Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
METODOLOGI PENELITIAN
3.1.1 Alat
Alat-alat yang akan digunakan dalam penelitian meliputi pipet tetes, gelas
kimia, gelas ukur, kertas saring, timbangan analitik, kapas, timbangan analitik, rak
tabung, tabung reaksi, tabung efendorf, blender, sonde oral, disposable 1 mL,
sarung tangan, pinset, objek gelas, jarum pentul, sterofoam, tisu, cawan petri, rotary
3.1.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi Buah nanas (Ananas
comoscus L. Merr.), tikus putih, pakan tikus, NaCl 0,9%, etanol 70%, eter, gelatin
1%, vanillin 10%, asam klorida 2N, asam sulfat pekat, pereaksi Dragendorf,
Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah tikus putih jantan
galur wistar berumur sekitar 6-8 bulan bulan, dengan bobot 200-250 gram. Hewan
uji diperoleh dari Kecamatan Sukaraja. Tikus yang digunakan sudah dipastikan
22
Untuk menentukan jumlah subjek/hewan uji minimal ditentukan
(𝑡 − 1)(𝑟 − 1) ≥ 15
(6 − 1)(𝑟 − 1) ≥ 15
5𝑟 − 5 ≥ 15
𝑟=4
Sehingga jumlah tikus putih jantan galur wistar sebagai subjek yang akan
perlakuan.
3.3.1 Determinasi
Bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah nanas muda
(Ananas comoscus L. Merr.) yang diperoleh dari Tasikmalaya, Jawa Barat. Bahan
Padjajaran, Bandung.
Buah nanas yang digunakan pada penelitian ini adalah buah yang masih
muda, dengan ciri kulit yang berwarna hijau, daging buah berwarna putih sedikit
kekuningan. Kulit buah nanas dikupas dan membersihkan dari kotoran yang
menempel, lalu dicuci menggunakan air yang mengalir. Kemudian buah dipotong-
23
potong, setelah itu dikeringkan dengan menggunakan oven kemudian langsung
halus.
pelarut etanol 70% sebagai pelarut kedalam maserator hingga simplisia terendam
pada suhu ruang selama 24 jam. Kemudian disaring menggunakan kertas saring,
sambil sesekali dilakukan pengadukan. Residu direndam beberapa kali dengan jenis
dan jumlah pelarut yang sama sampai filtrat menjadi tidak berwarna lagi, setelah
Skrining fitokimia ini dilakukan terhadap simplisia dan ekstrak buah nanas.
3.4.1 Alkaloid
sambil digerus, setelah itu disaring. Setelah disaring, filtrat kemudian dikocok
dengan asam klorida 2N. Lapisan asam dipisahkan, dan dibagi menjadi 3 bagian.
Bagian pertama digunakan sebagai blanko. Bagian kedua diberi pereaksi Mayer,
24
untuk diamati ada atau tidak adanya endapan warna putih yang terbentuk. Dan
untuk bagian ketiga ditetesi pereaksi Dragendorf, dan juga diamati ada atau tidak
3.4.2 Flavonoid
Simplisia digerus dalam mortar dan dipanaskan dengan air diatas penangas
air, kemudian disaring. Filtrat yang dihasilkan dimasukkan kedalam tabung reaksi.
Setelah itu, ditambahkan serbuk Zn, larutan alkohol asam klorida (1:1) dan amil
menyebabkan filtrat berwarna merah, kuning atau jingga yang dapat ditarik oleh
3.4.3 Saponin
ditambahkan air, setelah itu dipanaskan. Setelah dingin dikocok kuat-kuat selama
beberapa menit dan tidak hilang dengan penambahan asam menunjukkan adanya
ditambahkan eter lalu digerus. Setelah itu fase eter diambil, kemudian diuapkan
sampai kering yang menandakan bahwa eter telah menguap. Pada residu diteteskan
25
triterpenoid, jika terbentuk warna hijau hingga biru menunjukkan adanya steroid.
(Farnsworth, 1966).
dipanaskan diatas penangas air selama kurang lebih 5 menit, lalu didinginkan dan
disaring. Filtrat dibagi menjadi 2 bagian. Filtrat pertama ditambah dengan gelatin
1%, jika terbentuk endapan warna putih maka menunjukkan adanya tanin. Filtrat
kedua ditambah dengan larutan FeCl3 1%, jika terbentuk warna biru tua
Filtrat ditempatkan pada cawan uap, lalu dibiarkan sampai eter menguap. Pada
residu filtrat ditambahkan larutan vanillin 10% dalam asam sulfat pekat. Jika
3.4.7 Kuinon
26
3.5 Perhitungan Dosis
tikus bunting dengan dosis 0,2392 gram/200 gram BB tikus yang dapat menurunkan
jumlah embrio. Sehingga penelitian ini dilakukan dengan dosis yang tercantum
dalam OECD untuk pemberian dosis sediaan uji toksisitas akut apakah toksik
terhadap organ hati pada tikus atau tidak. Penelitian sebelumnya menguji 1 buah
Serbuk buah nanas yang dimaserasi sebanyak 500 gram kering didapatkan
35 𝑔𝑟𝑎𝑚
= × 189,86 𝑔𝑟𝑎𝑚 = 13,2902 𝑔𝑟𝑎𝑚
500 𝑔𝑟𝑎𝑚
Dosis toksisitas akut lainnya digunakan dosis dari hasil evaluasi berdasarkan
27
200
Dosis 3 = 50 mg/kg BB tikus = 1000 × 50 𝑚𝑔 = 10 𝑚𝑔⁄200 𝑔 𝐵𝐵 𝑡𝑖𝑘𝑢𝑠
200
Dosis 4 = 300 mg/kg BB tikus = 1000 × 300 𝑚𝑔 = 60 𝑚𝑔⁄200 𝑔 𝐵𝐵 𝑡𝑖𝑘𝑢𝑠
200
Dosis 5 = 2000 mg/kg BB tikus = × 2000 𝑚𝑔 =
1000
Pada penelitian ini dosis efektif ekstrak etanol buah nanas (Ananas
comoscus L. Merr.) untuk penurunan jumlah embrio tikus yaitu sebesar 0,2392
hari. Tikus dibagi menjadi enam kelompok yang masing-masing terdiri dari 4 ekor
tikus. Setiap kelompok tikus diberi dosis kemudian diamati selama 14 hari.
28
Pada hari ke 15, tikus tersebut diambil darah dari tikus, darah diambil dari
vena lateralis yang berada di ekor tikus. Darah tersebut kemudian ditampung pada
rpm selama 15 menit. Dari proses ini didapat plasma dan serum darah secara
terpisah. Selain itu, organ hati diambil kemudian ditimbang untuk mengetahui
indeks organnya.
merupakan penetapan kadar SGOT dan SGPT. Untuk menentukan kadar SGOT,
sebanyak 100 µL serum yang diperoleh, ditambah reagen kit sebagai berikut:
gelombang 340 nm dengan faktor 1746 tanpa diinkubasi terlebih dahulu. Karena
menggunakan metode enzimatik dimana proses inkubasi langsung pada saat sampel
29
MDH (Malat dehydrogenase)
LDH (Lactate dehydrogenase)
(Diasys, 2014).
𝑆𝐺𝑂𝑇/𝐴𝑆𝑇
𝛼 − 𝑘𝑒𝑡𝑜𝑔𝑙𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑡 + 2𝑎𝑠𝑝𝑎𝑟𝑡𝑎𝑡 → 𝑂𝑥𝑎𝑙𝑜𝑎𝑠𝑒𝑡𝑎𝑡 + 𝐿 − 𝑔𝑙𝑢𝑡𝑎𝑚𝑎𝑡
𝑀 𝐷𝐻
𝑂𝑥𝑎𝑙𝑜𝑎𝑠𝑒𝑡𝑎𝑡 + 𝑁𝐴𝐷𝐻 + 𝐻 + → 𝐿 − 𝑚𝑎𝑙𝑎𝑡 + 𝑁𝐴𝐷 + + 𝐻2 𝑂
gelombang 340 nm dengan faktor 1746 tanpa diinkubasi terlebih dahulu. Karena
menggunakan metode enzimatik dimana proses inkubasi langsung pada saat sampel
30
Prinsip pemeriksaan SGPT:
𝑆𝐺𝑃𝑇/𝐴𝐿𝑇
𝐿 − 𝑎𝑙𝑎𝑛𝑖𝑛𝑒 + 𝛼 − 𝑘𝑒𝑡𝑜𝑔𝑙𝑢𝑡𝑎𝑚𝑖𝑐 𝑎𝑐𝑖𝑑 → 𝐴𝑠 𝑃𝑖𝑟𝑢𝑣𝑎𝑡 + 𝐿 − 𝑔𝑙𝑢𝑡𝑎𝑚𝑎𝑡
Organ yang akan ditimbang harus dikeringkan terlebih dahulu dengan kertas
Bobot organ relatif dapat diperoleh dengan rumus berikut: 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑜𝑟𝑔𝑎𝑛 𝑟𝑒𝑙𝑎𝑡𝑖𝑓 =
ANOVA melalui tahapan uji normalitas, homogenitas, ANOVA, dan uji LSD.
variable normal atau tidak. Penentuan didapat berdasarkan nila signifikan yaitu Ho
diterima jika nilai > 0,05 dan Ho ditolak jika nilai < 0,05.
homogen atau tidak. Ketentuan hipotesis uji homogenitas yaitu Ho diterima jika
homogen yaitu Ho diterima jika nilai < 0,05 dan Ho ditolak jika > 0,05.
memberikan perbedaan yang bermakna, maka dilakukan uji selanjutnya yaitu uji
LSD. Ketentuan untuk hipotesis uji LSD yaitu Ho diterima jika nilai > 0,05 dan Ho
32