Entdecken Sie eBooks
Kategorien
Entdecken Sie Hörbücher
Kategorien
Entdecken Sie Zeitschriften
Kategorien
Entdecken Sie Dokumente
Kategorien
PENDAHULUAN
1
5,8% (Depkes, 2007). Jika dilihat dari golongan sebab sakit, persentase
eklamsia dan preeklamsia memang lebih rendah dibanding data di dunia,
namun jika dilihat dari Case Fatality Rate (CFR), penyebab kematian
terbesar adalah eklamsia dan preeklamsi dengan CFR 2,1%. Pada tahun
2011 eklamsia menempati urutan kedua sebagai penyebab kematian
pada ibu melahirkan yaitu sebanyak 24% (Depkes, 2012). Preeklamsia-
eklamsia merupakan merupakan penyebab utama kematian perinatal dan
dapat mengakibatkan retardasi mental pada anak (Knuppel, 1993). Selain
itu preeklamsia dapat mengakibatkan kematian ibu, terjadinya
prematuritas, serta dapat mengakibatkan Intra Uterin Growth Retardation
(IUGR) dan kelahiran mati karena pada preeklamsia-eklamsia akan terjadi
perkapuran di plasenta yang menyebabkan makanan dan oksigen yang
masuk ke janin berkurang (Benson, 2009).
2
Fortner, dkk (2009) telah meneliti mengenai pengaruh obesitas
sebelum kehamilan dan pertambahan berat badan selama kehamilan
terhadap kejadian hipertensi kehamilan perempuan ras Latina. Penelitian
yang dilakukan di Nigeria Tenggara untuk membandingkan hasil obstetri
antara wanita obesitas dengan wanita normal pada awal kehamilan.
Dimana kedua penelitian tersebut mendapatkan hasil yaitu obesitas dapat
menjadi faktor risiko peningkatan morbiditas pada kehamilan serta
memiliki risiko lebih besar daripada wanita normal untuk mengalami
preeklamsia.
3
1.4. Manfaat Penelitian
1. Bagi Masyarakat
Kegiatan penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi masyarakat,
terutama warga Desa Bulu, Kecamatan Sugihwaras, Kabupaten
Bojonegoro, sebagai sarana untuk mengidentifikasi angka prevalensi dan
karakteristik ibu hamil dengan hipertensi dalam kehamilan, sehingga
dapat dilakukan prevensidalam upaya mencegah kejadian hipertensi
dalam kehamilan dengan memeriksakan diri secara rutin.
2. Bagi Puskesmas
Kegiatan penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan sumber
informasi, juga memberikan gambaran kepada pihak Puskesmas dalam
rangka meningkatkan upaya pelayanan kesehatan masyarakat khususnya
pada pasien dengan hipertensi dalam kehamilan, terutama dalam
memberikan intervensi yang promotif dan preventif.
3. Bagi Instansi Pemerintahan Terkait
Data yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi kepada instansi pemerintahan Desa Bulu,
Kecamatan Sugihwaras, dalam meningkatkan program perbaikan
kesehatan warga terutama masalah hipertensi dalam kehamilan.
4. Bagi Peneliti
Kegiatan dalam Program Internsip Dokter Indonesia menjadi media
pembelajaran bagi peneliti dalam menelaah masalah-masalah kesehatan
yang ada di masyarakat, menganalisis penyebab masalah tersebut,
mengidentifikasi solusi atau pemecahan masalah tersebut, menyusun
pemecahan masalah dan melakukan evaluasi terhadap hasil akhir dari
program yang telah dikerjakan. Peneliti juga diperkaya wawasannya akan
sistem pelayanan kesehatan di Puskesmas.
5. Bagi Peneliti Lain
Hasil dari kegiatan ini dapat dipakai sebagai bahan acuan dalam
melakukan penelitian lebih lanjut.
4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Epidemiologi
2.2. Etiopatogenesis
5
yang memiliki permukaan adhesi. Hal tersebut menyebabkan buruknya
daya invasi ke arteri spiralis yang berada di miometrium. Defek awal inilah
yang menyebabkan iskemi plasenta.
2.3. Patofisiologi
6
4. Ginjal. Selama kehamilan normal terjadi penurunan aliran darah ke
ginjal dan laju filtrasi glomerulus. Pada preeklamsia terjadi
perubahan seperti peningkatan resistensi arteri aferen ginjal dan
perubahan bentuk bentuk endotel glomerulus. Filtrasi yang semakin
menurun menyebabkan kadar kreatinin serum meningkat.
Proteinuria belum dapat dijelaskan dengan baik sampai dengan
saat ini.
5. Hepar. Pada preeklamsia, ditemukan infark hepar dan nekrosis.
Infark hepar dapat berlanjut menjadi perdarahan sampai hematom.
Apabila hematom luas, dapat terjadi ruptur subskapular. Nyeri perut
kuadran kanan atas nyeri epigastrium disebabkan oleh teregangnya
kapsula Glisson.
6. Serebrovaskular dan gejala neurologis lain, sperti sakit kepala dan
gangguan penglihatan. Mekanisme pasti penyebab kejang
belumlah jelas. Kejang diperkirakan terjadi akibat vasospasme
serebral, edema, dan kemungkinan hipertensi mengganggu
autoregulasi serta sawar darah-otak.
7. Mata. Dapat terjadi vasospasm retina, edema retina, ablasio retina,
sampai kebutaan pada preeklamsia.
Sakit kepala;
Gangguan penglihatan: kabur atau skotoma;
Gangguan status mental;
Kebutaan – dapat bersifat kortikal atau retina;
Sesak napas;
Bengkak, dapat terjadi pada kedua kaki ataupun wajah;
Nyeri perut kuadran kanan atas atau epigastrium;
Kelemahan atau malaise – dapat merupakan manifestasi anemia
hemolitik.
7
2.5. Klasifikasi
8
2.5.4 Hipertensi Gestasional
2.7. Diagnosis
9
kualitatif tidak tersedia)
Atau jika tidak ada proteinuria, hipertensi onset baru dengan onset
baru salah satu dari:
Trombositopenia Hitung platelet <100.000/µL
Insufisiensi ginjal Konsentrasi kreatinin serum >1.1 mg/dl
atau >2x kadarnya tanpa penyakit ginjal lain
Gangguan fungsi Konsentrasi SGOT/SGPT >2x
hati dengan/tanpa nyeri RUQ atau epigastrik persisten
berat tidak merespon medikasi
Edema paru
Gangguan serebral atau penglihatan onset baru
Eklamsia;
Kejang akibat perdarahan dari malaformasi arterivena, ruptur
aneurisme, atau idiopatik (biasanya terjadi setelah 48-72 jam
pascamelahirkan).
10
memperkuat blokade kanal kalsium pada otot. Nifedipin tidak boleh
diberikan secara sublingual.
Antihipertensi golongan penghambat ACE dan ARB merupakan
kontraindikasi. Penggunaannya pada kehamilan terkait dengan defek
ginjal, anuria, dan kematian janin.
Penggunaan diuretik (furosemid, HCT) harus dihindari karena
menyebabkan retardasi pertumbuhan, bradikardia, dan hipoglikemia
pada neonatus.
2.9.2 Preeklamsia
11
Gambar 2.2 Tata Laksana Preeklamsia UK <34 minggu
12
presentasi janin, status serviks, dan kondisi ibu-janin. Apabila
dimungkinkan, partus per vaginam dengan induksi kelahiran dapat
dilakukan.
2.9.3 Eklamsia
Prioritas utama adalah menjaga jalan napas agar tetap bebas serta
mencegah cedera dan aspirasi isi lambung. Pasien yang sedang kejang
sangat mungkin jatuh dari tempat tidur sehingga pencegahan jatuh harus
dikerjakan. Diazepam atau lorazepam hanya boleh digunakan jika kejang
tetap bertahan. Pemberian MgSO4 parenteral sangatlah direkomendasikan
untuk pasien eklamsia setelah kejang berlalu.
2.10. Pencegahan
13
2.11. Kerangka Teori
1. Primipara; 1. Preeklamsia-eklamsia
Faktor risiko
2.12.2 Pemerintahan
14
adalah Desa Sugihwaras dengan 6 RW dan 32 RT. Pada tahun 2014,
semua desa/kelurahan di Kecamatan Sugihwaras telah mencapai
swasembada. Hal ini menunjukkan semua desa/kelurahan di Kecamatan
Sugihwaras memiliki partisipasi yang baik dan kemandirian dalam
menjalankan pemerintahan desanya.
2.12.3 Penduduk
15
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
Populasi pada penelitian ini adalah data rekam medis semua ibu
hamil di Desa Bulu, Kecamatan Sugihwaras, Kabupaten Bojonegoro yang
memeriksakan kehamilannya di Puskesmas Pembantu Desa Bulu dan/
atau Puskesmas Sugihwaras antara Januari hingga Desember 2017.
Kriteria inklusi sampel adalah data rekam medis semua ibu hamil di
Desa Bulu yang memeriksakan kehamilannya dan datanya terekam di
Puskesmas Pembantu Desa Glagahan dan/ atau Puskesmas Sugihwaras
antara Januari hingga Desember 2017. Sedangkan untuk kriteria eksklusi
sampel adalah data rekam medis ibu hamil Desa Bulu yang
memeriksakan kehamilannya namun data tidak terekam lengkap atau
hilang.
Studi ini mengambil seluruh data rekam medis ibu hamil yang
terdapat di Puskesmas Pembantu Desa Bulu dan/ atau Puskesmas
Sugihwaras antara Januari hingga Desember 2017 sehingga tidak
16
menggunakan metode pemilihan sampel dan tidak terdapat ukuran
sampel minimal.
1. Pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan terhadap rekam medis ibu hamil di
Desa Bulu dari bulan Januari hingga Desember 2017.
2. Analisis data
Analisis data dilakukan terhadap rekam medis berdasarkan
karakteristik usia, status obstetri dan riwayat diabetes melitus.
17
1. Pengumpulan data
2. Data yang dikumpulkan melalui data primer dan sekunder
3. Editing Data
4. Proses ini dilakukan untuk melihat dan memastikan apakah semua
data telah tersedia sehingga terhindar dari kekurangan.
5. Entry Data
6. Tabulasi Data
7. Dilakukan tabulasi data dalam bentuk master table agar mudah
dipahami dan dibaca.
8. Analisis Data dengan Microsoft Excel &Microsoft Word
18
BAB 4
HASIL PENELITIAN
2% 3% 2% Glagahan
2%
4% Nglajang
6% Bulu
8% Panemon
6% Bareng
5% Genjor
Balongrejo
9%
8% Glagah Wangi
Jati Tengah
Sugihwaras
9% 6% Siwalan
Alasgung
7% Trate
13% Panunggalan
8%
Drenges
Wedoro
3% Kedungdowo
19
Tabel 4.1 Karakteristik Dasar Subyek Penelitian
Variabel Jumlah Presentase
Usia ibu hamil
≤ 20 tahun 13 17
21 – 35 tahun 55 72
> 35 tahun 8 11
Status paritas
Primigravida 38 50
Multigravida 38 50
Penderita diabetes melitus
Ya 1 1
Tidak 75 99
Status Hipertensi
Normal 72 95
Preeklamsia – Eklamsia 4 5
Hipertensi kronik 0 0
Hipertensi kronik 0 0
superimposed preeklamsia
Hipertensi gestational 0 0
4. 2. Hasil Penelitian
4.2.1 Prevalensi Ibu Hamil dengan Hipertensi Dalam Kehamilan
Berdasarkan data penelitian yang diperoleh di Desa Bulu,
Kecamatan Sugihwaras, ditentukan subyek penelitian yaitu seluruh ibu
hamil selama tahun 2017 di Desa Bulu sebanyak 76 ibu hamil. Jumlah
tersebut sekitar 8% dari total keseluruhan ibu hamil di Kecamatan
Sugihwaras sebanyak 938 selama tahun 2017. Dari 76 ibu hamil di Desa
Bulu terdapat 4 ibu hamil (5%) dengan hipertensi dalam kehamilan
dengan status hipertensi terdiri dari 1 ibu hamil (1%) dengan preeklamsia
berat dan 3 ibu hamil (4%) dengan preeklamsia.
20
ibu hamil dengan hipertensi
Seluruh Kec.
Sugihwaras
95% 72 Hipertensi
92% Bulu 76 8%
Normotensi
4 5%
938
68% Hipertensi
52
21
4.2.3 Karakteristik Status Paritas Dengan Kejadian Hipertensi Dalam
Kehamilan
37
multigravida
primigravida
Hipertensi
50% 38 38 50%
Normotensi
1
1%
22
Multigravida dengan Hipertensi
0
46%
primigravida 35
multigravida
Hipertensi
50% 38 38 50%
Normotensi
3
4%
Dari hasil analisis 76 ibu hamil di Desa Bulu, didapatkan 1 ibu hamil
(1%) dengan riwayat diabetes melitus tetapi tidak mengalami hipertensi
selama masa kehamilan. Sedangkan, 75 ibu hamil (99%) tidak memiliki
riwayat diabetes melitus dan tidak mengalami hipertensi selama masa
kehamilan.
Tanpa DM
99% 75 DM 1 1% 1 Normotensi
23
4.2.5 Status Hipertensi Pada Ibu Hamil di Desa Bulu Tahun 2017
Dari hasil analisis 76 ibu hamil di Desa Bulu, didapatkan 4 ibu hamil
(5%) yang mengalami hipertensi dalam kehamilan dengan status
hipertensi terdiri dari 1 ibu hamil (1%) dengan preeklamsia berat dan 3 ibu
hamil (4%) dengan preeklamsia. Sedangkan 72 ibu hamil (95%) tidak
mengalami hipertensi atau normotensi
Preeklamsia Berat-Eklamsia
Hipertensi Kronik
Hipertensi kronik
72 superimposed preeklamsia
Hipertensi gestational
95%
Gambar 4.7 Status Hipertensi Pada Ibu Hamil di Desa Bulu Tahun 2017
24
BAB 5
PEMBAHASAN
Dari hasil analisis 76 ibu hamil di Desa Bulu, didapatkan 4 ibu hamil
(5%) dari total ibu hamil mengalami hipertensi dalam kehamilan, meliputi 1
ibu hamil (1%) dengan status paritas primigravida berusia > 35 tahun
mengalami preeklamsia berat dan 3 ibu hamil (4%) dengan status paritas
multigravida berusia 21-35 tahun mengalami preeklamsia. Sedangkan, ibu
hamil usia ≤ 20 tahun yang mengalami hipertensi sebanyak 0 ibu hamil
(0%). Selain itu terdapat 1 ibu hamil (1%) dengan status paritas
primigravida berusia 21-35 tahun memiliki riwayat diabetes melitus tetapi
tidak mengalami hipertensi selama masa kehamilannya.
Adanya ibu hamil usia > 35 tahun di Desa Bulu yang mengalami
preeklamsia, sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa ibu hamil usia
tua/ usia > 35 tahun merupakan salah satu faktor resiko terjadinya
preeklamsia dalam kehamilan. Ibu hamil atau bersalin diusia > 35 tahun
terjadi penurunan fungsi organ reproduksi sehingga tidak dapat bekerja
secara maksimal. Perubahan pada jaringan organ reproduksi dan jalan
lahir tidak lentur lagi begitu juga dengan pembuluh darah, juga diakibatkan
karena tekanan darah yang meningkat seiring dengan pertambahan usia
(Devi, K. 2015). Faktor usia tua juga berhubungan dengan teori iskemia
implantasi plasenta, bahwa trofoblast diserap ke dalam sirkulasi yang
memicu peningkatan sensitivitas terhadap angiotensin II, renin aldosteron
sehingga terjadi spasme pembuluh darah serta tahanan terhadap garam
dan air yang mengakibatkan hipertensi, bahkan edema (Ratih P, Diana et
all, 2015).
Sedangkan terjadinya hipertensi pada usia 21-35 tahun yang
merupakan periode paling aman untuk hamil/ melahirkan, dikarenakan
perempuan hamil dengan preeklamsia terjadi kelainan patofisiologi yang
25
mendasari yang pada umumnya karena vasospasme. Peningkatan
tekanan darah dapat ditimbulkan oleh peningkatan cardiac output dan
resistensi sistem pembuluh darah. Selain itu, terjadi penurunan aliran
darah renal diakibatkan oleh konstriksi di pembuluh darah afferen yang
mengakibatkan kerusakan membran glomerulus dan kemudian
meningkatkan permeabilitas terhadap protein yang berakibat proteinuria
(Devi, K. 2015).
26
Pada penelitian ini ditemukan 3 ibu hamil berusia 21-35 tahun di
Desa Bulu dengan status paritas multigravida yang mengalami
preeklamsia. Terjadinya preeklamsia/eklamsia pada multigravida karena
adanya suatu mekanisme imunologi disamping endokrin dan genetik,
pada kehamilan pertamanya telah terjadi pembentukan blocking
antibodies terhadap antigen plasenta yang belum sempurna dan akan
semakin sempurna blocking tersebut pada kehamilan berikutnya
(Sudhaberata, K. 2015). Teori imunologik menyebutkan karena penurunan
Human Leucocyte Antigen protein G (HLA) yang berperan penting dalam
modulasi respon imun sehingga ibu menolak hasil konsepsi (plasenta)
atau terjadi intoleransi ibu terhadap plasenta sehingga terjadi
preeklamsia/eklamsia (Angsar, D. 2004).
27
trimester ketiga. Ibu dengan diabetes gestasional terdapat peningkatan
insiden hipertensi dan preeklamsia yang akan memperburuk perjalanan
persalinan serta peningkatan resiko diabetes tipe II di kemudian hari (Devi,
K. 2015).
28
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
6.2 Saran
29
5. Bagi Dokter Internship, perlu memahami dengan baik aplikasi teori
di lapangan dan pelaksanaannya di puskesmas sehingga dapat
memberikan masukan bagi kemajuan puskesmas.
30
DAFTAR PUSTAKA
31
Putri et al. Gambaran Kondisi Ibu Hamil dengan Diabetes Melitus di RSD
Dr. Soebandi Jember tahun 2013-2017. 2018. Jember : e-Jurnal
Pustaka Kesehatan Vol.6 No.1.
Ratih, P Diana et al. Hubungan Usia, Graviditas dan Indeks Masa Tubuh
dengan Kejadian Hipertensi Dalam Kehamilan. 2015. Semarang :
Jurnal Kedokteran Muhammadiyah Vol.2 No. 1
Roberts, Christine L, Jane B Ford, Charles S Algert, Sussie Antonse, and
James Chalmers. Population-based Trends in Pregnancy
Hypertension and Preeclampsia : an International Comparative
Study. BMJ Open 2011 (1):1-9.
Roberts JM, August PA, Bakris G, Barton JR, Bernstein IM, Druzin M, dkk.
Hypertension in Pregnancy. Washington: American
CollegeofObstetriciansandGynecologist; 2013.
Sumantri D, Nugroho OP, Hypertention in Pregnancy; Pendidikan
Kedokteran Berkelanjutan Kardiologi dan Kedokteran Vaskular;
Departemen SMF Kadiologi dan Kedokteran Vaskular Fakultas
Kedokteran Universitas Airlangga; 228: 2018.
Symonds, Michael E, and Margaret M. Ramsay. Maternal-Fetal Nutrition
During Pregnancy and Lactation. Cambridge : Cambridge University.
2010.
World Health Organization. The World Health Report : 2005. Switzerland :
WHO Press. 2005.
Yulaikhah, Lily. Kehamilan : Seri Asuhan Kehamilan. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC. 2009.
32
LAMPIRAN
Dokumentasi
33