Sie sind auf Seite 1von 23

ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTIROID

NAMA : NINA AGUSTINA


NIM : O4.O8.2120
KELAS : E / KP /VI

BAB I
LANDASAN TEORI

1.1. Definisi Hipertirod


Hipertiroid atau Hipertiroidesme adalah suatu keadaan atau gambaran klinis akibat produksi
hormon tiroid yang berlebihan oleh kelenjar tiroid yang terlalu aktif. Karena tiroid memproduksi
hormon tiroksin dari lodium, maka lodium radiaktif dalam dosis kecil dapat digunakan untuk
mengobatinya (mengurangi intensitas fungsinya).
Kelenjar tiroid adalah subtansi kimia yang diproduksi oleh kelenjar tiroid dan dilepaskan
kedalam aliran darah. Hormon tiroid saling berinteraksi dengan hampir seluruh sel tubuh, yang
menyebabkan sel tubuh untuk meningkatkan aktivitas metabolisme mereka. Kelainan banyaknya
hormon tiroid ini yang secara khas mempercepat metabolisme tubuh. Metabolisme adalah proses
kimia dan fisika yang menciptakan unsur dan menghasilkan energi yang diperlukan untuk fungsi
sel, pertumbuhan dan divisi.
Hipertiroid atau Hipertiroidisme biasanya dapat diatasi dengan obat-obatan. Pilihan lainnya
adalah pembedahan untuk mengangkat kelenjar tiroid atau pemberian yodium radiaktif. Setiap
pengobatan memiliki kelebihan dan kekurangan.
Agar bekerja sebagaimana mestinya, kelenjar tiroid memerlukan sejumlah kecil yodium :
Jumlah yodium yang berlebihan bisa menurunkan jumlah hormon yang dibuat dan mencegah
pelepasan hormon tiroid. Karena itu untuk menghentikan pelepasan hormon tiroid yang
berlebihan, bisa diberikan yodium dosis tinggi. Pemberian yodium terutama bermanfaat jika
hipertirodisme harus segera dikendalikan (misalnya jika terjadi badai tiroid atau sebelum
dilakukan tindakan pembedahan). Yodium tidak digunakan pada pengobatan rutin atau
pengobatan jangka panjang. Propiltiourasil atau metimatol merupakan obat yang paling sering
digunakan untuk mengobati hipertiroidisme. Obat ini memperlambat fungsi tiroid dengan cara
mengurangi pembentukan hormon tiroid oleh kelenjar. Kedua obat tersebut diberikan per-oral
(ditelan), dimulai dengan dosis tinggi. Selanjutnya disesuaikan dengan hasil pemeriksaan darah
terhadap hormon tiroid.
Tiroiditis adalah radang kelenjar tiroid yang biasanya diikuti dengan gejala hipertiroid.
Penyakit ini lebih banyak ditemukan pada wanita setelah melahirkan, yang beberapa bulan
kemudian timbul gejala hipotiroid. Sebagian besar akan pulih kembali menjadi normatiroid.
Setelah pengobatan dengan radiasi yodium radiaktif, atau setelah tindakan beda, jaringan tiroid
menjadi tidak berdungsi atau terambil semua oleh operasi mata akan timbul gejala hipotiroid.
Obat-obatan beta bloker (misalnya prapanolol) membantu mengendalikan beberapa gejala
Hipertiroid. Obat ini efektif dalam memperlambat denyut jantung yang cepat, mengurangi
gemetar dan mengendalikan kecemasan. Beta broker terutama bermanfaat dalam mengatasi
badai tiroid dan penderita yang dikendalikan oleh obat lain. Sebagian besar pemakaian yodium
radiaktif pada akhirnya menyebabkan hipotiroidlisme sekitar 25% penderita mengalamai
hipoteroidisme dalam waktu 1 tahun setelah pemberian radioaktif.
Pada riroldektomi, kelenjar tiroid diangkat melalui pembedahan. Pembedahan merupakan
terapi pilihan bagi penderita muda, penderita yang gondoknya sangat besar, penderita yang
alergi, terhadap obat atau mengalami efek samping akibat obat. Setelah menjalani pembedahan,
bisa terjadi hipotiroidisme kepada penderita ini diberikan terapi salih hormon sepanjang
hidupnya.

1.2. Tanda dan Gejala Hipertiroid


Hipertiroid mempunyai tanda dan gejala yang bervariasi yaitu :
- Banyak keringat - Denyut nadi cepat, seringkali
- Tidak tahan panas >100x/menit
- Sering BAB, kadang diare - Berat badan turun, meskipun
- Jari tangan gementar (tremor) banyak makan rasa capai
- Nervus, tegang, gelisah, cemas, - Otot lemas, terutama lengan atas
mudah tersinggung dan paha
- Jantung berdebar cepat - Rambut rontok
- Haid menjadi tidak teratur - Kulit halus dan tipis
- Bola mata menonjol dapat disertai - Pikiran sukar konsentrasi
dengan penglihatan ganda - Kehamilan sering berakhir dengan
- Denyut nadi tidak teratur terutama keguguran
pada usia diatas 60 th - Terjadi perubahan pada mata
- Tekanan darah meningkat bertambahnya pembentukan air
mata, iritasi dan peka terhadap
cahaya

1.3. Etiologi Hipertiroid


Beberapa penyakit yang menyebabkan Hipertiroid yaitu :
1. Penyakit Graves
Penyakit ini disebabkan oleh kelenjar tiroid yang oberaktif dan merupakan penyebab hipertiroid
yang paling sering dijumpai. Penyakit ini biasanya turunan. Wanita 5 kali lebih sering daripada
pria. Di duga penyebabnya adalah penyakit autonoium, dimana antibodi yang ditemukan dalam
peredaran darah yaitu tyroid stimulating.
Immunogirobulin (TSI antibodies), Thyroid peroksidase antibodies (TPO) dan TSH receptor
antibodies (TRAB). Pencetus kelainan ini adalah stres, merokok, radiasi, kelainan mata dan kulit,
penglihatan kabur, sensitif terhadap sinar, terasa seperti ada pasir di mata, mata dapat menonjol
keluar hingga double vision. Penyakit mata ini sering berjalan sendiri dan tidak tergantung pada
tinggi rendahnya hormon teorid. Gangguan kulit menyebabkan kulit jadi merah, kehilangan rasa
sakit, serta berkeringat banyak.
2. Toxic Nodular Goiter
Benjolan leher akibat pembesaran tiroid yang berbentuk biji padat, bisa satu atau banyak. Kata
toxic berarti hipertiroid, sedangkan nodule atau biji itu tidak terkontrol oleh TSH sehingga
memproduksi hormon tiroid yang berlebihan.
3. Minum obat Hormon Tiroid berlebihan
Keadaan demikian tidak jarang terjadi, karena periksa laboratorium dan kontrol ke dokter yang
tidak teratur. Sehingga pasien terus minum obat tiroid, ada pula orang yang minum hormon tiroid
dengan tujuan menurunkan badan hingga timbul efek samping.
4. Produksi TSH yang Abnormal
Produksi TSH kelenjar hipofisis dapat memproduksi TSH berlebihan, sehingga merangsang
tiroid mengeluarkan T3 dan T4 yang banyak.
5. Tiroiditis (Radang kelenjar Tiroid)
Tiroiditis sering terjadi pada ibu setelah melahirkan, disebut tiroiditis pasca persalinan, dimana
pada fase awal timbul keluhan hipertiorid, 2-3 bulan kemudian keluar gejala hpotiroid.
6. Konsumsi Yoidum Berlebihan
Bila konsumsi berlebihan bisa menimbulkan hipertiroid, kelainan ini biasanya timbul apabila
sebelumnya si pasien memang sudah ada kelainan kelenjar tiroid.

1.4. Manifestasi Klinis


Hipertiroid pada penyakit graves adalah akibat antibodi reseptor TSH yang merangsng aktivitas
tiroid, sedang pada goiter multimodular toksik berhubungan dengan autonomi tiroid itu sendiri.
Perjalanan penyakit hipertiroid biaanya perlahan-lahan dalam beberapa bulan sampai
beberapa tahun. Manifestasi klinis yang paling sering adalah penurunan berat badan, kelelahan,
tremor : gugup berkeringat banyak, tidak tahan panas, palpasi dan pembesaran tiroid.

1.5. Patofisiologi Hipertiroid


Hipertiroid dapat terjadi karena berbagai macam penyebab yang telah dijelaskan pada etiologi,
akan tetapi Hipertiroid pada penyakit graves adalah akibat antibodi reseptor TSH yang
merangsang aktivitas tiroid sedang. Pada goiter multimodular toksik berhubungan dengan
autonomi tirad itu sendiri. Ada pula hipertiroid sebagai akibat peningkatan sekresi TSH dari
hipofisis, namun jarang ditemukan. Hipertiroid pada T3 tiroto sikosis mungkin diakibatkan oleh
delodinasi T4 pada tiroid atau meningkatnya T3 pada jaringan di luar tiroid. Pada tirotoksikosis
yang tidak disertai hipertiroid seperti tiroiditis terjadi kebocoran hormon-hormon. Masukan
hormon tiroid dari luar yang berlebihan dan terdapatnya jaringan tiroid ektopik dapat
mengakibatkan tirotoksikosis tanpa hipertiroid.

1.6. Pemeriksaan Diagnostik


Pemeriksaan yang dilakukan adalah :
1. TSH serum (biasanya menurun)
2. T3, T4 (biasanya meningkat)
3. Test darah hormon tiroid
4. X-ray scan, CAT scan, MRI scan (untuk mendeteksi adanya tumor)

1.7. Komplikasi
Komplikasi tiroid adalah suatu aktivitas yang sangat berlebihan dari kelenjar tiroid, yang terjadi
secara tiba-tiba. Badai tiroid bisa menyebabkan :
1. Demam, kegelisahan, perubahan suasana hati, kebingungan
2. Kelemahan dan pengisutan otot yang luar biasa
3. Perubahan kesadaran (bahkan sampai terjadi koma)
4. Pembesaran hati disertai penyakit kuning yang ringan
Badal tiroid merupakan suatu keadaan darurat yang sangat berbahaya dan memerlukan tindakan
segera. Tekanan yang berat pada jantung bisa menyebabkan ketidakteraturan irama jantung yang
bisa berakibat fatal. (aritmia) dan syok. Badal tiroid biasanya terjadi karena hipertiroid tidak
diobati atau karena pengobatan yang tidak adekuat, dan bisa dipicu oleh :
- Infeksi - Diabetes yang kurang terkendali
- Pembedahan - Ketakutan
- Stress - Kehamilan atau persalinan

1.8. Penatalaksanaan
Tujuan pengobatan hipertiroid adalah produksi hormon (obat anti tiroid) atau merusak jaringan
tiroid (yodium radioaktif, tiroidektomi sub total)
1. Obat antitiroid
Digunakan dengan indikasi :
a. Terapi untuk memperpanjang remisi atau mendapatkan remisi yang menetap pada pasien muda
dengan struma ringan sampai sedang dan tirrotoksikosis.
b. Obat untuk mengontrol tirotoksikosis pada fase sebelum pengobatan, atau sesudah pengobatan
pada pasien yang mendapat yodium radioaktif.
c. Persiapan tiroidektomi
d. Pengobatan pasien hamil dan orang lanjut usia
e. Pasien dengan krisis tiroid
Obat antitiroid yang sering digunakan :
Obat Dosis awal (mg/hari) Pemeriksaan (mg/hari)
- Karbimatol 30 – 60 5 – 20
- Metimazol 30 – 60 5 – 20
- Propiltiourasil 300 – 600 50 – 200

Obat-obatan ini umumnya diberikan sekitar 18 – 24 bulan. Pada pasien hamil biasanya diberikan
propil tiourasil dengan dosis serendah mungkin yaitu 200 mg/hari atau lebih lagi. Pada masa
laktasi juga diberikan propiltiourasil karena hanya sedikit sekali yang keluar dari air susu ibu,
oasis yang dipakai 100-500 mg tiap 8 jam
2. Pengobatan dengan yodium radioaktif
Indikasi pengobatan dengan yodium radiaktif diberikan pada :
a. Pasien umur 35 tahun atau lebih
b. Hipertiroid yang kambuh sesudah di operasi
c. Gagal mencapai remisi sesudah pemberian obat antitiroid
d. Tidak mampu atau tidak mau pengobatan dengan obat antitiroid
e. Adenoma toksik, goiter multinodular toksik
3. Operasi
Tiroidektomi subtotal efektif untuk mengatasi hipertiroid. Indikasi operasi adalah :
a. Pasien umur muda dengan struma besar serta tidak berespons terhadap obat antitiroid
b. Pada wanita hamil (trimester kedua) yang memerlukan obat antitiroid dosis besar
c. Alergi terhadap obat antitiroid, pasien tidak dapat menerima yodium radioaktif.
d. Adenoma toksik atau strauma multinodular toksik
e. Pada penyakit graves yang berhubungan dengan satu atau lebih nodul
Sebelum operasi biasanya pasien diberi obat antitiroid sampai eutitiroid sampai eutiroid
kemudian diberi cairan kalium yodida 100-200 mg/hari atau cairan lugol 10-14 tetes/ hari selama
10 hari sebelum dioperasi untuk mengurangi vaskularisasi pada kelenjar tiroid.
4. Pengobatan tambahan
a. Sekat β-adrenergik
Obat ini diberikan untuk mengurangi gejala dan tanda hipertiroid. Dosis diberikan 40-200
mg/hari yang dibagi atas 4 dosis. Pada orang lanjut usia diberik 10 mg/6 jam.
b. Yodium
Yodium terutama digunakan untuk persiapan operasi. Sesudah pengobatan dengan yodium
radiaktif dan pada krisis tiroid. Biasanya diberikan pada dosis 100-300 mg/hari.
c. Ipodat
Ipodat kerjanya lebih cepat dan sangat baik digunakan pada keadaan akut seperti krisis tiroid
kerja (padat adalah menurunkan konversi T4 menjadi T3 diperifer, mengurangi sintesis hormon
tiroid, serta mengurangi pengeluaran hormon dari tiroid.
d. Litium
Litium mempunyai daya kerja seperti yodium, namun tidak jelas keuntungannya dibandingkan
dengan yodium. Litium dapat digunakan pada pasien dengan krisis tiroid alergi terhadap yodium.
BAB II
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Sdr. N


DENGAN HIPERTIROID
DI SDMC SURYA GLOBAL YOGYAKARTA

A. PENGKAJIAN
Pengkajian dilaksanakan di SDMC, tanggal 29 Desember 2007.
1. BIODATA
a) Identitas Penderita
Nama : Sdr. N
TTL : Aceh Timur, 13 April 1987
Umur : 20 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Tegal turi Giwangan
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : Mahasiswa
Diagnosa : Hypertiroid

b) Identitas Penanggung Jawab


Nama : Sdr. N
TTL :-
Umur : 20 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Tegal turi Giwangan
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : Mahasiswa
Hubungan dengan klien : Teman klien

2. RIWAYAT KESEHATAN
a) Keluhan utama
Pasien mengatakan tubuhnya terasa lemas.
b) Riwayat kesehatan sekarang
Setahun yang lalu klien mengeluh nafsu makan meningkat rasa lemas, banyak berkeringat
meskipun dimalam hari. Kemudian terjadi penurunan berat badan secara beransur. Dan sebulan
yang lalu pasien memeriksakan diri kedokter dengan diagnosa medis Hipertiiroid. Pada tanggal
29 Desember 2007 pasien memriksakan dieri ke SDMC karena badannya semakin lemas dan
pusing.
c) Riwayat kesehatan dahulu
Klien pernah menderita penyakit maag, panas, batuk.
d) Riwayat kesehatan keluarga
Ibu klien pernah menderita hipertensi, asam urat dan ayah klien pernah menderita penyakit gatal
– gatal.
e) Genogram

Keterangan :

: laki – laki

: perempuan
: menikah

: meninggal
------- : hidup dalam satu rumah

: klien

3. POLA FUNGSI KESEHATAN


a) Pola persepsi terhadap kesehatan
Nafsu makan klien bertambah tetapi berat badan klien berkurang, klien sering beli makan diluar
dan klien mengalami gangguan pada sistem metabolisme.

b) Pola aktivitas latihan


Aktivitas latihan selama sakit
Aktivitas 0 1 2 3 4
Makan 
Mandi 
Berpakaian 
Eliminasi 
Mobilisasi di tempat tidur 

Keterangan
0 : Mandiri
1 : Dengan menggunakan alat bantu
2 : Dengan menggunakan bantuan dari orang lain
3 : Dengan bantuan orang lain dan alat bantu
4 : Tergantung total, tidak berpartisipasi dalam beraktivitas

c) Pola istirahat tidur


Pada pasien hipertiroid terjadi gangguan pola tidur akibat gelisah, cemas.
d) Pola nutrisi metabolik
Pada pasien hipertiroid terjadi gangguan metabolik yaitu berta badan menurun meskipun nafsu
makan meningkat.
e) Pola eliminasi
Klien mengatakan terkadang eliminasi klien terganggu, terkadang klien mengalami diare.

f) Pola kognitif perseptual


Saat pengkajian klien dalam keadaan sadar, bicara kurang jelas, pendengaran dan penglihatan
normal
g) Pola peran hubungan
1. Status perkawinan : belum menikah
2. Pekerjaan : mahasiswa
3. Kualitas aktivitas : sebelum sakit klien kuliah seperti biasa
4. Sistem dukungan : teman kos
h) Pola nilai dan kepercayaan
Klien beragama Islam, ibadah dilakukan secara rutin.
i) Pola konsep diri
1. Harga diri : tidak terganggu
2. Ideal diri : tidak terganggu
3. Identitas diri : tidak terganggu
4. Gambaran diri : tidak terganggu
5. Peran diri : terganggu, karena klien kurang mengetahui tentang penyakitnya.
j) Pola seksual reproduksi
Pada klien hipertiroid tidak mengalami gangguan pada seksual reproduksinya.
k) Pola koping
1. Masalah utama yang terjadi selama klien sakit, klein sering lemas dan capek sehingga tidak
mampu mengerjakan pekerjaan secara menyeluruh.
2. Kehilangan atau perubahan yang terjadi
Perubahan yang terjadi klien malas untuk melakukan aktivitas sehari – hari.
3. Takut terhadap kekerasan : tidak
4. Pandangan terhadap masa depan : klien optimis untuk sembuh.
4. PEMERIKSAAN FISIK
a) Tanda – tanda vital
Suhu : 39ºC
Nadi : 110 x / menit
RR : 27 x / menit
BB / TB : 48 kg / 150 cm
TD : 130/80 mmHg
b) Keadaan umum
Keadaan umum tergantung berat ringannya penyakit yang dialami oleh pasien.
c) Pemeriksaan Head to toe
1. Kulit dan rambut
 Inspeksi
Warna kulit : merah muda (normal), tidak ada lesi
Jumlah rambut : sedikit, rontok
Warna rambut : hitam
Kebersihan rambut: bersih
 Palpasi
Suhu >37ºC
Warna kulit sawo matang, turgor kulit baik, kulit kering tidak ada edema, tidak ada lesi.
2. Kepala
 Inspeksi : Bentuk simetris antara kanan dan kiri
Bentuk kepala lonjong tidak ada lesi
 Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
3. Mata
 Inspeksi : Bentuk bola mata lonjong, simetris antara kanan
dan kiri, sclera berwarna putih, mata normal.
4. Telinga
 Inspeksi : Ukuran sedang, simetris antara kanan dan kiri,
Tidak ada serumen pada lubang telinga, tidak ada
Benjolan.
5. Hidung
 Inspeksi : Simetris, tidak ada sekret, tidak ada lesi
 Palpasi : Tidak ada benjolan.
6. Mulut
 Inspeksi : Bentuk mulut simetris, lidah bersih, gigi bersih.
7. Leher
 Inspeksi : Bentuk leher simetris
 Palpasi : Ada pembesaran kelenjar tyroid
8. Paru
 Inspeksi : simetris antara kanan dan kiri
 Palpasi : getaran lokal femitus sama antara kanan dan kiri
 Auskultasi : normal
 Perkusi : resonan
9. Abdomen
 Inspeksi : perut datar simetris antara kanan dan kiri.
 Palpasi : tidak ada nyeri
 Perkusi : resonan
10. Ekstremitas
 Inspeksi : tangan kanan dan kiri normal
Pemeriksaan Penunjang
 TSH – S
 Free – T4
Obat – obatan yang digunakan :
 Propanoloi
 Digoxin
 PTU
 Neomercazole Carbimazol
 New diabets
 Metimazol 30 – 60 mg / hari
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
DATA FOKUS
Data objektif :
 Klien mengatakan banyak keringat walaupun di malam hari
 Klien mengatakan tak tahan panas
 Klien sering buang air besar, kadang diare
 Jari tangan klien gemetar (tremos)
 Klien tampak tegang
 Klien tampak gelisah
 Klien tampak cemas
 Klien mudah tersinggung
 Jantung klien berdebar cepat
 Klien tampak capek
 Berat badan klien turun meski nafsu makan bertambah
 Otot klien lemas, terutama lengan atas dan paha
 Rambut klien rontok
 Kulit klien halus dan tipis
 Klien mengatakan sukar berkonsentrasi
 Klien mengatakan haid tidak lancar
 Kelenjar tyroid klien mengalami pembesaran
 Klien mengatakan mata klien peka terhadap cahaya / tidak tahan terhadap cahaya.
 Klit klien teras hangat
 Kulit klien memerah
 Wajah dan muka klien tampak pucat
 Klien mengatakan sering terbangun
 Klien tampak lemas
 Klien mengatakan mual
 Mata klien tampak bengkak
 Klien mengatakan penglihatan agak kabur
 Nafas klien pendek
 Klien mengatakan sering gugup.
Suhu : 39ºC
Nadi : 110 x / menit
RR : 27 x / menit
BB / TB : 48 kg / 150 cm
TD : 130/80 mmHg

BAB III
ANALISA DATA
Nama : N
Umur : 20 tahun

No Symtom Problem Etiologi


1 Do : Suhu : 38ºC RR :27x/ menit Hypertermi Peningkatan
- Klien teraba panas metabolik
- Kulit klien memerah
Ds : Klien mengatakan badannya
terasa panas
2 Do : - Suhu 38ºC Kekurangan Kehilangan
- Turgor jelek volume cairan volume cairan
- Klien tampak lemas
Ds : - Klien mengatakan banyak
keringat meskipun di malam
hari
- Klien mengatakan tak tahan
terhadap panas
- Klien mengatakan kadang- kadang
diare.
3 Do : RR : 27x /menit Pola nafas tidak Hiperventilasi
Nafas klien pendek efektif
Ds : Klien mengatakan sering
sesak nafas (dispnea)
4 Do :- TD : 130/80 mmHg Penurunan curah Perubahan
- ND : 110 x / menit Jantung denyut/irama
- Nafas klien pendek jantung
- Klien cemas dan tegang
Ds:- Klien mengatakan jantungnya
berdebar – debar
- Klien mengatakan lelah
5 Do :- Berat badan klien turun Ketidakseimbangan Tidak mampu
meskipun nafsu makan ber- nutrisi kurang dari mengabsorbsi
tambah kebutuhan tubuh makanan
- Klien tamapak lemah
Ds :- Klien mengatakan terkadang
mual
- Klien mengatakan badannya lemah
6 Do :- Klien tampak gelisah Gangguan sensori Perubahan sensori
- Klien tampak tegang persepsi persepsi
- Klien tampak sering menonjolkan
mata
Ds :- Klien mengatakan
penglihatannya kabur
- Klien mengatakan sukar
berkonsentrasi
7 Do : Wajah dan mata klien pucat, Gangguan pola Cemas
mata klien tampak bengkak tidur
Ds : - Klien mengatakan sering
Terbangun di malam hari
- Klien mengatakan cemas dan
ketakutan
Diagnosa Keperawatan dan Prioritas Masalah

1. Hipertermi berhubungan dengan peningkatan metabolik


2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan volume cairan
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, berhubungan dengan tidak
mampu mengabsorbsi makanan.
4. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi
5. Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan denyut/irama jantung
6. Gangguan pola tidur berhubungan dengan cemas
7. Gangguan sensori persepsi berhubungan dengan perubahan sensori persepsi.
PERENCANAAN

No Tujuan Intervensi Rasional


1 Setelah dilakukan tindakan - Monitor suhu sesering
asuhan keperawatan selama mungkin
…..x 24 jam diharapkan - Monitor TD, Nadi dan RR
klien : - Kolaborasi pemberian anti
36,5-37ºC piretik
diraba tidak hangat - Berikan kompres hangat
tidak memerah pada lipat paha dan tangan
- Selimuti pasien
- Tingkatkan intake cairan
dan nutrisi
- Anjurkan klien untuk
mengkonsumsi air minum.
2 Setelah dilakukan tindakan - Kaji TTV
asuhan keperawatan selama - Anjurkan klien untuk - air sebagai
…..x 24 jam diharapkan banyak minum air putih. pengganti
klien : cairan tubuh
normal - Observasi kulit/membran yang hilang
normal : 36,5-37ºC mukosa dan turgor
klien tidak memerah - Kolaborasi pemberian
plasma/darah, cairan
elektrolit - Mempertahankan
volume sirkulasi
dan kesimbangan
elektrolit, plasma
darah membantu
menggerakkan
- Menganjurkan klien untuk air ke dalam area
mengurangi aktivitas intrvaskuler
- Pertahankan catatan
intake dan output yang
akurat.
3 Setelah dilakukan tindakan - Anjurkan klien untuk
asuhan keperawatan selama meningkatkan konsumsi
…..x 24 jam diharapkan : vitamin C, protein dan Fe
- Klien tidak mual - Berikan makanan yang
- Klien tidak lemah dan lemas terpilih
- Berta badan menunjukkan - Kolaborasi dengan ahli
peningkatan gizi untuk menentukan
jumlah kalori yang
dibutuhkan klien
- Kolaborasi pemberian
obat anti mual
- Berikan makanan
kesukaan
4 Setelah dilakukan tindakan - Monitor frekuensi, ritme,
asuhan keperawatan selama kedalaman pernafasan
…..x 24 jam diharapkan - Monitor pola nafas
klien : - Posisikan pasien ntuk
- RR : 18-24 x/menit memaksimalkan ventilasi
- Bernafas mudah - Monitor suhu, warna dan
- Tidak ada dispnea kelembaban kulit
- Tidak didapat nafas pendek - Catat adanya fluktasi
tekanan darah

5 Setelah dilakukan tindakan - Evaluasi adanya nyeri


asuhan keperawatan selama dada
…..x 24 jam diharapkan - Monitor status
klien : Kardiovaskular
- Pompa jantung efektif - Monitor status pernafasan
dengan kriteria yang menandakan
- Td : Sitole>105 dan Diastole gagalnya jantung
<60 mmHg - Monitor adanya
- ND >100x /menit perubahan TD
- Tidak kelelahan - Anjurkan klien untuk
menurunkan stress
- Monitor TTV
- Identifikasi penyebab
perubahan TTV
- Monitor jumlah dan irama
jantung
6 Setelah dilakukan tindakan - Kaji tidur klien
asuhan keperawatan selama - Berikan kenyamanan
…..x 24 jam diharapkan pada tidur
klien : - Catat banyaknya klien
- Tidak terbangun di malam terbangun di malam hari
hari - Berikan di malam hari
- Mata klien tidak bengkak - Berikan minum susu
- Wajah dan mata klien tidak hangat sebelum tidur
pucat - Hindarkan dari
lingkungan bising
- Tenangkan klien terhadap
kecemasannya

7 Setelah dilakukan tindakan - Kurangi penglihatan yang


asuhan keperawatan selama berlebihan
…..x 24 jam diharapkan - Bicarakan tentang
klien : kebutuhan untuk
Mendemonstrasikan mengurangi kebisingan
penurunan gejala berlebihan - Berikan periode istirahat
sensoris yang tidak terganggu
- Usahakan penjelasan yang
sederhana
-
DAFTAR PUSTAKA

Arief, M, Suproharta, Wahyu J.K. Wlewik S. 2000. Kapita Selekta Kedokteran, ED : 3 jilid : 1. Jakarta
: Media Aesculapius FKUI.

Santosa, Budi. 2005-2006. Diagnosa Keperawatan NANDA. Jakarta : Prima Medikal.

Closkey, Mc, et all. 2007. Diagnosa Keperawatan NOC-NIC. St-Louis.

Anonim. 2008. Hipertiroidisme. http://www.medica store.com

Anonim. 2008. Mengenal Tiroid. http://www.demomedical.com

Carpenito, Linda Juall. 2001. Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC.

Das könnte Ihnen auch gefallen