Sie sind auf Seite 1von 4

Istilah akustik sangat dekat dengan kehidupan kita, khususnya yang bekecimpung di

bidang musik. Istilah ini banyak sekali digunakan untuk menyebutkan jenis sebuah
intrumen musik, misalnya ‘gitar akustik’ dan penggunaan lainnya adalah sebagai
sebuah formasi ensambel (band) tertentu. Terlepas dari penggunaan istilah-sitilah
tersebut, tidak banyak orang mengetahui bahwa sebenarnya akustik memiliki
pengertian yang jauh berbeda dan mermakna lebih dari satu; tergantung situasinya.
Sebelum menyimpulkan bagaimana istilah akustik itu digunakan, sebaiknay kita
mengetahui terlebih dahulu apa dan bagaimana akustik itu digunakan.

Pengertian Akustik
Akustik adalah salah satu cabang fisika yang mempelajari suara, getaran dan sifat-
sifatnya serta aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari (Sumoro, 2008:2). Dalam
kamus musik Pono Banoe (2003: 18) dijelaskan bahwa: 1) akustik merupakan ilmu
pengetahuan tentang suara (bunyi) berkenaan dengan keindahan dan kesempurnaan
pendengaran dalam suatu ruangan; 2) akustik juga dengan suara asli tanpa bantuan
penguat bunyi, seperti: amplifier, microphone dan semacamnya. Sementara dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dijelaskan pengertian akustik sebagai berikut:
 mengenai atau berhubungan dengan organ pendengar, suara, atau ilmu bunyi: saraf
–;
 rancangan dan sifat khusus ruang rekaman, pentas, auditorium, dan sebagainya.;
 tempat rekaman atau reproduksi suara dilaksanakan;
 keadaan ruang yang dapat mempengaruhi mutu bunyi.
Penggunaan Istilah akustik
Dari beberapa pengertian tersebut dapat dipahami bahwa istilah akustik sangat
kontekstual atau berhubungan dan tergantung pada situasi tertentu. Akustik dapat
berarti suatu ‘ilmu’, dapat juga berupa ‘keadaan ruang’; menjelaskan instrumen atau
alat musik yang sumbernya dari alat itu sendiri. Dalam penggunaan istilah sehari-hari
sering disebutkan istilah ’gitar akustik’, ini berarti gitar dengan sumber suara dari alat
tersebut resonansinya berasal dari alat itu sendiri. Gitar akustik sering juga disebut
dengan ‘gitar bolong’ dalam bahasa sehari-hari. Sementara itu, penyebutan istilah
akustik tidak hanya diperuntukkan untuk gitar saja, selama alat musik tersebut
memiliki sumber bunyi sendiri tanpa bantuan ‘kelistrikan’ (electricity), maka dapat
masuk kategori alat musik akustik,misalnya drum, bas akustik, kontra-bas, violin, cello,
dan lain-lain.
Dalam kaitannya dengan suara, akustik digunakan sebagai standar untuk mengukur
mutu bunyi sebuah ruangan. Misalnya, sebuah sebuah gedung pertunjukan biasanya
harus memenuhi standar akustik tertentu agar bunyi yang dihasilkan maksimal saat
diterima pendegar di ruangan itu. Akustik di sini memiliki pengertian sebuah ilmu yang
digunakan untuk menunjang suara atau sebuah musik. Sehingga, tidak akan baik
sebuah konser musik atau pertunjukan tertentu tanpa menggunakan ilmu akustik di
dalam penataan dan pembangunnya. Dalam kasus ini, tidak banyak orang yang
menyadari dan paham akan pentingnya ilmu akustik ini. Terkadang, orang-orang hanya
merasa bahwa gedung pertunjukan itu baik dan kurang baik tanpa tahu mengapa bisa
baik dan tidak baik. Inilah keterkaitan sebuah cabang ilmu fisika (akustrik) dengan
musik yang tidak banyak orang tahu.
Gambar 1. Contoh gedung pertunjukan (Grand hall) yang sudah menggunakan

‘banner’ dan panel reflektif untuk meningkatkan kinerja akustik

(Sumber: google)

Selain penyebutannya sebagai salah satu jenis alat musik dan sebuah disiplin ilmu,
akustik juga sering digunakan dalam dunia musik praktis sebagai salah satu sajian
musik dengan formasi ‘sederhana’. Biasanya, anak-anak band mengenal istilah ini
dengan ‘akustikan’. Pada keadaan tertentu formasi band yang normalnya menggunakan
drum, gitar electric, bas electric, dan keyboard berubah dengan formasi lain, seperti
gitar akustik, bas electricdan kajon (kahon; kayon), formasi ini sering disebut dengan
formasik ‘akustik’. Berangkat dari salah satu sifat bahasa, yakni ‘mana suka’
(sesukanya), istilah akustik yang banyak digunakan oleh kalangan musisi-musisi
(otodidak) untuk menyebutkan sebuah formasi dalam band. Istilah ini begitu
berkembang dan semakin menjauh dari pemaknaan aslinya. Pada awalnya, penggunaan
istilah ini hanya dipakai untuk memudahkan komunikasi antar pemain (player) saja,
namun seiring berjalannya waktu dan didukung dengan semakin maraknya media
online yang tidak bertanggung jawab menggunakan istilah ini, makna istilah akustik
mengalami pergeseran. Selain istilah akustik, memang masih banyak kesalahpahaman
mengenai penggunaan istilah musik yang berkembang dimasyarakat.
‘Akustikan’ dan Amplifikasi
Di kalangan non-musisi (orang awam), istilah akustik semakin ‘liar’ digunakan untuk
penyebutan formasi dengan personil yang ‘sedikit’dan alat musik yang cukup dominan
yang tak jarang ‘ciri’formasi (akustik) tersebut dikaitkan dengan alat musik tertentu,
misalnya kajon. Formasi akustik atau ‘akustikan’ dipahami sebagai sebuah formasi yang
‘soft’, tidak membawakan lagu-lagu ‘keras’, ‘up-beat’, dan semacamnya. Publik seolah
membangun sendiri pengertian akustik dengan sesukanya. Sehingga, ketika
dikembalikan pada makna asalnya istilah akustik terasa begitu asing dan kompleks.
Padahal, jika dikembalikan kepada salah satu pengertian akustik; alat musik yang
sumber bunyinya tanpa bantuan listrik, maka alat musik drum, gitar akustik, dan kajon
sekalipun sebenarnya tidak lagi disebut sebagai akustik ‘murni’, tetapi sudah dibantu
oleh amplifikasi. Amplifikasi adalah penggunaan unit elektronik untuk membantu
memperkuat suara agar terdengar oleh pendengar/penikmat/penonton (Audience).
Contoh amplifikasi sederhana adalah penggunaan microphone yang digunakan dalam
setiap acara misalnya, bernyanyi, rekaman, serminar, workshop, penataran, pelatihan,
simposium, konfrensi, rapat, dan lain-lain. Konsep amplifikasi tidak hanya digunakan
oleh vokal/suara manusia saja, tapi juga berlaku pada instrumen musik seperti gitar,
bas, drum, piano, keyboard dan lain-lain. Sebuah gitar akustik yang sudah dilengkapi
komponen elektronik yang terpasang di dalam ‘body’-nya dan ‘input (kabel) jack’ tidak
lagi dikatakan sebgai gitar akustik sepenuhnya secara organologi (ilmu; studi mengenai
alat musik). Namun dalam penyebutannya tetap bisa dikatakan gitar akustik.

Gambar 2. Komponen elektronik gitar akustik yang sudah terpasang (buit-in)

di body gitarnya
(Sumber: google)

Jadi, secara epistemologi sebaiknya kita mengetahui istilah musik tertentu sebelum
menggunakannya dan menyebarkannya sebagai sebuah pengertian yang salah. Sehingga
ilmu tidak mengalami degradasi karena penggunaan bahasa komunikasi pergaulan.
Istilah musik harus disampaikan sesuai dengan makna dan konteksnya agar tidak
terjadi pembiasan makna.

Das könnte Ihnen auch gefallen