Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
BAHAN AJAR
POMPA
DAFTAR ISI
Halaman
a. Definisi .......................................................................................... 4
b. Klasifikasi Pompa ............................................................................ 4
c. Jenis dan Perinsip Kerja ............................................................... 7
RENCANA PEMBELAJARAN
1. Judul : Pompa
5. Kepustakaan :
4
BAB I
PENDAHULUAN
1. Difinisi
Pompa adalah suatu alat/ pesawat yang digunakan untuk memindahkan fluida cair
(liquid) dari suatu tempat yang rendah ke tempat lain yang lebih tingi melalui suatu sistem
perpipaan, atau dari suatu tempat yang bertekanan rendah ke tempat yang bertekanan
tinggi, atau dari satu tempat ke tempat lain yang jauh serta untuk mengatasi tahanan
hidrolisnya.
Prinsip operasinya pompa adalah memberikan perbedaan tekanan antara bagian
suction (hisap) dan bagian discharge (tekan) dengan mentransfer energi mekanis dari
suatu sumber energi luar (motor listrik, motor bensin/diesel ataupun turbin dll.) untuk
dipindahkan ke fluida kerja yang dilayani. Dengan demikian pompa menaikan energi cairan
yang dilayani sehingga cairan tersebut dapat mengalir dari suatu tempat yang bertekanan
rendah ke tempat yang bertekanan tinggi.
Pada suatu industri, pompa merupakan peralatan penunjang yang sangat penting.
Hal ini karena pompa digunakan sebagai peralatan sirkulasi air pendingin, sebagai
penggerak fluida kerja pada sistem hidrolis, sirkulasi minyak pelumas pada mesin, dsb.
Selain itu juga digunakan sebagai suply kebutuhan air bersih, pemadam kebakaran dan
lain-lain.
2. Klasifikasi Pompa
Pompa dapat diklasifikasikan dalam beberapa cara yang berbeda, misalnya
berdasarkan kondisi kerjanya, cairan yang dilayani / dipindahkan, bentuk elemen yang
bergerak, jenis penggeraknya, serta berdasarkan cara mentransfer fluida dari dari pipa
hisap ke pipa tekan. Namun secara general pompa dapat diklasifikasikan sbb :
5
Pompa
Reciprocating
Piston, Plunger
- Simplex
Steam-Double Acting
- Duplex
Power
- Simplex
Single Acting - Duplex
Double Acting - Triplex
- Multiplex
Diaphragm
Rotary
- Vane
- Piston
- Flexible
Single Rotor - Member
- Screw
- Peristaltic
- Gear
- Lobe
Multiple Rotor - Piston
- Circumferential piston
- Screw
Pompa
Centrifugal
Axial Flow
Fixed Pitch
Mixed Flow, Variable Pitch
Radial Flow
Open Impeller
Single
Suction Self Priming
Non Priming Semi Open
Single Stage Impeller
Double
Suction Multistage
Closed Impeller
Peripheral
- Jet (Ejector)
- Gas Lift
Special Effect - Hydraulic Ram
- Electromagnetic
a. Pompa Reciprocating
Adalah pompa yang merubah energi mekanis penggeraknya menjadi energi
aliran fluida yang dilayani dengan menggunakan bagian pompa yang bergerak bolak-
balik di dalam silinder. Bagian atau elemen pompa yang bergerak tersebut bisa disebut
piston ataupun plunger tergantung dari konstruksinya.
Bebarapa contoh pompa reciprocating yang digerakan dengan mesin uap diperlihatkan
pada gambar di bawah 1.5a dan 1.5b.
b. Pompa Rotary
Pompa rotary adalah pompa-pompa positip (positive displacement pumps)
dimana energi ditransmisikan dari motor penggerak ke cairan oleh suatu bagian
(elemen) yang mempunyai gerakan berputar di dalam rumah pompa.
Berdasarkan desainnya, pompa rotary dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1. Screw Pump
2. Gear Pump
3. Lobe Pump
4. Sliding Vane
5. Rotary piston
Pompa – pompa diatas dapat mempunyai dua atau tiga rotor. Pada air tight pump (pompa
kedap udara), ruang suction dan discharge dipisahkan satu sama lain oleh rangkaian air
tight dari pada rotor.
Kelebihan lain dari pompa screw antara lain :
- Efisiensinya totalnya tinggi (70 % – 80%)
- Ukuran pompa relatif kecil, ringan karena rotor dapat bekerja pada putaran tinggi.
- Aliran hampir benar-benar uniform.
- Getarannya relatif kecil
- Kapasitas isapnya baik sekali
- Dapat beroperasi dalam berbagai posisi, horizontal, vertikal, miring dsb.
10
Prinsip kerja pompa lobe adalah : Kedua rotor berputar serempak dengan arah
saling berlawanan di dalam sebuah casing. Sumbu gigi dari rotor selalu membentuk sudut
90o terhadap sumbu gigi rotor yang lain. Jika rotor diputar dalam arah panah, seperti
ditunjukkan pada gambar dibawah, maka fluida yang terkurung antara casing dengan lobe
akan dipindahkan dari sisi inlet menuju outlet.
Pada gambar dibawah diperlihatkan pompa lobe dengan jumlah lobe yang berbeda
g. Pompa Diapraghma
Prinsip kerja pompa ejector adalah kemampuannya merubah energi statis cairan
menjadi energi kinetis atau kebalikannya.
Kondisi vacuum yang terjadi pada ruang inlet pompa jet diperlukan untuk menarik
cairan yang dipompa kedalam ruang inlet tersebut. Kevacuuman dihasilkan oleh aliran
searah dari fluida penggerak (actuating fluid).
b. Pompa Rotodynamic
Pada pompa rotodynamic, perpindahan zat cair dari suatu tempat ke tempat lain
menggunakan suatu sudu atau impeller yang berputar pada porosnya. Partikel fluida yang
berada pada saluran impeller akan digerakan dari sisi masuk (inlet) ke sisi keluar (outlet),
sehingga tekanan pada inlet akan turun dan tekanan pada outlet akan naik. Selama fluida
mengalir dari sisi inlet ke outlet, partikel-partikel fluida dipercepat, sehingga energi
kinetiknya akan naik. Energi kinetik ini selanjutnya berangsur-angsur dirubah menjadi
energi potensial (energi tekan) baik pada rumah keong (volute chamber) atau diffuser ring
pada pompa centrifugal radial ataupun pada stator pada pompa aksial.
Menurut bentuk impeller dan aliran fluida pompa rotodynamic dapat dibedakan menjadi :
Rumah pompa berbentuk volute chamber yang didalamnya berisi impeller. Poros
digerakan oleh motor penggerak dan cairan masuk kedalam impeller melalui inlet. Dari
impeller cairan dialirkan ke discharge melalui saluran berbentuk konis (volute chamber).
16
Fungsi volute ini merubah sebagian energi kinetik menjadi energi potential yang berupa
kenaikan tekanan.
Keterangan Gambar :
1. Penutup hub
2. Impeller
3. Pipa suction
4. Mangkok pelumas
5. Sudu antar
6. Pressure tap
7. Pipa discharge
8. Flens
9. Rumah bantalan
10. Bantalan luncur
11. Pengikat rangka
12. Bantalan luncur
13. Pengikat sudu
14. Pemegang sudu
15. Kopling
4. Tugas:
BAB II
BASIC EQUATION AND PUMP PERFORMANCE
1. Basic equation :
2.1.1 Energy equation for ideal fluid:
A stream of liquid under steady pipe flow conditions possesses definite amounts of
potential and kinetic energy. In the total flow of liquid let us consider a unit volume that mass
1 kg and passes through the cross section I. This volume of liquid, located at a height of z 1
m above the datum, is subjected to a pressure p1 kg per sq m and moves at velocity of V1
m per sec.
The total specific energy of the kilogram of liquid considered at section I, as
expressed by Bernoulli’s equation, will be :
Z1
p v2
H Z kg m / kg (2.1)
γ 2.g
Where:
Z = elevation head, mH2O (meter of water column)
p
= pressure head, mH2O
γ
v2
= velocity head, mH2O
2.g
= . g = specific weigh
g = gravity
20
For perfect fluid under steady flow condition in homogeneous field gravity, total of
potential head, pressure head and velocity head are constant at a stream line. Suggest any
where 2 points (1) and (2) located at a same streamline, Bernoulli equation can write as:
Z2
Z1
2 2
p1 C1 p C
Z1 Z2 2 2 (2.2)
γ 2.g γ 2.g
p1 C12 p2 C22
Z1 Z2 ΣΔH12 (2.3)
γ 2.g γ 2.g
where :
H1-2 = Head losses from point 1 to 2
Persamaan (2.3) menyatakan bahwa perbedaan total head dari tititk (1) ke (2) dalam suatu
garis arus yang sama adalah sama dengan kerugian head yang terjadi dari titik (1) ke titik
(2).
2.2.1. Head
Adalah energi persatuan berat yang dikandung oleh zat cair yang mengalir. Energi
ini berupa energi tekan, energi kinetik dan energi potential. Satuan energi persatuan berat
adalah ekuivalen dengan satuan panjang atau (tinggi).
Gambar 2.1 Instalasi Suction Lift Gambar 2.2 Instalasi Suction Head
Pd Pdr C 2 Cd2
Hd dr ΣΔHd (2.5)
γ 2.g
dimana :
Hd = Head discharge geometris pompa.
Pdr = Tekanan permukaan cairan pada discharge reservoir.
Pd = Tekanan aliran pada bagian discharge (outlet) pompa.
Cdr = Kecepatan aliran naiknya permukaan cairan pada reservoir.
Cd = Kecepatan aliran pada pipa discharge (tekan).
∆Hd = Seluruh kerugian energi pada pipa discharge.
H z H s H d hg (2.6)
Pdr Psr
H st HZ (2.8)
γ
Head dynamis pompa :
2
Cdr Csr
2
Hdyn ΣΔHLT (2.9)
2.g
23
Selanjutnya :
Pdr Psr 2
Cdr Csr2
H eff HZ ΣΔH d ΣΔH s (2.11)
γ 2.g
f. Effective Head (Total) Pompa (Heff)
Tinggi kenaikan efektif (He) dari pompa adalah sama dengan kenaikan energi cairan
antara bagian masuk (inlet) pompa dengan outlet pompa per unit berat cairan yang
dipompa.
Kenaikan energi ini sama dengan penjumlahan kenaikan energi tekan (pressure head)
Pd Ps
γ , kenaikan head geometris di dalam pompa sendiri [hg] dan kenaikan energi
C 2 Cs2
kinetis (velocity head) d sehingga :
2.g
Pd Ps Cd2 Cs2
He hg (2.12)
γ 2.g
dimana :
ΔH L mayor = Kerugian hidrolis aliran sepanjang pipa lurus
L V2
= f
D 2 g
64
f = friction factor , Untuk aliran laminar harga f
Re
Untuk aliran turbulent harga ini dapat dilihat pada Moody diagram f
= f {Re; e/D}
ρVD
Re = Reynold number =
μ
N det
= viskositas absolut
m2
e/D = Relative roughness
L = panjang pipa (m)
24
V2
= k
2.g
k = friction coeffisien pada masing-masing assesories.
Qi Qr Ql (2.15)
25
2.2.3. Daya
a. Daya Poros
Daya poros adalah daya yang masuk pada poros pompa bila pompa tersebut dikopel
langsung dengan motor listrik.
Bila antara motor dan pompa masih ada sistem transmisi dengan efisiensi (t) maka daya
yang masuk ke poros pompa
Pi γ Qi Hi Phf (2.19)
Phf = daya yang hilang karena gesekan antara cairan yang dipompa dengan impeller atau
cairan dengan dinding-dinding silinder pada pompa reciprocating dalam bentuk
energi panas.
Daya indikatif sama dengan daya poros dikurangi dengan daya yang hilang karena
gesekan mekanis (Pmf) misalnya gesekan antara poros dengan bantalan dsb.
2.2.4. Effisiensi
a. Effisiensi Hidrolis :
Effisiensi Hidrolis (h) adalah perbandingan antara Head effektif dengan Head
indikatif.
He Hi Δ H p H
ηh e (2.23)
H i H e Δ H p H th
b. Effisiensi Volumetris :
Effisiensi Volumetris (v) adalah perbandingan antara Kapasitas nyata (Qr) dengan
Kapasitas indikatif (Qi).
Qr Qr
ηv (2.24)
Qi Qr Ql
Pe
ηop (2.27)
Psh
γ Qr H e
γ Qr Ql H e Δhp Phf Pmf
Bila Qr dan He diketahui maka daya poros dapat dihitung sebagai berikut :
γ Qr H e
Psh (2.28)
ηop
27
2.3 NPSH
Net Positive Suction Head (NPSH) merupakan kondisi minimum suction yang
dibutuhkan untuk mencegah kavitasi dalam pompa. NPSH minimum atau yang dibutuhkan
(NPSHR) harus ditentukan melalui uji oleh pembuat pompa. Sedangkan NPSH ditempat
pemasangan atau yang tersedia (NPSHA) harus lebih besar, paling tidak sama dengan
NPSH yang dibutuhkan (NPSHR) untuk mencegah terjadinya kavitasi.
Kavitasi adalah peristiwa terjadinya gelembung2 uap akibat tekanan suction lebih
rendah dari tekanan uap jenuh pada temperatur pemompaan. Akibat yang ditimbulkan akan
menurunkan performansi dan merusak dinding impeller akibat proses erosi.
dimana :
Pa = Tekanan pada permukaan air hisap
Pv = Tekanan uap jenuh pada temperatur pemompaan
Hs = Tinggi hisap statis
HLs = kerugian hidrolis sepanjang saluran hisap
28
2.4. Tugas
1. Suatu instalasi pompa air seperti gambar dibawah mempunyai kapasitas 40
lt/min dengan temperatur air 20 0C. Bila diameter pipa suction ¾”, berapa NPSH.
Gate valve
Elbow 900
8m
Strainer &
foot valve