itu sendiri.

3. Cabang Filsafat

filsafat memiliki objek kajian khusus. filsafat memiliki pembagian berdasarkan obyek dan
berdasarkan sitematika permasalahannya. Filsafat berdasarkan obyek di antaranya filsafat
alam, filsafat matematika, filsafat ilmu, filsafat sejarah, filsafat ketuhanan, filsafat bahasa,
filsafat agama dan filsafat politik. Filsafat berdasarkan sistematika permasalhanya terdiri dari
3 bagian, yaitu :

a) Ontologi,merupakan cabang filsafat yaitu studi filosofis tentang hakikat ada


(being),eksistensi atau realitas, serta kategori dasar keberadaan dan hubungan
mereka.Secara tradisional,Ontologi dianggap sebagai cabang utama filsafat. Ontologi
dibagi menjadi dua subbidang, yaitu :

 Ontologi , mengkaji sesuatu yang keberadaannya dapat ditangkap oleh panca indra
dan nyata secara fisik.
 Metafisika mengkaji sesuatu yang tidak dapat ditangkap oleh panca indra dan
melampaui sesuatu yang bersifat fisik

b) Epistemologi, merupakan cabang filsafat cabang yang mengkaji teori tentang sumber
sumber hakikat dan batas batas pengetahuan. Yang mengkaji melalui bidang pokok
seperti, sumber penetahuan, struktur pengetahuan, keabsahan pengetahuan dan batas
pengetahuan.
c) Axiologi , merupakan cabang filfasat yang megkaji penghayatan dan pengalaman
perilaku-perilaku manusia.

4. Aliran ilmu Filsafat

Dalam perkembangan filsafat, lahir berbagai aliran dan isme. Berikut adalah beberapa aliran
yang cukup berpengaruh dalam sejarah perkembangan filsafat:

a. Rasionalisme : Aliran yang berpendapat bahwa segala pengetahuan

bersumber pada akal atau rasio.

b. Empirisme : Aliran yang menekankan pengalaman sebagai sumber

pengetahuan.

c. Kritisisme : Aliran yang dibangun oleh Imanuel Kant. Aliran yang

mengkritisi empirisme dan rasionalisme yang dianggap terlalu ekstrem dalam

mengkaji pengetahuan manusia.

d. Idealism : Aliran yang berpendapat bahwa pengetahuan adalah proses

mental atau psikologis yang sifatnya subjektif.

e. Vitalism : Aliran yang memandang hidup manusia tidak sepenuhnya

bisa dilihat secara mekanis, karena pada dasarnya manusia berbeda dengan benda

mati.

f. Fenomenologi : Aliran yang mengkaji gejala-gejala dan memandang gejala

dan kesadaran saling terkait.


5. Alternatif Langkah Belajar Filsafat

Alternatif langkah belajra filsafat, banyak cara untuk belajar filsafat sesuai dengan
berembangannya filsafat samapai masa kini. Secara umum, filsuf berusha memperoleh
makna istilah dengan cara melakukan analisis terhadap istilah itu berdasrakan kategori
pengenalan objeknya dalam kenyataan agar mendapatkan makna yang tepat dan memadai.
Setelah analisis istilah, filsuf berusaha untuk memadukan hasil hasil penyelidikannya melalui
aktivitas sintesis, penggunaan analisis dan sintesis dalam filsafat ini disebut metode analisis-
sintesis.

Secara ringkas, Kattsoff (2004:34-38) mengemukakan langkah-langkah umum yang


disarankan dalam menganalisis dan sintesis:

1. Memastikan adanya masalah yang diragukan kesempurnaannya.


2. Masalah umumnya terpecahkan dengan menguji prinsip-prinsip sahihnya dan
menentukan sesuatu yang tak dapat diragukan kebenarannya (untuk menyimpulkan
kebenaran lain).
3. Meragukan dan menguji secara rasional segala hal yang ada sangkut pautnya dengan
kebenaran.
4. Mengenali apa yang dikatakan orang mengenai masalah bersangkutan dan menguji
penyelesaian mereka.
5. Menyarankan hipotesis yang kiranya member jawaban atas masalah yang diajukan.
6. Menguji konsekuensi dengan melakukan verifikasi terhadap hasil penjabaran.
7. Menarik simpulan mengenai masalah yang mengawali penyelidikan.

Filsafat dapat dimanfatkan dalam pembelajaran di semua bidang ilmu pengetahuan selain
itu sifat filsafat seperti kritis, radikal, dan sistematis, juga dimanfaatkan untuk menemukan
ilmu pengetahuan. Filsafat juga digunakan manusia untuk menyelesaikan masalah yang
dihadapinya. Jika orang menyadarinya, maka lebih banyak lagi manfaat berpikir filosofis
yang dapat diperoleh. Dengan demikian dengan berpikir filosofis, seseorang dapat berpikir
mendalam dan mendasar sekaligus luas dan menyeluruh., disisi lain, berpikir filosofis juga
memberikan kesadaran kepada orang mengenai keterbatasan pengetahuan. Dengan demikian,
berpikir filosofis merupakan satu cara untuk membangun keutamaan pengetahuan dan
kebijaksanaan dengan kekuatan-kekuatan yang dikandungnya.

Das könnte Ihnen auch gefallen