Sie sind auf Seite 1von 3

PEMBENTUKAN PERSEKUTUAN FIRMA

1.1 Definisi dan Sifat-Sifat Persekutuan


Persekutuan firma adalah perserikatan yang diadakan untuk menjalankan suatu perusahaan
dengan memakai nama bersama. Karena firma merupakan bagian dari perkumpulan maka
memiliki unsur sebagai berikut :
1. Kepentingan bersama
2. Kehendak bersama
3. Tujuan bersama
4. Kerja sama
Sedangkan unsur yang dimiliki karena firma merupakan bagian dari perikatan perdata, yaitu :
1. Perjanjian timbal balik
2. Inbreng
3. Pembagian keuntungan
Di samping itu, pada persekutuan dengan firma memiliki corak khusus dibandingkan
persekutuan perdata (sehingga disebut persekutuan perdata khusus). Kekhususannya terletak
pada tiga unsur mutlak sebagai tambahan persekutuan perdata, yaitu :
1. Menjalankan perusahaan
2. Dengan nama bersama atau firma
3. Tanggung jawab sekutu bersifat pribadi untuk keseluruhan

https://books.google.co.id/books?id=pQP2rauL0HMC&pg=PR4&dq=sifat+persekutuan+
firma&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwjii4WessbdAhWKvY8KHYIaBFwQ6AEINjAC#v=
onepage&q=firma&f=false
1.2 Investasi Awal dalam Persekutuan

1.3 Tambahan Investasi dan Pengambilan


1.4 Kegiatan Usaha Persekutuan
1.5 Perjanjian Pembagian Laba dan Rugi
Prinsipnya adalah keuntungan harus dibagi namun jika rugi tidak harus dibagi. Kemungkinan
pembagian keuntungan :
1. Diperjanjikan di antara mereka
Ayat 1 :Cara pembagian keuntungan dan kerugian oleh sekutu sebaiknya diatur
dalam perjanjian pendirian persekutuan.
2. Bila tidak diperjanjikan
Ayat 1: Pembagian berdasarkan perimbangan pemasukan secara adil dan seimbang
Ayat 2: Bagian sekutu yang memasukkan berupa tenaga kerja hanya dipersamakan
dengan sekutu yang memasukkan uang atau benda terkecil/paling sedikit.
Dengan batasan :
a. Ayat 1 : dengan ketentuan tidak boleh memberikan seluruh keuntungan hanya kepada
salah seorang sekutu saja.
Ayat 2 : Boleh diperjanjikan jika seluruh kerugian hanya ditanggun oleh salah satu
sekutu saja.
b. Penetapan pembagian keuntungan oleh pihak ketiga tidak diperbolehkan.

///
Laba (rugi) bersih firma dapat dibagi rata di antara sesama anggota sekutu, kecuali kalau
kesepakatannya mengatakan lain. Banyak firma yang pada akhirnya bubar oleh karena tidak
tercapainya suatu kesepakatan yang adil mengenai bagaimana laba (rugi) bersih
didistribusikan ke masing-masing anggota sekutu. Dalam praktik, pada umumnya laba (rugi)
bersih firma akan dibagi berdasarkan pada besar kecilnya jumlah modal atau kepemilikan
dari masing-masing anggota sekutu dalam firma. Di sisi lain, laba (rugi) bersih juga dapat
dibagi dengan mempertimbangkan besar kecilnya kontribusi jasa yang diberikan oleh anggota
sekutu bagi perusahaan.
Metode atau dasar perhitungan pembagian laba (rugi) bersih firma haruslah dinyatakan secara
tertulis dalam sebuah kontrak atau perjanjian yang ditandatangani (disahkan) oleh seluruh
anggota sekutu. Secara umum, metode pembagian laba (rugi) bersih firma dapat dibedakan
menjadi:
1. Berdasarkan rasio tetap (fixed ratio), yang dapat dinyatakan baik dalam bentuk
perbandingan, presentase, ataupun bagian.
2. Berdasarkan rasio tertentu, bisa atas saldo modal dari masing-masing anggota sekutu
pada awal periode, atau saldo modal rata-rata sepanjang periode.
3. Berdasarkan gaji anggota sekutu, dan sisanya akan dibagi sesuai rasio tetap.
4. Berdasarkan bunga (hasil investasi) atas saldo modal masing-masing anggota sekutu,
dan sisanya akan dibagi sesuai rasio tetap.
5. Berdasarkan gaji anggota sekutu, bunga (hasil investasi) atas saldo modal masing-
masing anggota sekutu, dan sisanya akan dibagi sesuai rasio tetap.
https://books.google.co.id/books?id=xwovDwAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=fir
ma&hl=id&sa=X&ved=0ahUKEwiNr_fQucbdAhUMr48KHQ0IAIsQ6AEIKzAA#v=
onepage&q=kegiatan%20usaha&f=false

Das könnte Ihnen auch gefallen