Sie sind auf Seite 1von 12

JURNAL HUTAN LESTARI (2017)

Vol. 5 (2) : 425 - 436

STUDI TUMBUHAN OBAT PADA ETNIS DAYAK DI DESA GERANTUNG


KECAMATAN MONTERADO KABUPATEN BENGKAYANG

(Study Of Medical Plant Of Dayak Etnic In the Gerantung Village of Monterado Subdistrict,
Bengkayang Regency)

Deny Gunadi, H. A. Oramahi, Gusti Eva Tavita.


Fakultas Kehutanan Universitas Tanjungpura Jalan Imam Bonjol Pontianak 78124
E-mail: Denygunadi@ymail.com
ABSTRACT
This research was carried out in the Gerantung Village of Monterado Subdistrict, Bengkayang
Regency. The effective research period was held for two (2) weeks in the field using interviews
with EMIC approach and snowball sampling technique. The purpose of this research is to
reveal the type of medicinal plants and their use and to reveal the medicinal plant parts used
and the way of preparing the medicine by people around Gerantung Village, as well as to reveal
the type of diseases that can be treated using the medicinal plant. The research found 51 species
of medicinal plants belonging to 36 families that all used by the community, where processing is
still traditional, based on habit and experience only. Based on the growth rate, it turned out that
trees were most widely used with percentage of 37.25% or as many as 19 species. Based on the
part of the plant used, the leaf was the most widely used with a percentage of 54.90% or as
many as 28 species. Based on way of processing, the most widely used was by boiling with a
percentage of 52.94% or as many as 27 species. Based on the used the most widely used was by
consuming with a percentage of 45.10% or as many as 23 species. And based on diseases
treatment, the most widely used was for the treatment of internal diseases with as many as 32
species.
Keywords: Bengkayang, District Menterado, Medical Plant, Study.

PENDAHULUAN Tumbuhan obat adalah tumbuhan


Kalimantan Barat sangat terkenal yang dapat dipergunakan sebagai obat,
dengan hutan tropika basahnya yang baik yang sengaja ditanam maupun
menyimpan berbagai jenis spesies tumbuh secara liar. Tumbuhan tersebut
tumbuh-tumbuhan yang sering dimanfaatkan oleh masyarakat untuk
digunakan oleh masyarakat secara diramu dan disajikan sebagai obat guna
tradisional. Salah satunya dimanfaatkan penyembuhan penyakit. Tumbuhan obat
sebagai sumber obat-obatan. Jenis adalah satu diantara bahan utama
tumbuh-tumbuhan yang digunakan oleh produk-produk jamu. Bahan tersebut
masyarakat sangat beragam, seperti berasal dari tumbuhan yang masih
tanaman lapisan bawah, liana, terna, sederhana, murni, belum tercampur atau
perdu dan berbagai jenis pohon lainya belum diolah (Kartasapoetra, 1994).
dan bagian tumbuhan yang sering Obat tradisional sebagai obat-obatan
dimanfaatkan adalah akar, kulit, kayu, yang diolah secara tradisional, turun
daun, bunga dan biji (Yusro, 2010). temurun berdasarkan resep nenek
moyang, adat-istiadat, kepercayaan dan

425
JURNAL HUTAN LESTARI (2017)
Vol. 5 (2) : 425 - 436

kebiasaan setempat, baik bersifat magis terhadap tumbuhan obat itu sendiri (
(spontan, kebetulan) maupun Hamzari, 2008). Oleh karena itu, perlu
pengetahuan tradisional. adanya identifikasi jenis-jenis tumbuhan
Usaha untuk penyebarluasan obat yang sering dimanfaatkan oleh
pemanfaatan berbagai tumbuhan obat masyarakat Desa Gerantung,
sangat perlu untuk dikembangkan, Kecamatan Monterado, Kabupaten
karena tumbuhan obat yang sangat Bengkayang, selain berfungsi untuk
beraneka ragam jenis, habitus dan mendekatkan masyarakat kepada
kegunaanya memberikan pengaruh pemanfaatan tumbuhan obat, juga
besar bagi pembangunan dan berfungsi sebagai sarana untuk
pengembangan hutan. Berbagai mengikut sertakan masyarakat di dalam
keuntungan dapat diperoleh dari upaya pelestarian sumber daya alam
pemanfaatan tumbuhan obat seperti khususnya sumber daya alam non kayu.
pendapatan, kesejahteraan, konservasi Untuk mengetahui jumlah dan jenis-
berbagai sumber daya dan penyerapan jenis tumbuhan obat yang sering
tenaga kerja (Hamzari, 2008 ). Menurut digunakan oleh masyarakat, maka perlu
Rosita dkk, (1993) masyarakat sangat dilakukan penelitian tentang Studi
menyadari arti pentingnya kesehatan Tumbuhan Obat Pada Etnis Dayak di
bagi mereka, sehingga kebutuhan akan Desa Gerantung Kecamatan Monterado
pelayanan kesehatan semakin Kabupaten Bengkayang. Tujuan dari
meningkat. Akan tetapi keterisolasian penelitian ini adalah (1) untuk
dan rendahnya pendapatan mereka mengetahui jenis tumbuhan dan
membuat masyarakat tidak mampu pemanfaatannya (2) untuk mengetahui
untuk mendapatkan pengobatan yang bagian tumbuhan obat yang digunakan
layak, untuk itu pengetahuan mengenai dan cara meramunya oleh masyarakat
penggunaan dan pemanfaatan tumbuhan disekitar Desa Gerantung (3) untuk
obat sangatlah penting. mengetahui jenis-jenis penyakit yang
Masyarakat Desa Gerantung bisa diatasi dengan menggunakan
khususnya suku Dayak yang mendiami tumbuhan obat tersebut.
desa tersebut masih memanfaatkan METODELOGI PENELITIAN
tumbuhan yang ada sebagai bahan baku Penelitian ini dilaksanakan di Desa
obat-obatan. Pengetahuan tentang Gerantung Kecamatan Monterado
pengobatan secara tradisional dengan Kabupaten Bengkayang. Waktu
memanfaatkan tumbuh-tumbuhan Penelitian ini ± selama 2 (dua) minggu
diperoleh secara turun temurun dari efektif di lapangan. Adapun objek yang
nenek moyang mereka (Damianus dkk, digunakan dalam penelitian ini adalah
2013). Pengenalan terhadap berbagai battra (dukun kampong) dan tumbuhan
jenis tumbuhan obat adalah hal yang obat. Untuk mengindentifikasi jenis
dapat dilakukan sebelum kita tumbuhan obat dalam penelitian ini
melakukan penyebarluasan pemanfaatan menggunakan Buku Tumbuhan Obat

426
JURNAL HUTAN LESTARI (2017)
Vol. 5 (2) : 425 - 436

dan Khasiatnya seri 1-3, Buku Atlas pengetahuan luas mengenai nama lokal
Tumbuhan Obat Indonesia jilid 1- 5, tumbuhan obat dan manfaat atau
bahan pembuatan herbarium, serta GPS kegunaan dari tumbuhan obat tersebut
(Global Positioning System) untuk serta memiliki intensitas tinggi dalam
menentukan titik lokasi penelitian. pemanfaatan tumbuhan obat.
Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah mengumpulkan HASIL DAN PEMBAHASAN
data dengan cara wawancara melalui Berdasarkan hasil wawancara
pendekatan emik atau cara pandang dari dengan masyarakat khususnya battra di
sisi masyarakat untuk mengumpulkan Desa Gerantung Kecamatan Monterado
seluruh informasi mengenai tumbuhan Kabupaten Bengkayang, ditemukan
obat dan obat tradisional oleh sudut sebanyak 51 jenis tumbuhan obat dari
pandang battra tanpa intervensi apapun 36 famili. Tumbuhan tersebut sering
(Ristoja, 2012). Dalam penelitian ini dimanfaatkan oleh dukun kampung dan
wawancara dilakukan dengan teknik dukun beranak sebagai obat, yang
terstruktur dan bebas. Dalam dimana pengolahannya masih secara
wawancara terstruktur sudah ada tradisional yaitu hanya berdasarkan
konsep-konsep yang akan digali dan kebiasaan dan pengalaman.
perjanjian langkah-langkah wawancara Tumbuhan obat tersebut di
selanjutnya dengan informan. manfaatkan oleh battra / masyarakat
Wawancara bebas merupakan sebagai obat tradisional yang
wawancara tidak terstruktur dimulai merupakan alternatife dan langkah awal
sesuai situasi (Ristoja, 2012). Penentuan dalam penanganan suatu penyakit. Dari
responden dilakukan dengan teknik hasil wawancara dengan masyarakat
snowball sampling yaitu menentukan khususnya battra di desa gerantung
responden kunci (battra) untuk kecamatan monterado kabupaten
kemudian menentukan responden lain bengkayang. Masyarakat pada
yang juga mengetahui pemanfaatan umumnya mengambil langsung
tumbuhan obat berdasarkan informasi tanaman obat tersebut dari hutan,
dari responden sebelumnya. Responden pekarangan rumah, ladang dan ada pula
kunci adalah orang yang memiliki yang sudah dibudidayakan.

Tabel 1. Daftar Tumbuhan Obat Berdasarkan Bagian yang Digunakan, Cara


Pengolahan, Cara Penggunaan dan Khasiatnya. (The List Of Medicinal
Plants Used By Part, Processing Methods, Method Of Use And Usefulness)
No Nama daerah Bagian yang digunakan Cara pengolahan Cara penggunaan Kasiat
1 Ahiok/ jahe Rimpang Direbus Diminum Penghangat
Tubuh
2 Akayar Daun Direbus Diminum Obat Meriang
3 Akar Kuning Akar Langsung Diminum Obat Sariawan
4 Akar letop Daun Direbus Dimakan Sesak Nafas
5 Amang Akar Direbus Diminum Kaki Bengkak

427
JURNAL HUTAN LESTARI (2017)
Vol. 5 (2) : 425 - 436

6 Amiding Daun Langsung Dimakan Obat Kurang


Darah
7 Angkok/ Rimpang Ditumbuk Ditempel Obat Panu
Lengkuas
8 Arok / ara Daun Langsung Dimakan Obat Mencret
9 Asam kandis Buah Dikunyah Dimakan Obat bisul dan
luka
10 Bamboo Pucuk / Tunas Direbus Diminum Sakit Kuning
kuning
11 Bandotan Daun dan Batang Direbus Diminum Malaria
/Influenza
12 Garinang Buah Dikunyah Dimakan Darah tinggi
13 Brotowali Batang Direbus Diminum Demam
14 Daun Daun Ditumbuk Ditempel Luka
cengkodok
15 Daun katuk Daun Ditumbuk Ditempel Memperbanyak
asi
16 Daun kayu Daun Ditumbuk Ditempel Sakit perut
putih
17 Daun Daun Ditumbuk Ditempel Sakit Perut
18 manggala Daun Direbus Diminum Panas Dalam
Daun salam dan Sariawan
19 Daun Mint Daun Langsung Dimakan Ngeroyan
20 Dunan/papaya Daun Direbus Dimakan Demam /
Malaria
21 Duriot Daun Ditumbuk Ditempel Susah BAB
22 Hanjuang Daun Direbus Dioles Obat Sembelit
23 Jambu batu Daun Direbus Diminum Sakit Perut
24 Jarak merah Akar Direbus Diminum Obat Sakit
Pinggang
25 Jarikng/ Daun Direbus Dimandikan Gatal-gatal
jengkol
26 Kakayar Akar Direbus Diminum Obat Kangker
27 Kaladi Getah Langsung Dioles Sengatan / Bisa
28 Kalapa Buah Langsung Dimandikan Biduran /
Penawar racun
29 Kinai / langsat Kulit Batang Direbus Diminum Cacingan
30 Kumis kucing Daun Direbus Diminum Malaria
31 Kunyit Rimpang Ditumbuk Ditempel Demam Panas
32 Lada/ sahang Daun dan Batang Direbus Diminum Demam
33 Mahkota Daun dan Buah Direbus Diminum Batuk
dewa
34 Manggis Kulit batang Direbus Diminum Kejengkolan
35 Medang / Daun Ditumbuk Ditempel Penyakit kulit
madok
36 Mingkudu Buah Langsung Dimakan Darah Tinggi
37 Nangka Daun Direbus Diminum Darah Tinggi /
balanda susah kencing
38 Paku uban Daun dan Getah Ditumbuk Ditempel Penghilang
bekas luka
39 Pulaiek Getah Langsung Ditempel Sakit Gigi
40 Rumput malu Akar Direbus Diminum Kencing Manis

428
JURNAL HUTAN LESTARI (2017)
Vol. 5 (2) : 425 - 436

41 Rasam Daun Ditumbuk Ditempel Luka Lecet


42 Rumput sepit Selurh bagian Direbus Diminum Kangker
udang Payudara
43 Sambung Daun Ditumbuk Ditempel Bisul
Nyawo
44 Serei Daun Direbus Diminum Maag
45 Simpur Daun Muda Direbus Dimakan Batuk / berak
darah
46 Sirih Daun Langsung Ditempel Mimisan
Tarungk
47 Akar Direbus Diminum Sakit Pinggng
sipanuk
48 Ubah / tuba Akar Direbus Diminum Sakit Pinggang
49 Patah tulang Getah Langsung Ditempel Sakit Gigi
Rumput
50 Akar Direbus Diminum Kencing Kuning
padang
Menghilangkan
51 Pandan Daun Ditumbuk Dioles
Ketombe
Sumber : Hasil Analisis Data, 2015

Pemanfaatan tumbuhan obat Menispermaceae, Myrtaceae, Araceae,


berdasarkan famili Piperaceae, dan Poaceae masing-masing 4
Berdasarkan hasil dari penelitian di spesies, dan famili lainya terdapat 1-3
lapangan jenis tumbuhan yang paling spesies. Persentase tumbuhan obat
banyak digunakan masyarakat di Desa berdasarkan famili dapat dilihat pada
Gerantung adalah berasal dari famili Gambar 1.
Zingiberaceae, Euphorbiaceae,

429
JURNAL HUTAN LESTARI (2017)
Vol. 5 (2) : 425 - 436

Pandanaceae 1,96%
Solanaceae 1,96%
Dilleniaceae 1,96%
Portulacaceae 1,96%
Gleicheniaceae 1,96%
Apocynaceae 1,96%
Dryopteridaceae 1,96 %
Annonaceae 1,96%
Rubiaceae 1,96%
Lauraceae 1,96%
Thymelaeaceae 1,96%
Piperaceae 3,92%
Lamiaceae 1,96%
Meliaceae
1,96%
Araceae
1,96%
Polypodiceae
1,96%
Famili

Fabaceae 3,92%
Asparagaceae 1,96%
Malvaceae 1,96%
Caricaseae 1,96%
Lamiaceae
1,96%
Myrtaceae 7,84%
Euphorbiaceae 7,84%
Melastomataceae 1,96%
Oxalidaceae 1,96%
Asteraceae 3,92%
Areaceae 1,96%
Poaceae 5,88%
Clusiaceae 3,92%
Moraceae 1,96%
Blechnaceae 1,96%
Cyperaceae 1,96%
passifloraceae 1,96%
Menispermaceae 3,92%
Aspleniaceae 1,96%
Zingiberaceae 5,88%

0 1 1 2 2 3 3 4 4 5

Persentase %

Gambar 1. Persentase Tumbuhan Obat Berdasarkan Kelompok Famili(Percentage of


Medicinal Plant Based Group Family)

430
JURNAL HUTAN LESTARI (2017)
Vol. 5 (2) : 425 - 436

Pemanfaatan Tumbuhan Obat Berdasarkan Habitus


Berdasarkan tingkat habitusnya, yang paling sedikit berasal dari tingkat
habitus yang paling banyak ditemukan semak yaitu 1 spesies.
yaitu, pohon sebanyak 19 spesies dan
40 37,25
29,41
Persentase %

30
21,57
20
9,80
10
1,96
0
herba semak liana perdu pohon
Habitus

Gambar 2. Persentase Pemanfaatan Tumbuhan Obat Berdasarkan Tingkat Habitus (The


Percentage Utilization Of Medicinal Plants By Habitus)
Hal ini dikarenakan banyak bagian Bagian tumbuhan yang digunakan
pohon yang dapat dimanfaatkan berupa akar, batang, buah, bunga, daun,
terutama kulit, getah, bunga, akar, getah, tunas, rimpang dan seluruh
batang, buah dan daun. Sedangkan bagian. Bagian tumbuhan yang paling
tingkat habitus terkecil adalah semak banyak digunakan adalah bagian daun
dengan oresentase 1,96 persen. sebanyak 28 spesies dengan persentase
54,90. Bagian tumbuhan yang
Pemanfaatan Tumbuhan Obat
digunakan dapat dilihat pada Gambar 3.
Berdasarkan Bagian Yang
Digunakan

60 54,90
50
persentas

40
30
20 15,69
e%

10 5,88 1,96 5,88 7,84 3,92


1,96 1,96
0
Akar Tunas Rimpang Batang Daun Seluruh Getah Buah Kulit
bagian batang
Bagian yang digunakan

Gambar 3. Persentase Pemanfaatan Tumbuhan Obat Berdasarkan Bagian yang


Digunakan (The Percentage Utilization Of Medicinal Bye The Part Used)

431
JURNAL HUTAN LESTARI (2017)
Vol. 5 (2) : 425 - 436

Hal ini sesuai dengan penelitian Berdasarkan cara pengolahan


Maryadi (2012) dan Setiawan (2005) tumbuhan obat, terdapat 7 cara
bahwa bagian yang paling banyak pengolahan yaitu dibakar, dikunyah,
dimanfaatkan masyarakat adalah bagian diparut, direbus, ditumbuk, ditempel
daun, sedangkan yang paling sedikit di dan langsung dimakan tanpa diolah.
gunakan bagian bunga, batang, ranting Dari ketujuh cara tersebut ternyata
dan seluruh bagian yaitu masing-masing pengolahan dengan cara direbus lebih
1-3 spesies. Sedangkan bagian banyak digunakan masyarakat yaitu 27
tumbuhan yang paling sedikit spesies, sedangkan yang paling sedikit
digunakan adalah tunas dan batang adalah pengolahan dengan cara dan
dengan persentase 1,96 persen. dikunyah yaitu 2 spesies. Persentase
spesies berdasarkan cara pengolahanya
Pemanfaatan Tumbuhan Obat dapat dilihat pada Gambar 4.
Berdasarkan Cara Pengolahan

60
52,94
50
40
Persentase %

30
23,53
19,61
20
10
3,92
0
Ditumbuk Direbus Langsung Dikunyah
Cara Pengolahan

Gambar 4. Persentase Pemanfaatan Tumbuhan Obat Berdasarkan Cara Pengolahan.


(The Percentace Utilization Of Medicinal Plants By Means Of
Processing)
pengolahan dengan cara di kunyah
Cara pengolahan tumbuhan obat
adalah yang terkecil yaitu dengan
yang paling banyak digunakan oleh
persentase 3,92 persen.
masyarakat tersebut dengan cara direbus
karena proses direbus dapat mengangkat Pemanfaatan Tumbuhan Obat
zat yang terkandug pada tumbuhan dan Berdasarkan Cara Penggunanya
mempunyai reaksi yang begitu cepat Berdasarkan penggunaanya
bila diminum dibandingkan dengan cara pemanfaatan tumbuhan obat dapat
dibakar dan dikunyah, temple maupun dilakukan dengan enam cara yaitu
maupun yang lainya. Pemanfaatan penggunaan dengan cara dibalur,
tumbuhan obat berdasarkan cara diminum, dioles, ditempel, ditetes, dan

432
JURNAL HUTAN LESTARI (2017)
Vol. 5 (2) : 425 - 436

dimakan. Untuk lebih jelasnya penggunan dapat dilihat pada Gambar 5.


persentase spesies berdasarkan cara

50 45

40
27
30
18
20
persentase %

10 6 4
0
Diminum Dimakan Ditempel Dioles dimandikan

Cara Penggunaan

Gambar 5. Persentase Pemanfaatan Tumbuhan Obat Berdasarkan Cara Penggunaan


(The Percentage Utilization Of Medicinal Plant By Way Of Use)

Penggunaan dengan cara diminum dikarenakan masyarakat setempat sering


ternyata lebih banyak dimanfaatkan menderita penyakit demam, kanker dan
masyarakat yaitu sebanyak 23 spesies, tumor sedangkan penyakit luar seperti
dan yang paling sedikit adalah dengan luka, sakit gigi, dan sakit mata. Untuk
cara dioles yaitu hanya 3 spesies. Hal lebih jelasnya persentase spesies
ini dikarenakan masyarakat setempat berdasarkan kegunaannya untuk
meyakini bahwa dengan cara diminum mengobati penyakit dapat dilihat pada
akan lebih cepat reaksinya Gambar 6.
dibandingkan dengan cara dibalur, Beberapa literatur yang dijadikan
semple maupun yang lainnya. panduan untuk identifikasi, terdapat
Pemanfaatan tumbuhan obat dengan banyak tumbuhan yang ada disekitar
cara dimandikan adalah penggunaan Desa Gerantung yang bisa dijadikan
yang terkecil dengan persentase 4%. obat, namun masyarakat yang
Pemanfaatan Tumbuhan Obat mempunyai pengetahuan tentang
Berdasarkan Kegunaannya Untuk tumbuhan obat hanya memanfaatkan 51
Mengobati Penyakit jenis tumbuhan dalam 36 famili.
Berdasarkan penggunaannya, Menurut Efrimila et al (2014) terdapat
tumbuhan obat lebih banyak digunakan 48 jenis tumbuhan yang termasuk
masyarakat untuk mengobati penyakit kedalam 34 jenis famili yang digunakan
dalam, yaitu 32 spesies, sedangkan untuk mengobati penyakit di Desa Bani
untuk mengobati penyakit luar lebih Amas Kecamatan Bemgkayang.
sedikit yaitu 19 spesies. Hal ini Menurut Roemantyo dan Aliadi (1994),

433
JURNAL HUTAN LESTARI (2017)
Vol. 5 (2) : 425 - 436

ada tiga kelompok masyarakat yang skala keluarga, dan yang ketiga yaitu
dibedakan berdasarkan intensitas kelompok industriawan obat tradisional.
pemanfaatan tumbuhan obat yaitu Masyarakat disekitar lokasi penelitian
pertama kelompok masyarakat asli yang ini termasuk dalam kelompok kedua
hanya menggunakan pengobatan yaitu masyarakat yang menggunakan
tradisional. Kelompok kedua adalah pengobatan tradisional dalam skala
kelompok masyarakat yang keluarga.
menggunakan tumbuhan obat dalam

40 37,25
35
Persentase %

30
25
19
20
15
10
5
0
Luar Dalam

Mengobati Penyakit

Gambar 6. Persentase Pemanfaatan Tumbuhan Obat Berdasarkan Kegunaannya untuk


Mengobati Penyakit (The Percentage Utilization Of Medicinal Plants
Based On Their Usefulness For Treat The Diseases)

Penggunaan tumbuhan obat secara pemanfaatannya ditemukan sebanyak 51


tradisional ini banyak dimanfaatkan spesies tumbuhan obat yang tergolong
masyarakat karena mudah dalam 36 famili yang dimanfaatkan oleh
mendapatkannya, masyarakat juga tidak masyarakat, dan disajikan dengan
perlu mengeluarkan biaya yang besar bila persentase sebagai berikut :
dibandingkan dengan obat-obatan modern 1. Berdasarkan habitusnya, ternyata
dan disamping itu juga penggunaan tingkat pohon yang lebih banyak
tumbuhan obat ini tidak memiliki efek dimanfaatkan yaitu sebanyak 19 spesies
samping bila dibandingkan dengan obat- (37,25%).
obatan modern. Hal ini sesuai dengan yang 2. Berdasarkan jenis ramuan tunggal yaitu
dikemukakan Almida et al (2015) bahwa sebanyak 51 spesies (100%).
penggunaan tumbuhan obat tradisional ini 3. Berdasarkan bagian yang digunakan,
tidak memiliki efek samping. bagian daun yang paling banyak di
Kesimpulan gunakan dengan jumlah 28 spesies
Hasil penelitian di Desa Gerantung (54.90 %).
Kecamatan Monterado Kabupaten
Bengkayang terhadap jenis tumbuhan dan

434
JURNAL HUTAN LESTARI (2017)
Vol. 5 (2) : 425 - 436

4. Berdasarkan cara pengolahan, ternyata Perlu adanya penelitian lebih lanjut


dengan cara direbus yang paling untuk mencari tumbuhan obat baru dengan
banyak yaitu 27 spesies (52.94 %), cara pengolahan yang praktis, sehingga
5. Berdasarkan cara penggunaanya, obat herbal tetap menjadi pilihan utama
ternyata yang paling banyak digunakan masyarakat dalam mengobati penyakitnya.
adalah diminum yaitu sebanyak 23
DAFTAR PUSTAKA
spesies (45.10 %), Almida S. Riza Linda dan Irwan Lovadi.
6. Berdasarkan kegunaan obat untuk 2015. Pemanfaatan Tumbuhan Obat
mengobati suatu penyakit ternyata Pada Masyarakat Suku Dayak
pengobatan untuk penyakit dalam yaitu Jangkang Tanjung Di Desa Ribau
sebanyak 32 spesies (37.25 %),
Kecamatan Kapuas Kabupaten
7. Asam kandis (Garcinia celebica) Sanggau. [Jurnal Protobion]. Vol. 4
berdasarkan kegunaan obat dapat (2) : 1-8 (diakses tanggal 21 oktober
mengobati lebih dari dua penyakit yaitu 2015).
obat bisul, obat luka dan obat sariawan.
Kebanyakan pasien atau pengguna di Damianus M. Riza Linda & Irwan Lovadi.
atas umur 40 tahun lebih banyak 2013. Tumbuhan Berkhasiat Obat
menggunakan tumbuhan obat yang ada Suku Dayak Seberuang Di Kawasan
di sekitar pekarangan rumah dan kebun. Hutan Desa Ensabang Kecamatan
Saran Sepauk Kabupaten Sintang. [jurnal
Melihat dari kebiasaan masyarakat, protobion]. Vol 2 (3): 122 –
maka perlu adanya perlindungan terhadap 128.(diakses tanggal 8 september
tumbuhan obat serta pembinaan secara 2014).
terpadu dengan penyuluhan yang Efremila, Evy Wardenaar dan Lolyta
berkelanjutan agar masyarakat dapat Sisillia. 2015. Studi Etnobotani
mengetahui dan memahami akan Tumbuhan Obat Oleh Etnis Suku
pentingnya pelestarian tumbuhan obat. Dayak Di Desa Kayu Tanam
Sebaiknya masyarakat Desa Kecamatan Mandor Kabupaten
Gerantung Kecamatan Monterado Landak [Jurnal Hutan Lestari] Vol.
Kabupaten Bengkayang perlu 3 (2) : 234 – 246 ( diakses tanggal 4
membudidayakan tumbuhan obat terutama juni 2015 ).
di pekarangan rumah atau kebun agar
Hamzari. 2008. Identifikasi Tanaman
mudah memperolehnya.
Obat-obatan Yang Di Manfaatkan
Untuk tetap terpeliharanya
Oleh Masyarakat Sekitar Hutan
pengetahuan tentang pemanfaatan
Tabo-tabo, 159,
tumbuhan obat perlu adanya dokumentasi
http://jurnal,unhas,ac,id (diakses
secara tertulis dan sebaiknya dapat
tanggal 8 september 2014 ).
diturunkan kepada generasi yang lebih
muda agar jenis tumbuhan obat tetap
terpelihara.

435
JURNAL HUTAN LESTARI (2017)
Vol. 5 (2) : 425 - 436

Kartasapoetra. G. 1994. Budidaya Berbasis Komunitas. Pedoman


Tanaman Berkhasiat Obat. Jakareta: Pengumpulan Data dan Pengisian
Rineka Cipta. Instrumen. Jakarta: Kementrian
Kesehatan RI.
Maryadi, 2012. Studi Etnobotani
Tumbuhan Obat Di Desa Seriang Roemantyo, HS dan A. Aliadi, 1994.
Kecamatan Bedau Kabupaten Kaitan Pengobatan Tradisional
Kapuas Hulu. Skripsi Fakultas dengan pelestarian Pemanfaatan
Kehutanan. Universitas Keanekaragaman Tumbuhan Obat,
Tanjungpura. Pontianak. Fakultas Kehutanan Institut
Pertanian Bogor dan Lembaga Alam
Nasruddin, M. 2005. Inventarisasi
Tropika Indonesia, Bogor.
Berpotensi Sebagai Obat di Lahan
Tumpangsari, Desa Blaru, Rosita SMD, Rostiana O dan Wahid P,
Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri. 1993. Tanaman Obat Keluarga,
Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Bogor : Balai Penelitian Tanaman
Jurusan Bioloi-Fakultas Saintek- Obat Rempah ( BALITRO ).
UIN Malang. Yusro Fathul, 2010. Rendaman Ekstrak
Riset Tumbuhan Obat dan Jamu Etanol Dan Uji Fitokimia Tiga Jenis
Tradisonal, 2012. Eksplorasi Tumbuhan Obat Kalimantan Barat,
Pengatahuan Lokal Etnomedisin 29, http://jurnal,untan,ac,id (diakses
dan Tumbuhan Obat di Indonesia tanggal 8 september 2014)

436

Das könnte Ihnen auch gefallen