Sie sind auf Seite 1von 4

Artikel Permasalahan Etika SIM dalam Bidang Sistem

Keamanan
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sistem Informasi
Manajemen

Disusun oleh:

Aleandra Farhan Nugraha 0415101006

Rizaldy Nugraha 0415101039

Reyga Firdhan 0415101045

Yohannes Sinurat 0415101050

Muhammad Faiz Dzikir 0415101048

Manajemen D3 B

FAKULTAS BISNIS & MANAJEMEN

JURUSAN MANAJEMEN D3

UNIVERSITAS WIDYATAMA
2017
1. Ridwan Kamil Umumkan “Tombol Panik” Darurat Kota
Bandung Sudah Siap

Rencana Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menyediakan aplikasi yang


memungkinkan warga Kota Bandung dapat melaporkan secara cepat atas
kejadian-kejadian luar biasa dan daruat untuk segera mendapatkan
pertolongan, terwujud.

Dalam akun twitternya, Ridwan Kamil di @ridwankamil menyebutkan


bahwa aplikasi “tombol panik” yang diidamkan sudah tersedia atas
bantuan dari Telkom. Aplikasi tersebut akan diluncurkan pada bulan
mendatang atau bulan April “apps ‘tombol panik’ darurat Bdg dr Telkom.
bisa pijit layar /antena kecil. Terkonek ke Command Center. Launch bln
dpn,” cuit Ridwan Kamil beberapa jam lalu.

Diberitakan sebelumnya, Ridwan Kamil menjelaskan bahwa program


Panic Button atau tombol panik akan siap diluncurkan dalam waktu empat
minggu. Hal tersebut diungkapkannya seusai menjadi pembicara dalam
diskusi terkait Geng Motor yang dilaksanakan di Gedung Indonesia
Menggugat, Jalan Perintis Kemerdekaan No. 5 Bandung, Rabu (19/2).

Ridwan berharap harga panic button bisa sangat murah agar setiap
orang bisa memilikinya. Selain itu, ukuran fisik panic button yang sangat
kecil juga memungkinkan semua orang dapat membawanya di kantong,
dompet, atau tempat lainnya yang mudah dijangkau saat terancam
bahaya.

Cara kerja tombol tersebut, kata Ridwan, akan menimbulkan bunyi


sirine di Polsek terdekat. Sehingga polisi yang sedang piket dapat secara
cepat menanganinya. Sirine tersebut juga akan terus berbunyi sebelum
ada petugas yang merespon laporan tersebut.

Teknologi panic button telah digunakan di sejumlah negara, salah


satunya adalah Amerika. Panic button dinilai dapat memaksimalkan
sistem polisi serta mampu menekan angka kriminalitas khususnya di
Bandung. Ridwan pun berharap, tak ada masyarakat yang
menyalahgunakan teknologi ini. “Orang Indonesia suka jahil. Nanti akan
ada regulasinya untuk yang menyalahgunakan. Mudah-mudahan dalam
empat minggu bisa launching,” ujarnya.
2. Amankah Sistem Penyimpanan Secara Cloud?

Salah satu pertanyaan yang kerap kali diungkapkan saat mengetahui


teknologi terbaru ialah seberapa amankah sistem tersebut digunakan?
Pertanyaan serupa juga baik diberikan pada sistem penyimpanan cloud.
Dua hal terbesar yang menjadi perhatian mengenai sistem cloud ialah
soal keandalan dan keamanannya. Mengingat data yang disimpan cukup
penting bagi pengguna, penyedia layanan seharusnya telah
memerhatikan hal tersebut.

Berdasarkan penuturan How Stuff Works, Selasa (11/4/2017),


perusahaan penyedia layanan cloud biasanya menerapkan tiga teknik
keamanan enkripsi, autentikasi, dan autorisasi. Enkripsi memungkinkan
data yang tersimpan secara cloud tak dapat diakses oleh pihak lain
seperti para peretas. Dengan menggunakan algoritma khusus, akses
informasi ke sistem penyimpanan cloud tak akan mudah dibobol. Sistem
keamanan kedua, autentikasi, yakni dengan menggunakan sistem
pembuka "kunci" menggunakan username dan password. Sementara
autorisasi, berkaitan dengan izin akses masuk ke sistem tertentu
berdasarkan wewenangnya. Misalnya, seorang pekerja biasa
kemungkinan akan memiliki akses terbatas untuk mendapatkan sistem
penyimpanan cloud, sedangkan kepala pegawai bisa mendapatkan akses
yang lebih luas. Hanya saja meski sistem keamanan saat ini terbilang
cukup ketat, peretas bisa saja membobol sistem keamanan tersebut.

Berkaca dari kasus pembobolan Apple iCloud, Advisor di Indonesia


Cloud Forum, Mochammad James, pun menganggap bahwa penyimpanan
cloud terbilang lebih rentan dibandingkan sistem hard disk. "Kalau soal
aman, pasti aman penyimpanan di local disk. Tetapi di zaman mobile ini
cloud based storage memberikan kemudahan dari sisi portabilitas,"
ungkap James kepada Okezone, Selasa (11/4/2017). Adapun kelebihan
yang didapat saat menggunakan penyimpanan hard disk ialah pengguna
memiliki pengawasan penuh terhadap data yang disimpan.

Selain itu, salah satu poin kekurangan dari penyimpanan berbasis


cloud ialah pengguna harus tunduk pada aturan perusahaan. "Di local disk
kita punya full control. Mau level keamanan seperti apa kita yang
tentukan sendiri tapi ya tanggung jawab sendiri. Sementara cloud based,
kita harus ikut dengan service level agreement yang disediakan oleh
penyedianya," imbuh James. "Kalau kita menggunakan cloud service mau
tidak mau kita harus "percaya" dengan sistem keamanan yang diterapkan
oleh penyedianya," tandasnya.
3. Yahoo Akui Terjadi Peretasan, Sebanyak 500 Juta Akun
Berhasil Dicuri oleh Hacker

Beberapa waktu lalu, tersiar kabar mengenai aksi peretasan besar-


besaran yang terjadi pada tubuh Yahoo. Dan kini, kabar tersebut telah
memperoleh konfirmasi secara langsung dari pihak Yahoo. Dalam
pernyataan resminya via Tumblr, Yahoo mengungkapkan kalau sebanyak
500 juta data pengguna berhasil didapatkan oleh pihak peretas.

Dalam pernyataannya itu, Yahoo mengatakan kalau aksi peretasan ini


terjadi pada akhir tahun 2014. Mereka pun menuduh kalau aksi peretasan
itu merupakan aktivitas yang disponsori oleh lembaga negara. Dari
aktivitas peretasan ini, 500 juta data pengguna pun berhasil dibawa lari.
Mulai dari data nama lengkap, alamat email, nomor telepon, tanggal lahir,
password, serta pertanyaan keamanan yang terenkripsi. Menurut hasil
investigasi yang telah dilakukan oleh Yahoo, peretas tidak memperoleh
data-data penting terkait kartu kredit ataupun informasi data bank milik
para penggunanya. Data terkait kartu kredit serta bank memang
disimpan secara terpisah dan tidak terdampak oleh serangan hacker ini.
Selain itu, mereka pun telah menginformasikan kepada para pengguna
email Yahoo untuk melakukan penggantian password.

Mereka pun mengimbau kepada para pengguna emailnya untuk


berhati-hati kalau menerima email yang mengklaim berasal dari Yahoo.
Terlebih email dari Yahoo terkait permasalahan yang satu ini tidak akan
meminta kepada para penggunanya untuk meng-klik pada tautan tertentu
ataupun meminda data pribadi. Jadi, hati-hatilah para pengguna email
Yahoo. Permasalahan peretasan ini menjadi serius setelah kabarnya
tersebar kencang lewat beberapa media internet. Terlebih Yahoo saat ini
tengah dalam proses negosiasi dengan Verizon terkait penjualan core
bisnisnya. Tak menutup kemungkinan kalau munculnya kabar tidak sedap
ini bakal berdampak negatif terhadap proses negosiasi yang tengah
terjadi.

Das könnte Ihnen auch gefallen