Sie sind auf Seite 1von 16

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Secara alami anggrek (Famili Orchidaceae) hidup epifit pada pohon dan

ranting-ranting tanaman lain, namun dalam pertumbuhannya anggrek dapat

ditumbuhkan dalam pot yang diisi media tertentu. Ada beberapa faktor yang

mempengaruhi pertumbuhan tanaman, seperti faktor lingkungan, antara lain sinar

matahari, kelembaban dan temperatur serta pemeliharaan seperti : pemupukan,

penyiraman serta pengendalian OPT.

Anggrek merupakan tanaman hias yang memiliki segmen pasar tertentu.

Anggrek biasanya dipergunakan untuk berbagai keperluan seperti upacara

keagamaan, hiasan dan dekorasi ruangan, ucapan selamat serta ungkapan dukacita

sehingga konsumen anggrek merupakan para penggemar dan pencinta anggrek.

Jenis-jenis anggrek yang banyak diminta pasar adalah Vanda Douglas,

Dendrobium dan Golden Shower. Untuk memenuhi permintaan konsumen

anggrek dalam negeri, selain dipenuhi oleh produksi dalam negeri juga dari impor

untuk jenis-jenis tertentu, seperti Phalaenopsis dan Dendrobium.

Media tanam merupakan komponen utama yang diperlukan dalam

budidaya suatu tanaman. Media tumbuh sebagai tempat tanaman untuk tumbuh

mempunyai fungsi untuk menyimpan unsur hara serta air yang sangat diperlukan

untuk pertumbuhan tanaman. Ada berbagai macam media tanam, akan tetapi tidak

semua jenis media tanam cocok digunakan untuk menanam suatu jenis tanaman.

Media tanam yang digunakan harus disesuaikan dengan jenis tanaman yang akan

ditanam, termasuk pada tanaman anggrek.

1
Media tumbuh yang baik bagi anggrek (famili Orchidaceae) harus

memenuhi beberapa persyaratan, antara lain tidak lekas melapuk dan

terdekomposisi, tidak menjadi sumber penyakit bagi tanaman, mempunyai aerasi

dan draenase yang baik serta lancar, mampu mengikat air dan zat-zat hara secara

optimal, dapat mempertahankan kelembaban di sekitar akar, untuk pertumbuhan

anggrek dibutuhkan ph media 5-6, ramah lingkungan serta mudah didapat dan

relatif murah harganya.

Media tumbuh tanaman anggrek yang umum digunakan adalah arang,

pakis, moss, potongan kayu, potongan bata atau genting, serutan kayu, kulit pinus

dan serabut kelapa. Masing-masing bahan media tersebut mempunyai pengaruh

yang berbeda terhadap pertumbuhan anggrek, tergantung jenis, agroklimat

lingkungan, dan lokasi lahan. Contohnya: faktor ketinggian tempat dan

kelembaban. Penggunaan ragam media di daerah dingin, lembab dan bercurah

hujan tinggi berbeda dengan daerah panas. Di daerah dingin sebaiknya pilih media

yang sangat porous dan sedikit menyerap air. Meningkatnya kelembaban karena

air berlebih mampu mengundang penyakit sehingga akar menjadi kurang sehat.

Sebaliknya di daerah panas pilih media yang mampu menyerap air.

Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan paper ini adalah untuk mengetahui jenis dan

media tumbuh pada tanaman Anggrek.

Kegunaan Penulisan

Adapun kegunaan penulisan adalah sebagai salah satu syarat untuk

memenuhi komponen penilaian mata kuliah Dasar Hortikultura Program Studi

Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara , Medan

2
BAB II

JENIS DAN MACAM MEDIA TANAMAN ANGGREK

Berdasarakan pola pertumbuhannya, tanaman anggrek dibedakan menjadi

dua tipe yaitu, simpodial dan monopodial. Anggrek tipe simpodial adalah anggrek

yang tidak memiliki batang utama, bunga ke luar dari ujung batang dan berbunga

kembali dari anak tanaman yang tumbuh. Kecuali pada anggrek jenis Dendrobium

sp. yang dapat mengeluarkan tangkai bunga baru di sisi-sisi batangnya. Contoh

dari anggrek tipe simpodial antara lain : Dendrobium sp., Cattleya sp., Oncidium

sp.,dan Cymbidium sp. Anggrek tipe simpodial pada umumnya bersifat epifit.

Anggrek tipe monopodial adalah anggrek yang dicirikan oleh titik tumbuh yang

terdapat di ujung batang, pertumbuhannnya lurus ke atas pada satu batang. Bunga

ke luar dari sisi batang di antara dua ketiak daun. Contoh anggrek tipe monopodial

antara lain : Vanda sp., Arachnis sp., Renanthera sp., Phalaenopsis sp., dan

Aranthera sp.

Habitat tanaman anggrek dibedakan menjadi 4 kelompok sebagai berikut

1. Anggrek epifit, yaitu anggrek yang tumbuh menumpang pada pohon lain

tanpa merugikan tanaman inangnya dan membutuhkan naungan dari

cahaya matahari, misalnya Cattleya sp. memerlukan cahaya +40%,

Dendrobium sp. 50–60%, Phalaenopsis sp. + 30 %, dan Oncidium sp. 60 –

75 %.

2. Anggrek terestrial, yaitu anggrek yang tumbuh di tanah dan membutuhkan

cahaya matahari langsung, misalnya Aranthera sp., Renanthera sp., Vanda

sp., dan Arachnis sp. Tanaman anggrek terestrial membutuhkan cahaya

matahari 70 – 100 %, dengan suhu siang berkisar antara 19 – 38 0C, dan

3
malam hari 18–210C. Sedangkan untuk anggrek jenis Vanda sp. yang

berdaun lebar memerlukan sedikit naungan.

3. Anggrek litofit, yaitu anggrek yang tumbuh pada batu-batuan, dan tahan

terhadap cahaya matahari penuh, misalnya Dendrobium phalaenopsis.

4. Anggrek saprofit, yaitu anggrek yang tumbuh pada media yang

mengandung humus atau daun-daun kering, serta membutuhkan sedikit

cahaya matahari, misalnya Goodyera sp.

Media tanam merupakan komponen utama yang diperlukan dalam

budidaya suatu tanaman. Media tumbuh sebagai tempat tanaman untuk tumbuh

mempunyai fungsi untuk menyimpan unsur hara serta air yang sangat diperlukan

untuk pertumbuhan tanaman.

Media tumbuh yang baik harus memenuhi beberapa persyaratan, yaitu

tidak lekas melapuk, tidak menjadi sumber penyakit, mempunyai aerasi baik,

mampu mengikat air dan zat-zat hara secara baik, mudah didapat dalam jumlah

yang diinginkan dan relatif murah harganya. Sampai saat ini belum ada media

yang memenuhi semua persyaratan untuk pertumbuhan tanaman anggrek.

Untuk pertumbuhan tanaman anggrek, kemasaman media (pH) yang baik

berkisar antara 5–6. Media tumbuh sangat penting untuk pertumbuhan dan

produksi bunga optimal, sehingga perlu adanya suatu usaha mencari media

tumbuh yang sesuai. Media tumbuh yang sering digunakan di Indonesia antara

lain : pecahan bata, moss, kayu pakis, serabut kelapa, serutan kayu dan arang.

1. Pecahan Bata atau Genteng

Media pecahan bata dan genteng baik digunakan sebagai tempat

melekatnya akar, tempat menyimpan air, serta larutan unsur hara dan sebagai

4
pengatur kelembaban di sekitar akar. Media tanaman ini mempunyai

kelebihan sebagai tempat melekat atau menempelnya akar, menjaga kelembapan

sekitar akar, dan sebagai tempat menampung asupan air serta larutan unsur hara

yang penting untuk pertumbuhan tanaman hias anggrek. Kelebihan lain dari

media ini adalah tidak mudah lapuk dan sistem drainase dan aerasinya cukup baik.

2. Sabut Kelapa

Media tanam anggrek dari sabut kelapa kelebihannya mempunyai daya

penyimpanan air yang sangat baik dan mengandung unsur hara yang diperlukan

tanaman anggrek. Kelemahan sabut kelapa lebih cepat membusuk dari pada bahan

media tanam lainnya.

3. Arang

Media tanam arang kayu memiliki kemampuan mengikat air yang cukup

baik. Dibandingkan dengan media sabut kelapa, kemampuan mengikat air arang

kayu masih lebih rendah, miskin unsur hara dan harganya relatif mahal. Kelebihan

yang dimiliki media ini adalah tidak mudah lapuk dan tidak mudah ditumbuhi

cendawan dan bakteri. Media bersifat buffer yang berarti kesalahan pemupukan

(kelebihan dosis pupuk) masih bisa ditolerir.

4. Kadaka (Moss Kadaka)

Kadaka (Moss Kadaka) adalah jenis tanaman marga paku-pakuan,

bentuknya menyerupai rumput. Moss Kadaka tumbuh dan melekat pada batang

pohon besar yang terdapat dihutan. Kadaka biasanya dijadikan sebagai media

tanam bunga anggrek epifit maupun terestrial. Jaringan tanaman kadaka yang

sudah mengalami pelapukan mengandung unsur hara yang dibutuhkan bunga

5
anggrek. Media memiliki kelebihan dengan sifat dapat mengatur kelembapan,

sehingga tidak mudah menjadikan akar pada tanaman bunga anggrek membusuk.

5. Kayu Pakis

Media tanam anggrek mengguankan kayu pakis, pakis termasuk kedalam

tumbuhan paku-pakuan namun tumbuh cukup besar dan memiliki kayu pada

batangnya. Tekstur kayu pakis berbeda dengan kayu pohon pada umunya. Kayu

pakis memang sukar melapuk, namun baik dalam pengikatan air pada kayu serta

memiliki kemampuan drainase dan aerosi yang baik.

6. Serutan atau Potongan Kayu

Serutan atau potongan kayu mempunyai sistem aerasi dan drainase yang

baik, akan tetapi daya serap airnya kurang baik. Kekurangan media tanam yang

satu ini adalah terbatasnya unsur hara Nitrogen. Proses pelapukan media ini

berlangsung lambat dikarenakan kayu banyak mengandung senyawa yang sulit

terdekomposisi, seperti selulosa, hemiselulosa, dan lignin.

7. Batang Pohon

Pada dasarnya, bunga anggrek epifit bisa ditanam di batang pohon hidup

maupun mati. Jika menggunakan pohon mati, pilih yang tahan air dan tahan panas

matahari sehingga tidak gampang melapuk. Jika menggunakan pohon hidup,

pohon yang dipilih harus berkulit batang cukup tebal supaya tidak mudah

terkelupas. Namun, sebelumnya, batang pohon harus ditempel dengan media yang

bisa menahan air, seperti serabut kelapa, ijuk, atau potongan pakis.

8. Kompos

Kompos sebagai media tanam memiliki fungsi untuk menopang tanaman,

memberikan nutrisi dan menyediakan tempat bagi akar tanaman untuk tumbuh

6
dan berkembang. Lewat media tanam tumbuh-tumbuhan mendapatkan sebagian

besar nutrisinya. Manfaat kompos dalam memperbaiki sifat tanah adalah:

memperkaya unsur hara tanah (bahan makanan untuk tanaman), memperbesar

daya ikat tanah berpasir, memperbaiki struktur tanah berlempung, mempertinggi

kemampuan menyimpan air, memperbaiki drinase dan porositas tanah, menjaga

kestabilan suhu tanah, mempertinggi daya ikat tanah terhadap zat hara,

meningkatkan pengaruh (efisiensi) pupuk kimia (pupuk buatan). Namun kosmpos

juga bias menjadi sarang bagi hama dan penyakit.

9. Tanah

Sebagai media tanam, tanah menyediakan faktor-faktor utama untuk

pertumbuhan tanaman, yaitu unsur hara, air, dan udara dengan fungsinya sebagai

media tunjangan mekanik akar dan suhu tanah. Semua faktor tersebut harus

seimbang agar pertumbuhan tanaman baik dan berkelanjutan. Unsur hara tanah

yang diperlukan terdiri dari unsur makro (yang diperlukan dalam jumlah banyak)

meliputi N, P, K, Ca, Mg, dan S, dan unsur mikro (yang diperlukan dalam jumlah

sedikit) meliputi Fe, Mn, B, Mo, Cu, Zn, dan Cl. Selain kandungan unsur makro

dan mikro, tanah juga harus mengandung air. Daya simpan air pada jenis tanah

tertentu akan berbeda, hal ini tergantung dari struktur tanahnya. Yang diperlukan

dari media yang baik adalah jenis tanah yang dapat menyimpan air tetapi tidak

berlebih, sesuai dengan kebutuhan tanaman dengan kondisi musimapapun.

7
BAB III

MEDIA TUMBUH ANGGREK BERDASARKAN JENIS DAN UMUR

Ada berbagai macam media tanam, akan tetapi tidak semua jenis media

tanam cocok digunakan untuk menanam suatu jenis tanaman. Media tanam yang

digunakan harus disesuaikan dengan jenis tanaman yang akan ditanam, termasuk

pada tanaman anggrek.

Media Tumbuh Tanaman Anggrek Berdasakkan Jenisnya :

1. Media tanam untuk anggrek jenis epifit :

a. Arang

Media arang umumnya digunakan dalam bentuk potongan-potongan,

terutama untuk tanaman berukuran remaja atau dewasa. Ukuran potongan

disesuaikan dengan besar kecilnya tanaman dan pot. Makin besar tanaman, makin

besar pula ukuran potongan arang serta pot atau wadahnya. Sifat pot atau

wadahnya.

Sifat arang antara lain tahan lama, tidak mudah ditumbuhi fungi dan

bakteri, dapat menyerap senyawa toksik atau racun dan melepaskannya kembali

pada saat penyiraman. Sayangnya, arang sukar menyerap air. Arang hanya mampu

mengikat air di bagian permukaan saja dan miskin unsur hara.

Arang bisa menjadi pilihan penganggrek di daerah berkelembapan tinggi

sehingga kebusukan akar dan tunas anakan dapat dihindari karena akar senantiasa

kering. Karena sulit menyimpan air dan miskin hara, maka frekuensi

penyemprotan air dan pupuk perlu ditingkatkan. Komposisi kimiawi arang kayu

sebagian besar mengandung karbon (C), sedangkan kandungan sulfur (S) dan

fosfor (P) sangat sedikit, serta abu. Arang berasal dari pohon atau tanaman tua.

8
Keunggulannya aerasi dan drainase baik; banyak rongga-rongga udara sehingga

akar tanaman leluasa tumbuh dan berkembang. Proses pelapukan lambat karena

mengandung senyawa-senyawa yang sulit terdekomposisi, seperti selulosa,

hemiselulosa, dan lignin.

b. Sabut Kelapa

Sabut kelapa mengandung unsur kalium. Unsur kalium ini dapat menjadi

sumber alternatif dalam sumber kalium organik yang dijadikan pengganti pupuk

Kcl. Sabut kelapa dalam media tanam juga berfungsi mengikat dan menyimpan

air dengan kuat, sebagai drainase dan aerase yang baik, yang sangat sesuai dengan

daerah panas serta mengandung unsur hara esensial. Dapat dijadikan bahan

pembuatan pupuk organik untuk tanaman, bisa untuk pupuk organik yang padat

dan bisa juga untuk pupuk organik cair.

Sabut kelapa bisa diolah menjadi kotak-kotak untuk media tanam anggrek,

sabut kelapa ini disebut chococip. Fungsi dari chococip ini dapat menahan unsur

kimia serta kandungan air yang terdapat pada pupuk dan mentralkan asam. Sabut

kelapa bisa diolah kembali dan dijadikan cocopeat atau serbuk kelapa yang masih

digunakan sebagai media tanam. Cocopeat sangat cocok digunakan untuk media

tanam anggrek.

c. Kadaka (Moss Kadaka)

Bahan moss berasal dari akar paku-pakuan atau kadaka. Jenis tumbuhan

tresebut dan melekat di batang pohon besar di hutan. Keunggulan moss yaitu daya

mengikat dan menyimpan air sangat baik, aerasi dan drainase udara baik; tidak

cepat lapuk; mengandung unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan

9
tanaman; rongga udara banyak sehingga akar dapat tumbuh dan berkembang

dengan leluasa.

Sebagai contoh, akar Osumunda yang banyak digunakan penganggrek di

Amerika Serikat bagian timur, mengandung unsur nitrogen (N) 2-3%. Media ini

dapat mengikat air dengan sangat cepat dan menyimpan dalam waktu yang cukup

lama. Oleh karena itu, media ini tidak dianjurkan untuk digunakan di daerah yang

sering hujan. Pada umumnya, media ini banyak digunakan pada anggrek

Phalaenopsis. Namun, tempat untuk meletakkan tanaman anggrek tersebut,

atapnya diberi lapisan penutup tembus cahaya yang diletakkan di atas paranet.

Contohnya, plastik, fiber, atau sejenisnya.

d. Kayu Pakis

Kelebihan yang dimiliki pakis sebagai media tanam anggrek adalah

memiliki kemampuan untuk menyimpan air yang cukup tinggi, memiliki rongga-

rongga untuk proses aerasi dan drainase, daya lapuk pakis yang relatif lebih lama

dan terjadi secara perlahan serta mengandung banyak unsur hara yang dibutuhkan

oleh tanaman anggrek.

Disamping kelebihan yang dimilikinya, ternyata media pakis juga

memiliki kelemahan yang diantaranya adalah media tanam pakis sulit didapat

karena ketersediannya yang terbatas yang diakibatkan media tanam pakis juga

digunakan sebagai media tanam untuk tanaman hias lainnya. Pakis sendiri dapat

dibedakan menjadi dua bentuk yaitu pakis potongan dan pakis cacahan untuk

pakis cacahan biasa digunakan untuk media saat pembibitan tanaman anggrek,

yaitu saat kompot. Dan untuk pakis yang potongan biasanya dipakai untuk

anggrek yang lebih dewasa.

10
2. Media tanam untuk anggrek jenis terrestrial :

Anggrek terestrial yaitu anggrek yang tumbuh di atas permukaan tanah.

Ada yang membutuhkan sinar matahari penuh dan ada yang perlu sedikit

naungan. Anggrek yang membutuhkan cahaya matahari langsung atau penuh

misalnya Arachnis, Renanthera, Aranthera, dan Vanda teret (berdaun pensil)

seperti Vanda teres dan Vanda hookerianan.

Meski tumbuh dipermukaan tanah, tetapi anggrek ini masih membutuhkan

media lain seperti serutan kayu, sabut kelapa, atau sejenisnya. Media itu masih

dicampur lagi dengan kompos bambu atau sejenisnya. Media itu masih di campur

lagi dengan kompos bambu atau sejenisnya dan pupuk kandang yang sudah

matang.

3. Media tanam untuk anggrek jenis litofit :

Anggrek Litofit, yaitu Anggrek yang tumbuh pada batu-batuan atau tanah

berbatu, dan tahan terhadap cahaya matahari penuh. Anggek ini mengambil

makanan dari hujan, udara, humus.

Media pecahan bata dan genteng baik digunakan sebagai tempat

melekatnya akar, tempat menyimpan air, serta larutan unsur hara dan sebagai

pengatur kelembaban di sekitar akar. Media tanaman ini mempunyai

kelebihan sebagai tempat melekat atau menempelnya akar, menjaga kelembapan

sekitar akar, dan sebagai tempat menampung asupan air serta larutan unsur hara

yang penting untuk pertumbuhan tanaman hias anggrek. Kelebihan lain dari

media ini adalah tidak mudah lapuk dan sistem drainase dan aerasinya cukup baik.

4. Media tanam untuk anggrek jenis saprofit :

11
Anggrek saprofit tidak memiliki daun dan klorofil, membutuhkan sedikit

sinar matahari untuk dapat tumbuh dengan baik. Anggrek jenis ini tumbuh pada

media yang mengandung humus ataupun daun-daun kering. Anggrek saprofit

biasanya tumbuh di semak-semak yang mengandung humus atau daun-daun

kering yang telah menjadi senyawa organik. Anggrek saprofit pada umumnya

membutuhjab naungan, misalnya Arindina, Goodyera, Haemaria, Macodes,

Spathoglottis, Calanthe, dan Phaius.

Anggrek ini lazim ditanam atau di pot. Pemanfaatan ini tergantung

penampilan fisik tanaman secara keseluruhan. Tanaman dapat ditanam di tanah

dengan media yang mengandung humus atau kompos. Selain itu, dapat pula

digunakan media cacahan campuran sabut kelapa, serutan atau serpihan kayu,

humus daun bambu, sekam bakar, kaliandra atau media tumbuh yang telah

dimodifikasi.

Media Tumbuh Anggrek Berdasarkan Umur

Media tumbuh yang baik bagi anggrek harus memenuhi beberapa

persyaratan, antara lain tidak lekas melapuk dan terdekomposisi, tidak menjadi

sumber penyakit bagi tanaman, mempunyai aerasi dan draenase yang baik serta

lancar, mampu mengikat air dan zat-zat hara secara optimal, dapat

mempertahankan kelembaban di sekitar akar.

Media tumbuh anggrek berdasarkan umur ada dua yaitu media tumbuh di

botol dan pot. Biji anggrek akan disemai dalam botol yang steril dan juga yang

telah tersedia unsur hara yang cukup untuk biji berkecambah. Setelah dewasa bibit

yang berada dalam botol akan dipindahkan kedalam pot yang berisi media tanam.

12
Botol yang telah sterilkan dapat digunakan untuk menyebaran biji

Anggrek. Setelah tanaman di dalam botol berumur 9–12 bulan terlihat besar,

tumbuh akar. Dalam tingkat ini bibit sudah dapat dipindahkan kedalam pot

penyemaian yang berdiameter 7 cm, 12 cm atau 16 cm yang berlubang. Dalam pot

yang akan digunakan harus tersedia media tanam yang sesuai untuk jenis anggrek

yang akan dipindahtanamkan, seperti jenis epifit, maka dalam pot harus tersedia

sabut kelapa sebagai media tanam anggrek.

13
BAB IV

KESIMPULAN

1. Media tumbuh sebagai tempat tanaman untuk tumbuh mempunyai fungsi

untuk menyimpan unsur hara serta air yang sangat diperlukan untuk

pertumbuhan tanaman.

2. Anggrek terbagi atas 4 jenis berdasarkan habitatnya yaitu : epifit, saprofit,

terrestrial dan litofit.

3. Media tumbuh pada anggrek pada umumnta adalah : sabut kelapa, arang,

pecahan bata atau genting, batang pohon, kayu pakis dan serutan kayu.

14
DAFTAR PUSTAKA

Aditya, E.N.R. 2009. Budidaya Tanaman Anggrek : Pengelolaan Pembibitan


Anggrek Phalaenopsis di PT. Ekakarya Graha Flora, Cikampek, Jawa
Barat. Skripsi. Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas
Pertanian, Institut Pertanian Bogor. 93 hal.

Ditjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian. 2005. Pasca panen dan
Pemasaran Anggrek 2005-2010. Jakarta. 23 hal.

Ermitati dan Rifai, Mien. 1993. Glosarium Biologi. Jakarta: Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa Depdiknas.

Gunawan, L.W. 2002. Budi Daya Angrek. Penebar Swadaya. Jakarta.

Indarto, Novo. 2011. Pesona Anggrek. Yogyakarta: Cahaya Atma Pustaka

Iswanto H. 2002. Petunjuk Perawatan Anggrek. AgroMedia Pustaka. Jakarta

Kencana, I.P. 2007. Cara Cepat Membungakan Anggrek. Gramedia. Jakarta. 64


hal.

Moertolo, Ali, dkk. 1999. Keanekaragaman Tumbuhan. Malang: Universitas


Negeri Malang.

Parnata, Ayub. S. 2005. Panduan Budi Daya dan Perawatan Anggrek. Jakarta:
Argo Media Pustaka

Nurmalinda, Murtiningsih dan A Santika. 1997. Tata Niaga dan Penanganan


Pasca Panen Bunga Anggrek Dendrobium di Jabodetabek. Jurnal
Holtikultura (1): 604-613

Pusat Promosi dan Pemasaran Bunga dan Tanaman Hias. Jakarta: Dinas
Kelautan dan Pertanian Provinsi DKI Jakarta
Pioh, D.D. dan J.J. Rondonuwu. 2009. Kebutuhan hara tanaman hias
anggrek. Soil Environment. 7(1):73-79.

Ratnasari, J. 2007. Galeri Tanaman Hias Bunga. Jakarta. Penebar Swadaya. 223
hal.

Redaksi Trubus. 2005. Phalaenopsis. Jakarta. PT. Trubus Swadaya. 227 hal.

Redaksi Agromedia. 2006. Cara Tepat Merawat Anggrek. Jakarta. Agromedia


Pustaka. 66 hal.

Setiawan H. 2002. Usaha Pembesaran Anggrek. Penebar Swadaya. Jakarta


.

15
Sudarsono dkk. 2005. Taksonomi Tumbuhan Tinggi. Malang: Universitas Negeri
Malang

Utami, D. P. 2007. Merawat Anggrek agar Rajin Berbunga. 20: 69.

Virnanto. 2010. Prospek dan Manfaat Anggrek (Phalaenopsis amabilis).


http://matematikacerdas.wordpress.com/2010/01/10/budidaya-anggrek-
phalaenopsis-amabilis/. [02 Februari 2011]

16

Das könnte Ihnen auch gefallen