Sie sind auf Seite 1von 5

KONDISI UMUM DAS KAPUAS

Pendahuluan
Kalimantan Barat mempunyai luas 146.807 Km2, merupakan Propinsi terbesar keempat setelah
Papua,Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah. Secara Administratif memiliki 12
kabupaten/kota yaitu Kabupaten Ketapang, Kabupaten Sambas, Kabupaten Bengkayang,
Kabupaten Pontianak, Kabupaten Landak, Kabupaten Sanggau, Kabupaten Sekadau,Kabupaten
Sintang, Kabupaten Melawi, Kabupaten Kapuas Hulu,Kota Pontianak dan Kota Singkawang.
Secara geografis terletak diantara garis 2°08’ LU dan 3°08’ LS serta diantara 108°18’ – 114°10’BT
dengan batas wilayah administrasi di sebelah Utara berbatasan dengan Serawak (Malaysia
Timur),sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Jawa, sebelah Timur berbatasan dengan Propinsi
Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah dan sebelah Barat berbatasan dengan Laut Natuna dan
Selat Karimata.

Dari segi ekosistem, Propinsi Kalimantan Barat terdapat tidak kurang dari 10 (sepuluh) ekosistem
yaitu dari ekosistem pegunungan, berbagai jenis ekosistem hutan, lahan basah dan ekosistem hutan
pantai atau mangrove.
Di Kalimantan Barat sendiri, terdapat 3 daerah aliran sungai (DAS) yang menjadi urat nadi
kehidupan dan pembangunan propinsi Kalimantan Barat dan masing – masing DAS bermuara di
laut. Ketiga ketiga DAS yang dimaksud terdiri dari:

1. DAS Kapuas, yang memebentang dari Kapuas Hulu Kabupaten sampai ke Kota Pontianak
yang melintasi 5 kabupaten lainnya (Sintang Kabupaten, Melawi Kabupaten, Sekadau
Kabupaten, Sanggau Kabupaten, Landak Kabupaten and Pontianak Kabupaten).
2. DAS Sambas merupakan wilayah yang membentang di Kabupaten Sambas
3. DAS Pawan yang berada di Kabupaten Ketapang. Ketiga

Luas wilayah hulu (upstream) sungai di kalimantan barat mencapai 3,549,117.26 ha (24.15%) dari
total luas pemanfaatan kawasan hutan di propinsi kalimantan Barat.
DAS Kapuas memiliki kekhususan tersendiri dibandingkan DAS lainnya di Kalimantan Barat.
Selain merupakan sungai terpanjanga di Indonesia (1,086 Km) juga melalui 7 Kabupaten dan 1
Kota, DAS Kapuas merupakan muara dari 9 sub-DAS yang ada 8 wilayah tersebut dimana 9 sub
– DAS yang dimaksud sebagai berikut:
1. Sub DAS Kapuas Hulu (Kabupaten Kapuas Hulu 1.753.924.000 Ha);
2. Sentarum (Kabupaten Kapuas Hulu 1.162.505.000 Ha);
3. Silat/Manday (Kabupaten Kapuas Hulu 359.690 Ha);
4. Sub DAS Melawi (Kabupaten Melawi & Sintang 2.002.923,70 Ha);
5. Sub DAS Ketungau (Kabupaten Sintang 1.023.336,70 Ha);
6. Sub DAS Sekayam (Kabupaten Sanggau 997.180,90 Ha);
7. Sub Das Sekadau (Kabupaten Sekadau 469.807,40 Ha);
8. Sub Das Landak (Kabupaten Landak 1.098.197,10 Ha)
9. Sub DAS Mendawak (Kabupaten Pontianak, Sanggau, Ketapang 1.170.081,20 Ha).

Permasalahan
Luas areal DAS Kapuas dan Sub DAS Kapuas mencapai 10,040,646 ha atau 69,32% dari total luas
areal 3 DAS di Kalimantan Barat. Kondisi tersebut menunjukkan peran penting dari keberadaan
DAS kapuas sebagai penunjang kehidupan masyarakat yang ada di Kalimantan Barat dimana
terdapat 1,715,310 jiwa yang bergantung hidupnya kepada keberlanjutan DAS Kapuas.
Ketergantungan masyarakat disekitar DAS Kapuas meliputi:

1. Sumber Air Bersih;


2. Transportasi;
3. Sumber income (livelihood) lainnya seperti usaha perikanan;

60% daerah aliran sungai (watershed) di Kalimantan Barat mengalami krisis yang terjadi sebagai
akibat pembukaan dan pengembangan kawasan watershed secara eksploitatif. Kerusakan tersebut
berasal dari berbagai aktifitas seperti:

1. Penambang Emas Tanpa Izin (illegal mining) yang menggunakan mercury;


2. Logging;
3. Forest convertion for large scale oil palm plantation;
4. Aktivitas industri lainnya.
5. Abrasi Pantai
6. Kerusakan Mangrove, Pesisir dan Terumbu Karang
7. Pencurian Pasir dari Pulau Kecil
8. Pencurian Ikan, dsb.

Dipengaruhi oleh berbagai aktivitas yang terjadi di diberbagai wilayah Kalimantan Barat dan
sepanjang DAS Kapuas terdapat beberapa bencana yang selalu mengintai kita, diantaranya :

1. Banjir;
2. Tanah longsor;
3. Menurunnya peran dan fungsi Sungai Kapuas
4. Kekeringan.

Pengelolaan Air yang efektif dimaksud adalah adanya pengelolaan DAS yang berdasarkan
ekosistem DAS dengan melihat nilai–nilai kearifan tradisional (traditional wisdom) yang ada di
masyarakat dalam upaya penyelamatan dan pengelolaan lingkungan yang bersahabat.
Potensi
Dengan status sebagai sungai terpanjang di Indonsia dan Sungai terluas di Kalimantan Barat, DAS
Kapuas mempunyai peran penting melalui potensi yang terdapat di sekitar Sungai Kapuas. Potensi
kekayaan yang dimiliki oleh DAS Kapuas ialah Berupa :

1. Keberagaman Etnis yang berada di sepanjang Sungai Kapuas;


2. Sebagai Sumber kehidupan makhluk hidup yang berada di sekitar Das Kapuas;
3. Sumber mata air DAS Kapuas merupakan wilayah penting di Pulau Kalimantan;
4. Sebagai penyeimbang ciri khas
5. Sebagai Pedoman dalam pengembangan kawasan di kalbar
6. Sebagai Jalur transportasi
7. Lahan gambut yang mampu mengaliri air hingga 50 Km ke wilayah daratan.

Keberagaman etnis yang mendiami sepanjang DAS Kapuas merupakan suatu ciri khas tersendiri
dari bagi Sungai Kapuas ini. Hal ini dapat diartikan bahwa DAS Kapuas sebagai suatu identitas
etnis di masyarakat, karena dari 9 Sub DAS yang bermuara di DAS Kapuas mempunayi berbagai
Sub Suku Dayak, juga Melayu, Cina, Jawa, Bugis, Madura dengan pola penguasaan kawasan
sangat berperan.
Sebagai sumber penghidupan ini, karena masyarakat yang berada di sepanjang Sungai Kapuas
sangat lah tergantung dengan fungsi Sungai Kapuas ini. Mulai dari aktivitas sehari-hari (bercocok
Tanam) hingga sebagai MCK. Dengan kondisi pasang – surut menjadi karakteristik sungai di
Kalimantan Barat yang di pengaruhi musim, dimanfaatkan oleh sebagain masyarakat untuk
melakukan penanaman jenis tumbuhan berumur pendek.
Sumber mata air sungai Kapuas yang berada di wilayah perhuluan mempunyai peran sangat
penting dari keberadaan dan keseimbangan Pulau Kalimantan. Karena lokasi sumber mata air
Sungai Kapuas berada 4 kawasan pegunungan dan 3 Taman nasional. Keempat kawasan
pegunungan tersebut ialah Pegununan Schwaneer (Sub Das Melawi, sebagian Sungai Sepauk,
Sekadau, Pawan Hulu), Pegunungan Muller (Sub Das Manday) , Pegunungan Kapuas Hulu
(Sungai Ambaloh, Sungai Kapuas Hulu, Danau Sentarum), Pegunungan Kapuas Tengah (Sungai
Ketungau, Sungau Sekayam, Sebagian Sungai Sepauk).
Melalui Sungai Kapuas ini, wilayah provinsi Kalimantan Barat juga dapat membagi suatu
kecirikhasan suatu wilayah yang terbagi ke dalam suatu kawasan sepanjang DAS Kapuas. Hal ini
dapat di lihat dengan karakteristik wilayah yang berdasarkan geologi dan Sistem Hidrologi yang
mempengeruhi sistem Kekayaan SDA yang berada di jalur DAS Kapuas, antara lain :

1. Sistem Geologi, dengan bentangan wilayah perhuluan mulai dari pegunungan Kapuas
Tengah sampai Pegunungan Shwaneer, memiliki berbagai karakteristik potensi SDA yang
terdapat di dalamnya, anatara lain :

a. Kawasannya berbetuk dataran gelombang, rawa, bergambut, perbukitan, menjadi pemisah


wilayah adminsitratif wilayah, tertutup hutan lebat, di bentuk dari batuan tua, sebagai sumber air
di wilayah administratif, mempunyai ketinggian antara 0 – 2000 mdpl serta kemiringan antara
15%-45%, Sistem tanah dan pengendapan yang di dominasi alluvial, gambut serta podsolik merah
kuning yang rerarat terjadi pada zaman mesozoik dengan potensi deposit tinggi setengah jadi.

1. Sistem Hidrologi, dengan karakteristik wilayahnya mempunyai Bulan basah antara 9 – 12


bulan dan curah hujan yang cukup tinggi antara 3000 – 4500 mm/tahun. Menjadikan DAS
Kapuas ini sebagai kantung dan penentu dari keberadaan Provinsi Kalbar dan kawasan
lainnya yang bermuara di DAS Kapuas. Dengan kondisi ini, maka di wilayah perhuluan
DAS Kapuas dijadikan suatu kawasan ’Resapan Air’. Disini artinya kawasan tersebut
mempunyai pengaruh penting terhadap keberdaan Provinsi Kalbar dan Pulau Borneo.

Dengan Karekteristik dan kelebihan yang dimiliki oleh DAS Kapuas merupakan acuan dari
pembangunan di wilayah Kalbar melalui suatu arahan dalam penujukan kawasan yang berdasarkan
potensi. Di dalam suatu perencanaan kawasan haruslah dilihat potensi yang dimiliki guna
penunjukan kawasan pengembangan wilayah, khususnya DAS Kapuas. Ada beberapa penujukan
yang di arahan didalam kawasan ataupun wilayah sekitar DAS Kapuas yang membentang dari
Hulu – Hilir, diantaranya :

1.
1. Kawasan Bergambut, yang membentang di sepanjang Sungai Kapuas bagian Hilir
dan Sungai Kapuas Kiri Kecil serta Danau Sentarum, yang menjadikan Kalbar
sebagai kawasan gambut di indonesia dan dunia;
2. Resapan Air, Yang sebagian ataupun dapat dikatakan sepenuhnya sebagai kawasan
resapan air di Kalbar yang berada di sepanjang DAS Kapuas Hulu yang menjadikan
kawasan ini sebagai kawasan konservasi (HL, TN , CA, SMS) yang berpotensi juga
sebagai kawasan wisata;
3. Pertambangan, dengan potensi bentukan di wilayah bagian hulu DAS Kapuas yang
berupa alluvial Podsolik Merah-Kuning serta terbentuk secara garis besar pada
Mesozolik, yang menyebabkan wilayah Kalbar kaya akan deposit galian mineral
ke depannya, mulai dari emas sampai kepada Uranium.
4. Pertanian Tanaman Pangan, dengan bentuk sisten geologi dan hidrologi di atas,
menjadikan DAS Kapuas menjadi suatu wilayah yang sangat berpotensi sebagai
sumber tanaman pangan melalui keberadaan tanah yang subur di bagian hulu serta
sistem pengarian yang pasang – surut. Ini sangat berpotensi di dalam
pengembangan padi sawah/ladang, jagung, palawija, kacang-kacangan, sayuran,
buah-buahan.
5. Perikanan, dengan melihat sistem hidrologi dan pembemtukan geologi yang
mempengaruhi pada konsisi Sungai (Semi Minder) menyebabkan terbentuknya
konsentrasi berbagai jenis ikan perairan air tawar (Perairan umum) banyak terdapat
di kalbar. Yang juga sama dengan keberadaan jenis ikan di Pulau Sumatera, serta
sebagian Jawa dan Sulawesi maupun bentangan Laut Cina Selatan.
6. Perkebunan, yang lebih menonjol ialah perkebunan lahan kering dan semusim.
Dimana banyak juga wilayah di sepanjang DAS Kapuas yang tergantung dengan
pasang – surut sungai sesuai musim. Yang dapat diartikan cocok untuk
pengembangan perkebunan Kelapa sawit, Kakao, Karet, Lada/sahang, Kopi,
Tengkawang.
7. Hutan Produksi, dimana dengan potemsi dan Keberadaan wilayah perhuluan di
DAS Kapuas, menyebabkan kawasan tersebut kaya akan sumber daya Hutan
Tropis. Yang memang sangat di gemari di dunia internasional, yang jenis kayunya
bisa beradaptasi dengan musim.
8. Industri, dengan memanfaatkan DAS Kapuas yang merupakan Sunagi terpanjang
di Indonesia serta terluas di Kalbar. Ini merupakan suatu potensi bagaimana dalam
membangun keseimbangan industri hulu dan hilir sebagai penunjang dan
pemanfaatan potensi dan status DAS Kapuas.
9. Pemukiman, mungkin dijelaskan dengan sedikit di dalam cirikas dan karakteristik
masyarakat di sepanjang DAS Kapuas. Yang sangat berpotensial dalam
pengembangan kawasan pemukiman berada di pinggiran ataupun sempadan Sungai
Kapuas, karena dapat membuka hubungan komunikasi serta akses ke tempat lain
lebih terbuka.

Ancaman
Dalam melihat Ancaman dari DAS Kapuas ini, dapat di bagi menjadi 2 berdasarkan potensi yang
miliki oleh DAS Kapuas ini yang membentang dan mengalir dari Hulu – Hilir, diantaranya :

1. Ancaman Secara Alamiah


1. Aktivitas Kawasan Hulu – Tengah (Pelumpuran, Aktivitas pembukaan lahan,
Penubaan, Keramba ikan karnivora, Penunujukan Konservasi baru)
2. Aktivitas Kawasan Hilir, terjadinya anomali air laut, Intrusi air laut;
3. Aktivitas Kawasan Hulu – Tengah – Hilir yang saling berkaitan dalam
menimbulkan Gangguan terhadap ekologi kelautan (Terumbu Karang / coral)
2. Ancaman Secara Buatan / Sengaja
1. Industri Hulu, Pengembangan Perkebunan kelapa sawit dan pabrik CPO, aktivitas
penebangan hutan, Agroforestry HTI, Pengawetan kayu, PETI, Pertambangan
(emas, bauksit, uranium, batubara, air raksa, dll)
2. Industri Hilir, Pabrik, pelabuhan, bongkar muat di tengah sungai, Pengolahan
barang baku setengah jadi
3. Aktivitas Property, perumahan, perkantoran, showroom, mall, gedung2.
4. Konsumerisme Masyarakat, limbah industri rumah tangga dan limbah rumah
tangga.

Langkah – langkah Yang Harus Dilakukan

1. Advokasi Kebijakan
2. Advokasi Sosial
3. Advokasi Lingkungan
4. Kampanye Penerapan Advokasi Dan Kondisi Keberhasilan Jangka Panjang

Das könnte Ihnen auch gefallen