Sie sind auf Seite 1von 3

Perkembangan kota-kota besar yang semakin pesat, menciptakan permintaan akan hunian yang

ter-integrasi atau lebih dikenal dengan mixed use development tak bisa dihindari.

Hal ini ditangkap sebagai peluang oleh para pengembang untuk memaksimalkan lahan menjadi
superblok yang menawarkan segala kemudahan bagi calon konsumen.

Kawasan superblok merupakan suatu kompleks yang multifungsi seperti hunian, pusat
perkantoran, perbelanjaan, rekreasi, hingga pendidikan yang menjadi satu kesatuan terkait dan
saling membutuhkan.

Kesatuan ini memberikan dampak positif yakni terjadinya pemusatan kegiatan, efisiensi waktu
dan biaya, serta yang tak kalah penting dapat mengurangi polusi udara karena pemakaian
kendaraan bermotor praktis berkurang.

Di kawasan ini pula sering diartikan sebagai surganya para pejalan kaki karena blok-blok yang
sebelumnya berdiri sendiri membuka kavling blok-blok lainnya menjadi sistem ruang terbuka
kota yang terintegrasi dalam satu kompleks tetapi berjauhan dengan kebisingan jalan raya.

Dampak positif lainnya dengan adanya superblok yakni tingkat pendapatan serta produktivitas
lebih tinggi, kegiatan bisnis dan ekonomi di kawasan itu lebih cepat berkembang.

Saat ini pengembang di sejumlah kota besar di Tanah Air mulai membangun superblok. Di
Surabaya, misalnya, pengembang masih belum bergeser dari model superblok karena proyek
seperti itu dinilai relatif lebih efisien baik investasi maupun pengelolaanya.

Selain karena prospek pasarnya masih terbuka, pengembangan kawasan mixed use ini juga
relatif lebih murah.

Pasalnya pengembang hanya konsentrasi pada pembangunan di dalam satu kawa-san. Dengan
begitu mereka bisa efisiensi penggunaan lahan dan pembangunan fasilitas pendukung seperti
tanah, fasi-litas olah raga, akses jalan dan fasilitas umum lainnya.

Di Jakarta, berdasarkan ca-tatan Panangian School of Property pada Maret 2010, selama periode
2006-2013 tercatat 12 proyek superblok yang digarap pengembang papan atas. Dari jumlah
tersebut hampir sebagian besar kawasan sudah mulai beraktivitas.

Lima Konsep

Agar superblok bisa berkembang dan direspons positif oleh masyarakat, Ridwan Kamil, Arsitek
Perkotaan Kontemporer dari Institut Teknologi Bandung (ITB), menjelaskan pengembang harus
memiliki lima konsep utama sejak perencanaan hingga menjadi sebuah produk yang siap
dipasarkan.

Sejumlah konsep itu di antaranya identity/branding, mix of uses, massing framework, efficient
vehicular circulation, dan multi-layers pedestrian linkage.
Untuk yang pertama, dia menjelaskan lebih pada pendekatan studi kelayakan dan konsep
identitas ekonomi. Banyaknya produk properti yang beridentitas menyebabkan kawasan
superblok pun harus memiliki identitas tematik.

“Contohnya Suntec City di Singapura dengan konsep -business & trade superblock, Ropponggi
Hill di Tokyo dengan konsep lifestyle superblock dan Kawasan Cotai di Macau dengan konsep
entertainment superblock,” terangnya.

Dengan identitas ini, maka kawasan superblok memiliki posisi pasar (market positioning) yang
kuat dan berbeda dengan kawasan-kawasan lainnya.

Superblok yang mandiri juga harus memiliki konsep tata guna lahan bersifat campuran (mixed-
use), di mana fungsi hunian, publik, komersial dan rekreasi bisa hadir dalam satu kawasan.

Konsep berikutnya, yakni massing framework. Tata bangunan dalam superblok harus memiliki
kepekaan terhadap konteks urban.

Untuk manajemen lalu lintas, superblok harus memasukkan konsep efficient vehicular
circulation yakni konsep sirkulasi kendaraan yang dirancang seefisien mungkin.

Menurut Ridwan, strategi terbaik traffic management dalam superblok adalah de-ngan
menyediakan transportasi publik internal yang terhubung dengan jaringan transportasi publik
kota.

Konsep drop off untuk kendaraan dan parkir di lantai dasar depan gedung sebaiknya juga
dikurangi. “Di beberapa kota di Asia, konsep basement yang terkoneksi [interconnected
basement] juga menjadi inovasi dalam konteks manajeman lalu lintas di kawasan superblok,”
terangnya.

Selanjutnya, superblok harus menjadi kawasan yang aman dan nyaman bagi pejalan kaki. Karena
itu, superblok perlu mengadopsi konsep kelima yakni multilayers pedestrian linkage.

Daftar Superblok di Jakarta dan Sekitarnya periode 2006-2013


Potensi kapitalisasi
Proyek Grup pengembang Jadwal Luas lahan (m2)
(Rp triliun)

CBD Pluit Agung Sedayu


2006-2010 100.000 6,82

Gandaria City Pakuwon


2006-2011 84.000 7,16

Kota Casablanca Pakuwon


2008-2012 96.000 8,95
Regatta Intiland Development
2006-2012 110.000 8,55

Podomoro City Agung Podomoro


2006-2011 210.000 15,97

Season City Agung Podomoro


2007-2011 55.228 5,13

Kuningan City Agung Podomoro


2008-2012 29.000 4,50

Rasuna Epicentrum Bakrieland Develop.


2006-2012 125.000 11,05

Kemang Village Lippo Karawaci


2007-2012 100.000 10,95

St.Moritz Lippo Karawaci


2007-2012 125.000 11,67

Ciputra World Ciputra


2008-2013 55.000 8,02

Tangerang City Trivo Group


2008-2013 100.000 4,43
Sumber: Panangian School of Property, Maret 2010

*) Ikuti perkembangan informasi terkini perolehan medali, jadwal pertandingan, hasil


pertandingan serta berita-berita terupdate dari Asian Games 2018, di Sini.

Sumber : Digital Marketing

Das könnte Ihnen auch gefallen