Sie sind auf Seite 1von 10

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/268288850

PERUBAHAN LAJU KOROSI AKIBAT TEGANGAN DALAM DENGAN METODE C-


RING

Article

CITATION READS

1 2,096

1 author:

Toto Rusianto
Institut Sains & Teknologi AKPRINDYogyakarta
6 PUBLICATIONS   13 CITATIONS   

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Toto Rusianto on 01 April 2015.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 2 No. 1 Agustus 2009

PERUBAHAN LAJU KOROSI AKIBAT TEGANGAN DALAM


DENGAN METODE C-RING

Toto Rusianto1
1
Jurusan Teknik Mesin, Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta

Masuk: 19 April 2009 , revisi masuk: 29 Juni 2009, diterima: 3 Juli 2009

ABCTRACT
Stress Corrosion Craking (SCC) generally attack to metals (steel) under internal
stress. Fastener could arised internal stress to material that fastened, such as plat or
other material. The experiment to observed SCC could used C-Ring method as standard
ASTM G38-01(2007). Fastener and base material that made C-ring corroded in sea wa-
ter with various stresses that was arrised by fastener. The result of research showed that
hardness of spesimen (fastener and C-ring) was increase with increase in stress, the
hardness indicated there were internal stress in spesimen. Corrosion rate for spesimen
was increase with increase in stress, the higher corrosion rate at spesimen of C-ring for
arrised stress 256 kg was 24,20 MPY. and lower arrised stress 69 kg was 19,14 MPY.
The spesimen of fastener for arrised stress 256 kg was 7,97 MPY. and lower arrised
stress 69 kg was 6,89 MPY. Duration experiment time were 9 day.

Keywords: Internal Stress, C-ring, Corrosion, Fastener, Corrosion Rate.

INTISARI
Korosi retak tegang (SCC/ Stress Corrosion Craking) pada umumnya menyerang
logam baja yang mengalami tegangan dalam. Tegangan dalam dapat diakibatkan ada-
nya beban luar yang harus ditahan oleh material tersebut. Baut dapat terjadi tegangan
dalam akibat pengencangan/pengikatan dari material yang diikat. Pengujian korosi retak
tegang dapat dilakukan menggunakan metode C-Ring dengan standad ASTM G38-
01(2007) dengan media korosi air laut. Hasil penelitian menunjukan bahwa kekerasan
baut dan C-ring meningkat dengan meningkatnya beban. Adanya perubahan kekerasan
menunjukan adanya tegangan dalam pada spesimen. Laju korosi yang terjadi meningkat
dengan meningkatnya pembebanan, korosi pada C–ring terbesar terjadi pada beban 256
kg sebesar 24,20 mpy dan terendah pada beban 69 kg yaitu 19,14 mpy. Sedang pada
baut laju korosi terbesar pada beban 256 kg sebesar 7,97 mpy dan terendah pada beban
69 kg dengan laju korosi 6,89 mpy.

Kata Kunci: Tegangan dalam, Cincin-C, Korosi, Baut pengikat, Laju Korosi.

PENDAHULUAN rosi. Korosi memberikan permasalahan


Penggunaan logam banyak digu- yang harus dihadapi yang tak kenal hen-
nakan dalam praktek sehari-hari mulai ti. Akibat korosi dapat memberikan keru-
dari peralatan rumah tangga, konstruksi, gian yang cukup besar baik dari segi
kerangka mobil, hingga alat-alat kesehat- waktu pemakaian, pemeliharaan, perba-
an yang digunakan manusia. Namun lo- ikan serta penggantian bagian-bagian
gam juga masih menghadapi permasa- yang rusak. Oleh karena itu perlu adanya
lahan dalam penggunaannya yaitu koro- perhatian khusus untuk meminimalkan
si. Serangan korosi umumnya berbeda- terjadinya korosi.
beda dan dalam kasus tertentu sangat Korosi dapat menyerang pada lo-
berbahaya. Dalam perencanaan suatu gam baik yang mengalami pembebanan
konstruksi, perancang sering melupakan maupun tidak. Pengaruh beban khusus-
aspek-aspek korosi sehingga hasil dari nya pada logam yang mengalami tegang-
perancangan tidak dapat berfungsi seca- an akan sangat berpengaruh terhadap
ra maksimal akibat konstruksinya terko- ketahanan laju korosi. Korosi ini umum-
1
totorusianto@yahoo.com
134
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 2 No. 1 Agustus 2009

nya disebut peretakan korosi-tegangan. dengan lingkungan (Threthwey, 1991).


Peretakan korosi-tegangan merupakan Penurunan mutu logam tidak hanya me-
kombinasi adanya tegangan tarik pada libatkan reaksi kimia namun juga reaksi
logam dan adanya lingkungan yang koro- elektroki-mia, yakni antara bahan terjadi
sif, dimana kondisi ini merupakan salah perpindahan elektron. Karena elektron
satu dari penyebab utama kegagalan adalah partikel yang bermuatan negatif,
material. Tegangan yang terjadi pada su- maka pengangkutannya menimbulkan
atu logam umumnya berasal dari fabri- arus listrik sehingga reaksi demikian di-
kasi atau yang merupakan sisa hasil pe- pengaruhi oleh potensial listrik. Sedang-
ngerjaan dan dapat juga terjadi pada sa- kan lingkungan adalah sebutan paling
at logam sedang dalam pemakaian atau mudah untuk memaksudkan semua un-
penggunaan. Dengan latar belakang ini sur disekitar logam terkorosi pada saat
pula maka diadakan penelitian laju korosi reaksi berlangsung.
untuk mengetahui bagaimana pengaruh Jenis korosi dibedakan menjadi
tegangan dalam yang bervariasi pada pi- beberapa bentuk, hal ini digunakan seba-
pa dan baut yang dicelup ke dalam larut- gai dasar untuk mengklarifikasi dari koro-
an korosif dalam hal ini menggunakan air si sehingga kita dapat mengurangi atau
laut. mengantisipasi serangan korosi. Berda-
Tujuan dilakukannya penelitian sarkan hal ini korosi dapat diklarifikasikan
adalah untuk memahami dan mengetahui menjadi beberapa bentuk diantaranya :
bagaimana pengaruh tegangan dalam Korosi Merata (Uniform Attack). Korosi
yang dibedakan pada variasi beban ter- Logam Tak Sejenis (Galvanic Corrosion)
hadap laju korosi pada pipa dan baut ter- Korosi Erosi (Erosion Corrosion). Korosi
hadap lingkungan yang korosif. Sumuran (Pitting Corrosion).Korosi Batas
Untuk mendapatkan sebuah ana- Butir (Intergranular Corrosion). Korosi
lisa yang terfokus dan memudahkan da- Selektif (Selective Leaching). Korosi Ce-
lam penyelesaian masalah khususnya lah (Crevice Corrosion). Peretakan Koro-
korosi sebagai pengaruh dari tegangan si Tegangan (Stress Corrosion Cracking)
terhadap ketahanan korosi dari material Peretakan korosi tegangan ada-
tersebut, permasalahan dibatasi pada: lah korosi pada logam yang terjadi kare-
(1) baut sebagai elemen mesin dalam na adanya gabungan antara tegangan
penggunaan mengalami tegangan dalam tarik dan lingkungan yang korosif. Sela-
karena faktor pengencangan, untuk me- ma terjadi peretakan korosi tegangan, lo-
ngikat komponen/elemen mesin lainnya, gam seperti tidak mengalami korosi pada
(2) elemen mesin (steel pipe) yang diikat semua permukaanya, padahal di sepan-
oleh baut juga mengalami tegangan aki- jang permukaan tersebut terjadi retakan-
bat tekanan dari baut tersebut, akibat in- retakan.
teraksi tersebut akan menimbulkan te- Bentuk peretakan korosi tegang-
gangan dalam (internal stress), (3) ada- an memperlihatkan suatu perpatahan ra-
nya internal stress dalam menyebabkan puh karena retak bercabang merambat
timbulnya korosi akibat tegangan yaitu melalui beberapa batas butir. Proses ter-
dikenal dengan Stress Corrosion Crack- jadinya peretakan umumnya tagak lurus
ing, (4) untuk melakukan pengujian aki- dari tekanan yang terjadi dan bentuk pe-
bat tegangan, tersebut dilakukan uji koro- retakan dapat bercabang dan tidak ber-
si dengan variabel yang berpengaruh a- cabang. Bentuk peretakan yang terjadi
dalah tegangan, (5) bentuk spesimen un- tergantung pada komposisi logam dan
tuk uji tersebut menggunakan standar A- kondisi lingkungan.
STM G38, menggunakan spesimen C- Faktor yang mempengaruhi pe-
ring Stress Corrosion Test, (6) kondisi retakan korosi tegangan :
lingkungan korosi adalah air laut (in-situ), Faktor tekanan: ada beberapa perkiraan
(7) pengamatan korosi melalui penghi- mengenai tekanan minimum yang guna-
tungan dengan metode weigth loss, (8) kan untuk mencegah kerusakan/keropos.
durasi pengamatan dan pengambilan da- Tekanan minimum ini tergantung pada
ta setiap 3 hari. Korosi adalah penurunan suhu, komposisi campuran logam, dan
mutu logam akibat reaksi elektrokimia lingkungan. Kriteria tegangan sangat se-

135
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 2 No. 1 Agustus 2009

derhana yakni logam yang dapat dire- Penghilangan salah satu dari keempat
gangkan. Tekanan dapat disebabkan o- komponen akan menghentikan reaksi
leh: penggunaan, residu, panas, penge- korosi.
lasan.
Faktor lingkungan: keretakan
karena tekanan sangat dikenal dalam
berbagai media yang mengandung air,
tetapi terjadi juga pada cairan tertentu,
larutan garam dan cairan inorganik yang
tidak mengandung air. Lingkungan yang
menyebabkan kerusakan karena teka-
nan korosi pada berbagai macam cam-
puran logam semakin banyak, sehingga
penting untuk mengevaluasi campuran
logam yang ada bila komposisi ling-
kungan berubah. Kerusakan karena
tekanan korosi dapat dipercepat oleh
peningkatan suhu udara.
Faktor metalurgi: kelemahan Gambar 1. Retakan korosi tegangan
pada peretakan korosi tegangan rata-rata pada stainless steel (Fontana, 1987)
dipengaruhi oleh komposisi zat-zat kimia,
Korosi logam umumnya terjadi
komposisi dan distribusi percepatan.
melalui proses elektrokimia, sehingga
Faktor-faktor ini selanjutnya saling berin-
penting untuk mengetahui dasar dari
teraksi dengan tekanan dan komposisi
reaksi elektrokimia yang terjadi pada pro-
lingkungan yang mempengaruhi waktu
ses korosi. Reaksi anoda, logam
peretakan. Selain itu komposisi pada pa-
mengalami reaksi oksidasi pada proses
duan juga akan mempengaruhi waktu
korosi. Secara u-mum reaksi anodik
peretakan pada logam.
dapat ditulis
Mekanisme peretakan korosi te-
gangan sangat dipengaruhi oleh proses M  M  n  ne
korosi. Sebuah lubang kecil dan takikan banyak elektron yang diambil dari ma-
pada permukaan logam dapat berfungsi sing-masing atom ditentukan oleh valensi
sebagai penyebab tekanan. Konsentrasi logam. Reaksi katoda, banyak terjadi
tekanan pada ujung lubang kecil akan selama proses korosi pada logam.
meningkat dengan seketika sebagai jari- Reaksi umum yang terjadi adalah: (1)
jari dari bentuk yang berkurang. Keretak- pelepasan hidro-gen 2H+ + 2e → H2 (2)
an karena tekanan korosi sering diamati reduksi oksigen dalam larutan asam O2
berdasarkan dari sebuah lubang kecil. Ji- + 4H+ + 4e → 2H2O (3) reduksi oksigen
ka terjadi peretakan, bagian ujung yang dalam larutan netral dan alkali O2 + 2
mempercepat keretakan memiliki jari-jari H2O + 4e → 4 (OH)- dan (4) reduksi Ion
yang kecil dan konsentrasi tekanan yang logam M 3+ + e  M2+
menyertainya adalah besar. Pelepasan hidrogen merupakan
Deformasi plastik dari suatu cam- suatu reaksi katodik yang umum dalam
puran logam dapat terjadi dengan cepat larutan asam dan pada setiap reaksi ter-
pada permukaan sebelum adanya tanda jadi penangkapan elektron.
keretakan, hal ini terjadi karena tingginya Peretakan korosi tegangan ada-
tekanan. lah korosi pada logam yang terjadi kare-
Pada reaksi elektrokimia terjadi na adanya gabungan antara tegangan ta-
reaksi anoda dan katoda dimana kedua rik dan lingkungan yang korosif. Selama
reaksi terjadi secara bersamaan dan terjadi peretakan korosi tegangan, logam
mempunyai hubungan listrik agar terjadi seperti tidak mengalami korosi pada se-
perpindahan elektron. Ada empat kompo- mua permukaanya, padahal di sepanjang
nen dalam proses terjadinya reaksi ko- permukaan tersebut terjadi retakan-retak-
rosi adalah: anoda; katoda; elektrolit; hu- an. Korosi sumuran menjadi pemicu ter-
bungan listrik. bentuknya korosi retak tegang. Bentuk

136
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 2 No. 1 Agustus 2009

retak yang terdapat pada daerah korosi sering diamati berdasarkan dari sebuah
sumuran adalah intergranular bercabang lubang kecil. Jika terjadi peretakan, ba-
yang merupakan hasildari serangan clori- gian ujung yang memprcepat keretakan
da pada baja karbon rendah (Badarud- memiliki jari-jari yang kecil dan konsen-
din, 2005). trasi tekanan yang menyertainya adalah
Baja karbon rentan terhadap pe- besar. Deformasi plastik dari suatu cam-
retakan korosi tegangan yang disebab- puran logam dapat terjadi dengan cepat
kan oleh beberapa perusakan, termasuk pada permukaan sebelum adanya tanda
dalam larutan amoniak encer, karbonat, keretakan, hal ini terjadi karena tingginya
asam sianida, hidroksida, nitrat dan amo- tekanan.
nia anhidro (tidak mengandung air). Pe- Mamlu (2001) menyimpulkan be-
retakan keduanya adalah peretakan in- sarnya beban penekanan pada besi be-
tergranular dan transgranular, pemben- ton sebelum mengalami proses korosi a-
tukannya terjadi dalam nitrat dan hidrok- kan sangat berpengaruh sekali terhadap
sida panas, dan kemudian dalam larutan laju korosi yang terjadi pada besi terse-
asam sianida hangat (ASTM, 2007). but. Bahwa semakin besar penekanan
Batas konsentrasi dan tempera- (pemberian beban) yang diberikan pada
tur untuk kerentanan korosi peretakan te- spesimen maka laju korosi yang terjadi
gangan dari baja karbon dalam soda api akan semakin besar. Menurut Sutopo
(sodium hidroksid) didefinisikan dengan (2001) berdasarkan pengujian tarik dapat
baik. Untuk contoh, peretakan korosi te- diketahui bahwa kuningan yang dikorosi
gangan tidak dianggap menjadi sebuah dengan media korosi air aki maka keku-
permasalahan dibawah suhu 880C dalam atan tariknya akan semakin turun. Kemu-
larutan dietanolamin dan monoetanola- dian pada kuningan yang dikorosi air aki
min encer yang digunakan untuk mem- dan air garam akan bersifat lebih lunak
buang hidrogen sulfida dan karbondiok- dan mudah patah. Dan hasil pengujian
sida keluar dari gas alam dan aliran sin- diketahui bahwa kekuatan terkecil terjadi
tesis gas yang kaya akan hidrogen. Mes- pada media air aki pada durasi 30 hari
kipun demikian, pengalaman baru dalam yaitu 50,72 kg/mm2. sedangkan pada
kilang minyak bumi menyebabkan ada- media air tawar kekuatan tariknya hampir
nya pengakuan umum bahwa proses pe- sama. Sedangkan As’ad (2007) melaku-
retakan korosi tegangan yang bersifat kan perhitungan laju korosi dengan dura-
pelepasan tekanan termal, harus dite- si waktu 0,5 jam, 1 jam, dan 1,5 jam
rapkan pada baja karbon biasa yang di- mendapatkan nilai selisih W (berat yang
gunakan dalam amino encer pada semua hilang) yang semakin naik, ini disebab-
konsentrasi dan temperatur. kan karena semakin lama logam berada
Bentuk peretakan korosi tegang- pada lingkungan korosif maka semakin
an memperlihatkan suatu perpatahan ra- banyak pula logam yang akan terkikis.
puh karena retak bercabang merambat Sedangkan untuk nilai laju korosi (MPY)
melalui beberapa batas butir. Proses ter- yang semakin menurun, penyebab me-
jadinya peretakan umumnya tagak lurus nurunnya nilai laju korosi adalah karena
dari tekanan yang terjadi dan bentuk pe- pertama konsentrasi larutan yang beru-
retakan dapat bercabang dan tidak ber- bah karena proses korosi.
cabang. Bentuk peretakan yang terjadi Nugroho (2005) menghitung laju
tergantung pada komposisi logam dan korosi dengan metode pencelupan yang
kondisi lingkungan. dilakukan dari benda uji didapat nilai seli-
Mekanisme peretakan korosi te- sih dari berat awal dan berat akhir dari ti-
gangan sangat dipengaruhi oleh proses ap-tiap proses korosi. Untuk benda uji
korosi. Sebuah lubang kecil dan takikan dengan suhu pemanasan 4000C durasi
pada permukaan logam dapat berfungsi pencelupan 4 jam didapat laju korosi
sebagai penyebab konsentrasi tekanan. 34,795 mm/tahun, pada benda uji de-
Konsentrasi tekanan pada ujung lubang ngan suhu pemanasan 5000C durasi
kecil akan meningkat dengan seketika pencelupan 4 jam didapat laju korosi
sebagai jari-jari dari bentuk yang berku- 30,667 mm/tahun dan pada benda uji
rang. Keretakan karena tekanan korosi yang sama dengan suhu pemanasan

137
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 2 No. 1 Agustus 2009

6000C durasi pencelupan selama 4 jam bentuk spesimen penelitian seperti pada
didapat laju korosi 35,148 mm/tahun. Gambar 3.

Gambar 3. Benda uji dalam penelitian


korosi adalah baut dan C-ring dari pipa

Dalam penelitian ini benda uji


terlebih dahulu dilakukan proses pembe-
banan, untuk menentukan besarnya nilai
beban yang akan diberikan pada benda
kerja. Adapun besarnya beban yang di-
berikan pada benda uji adalah 69 kg, 136
kg, 196 kg dan 256 kg. Pemberian beban
memberikan efek tegangan dalam pada
spesimen. Hal tersebut dikarenakan ma-
Gambar 2. Diagram alir penelitian terial yang mengalami tegangan dalam
kekerasannya akan meningkat.
Mathari (2005) dengan menggu- Metode pemberian beban pada
nakan metode Tafel, mendapati bahwa spesimen adalah sebelum pemasangan
laju korosi pada baja tahan karat jenit fe- baut, C-ring diberikan beban dengan
rit (logam utama/ base metal) adalah se- menggunakan universal testing machine.
besar 185,515 mpy, laju korosi pada baja Deformasi yang terjadi ditandai dengan
tahan karat jenis austenit (logam utama/ terjadinya jarak celah C-ring yang me-
base metal) adalah 123,142 mpy. Proses ngecil (lihat Gambar 4 tanda X). Besar-
reaksi korosi cepat terjadi pada baja ta- nya nilai X diukur sebagai referensi untuk
han karat jenis ferit, baik itu pengelasan pengecangan C-ring oleh baut, yang me-
similar (baja tahan karat jenis ferit & ferit) rupakan besarnya nilai beban yang dibe-
atau pengelasan dissimilar (baja tahan rikan.
karat jenis austenit & ferit).
Agar penelitian dapat terarah,
proses penelitian mengikuti diagram alir
seperti pada Gambar 2.
Metode penelitian antara lain
benda uji yang digunakan dalam peneliti-
an korosi adalah baut dan C-ring dari pi-
pa. Bentuk dari spesimen menggunakan
standar ASTM G38-01(2007) Standard
Practice for Making and Using C-Ring
Stress-Corrosion Test Specimens. Fung-
si cincin C merupakan sebuah pegas di-
mana memberikan tegangan pada baut.
Atau sebaliknya baut yang dikencangkan Gambar 4. Metode pembebanan pada
akan memberikan tegangan pada C ring, benda uji bentuk C-ring

138
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 2 No. 1 Agustus 2009

pada benda uji dengan beban 256 kg yai-


Benda uji dilakukan pengujian tu 49,6  3,46 % HRC.
kekerasan hal ini dilakukan untuk mem-
bandingkan kekerasan benda uji yang 50
satu dengan yang lain. Uji kekerasan 49.5
bertujuan untuk menunjukan adanya
49
indikasi tegangan dalam yang terjadi pa-

K ek era sa n (H R C )
da kontruksi. 48.5
Waktu yang digunakan dalam 48
percobaan korosi dilakukan selama 3 ha-
47.5
ri, 6 hari dan 9 hari. Lama waktu penguji-
an ini dimaksudkan agar proses pengu- 47
rangan berat (weight loss) yang terjadi 46.5
pada benda uji dapat diamati secara cer-
46
mat, sehingga akan mudah dalam meng- 0 50 100 150 200 250 300
hitung laju korosi.
Beban (kg)
Media korosi yang digunakan da-
lam pengujian ini adalah air laut. Proses Gambar 5. pengaruh beban terhadap
pengujian menggunakan metode pence- kekerasan pada C ring.
lupan dimana seluruh benda uji tercelup
kedalam media korosi. Media korosi dia- Sedangkan untuk kekerasan te-
sumsikan stabil dan pengaruh udara ter- rendah terdapat pada benda uji yang me-
hadap wadah pengujian yang terbuka di- ngalami pembebanan 69 kg yaitu 46,2 
anggap dalam kesetimbangan. 1,58 % HRC. Sedangkan pada Baut ke-
Metode uji korosi dengan meng- kerasan rata-rata tertinggi terjadi pada
hitung selisih berat antara sebelum dan benda uji dengan beban 256 kg yaitu43,8
sesudah dikorosikan. Untuk mengetahui  2,10 % HRC.
laju korosi dapat diperoleh dengan meng-
44
gunakan persamaan berikut ini (Fontana,
1987). 43.5

534W ……………………… (1)


MPY  43
DAT
Kekerasan (HRC)

42.5

42
PEMBAHASAN
Pengujian kekerasan pada ben- 41.5

da uji menggunakan alat uji kekerasan 41


Rockwell dengan menggunakan pembe-
40.5
banan atau penggunaan beban 150 Kg,
dan penetrator yang digunakan adalah 40

diamond cone. Tujuan pengujian keke- 39.5


rasan adalah untuk mengetahui penga- 0 50 100 150 200 250 300

ruh beban terhadap terjadi tegangan da- Beban (kg)


lam yang terjadi pada baut. Berikut Gam-
bar 5 dan 6 grafik hasil pengujian keke- Gambar 6. pengaruh beban terhadap
rasan pada C ring dan Baut. kekerasan pada baut.
Dari hasil pengujian kekerasan
yang dilakukan pada benda uji didapat- Sedangkan untuk kekerasan te-
kan nilai kekerasan yang berbeda-beda. rendah terdapat pada benda uji yang
Besarnya pembebanan yang dikenakan mengalami pembebanan 69 kg yaitu 39,9
mempengaruhi nilai kekerasan dimana  4,72 % HRC
semakin besar beban yang dikenakan Bahan yang mengalami pembe-
pada benda uji nilai kekerasan yang ter- banan pada umumnya terjadi peningkat-
jadi cenderung semakin besar. Untuk C- an tegangan dalam yang dikenal dengan
ring kekerasan rata-rata tertinggi terjadi strain hardening. Terjadinya strain har-
dening juga sangat dipengaruhi oleh se-

139
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 2 No. 1 Agustus 2009

berapa besar beban luar yang dikenakan Korosi adalah penurunan mutu
pada bahan tersebut. Beban khususnya logam akibat reaksi elektrokimia dengan
beban tarik yang dikenakan pada bahan lingkungan (Threthwey and Chamberlain,
maka bahan akan mengalami reaksi ter- 1991, hal : 25). Penurunan mutu logam
hadap beban tersebut dengan mengala- tidak hanya melibatkan reaksi kimia na-
mi deformasi dalam hal ini mengalami re- mun juga reaksi elektrokimia, yakni an-
gangan/strain. Selama regangan masih tara bahan terjadi perpindahan elektron.
dalam batas kemampuan bahan untuk
menahan, maka energi dari luar tersebut 30
Laju Korosi pada Baut

yang berupa beban tarik, akan digunakan


oleh bahan untuk mengalami peregang- 25
an. Akibatnya energi dalam bahan akan
meningkat. Atau hal ini dikenal dengan 20

Laju korosi (MPY)


terjadinya internal stress/tegangan da-
lam. Semakin besar tegangan dalam ter- 15

jadi dapat menyebabkan kerusakan/per-


patahan pada bahan, jika tegangan ter- 10

sebut melebihi dari kemampuan dari ke-


kuatan bahan itu sendiri. 5

Pengaruh pembebanan pada ba-


0
han dalam hal ini bahan diberikan te- 0 50 100 150 200 250 300
gangan tarik dan pengukuran internal Beban (kg)
stress diukur dengan tingkat kekerasan durasi 3 hari
dari bahan. Semakin besar tegangan ta- durasi 6 hari
durasi 9 hari
rik yang diberikan makan semakin besar
pula kekerasan yang terjadi pada bahan. Grafik 8. Pengaruh Tegangan Dalam
Hal ini dibuktikan dengan pengujian ke- Terhadap Laju pada Baut
kerasan pada C ring dan Baut yang dibe-
ri beban tarik bervariasi, dimana kekeras- Karena elektron adalah partikel
an meningkat. yang bermuatan negatif, maka pengang-
Untuk mengetahui laju korosi da- kutannya menimbulkan arus listrik se-
pat diperoleh dengan menggunakan per- hingga reaksi demikian dipengaruhi oleh
samaan (1) dan hasil uji korosi dengan potensial listrik. Sedangkan lingkungan
menghitung selisih berat pada durasi merupakan media yang paling mudah
waktu tertentu, memberikan hasil berupa untuk menghantarkan elektron di sekitar
grafik sebagai berikut (Gambar 7 dan 8). logam terkorosi.
Laju Korosi Pada C Ring
Dalam reaksi elektrokimia, reak-
80
si yang menghasilkan elektron disebut
70 reaksi anoda, disebut juga proses oksi-
60
dasi. Sedangkan reaksi yang menangkap
elektron adalah reaksi reduksi dan dise-
but reaksi katoda (Widharto, 1999). Ke-
Laju korosi (MPY)

50

40 dua reaksi ini terjadi di daerah antarmuka


antara bahan padat dan bahan cair. Per-
30
lu disadari bahwa baik reaksi anoda ma-
20 upun katoda bisa berlangsung di permu-
10
kaan logam yang sama.
Reaksi yang terjadi pada proses
0
0 50 100 150 200 250 300
korosi dengan media korosi air garam
durasi 3 hari Beban (kg) adalah sebagai berikut:
durasi 6 hari
durasi 9 hari
Proses ionisasi NaCl  Na+ + Cl-
Oksidasi Fe  Fe2+ + 2e
Fe + Cl-  FeCl2
2+
Gambar 7. Pengaruh Tegangan Dalam
Terhadap Laju Korosi pada C ring
Reduksi O2 + 2H2O + 4e  4(OH)-

140
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 2 No. 1 Agustus 2009

Hasil reaksi: da beban 256 kg yaitu 16,70 MPY dan


Fe2+ + 2OH-  Fe (OH)2 terendah pada beban 69 kg yaitu 15,45
MPY.
Dalam hal ini ferro clorida (FeCl2) Untuk C-ring yang dikorosi de-
merupakan tahap proses korosi yang ter- ngan durasi 6 hari laju korosi tertinggi ter-
jadi didalam proses korosi dengan larut- jadi pada pembebanan 256 kg yaitu
an garam secara kontinue. Jika Cl terba- 37,52 MPY dan terendah pada beban 69
tas Fe masih mengalami oksidasi yang kg yaitu 21,94 MPY. Sedangkan pada
dapat menimbulkan korosi karena masih baut laju korosi tertinggi terjadi pada be-
ada senyawa H2O. ban 256 kg yaitu 10,84 MPY dan te-
Berdasarkan data penelitian ko- rendah pada beban 69 kg yaitu 9,59
rosi yang telah dilakukan pada benda uji MPY. Sementara untuk C-ring yang diko-
terdapat hasil laju korosi yang berbeda- rosi dengan durasi 9 hari laju korosi ter-
beda dari masing-masing benda uji. Be- tinggi terjadi pada pembebanan 256 kg
sarnya beban yang dikenakan pada ben- yaitu 24,20 MPY dan terendah pada be-
da uji memberikan pengaruh terhadap la- ban 69 kg yaitu 19,14 MPY. Sedangkan
ju korosi. Pada benda uji dengan beban pada baut laju korosi tertinggi terjadi pa-
yang semakin besar mengakibatkan ca- da beban 256 kg yaitu 7,97 MPY dan
cat-cacat permukaan yang semakin ba- terendah pada beban 69 kg yaitu 6,89
nyak dimana banyak permukaan yang MPY.
terkelupas dan membentuk suatu lubang-
lubang atau ceruk, lubang pada benda uji KESIMPULAN
ini menyebabkan mempercepat terjadi- Peningkatan pembebanan pada
nya korosi. Korosi ini umumnya yang ter- spesimen C ring dan baut, kekerasannya
jadi adalah korosi merata. Adanya te- makin meningkat. Pengaruhnya terhadap
gangan dalam pada benda uji menye- laju korosi pada C-ring dan baut mening-
babkan timbulnya gradien tegangan pada kat dengan naiknya beban yang diberi-
bagian bebas dan yang mengalami te- kan. Laju korosi benda uji (C-ring) yang
gangan. Sehingga dapat menimbulkan dikorosi dengan durasi 9 hari didapatkan
adanya muatan kutub anoda dan katoda nilai laju korosi tertinggi pada beban 256
sehingga dapat menimbulkan korosi. Ku- kg yaitu sebesar 24,20 MPY dan laju ko-
tub anoda akan timbul pada bagian yang rosi terendah pada beban 69 kg sebesar
mengalami tegangan dalam yang paling 19,14 MPY. Pada baut laju korosi de-
besar, sedang kutub katoda timbul pada ngan durasi 9 hari, tertinggi pada beban
bagian yang mengalami tegangan dalam 256 kg yaitu sebesar 7,97 MPY dan laju
paling rendah. Dengan demikian korosi korosi terendah pada beban 69 kg sebe-
akan timbul pada bagian yang palling kri- sar 6,89 MPY.
tis pada benda uji dimana mengalami te-
gangan dalam terbesar. Pada C-ring te- DAFTAR PUSTAKA
gangan terbesar pada pagian punggung ASTM G38-01(2007) Standard Practice
sedang pada baut pada bagian tengah. for Making and Using C-Ring
Pada benda uji yang dikorosi ba- Stress - Corrosion Test Speci-
ik C-ring maupun pada baut didapatkan mens http://www.imrtest.com.
nilai laju korosi yang semakin tinggi se- As’ad, M.A, 2007, Hot Dipping Plat Baja
iring dengan semakin besar beban pada Pada Al Cair Dengan Variasi
benda uji yang menyebabkan adanya Waktu Terhadap Ketahanan Ko-
cacat-cacat pada permukaan benda uji rosi Lapisan, Skripsi, Teknik Me-
dimana pada bagian yang cacat merupa- sin, Teknologi Industri, Institut
kan bagian yang paling rentan terhadap Sains Dan Teknologi Akprind
serangan korosi. Untuk C-ring yang diko- Yogyakarta.
rosi dengan durasi 3 hari laju korosi ter- Badaruddin, M.S., 2005. Efek Shot Pee-
tinggi terjadi pada pembebanan 256 kg ning Terhadap Korosi Retak Te-
yaitu 73,42 MPY dan terendah pada be- gang (SCC) Baja Karbon Ren-
ban 69 kg yaitu 18,84 MPY. Sedangkan dah dalam Lingkungan Air Laut,
pada baut laju korosi tertinggi terjadi pa- Jurnal Teknik Mesin, Universitas

141
JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: 1979-8415
Vol. 2 No. 1 Agustus 2009

Kristen Petra Vol 7, no.1 April Mengalami Proses Pemanasan,


2005., hal 11–14. Skripsi, Teknik Mesin, Teknologi
Fontana, M.G., 1986, Corrosion Enginee- Industri, Institut Sains Dan Tek-
ing, 3rd edition, McGraw-Hill Book nologi Akprind Yogyakarta.
Company, New York. Sutopo, E, 2001, Pengaruh Media Korosi
Mamlu, MH, 2001, Penelitian Sifat Fisis Pada Kuningan Terhadap Laju
Dan Mekanis Pada Besi Beton Korosi, Kekuatan Tarik, Kekeras-
Yang Mendapat Beban Tekan an Dan Struktur Mikro, Skripsi,
Dan Dikorosi, Skripsi, Teknik Teknik Mesin, Teknologi Industri,
Mesin, Teknologi Industri, Institut Institut Sains Dan Teknologi Ak-
Sains Dan Teknologi Akprind prind Yogyakarta.
Yogyakarta. Trethewey, K.R. and Chamberlain J.,
Mathari, 2005, Laju Korosi Pada Penge- 1991, Korosi Untuk Mahasiswa
lasan Baja Tahan Karat Similar Dan Rekayasawan, Gramedia,
Dan Dissimilar, Skripsi, Teknik Jakarta.
Mesin, Teknologi Industri, Institut Widharto, S., 1999, Karat Dan Pence-
Sains Dan Teknologi Akprind gahannya, Pradnya Paramita,
Yogyakarta. Jakarta
Nugroho, RA, 2005, Korosi Pada Baja
Paduan Cr (Bohler M300) Yang

142

View publication stats

Das könnte Ihnen auch gefallen