Sie sind auf Seite 1von 5

AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN

“ENTITAS KONSOLIDASI DAN

LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI”

Disampaikan kepada :

I Gst Ayu Eka Damayanthi, S.E.,M.Si.

OLEH : KELOMPOK 11

Kadek Yurika Dwi Safitri 1607531101

Ni Luh Putu Ika Satia Devi 1607531103

Ida Ayu Nabila Meidyna 1607531113

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2018

1
ENTITAS KONSOLIDASI DAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI

1. Pemahaman Konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasi menyajikan posisi keuangan dan hasil operasi


untuk induk perusahaan (entitas pengendali) dan satu atau lebih anak perusahaan
(entitas yang dikendalikan) seakan-akan entitas-entitas invidual tersebut adalah satu
entitas atau perusahaan. Konsolidasi diharuskan jika suatu perusahaan memiliki
mayoritas saham beredar dari perusahaan lain. Konsolidasi juga dapat diterapkan
untuk beberapa situasi lain dan tidak semua unit yang harus dikonsolidasi harus
berbentuk perusahaan atau badan usaha yang bertujuan mendapatkan laba.

Dua perusahaan dianggap perusahaan dengan hubungan istimewa jika suatu


perusahaan mengendalikan lain. Laporan keuangan konsolidasi umumnya dianggap
lebih berguna dibanding laporan keuangan terpisah perusahaan individual jika
perusahaan tersebut berhubungan istimewa. Proses pembuatan laporan keuangan
konsolidasi termasuk menggabungkan bersama-sama laporan keuangan terpisah
dari perusahaan-perusahaan yang berhubungan istimewa seakan-akan perusahaan-
perusahaan tersebut merupakan perusahaan tunggal.

Setiap penggabungan usaha menghasilkan satu dari dua situasi berikut :

1) Aktiva bersih dari satu atau kedua perusahaan yang bergabung ditransfer ke
satu perusahaan (merger atau konsolidasi).

2) Tiap perusahaan yang bergabung tetap entitas legal terpisah atau akuisisi
saham.

2. Kegunaan Laporan Keuangan Konsolidasi

Laporan keuangan konsolidasi terutama ditujukan untuk kepentingan pemegang


saham, kreditor, dan penyedia dana lain ke induk perusahaan. Laporan keuangan
konsolidasi lebih berguna untuk pihak-pihak dengan kepentingan jangka panjang di
induk perusahaan. Kreditor jangka panjang dari induk perusahaan juga
memerhatikan pengaruh dari anak perusahaan terhadap induk perusahaan pada
saat mengevaluasi kesehatan dan profitabilitas keseluruhan dari induk perusahaan.
Kreditor jangka pendek dari induk perusahaan kemungkinan lebih tertarik atas
laporan keuangan terpisah, bukan laporan keuangan konsolidasi.

Manajemen induk perusahaan mempunyai kepentingan yang berkelanjutan untuk


informasi terkini baik mengenai operasi gabungan dari entitas konsolidasi dan juga
mengenai perusahaan-perusahaan individual yang membentuk entitas konsolidasi.
Manajemen induk perusahaan menaruh perhatian pada laporan keuangan
konsolidasi karena manajemen perusahaa umumnya dievaluasi oleh pemegang

2
saham, analisis keuangan dan pihak-pihak luar perusahaan berdasarkan kinerja
keseluruhan yang tercermin di laporan Keuangan.

3. Keterbatasan Laporan Keuangan Konsolidasi

a) Karena hasil operasi dan posisi keuangan dari induk perusahaan yang
dimasukkan ke dalam laporan konsolidasi tidak diungkapkan ; kinerja atau
posisi buruk dari satu atau lebih perusahaan dapat disembunyikan oleh
kinerja yang baik dari perusahaan lainnya.

b) Tidak semua saldo laba ditahan konsolidasi tersedia untuk dividen induk
perusahaan karena sebagian dapat mencerminkan bagian induk perusahaan
atas laba anak perusahaan yang belum dibagikan.

c) Karena rasio-rasio keuangan berdasarkan laporan keuangan konsolidasi


dihitung berdasarkan informasi gabungan, rasio-rasio tsb tidak mewakili
perusahaan manapun yang dikonsolidasi, termasuk induk perusahaan

d) Akun-akun dari perusahaan-perusahaan berbeda yang digabungkan dalam


konsolidasi , bisa jadi tidak seluruhnya dapat diperbandingkan.

e) Informasi tambahan tentang induk perusahaan atau kelompok perusahaan


yang termasuk dalam konsolidasi sering diperlukan untuk penyajian wajar,
tetapi tambahan pengungkapan tersebut dapat menyebabkan catatan atas
laporan keuangan menjadi sangat banyak.

4. Keputusan Pelaporan Konsolidasi : Konsep dan Standar

Standard konsolidasi saat ini telah ditetapkan dalam Accounting Research


Bulletin No.51, “Consolidated Financial Statements” (ARB 51) , yang dikeluarkan
tahun 1959, dan FASB Statement No.94,”Consolidation of All Majority-Owned
Subsidiaries” (FASB 94), yang dikeluarkan tahun 1987. Berdasarkan standard
tersebut, anak perusahaan harus dikonsolidasi kecuali induk perusahaan dibatasi
untuk mempunyai pengendalian. Jika konsolidasi anak tidak diterapkan, maka anak
perusahaan dilaporkan sebagai investasi pada perusahaan lain.

5. Pandangan Tradisional Mengenai Pengendalian

Dalam praktiknya, pengendalian ditentukan dari proporsi saham berhak suara


perusahaan yang dimiliki secara langsung maupun tidak langsung oleh perusahaan
lain. Kriteria ini diformalkan oleh PSAK 4, yang mengharuskan konsolidasi semua

3
anak perusahaan yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh induk perusahaan kecuali
induk perusahaan tidak mempunyai pengendalian.

Walaupun kepemilikan mayoritas umumnya adalah cara utama untuk


mendapatkan pengendalian, suatu perusahaan dapat megarahkan kebijakan operasi
dan keuangan perusahaan lain dengan kepemilikan kurang dari mayoritas, seperti
jika kepemilikan saham yang lain tersebar, PSAK 4 tidak melarang konsolidasi
dengan kepemilikan kurang dari mayoritas, tetapi konsolidasi seperti itu jarang
ditemui dalam praktik.

6. Pengendalian tidak langsung

Pandangan tradisional dari pengendalian termasuk pengendalian langsung dan


tidak langsung. Pengendalian langsung terjadi jika satu perusahaan memiliki
mayoritas saham biasa perusahaan lain. Pengendalian tidak langsung atau bentuk
piramida terjadi jika saham biasa suatu perusahaan dimiliki oleh satu atau lebih
perusahaan yang semuanya dalam pengendalian bersama.

7. Kemampuan untuk Memiliki Pengendalian

Pemegang saham mayoritas anak perusahaan mungkin tidak mampu untuk


mempunyai kendali walaupun mereka mempunyai lebih dari 50% saham berhak
suara yang beredar :

 Jika anak perusahaan dalam reorganisasi legal atau dalam kepailitan,


walaupun induk perusahaan mempunyai kepemilikan mayoritas,
pengendalian ada pada pengadilan atau trustee yang ditunjuk oleh
pengadilan

 Jika anak perusahaan berada di negara lain dan negara tersebut memberikan
batasan pada anak perusahaan yang mencegah pengembalian laba aktiva ke
induk perusahaan, konsolidasi dari anak perusahaan tersebut tidak sesuai
karena ketidakmampuan induk perusahaan untuk mengendalikan aspek
penting dari operasi anak perusahaan

8. Perbedaan Periode Fiskal

Sering terjadi periode fiskal anak perusahaan yang berbeda dengan induk
perusahaan diubah untuk disamakan dengan periode fiskal induk perusahaan.
Alternatif lain dengan menyesuaikan data laporan keuangan anak perusahaan tiap
periode untuk meletakkan data tersebut dengan dasar yang konsisten dengan
periode fiskal induk perusahaan.
4
9. Perubahan Konsep Entitas Pelaporan

ARB 51 berfungsi sebagai sumber utama kebijakan konsolidasi tanpa adanya


revisi signifikan.

Tahun 1982, FASB memulai suatu proyek yang ditujukan untuk


mengembangkan kebijakan konsolidasi yang komprehensif . Tahun 1987, FASB
mengeluarkan FASB 94 yang mengharuskan konsolidasi dari semua anak
perusahaan yang mayoritas sahamnya dimiliki, untuk menghilangkan
ketidakkonsistenan yang ditemukan dalam praktik sampai standar yang lebih
komprehensif dikeluarkan.

Fokus utama dari pertimbangan FASB adalah konsep pengendalian. FASB saat
ini sedang membahas beberapa isu sulit sehubungan dengan pengendalian. Pada
akhirnya, pengertian pengendalian diharapkan untuk lebih dari konsep tradisional
pengendalian legal berdasarkan mayoritas kepemilikan dan mengharuskan
konsolidasi entitas dalam pengendalian efektif entitas lain, walaupun entitas lain
tersebut tidak mempunyai kepemilikan mayoritas.

Penentuan kriteria utama konsolidasi lebih dari sekadar kepemilikan mayoritas


mempunyai implikasi penting karena :

1. Artinya beberapa perusahaan akan mengonsolidasi entitas di mana ia


mempunyai kepemilikan kurang dari mayoritas atau dalam beberapa kondisi
mungkin, tanpa ada kepemilikan sama sekali.

2. Tidak hanya diterapkan untuk perusahaan tetapi juga entitas non perusahaan
seperti persekutuan dan trust.

DAFTAR PUSTAKA

E. Baker, Richard, dkk. Akuntansi Keungan Lanjutan. Buku 1. 2010. Jakarta:


Salemba Empat

Das könnte Ihnen auch gefallen