Sie sind auf Seite 1von 66

Dokumen

PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM DRAINASE KAWASAN PENANGANAN KHUSUS


Penawaran
ENDEMIK SCHISTOMIASIS KABUPATEN POSO
PENYUSUNAN RENCANA INDUK Teknis

SISTEM DRAINASE KAWASAN PENANGANAN KHUSUS


ENDEMIK SCHISTOMIASIS KABUPATEN POSO
PENYEMPURNAAN RDTR KAWASAN
PERBATASAN NEGARA

DI PKSN NANGA BADAU DAN PALOH ARUK

Pendekatan dan
Metodologi
B
Pada prin sipnya bagian ini akan disampaikan secara teknis beberapa hal yang
terkait dengan pemahaman dan tanggapan terhadap Kerangka Acuan Kerja (KAK)
yang telah disampaikan serta usulan pendekatan dan metodologi dari kegiatan.
Penyusunan Rencana Induk Sistem Drainase Kawasan Penanganan Khusus
Endemik Schistomiasis Kabupaten Poso.

Secara sistematis, bagian ini akan dibahas ke dalam 5 (lima) sub bagian utama
meliputi:

1. Tanggapan dan Saran Terhadap Kerangka Acuan Kerja;


2. Uraian Pendekatan, Metodologi, dan Program Kerja;
3. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan;
4. Komposisi Tim dan Penugasan;
5. Jadwal Penugasan Tenaga Ahli; dan
6. Tinjauan Awal Arahan Penataan Ruang Kawasan Perbatasan di Nanga
Badau dan Paloh Aruk.

B.1 TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KERANGKA


ACUAN KERJA (KAK)
Tanggapan dan saran terhadap Kerangka Acuan Kerja (KAK) merupakan
tanggapan dari penyedia jasa (Pihak Konsultan) terhadap pekerjaan yang akan
dilaksanakan berdasarkan pemahaman penyedia jasa. Tanggapan dan saran ini
bermanfaat dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran kegiatan yang telah
dirumuskan dalam KAK tersebut.

Bagian B - PENDEKATAN DAN METODOLOGI| 1


Dokumen
PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM DRAINASE KAWASAN PENANGANAN KHUSUS
Penawaran
ENDEMIK SCHISTOMIASIS KABUPATEN POSO
Teknis

Tanggapan dan saran terhadap substansi KAK ini terdiri dari :


1. Tanggapan Umum; dan
2. Tanggapan Khusus.

1. Tanggapan Umum
Setelah mempelajari Kerangka Acuan Kerja yang terdapat pada Dokumen Pengadaan
Secara Elektronik (Dokumen Pemilihan) Pengadaan Jasa Konsultansi Badan Usaha
(Untuk Methoda e-Seleksi Umum dengan Prakualifikasi), Pokja BLP Dinas Cipta Karya
dan Sumber Daya Air Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah, pada Dokumen Pemilihan
dengan Nomor : 01.21/Dok./Pokja-BLP/Dinas CK-SDA/III/2017 tanggal 18 April 2017
untuk Paket Pengadaan Penyusunan Rencana Induk Drainase Kawasan Penanganan
Khusus Endemik Schistomiasis Kabupaten Poso, Pokja ULP, Dinas Cipta Karya dan
Sumber Daya Air Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah, Tahun Anggaran 2017, dengan
seksama, Konsultan telah memahami lingkup tugas serta hasil yang harus dicapai dari
kegiatan/pekerjaan Penyusunan Rencana Induk Drainase Kawasan Penanganan Khusus
Endemik Schistomiasis Kabupaten Poso
Konsultan berkeyakinan bahwa tugas tersebut dapat dilaksanakan dengan baik, dan
tenaga ahli yang diperlukan untuk melaksanakan tugas tersebut dapat disediakan sesuai
dengan jadwal yang ditetapkan.
Dalam pelaksanaannya Konsultan akan selalu berkonsultasi dengan Pihak Pemberi Kerja
maupun pihak terkait lainnya.

2. Tanggapan Khusus

Tanggapan khusus ini akan memberikan ulasan tanggapan dan saran yang
secara khusus membahas arahan yang diminta sesuai Kerangka Acuan Kerja
(KAK) menurut sub pembahasan KAK yang telah diberikan.

a. Tanggapan dan Saran Terhadap Latar Belakang Kegiatan

Sebagaimana tercantum dalam KAK, pointer terkait latar belakang kegiatan


disampaikan sebagai berikut:
Pertimbangan dasar dari latar belakang pekerjaan adalah adanya bencana banjir yang
menimbulkan wabah endemik penyakit Schistomiasis yang disebabkan oleh cacing
parasit dari jenis Schistosoma yang hidup pada genangan air, baik itu genangan air
limbah maupun genangan air bersih. Genangan-genangan air yang mengandung cacing
parasit Schistosoma merupakan masalah yang menakutkan yang harus dihadapi oleh
penduduk selama ini karena sering menimbulkan wabah endemik penyakit Schistomiasis
yang dapat menyebabkan kematian. Kondisinya akan bertambah rawan lagi seandainya
terjadi banjir yang membawa aliran air dari daerah dataran tinggi yang mana daerah
dataran tinggi merupakan sarang tempat berkembang biaknya cacing parasit
Schistosoma, sehingga jika terjadi banjir maka air banjirnya merupakan air yang
membawa cacing parasit Schistosoma yang betul-betul merupakan ancaman bagi
kesehatan masyarakat.

Bagian B - PENDEKATAN DAN METODOLOGI| 2


Dokumen
PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM DRAINASE KAWASAN PENANGANAN KHUSUS
Penawaran
ENDEMIK SCHISTOMIASIS KABUPATEN POSO
Teknis

Oleh karenanya diperlukan sistem drainase yang terstruktur dengan baik yang dapat
mengatasi permasalahan banjir maupun genangan-genangan air untuk menghindari
tumbuh dan berkembangnya cacing Schistosoma, sehingga tercipta lingkungan
permukiman yang hygienis, nyaman dan aman dari wabah penyakit Schistomiasis.
Dalam aspek pembangunannya, sistem drainase harus ekonomis, kokoh, tahan lama,
sesuai dengan kebutuhan, khususnya dapat memproteksi wabah penyakit yang
terkandung dalam aliran drainase.

Dalam aspek pengoperasiannya, sistem drainase yang diperlukan harus mudah dalam
pengelolaannya/ perawatannya, mudah untuk dilakukan pengembangannya dan optimal
serta efisien dalam sistem pengoperasiannya mulai dari hulu hingga ke hilir. Oleh karena
itu Pokja BLP Dinas Cipta Karya dan Sumber Daya Air Pemerintah Provinsi Sulawesi
Tengah, Tahun Anggaran 2017, menyelenggarakan kegiatan “Penyusunan Rencana
Induk Drainase Kawasan Penanganan Khusus Endemik Schistomiasis Kabupaten Poso”
untuk menyusun rencana penanganan genangan atau banjir yang rinci dan menyeluruh
dimulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga pemeliharaan dan operasional,
yang dapat dimanfaatkan hingga jangka panjang.

Permasalahan drainase di Kabupaten Poso cukup unik, hal tersebut dikarenakan bukan
hanya masalah banjir secara fisik saja yang menjadi problem, tetapi terdapat masalah
lainnya yang tidak kalah pentingnya untuk ditangani, yakni masalah banjir atau genangan
air yang secara biologis mengandung cacing parasit Schistosoma yang akan
menyebabkan wabah endemik penyakit Schistomiasis yang dapat merenggut nyawa. Air
merupakan media tempat berkembang biaknya cacing parasit Schistosoma dan cacing ini
banyak ditemukan di daerah basah di dataran tinggi Lore dan Napu. Jika hujan turun,
maka limpahan air hujan (run off) akan membawa cacing Schistosoma dari dataran tinggi
menuju ke daerah hilir. Jika limpahan air hujan (run off) dari dataran tinggi menyebabkan
banjir di daerah permukiman, maka cacing-cacing yang terbawa aliran banjir akan hidup
di daerah-daerah basah di permukiman atau di genangan-genangan air yang ada di
daerah permukiman yang dapat menyebabkan wabah endemik penyakit Schistomiasis.
Inilah permasalahan banjir yang sangat rawan dan berbahaya yang terjadi di Kabupaten
Poso. Untuk mengatasi permasalahan di atas, maka sistem drainase yang direncanakan,
khususnya di permukiman penduduk harus betul-betul handal dapat mengatasi
permasalahan banjir maupun genangan-genangan air pasca banjir.

Sistem drainase yang direncanakan harus betul-betul memproteksi penduduk dari banjir
100 tahunan (perioda ulang 100 tahun) yang dikarenakan bahaya banjir yang terjadi
bukan hanya semata karena besarnya limpahan banjir, tetapi dikarenakan adanya
bahaya wabah penyakit yang terkandung dalam air banjirnya. Permasalahan genangan
air dan banjir tidak luput dari buruknya sistem drainase yang ada yang diakibatkan
adanya aktifitas manusia yang merubah fungsi lahan hijau menjadi lahan terbangun.
Dalam pembangunannya, sering mengabaikan fungsi lahan hijau sebagai resapan
berubah fungsi menjadi perumahan atau kawasan terbangun lainnya sehingga
mengakibatkan sistem tata air terganggu, seperti misalnya kapasitas run off air hujan
yang bertambah besar, sepadan sungai yang menyempit, penumpukan sampah pada
badan sungai, bahkan pola aliran yang berubah arah, yang mana senua ini menyebabkan
genangan-genangan air di beberapa lokasi, bahkan menyebabkan banjir yang relatif
besar. Penyebab lainnya juga diakibatkan oleh beberapa hal sebagai berikut :
1) Kemiskinan di perkotaan sehingga banyak daerah sepadan sungai dijadikan
tempat tinggal bahkan dibadan sungai didirikan tiang-tiang bangunan yang
mengakibatkan berkurangnya kapasitas sungai serta menghambat aliran.

Bagian B - PENDEKATAN DAN METODOLOGI| 3


Dokumen
PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM DRAINASE KAWASAN PENANGANAN KHUSUS
Penawaran
ENDEMIK SCHISTOMIASIS KABUPATEN POSO
Teknis

2) Kapasitas saluran belum cukup untuk mengalirkan beban aliran maksimum,


3) Penurunan kapasitas saluran akibat pendangkalan saluran,
4) Beban banjir puncak meningkat akibat penurunan kualitas dan kuantitas
daerah tangkapan air (catchman area),
5) Lahan terbangun yang tidak sepadan dengan daerah resapan sehingga
angka resapan air/infiltrasi semakin menurun dan limpasan/run off semakin
meningkat.
6) Adanya pengaruh pasang surut air laut.
Di era masa lalu, kejadian banjir relatif tidak menjadi permasalahan serius
karena hutan tutupan di daerah hulu masih asri dan masih dapat menyangga
limpahan hujan di dataran tinggi sehingga kejadian banjir yang membawa
cacing parasit Schistosoma relatif jarang terjadi.

Namun dengan bertambahnya penduduk serta perekonomian yang semakin meningkat,


menyebabkan terjadinya penebangan-penebangan hutan serta perubahan hutan alami
menjadi perkebunan, menyebabkan kawasan hulu/ dataran tinggi tidak dapat lagi
menyangga limpahan hujan sehingga kejadian banjir tidak terelakan.
Ditambah lagi dengan tumbuhnya permukiman-permukiman baru dan kawasan-kawasan
penunjangnya, seperti kawasan perdagangan, kawasan industri, kawasan perkantoran,
kawasan wisata dan lain sebagainya yang mengurangi kemampuan dalam meresapkan
limpahan air hujan kedalam tanah. Akibat dari semua itu, sistem drainase yang ada
menjadi terganggu tidak dapat lagi menampung limpahan air hujan dari daerah hulu.
Seperti di kota-kota lainnya, umumnya permasalahan drainase sebagai berikut :
1) Perubahan tata guna lahan yang mempengaruhi terjadinya perubahan-perubahan
pada sistem drainase yang telah ada,
2) Drainase yang ada belum memadai secara maksimal yang mengakibatkan terjadinya
genangan air yang cukup lama.
3) Drainase yang telah dibangun selama ini perlu dikaji ulang disebabkan kapasitas run
off telah berubah dengan berpedoman pada sistem drainase yang terarah dan
terpola serta memiliki kerangka aliran yang jelas.

Pembangunan prasarana dan sarana wilayah perkotaan seperti perumahan, tempat


rekreasi, pertokoan, pusat pusat industri, jalan, lapangan parkir, menimbulkan dampak
pada bertambahnya bagian lahan yang menjadi kedap air (impervious coverange area),
dan mengurangi daya serap (ilfiltrasi) lahan yang bersangkutan, yang pada akhirnya
menyebabkan angka koefisien pengaliran semakin besar sehingga aliran permukaan
semakin besar pula dan waktu detensi banjir semakin cepat pula.

b. Tanggapan dan Saran Terhadap Maksud, Tujuan, dan Sasaran

Sebagaimana tercantum dalam KAK, bahwa maksud, tujuan, dan sasaran


kegiatan ini dapat disampaikan kembali sebagai berikut :

Maksud Pekerjaan Pemahaman terhadap Maksud Pekerjaan

1. Mendapatkan suatu kerangka 1. Untuk mengatasi permasalahan


kerja dalam kaitannya dengan drainase, diperlukan pedoman kerja

Bagian B - PENDEKATAN DAN METODOLOGI| 4


Dokumen
PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM DRAINASE KAWASAN PENANGANAN KHUSUS
Penawaran
ENDEMIK SCHISTOMIASIS KABUPATEN POSO
Teknis

perencanaan, penyiapan bagi instansi terkait, mulai dari :


program, pelaksanaan serta  Arahan/pedoman bagi
operasi dan pemeliharaan untuk perencanaan yang lebih detail
instansi terkait. lagi, seperti Perencanaan
Teknis/DED maupun feasibility
study, dll,
 Arahan dalam penyusunan
program pembangunan yang
didasarkan pada skala prioritas,
perioda pelaksanaan, anggaran
biaya, dll
 Arahan dalam pelaksanaan fisik,
yang terdiri dari methoda
pelaksanaan, jangka waktu
pelaksanaan, anggaran biaya
pelaksanaan dll
 Arahan dalam penyusunan
methoda operasi, pemeliharaan
dan rehabilitasi

2. Menjadi acuan bagi instansi 2. Rencana Induk Drainase yang


yang bertanggung jawab dihasilkan akan dijadikan sebagai
terhadap pengemba-ngan tata acuan dan pedoman baku dalam
ruang dan sektor perencana tata ruang sehingga nantinya tidak
lainnya akan terjadi pertentangan-
pertentangan dengan perencanaan-
perencanaan di instansi lainnya
maupun di sektor-sektor lainnya..

3. Menyiapkan suatu perencanaan 3. Keluaran dari Rencana Induk


dengan memperhatikan Drainase ini berupa perencanaan
kesesuaian konstruksi dan sistem drainase yang feasible, yang
pertimbangan efisiensi biaya memperhatikan aspek kontruksi
yang tepat dan sesuai dengan
kondisi lingkungan serta
membutuhkan anggaran biaya yang
relatif ekonomis, namun demikian
tetap mengikuti kaidah-kaidah
hidrolika saluran.

Tujuan Pekerjaan Pemahaman terhadap Tujuan Pekerjaan

1. Menyediakan perencanaan 1. Keluaran dari Perencanaan Induk

Bagian B - PENDEKATAN DAN METODOLOGI| 5


Dokumen
PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM DRAINASE KAWASAN PENANGANAN KHUSUS
Penawaran
ENDEMIK SCHISTOMIASIS KABUPATEN POSO
Teknis

teknis serta spesifikasi teknis Drainase ini berupa Perencanaan


dengan mengikuti kriteria, Induk dengan kedala-man sampai
standar dan peraturan yang ada dengan Perencanaan Teknis, yang
mana dalam perencanaan teknis
tersebut sudah barang tentu harus
mengikuti kriteria teknis drainase
yang berlaku, standar-standar untuk
perencanaan teknis drainase serta
mengikuti peraturan-peratuan yang
dikeluarkan olef badan/ instansi
yang terkait dengan bidang drainase
.
2. Menentukan alternatif 2. Didalam perencanaannya disusun
penanganan yang terbaik beberapa alternatif perencanaan
sehingga anggaran lebih tepat penanganan drainase, selanjutnya
sasaran, ekonomis dan efisien. dilakukan pemilihan alternatif yang
terbaik dengan mempertimbangkan
aspek biaya, aspek teknis, aspek
resiko yang mungkin terjadi, dll

3. Menyediakan perencanaan yang 3. Dalam Perencanaan Sistem


kom-prehensif agar suatu Drainase ini harus direncanakan
konstruksi dapat berfungsi secara komprehensif dari berbagai
dengan baik bidang yang berkaitan dengan
sistem drainase dan dilakukan oleh
tenaga-tenaga yang berpengalaman
di bidangnya, sehingga hasil
perencanaannya betul-betul tepat
sasaran dan berfungsi dengan
sempurna.

Pada pasal Tujuan Penyusunan Rencana Induk Drainase, pada poin pertama
menyatakan bahwa, “Menyediakan Perencanaan Teknis serta spesifikasi teknis dengan
mengikuti kriteria, standar dan peraturan yang ada:”. Keterangan tersebut tidak sejalan
dengan nama/ judul pekerjaan, yakni Rencana Induk Drainase yang lebih mengarah ke
master plan, sedangkan Perencanaan Teknis merupakan perencanaan yang lebih
mengarah ke perencanaan DED (detail engineering design), ditambah lagi dengan
keterangan menyiapkan “Spesifikasi Teknis” yang mana spesifikasi teknis tersebut
merupakan bagian perencanaan DED. Di dalam pasal Maksud dan Tujuan tidak
dijelaskan secara eksplisit bahwa Maksud dan Tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini
dalam rangka penanggulangan banjir / genangan air yang mengandung cacing parasit
Schistosoma yang dapat menyebabkan wabah endemik penyakit Schistomiasis. Oleh
karena itu dalam menyusun Master Plan Drainase ini tetap akan fokus pada Perencanaan
Sistem Drainase yang bertujuan untuk menanggulangi banjir / genangan air yang
mengandung cacing parasit Schistosoma yang dapat menyebabkan wabah endemik
penyakit Schistomiasis.

Bagian B - PENDEKATAN DAN METODOLOGI| 6


Dokumen
PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM DRAINASE KAWASAN PENANGANAN KHUSUS
Penawaran
ENDEMIK SCHISTOMIASIS KABUPATEN POSO
Teknis

Dalam perencanaannya akan disusun skala prioritas pembangunan sarana berdasarkan


tingkat kepentingannya berupa prioritas awal, jangka menengah dan jangka panjang
untuk memberikan pedoman/acuan dalam pengembangan pembangunan sistem
drainase sehingga drainase yang dibangun dapat berfungsi secara optimal dalam
menanggulangi banjir / genangan air yang mengandung cacing parasit Schistosoma.
Dalam penyusunan Master Plan Drainase ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam pengembangan sistem penanganan drainase untuk menanggulangi banjir/
genangan air yang mengandung cacing parasit Schistosoma, antara lain:
1. Peran Pemerintah Daerah dalam pengembangan wilayah
2. Rencana pembangunan Kabupaten/Kota
3. Memperhatikan kondisi alamiah dan tipologi Kabupaten/Kota bersangkutan,
seperti struktur dan morfologi tanah, topografi, dan sebagainya
4. Pembangunan dilakukan dengan pendekatan pembangunan berkelanjutan
dan ramah lingkungan
5. Logical framework (kerangka logis) penilaian kelayakan investasi penanganan
drainase.
6. Keterpaduan penanganan sistem drainase dengan pengembangan sistem
pada sektor lainnya dilaksanakan pada setiap tahapan penyelenggaraan
pengembangan, sekurang-kurangnya dilaksanakan pada tahap perencanaan,
baik dalam penyusunan rencana induk maupun dalam perencanaan teknik.
7. Memperhatikan peraturan dan perundangan serta petunjuk/pedoman yang
tersedia.
8. Tingkat kelayakan pelayanan, efektivitas dan efisiensi penanganan drainase
bersangkutan.
9. Sebagai suatu acuan yang tidak saja penting bagi peningkatan kesehatan
masyarakat tetapi juga sangat penting bagi keberlanjutan lingkungan.
10. Sumber pendanaan dari berbagai pihak baik pemerintah, masyarakat maupun
swasta.
11. Kelembagaan yang menangani drainase.
12. Investasi di bidang drainase dengan memperhatikan kelayakan terutama
dalam hal pemulihan biaya operasi dan pemeliharaan.
13. Jika ada indikasi keterlibatan swasta dalam pembangunan dan/atau
pengelolaan sarana dan prasarana drainase, perlu dilakukan identifikasi lebih
lanjut.
14. Safeguard sosial dan lingkungan.
15. Perhitungan dan hal penunjang lainnya yang dibutuhkan untuk mendukung
analisa
16. Memperhatikan kriteria fungsi drainase wilayah :
 Mengeringkan bagian wilayah dari genangan sehingga tidak menimbulkan
dampak negatif terjadinya wabah endemik penyakit Schistomiasis yang
disebabkan oleh penyebaran cacing parasit Schistosoma yang menyerang
manusia. .
 Membebaskan suatu wilayah terutama pemukiman yang padat dari
genangan air, erosi dan banjir.

Bagian B - PENDEKATAN DAN METODOLOGI| 7


Dokumen
PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM DRAINASE KAWASAN PENANGANAN KHUSUS
Penawaran
ENDEMIK SCHISTOMIASIS KABUPATEN POSO
Teknis

 Mengalirkan air permukaan ke badan air penerima terdekat secepatnya


dengan terlebih dahulu memberikan kesempatan air limpasan untuk
meresap terlebih dahulu ke dalam tanah (konservasi air)
 Mengendalikan kelebihan air permukaan yang dapat dimanfaatkan untuk
persediaan air dan kehidupan akuatik
 Meningkatkan kesehatan lingkungan, bila drainase lancar maka
memperkecil resiko penyakit yang ditransmisikan melalui air (water borne
disease) dan penyakit lainnya.
 Dengan sistim drainase yang baik tata guna lahan dapat dioptimalkan dan
juga memperkecil kerusakan-kerusakan struktur tanah untuk jalan dan
bangunanbangunan lainnya.
 Dengan sistim drainase yang terencana maka dapat dioptimalkan
pengaturan tata-air; yang berfungsi mengendalikan keberadaan air yang
berlimpah pada musim penghujan dan kekeringan pada musim kemarau.
Tersedianya Dokumen Rencana Induk Drainase Kawasan Penanganan Khusus
Endemik Schistomiasis Kabupaten Poso”.

Rencana Induk Drainase ini akan menjadi referensi bagi informasi saluran-saluran
drainase dan bangunan air-bangunan air yang direncanakan, untuk memudahkan
instansi lainnya dalam mengkoordinasikan dan mensinkronkan perencanaan
infrastrukturnya, agar tidak terjadi lagi benturan ataupun tumpang tindih antara
perencanaan drainase dengan perencanaan infrastruktur lainnya.

c. Pemahaman Terhadap Ruang Lokasi Kegiatan

Sesuai dengan nama paket pekerjaannya, yakni Penyusunan Rencana Induk Drainase
Kawasan Penanganan Khusus Endemik Schistomiasis Kabupaten Poso, maka lokasi
pekerjaanya berada di Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah.

Uraian lokasi kegiatan yang disebutkan dalam KAK dapat dipahami dengan
baik oleh Konsultan dan akan ditindaklanjuti lebih lanjut untuk proses konsep
delineasi kawasan perencanaan.

d. Tanggapan dan Saran Terhadap Ruang Lingkup dan Tahapan Kegiatan

Sebagaimana tercantum dalam KAK, bahwa arahan ruang lingkup dan


tahapan kegiatan dapat dipahami dengan baik oleh Konsultan dan dapat
disampaikan kembali sebagai berikut :
1. Pengumpulan Data
Pengumpulan data terdiri dari :
A. Pengumpulan data primer yang terdiri dari :
 Survay pengukuran topografi;
 Survay badan air-badan air penerima;
 Survay daerah-daerah genangan;
 Survay kondisi eksisting sistem drainase yang ada

Bagian B - PENDEKATAN DAN METODOLOGI| 8


Dokumen
PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM DRAINASE KAWASAN PENANGANAN KHUSUS
Penawaran
ENDEMIK SCHISTOMIASIS KABUPATEN POSO
Teknis

 Survay terhadap titik-titik drainase yang sering menimbulkan


permasalahan banjir/ genangan
B. Pengumpulan data sekunder yang terdiri dari :
 Data Klimatologi (temperatur, angin, kelembaban, dan penyinaran
matahari);
 Data Curah hujan harian selama 10 tahun berturut-turut;
 Data hidrologi (tinggi muka air, debit sungai, laju sedimentasi,
pengaruh air balik, peil banjir, karakteristik daerah aliran, pasang
surut);
 Data/ informasi/ literatur mengenai Perencanaan Drainase yang
pernah dilakukan, baik Perencanaan Induk Drainase, Perencanaan
DED Drainase, Studi Kelayakan Drainase dan buku-buku informasi
lainnya yang berkaitan dengan perencanaan drainase.
 Data kuantitatif mengenai banjir, baik luasan banjir, tinggi banjir,
kapasitas banjir dll
 Data genangan, yang meliputi peta daerah genangan, luas genangan,
data lama genangan serta data/ informasi permasalahan yang terjadi
 Data pasang surut
 Data peta (peta dasar, peta sistem drainase eksisting, peta badan air
penerima, sistem jaringan jalan yang ada, peta tata guna lahan, peta
topografi dengan skala yang memadai yang disesuaikan dengan
tipologi wilayah, peta kontur dll);
 Data kependudukan (jumlah penduduk, kepadatan penduduk, laju
pertumbuhan penduduk, penyebaran penduduk, kepadatan
bangunan, prasarana dan fasilitas yang ada dan rencana, sosial
ekonomi);
 Data-data sarana dan utilitas yang ada, seperti saluran irigasi, gorong-
gorong, pagar/ bangunan penduduk, tebing dsb)
 Data tanah (morfologi, sifat tanah dan penurunan muka tanah);
 Data lain-lain (rencana pengembangan kota, pembiayaan, institusi/
kelembagaan, dan peran serta masyarakat);

2. Analisa Data
Setelah data-data terkumpul kemudian dilanjutkan dengan menganalisa data,
yang terdiri dari :
a. Pemetaan/ pembuatan peta dasar wilayah/ zona yang akan
direncanakan berdasarkan pada luasan catchman area-nya (daerah
tangkapan air hujan)
b. Mengidentifikasi besaran/ luasan daerah tangkapan air (catchman
area) untuk mengetahui luasan setiap daerahnya (A).
c. Mengidentifikasi rencana alur saluran yang sesuai dengan topografi
dan tata guna lahan serta menyesuaikan dengan kondisi drainase
eksisting.
d. Pembuatan peta jaringan drainase yang direncanakan dengan struktur
jaringan yang jekas disertai pola alirannya.

Bagian B - PENDEKATAN DAN METODOLOGI| 9


Dokumen
PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM DRAINASE KAWASAN PENANGANAN KHUSUS
Penawaran
ENDEMIK SCHISTOMIASIS KABUPATEN POSO
Teknis

e. Membuat peta jaringan drainase eksisting yang memuat informasi-


informasi sebagai berikut :
 Dimensi saluran, kemiringan saluran, bahan saluran untuk setiap
segmen salurannya.
 Kondisi bangunan saluran dan permasalahan yang terjadi untuk
setiap segmen salurannya.
 Arah aliran
f. Menganalisis kemampuan saluran drainase eksisting dalam
menyalurkan banjir berdasarkan kapasitas aliran banjir (hasil analisa
hidrolis)
g. Membuat peta daerah genangan dan menganalisi penyebab terjadinya
genangan beserta dampak yang sering terjadi, luas genangan, tinggi
genangan, lama genangan, frekuensi terjadinya genangan dan waktu
kejadiannya
h. Melakukan analisa hidologi sehingga diperoleh Intensitas Hujan (I)
untuk setiap perioda ulang-mya.
i. Mengidentifikasi jenis-jenis permukaan tanah yang berada di dalam
catchman area yang direncanakan untuk mengetahui angka koefisien
run off (C) untuk setiap daerahnya.
j. Menganalisa/ menghitung besaran kapasitas banjir yang dihasilkan
oleh setiah daerah di dalam catchman area dengan menggunakan
rumus baku, Q = C . I . A
k. Menghitung kapasitas banjir yang terjadi disetiap segmen saluran
berdasarkan peta jaringan pipa yang direncanakan (seperti dijelaskan
pada point d).

3. Perencanaan dan Desain


Setelah kapasitas banjir untuk setiap segmen salurannya diketahui, maka langkah
selanjutnya dilakukan tahapan perencanaan, yakni sebagai berikut :
a. Sebelum merencanakan, diperlukan usaha mengkaji ketepatan pendekatan
dalam perencanaan, mengkaji methoda-methoda yang digunakan dan
mengkaji teknologi yang akan diterapkan dalam membangun infrastruktur
drainase yang disesuaikan dengan kondisi wilayah dan kebutuhan
masyarakat
b. Perencanaan bentuk saluran, dimensi/ ukuran saluran, kemiringan saluran,
c. Perencanaan jenis bahan saluran yang akan digunakan
d. Perencanaan bangunan-bangunan air, seperti gorong-gorong, box culvert/
decker, jembatan, seandainya diperlukan direncanakan instalasi pompa
banjir, pintu klep banjir. Sebagai keterangan, perencanaan folder (danau
tampungan sementara) tidak diijinkan dikarenakan dapat menjadi tempat
bersarangnya cacing parasit Schistosoma yang biasa hidup di air yang
tergenang.
e. Melakukan usulan prioritas pembangunan berdasarkan pembobotan dan
rangking serta menyusun rencana pembangunan jangka pendek, jangka
menengah dan jangka panjang;

Bagian B - PENDEKATAN DAN METODOLOGI| 10


Dokumen
PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM DRAINASE KAWASAN PENANGANAN KHUSUS
Penawaran
ENDEMIK SCHISTOMIASIS KABUPATEN POSO
Teknis

f. Menyusun rencana anggaran biaya pembangunan beserta tahapan-


tahapan pembangunannya dan proporsi tanggung jawab pembiayaannya
antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten.

4. Pekerjaan yang Perlu Disiapkan Pasca Pembangunan


Setelah hasil perencanaan dibangun, maka diperlukan usaha-usaha sebagai berikut :
a. Membuat Standar Operasi Procedure (SOP) untuk operasionalisasi dan
pemeliharaan jaringan drainase yang direncanakan
b. Memberikan rekomendasi baik secara struktural dan non struktural yang
mendetil dan dapat dipertanggungjawabkan.
c. Menyusun data base sistem drainase yang ada.

Lingkup Kegiatan yang dijelaskan dalam KAK sudah cukup jelas, namun belum teruraikan
perihal kegiatan awal yang diperlukan sebelum memulai pekerjaan, seperti diantaranya :
a. Melakukan koordinasi secaran intensif kegiatan perencanaan sistem drainase
baik penyusunan Rencana Induk Drainase kepada instansi terkait khususnya
Pemerintah Daerah agar nantinya perencanaan yang sudah dibuat dapat
dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah.
b. Pengidentifikasikan peraturan dan kebijakan dalam pembangunan drainase
c. Review studi terdahulu dan pengidentifikasian peraturan-peraturan terkait
kebijakan pemerintah, Pembangunan sistem drainase yang sedang berjalan
dan jasa konsultansi lainnya yang berhubungan.
Melakukan review dan identifikasi terhadap sistem drainase eksisting dan survey
lapangan/penelitian serta kajian secara teknis terhadap sistem drainase internal dan
eksternal mencakup aspek karakteristik dan kondisi fisik lokasi dan sebagainya.

e. Tanggapan Terhadap Keluaran dan Manfaat

Sebagaimana tercantum dalam KAK, bahwa keluaran (Output) kegiatan ini


dapat disampaikan kembali sebagai berikut:
- Buku Rencana Induk Drainase (Buku Laporan Pendahuluan, Buku Laporan
Antara, Buku Konsep Laporan Akhir, Buku Laporan Akhir).
- Album gambar dengan skala kawasan.
- Buku Konsep Dokumen Lelang
- Buku Rencana Anggaran Biaya.
- Buku Spesifikasi Teknis
- Buku SOP Drainase

f. Tanggapan dan Saran Terhadap Waktu Pelaksanaan Kegiatan

Sebagaimana tercantum dalam KAK, bahwa jangka waktu pekerjaan dapat


diselesaikan dalam kurun waktu pelaksanaan 180 (seratus delapan puluh) hari
kalender atau sekitar 6 (enam) bulan terhitung sejak penandatanganan
kontrak atau perjanjian kerja oleh kedua belah pihak.
Pihak penyedia jasa (konsultan) menyadari bahwa dalam penyelesaian suatu
pekerjaan yang baik adalah dapat menghargai waktu dan dapat

Bagian B - PENDEKATAN DAN METODOLOGI| 11


Dokumen
PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM DRAINASE KAWASAN PENANGANAN KHUSUS
Penawaran
ENDEMIK SCHISTOMIASIS KABUPATEN POSO
Teknis

menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktu yang telah ditentukan dan


diharapkan berjalan lancar tanpa suatu halangan baik teknis maupun non
teknis. Hasil pekerjaan yang ideal dapat dicapai dengan menggunakan waktu
yang lebih lama. Namun demikian, berdasarkan pengalaman dalam
penyelesaian pekerjaan yang sejenis, maka konsultan dapat mengerjakan
dalam waktu 6 (enam) bulan kelender dengan hasil yang optimal.

g. Tanggapan dan Saran Terhadap Kebutuhan Personil/Tenaga Ahli

Pekerjaan Penyusunan Rencana Induk Sistem Drainase Kawasan Penanganan


Khusus Endemik Schistomiasis Kabupaten Poso, dibutuhkan tenaga sebanyak 15
orang yang ahli di bidangnya dengan rincian sebanyak 6 (enam) orang yang
terdiri dari 1 (satu) team leader dan 5 (lima) anggota tim; 9 orang tenaga
penunjang, meliputi :
1. Ahli Teknik lingkungan (sebagai Team Leader/Ketua Tim)
Sebagai Team Leader/Ketua Tim disyaratkan seorang Sarjana Teknik
Strata 1 (S-1) atau jurusan Teknik Lingkungan lulusan Universitas
Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang telah
diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi
luar negeri yang telah diakreditasi yang berpengalaman
melaksanakan pekerjaan MP drainase, atau sejenisnya dengan
pengalaman profesional minimal 5 (lima) tahun untuk S-1. Lebih
diutamakan mempunyai sertifikat keahlian Lingkungan dan yang telah
mempunyai pengalaman sebagai ketua tim.
Sebagai ketua tim, tugas utamanya adalah memimpin dan
mengkoordinir seluruh kegiatan anggota tim kerja dalam pelaksanaan
sampai dengan pekerjaan dinyatakan selesai.
2. Ahli Teknik Sanitasi dan Limbah
Sebagai Tenaga Ahli disyaratkan seorang Sarjana Strata Satu (S-1)
Jurusan Teknik Penyehatan/Teknik Lingkungan lulusan
Universitas/Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang
telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi
luar negeri yang telah diakreditasi yang berpengalaman melaksanakan
pekerjaan MP drainase dan Limbah atau sejenisnya dengan pengalaman 5
tahun. Diutamakan mempunyai sertifikat keahlian bidang lingkungan.
3. Ahli Teknik Sipil
Sebagai Tenaga Ahli disyaratkan seorang Sarjana Teknik Strata Satu (S-1)
jurusan Teknik Sipil lulusan Universitas/Perguruan Tinggi Negeri atau
Perguruan Tinggi Swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian

Bagian B - PENDEKATAN DAN METODOLOGI| 12


Dokumen
PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM DRAINASE KAWASAN PENANGANAN KHUSUS
Penawaran
ENDEMIK SCHISTOMIASIS KABUPATEN POSO
Teknis

negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi yang
berpengalaman melaksanakan pekerjaan MP drainase dan Limbah atau
sejenisnya dengan pengalaman 5 tahun. Diutamakan mempunyai sertifikat
keahlian bidang sarana dan prasarana.
4. Ahli PWK
Sebagai Tenaga Ahli disyaratkan seorang Sarjana Strata Satu (S-1)
jurusan teknik planologi lulusan Universitas/Perguruan Tinggi Negeri atau
Perguruan Tinggi Swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian
negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi yang
berpengalaman melaksanakan pekerjaan RTR Kawasan Strategis, MP
drainase atau sejenisnya dengan pengalaman 5 tahun. Diutamakan
mempunyai sertifikat keahlian bidang Perencanaan wilayah dan Kota.
5. Ahli Geodesi
Sebagai Tenaga Ahli disyaratkan seorang Sarjana Strata Satu (S-1)
Jurusan Teknik Geodesi lulusan Universitas/Perguruan Tinggi Negeri atau
Perguruan Tinggi Swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian
negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi yang
berpengalaman melaksanakan pekerjaan MP drainase dan Limbah atau
sejenisnya dengan pengalaman 5 tahun.
6. Ahli Sosial Ekonomi
Sebagai Tenaga Ahli disyaratkan seorang Sarjana Teknik Strata Satu (S-1)
jurusan Sosial/Ekonomi lulusan Universitas/Perguruan Tinggi Negeri atau
Perguruan Tinggi Swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian
negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi yang
berpengalaman melaksanakan MP drainase dan Limbah atau sejenisnya
dengan pengalaman 5 tahun.
7. Tenaga Penunjang
Untuk memperlancar dan menunjang pekerjaan baik untuk pekerjaan
lapangan maupun pekerjaan yang dilakukan pada kantor/studio dibutuhkan
beberapa orang tenaga pendukung antara lain;
a) 3 orang Surveyor
Dengan kualifikasi pendidikan minimal Sarjana Muda (D-3) Teknik Sipil
dari Universitas / Perguruan Tinggi Negeri atau Swasta dan memiliki
pengalaman profesional dibidang suvey.
b) 2 orang CAD operator/Drafter
Dengan kualifikasi pendidikan minimal Sarjana Muda (D-3) Teknik
Arsitektur dari Universitas / Perguruan Tinggi Negeri atau Swasta dan

Bagian B - PENDEKATAN DAN METODOLOGI| 13


Dokumen
PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM DRAINASE KAWASAN PENANGANAN KHUSUS
Penawaran
ENDEMIK SCHISTOMIASIS KABUPATEN POSO
Teknis

memiliki pengalaman profesional dibidang komputer dan desain


komputer.
c) 1 orang operator Komputer
Dengan kualifikasi pendidikan minimal STM/SLTA. dan memiliki
pengalaman profesional dibidang komputer.
d) 3 orang Juru Ukur
Dengan kualifikasi pendidikan minimal Sarjana Muda (D-3) Teknik Sipil
dari Universitas / Perguruan Tinggi Negeri atau Swasta dan memiliki
pengalaman profesional dibidang pengukuran.

Kebutuhan terhadap Tenaga Ahli dalam pelaksanaan kegiatan Penyusunan


Rencana Induk Sistem Drainase Kawasan Penanganan Khusus Endemik
Schistomiasis Kabupaten Poso ini dinilai sudah cukup lengkap dan melibatkan
berbagai multidisiplin ilmu yang terkait dengan penataan ruang.

h. Tanggapan Terhadap Pelaporan

Sesuai dengan apa yang disyaratkan dalam KAK, pelaporan dan kelengkapan yang
harus diserahkan sesuai dengan pentahapannya adalah:
1. Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan memuat :
 pemahaman terhadap Kerangka Acuan Kerja;
 Temuan awal dan gambaran umum lokasi
 Jadwal penugasan tenaga ahli.
 metodologi pelaksanaan kegiatan;
 tahap-tahap rencana kegiatan rinci yang akan dilakukan sesuai
dengan jangka waktu yang tersedia (time schedule); dan
 alokasi personil yang akan terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan.
 Konsep survey sosial ekonomi termasuk draft kuisioner
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sejak SPMK
diterbitkan sebanyak 10 (sepuluh) buku laporan.

2. Laporan Antara
Laporan ini berisi informasi kemajuan pekerjaan yang dimanfaatkan untuk
memeriksa perkembangan perjalanan pekerjaan Tim. Laporan harus diserahkan
selambat-lambatnya 2 (dua) bulan sejak SPMK diterbitkan sebanyak 10
(Sepuluh) buku laporan.
- Hasil survey dan investigasi data pendukung dilapangan mengenai kondisi
eksisting sistem jaringan drainase mencakup lokasi, kondisi, dimensi,
panjang dan arah aliran awal maupun akhir, dan zona area tangkapan
( Catchment area ) serta kondisi sosial ekonomi masyarakat.
- Analisis skenario perkembangan kota / daerah yang di rencanakan.

Bagian B - PENDEKATAN DAN METODOLOGI| 14


Dokumen
PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM DRAINASE KAWASAN PENANGANAN KHUSUS
Penawaran
ENDEMIK SCHISTOMIASIS KABUPATEN POSO
Teknis

- Rencana serta inventarisasi terhadap kesiapan dan kelayakan lokasi usulan


perencanaan sistem jaringan drainase.

3. Konsep Laporan Akhir


Laporan Akhir memuat seluruh hasil pelaksanaan kegiatan yang diminta dalam
Kerangka Acuan Kegiatan ini setelah melalui proses penyempurnaan
berdasarkan hasil pembahasan dengan Tim Supervisi. Laporan harus
diserahkan selambat-lambatnya 4 (empat) bulan sejak SPMK, diterbitkan
sebanyak 10 buku laporan. Konsep laporan akhir mencakup :
 Hasil kajian, analisis dan evaluasi dari seluruh data hasil survey dan
investigasi.
 Hasil pengukuran topografi dan penyelidikan tanah
 Pembuatan MoU untuk penyediaan lahan, kesediaan PEMDA setempat untuk
memberikan dana pendukung pembangunan sistem jaringan air drainase.
 Usulan Kelembagaan dan aspek hukum yang mendukung.
 Perhitungan hidrologi dan hidrolik, konsep rencana induk sistem
drainase, Analisa pemilihan jenis konstruksi dan gambar konstruksi bangunan
yang di perlukan, gambar rencana induk drainase dan konsep syarat teknis,
umum dan administrasi
4. Konsep Laporan Akhir
Laporan Akhir memuat seluruh hasil pelaksanaan kegiatan yang diminta dalam
Kerangka Acuan Kegiatan ini setelah melalui proses penyempurnaan
berdasarkan hasil pembahasan dengan Tim Supervisi. Laporan harus
diserahkan selambat-lambatnya 6 (enam) bulan sejak SPMK diterbitkan
sebanyak 10 buku laporan. Laporan akhir mencakup :
 Laporan utama yang berisikan Rencana Induk Drainase.
 Soft copy laporan, dokumentasi, gambar rencana teknis dengan skala
kawasan, spesifikasi teknis dan RAB dalam bentuk DVD sebanyak 10
( sepuluh ) buah.
 Konsep dokumen lelang.
 Miniatur desain / maket.

Dari serangkaian kegiatan-kegiatan tersebut, kami dapat memahami


substansi Kerangka Acuan Kerja, oleh karena itu kami siap dan sanggup
melaksanakan pekerjaan ini. Secara umum KAK Penyusunan Rencana Induk
Sistem Drainase Kawasan Penanganan Khusus Endemik Schistomiasis Kabupaten
Poso yang telah diterima, dapat dipahami dengan baik.
Pemahaman dan tanggapan terhadap KAK ini perlu disampaikan guna
meningkatkan kualitas KAK di masa yang akan datang dalam rangka
optimalisasi pencapaian output dan outcome yang diharapkan.

Bagian B - PENDEKATAN DAN METODOLOGI| 15


Dokumen
PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM DRAINASE KAWASAN PENANGANAN KHUSUS
Penawaran
ENDEMIK SCHISTOMIASIS KABUPATEN POSO
Teknis

B.2 URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI DAN PROGRAM


KERJA

B.2.1. PERENCANAAN SISTEM PENYALURAN AIR HUJAN (DRAINASE)

Drainase berasal dari bahasa Inggris drainage, yang memiliki arti mengalirkan,
menguras, membuang, atau mengalihkan air.Yang mengandung arti suatu
tindakan teknis untuk mengurangi kelebihan air baik yang berasal dari air
hujankelebihan air, baik yang berasal dari air hujan, rembesan, maupun kelebihan
air irigasi dari suatu kawasan dan atau lahan sehingga fungsi kawasan tersebut
tidak terganggu.(Suripin. 2004). Sedangkan drainase perkotaan yaitu suatu sistem
drainase yang menangani permasalahan kelebihan air di wilayah perkotaan yang
meliputi drainase permukaan dan drainase bawah permukaan.
1) Faktor Penting Perancangan Sistem Sistem Pengumpul Air Hujan
Kuantitas air yang akan dialirkan tergantung luas daerah dan curah hujan
Air hujan tergantung intensitas hujan, jenis daerah yang akan dilayani
Pembagian daerah pelayanan berdasarkan jenis penggunaannya
Prinsip alam dalam infiltrasi air hujan masih diharapkan terjadi sehingga
ukuran saluran tidak terlalu besar
Jenis bahan penutup permukaan tanah menentukan banyaknya air yang
mengalir dan masuk ke dalam tanah
Kualitas air hujan yang dikumpulkan dari atap rumah dan jalan sudah
mengandung bahan pencemaran.

2) Langkah Perancangan
 Pengumpul Air Hujan
 Daerah pelayanan diidentifikasi sebagai sebagai langkah awal
 Pola jaringan ditentukan

Bagian B - PENDEKATAN DAN METODOLOGI| 16


Dokumen
PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM DRAINASE KAWASAN PENANGANAN KHUSUS
Penawaran
ENDEMIK SCHISTOMIASIS KABUPATEN POSO
Teknis

3) Kiat Drainase
Kiat drainase tradisional, yaitu membuang limpasan air hujan secepatnya
dengan jalur sependek-pendeknya, yang akan mempercepat datangnya debit
puncak aliran dimana banjir akan melanda daerah hilir alirannya.
Kiat drainase, seperti halnya kiat penataan lingkungan digolongkan menjadi 2
yaitu (Hardjosuprapto 1998), yaitu :
Tindakan yang sifatnya biologis-ekologis, diantaranya adalah melestarikan
atau menyediakan daerah hijau sebagai daerah retensi dan peresapan air
yang optimal.
Tindakan yang sifatnya teknologis-higienis, diantaranya dengan prinsip
“semua daerah hulu, arus limpasan air hujan yang belum membahayakan
atau belum mengganggu lingkungan sebisa mungkin dihambat,
diresapkan,atau ditampung dalam kolam retensi sebagai sumber daya
imbuhan air tanah dan air permukaan”.

B.2.2. Metodologi

Metodologi merupakan bagian epistemologi yang mengkaji perihal urutan


langkah-langkah yang ditempuh supaya pengetahuan yang diperoleh
memenuhi ciri-ciri Ilmiah. Metodologi juga dapat dipandang sebagai bagian
dari logika yang mengkaji kaidah penalaran yang tepat. Jika kita
membicarakan metodologi maka hal yang tak kalah pentingnya adalah asumsi-
asumsi yang melatar belakangi berbagai metode yang dipergunakan dalam
aktivitas ilmiah.
Dalam kegiatan Penyusunan Rencana Induk Sistem Drainase Kawasan
Penanganan Khusus Endemik Schistomiasis Kabupaten Poso, perlu disusun
langkah-langkah yang tersistematis agar mendapatkan hasil sesuai dengan
sasaran yang telah ditetapkan. Metodologi yang digunakan dalam proses
kegiatan ini tentunya disesuaikan dengan ruang lingkup dan output yang telah
ditetapkan di dalam Kerangka Acuan Kerja dengan beberapa inovasi dan
modifikasi untuk penyempurnaan hasil pekerjaan yang diharapkan. Secara
umum, metodologi dari kegiatan ini dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1. Kerangka Pikir Penyelesaian Pekerjaan; dan


2. Metodologi Pelaksanaan dan Tahapan Kegiatan.

Rincian dari bagian metodologi dapat disampaikan sebagai berikut

Bagian B - PENDEKATAN DAN METODOLOGI| 17


Dokumen
PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM DRAINASE KAWASAN PENANGANAN KHUSUS
Penawaran
ENDEMIK SCHISTOMIASIS KABUPATEN POSO
Teknis

1. Kerangka Pikir Penyelesaian Pekerjaan

Kerangka pikir penyelesaian pekerjaan merupakan rangkaian dari pemikiran


untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan maksud dan tujuan dari
pekerjaan. Kerangka pikir penyelesaian pekerjaan merupakan dasar dalam
pembuatan metodologi pengelolaan pekerjaan. Kerangka pikir ini dapat
menunjukkan gambaran metodologi penyelesaian pekerjaan secara garis
besar yang juga menunjukkan keterkaitan antara materi/proses satu dengan
lainnya. Sedangkan detail metodologi pada tiap tahapan diterangkan pada
Tahapan Pelaksanaan Pekerjaan (sesuai dengan kerangka pikir tersebut), dan
metoda serta teknik yang digunakan.
Didalam melaksanakan tugas ini, konsultan menggunakan suatu metodologi,
yang akan menjelaskan cara dan proses kerja, input dan output pada setiap
kegiatan, disertai pula hubungan kegiatan yang satu dengan yang lain.
Kegunaan metodologi ini adalah untuk mengendalikan setiap proses, sehingga
dapat dicapai tujuan seperti yang digariskan oleh Kerangka Acuan Kerja.
Metodologi ini disusun berdasarkan pemahaman konsultan terhadap proyek
seperti yang dijelaskan pada bab sebelumnya, Kerangka Acuan Kerja dan
Pendekatan-pendekatan yang dijelaskan pada sub-bab didepan. Secara garis
besar, Konsultan mengusulkan 8 (delapan) tahapan metodologi pokok, yaitu;

1. Tahap Persiapan
2. Kajian Awal
3. Survey dan Pengumpulan Data
4. Kompilasi data dan Analisa
5. Penyusunan Master Plan Drainase Kota
6. Penyusunan Detailed Engineering Design
7. Pembahasan dan Diskusi serta Finalisasi Produk Akhir

Kerangka pikir tersebut dapat dilihat pada Gambar berikut di bawah ini.

Bagian B - PENDEKATAN DAN METODOLOGI| 18


Dokumen
PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM DRAINASE KAWASAN PENANGANAN KHUSUS
Penawaran
ENDEMIK SCHISTOMIASIS KABUPATEN POSO
Teknis

Gambar B.1 Kerangka Pikir Kegiatan Penyusunan Rencana Induk Sistem Drainase Kawasan Penanganan Khusus Endemik Schistomiasis
Kabupaten Poso
Gambar B.1.

Bagian B - PENDEKATAN DAN METODOLOGI| 19


Dokumen
PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM DRAINASE KAWASAN PENANGANAN KHUSUS
Penawaran
ENDEMIK SCHISTOMIASIS KABUPATEN POSO
Teknis

2. Metodologi Pelaksanaan dan Tahapan Kegiatan

B. 2 .2 .1 Tahap Persiapan
Tahap persiapan ini dilakukan beberapa kegiatan yang akan menunjang kelancaran kegiatan.
Persiapan yang dilakukan meliputi persiapan internal tim konsultan yang bersifat administrative
seperti mobilisasi personil, persiapan prasarana dan sarana pendukung kerja, koordinasi dengan
pihak pemberi tugas. Persiapan lain yang akan dilakukan adalah penyamaan persepsi tim konsultan
terhadap lingkup pekerjaan, penyiapan metodologi dan rencana kerja detil.

a. Mobilisasi Personil
b. Penyempurnaan Program/Rencana Kerja Konsultan
c. Pengumpulan Data Sekunder
d. Analisa dan pengolahan data awal
e. Persiapan Survey Lapangan.

B. 2 .2 .2 Kajian Awal

Dalam tahap ini Konsultan melakukan kajian awal terhadap aspek-aspek dan informasi yang
berhubungan dengan kondisi eksisting system drainase, rencana tata ruang dan pengembangan
kota, serta permasalahan-permasalahan yang ada terkait dengan bidang drainase kota. Adapun
kajian yang akan dilaksanakan oleh konsultan adalah:

1. Kajian Kepustakaan/Literatur Terkiat Rencana Tata Ruang Wilayah dan Rencana


Pengembangan Kota
2. Kajian Kepustakaan/Literatur Terkiat kebijakan pengembangan dan penyehatan lingkungan
permukiman dan khususnya sector drainase
3. Kajian terhadap perencanaan system drainase kota yang telah dilakukan (Master Plan dan
Rencana Detil Drainase Kota) dan identifikasi terhadap kondisi eksisting
4. Tinjauan terhadap permasalahan-permasalahan drainase kota yang dihadapi
5. Peraturan dan Perundang-undangan di Bidang Drainase
6. Tinjauan terhadap Kebijakan yang ada.

Berdasarkan bagan alur pikir yang telah disampaikan sebelumnya kajian awal ini bertujuan untuk
mengidentifikasi rencana pengembangan kota dan perencanaan system drainase kota eksisting
serta permasalahan-permasalahan yang dihadapi. Sehingga akan diperoleh infomasi deviasi atau

Bagian B - PENDEKATAN DAN METODOLOGI| 20


Dokumen
PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM DRAINASE KAWASAN PENANGANAN KHUSUS
Penawaran
ENDEMIK SCHISTOMIASIS KABUPATEN POSO
Teknis

perbedaan antara perencanaan yang sudah dilakukan dengan kondisi eksisting serta hal-hal apa
dari perencanaan yang ada yang tidak layak diterapkan lagi akibat perubahan dan kondisi yang ada.

B. 2 .2 .3. Pengumpulan Data (Survey)

Hasil identifikasi awal yang telah dilakukan melalui studi literature (desk study), maka tim konsultan
akan merumuskan rencana kerja detil (desain survey) terkait dengan pelaksanaan survey lapangan.
Adapun persiapan yang dilakukan sebelum pelaksanaan survey dilakukan adalah:

1. Konsultan akan menyusun jadwal detil perencanaan survey meliputi :


a. Alokasi waktu dan sumber daya yang digunakan,
b. Lokasi tujuan survey dan instansi yang dikunjungi
c. Persiapan peralatan dan perlengkapan survey (kuesioner, daftar list kebutuhan data,
kamera foto, kamera recoreder, dll)
d. Persiapan korespondensi (surat menyurat) terkait koordinasi pelaksanaan survey
2. Konsultan juga akan melakukan diskusi koordinasi dengan pihak Pengguna Jasa yang diwakili
oleh Tim Teknis.
Pengumpulan data sekunder melalui survey lapangan dilakukan dengan cara survey
instansional baik di tingkat pusat maupun daerah, mereview dokumentasi yang merupakan
dokumen resmi/hasil kajian. Sedangkan pengumpulan data primer dapat dilakukan dengan
wawancara dengan berbagai sumber dan observasi lapangan di daerah surveidan pengukuran
langsung di lapangan. Pembuatan Disain Survei, akan menghasilkan suatu cara/pendekatan
untuk melaksanakan survei dengan penyusunan questioner dan check list. Adapun data dan
informasi yang akan dikumpulkandiantaranya:
 Data dan informasi Umum Daerah (Kependudukan, letak dan batas wilayah administrative,
kondisi Fisik Daerah)
 Data Rencana Tata Ruang Wilayah (Wilayah perencanaan dan Fungsi Kota, Rencana
penyediaan prasrana dan sarana kota, dll)
 Data dan informasi Sistem Drainase eksisting (Master Plan dan Rencana Detil Kota)
 Data dan informasi hidrologi dan hidrolika eksisting termasuk peta-peta (data curah hujan,
data genangan, data debit dan kondisi dan dimensi sungai-sungai dan saluran drainase
yang ada, dll.)
 Data Daftar harga bahan bangunan dan upah
 Inventarisasi daerah genangan

Bagian B - PENDEKATAN DAN METODOLOGI| 21


Dokumen
PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM DRAINASE KAWASAN PENANGANAN KHUSUS
Penawaran
ENDEMIK SCHISTOMIASIS KABUPATEN POSO
Teknis

 Survey topografi
 Survey mekanika tanah
 Survey hidrologi/drainase
 Survey Lansekap
 Survey utilitas dan relokasi
 Survey Quarry

B. 2 .2 .4. Tahap Kompilasi Data dan Analisa

Data dan informasi yang diperoleh dari kegiatan survey lapangan selanutnya dikompilasi atau diolah
sehingga menghasilkan informasi sesuai dengan kebutuhan untuk dianalisa.Beberapa metodologi
yang akan dilakukan konsultan terkait pengolahan dan analisa data dantaranya adalah analisa
hidrologi, analisa hidrolika dan analisa struktur system drainase, analisa penentuan prioritas
penangan genangan, seperti diuarikan dibawah ini :
o Pengolahan data inventarisasi daerah genangan
o Pengolahan data survey topografi
o Pengolahan data survey mekanika tanah
o Pengolahan data hidrologi
o Pengolahan data lansekap
o Pengolahan data utilitas dan relokasi

B. 2 .2 .4.1. Analisa Hidrologi

Proses analisa hidrologi pada dasarnya merupakan proses pengolahan data curah hujan, data luas
dan bentuk daerah pengaliran (catchment area), data kemiringan lahan/beda tinggi, dan data tata
guna lahan yang kesemuanya mempunyai arahan untuk mengetahui besarnya curah hujan rata-
rata, koefisien pengaliran, waktu konsentrasi, intensitas curah hujan, dan debit banjir rencana.
Sehingga melalui analisis ini dapat dilakukan juga proses evaluasi terhadap saluran drainase yang
ada.

1. Curah Hujan Rata-rata (R)

Curah hujan yang diperlukan untuk mengetahui besarnya debit banjir adalah curah hujan rata-rata di
seluruh daerah yang bersangkutan yang dinyatakan dalam satuan mm. Perhitungan curah hujan
rata-rata dilakukan dengan menggunakan cara Poligon Thiessen, hal ini disebabkan penyebaran
stasiun penakar hujan yang menyebar sehingga dengan cara ini diharapkan dapat memberikan hasil

Bagian B - PENDEKATAN DAN METODOLOGI| 22


Dokumen
PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM DRAINASE KAWASAN PENANGANAN KHUSUS
Penawaran
ENDEMIK SCHISTOMIASIS KABUPATEN POSO
Teknis

analisis yang lebih baik apabila terjadi kesalahan pendataan curah hujan. Penentuan curah hujan
rata-rata daerah mengambil data dari stasiun pengamatan hujan.

2. Melengkapi Data Curah Hujan

Stasiun (alat) pengukur hujan kadang tidak mempunyai data yang lengkap, jika ditemui data yang
kurang perlu dilengkapi dengan pengisian data terhadap satsiun pengukur yang tidak lengkap atau
kosong, dapat dilakukan dengan beberapa metode diantaranya:
 Bila perbedaan hujan tahunan normal di satsiun yang mau dilengkapi tidak lebih dari 10%,
untuk mengisi kekurangan data dapat dilakukan dengan harga rata-rata hujan dari stasiun-
stasiun sekitarnya
 Bila perbedaan hujan tahunan lebih dari 10% melengkapi data dengan metode Rasio Normal,
yakni dengan membandingkan data hujan tahunan stasiun yang kurang datanya terhadap
stasiun di sekitarnya dengan cara sebagai berikut :

i  R , rA R . rB R . rC 
r     
n  RA RB RC 

Dimana :
r= curah hujan yang dicari (mm)
n = jumlah stasiun hujan
R = curah hujan rata-rata setahun di tempat pengamatan R yang datanya akan dilengkapi
rA,, rB, rC = curah hujan di tempat-tempat pengamatan A, B, dan C
RA, RB, RC, = curah hujan rata-rata setahun di stasiun A, B, dan C

3. Perhitungan Curah Hujan Rancangan

Hujan rencana di dasarkan atas kejadian hujan dari tiga stasiun terdekat dengan alur saluran,
yang diperkirakan berpengaruh pada limpasan yang terjadi. Hujan rencana yang diperhitungkan
dipastikan dengan menggunakan metode statistik dari beberapa cara yang yang umum dipakai
dan ditetapkan dengan persyaratan yang biasa dilakukan.
Besarnya intensitas hujan berbeda-beda disebabkan oleh lamanya curah hujan atau frekwensi
kejadiannya. Tinggi hujan rencana atau curah hujan rencana merupakan curah hujan maksimum
yang terjadi 1 x dalam suatu periode ulang tertentu. Caracara perhitungan hujan rencana

Bagian B - PENDEKATAN DAN METODOLOGI| 23


Dokumen
PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM DRAINASE KAWASAN PENANGANAN KHUSUS
Penawaran
ENDEMIK SCHISTOMIASIS KABUPATEN POSO
Teknis

berdasarkan data hujan harian maksimum yang dicatat selama beberapa tahun,salah satunya
adalah dengan pendekatan statistik.
Analisa statistik digunakan karena dapat memberikan hasil yang lebih pasti dalam menentukan
kesamaan jenis. Dalam statistik dikenal beberapa parameter yang berkaitan dengan analisa data
yang meliputi rata-rata, simpangan baku, dan koefisien skewness(kemencengan). Uraian
mengenai analisa hujan ini menggunakan data hujan harian maksimum (R24) dengan
menggunakan distribusi Gumbel atau Log Pearson III.
Di dalam menentukan curah hujan areal, jika dalam suatu areal terdapat beberapa pos pencatat
curah hujan, maka dapat diambil nilai rata-rata untuk mendapatkan nilai curah hujan. Ada
beberapa cara yang berbeda dalam menentukan tinggi curah hujan rata-rata pada areal tertentu
dari angka-angka curah hujan di beberapa titik pos penakar hujan antara lain :

A. Cara Tinggi rata-rata (Arithmatic mean)

Tinggi rata-rata curah hujan didapatkan dengan mengambil nilai rata-rata hitung pengukuran
hujan di pos-pos penakar hujan di dalam areal tersebut, dengan perumusan sebagai berikut
:

R
R1  R2  R3  ....... Rn 
n

Dimana :
R = Tinggi curah hujan rata-rata (mm)
Ri = Tinggi curah hujan pada pos-pos penakar 1,2,...n (mm)
n = Jumlah pos penakar hujan

B. Poligon Thiessen

Cara ini berdasarkan rata-rata timbang. Masing-masing penakar mempunyai daerah


pengaruh yang dibentuk dengan menggambarkan garis-garis sumbu tegak lurus terhadap
garis tengah penghubung di antara dua buah pos penakar.
Bab D – 13

Bagian B - PENDEKATAN DAN METODOLOGI| 24


Dokumen
PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM DRAINASE KAWASAN PENANGANAN KHUSUS
Penawaran
ENDEMIK SCHISTOMIASIS KABUPATEN POSO
Teknis

G Gambar B.2 Sket Poligon Thiessen

Jika Ai/A = Wi merupakan persentase luas pada pos i yang jumlahnya untuk
seluruh luas adalah 100%, maka:
R  Wi . Ri
A = Luas Areal (catchment) Total(km2)
R = Tinggi curah hujan rata-rata areal (mm)
Ri = Tinggi curah hujan pada pos-pos penakar 1,2,...n (mm)
Ai = Luas areal pengaruh pos 1,2,...n (km2)
Dimana Wi = Ai/A (%)

C. Analisa Frekwensi Data

Yang digunakan dalam analisa statistik ini antara lain distribusi Gumbel dan distribusi Log
Pearson tipe III. Kedua distribusi ini menggunakan dasar-dasar parameter statistik.

1) Distribusi Gumbel

Dalam perhitungan Distribusi Gumbel digunakan distribusi frekwensi empiris sebagai


berikut:

S 
X  X    Y  Yn 
 Sn 

X 
 X 1  X 2  X 3  ...... X n 
n

Bagian B - PENDEKATAN DAN METODOLOGI| 25


Dokumen
PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM DRAINASE KAWASAN PENANGANAN KHUSUS
Penawaran
ENDEMIK SCHISTOMIASIS KABUPATEN POSO
Teknis

 X 
n 2
X
S i 1 i

n 1

Y   ln
T  1
T

Keterangan :
X = Hujan R24 dengan periode ulang T yang direncanakan
X = Nilai rata-rata hitung sampel
S = Nilai standar deviasi dari sampel data hujan
Y = Nilai reduksi variat dari variabel yang diharapkan terjadi pada periode ulangtertentu
(hubungan antara periode ulang T dengan Y), atau dapat dihitung dengan rumus :
Untuk T > 20, maka Y = ln T
Yn = Nilai rata-rata dari reduksi variat nilainya tergantung dari jumlah data (n)
Sn = Standar deviasi dari reduksi variat, nilainya tergantung dari jumlah data (n)
Prosedur dalam perhitungan distribusi Gumbel ialah sebagai berikut:
 Hitung nilai rata-rata dari data yang ada
 Hitung nilai standar deviasinya (Sn)
 Hitung nilai Y
 Hitung nilai Yn
 Hitung peluang yang sesuai dengan periode ulang yang diharapkan dengan
menggunakan persamaan 1.1.

2) Distribusi Log Pearson III

Distribusi ini banyak digunakan dalam analisa hidrologi, terutama dalam analisis data
data maksimum (banjir) dan minimum (debit minimum) dengan nilai ekstrim. Bentuk
kumulatif dari distribusi ini merupakan model matematik dengan persamaan garis lurus
sebagai berikut:
X  X k.S
Prosedur untuk menentukan kurva distribusi Log Pearson III sebagai berikut:

Bagian B - PENDEKATAN DAN METODOLOGI| 26


Dokumen
PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM DRAINASE KAWASAN PENANGANAN KHUSUS
Penawaran
ENDEMIK SCHISTOMIASIS KABUPATEN POSO
Teknis

 Tentukan logaritma dari semua nilai data hujan variat X (Xi � Log Xi)
 Hitung nilai rata-rata logaritmanya (X ̂)

X 
log X 1  log X 2  log X 3  ...... log X n 
n
 hitung nilai deviasi standarnya dari log X (S) :

 log X 
n 2
 log X
S i 1 i

n 1
 Hitung nilai koefisien kemencengan (CS) :


Cs   i 1

 n log X  log X
i  3

 ( n  1) ( n  2) S 3 
 
 Tentukan nilai X dengan menggunakan persamaan, dengan nilai k diperoleh dari
tabel Hubungan antara Cs, k dan periode ulang yang direncanakan.
 Hitung antilog dari nilai X, untuk mendapatkan nilai X (R 24) yang diharapkan terjadi
pada tingkat peluang atau periode tertentu sesuai dengan nilai CS nya

D. Periode (Kala) Ulang

Karakteristik hujan menunjukkan bahwa hujan yang besar terentu mempunyai [periode
ulang tertentu, periode ulang rencana untuk saluran mengikuti standar yang berlaku seperti
table berikut:
Tabel.1 Perioda Ulang Berdasarkan Tipologi Kota dan Luas Daerah Pengaliran
Catchman Area (HA)
Tipologi Kota
<10 10 – 100 100 – 500 10 – 25 tahun
Kota Metropolitan 2 tahun 2 – 5 tahun 5 – 10 tahun 5 – 20 tahun
Kota Besar 2 tahun 2 – 5 tahun 2 – 5 tahun 5 – 10 tahun
Kota Sedang/ Kecil 2 tahun 2 – 5 tahun 2 – 5 tahun 5 – 10 tahun

E. Time Concentration Analysis (Tc)

Penentuan waktu konsentrasi dipengaruhi oleh faktor-faktor:


 Luas daerah pengaliran (A)
 Panjang saluran (L)
 Kemiringan dasar saluran (S)

Bagian B - PENDEKATAN DAN METODOLOGI| 27


Dokumen
PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM DRAINASE KAWASAN PENANGANAN KHUSUS
Penawaran
ENDEMIK SCHISTOMIASIS KABUPATEN POSO
Teknis

 Debit dan kecepatan aliran (V)

Tergantung dari data yang tersedia, maka waktu konsentrasi dapat ditentukan dengan :
 Meninjau juga aliran permukaan pada daerah pematusan dengan jarak mulai dari titik
terjauh sampai ke saluran yang ditinjau.(Gambar.3).
0, 467
 L 
to  1,44  nd . o 
 So 

dimana :
to= durasi aliran overland (jam)
nd= koefisien hambatan
Lo= panjang lintasan permukaan (m)
So= kemiringan permukaan tanah
Kemudian:
tc  to  tc

dimana :
tc= waktu konsentrasi (jam)
to = lama waktu aliran permukaan (jam)
ts = durasi aliran sepanjang saluran. (jam)
Ls
ts 
60 . V
Dimana:
ts =lama waktu alir sepanjang saluran (menit)
Ls = panjang saluran (m)
V = kecepatan rata-rata aliran pada saluran (m/dt)

Gambar B.3. Panjang lintasan permukaan.

Bagian B - PENDEKATAN DAN METODOLOGI| 28


Dokumen
PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM DRAINASE KAWASAN PENANGANAN KHUSUS
Penawaran
ENDEMIK SCHISTOMIASIS KABUPATEN POSO
Teknis

 Meninjau langsung pada titik kontrol sehingga debit yang terjadi merupakan beban dari
penggal saluran yang berada di hilir titik kontrol. Dalam hal ini tidak dianggap aliran
lateral (Gambar 4).
1) Rumus Kirpich untuk luas daerah pematusan kurang dari 2 km2.
0 ,8
 L 
tc  0,0025  o 
 S
dimana:
tc = waktu Konsentrasi (jam)
Ls = panjang saluran (m)
S = kemiringan rata-rata saluran
Untuk saluran pendek dan saluran yang kemiringan dasarnya relatif landai rumus ini sulit
memenuhi realitasnya, sehingga untuk pekerjaan ini akan dikaji kembali pemakaiannya.

2) BayernFormula :
0, 6
H
W  72  
L
dimana :
W = kecepatan aliran (km/jam)
H= selisih tinggi kedua ujung saluran (m)
L= panjang saluran (m)

Bab D – 18
Gambar B.4. Perhitungan langsung ke titik kontrol

Bagian B - PENDEKATAN DAN METODOLOGI| 29


Dokumen
PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM DRAINASE KAWASAN PENANGANAN KHUSUS
Penawaran
ENDEMIK SCHISTOMIASIS KABUPATEN POSO
Teknis

kemudian didapat :
LS
tc 
W
dimana:
tc= waktu konsentrasi (jam)
Ls = panjang sungai/saluran (km)
W = kecepatanrambat aliran (km/jam)

F. Penentuan Intensitas Curah Hujan (I)

Intensitas curah hujan merupakan jumlah hujan yang dinyatakan dalam tingginya
kapasitas/volume air hujan tiap satuan waktu. Besarnya intensitas hujan berubah-ubah
tergantung lamanya curah hujan dan frekuensi kejadiannya. Penentuan nilai intensitas
curah hujan (I) menggunakan rumus :
2/3
R  24 
I   ........... mm/jam
24  tc 
Dimana:
R = curah hujan rancangan setempat (mm)
Tc = time of concentration (jam)

G. Prakiraan Debit Banjir (Qs)

Perhitungan debit saluran drainase merupakan gabungan dari debit air hujan dan debit
domestik. Penggunaan kedua debit ini dikarenakan guna lahan yang sangat padat yang
secara tidak langsung akan menambah volume air buangan pada drainase kota.
Debit air hujan didasarkan pada limpasan air hujan yang terjadi dan tingkat aliran puncak
dengan variable amatan yang diorientasikan pada intensitas hujan selama waktu
konsentrasi dan luas daerah pengaliran. Rumus yang digunakan untuk menentukan debit air
hujan adalah Metoda Rasional seperti berikut:

Q = 0,278 C.I.A

Dimana:
Qa = debit air hujan maks. (m3/dtk)
C = koefisien run off

Bagian B - PENDEKATAN DAN METODOLOGI| 30


Dokumen
PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM DRAINASE KAWASAN PENANGANAN KHUSUS
Penawaran
ENDEMIK SCHISTOMIASIS KABUPATEN POSO
Teknis

I = intensitas curah hujan (mm/jam)


A = luas daerah pengaliran (Km2)

Gambar B. 5. Hidrograf Debit Rasional

Dalam perhitungan dengan metode ini, dianggap durasi hujan yang terjadi adalah minimum
sama dengan waktu konsentrasi limpasan.
Apabila dapat ditemukan data tentang tata guna lahan dan petanya cukup detail dari data
yang ada di Pemkot atau Balai Pengairan, maka penentuan harga C dilakukan secara lebih
detail dengan menggunakan nilai yang mewakili semua bagian dari tata guna lahan yang
ada.(Gambar 6.).

Gambar B.6. Koef.C untuk tata guna lahan terinci detail

Bagian B - PENDEKATAN DAN METODOLOGI| 31


Dokumen
PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM DRAINASE KAWASAN PENANGANAN KHUSUS
Penawaran
ENDEMIK SCHISTOMIASIS KABUPATEN POSO
Teknis

Koefisien Pematusan untuk penggal saluran dibawah titik kontrol adalah:

A . Ca  B . Cb  C . Cc  D . Cd  E . Ce  F . C f
C
A B C  D E  F

dimana A,B,C,D,E dan F adalah luas masing-masing bagian daerah Pematusan. Sedang
Ca,Cb,Cc,Cd,Ce dab Cf adalah koefisien masing-masing bagian daerah pematusan sejenis.
Harga C ini sangat dipengaruhi oleh :

o intersepsi oleh tumbuh-tumbuhan dan apa saja yang ada pada permukaan tanah daerah
pematusan.
o infiltrasi oleh tanah dimana ini sangat dipengaruhi oleh luasnya daerah yang tidak
tertutup oleh bangunan, jalan dan perkerasan yang ada dipermukaan tanah.
o retensi yang terjadi pada ceruk dan cekungan diatas permukaan tanah.

Ada beberapa kekurangan dari metoda rasional, diantaranya adalah:

o daya tamping daerah penangkapan hujan tidak diperhitungkan


o hujan diperkirakan merata pada seluruh daerah tangkapan hujan
o hidrograf dari aliran tidak bisa digambarkan

Untuk mengurangi kelemahan tersebut diatas maka metoda ini kemudian dimodifikasi dan
dikenal sebagai metoda Modifikasi Rasional, sebagai berikut:

Q = 0,278 C.Cs.I.A

2 . tc
CS 
2 . tc  t d

Tc = to + td

L
td 
V

Dimana :

Q = Debit banjir rencana (m3/dtk)


C = Koefisien pengaliran yang tergantung dari permukaan tanah daerah perencanaan

Bagian B - PENDEKATAN DAN METODOLOGI| 32


Dokumen
PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM DRAINASE KAWASAN PENANGANAN KHUSUS
Penawaran
ENDEMIK SCHISTOMIASIS KABUPATEN POSO
Teknis

Cs = Koefisien penyimpangan
I = Intensitas hujan (mm/jam)
A = Luas daerah aliran (catchment area) (Km2)
tc = waktu konsentrasi, untuk daerah saluran drainase perkotaan terdiri dari to dan td
to = Waktu yang diperlukan air untuk mengalir melalui permukaan tanah ke saluran terdekat
(menit)
td = Waktu yang diperlukan air untuk mengalir di dalam saluran ke tempat yang
direncanakan (menit)

B. 2 .2 .4.2. Analisa Hidrolika


A. Kapasitas Maksimum Saluran Drainase (Qp)
Asumsi yang digunakan untuk perhitungan kapasitas maksimum saluran menggunakan
rumus manning yang kemudian dimasukkkan kedalam rumus debit. Sehingga kapasitas
maksimum saluran drainase dihitung berdasarkan data dimensi saluran yang diambil secara
langsung (data primer) maupun data sekunder.

B. Evaluasi Kapasitas Saluran Drainase


Evaluasi kapasitas saluran drainase dilakukan dengan cara membandingkan/mencari selisih
antara kapasitas saluran eksisting dengan besarnya debit rancangan untuk mengetahui
besarnya kemampuan saluran dalam menampung air buangan yang masuk. Selain itu
dapat juga digunakan sebagai pedoman perencanaan dan pembangunan saluran drainase
dimasa yang akan datang.

C. Kecepatan Aliran Pada Saluran


Untuk daerah pematusan yang tidak terlalu luas atau daerah yang relatif miring dimana
waktu konsentrasi yang terjadi akan lebih pendek dari lama curah hujan, maka pemakaian
rumus-rumus untuk aliran seragam permanent (steady uniform flow) masih memungkinkan
dipergunakan.

Dalam perhitungan disini akan dipergunakan rumus yang paling umum dipakai untuk
drainase yaitu Rumus Manning:

1 2 / 3 1/ 2
V R S
n

dimana :

Bagian B - PENDEKATAN DAN METODOLOGI| 33


Dokumen
PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM DRAINASE KAWASAN PENANGANAN KHUSUS
Penawaran
ENDEMIK SCHISTOMIASIS KABUPATEN POSO
Teknis

V = kecepatan rata-rata aliran (m/dt)


n = koefisien kekasaran Manning
R = jari-jari hidrolis (m)
S = kemiringan dasar saluran

D. Profil Aliran Bagian Hilir


Diperkirakan pada daerah hilir tidak akan terjadi aliran kritis karena kemiringan medan relatif
sangat landai. Dipastikan sifat aliran yang terjadi adalah subkritis dimana akan terbentuk
profil aliran yang bersifat aliran berubah lambat laun (gradually varied flow) yang dianggap
dalam kondisi aliran permanent (steadyflow).

Sehubungan dengan itu maka ada dua macam profil aliran yang akan terbentuk yaitu profil
M1 dan profil M2, tergantung pada posisi permukaan air hilir terhadap kedalaman normal
(normal depth) yang terbentuk.

Profil M1 sebagai Lengkung Air Balik akan diperhitungkan untu kondisi pasang laut tertinggi
(Gambar D.9). Sedang Profil M2 sebagai Lengkung Permukaan Air Menurun tergantung
pada kondisi dimana permukaan air laut lebih rendah dari posisi permukaan air kedalaman
normal tidak perlu diperhitungkan, karena tidak mengakibatkan terganggunya aliran. Pada
kondisi ini permukaan air dihilir perlahan-lahan menurun dan tidak berakibat pada hal yang
mengkhawatirkan untuk terjadi banjir.

B. 2 .2 .4.3. Pengukuran Topografi

A. Pengukuran Tristris
Pengukuran dilakukan untuk mendapatkan profil permukaan tanah sepanjang saluran yang akan
dibuatdetail design nya. Hasil pengukuran nantiberupa profil memanjang, profil melintang dan
gambar situasi saluran. Sehubungan dengan itu maka pengukuran akan menggunakan alat ukur
teodolit dan waterpass. Jarak profil melintang akan diambil cukup rapat dengan jarak antara satu
dengan lainnya lebih kurang 50 m. Sedang kearah melebar akan diambil panjang bentang profil
melintang 20 m, kecuali pada lokasi dimana kondisi terbatas karena adanya dinding bangunan
pada kiri dan kanan saluran.
Untuk kasus ini maka batas pengukuran profil melintang adalah dinding bangunan yang
merupakan batas terakhir pendangan pengukuran dapat dicapai (Gambar D.13).

Bagian B - PENDEKATAN DAN METODOLOGI| 34


Dokumen
PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM DRAINASE KAWASAN PENANGANAN KHUSUS
Penawaran
ENDEMIK SCHISTOMIASIS KABUPATEN POSO
Teknis

B. 2 .2 .4.4. Analisa Struktur


A. Muatan
a. Beban Mati
Beat isi bahan diperhitungkan sebagai beban di dalamperhitungan perencanaan,
b. Beban Rencana
Beban rencana dapat digunakan sesuai dengan standar teknis praktis yang berlaku.
Kombinasi muatan atas struktur ditentukan secara individual sesuai fungsi, cara, dan
tempat penggunaannya. Beberapa unsure beban rencan adalah sebagai berikut :

a) Tekanan Air (water pressure)


P = h . δ ∂.
Dimana:
P = tekanan air (t/m2)
H = kedalaman air (m)
δ ∂ = berat jenis air (1 t/m3)
b) Distribusi muatan bergerak diatas struktur jalan raya
Distribusi muatan bergerak tersebut harus sesuai dengan “spesifikasi dan Standar
Indonesia untuk Jalan dan Jembatan”
c) Tekanan Angkat (Uplift Pressure)
Untuk struktur yang terendam air besarnya tekanan angkat diambil 100%. Bagi
struktur yang mendapat beban air dari satu pihak atau muatan air yang berbeda pada
sisi yang berlawanan, tekanan angkat berubah sebanding dengn tinggi hidrostatik
pada kedua sisi struktur.
d) Angin
Permukaan struktur yang menahan angin harus dirancang untuk menahan kekuatan
100kg/m2.

B. Stabilitas Struktur
a. Struktur Penahan Tanah
Stabilitas struktur penahan tanah akan dikontrol keamanannya terhadap kekuatan
hancur, geser dan guling. Faktor-faktorkeamanan tersebut diatas minimum adalah
sebagai berikut:
F kekuatan pondasi = 1,5

Bagian B - PENDEKATAN DAN METODOLOGI| 35


Dokumen
PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM DRAINASE KAWASAN PENANGANAN KHUSUS
Penawaran
ENDEMIK SCHISTOMIASIS KABUPATEN POSO
Teknis

F gelincir (kondisi biasa) = 1,5


F gelincir (kondisi gempa) = 1,2
F guling = 1,5
b. Stabilitas Kemiringan Talud terhaap “sliding circle”
Angka keamanan untuk “sliding circle”diambil minimum 1,5 untuk keadaan biasa dan 1,2
untuk keadaan gempa.

C. Bahan
a. Pasangan Batu
Tegangan tekanan maksimum = 8 kg/cm2
Tegangan tarik maksimum = 0
b. Klasifikasi Beton
Klasifikasi beton yang dipakai adalah sebagai berikut:
K 175 : beton untuk konstruksi
K 150 : beton lining / protection
K 125 : lantai kerja
Pemakaian mutu beton lebih besar dari K 175 untuk hal-hal yang khusus
c. Besi Beton
Besi beton yang dipakai harus sesuai dengan spesifikasi beton bulat polos standar
Indonesia dengan mutu BJTP 24 dengan ukuran yang ada di pasaran
d. Beton Bertulang
Beton pelindung tulangan minimum yang dibutuhkan adalah sebagai berikut:

D. Bangunan-bangunan drainase yang memotong jalan


a. Gorong-gorong
Gorong-gorong dapat berbentuk bulat ataupun kotak mulai ukuran (diameter) 40-80 cm.
penutup minimum pada penyeberangan jalan raya adalah 100cm sedangkan pada jalan
desa adalah 60cm
b. Jembatan
Bila jembatan baru dibutuhkan, tipe jembatan beton bertulang pada umumnya dapat
dipakai. Rancangan jembatan harus sesedikit mungkin mempengaruhi karakteristik
aliran dan rancangan yang baik dapat membatasi efek backwater kurang dari 30cm.

Bagian B - PENDEKATAN DAN METODOLOGI| 36


Dokumen
PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM DRAINASE KAWASAN PENANGANAN KHUSUS
Penawaran
ENDEMIK SCHISTOMIASIS KABUPATEN POSO
Teknis

kecepatan akan meningkat pada bukaan yang sempit dan bahaya erosi perlu diselidiki
dan dihindari. Bila bangunan persilangan/jembatan lama dan kapasitas yang ada 75%
kapasitas rencana, jembatan lama tidak usah dibongkar, dan perlu dipikirkan alternative
lain seperti menaikkan tanggul/kepala turap
c. Siphon/Talang
Bangunan persilangan ini sebaiknya dihindari mengingat dari segi hidraulis kurang
menguntungkan dan mahal

E. Perkuatan Lereng
Perkuatan lereng atau tebing saluran sangat tergantung pada kondisi tanah setempat
sehubungan dengan kondisi dan sifat fisik tanah antara lain berat volume tanah, sudut geser
dalam dan kemungkinan pengangkutan material ke lokasi pemasangan.
Sehubungan dengan itu maka kemungkinan tipe perkuatan lereng yang akan dipaka adalah
:
o Pada daerah muara dimana sulit untuk pengangkutan material pasangan dan sifat tanah
yang sangat tidak mendukung dimana biasanya pada daerah muara ini tanah dasar
berupa tanah sangat-sangat lunak (soft clay), maka tubuh saluran dibuat tanpa
perkuatan, jadi dasar dan tebing saluran dibentuk dari tanah galiannya sendiri, tanpa
pelapisan material lain.
o Apabila diperlukan profil stabil untuk membentuk profil saluran yang prismatis maka akan
dipergunakan konstruksi turap sangat sederhana berupa turap dari bambu (Gambar
D.15).
o Pada penggal saluran agak jauh sedikit dari lokasi diatas dan kondisi tanah masih
mempunyai sifat tidak jauh berbeda dengan lokasi di hilirnya, Namun memungkinkan
untuk mengangkut material berat ke lokasi, maka perkuatan lereng dapat menggunakan
beronjong (gabion) dengan pemasangan.
o Pada lokasi dimana alur saluran terletak pada tanah yang mempunyai sifat tanah yang
cukup baik, maka perkuatan yang dapat dipakai adalah perkuatan dengan
pelengsengan.
o Pilihan lainnya apabila diperlukan karena suatu kebutuhan adalah penggunaan tembok
penahan tanah (Gambar D.18). Tembok penahan tanah harus berdiri stabil dimana
dengan kondisi yang ada pada lokasi pekerjaan ini struktur tidak turun, tidak mengguling
dan tidak menggeser akibat gaya luar yang bekerja pada struktur.

Bagian B - PENDEKATAN DAN METODOLOGI| 37


Dokumen
PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM DRAINASE KAWASAN PENANGANAN KHUSUS
Penawaran
ENDEMIK SCHISTOMIASIS KABUPATEN POSO
Teknis

B. 2 .2 .5 Penyusunan Master Plan Drainase


Pada dasarnya Perencanaan Master Plan Drainase adalah penggabungan antara system drainase
yang ada dengan pemecahan permasalahan serta penyesuaian dengan rencana Master Plan
Pengembangan Kota yang telah ada, dan meliputi kegiatan diantaranya :
1. Analisa dan evaluasi terhadap permasalahan sistem drainase eksisting berdasarkan analisa
hidrologi dan hidrolika terhadap masalah genangan yang terjadi, berkaitan dengan :
 Tata letak (skema drainase) sistem drainase eksisting
 Pola aliran sistem drainase eksisting.
 Beban aliran pada sistem drainase.
 Kapasitas penampang saluran
 Kapasitas saluran serta kemiringan rat-rata dasar saluran di lapangan
 Analisa cura hujan
 Analisa dimensi bangunan pelengkap
2. Analisa dimensi saluran altenatif pemecahan permasalahan banjir dan genangan, serta
manfaat rencana Maste Plan Drainase
3. Konsep drainase makro pengembangan atau sitem drainase yang ada dengan usulan
alternative pemecahan permasalahan genangan sehingga tercipta system drainase yang
disesuaikan dengan Master Plan Pengembangan kawasan tersebut
4. Rekomendasi program pengembangan berdasarkan skala prioritas permasalahan untuk
peningkatan kinerja sistem drainase .
 Tahap mendesak (2 tahun) dan tindak lanjut kegiatan yang diperlukan.
 Tahap I (5 tahun)
 Rencana Jangka Panjang (10 Tahun)
Oleh karena itu dalam Penyusunan Master Plan Drainase ini konsultan akan melakukan
kegiatan diantaranya:

A. Evaluasi data Karakteristik Daerah Perencanaan


Seluruh data dan informasi hasil survey lapangan yang telah dkumpulka akan dievaluasi dan
dianalisa serta diolah sebagai masukan bagi keperluan perencanaan. Langkahlangkah yang
akan dilakukan dalam evaluasi data ini adalah:
o Pembuatan final peta dasar, skala 1 : 5.000

Bagian B - PENDEKATAN DAN METODOLOGI| 38


Dokumen
PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM DRAINASE KAWASAN PENANGANAN KHUSUS
Penawaran
ENDEMIK SCHISTOMIASIS KABUPATEN POSO
Teknis

o Penyusunan karakteristik dalam perencanaan


o System draianse kawasan yang ada kapasitas dan keiringan rat-rata
o Permasalahan banjir dan genangan

B. Perhitungan Hidrologi dan Hidrolika


Perhitungan hidrologi yang akan dilakuakan meliputi:
o Menganalisa keabsahan data curah hujan yang diperoleh
o Memilih stasiun hujan yang akan dijadikan dasar perhitungan perencanaan, baik di dalam
daeah studi maupun satusiun di luar daeah studi, yang mana masih dalam catchment area
saluran
o Menigisi/melengkapi data curah hujan bila masih terdapat data yang kurang denan
membandingkannya terhadap data stasiun yang berdekatan atau mempunyai pola hujan
yang sama
o Melakukan evaluasi hujan rencana dengan beberapa metode, kemudian memilih salah
satu metode yang akan dipergunakan sebagai dasr perhitungan selanjutnya
o Menarik batas catchment area saluran di tiap lokasi gorong-gorong
o Menghitung koefisien run of (factor C0 rata-rata tiap catchment area (goronggorong) yang
akan dihitung debit rencananya
o Menghitung intensitas hujan dan membuat grafiknya
o Menghitung debit saluran drainase di tiap-tiap lokasi bangunan
Perhitungan hidrolika yang akan dilakuakan merupakan kelanjutan dari perhitungan hidrologi
dan saling berkaitan satu sama lain. Untuk perhitungan hidrolika/dimensi saluran akan
dihitung berdasarkan hasl perhitungan hujan rencana yang diperoleh dari perhitungan
hidrologi dengan memperkirakan secara “trial & error” dimensi saluran akan diperoleh dimensi
saluran dengan ketentuan debit rencana tidak lebih kecil dari debit banjir. Langkah-
langkayang dilakukan dalam perhitungan hidrolika meliputi:
o Merencanakan diensi saluran
o Menghitung hidraulik pada lokasi bangunan-bangunan pelengkap

C. Rencana Pemecahan Masalah


Rencana pemecahan masalah yang telah disusun konsepnya di lapangan /daerah disusun
secara rinci serta ditunjang pula dengan perhitungan hidrologi dan hidrolika sehingga di dapat

Bagian B - PENDEKATAN DAN METODOLOGI| 39


Dokumen
PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM DRAINASE KAWASAN PENANGANAN KHUSUS
Penawaran
ENDEMIK SCHISTOMIASIS KABUPATEN POSO
Teknis

gambaran yang jelas mengenai arah, system aliran, dimensi saluran serta tipe dan
banyaknya saluran. Setiap alternatif penyelesaian permasalahan-permasalahan dibandingkan
dari beberapa aspek yaitu:
o Biaya pelaksanaan
o Pembebasan tanah
o Rehabilitasi
o Lama pelaksanaan
o Kehandalan untuk dilaksanakan
o Operasi dan Pemeliharaan

D. Rencana Master Plan Drainase


Konsep Master Plan Drainase adalah penggabungan antara system drainase yang ada
dengan pemecahan permasalahan serta penyesuaian dengan rencana Master Plan
Pengembangan Kota yang telah ada. Apabla rencana Master Plan Drainase ternyata telah
ada di daerah studi ini, maka selanjutnya konsultan akan mengkaji dan memperbandingkan
Master Plan Drainase tersebut dengan perencanaan konsultan. Jika terdapat perbedaan yang
prinsipil, pihak konsultan akan segera mendiskusikan dengan pihak Pemberi Tugas.

E. Rencana Program Drainase Jangka Pendek, Jangka Mengah dan Jangka Panjang
Dibuat rencana program drainase jangka pendek (mendesak),jangka menengah dan jangka
panjang berdasarkan urutan prioritas pelaksanaan dan dibuat Rencana Program yang
disesuaikan dengan RUTRK.

F. Rencana Pengelolaan Drainase

Rencana Pengelolaan Drainase termask juga rencana anggaran biaya dan operasi dan
pemeliharaan. Sistem organisasi dan manajemen pengeloaan drainase kota didasarkan
kepada hal-hal berikut :
o Pengelolaan drainase di Kota pada dasarnya sudah merupakan tugas Pemerintah (Dinas
Pekerjaan Umum)
o Tugas pengelolaan drainase loal merupakan tanggungjawab lingkungan masing-masing.

G. Biaya Operasianal dan Pemeliharaan

Bagian B - PENDEKATAN DAN METODOLOGI| 40


Dokumen
PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM DRAINASE KAWASAN PENANGANAN KHUSUS
Penawaran
ENDEMIK SCHISTOMIASIS KABUPATEN POSO
Teknis

Merupakan bagian yang menjelaskan biaya yang dperlukan untuk kegiatan operasi dan
pemeliharaan system drainase kota yang dianggarkan tiap tahunnya.

B. 2 .2 .6 Penyusunan Detailed Engineering Design

A. Pengukuran Trace Saluran

Survey dan pengukuran trace saluran ini dimaksudkan untuk mendapatkan peta situasi dan
potongan memanjang dengan skala 1 : 1.000, peta situasi trace saluran ini akan memuat data
ketinggian, kontur dan bangunan-bangunan di sector trace saluran tersebut yang meliputi rumah,
took, jalan, jembatan, dan lain-lain .
o Pengukuran Situasi dan Potongan Memanjang, Skala yang akan digunakan adalah 1 : 1.000 (H)
dan 1 : 1.000 (V). panjang pengukuran disesuaikan dengan keperluan penanganan genangan
prioritas yang mencakup beberapa wilayah kecamatan. Seluruh kegiatan dikoordinir oleh ahli
Teknik Geodesi.
o Pengukuran Potongan Melintang, dilakukan setiap 50 m untuk daerah/arah yang lurus, pada
saat trace saluran membelok perlu ditambah lagi pengukuran profil melintang. Skala yang
dipakai adalah 1 : 1.000 dengan lebar ± 29 m ke kiri dan ke kanan.
o Pemasangan Patok Beton (BM), jumlah patok beton yang dipasang sebanyak esuai dengan
keperluan. Patok beton ini akan diikatkan ke titik triangulasi atau titik tetap disekitar lokasi
perencanaan. Titik tetap biasanya didapat datanya dari Agraria atau PU Tata Air yang sudah
ada data koordinat dan elevasinya. Patok Beton (BM) tersebut disebar mendekati trace saluran
yang diukur sehngga akan memudahkan dalam pengambilan titik referensi guna pelaksanaan
fisiknya nantis

B. Penggambaran Hasil Pengukuran

Analisa data pengukuran dilakukan dilapangan, menjaga aaar supaya kalau terjadi kesalahan bias
langsung dikoreksi ulang dilapangan. Penggambaran dengan computer meliputi situasi trace saluran
dan potogsn melintang skala 1 : 1.000 H, 1 : 1.000 V.

C. Analisa Pemilihan Jenis Konstruksi

Analisa pemilihan jenis konstruksi baik untuk saluran maupun pelengkap harus disesuaikan dengan
bahan bangunan yang tersedia di daerah tersebut dengan tidak mengabaikan segi keamanan atau
kekuatan konstruksi. Pemakaian bahan-bahan bangunan di dalam perencanaan ini, guna dipakai

Bagian B - PENDEKATAN DAN METODOLOGI| 41


Dokumen
PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM DRAINASE KAWASAN PENANGANAN KHUSUS
Penawaran
ENDEMIK SCHISTOMIASIS KABUPATEN POSO
Teknis

pelaksanaan konstruksi pembuatan saluran drainase dan sarananya perlu dianalisa dahulu dengan
mempertimbangkan beberapa hal, yaitu:
o Bahan yang tersedia di lokasi
o Pembebasan tanah
o Operasi dan pemeliharaan
o Transportasi
Dari hasil analisa penentuan prioritas jenis konstruksi akan didapat urutan prioritas pemakaian jenis
konstruksi.

D. Perhitungan Perencanaan

Setelah gambar trace saluran selesai dan prioritas pemakaian jenis konstruksi, selanjutnya akan
dilakukan perhitungan hidrologi, hidrolika dan konstruksi setiap saluran. Penentuan periode ulang
dalam perencanaan debit banjir untuk berbagai tipe saluran akan diperhatikan sekali. Dimensi
saluran akan disesuaikan dengan criteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Demikan halnya
bentuk dan kestabilan konstruksi bsngunsn pelengkap akan dihitung berdasar kepada criteria yang
telah ditetapkan sebelumnya. Perhitungan konstruksi diusahakan untuk mendapatkan standar
bangunan sehingga memudahkan penggambaran.

E. Penggambaran

Hasil dari perhitungan-perhitungan hidrologi, hidrolika dan konstruksi digambar/diplotkan gambar


hasil pengukuran trace saluran.Setiap saluran digambar arah dan dimensi saluran serta elevasi-
elevai dasr saluran, muka air dan tanggul. Setiap potongan melintang saluran digambar rencana
detilnya diplotkan pada gambar hasil pengukuran potongan melintang, gambar standar bangunan
akan dibuat guna memudahkan perencanaan dan pelaksanaan. Biasanya bangunan gorong-gorong
atau banguna terjun yang tidak jauh berbeda bias ditetapkan kedalam pembuatan standar, tetapi
situasi dan keadaan bangunan yang khusus akan dibuatkan gambar tersendiri.
Daftar gambar yang akan dibuat adalah :peta hasil pengukuran topografi, skema drainase kota
berupa peta situasi skala 1 : 5000, profil memanjang skala 1 : 1000. Profil melintang skala 1 : 100,
dan detail bangunan skala 1 : 10

F. Pembagian Paket Pekerjaan

Sebagaimana telah direncanakan detil desainnya dari saluran-saluran drainase serta bangunan
pelengkapnya, untuk pelaksanaan konstruksi fisik pekerjaan drainase kota akan dibagi dalam paket-
paket pekerjaan. Setiap paket pekerjaan disesuaikan dengan kemampuan anggaran Pemda

Bagian B - PENDEKATAN DAN METODOLOGI| 42


Dokumen
PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM DRAINASE KAWASAN PENANGANAN KHUSUS
Penawaran
ENDEMIK SCHISTOMIASIS KABUPATEN POSO
Teknis

setempat setiap tahunnya.Selain itu dibuat pula jadwal pelaksanaan pekerjaan tiap-tiap paket
pekerjaan.

G. Rencana Anggaran Biaya

Masing-masing paket pekerjaan dihitung anggaran biayanya. Daftar harga dan upah didapat dari
harga upah dan bahan di kota setempat. Rencana biaya yang diperhitungkan adalah :
o Biaya langsung/persiapan
o Pembuatan saluran
o Bangunan pelengkap
o Ppn 10%
o Phisycal contingensi
o Engineering service

H. Rencana Kerja dan Syarat-syarat

Pembuatan Rencana Kerja Dan Syarat-syaratt-syarat dibuat sesuai dengan peraturan yang berlaku
di Indonesia. Rencana Kerja dan Syarat-syarat meliputi:
o Syarat-syarat teknis
o Syarat-syarat umum
o Syarat-syarat administrasi

B. 2 .2 .7 Pembahasan dan Diskusi


Pembahasan dan diskusi yang dilakukan dapat dikelompokkan dalam dua bagian, yakni diskusi
(rutin maupun intermitten sesuai dengan kebutuhan) terhadap pembahasan progress pekerjaan
konsultan dengan Tim Teknis dan Pihak Pengguna Jasa dan diskusi dengan pihak terkait lainnya
yang bertujuan untuk memperoleh data dan informasi yang dibutuhkan.

Bagian B - PENDEKATAN DAN METODOLOGI| 43


Dokumen
PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM DRAINASE KAWASAN PENANGANAN KHUSUS
Penawaran
ENDEMIK SCHISTOMIASIS KABUPATEN POSO
Teknis

B.2.3. Program Kerja

Program kerja pelaksanaan pekerjaan ini merupakan suatu rangkaian pekerjaan untuk melakukan
kajian dan perhitungan, yang dirumuskan berdasarkan rencana kerja dan terbagi kedalam beberapa
kegiatan.Berdasarkan waktu pelasanaan pekerjaan yang dijelaskan oleh Kerangka Acuan Kerja,
maka jadwal pelaksanaan pekerjaan ini adalah selama 8 (delapan) bulan kalender. Dalam periode
waktu yang tersedia tersebut, Tim Konsultan akan merumuskan strategi pelaksanaan kegiatan
(rencana kerja) seefisien dan seefektif mungkin, dengan merumuskan pelaksanaan kegiatan yang
dilakukan baik secara paralel maupun secara berurutan. Rincian jadwal pelaksanaan pekerjaan
yang diusulkan oleh pihak Konsultan, adalah :

B.2.3.1 PERSIAPAN

Pada tahapan persiapan ini, Konsultan akan melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1. Persiapan Dasar:
a. Mobilisasi peralatan dan tenaga ahli;
b. Penyamaan persepsi Tim Konsultan;
c. Merumuskan Metodologi Kerja Detail;
d. Membuat program kerja (pola pikir) kegiatan secara keseluruhan;
e. Rencana Kerja Penyedia Jasa (Konsultan) secara menyeluruh
f. Jadual Pelaksanaan Pekerjaan
g. Menggali sumber data yang terkait melalui studi literatur
2. Persiapan Sarana Kerja
3. Diskusi dengan Tim Teknis, mengenai metodologi dan rencana kerja detail, format isian
dan aplikasi database, dll. Interpretasi dan apresiasi konsultan dalam menangani
pekerjaan.

B.2.3.2 STUDI LITERATUR DAN IDENTIFIKASI AWAL

Setelah melakukan persiapan dasar tersebut diatas terutama setelah mendapat persetujuan
dari Tim Teknis khususnya terhadap metodologi dan rencana kerja detail konsultan, maka
Tim Konsultan akan melakukan pekerjaan sesuai dengan rencana kerja yang telah
ditetapkan. Pada Tahap ini Tim Konsultan akan melakukan identifikasi awal terkait kegiatan
dengan melakukan kajian literature. Identifikasi yang dilakukan meliputi:
1. Kajian Kepustakaan/Literatur Terkiat Rencana Tata Ruang Wilayah dan Rencana
Pengembangan Kota

Bagian B - PENDEKATAN DAN METODOLOGI| 44


Dokumen
PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM DRAINASE KAWASAN PENANGANAN KHUSUS
Penawaran
ENDEMIK SCHISTOMIASIS KABUPATEN POSO
Teknis

2. Kajian Kepustakaan/Literatur Terkiat kebijakan pengembangan dan penyehatan


lingkungan permukiman dan khususnya sektor drainase
3. Kajian terhadap perencanaan system drainase kota yang telah dilakukan (Master Plan dan
Rencana Detil Drainase Kota) dan identifikasi terhadap kondisi eksisting
4. Tinjauan terhadap permasalahan-permasalahan drainase kota yang dihadapi
5. Peraturan dan Perundang-undangan di Bidang Drainase
6. Tinjauan terhadap Kebijakan yang ada.

B.2.3.3 SURVEY

Kegiatan survey dan pengumpulan data dilakukan baik di tingkat pusat dan daerah.Setiap
tenaga ahli sesuai dengan bidang masing-masing terlebih dahulu menyusun checklist
kebutuhan data. Data sekunder akan dikumpulkan melalui survey instansional terkait,
sedangkan surevi data primer selain melakukan kunjungan (pengukuran dan pengamatan)
lapangan juga dilakukan survey instansional dengan melakukan deep interview, untuk
memverifikasi data yang telah dperoleh.

B.2.3.4 PERUMUSAN MASTER PLAN DRAINASE

Tahapan kegiatan penyusunan Master Plan Drainase dapat dibagi kedalam 5 (lima) sub
bagian kegiatan, yakni:
1. Evaluasi Data Karakteristik Daerah Perencanan
2. Perhitungan Hidrologi dan Hidrolika
3. Perumusan Rencana Master Plan Drainase
4. Penyusunan Rencana Pengelolaan Drainase
5. Penyusunan Rencana Biaya Operasi dan Pemeliharaan

B.2.3.5 ANALISA PRIORITAS PENANGANAN MASALAH

Data dan informasi yang diperoleh dari hasil identifikasi awal (Desk Study) dan survei
lapangan selanjutnya dikaji dan dianalisa lebih lanjut untuk mendapatkan informasi yang
dibutuhkan. Adapun kajian dan analisa yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Inventarisasi & identifikasi
2. Klasifikasi masalah

Bagian B - PENDEKATAN DAN METODOLOGI| 45


Dokumen
PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM DRAINASE KAWASAN PENANGANAN KHUSUS
Penawaran
ENDEMIK SCHISTOMIASIS KABUPATEN POSO
Teknis

3. Analisis struktur sebab akibat


4. Pemetaan masalah berdasarkan relasi stakeholders.
5. Menentukan letak dan derajat masalah
6. Menentukan upaya penyelesaian terhadap masalah
7. Menentukan otoritas yang memiliki tugas dan kewenangan untuk mengatasi masalah
Hasil pemetaan masalah dan upaya tindaklanjut yang telah dirumuskan oleh Tim Konsultan
selanjutnya akan dituangkan dalam suatu alternative upaya penyelesain permasalah yang
diklasifikasikan berdasarkan prioritas. Hasil ini selanjutnya akan didiskusikan dengan pihak
terkait, khususnya Tim Teknis untuk mendapat persetujuan dan masukan terhadap alternative
yang telah diusulkan. Ruang Lingkup Secara batas–batas kota atau Administratif, mencakup
wilayah dan atau diluarnya bila masih membawa pengaruh langsung terhadap system
drainase kota.

B.2.3.6 Tahapan Pelaksanaan

Tahapan pelaksanaan disusun berdasarkan Kriteria-kriteria sebagai berikut:


o Bersifat mendesak, yaitu program-program yang ditujukan untuk mengatasi permasalahan
yang perlu ditangani segera;
o Pembuatan prasarana drainase agar diprioritaskan pada daerah dengan penduduk padat;
o Sesuai dengan arahan pola dasar pembangunan dan pengembangan kota;
o Bersifat strategis, yaitu program-program yang dapat mendorong/ mendukung aktifitas
kegiatan lainnya;
o Sesuai kebijaksanaan Pemerintah Daerah, baik segi Ekonomi, Politik, Sosial maupun
Budaya.

B.2.3.7 Penanganan Masalah

Secara umum penanganan permasalahan digunakan pendekatan skala prioritas penanganan,


semakin urgen penanganan yang harus dilakukan semakin mendapatkan prioritas yang lebih
awal.

B.2.3.8 Parameter Penentuan Skala Prioritas

Dasar pertimbangan penyusunan Skala Prioritas dan metoda pendekatan yang diperlukan,
apabila terdapat beberapa daerah genangan yang lokasinya terpisah dan tempat yang
berbeda, maka perlu disususn suatu skala prioritas untuk menentukan urutan penanganan
dalam mengatasi masalah banjir/genangan dalam kota. Penyusunan skala prioritas ini perlu

Bagian B - PENDEKATAN DAN METODOLOGI| 46


Dokumen
PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM DRAINASE KAWASAN PENANGANAN KHUSUS
Penawaran
ENDEMIK SCHISTOMIASIS KABUPATEN POSO
Teknis

didukung oleh analisa yang dapat memberikan hasil yang objektif dan dapat dipertanggung
jawabkan kebenarannya dengan memperkecil kemungkinan timbulnya suatu keinginan yang
dapat mempengaruhi hasil akhir secara negatif.
Metoda yang dipakai dalam menyusun skala prioritas ini adalah system pemberian bobot
pada setiap variable yang berpengaruh langsung terhadap gangguan yang diakibatkan oleh
banjir/genangan, meliputi :

a. Komponen Banjir.

Parameter ini berkaitan dengan kejadian banjit, yaitu dengan menghitung bobotnya
terhadap pengaruh banjir, yang terdiri dari atas kedalaman/tinggi, luasan, frekuensi dan
lamanya genangannya. Penilaian komponen banjir dapat dilihat pada Tabel D.10

b. Komponen penggunaan lahan (Land Use)

Untuk parameter land use yang dihitung bobot kerugiannya dalam nilai ekonomi,yang
dapat berupa kawasan–kawasan komersial dan industri, sosial dan property pemerintah,
infrastruktur transportasi, property pemukiman dan rumah tangga/kepemilikan pribadi.
Komponen penilaian kerugian ekonomi untuk komponen Land Use pada dasarnya terbagi
atas 5 (lima) komponen dalam penilaian kerugian ekonomi, yang meliputi :
o Komersial dan industri,
o Sosial dan properti pemerintah,
o Infrastruktur transportasi,
o Properti pemukiman.

B.2.4. Apresiasi dan Inovasi Pelaksanaan Pekerjaan


Mengingat jenis pekerjaannya adalah pekerjaan Perencanaan Induk Drainase, maka diperlukan
koordinasi yang intensif dan efektif dengan pemberi tugas meliputi :

A. Koordinasi Konsultan Perencana

Dalam arti koordinasi, evaluasi dan pengendalian pelaksanaan di dalam Tim Konsultan
Perencana, baik dalam tahap persiapan, tahap pengumpulan data, analisis, dan perhitungan,
serta tahap evaluasi dan rekomendasi. Koordinasi dilakukan antara anggota tim dengan ketua
tim sesuai tugas dan tanggung jawab masing-masing anggota tim. Koordinasi yang akan
dilakukan dengan terjadwal meliputi mingguan bulanan dan sewaktu-waktu (tidak
terjadwal/tergantung kebutuhan).

Bagian B - PENDEKATAN DAN METODOLOGI| 47


Dokumen
PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM DRAINASE KAWASAN PENANGANAN KHUSUS
Penawaran
ENDEMIK SCHISTOMIASIS KABUPATEN POSO
Teknis

Pembahasan dalam koordinasi minimal akan mencakup :


 Evaluasi pelaksanaan pekerjaan yang sudah berjalan
 Rencana kerja selanjutnya
 Permasalahan yang ada
 Penyiapan pelaporan
 Dan lainnya yang terkait dengan pelaksanaan pekerjaan
 Koordinasi Proyek (Pemberi Tugas, Konsultan Perencana, dan Instansi Terkait) Dalam arti
koordinasi, evaluasi dan pengendalian pelaksanaan di dalam Tim Konsultan sendiri, baik
dalam tahap perencanaan dan tahap penyelesaian pekerjaan. Koordinasi dilakukan antara
anggota tim dan anggota tim dengan ketua tim sesuai tugas dan tanggung jawab masing-
masing anggota tim.
Koordinasi yang akan dilakukan dengan terjadwal meliputi : mingguan bulanan dan
sewaktu-waktu (tidak terjadwal/tergantung kebutuhan). Pembahasan dalam koordinasi
minimal akan mencakup :
Evaluasi pelaksanaan pekerjaan yang sudah berjalan
Rencana kerja selanjutnya
Permasalahan yang ada
Penyiapan pelaporan
Dan lainnya yang terkait dengan pelaksanaan pekerjaan

B. Isu-Isu Strategis dan Permasalahan

Berbagai isu strategis terkait dengan kondisi serta permasalahan dalam menghadapi pengelolaan
drainase saat ini serta tantangan yang dihadapi antara lain kemungkinan mencakup :

1) Kecenderungan Perubahan Iklim

Beberapa tahun belakangan ini, kecenderungan perubahan iklim banyak terjadi di beberapa tempat
di Indonesia, di Kota Metropolitan dan Kota Besar, di tepi pantai dan dataran rendah, kota yang
dilalui sungai besar dan terpengaruh pasang surut. Perubahan iklim tersebut antara lain curah hujan
relatif tinggi dan dalam jangka waktu yang rendah, muka air laut pasang cenderung lebih tinggi dan
lain-lain. Adanya fenomena perubahan iklim akibat pemanasan global yang ditandai dengan
kekeringan panjang, curah hujan tinggi berpotensi mengakibatkan bencana kebakaran hutan saat

Bagian B - PENDEKATAN DAN METODOLOGI| 48


Dokumen
PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM DRAINASE KAWASAN PENANGANAN KHUSUS
Penawaran
ENDEMIK SCHISTOMIASIS KABUPATEN POSO
Teknis

kemarau dan bencana banjir saat musim hujan.Perubahan-perubahan tersebut menyebabkan


penanganan drainase yang relatif lebih sulit dan memerlukan biaya yang lebih mahal.

2) Perubahan Fungsi Lahan Basah

Akibat kebutuhan lahan yang sangat besar untuk pengembangan permukiman, industri sering
kurang terkendali, tidak sesuai dengan Rencana Tata Ruang maupun Konsep Pembangunan
Berkelanjutan. Akibatnya banyak kawasankawasan rendah yang semula berfungsi sebagai tempat
parkir air (“retarding pond”), lahan basah (“wet land”) seperti rawa-rawa, situ-situ, embung dan lain-
lain ditimbun sehingga merubah keseimbangan pola tata air. Hal-hal tersebut di atas akan
berdampak rendahnya kemampuan sistem drainase untuk mengeringkan kawasan terbangun dan
rendahnya kapasitas seluruh prasarana pengendali banjir (sungai, folder-folder, pompa dan pintu-
pintu pengatur) untuk mengalirkan air hujan ke badan air. Permasalahan tersebut di atas tentunya
perlu diminimalisasi dengan produk pengaturan yang mengatur pembangunan di areal lahan basah
(“wet land”).

3) Belum adanya Ketegasan Fungsi Sistem Drainase

Mengemukakan kejelasan fungsi saluran drainase yang berlangsung saat ini. Apakah selain untuk
sistem pematusan air hujan apakah juga untuk pembuangan air limbah dapur dan cuci (“grey
water”). Sementara fungsi dan karakteristik sistem drainase berbeda dengan sistem air limbah yang
tentunya akan membawa masalah pada daerah hilir aliran. Apalagi kondisi ini akan diperparah bila
ada sampah yang dibuang ke saluran akibat penanganan sampah secara parsial oleh pengelola
sampah dan masyarakat.

4) Kelengkapan Perangkat Peraturan

Menjelaskan keberadaan dan fungsionalisasi perangkat pengaturan, antara lain mencakup:


 Keterlibatan, koordinasi dan peran serta instansi lain yang bertanggung jawab terhadap utilitas
yang ada harus ditetapkan dalam suatu peraturan perundangan terutama yang mengatur jalur,
posisi dan ke dalaman pipapipa gas, minyak, air bersih, listrik, telepon dan utilitas lainnya harus
diketahui agar dapat saling menunjang kepentingan masing-masing.
 Kedudukan dan status mereka harus tertuang dalam peraturan daerah sehingga masyarakat
dan swasta dapat mengetahui tugas, tanggung jawab dan wewenangnya.
 Bentuk dan struktur organisasi, uraian tugas dan kualitas personil yang dibutuhkan dalam
melaksanakan penanganan drainase harus dirumuskan dalam peraturan daerah.

Bagian B - PENDEKATAN DAN METODOLOGI| 49


Dokumen
PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM DRAINASE KAWASAN PENANGANAN KHUSUS
Penawaran
ENDEMIK SCHISTOMIASIS KABUPATEN POSO
Teknis

 Peraturan daerah mengenai ketertiban umum yang menyangkut penanganan drainase perlu
disiapkan, seperti pencegahan pengambilan air tanah secara besar-besaran, pembuangan
sampah di saluran, pelarangan pengurugan dan penggunaan daerah resapan air (wetland),
termasuk sanksi yang diterapkan.

5) Penanganan Drainase Belum Terpadu

Menjelaskan kondisi keterpaduan sistem drainase utama dan lokal, seringkali system drainase yang
dibangun oleh swasta/pengembang tidak selaras dengan pembangunan drainase makro yang
lingkupnya lebih luas dari wilayah tersebut. Akibat terbatasnya Masterplan drainase, seringkali pihak
pengembang tidak punya acuan untuk sistem lokal misalnya data peil banjir, sehingga penanganan
sifatnya hanya partial (terpisah-pisah) untuk wilayah yang dikembangkannya saja.

6) Pengendalian Debit Puncak

Menyajikan aspek pengendalian debit puncak, terutama sangat berpengaruh pada daerah-daerah
yang relatif sangat padat bangunan sehingga mengurangi luasan air yang meresap. Pertambahan
penduduk yang semakin meningkat, terbatasnya kemampuan pemerintah, swasta dan masyarakat,
serta tuntutan
akan kawasan terbangun yang bersih dan sehat mengakibatkan kebutuhan akan pelayanan
prasarana dan sarana drainase, harus tetap dipertahankan dan ditingkatkan. Tantangan yang
dihadapi antara lain:
Mencegah terjadinya penurunan kualitas kawasan terbangun
Melakukan optimalisasi fungsi pelayanan dan efisiensi terhadap prasarana dan sarana
drainase yang sudah terbangun
Melaksanakan peningkatan dan pengembangan sistem yang ada serta pembangunan baru
secara efektif dan efisien agar dapat meningkatkan ekonomi masyarakat berpenghasilan
rendah.
Pemerataan pembangunan bidang drainase dengan memperhatikan kondisi ekonomi nasional
dan daerah setempat.
Menunjang terwujudnya lingkungan perumahan dan permukiman yang bersih dan sehat serta
terjangkau oleh masyarakat berpenghasilan rendah.

C. Drainase Yang Meliputi Jenis, System, Dan Permasalahannya

Bagian B - PENDEKATAN DAN METODOLOGI| 50


Dokumen
PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM DRAINASE KAWASAN PENANGANAN KHUSUS
Penawaran
ENDEMIK SCHISTOMIASIS KABUPATEN POSO
Teknis

Drainase merupakan salah satu factor pengembangan irigasi yang berkaitan dalam pengolahan
banjir (float protection), sedangkan irigasi bertujuan untuk memberikan suplai air pada tanaman .
Drainase dapat juga diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam
kaitannya dengan salinitas.
1. Jenis – jenis drainase
Menurut sejarah terbentuknya:
1) Drainase alamiah (natural drainage) yang terbentuk secara alamiah, tidak terdapat
bangunan penunjang
2) Drainase buatan (artificial drainage), dibuat dengan tujuan tertentu, memerlukan bangunan
khusus Menurut letak bangunan :
o Drainase permukaan tanah (surface drainage)
Suatu system pembuangan air untuk menyalurkan air dipermukaan tanah.Hal ini
berguna untuk mencegah adanya genangan.
o Drainase bawah permukaan tanah (subsurface drainage)
Suatu sistem pembuangan untuk mengalirkan kelebihan air dibawah tanah. Pada jenis
tanaman tertentu drainase juga bermanfaat untuk mengurangi ketinggian muka air
tanah sehingga tanaman dapat tumbuh dengan baik. Menurut fungsi :
1) Single purpose
Suatu jenis air buangan : air hujan, limbah domestic, limbah industri dll
2) Multi purpose
Beberapa jenis air buangan tercampur Menurut kontruksi :
Saluran terbuka
Saluran tertutup
Untuk air kotor disaluran yang terbentuk di tengah kota.
2. Sistem dan permasalahan drainase
Sistem drainase dibagi menjadi:
1) tersier drainage
2) secondary drainage
3) main drainage
4) sea drainage

Permasalahan drainase :

Bagian B - PENDEKATAN DAN METODOLOGI| 51


Dokumen
PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM DRAINASE KAWASAN PENANGANAN KHUSUS
Penawaran
ENDEMIK SCHISTOMIASIS KABUPATEN POSO
Teknis

Permasalahan drainase perkotaan bukanlah hal yang sederhana. Banyak faktor yang
mempengaruhi dan pertimbangan yang matang dalam perencanaan, antara lain :
 Peningkatan debit manajemen sampah yang kurang baik memberi kontribusi percepatan
pendangkalan /penyempitan saluran dan sungai. Kapasitas sungai dan saluran drainase
menjadi berkurang, sehingga tidak mampu menampung debit yang terjadi, air meluap
dan terjadilah genangan.
 Peningkatan jumlah penduduk meningkatnya jumlah penduduk perkotaan yang sangat
cepat, akibat dari pertumbuhan maupun urbanisasi. Peningkayan jumlah penduduk
selalu diikuti oleh penambahn infrastruktur perkotaan, disamping itu peningkatn
penduduk juga selalu diikuti oleh peningkatan limbah, baik limbah cair maupun pada
sampah.
 Amblesan tanah disebabkan oleh pengambilan air tanah yang berlebihan,
mengakibatkan beberapa bagian kota berada dibawah muka air laut pasang.
 Penyempitan dan pendangkalan saluran
 reklamasi Bab C - 24
 limbah sampah dan pasang surut.
D. Penanganan drainase
a) Diadakan penyuluhan akan pentingnya kesadaran membuang sampah
b) Dibuat bak pengontrol serta saringan agar sampah yang masuk ke drainase dapat dibuang
dengan cepat agar tidak mengendap
c) pemberian sanksi kepada siapapun yang melanggar aturan terutama pembuangan sampah
sembarangan agar masyarakat mengetahui pentingnya melanggar drainase.
d) Peningkatan daya guna air, meminimalkan kerugian serta memperbaiki konservasi
lingkungan.
e) Mengelola limpasan dengan cara mengembangkan fasilitas untuk menahan air hujan,
menyimpan air hujan maupun pembuatan fasilitas resapan.
E. Perencanaan Sistem Penyaluran Air Hujan (Drainase)

Drainase berasal dari bahasa Inggris drainage, yang memiliki arti mengalirkan, menguras,
membuang, atau mengalihkan air.Yang mengandung arti suatu tindakan teknis untuk
mengurangi kelebihan air baik yang berasal dari air hujankelebihan air, baik yang berasal dari
air hujan, rembesan, maupun kelebihan air irigasi dari suatu kawasan dan atau lahan sehingga
fungsi kawasan tersebut tidak terganggu.(Suripin. 2004). Sedangkan drainase perkotaan yaitu

Bagian B - PENDEKATAN DAN METODOLOGI| 52


Dokumen
PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM DRAINASE KAWASAN PENANGANAN KHUSUS
Penawaran
ENDEMIK SCHISTOMIASIS KABUPATEN POSO
Teknis

suatu sistem drainase yang menangani permasalahan kelebihan air di wilayah perkotaan yang
meliputi drainase permukaan dan drainase bawah permukaan.
1) Faktor Penting Perancangan Sistem Pengumpul Air Hujan
Kuantitas air yang akan dialirkan tergantung luas daerah dan curah hujan
Air hujan tergantung intensitas hujan, jenis daerah yang akan dilayani
Pembagian daerah pelayanan berdasarkan jenis penggunaannya
Prinsip alam dalam infiltrasi air hujan masih diharapkan terjadi sehingga ukuran saluran
tidak terlalu besar
Jenis bahan penutup permukaan tanah menentukan banyaknya air yang mengalir dan
masuk ke dalam tanah
Kualitas air hujan yang dikumpulkan dari atap rumah dan jalan sudah mengandung bahan
pencemar
2) Langkah Perancangan
 Pengumpul Air Hujan
 Daerah pelayanan diidentifikasi sebagai sebagai langkah awal
 Pola jaringan ditentukan
3) Kiat Drainase
Kiat drainase tradisional, yaitu membuang limpasan air hujan secepatnya dengan jalur
sependek-pendeknya, yang akan mempercepat datangnya debit puncak aliran dimana
banjir akan melanda daerah hilir alirannya.
Kiat drainase, seperti halnya kiat penataan lingkungan digolongkan menjadi 2 yaitu
(Hardjosuprapto 1998), yaitu :
Tindakan yang sifatnya biologis-ekologis, diantaranya adalah melestarikan atau
menyediakan daerah hijau sebagai daerah retensi dan peresapan air yang optimal.
Tindakan yang sifatnya teknologis-higienis, diantaranya dengan prinsip “semua daerah
hulu, arus limpasan air hujan yang belum membahayakan atau belum mengganggu
lingkungan sebisa mungkin dihambat, diresapkan,atau ditampung dalam kolam retensi
sebagai sumber daya imbuhan air tanah dan air permukaan”.

B.2.5. Struktur Organisasi Pelaksana Pekerjaan

Berdasarkan metodologi dan pendekatan penanganan pekerjaan


sebagaimana telah diuraikan, disusun organisasi pelaksana pekerjaan dalam

Bagian B - PENDEKATAN DAN METODOLOGI| 53


Dokumen
PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM DRAINASE KAWASAN PENANGANAN KHUSUS
Penawaran
ENDEMIK SCHISTOMIASIS KABUPATEN POSO
Teknis

rangka koordinasi, pertukaran informasi, evaluasi dan pengendalian


pelaksanaan pekerjaan secara maksimal, dengan sasaran utama meliputi:

 Sasaran Eksternal
Dalam arti tujuan koordinasi, pertukaran informasi, evaluasi dan
pengendalian pelaksanaan pekerjaan antara Tim Konsultan dengan
instansi/lembaga terkait, Pimpinan Proyek, supervisor maupun lembaga-
lembaga lain yang mungkin dapat memberikan masukan dalam kegiatan
ini.

 Sasaran Internal
Sasaran internal memiliki pengertian koordinasi, evaluasi, dan
pengendalian pelaksanaan di dalam Tim Konsultan sendiri, mulai dari
tahap persiapan sampai penyelesaian pekerjaan. Koordinasi dilakukan
antar anggota tim dan anggota tim dengan ketua tim, sesuai tugas dan
tanggung jawab masing-masing anggota tim.

Tujuan penyusunan organisasi pelaksanaan pekerjaan adalah untuk


mempermudah mekanisme koordinasi, pertukaran informasi, evaluasi dan
pengendalian pelaksanaan pekerjaan, baik mekanisme eksternal maupun
mekanisme internal di dalam organisasi mikro.

- Mekanisme Eksternal
Mekanisme eksternal adalah koordinasi antara Tim Konsultan dengan
satker Perangkat Daerah Dinas Cipta Karya Dan Sumberdaya Air Provinsi
Sulawesi Tengah, instansi/lembaga terkait, maupun lembaga-lembaga lain
yang mungkin dapat memberikan masukan dalam kegiatan ini.

- Mekanisme Internal
Mekanisme internal adalah koordinasi di dalam Tim Konsultan sendiri,
mulai dari tahap persiapan sampai penyelesaian pekerjaan. Koordinasi
dilakukan antar anggota tim dan anggota tim dengan ketua tim, sesuai
tugas dan tanggung jawab masing-masing anggota tim.

Bagian B - PENDEKATAN DAN METODOLOGI| 54


Dokumen
PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM DRAINASE KAWASAN PENANGANAN KHUSUS
Penawaran
ENDEMIK SCHISTOMIASIS KABUPATEN POSO
Teknis

Gambar B.7 Diagram Organisasi Pelaksana Pekerjaan

Organisasi Makro
Dinas Cipta karya dan SDA Provinsi
Sulawesi Tengah Mekanisme Eksternal

Mekanisme Internal

Organisasi Mikro / Tim


konsultan

Secara keseluruhan, organisasi pelaksana yang terlibat dalam kegiatan ini


terdiri atas:
1. Dinas Cipta Karya Dan Sumberdaya Air Provinsi Sulawesi Tengah yang
selanjutnya membentuk tim supervisi sebagai pengawas dan pengendali
kegiatan agar sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
2. Pemerintah Daerah yang terkait, dalam hal ini Pemerintah Kabupaten
Poso, Provinsi Sulawesi Tengah, khususnya yang mempunyai kepentingan
langsung dengan pekerjaan ini untuk memberikan dukungan dan masukan,
serta informasi baik spasial maupun sektoral.
3. Konsultan sebagai pihak pelaksana. Untuk menjalankan kegiatan ini
konsultan membentuk organisasi mikro. Tujuannya adalah agar semua
mekanisme pekerjaan dapat berjalan lancar sesuai dengan maksud, tujuan
serta jadwal yang telah ditetapkan. Di dalam organisasi mikro ini ditunjuk
seorang Ketua Tim (Team Leader) sebagai koordinator tenaga ahli dan
melakukan koordinasi dengan Tim Supervisi dalam hal materi pekerjaan.
4. Tim Supervisi. Tim ini akan bertindak sebagai supervisor yang bertugas
memberikan pengarahan teknis kepada Tim Konsultan dalam pelaksanaan
pekerjaan, agar diperoleh hasil kerja konsultan yang maksimal.

Susunan organisasi pelaksana pekerjaan dari Tim Konsultan (organisasi


mikro) berikut tugasnya adalah sebagai berikut :
1. Direktur Utama
 Sebagai penanggungjawab utama dalam pekerjaan, terutama dalam
hubungan keluar (eksternal) dengan pihak-pihak pemberi tugas.
 Menjalankan fungsi kontrol dan konsultasi materi.
2. Team Leader

Bagian B - PENDEKATAN DAN METODOLOGI| 55


Dokumen
PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM DRAINASE KAWASAN PENANGANAN KHUSUS
Penawaran
ENDEMIK SCHISTOMIASIS KABUPATEN POSO
Teknis

 Bertanggungjawab kepada Direktur Utama dan Pemberi Kerja.


 Mengkoordinir, mengarahkan, memberikan bimbingan dengan baik
dalam melaksanakan pekerjaan di bawah tanggung-jawabnya.
 Bersama-sama dengan tenaga ahli lain dan tenaga pendukung
menyelesaikan pekerjaan Penyusunan Rencana Induk Sistem
Drainase Kawasan Penanganan Khusus Endemik Schistomiasis
Kabupaten Poso.

3. Tenaga Ahli
 Melakukan identifikasi dan analisis substansi sesuai dengan bidang
atau aspek masing-masing.
 Bertanggung jawab terhadap pekerjaan sesuai dengan bidangnya.
 Melakukan kerjasama tim.

Struktur organisasi pekerjaan Penyusunan Rencana Induk Sistem Drainase


Kawasan Penanganan Khusus Endemik Schistomiasis Kabupaten Poso dapat
dilihat pada gambar berikut :

Bagian B - PENDEKATAN DAN METODOLOGI| 56


Dokumen
PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM DRAINASE KAWASAN PENANGANAN KHUSUS
Penawaran
ENDEMIK SCHISTOMIASIS KABUPATEN POSO
Teknis

Gambar B.8 Struktur Organisasi Pekerjaan Penyusunan Rencana Induk Sistem Drainase Kawasan Penanganan Khusus
Endemik Schistomiasis Kabupaten Poso

DINAS CIPTA KARYA DAN SUMBERDAYA


AIR PROVINSI SULAWESI TENGAH

MANAJEMEN PROYEK
Direktur Utama

Ahli Teknik Lingkungan Tim Supervisi


(Team Leader)

Tenaga

Ahli Ahli Teknik Sanitasi Ahli Ahli Teknik Perencanaan


dan Limbah Teknik Sipil Wilayah Dan Kota

Ahli Geogesi Ahli Sosial Ekonomi

Tenaga Pendukung:
Surveyor (3 Orang)
Juru Ukur ( 3 Orang)
Drafter/CAD Operator (2 Orang)
Operator Komputer (1 Orang) Ket Garis Komando

Garis Koordinasi

Bagian B - PENDEKATAN DAN METODOLOGI| 57


Dokumen
PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM DRAINASE KAWASAN PENANGANAN KHUSUS
Penawaran
ENDEMIK SCHISTOMIASIS KABUPATEN POSO
Teknis

B.3 JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN


Sesuai dengan KAK, seluruh pekerjaan akan diselesaikan dalam waktu 6 (enam)
bulan kalender sejak ditandatangai SPMK dan Kontrak Kerja. Dengan demikian
diperlukan jadwal pelaksanaan pekerjaan yang baik untuk dapat menyelesaikan
pekerjaan.
Mengacu pada tujuan dan ruang lingkup pekerjaan, maka tahapan pelaksanaan
pekerjaan yang akan dilakukan meliputi :
1. Tahap Persiapan
2. Kajian Awal
3. Survey dan Pengumpulan Data
4. Kompilasi data dan Analisa
5. Penyusunan Master Plan Drainase Kota
6. Penyusunan Detailed Engineering Design.
Sistematika jadwal pelaksanaan pekerjaan meliputi:

Tabel berikut memperlihatkan jadwal pelaksanaan pekerjaan Penyusunan


Rencana Induk Sistem Drainase Kawasan Penanganan Khusus Endemik
Schistomiasis Kabupaten Poso.

Bagian B - PENDEKATAN DAN METODOLOGI| 58


Dokumen
PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM DRAINASE KAWASAN PENANGANAN KHUSUS
Penawaran
ENDEMIK SCHISTOMIASIS KABUPATEN POSO
Teknis

Tabel B. 2 Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan Penyusunan Rencana Induk Sistem Drainase Kawasan Penanganan Khusus
Endemik Schistomiasis Kabupaten Poso
JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN
NO. URAIAN KEGIATAN BULAN 1 BULAN 2 BULAN 3 BULAN 4 BULAN 5 BULAN 6
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 PERSIAPAN
Mobilisasi Tim Konsultan
Diskusi dengan Penyedia Jasa
Penyusunan Rencana Kerja dan Jadwal Pelaksanaan
Pengumpulan Data Sekunder dan Studi Terdahulu yang ada
Studi literatur data dan informasi awal
Persiapan survay lapangan
LAPORAN PENDAHULUAN DAN DISKUSI
2 KAJIAN AWAL
Kajian kepustakaan/literatur terkiat dengan kabupaten poso
Kajian kepustakaan/literatur terkiat dengan sistem drainase di kabupaten poso
Kajian kepustakaan/literatur terkiat dengan peraturan perundang di bidang drainase

3 SURVAY DAN PENGUMPULAN DATA


A. PENGUMPULAN DATA PRIMER
a. Mobilisasi dan survay lapangan
b. Survay topografi
c. Survay penyelidikan tanah (jika perlu)
d. Survay pengukuran profil saluran
e. Survay daerah genangan
f. Survay quary
g. Survay pengumpulan data lapangan sistem drainase
B PENGUMPULAN DATA SEKUNDER
a. Pengumpulan data Curah hujan, data klimatologi
b. Pengumpulan data/ buku RTRW, RDTR dan Rencana Pengembangan wilayah lainnya
c. Pengumpulan data/buku Perencanaan System Drainase yang pernah dilaksanakan
d. Pengumpulan data/ Kebijakan PLP dan Khususnya Sektor Drainase
e. Pengumpulan data/ informasi Permasalahan-Permasalahan Drainase yang Dihadapi
f. Pengumpulan data sosial dan kependudukan
g. Pengumpulan data peta
4 KOMPILASI DATA DAN ANALISA
Pengolahan data daerah genangan
Pengolahan data survay topografi
Pengolahan data survay mekanika tanah (jika dibutuhkan )
Analisa hidrologi
Analisa hidrolika
Analisa topografi
Evaluasi data karakteristik daerah perencanaan
Analisa dan evaluasi terhadap permasalahan sistem drainase eksisting
Analisa dimensi saluran altenatif pemecahan permasalahan banjir dan genangan
LAPORAN PERTENGAHAN DAN DISKUSI
5 PENYUSUNAN RENCANA INDUK DRAINASE
Penyusunan konsep drainase makro pengembangan atau sitem alternative drainase
Rekomendasi program pengembangan berdasarkan pemilihan alternatif dan skala prioritas
Rencana pemecahan masalah
Rencana master plan drainase (termasuk peta-peta dan gambar-gambar rencana)
Rencana program drainase jangka pendek, jangka mengah dan jangka panjang
Rencana pengelolaan drainase
Biaya operasianal dan pemeliharaan
KONSEP LAPORAN AKHIR DAN DISKUSI
6 PEKERJAAN DETAILED ENGINEERING DESIGN
Analisa pemilihan jenis konstruksi
Perencanaan Detail Engineering Design (DED)
Gambaran Desain Bagian B - PENDEKATAN DAN METODOLOGI| 59
Pentahapan Paket Pekerjaan
Rencana Anggaran Biaya
Penyusunan Rencana Kerja & Syarat-syarat
Miniatur disain maket
Soft copy (untuk seluruh laporan dan, data, dokumentasi)
LAPORAN AKHIR DAN DISKUSI
Dokumen
PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM DRAINASE KAWASAN PENANGANAN KHUSUS
Penawaran
ENDEMIK SCHISTOMIASIS KABUPATEN POSO
Teknis

B.4 KOMPOSISI TIM DAN PENUGASAN


Pelaksanaan pekerjaan Penyusunan Rencana Induk Sistem Drainase Kawasan
Penanganan Khusus Endemik Schistomiasis Kabupaten Poso ini dapat berhasil
dengan baik jika pihak pelaksana pekerjaan mampu menyediakan beberapa
tenaga profesional di bidang/disiplin ilmu yang dibutuhkan untuk tujuan pekerjaan
tersebut. Tenaga-tenaga ahli ini bekerjasama dalam satu tim kerja (team work)
terdiri atas beberapa tenaga ahli (profesional staff) dan tenaga-tenaga pendukung
lainnya (supporting staff). Untuk membantu kelancaran tugas, jika diperlukan
maka pihak konsultan dapat melengkapi tenaga pendukung lainnya dalam jumlah
yang sesuai. Tim kerja tersebut berbentuk suatu organisasi kerja yang diharapkan
dapat memberikan wadah kegiatan dengan hasil yang efektif, efisien, dan optimal.
Pekerjaan Penyusunan Rencana Induk Sistem Drainase Kawasan Penanganan Khusus
Endemik Schistomiasis Kabupaten Poso , dibutuhkan tenaga sebanyak 15 orang yang
ahli di bidangnya dengan rincian sebanyak 6 (enam) orang yang terdiri dari 1
(satu) team leader dan 5 (lima) anggota tim; 9 orang tenaga penunjang, meliputi :
1. Ahli Teknik lingkungan (sebagai Team Leader/Ketua Tim)
Sebagai Team Leader/Ketua Tim disyaratkan seorang Sarjana Teknik
Strata 1 (S-1) atau jurusan Teknik Lingkungan lulusan Universitas
Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang telah
diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi
luar negeri yang telah diakreditasi yang berpengalaman
melaksanakan pekerjaan MP drainase, atau sejenisnya dengan
pengalaman profesional minimal 5 (lima) tahun untuk S-1. Lebih
diutamakan mempunyai sertifikat keahlian Lingkungan dan yang telah
mempunyai pengalaman sebagai ketua tim.
Sebagai ketua tim, tugas utamanya adalah memimpin dan
mengkoordinir seluruh kegiatan anggota tim kerja dalam pelaksanaan
sampai dengan pekerjaan dinyatakan selesai.

2. Ahli Teknik Sanitasi dan Limbah


Sebagai Tenaga Ahli disyaratkan seorang Sarjana Strata Satu (S-1)
Jurusan Teknik Penyehatan/Teknik Lingkungan lulusan
Universitas/Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta yang
telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi
luar negeri yang telah diakreditasi yang berpengalaman melaksanakan
pekerjaan MP drainase dan Limbah atau sejenisnya dengan pengalaman 5
tahun. Diutamakan mempunyai sertifikat keahlian bidang lingkungan.

Bagian B - PENDEKATAN DAN METODOLOGI| 60


Dokumen
PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM DRAINASE KAWASAN PENANGANAN KHUSUS
Penawaran
ENDEMIK SCHISTOMIASIS KABUPATEN POSO
Teknis

3. Ahli Teknik Sipil


Sebagai Tenaga Ahli disyaratkan seorang Sarjana Teknik Strata Satu (S-1)
jurusan Teknik Sipil lulusan Universitas/Perguruan Tinggi Negeri atau
Perguruan Tinggi Swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian
negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi yang
berpengalaman melaksanakan pekerjaan MP drainase dan Limbah atau
sejenisnya dengan pengalaman 5 tahun. Diutamakan mempunyai sertifikat
keahlian bidang sarana dan prasarana.

4. Ahli PWK
Sebagai Tenaga Ahli disyaratkan seorang Sarjana Strata Satu (S-1)
jurusan teknik planologi lulusan Universitas/Perguruan Tinggi Negeri atau
Perguruan Tinggi Swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian
negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi yang
berpengalaman melaksanakan pekerjaan RTR Kawasan Strategis, MP
drainase atau sejenisnya dengan pengalaman 5 tahun. Diutamakan
mempunyai sertifikat keahlian bidang Perencanaan wilayah dan Kota.

5. Ahli Geodesi
Sebagai Tenaga Ahli disyaratkan seorang Sarjana Strata Satu (S-1)
Jurusan Teknik Geodesi lulusan Universitas/Perguruan Tinggi Negeri atau
Perguruan Tinggi Swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian
negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi yang
berpengalaman melaksanakan pekerjaan MP drainase dan Limbah atau
sejenisnya dengan pengalaman 5 tahun.

6. Ahli Sosial Ekonomi


Sebagai Tenaga Ahli disyaratkan seorang Sarjana Teknik Strata Satu (S-1)
jurusan Sosial/Ekonomi lulusan Universitas/Perguruan Tinggi Negeri atau
Perguruan Tinggi Swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian
negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi yang
berpengalaman melaksanakan MP drainase dan Limbah atau sejenisnya
dengan pengalaman 5 tahun.

Bagian B - PENDEKATAN DAN METODOLOGI| 61


Dokumen
PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM DRAINASE KAWASAN PENANGANAN KHUSUS
Penawaran
ENDEMIK SCHISTOMIASIS KABUPATEN POSO
Teknis

7. Tenaga Penunjang
Untuk memperlancar dan menunjang pekerjaan baik untuk pekerjaan
lapangan maupun pekerjaan yang dilakukan pada kantor/studio dibutuhkan
beberapa orang tenaga pendukung antara lain;
a) 3 orang Surveyor
Dengan kualifikasi pendidikan minimal Sarjana Muda (D-3) Teknik Sipil
dari Universitas / Perguruan Tinggi Negeri atau Swasta dan memiliki
pengalaman profesional dibidang suvey.
b) 2 orang CAD operator/Drafter
Dengan kualifikasi pendidikan minimal Sarjana Muda (D-3) Teknik
Arsitektur dari Universitas / Perguruan Tinggi Negeri atau Swasta dan
memiliki pengalaman profesional dibidang komputer dan desain
komputer.
c) 1 orang operator Komputer
Dengan kualifikasi pendidikan minimal STM/SLTA. dan memiliki
pengalaman profesional dibidang komputer.
d) 3 orang Juru Ukur
Dengan kualifikasi pendidikan minimal Sarjana Muda (D-3) Teknik Sipil dari
Universitas / Perguruan Tinggi Negeri atau Swasta dan memiliki pengalaman
profesional dibidang pengukuran.

Bagian B - PENDEKATAN DAN METODOLOGI| 62


Dokumen
PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM DRAINASE KAWASAN PENANGANAN KHUSUS
Penawaran
ENDEMIK SCHISTOMIASIS KABUPATEN POSO
Teknis

Tabel B.3 Uraian Pekerjaan Tenaga Ahli untuk Penyusunan Rencana Induk Sistem Drainase Kawasan Penanganan Khusus
Endemik Schistomiasis Kabupaten Poso
Tenaga Ahli Lingkup Jumlah
Nama Personil Perusahaan Posisi Diusulkan Uraian Pekerjaan (Tugas & Tanggung Jawab)
Lokal/Asing Keahlian Orang Bulan
A. TENAGA AHLI
1. Ir. Muhammad Ramadhan PT Aria Ripta Lokal Ahli Teknik Ahli Teknik  Koordinasi dan menjaga hubungan baik dengan pemberi 6
Sarana lingkungan lingkungan (Ketua pekerjaan dan instansi terkait selama pelayanan jasa
Tim) konsultasi.
 Mengkoordinasi, mengontrol dan memberikan pengarahan
kepada seluruh aktivitas team konsultan dalam pelaksanaan
pekerjaan.
 Membuat rencana dan Organisasi kerja untuk pelaksanaan
survey, identifikasi dan Inventarisasi data teknis dari instansi
terkait.
 Bertanggung jawab penuh atas laporan-laporan dan surat
menyurat seperti tercantum dalam KAK.
 Membuat perbaikan dan analisa menyeluruh terhadap hasil
pekerjaan yang dibuat setiap anggota team konsultan.
 Bertanggung jawab atas penyelesaian semua laporan.
 Mengevaluasi kemajuan pekerjaan dan menyelesaikan
permasalahan.
 Memimpin tim dalam pembahasan materi laporan-laporan
hasil pekerjaan.
 Bertanggung jawab atas mutu produk akhir dan seluruh
laporan.
2. Ir. Sudigyo PT Aria Ripta Lokal Ahli Teknik Ahli Sanitasi dan  Melakukan kajian dan memberikan masukan kondisi Sanitasi 6
Sarana Sanitasi dan limbah Lingkungan wilayah perencanaan, termasuk prasarana
Limbah Wilayah
 mengidentifikasi kebutuhan prasarana untuk menunjang
pemanfaatan ruang di wilayah perencanaan
 Menganalisis dan memberikan masukan tentang konsep dan
kebutuhan pengembangan Drainase Makro

Bagian B - PENDEKATAN DAN METODOLOGI| 63


Dokumen
PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM DRAINASE KAWASAN PENANGANAN KHUSUS
Penawaran
ENDEMIK SCHISTOMIASIS KABUPATEN POSO
Teknis

Tenaga Ahli Lingkup Jumlah


Nama Personil Perusahaan Posisi Diusulkan Uraian Pekerjaan (Tugas & Tanggung Jawab)
Lokal/Asing Keahlian Orang Bulan
3. Ir. Budi Santoso PT Aria Ripta Lokal Ahli Teknik Ahli Sipil  Melakukan kajian dan memberikan masukan kondisi 6
Sarana Sipil infrastruktur wilayah perencanaan, termasuk prasarana dan
Sarana Wilayah
 mengidentifikasi kebutuhan prasarana dan sarana untuk
menunjang pemanfaatan ruang di wilayah perencanaan
 Menganalisis dan memberikan masukan tentang konsep dan
kebutuhan pengembangan prasarana dan sarana
 Memberikan masukan rencana manajemen prasarana dan
sarana kota yang diperlukan untuk menunjang pemanfaatan
ruang yang berkelanjutan.
4. Ipung Yanuasmara, ST PT Aria Ripta Lokal Ahli Teknik Asisten Ahli  Merumuskan kajian isu strategis wilayah perencanaan 3
Sarana Planologi Perencanan  Melakukan identifikasi dan kajian potensi masalah
Wilayah & Kota pengembangan wilayah
 Melakukan analisis kebijakan tata ruang terkait, analisis
konstelasi regional, analisis daya dukung dan daya tampung,
analisis struktur dan pola ruang, serta analisis lainnya terkait
perencanaan wilayah
5. Nendi Subakti, ST PT Aria Ripta Lokal Ahli Teknik Ahli Deodesi  Menyiapkan peta-peta kondisi wilayah perencanaan sesuai 6
Sarana Geodesi dengan kebutuhan
 Menyiapkan Pengukuran dan analisis wilayah perencanaan
dalam berbagai tematik
 Menyiapkan peta-peta sesuai ketentuan pemetaan BIG (PP
Tk Ketelitian Peta Renc Tata Ruang)
6. Agus Salim, SE PT Aria Ripta Lokal Ahli Ekonomi Ahli Sosial/Ekonomi  Melakukan kajian dan memberikan masukan potensi Sosial 3
Sarana Wilayah ekonomi di wilayah perencanaan.
 Melakukan kajian dan memberikan masukan terkait
pengembangan potensi Sosial ekonomi di wilayah perencanaan
B TENAGA PENDUKUNG
7. Andry Novriandy, ST PT Aria Ripta Lokal Surveyor Surveyor  Melakukan Survey Topografi Lapangan
4
Sarana  Melakukan Survey Daerah Genangan
8. Lelly Ponsedo, ST PT Aria Ripta Lokal Surveyor Surveyor  Melakukan Survey Topografi Lapangan
4
Sarana  Melakukan Survey Daerah Genangan
9. Sri Wahyuni Putri Kalluku, ST PT Aria Ripta Lokal Surveyor Surveyor  Melakukan Survey Topografi Lapangan
4
Sarana  Melakukan Survey Daerah Genangan
10. Ahmad Gani, BE PT Aria Ripta Lokal Juru Ukur Juru Ukur  Membantu secara teknis bidang pengukuran
4
Sarana
11. Maulana Yusuf, A.Md PT Aria Ripta Lokal Jutu Ukur Jutu Ukur  Membantu secara teknis bidang pengukuran
4
Sarana

Bagian B - PENDEKATAN DAN METODOLOGI| 64


Dokumen
PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM DRAINASE KAWASAN PENANGANAN KHUSUS
Penawaran
ENDEMIK SCHISTOMIASIS KABUPATEN POSO
Teknis

Tenaga Ahli Lingkup Jumlah


Nama Personil Perusahaan Posisi Diusulkan Uraian Pekerjaan (Tugas & Tanggung Jawab)
Lokal/Asing Keahlian Orang Bulan
12. Anton Pramudianto, AMd PT Aria Ripta Lokal Juru Ukur Juru Ukur  Membantu secara teknis bidang pengukuran
4
Sarana
13. Muhammad Radinal Pascari, PT Aria Ripta Lokal Drafter Drafter  Membantu secara teknis bidang komputer dan desain komputer
3
S.Si Sarana
14. Rona Mentari Kusumah Hati, PT Aria Ripta Lokal Drafter Drafter  Membantu secara teknis bidang komputer dan desain komputer
3
S.Si Sarana
15. Any Panca Karyani, A.Md PT Aria Ripta Lokal Operator Operator Komputer  Membantu secara teknis proses entry data hasil survey 6
Sarana Komputer  Membantu hal-hal yang berkaitan dengan teknis pengoperasian
komputer

Bagian B - PENDEKATAN DAN METODOLOGI| 65


Dokumen
PENYUSUNAN RENCANA INDUK SISTEM DRAINASE KAWASAN PENANGANAN KHUSUS
Penawaran
ENDEMIK SCHISTOMIASIS KABUPATEN POSO
Teknis

B.5 JADWAL PENUGASAN TENAGA AHLI


Pada tabel berikut dapat dilihat jadwal penugasan personil atau tenaga ahli yang
terlibat dalam Kegiatan Penyusunan Rencana Induk Sistem Drainase Kawasan
Penanganan Khusus Endemik Schistomiasis Kabupaten Poso.

Tabel B.4 Jadwal Penugasan Personil Kegiatan Penyusunan Rencana Induk


Sistem Drainase Kawasan Penanganan Khusus Endemik Schistomiasis
Kabupaten Poso
Bulan Orang
No Nama Personil Posisi dalam Tim
1 2 3 4 5 6 Bulan
A. Tenaga Ahli
1. Ir. Muhammad Ramadhan Ahli Lingkungan (Team Leader) 6
2. Ir. Sudigyo Ahli Teknik Sanitasi dan Limbah 6
3. Ir. Budi Santoso Ahli Teknik Sipil 6
4. Ipung Yanuasmara, ST Ahli Perencanaan Wilayah Kota 3
5. Nendi Subakti, ST Ahli Geodesi 6
6. Agus Salim, SE Ahli Sosial Ekonomi 3
Jumlah 30
B.Tenaga Pendukung
1. Andry Novriandy, ST Surveyor 4
2. Lelly Ponsedo, ST Surveyor 4
3. Sri Wahyuni Putri Kalluku, ST Surveyor 4
4. Ahmad Gani, BE Juru Ukur 4
5. Maulana Yusuf, A.Md Jutu Ukur 4
6. Anton Pramudianto, AMd Juru Ukur 4
7. Muhammad Radinal Pascari, Drafter
3
S.Si
8. Rona Mentari Kusumah Hati, Drafter
3
S.Si
9. Any Panca Karyani, A.Md Operator Komputer 6
Jumlah 36

Bagian B - PENDEKATAN DAN METODOLOGI| 66

Das könnte Ihnen auch gefallen