Sie sind auf Seite 1von 51

Kebutuhan Dasar neonatus, bayi, balita, dan anak prasekolah

Kebutuhan Dasar neonatus, bayi, balita, dan anak prasekolah

1. Asih
Asih (kebutuhan emosional) adalah kasih sayang dari orang tua akan 
menciptakan ikatan yang erat dan kepercayaan dasar untuk menjamin 
tumbuh kembang yang selaras baik fisik maupun mental.

1.        Ikatan Kasih Sayang

1. a. Pada Neonatus
Cara untuk melakukan Bounding Attachment pada neonates:

1)      Pemberian ASI ekslusif

Dengan dilakukannya pemberian ASI secara ekslusif segera setelah lahir, 
secara langsung bayi akan mengalami kontak kulit dengan ibunya yang 
menjadikan ibu merasa bangga dan diperlukan , rasa yang dibutuhkan 
oleh semua manusia.

2)      Rawat gabung

Rawat gabung merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan agar 
antara ibu dan bayi terjalin proses lekat (early infant mother bounding) 
akibat sentuhan badan antara ibu dan bayinya. Hal ini sangat 
mempengaruhi perkembangan psikologis bayi selanjutnya, karena 
kehangatan tubuh ibu merupakan stimulasi mental yang mutlak 
dibutuhkan oleh bayi.Bayi yang merasa aman dan terlindung, merupakan
dasar terbentuknya rasa percaya diri dikemudian hari. Dengan 
memberikan ASI ekslusif, ibu merasakan kepuasan dapat memenuhi 
kebutuhan nutrisi bayinya, dan tidak dapat digantikan oleh orang lain. 
Keadaan ini juga memperlancar produksi ASI, karena refleks let­down 
bersifat psikosomatis. Ibu akan merasa bangga karena dapat menyusui 
dan merawat bayinya sendiri dan bila ayah bayi berkunjung akan terasa 
adanya suatu kesatuan keluarga.

3)      Kontak mata (Eye to Eye Contact)

Beberapa ibu berkata begitu bayinya bisa memandang mereka,mereka 
merasa lebih dekat dengan bayinya. Orang tua dan bayi akan 
menggunakan lebih banyak waktu untuk saling memandang. Seringkali 
dalam posisi bertatapan.Bayi baru lahir dapat diletakkan lebih dekat 
untuk dapat melihat pada orang tuanya.  Kesadaran untuk membuat 
kontak mata dilakukan kemudian dengan segera.Kontak mata 
mempunyai efek yang erat terhadap perkembangan dimulainya hubungan
dan rasa percaya sebagai faktor yang penting dalam hubungan manusia 
pada umumnya.

4)      Suara (Voice)

Mendengar dan merenspon suara antara orang tua dan bayinya 
sangatpenting.orang tua menunggu tangisan pertama bayi mereka 
dengan tegang. Suara tersebut membuat mereka yakin bahwa bayinya 
dalam keadaan sehat.Tangis tersebut membuat mereka melakukan 
tindakan menghibur. Sewaktu orang tua berbicara dengan nada suara 
tinggi, bayi akan menjadi tenang dan berpaling kearah mereka. Respon 
antara ibu dan bayi berupa suara masing­masing. Orang tua akan 
menantikan tangisan pertama bayinya. Dari tangisan itu, ibu menjadi 
tenang karena merasa bayinya baik­baik saja (hidup). Bayi dapat 
mendengar sejak dalam rahim, jadi tidak mengherankan jika ia dapat 
mendengarkan suara­suara dan membedakan nada dan kekuatan sejak 
lahir, meskipun suara­suara itu terhalang selama beberapa hari oleh 
sairan amniotik dari rahim yang melekat dalam telinga.

5)      Aroma / Odor (Bau Badan)

Setiap anak memiliki aroma yang unik dan bayi belajar dengan cepat 
untuk mengenali aroma susu ibunya. Indera penciuman pada bayi baru 
lahir sudah berkembang dengan baik dan masih memainkan peran dalam 
nalurinya untuk mempertahankan hidup. Indera penciuman bayi akan 
sangat kuat, jika seorang ibu dapat memberikan bayinya Asi pada waktu 
tertentu.

6)      Gaya bahasa (Entrainment)

Bayi mengembangkan irama akibat kebiasaan. Bayi baru lahir bergerak­
gerak sesuai dengan struktur pembicaraan orang dewasa. Mereka 
menggoyangkan tangan, mengangkat kepala, menendang­nendangkan 
kaki. Entrainment terjadi pada saat anak mulai bicara.  Bayi baru lahir 
menemukan perubahan struktur pembicaraan dari orang dewasa. Artinya
perkembangan bayi dalam bahasa dipengaruhi kultur, jauh sebelum ia 
menggunakan bahasa dalam berkomunikasi. Dengan demikian terdapat 
salah satu yang akan lebih banyak dibawanya dalam memulai berbicara 
(gaya bahasa). Selain itu juga mengisyaratkan umpan balik positif bagi 
orang tua dan membentuk komunikasi yang efektif.

7)      Bioritme (Biorhythmicity)

Salah satu tugas bayi baru lahir adalah membentuk ritme personal 
(bioritme). Orang tua dapat membantu proses ini dengan memberi kasih 
sayang yang konsisten dan dengan memanfaatkan waktu saat bayi 
mengembangkan perilaku yang responsif. Janin dalam rahim dapat 
dikatakan menyesuaikan diri dengan irama alamiah ibunya seperti 
halnya denyut jantung. Salah satu tugas bayi setelah lahir adalah 
menyesuaikan irama dirinya sendiri. Orang tua dapat membantu proses 
ini dengan memberikan perawatan penuh kasih sayang secara konsisten 
dan dengan menggunakan tanda keadaan bahaya bayi untuk 
mengembangkan respon bayi dan interaksi sosial serta kesempatan untuk
belajar.

8)      Inisiasi Dini

Setelah bayi lahir, dengan segera bayi ditempatkan diatas ibu. Ia akan 
merangkak dan mencari puting susu ibunya. Dengan demikian, bayi 
dapat melakukan reflek sucking dengan segera. Menurut Klaus, Kennel 
(1982), ada beberapa keuntungan fisiologis yang dapat diperoleh dari 
kontak dini :

a)    Kadar oksitosin dan prolaktin meningkat.

b)   Reflek menghisap dilakukan dini.

c)    Pembentukkan kekebalan aktif dimulai.

d)   Mempercepat proses ikatan antara orang tua dan anak (body warmth 
(kehangatan tubuh); waktu pemberian kasih sayang; stimulasi hormonal).

1. b. Pada Bayi
Tahap­tahap bonding attachment adalah sebagai berikut:
1)      Perkenalan (acquaintance) dengan melakukan kontak mata, 
memberikan sentuhan, mengajak berbicara, dan mengeksplorasi segera 
setelah mengenal bayinya

2)      Keterikatan (bonding)

3)      Attachment, perasaan sayang yang mengikat individu dengan 
individu lain

Elemen­elemen bonding attachment dapat dijelaskan sebagai  berikut:

1)      Sentuhan

Sentuhan atau indera peraba dipakai secara inkstensif oleh orang tua 
sebagai suatu sarana untuk mengenali bayi baru lahir dengan cara 
mengeksplorasi tubuh bayi dengan ujung jarinya. Gerakan dilakukan 
untuk menenangkan bayi.

2)      Kontak mata

Ketika bayi baru lahir mampu secara fungsional mempertahankan kontak
mata, orang tua, dan bayi akan menggunakan lebih banyak waktu untuk 
saling memandang. Beberapa ibu mengatakan  dengan melakukan kontak
mata mereka merasa lebih dekat dengan bayinya.

3)      Suara

Saling mendengar dan merespon suara antara orang tua dengan bayinya 
juga penting dilakukan. Orang tua menunggu tangisan pertama bayinya 
dengan tegang. Sementara itu, bayi akan menjadi tenang dan berpaling  
kearah orang tua mereka saat orang tua mereka berbicara dengan suara 
bernada tinggi.
4)      Aroma

Perilaku lain yang terjalin antara orang tua dan bayi ialah respon 
terhadap aroma/bau masing­masing. Ibu mengetahui bahwasetiap anak 
memiliki aroma yang unik, sementara itu bayi belajar dengan cepat untuk
membedakan aroma susu ibunya.

5)      Hiburan

Bayi baru lahir bergerak­gerak sesuai dengan struktur pembicaraan 
orang dewasa. Mereka menggoyangkan tangan, mengangkat kepala, 
menendang­nendangkan kakinya. Hiburan  terjadi saat anak mulai 
bicara. Irama ini berfungsi memberi umpan baik positif kepada orang tua 
dan menegakkan suatu pola komunikasi efektif yang positif.

6)      Bioritme

Anak yang belum lahir atau baru lahir dapat dikatakan senada dengan 
ritme alamiah ibunya. Salah satu tugas bayi baru lahir adalah 
membentuk ritme personal (bioritme). Orang tua dapat membantu proses 
ini dengan member kasih saying yang konsisten dan dengan 
memanfaatkan waktu saat bayi mengembangkan prilakuk responsif. Hal 
ini dapat meningkatkan interaksi sosial dan kesempatan bayi untuk 
belajar.

7)      Kontak dini

Keuntungan fisiologis yang diperoleh dari kontak dini yaitu:
1. Kadar oksitosin dan prolaktin meningkat
2. Refleks mengisap dilakukan sedini mungkin
3. Pembentukan kekebalan aktif dimulai
4. Mempercepat proses ikatan antara orang tua dan anak melalui
kehangatan tubuh, waktu pemberian kasih sayang dan memberikan
stimulasi hormonal
Prinsip­prinsip dan upaya bonding attachment :

1)      Bonding attachment dilakukan dimenit pertama dan jam pertama

2)      Orang tua merupakan orang yang menyentuh bayi pertama kali

3)      Adanya ikatan yang baik dan sistematis

4)      Orang tua ikut terlibat dalam proses persalinan

5)      Persiapan (perinatal care)

6)      Cepat melakukan proses adaptasi

7)      Kontak sedini mungkin sedini mungkin sehingga dapat membantu 
dalam memberi kehangatan pada bayi, menurunkan rasa sakit ibu, serta 
member rasa nyaman.

8)      Tersedianya fasilitas untuk kontak lebih lama

9)      Penekanan pada hal­hal positif

10)  Adanya perawat maternitas khusus (bidan)

11)  Libatkan anggota keluarga lainnya

12)  Pemberian informasi bertahap mengenai bonding attachment

Dampak positif bonding attachment adalah bayi merasa dicintai, 
diperhatikan, merasa aman, serta berani mengadakan eksplorasi. 
Hambatan yang biasa ditemui adalah kurangnya system dukungan, ibu 
dan bayi yang beresiko, kehadiran bayi yang tidak diinginkan.

Gambar 1. Ikatan kasih sayang antara ibu dan bayi

1. c. Pada Balita
Untuk dapat menjalin ikatan emosi yang erat dengan anak kita, berikut 
ini ada beberapa hal yang dapat dijadikan pedoman bagi orangtua atau 
orang yang dekat dengan anak dalam melakukan interaksi dengan balita :

1)        Berikan rangsangan positif kepada balita. Misalnya dengan 
belaian/ sentuhan /pijatan–pijatan lembut, ucapan­ucapan lembut/bisikan­
bisikan mesra, kecupan, dan suara­suara yang menenangkan bayi.

2)        Tanggap terhadap kebutuhan balita.

3)        Ajak anak bermain yang dapat membuatnya gembira atau tertawa.
Misalnya dengan main “ciluk ba”, menggelitikinya sesekali, memainkan 
boneka dengan suara­suara lucu atau menunjukkan wajah­wajah ganjil 
(memasang ekspresi lucu), membadut (bicara dengan cara yang dilebih­
lebihkan), kemudian tertawalah bersama anak. Pada umumnya, kita akan
merasa lebih dekat dengan seseorang yang tertawa bersama kita, 
demikian pula halnya dengan anak.

4)        Sengaja meluangkan waktu bersama anak untuk dapat 
memberikan kualitas pengasuhan yang baik. Jangan menghadapi anak 
dengan terpaksa atau hanya hadir secara fisik saja. Usahakan 
menghadapi anak dengan menghadirkan “hati” juga.
5)        Terima anak apa adanya dengan tulus dan ikhlas, sekalipun ia 
cacat atau tidak sesuai dengan harapan kita. Sebab penolakan terhadap 
anak, menyebabkan hubungan orangtua­anak menjadi tegang dan 
menghalangi orangtua untuk memberikan kasih sayangnya.

6)        Jangan bersikap kasar, kesal dan menunjukkan kemarahan 
terhadap balita karena balita juga bisa merasakan ketidaknyamanan ini 
dan merekamnya dalam ingatannya sehingga membuat orangtua menjadi 
“jauh” terhadap anak.

Peran bidan dalam hal ini adalah :

1)        Membantu menciptakan terjadinya ikatan antara ibu dan bayi 
dalam jam pertama pasca kelahiran.

2)        Memberikan dorongan pada ibu dan keluarga untuk memberikan 
respon positif tentang bayinya, baik melalui sikap maupun ucapan dan 
tindakan.

3)        Sewaktu pemeriksaan ANC, Bidan selalu mengingatkan ibu untuk 
menyentuh dan meraba perutnya yang semakin membesar

4)        Bidan mendorong ibu untuk selalu mengajak janin berkomunikasi

5)        Bidan juga mensupport ibu agar dapat meningkatkan kemampuan 
dan keterampilannya dalam merawat anak, agar saat sesudah kelahiran 
nanti ibu tidak merasa kecil hati karena tidak dapat merawat bayinya 
sendiri dan tidak memiliki waktu yang seperti ibu inginkan

6)        Ketika dalam kondisi yang tidak memungkinkan untuk 
melaksanakan salah satu cara bonding attachment dalam beberapa saat 
setelah kelahiran, hendaknya Bidan tidak benar­benar memisahkan ibu 
dan bayi melainkan Bidan mampu untuk mengundang rasa penasaran ibu
untuk mengetahui keadaan bayinya dan ingin segera memeluk bayinya.  
Pada kasus bayi atau ibu dengan risiko,  ibu dapat tetap melakukan 
bonding attachment ketika ibu member ASI bayinya atau ketika 
mengunjungi bayi di ruang perinatal.

1. d. Pada Anak Prasekolah


Ikatan emosi dan kaish sayang yang erat antara ibu/orangtua sangatlah 
penting, karena berguna untuk menentukan prilaku anak di kemudian 
hari, merangsang perkembangan otak anak, serta merangsang perhatian 
anak terhadap dunialuar.Oleh karena itu, kebutuhan asih ini meliputi :
1)   Kasih sayang orangtua

Orangtua yang harmonis akan mendidik dan membimbing anak dengan 
penuh kasih sayang. Kasih sayang tidak berarti memanjakan atau tidak 
pernah memarahi, tetapi bagaimana menciptakan hubungan yang hangat 
dengan anak, sehingga anak merasa aman dan senang.

2)   Rasa aman

Adanya interaksi yang harmonis antara orangtua dan anak akan 
memberikan rasa aman bagi anak untuk melakukan aktivitas sehari­
harinya.

3)   Harga Diri

Setiap anak ingin diakui keberadaan dan keinginannya. Apabila anak 
diacuhkan, maka hal ini akan menyebabkan frustasi

4)   Dukungan/dorongan
Dalam melakukan aktivitas, anak perlu memperoleh dukungan dari 
lingkungannya. Apabila orangtua sering melarang aktivitas yang akan 
dilakukan, maka hal tersebut dapat menyebabkan anak ragu­ragu dalam 
melakukan setiap aktivitasnya. Selain itu, orangtua perlu memberikan 
dukungan agar anak dapat mengatasi stressor atau masalah yang 
dihadapi.

5)   Mandiri

Agar anak menjadi pribadi yang mandiri, maka sejak awal anak harus 
dilatih untuk tidak selalu tergantung pada lingkungannya. Dalam melatih
anak untuk mandiri tentunya harus menyesuaikan dengan kemampuan 
dan perkembangan.

6)   Rasa memiliki

Anak perlu dilatih untuk mempunyai rasa memiliki terhadap barang­
barang yang dimilikinya, sehingga anak tersebut akan mempunyai rasa 
tanggung jawab untuk memelihara barangnya.

7)   Kebutuhan akan sukses, mendapatkan kesempatan, dan pengalaman

Anak perlu mendapatkan kesempatan untuk berkembang sesuai dengan 
kemampuan dan sifat­sifat bawaannya. Tidak pada tempatnya jika 
orangtua memaksakan keinginannya untuk dilakukan oleh anak tanpa 
memperhatikan kemauan anak.

Cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan ikatan kasih sayang :

1)        Berikan rangsangan positif. Misalnya dengan belaian/ sentuhan / 
pijatan – pijatan lembut, ucapan­ucapan lembut, kecupan, dan suara­
suara yang menenangkan.
2)        Tanggap terhadap kebutuhan anak. Misalnya bila anak menangis, 
segera cari tahu apa yang menyebabkannya untuk kemudian segera 
mengatasinya.

3)        Ajak anak bermain yang dapat membuatnya gembira atau tertawa.
Misalnya dengan main “ciluk ba”, menggelitikinya sesekali, memainkan 
boneka dengan suara­suara lucu atau menunjukkan wajah­wajah ganjil 
(memasang ekspresi lucu), membadut (bicara dengan cara yang di lebih­
lebihkan), kemudian tertawalah bersama anak. Pada umumnya, kita akan
merasa lebih dekat dengan seseorang yang tertawa bersama kita, 
demikian pula halnya dengan anak.

4)        Sengaja meluangkan waktu bersama anak untuk dapat 
memberikan kualitas pengasuhan yang baik. Jangan menghadapi anak 
dengan terpaksa atau hanya hadir secara fisik saja. Usahakan 
menghadapi anak dengan menghadirkan “hati” juga.

5)        Terima anak apa adanya dengan tulus dan ikhlas, sekalipun ia 
cacat atau tidak sesuai dengan harapan kita. Sebab penolakan terhadap 
anak, menyebabkan hubungan orangtua­anak menjadi tegang dan 
menghalangi orangtua untuk memberikan kasih sayangnya.

6)        Jangan bersikap kasar, kesal dan menunjukkan kemarahan 
terhadap anak karena anak bisa merasakan ketidaknyamanan ini dan 
merekamnya dalam ingatannya sehingga membuat orangtua menjadi 
“jauh” terhadap anak.

1. 2. Sibling Rivalry
2. a. Pengertian
Sibling rivarly adalah bentuk perilaku anak yang memiliki adik baru. 
Anak cenderung bersikap lebih nakal karena merasa cemburu dan 
tersaingi atas kehadiran adiknya, terlebih lagi ketika ia melihat ibunya 
sedang bersama adiknya. Perilaku ini biasanya ditunjukan untuk 
menarik perhatian ibu dan biasanya muncul pada anak­anak usia 12­18 
bulan.

Gambar 2. Sibling rivalry, bentuk perilaku anak yang memiliki adik baru

1. b. Faktor-Faktof yang Dapat Menimbulkan Sibling


Rivalry dan Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan
Menurut Boyle, pencetus timbulnya sibling rivalry ada dua yaitu:

1) Usia

Jarak antara kakak beradik yang dekat cenderung menimbulkan 
adanya sibling rivalry. Perbedaan usia antara 2 sampai 4 tahun 
merupakan usia yang paling mengancam terutama bila kakak masih 
sangat muda dan belum memahami situasi. Sibling rivalry muncul 
umumnya pada anak usia prasekolah yaitu pada usia 1 tahun sampai 6 
tahun.

2) Jenis kelamin

Jenis kelamin yang berbeda antara kakak adik cenderung jarang 
menimbulkan persaingan dibanding anak yang memiliki jenis kelamin 
yang sama. Jenis kelamin yang berbeda antara kakak adik lebih 
menunjukan hubungan yang positif dibanding kakak adik yang memiliki 
jenis kelamin sama.

Faktor lain yang dapat berpengaruh terhadap munculnya sibling 
rivalrydiantaranya:
1)        Peran orang tua

2)        Besarnya keluarga

Besarnya keluarga mempengaruhi sering dan kuatnya rasa cemburu dan 
iri hati. Cemburu lebih umum pada keluarga kecil dengan 2­3 anak dari 
pada dalam keluarga besar dimana tidak ada anak yang menerima 
perhatian lebih besar dari orang tua.

3)        Umur

Jarak kelahiran anak dan usia anak berpengaruh terhadap 
munculnya sibling rivalry.

4)        Jenis kelamin

Jenis kelamin yang berbeda dari anak dapat meningkatkan 
timbulnya sibling rivalry dibanding yang berjenis kelamin sama

5)        Posisi anak

Sibling rivalry cenderung terjadi antara anak pertama dengan anak 
kedua dibanding dengan anak terakhir.

Hal yang perlu diperhatikan orang tua untuk mengatasi sibling rivalry, 
sehingga anak dapat bergaul dengan baik, antara lain:

1)        Tidak membandingkan antara anak satu sama lain.

2)        Membiarkan anak menjadi diri pribadi mereka sendiri.

3)        Menyukai bakat dan keberhasilan anak­anak Anda.

4)        Membuat anak­anak mampu bekerja sama daripada bersaing 
antara satu sama lain.
5)        Memberikan perhatian setiap waktu atau pola lain ketika konflik 
biasa terjadi.

6)        Mengajarkan anak­anak Anda cara­cara positif untuk 
mendapatkan perhatian dari satu  sama lain.

7)        Bersikap adil sangat penting, tetapi disesuaikan dengan kebutuhan
anak. Sehingga adil bagi anak satu dengan yang lain berbeda.

8)        Merencanakan kegiatan keluarga yang menyenangkan bagi semua 
orang.

9)        Meyakinkan setiap anak mendapatkan waktu yang cukup dan 
kebebasan mereka sendiri.

10)    Orang tua tidak perlu langsung campur tangan kecuali saat tanda­
tanda akan kekerasan fisik.

11)    Orang tua harus dapat berperan memberikan otoritas kepada anak­
anak, bukan untuk anak­anak.

12)    Orang tua dalam memisahkan anak­anak dari konflik tidak 
menyalahkan satu sama lain.

13)    Jangan memberi tuduhan tertentu tentang negatifnya sifat anak.

14)    Kesabaran dan keuletan serta contoh­contoh yang baik dari perilaku
orang tua sehari­hari adalah cara pendidikan anak­anak untuk 
menghindari sibling rivalry yang paling bagus.

1. c. Tanda-Tanda Sibling Rivalry


Anda dapat mengeksploitasikan perasaan cemburu dengan berbagai cara 
yang kreatif, yaitu :
1)   Melakukan kekerasan baik secara fisik maupun psikis seperti 
memukul adik atau kakaknya, mendorong anak lain dari pangkuan 
ibunya, memahami secara verbal atau melakukan penghinaan.

2)   Regresi pada anak yang lebih tua seperti menunjukan perilaku 
perkembangan sebelumnya misal, kembali mengompol atau meminta 
botol susu

3)   Displacement, anak mengalami perubahan penampilan disekolah 
misalnya menunjukan perilaku yang buruk disekolah.

4)   Anak mengalami gangguan dalam tidur dan terjadi perubahan dalam 
pola tidurnya

5)   Anak mengalami depresi atau menderita kegelisahan akan 
perpisahan.

1. d. Dampak Sibling Rivalry


Pengaruh dari sibling rivalry dapat berdampak pada anak, orangtua dan 
masyarakat secara tidak langsung. Efek dari perilaku ini merupakan 
dampak jangka lama pada anak maupun masyarakat saat anak menjadi 
bagian dalam masyarakat antara lain :

1)        Anak

Dampak pada anak ada dua hal yang utama. Pertama, anak dapat 
tumbuh sangat agresif, karena perilaku persaingan yang agresif yang 
berlangsung lama pada awal masa kanak­kanak dimana pada tahap ini 
konsep diri mulai terbentuk. Dampak kedua adanya sibling rivalry yaitu 
anak menjadi rendah diri, karena anak yang merasa gagal dalam merebut
cinta kasih dari orangtua dan bila hal ini terjadi secara berulang­ulang 
anak dapat merasa kecewa dan hilang kepercayaan diri. Anak tumbuh 
menjadi individu yang sulit beradaptasi terhadap krisis yang ditemui 
pada tahap perkembangan selanjutnya, terutama pada masa penuh krisis 
seperti pada masa adolence

2)        Orangtua

Orangtua dapat menjadi stres dengan tingkah laku yang ditunjukan 
anak­anak dengan sibling rivalry

3)        Masyarakat

Anak yang tumbuh menjadi dewasa dengan kepribadian yang terbentuk 
dari dampak negatif sibling rivalry yaitu, perilaku psikologis yang 
merusak yang dapat berupa perilaku agresif atau perilaku kriminal 
tertentu yang mengganggu masyarakat.

1. e. Sibling Rivalry pada Neonatus, Bayi, Balita dan Anak


Pra Sekolah
1)        Pada Neonatus

Pada Neonatus dengan sibling rivalry cara mengatasinya :

a)    Orang tua jangan campur tangan langsung, campur tangan langsung 
diperlukan saat terdapat tanda­tanda akan terjadinya kekerasan fisik.

b)   Pisahkan keduanya hingga masing­masing tenang, lalu suruh mereka 
kembali dengan sedikitnya satu ide tentang cara menyelesaikan masalah 
hingga tidak akan terulang lagi.

c)    Tidak penting yang memulai siapa yang memulai masalah, karena 
orang tua tak mungkin menemukan anak mana yang bersalah, karena tak
satupun dari mereka yang 100% benar ataupun salah.
d)   Jika anak­anak selalu memperebutkan benda yang sama, misalnya 
mereka rebutan TV, ajaklah mereka dan ajari membuat jadwal daftar TV.

e)    Bantu anak­anak mengembangkan ketrampilan dan menyelesaikan 
masalah sendiri tanpa kekerasan.

f)    Ajari mereka bagaimana cara berkompromi, menghormati orang lain 
dan memutuskan sesuatu secara adil.

g)   Jangan berteriak­teriak pada anak­anak.

h)   Ajaklah setiap anak untuk mengungkapkan perasaan mereka tentang 
saudaranya, misalnya rasa marah dan kecewa. Hal ini akan membantu 
mereka untuk mengenali emosi negatif dan mengatasinya dikemudian 
hari

i)     Belajarlah mengatur kemarahan agar anak­anak bisa belajar untuk 
tidak mudah marah sehingga tidak ada pertengkaran. Tidak perlu 
berargumen bahwa orang tua sudah bersikap adil, karena sebesar apapun
usaha orang tua, anak­anak tetap menemukan ketidakadilan dari 
perlakuan orang tua.

2)        Pada Bayi

Sibling rivalry adalah bentuk prilaku anak yang memiliki adik baru. 
Anak cenderung bersikap lebih nakal karena merasa cemburu dan 
tersaingi atas kehadiran adiknya., terlebih lagi ketika ia melihat ibunya 
sedang bersama adiknya. Prilaku ini biasanya ditunjukkan untuk 
menarik perhatian ibu dan biasa muncul pada anak­anak usia 12­18 
bulan.

3)        Pada Balita

Sibling rivalry dapat diartikan sebagai persaingan antara saudara 
kandung. Persaingan antara saudara kandung merupakan respon yang 
normal seorang anak karena merasa ada ancaman gangguan yang 
mengganggu kestabilan hubungan keluarganya dengan adanya saudara 
baru.

Cara beradaptasi pada tahap perkembangan ini agar tidak terjadinya 
sibling rivalry antara lain:

a)      Merubah pola tidur bersama dengan anak­anak pada beberapa 
minggu sebelum kelahiran.

b)      Mempersiapkan keluarga dan kawan­kawan anak balitanya dengan 
menanyakan perasaannya terhadap kehadiran anggota baru.

c)      Mengajarkan pada orang tua untuk menerima perasaan yang 
ditunjukkan oleh anaknya.

d)     Memperkuat kasih­sayang terhadap anaknnya.

4)        Pada Anak Pra Sekolah

Pada usia anak prasekolah biasanya orang tua sudah akan kembali 
melahirkan. Itu berarti seorang anak akan memiliki seorang adik. Hal ini 
menciptakan suatu keaadaan yang disebut Sibling Rivalry. Ini 
dikarenakan anak tersebut merasa kasih sayang orang tuanya berpindah 
pada adiknya. Sibling rivairy adalah perselisihan yang terjadi pada anak 
atau perselisihan antara kakak dan adik.Sibling rivairy adalah semangat 
kecemburuan atau kemarahan antar kakak dan adik yang dimulai sejak 
kelahiran adik dalam keluraga. Faktor penyebab sibling rivairy yakni;

a)      Jenis kelamin antara saudara kandung

Jenis kelamin yang sama dari anak dapat meningkatkan timbulnya 
sibling rivairy dibandingkan dengan jenis kelamin yang berbeda. Hal ini 
dikarenakan jenis kelamin yang sama antara saudara kandung dapat 
memicu terjadinya iri hati yang dikarenakan kebutuhan dan karakteristik
yang sama.

b)      Perbedaan usia antara saudara kandung

Sibling rivairy muncul ketika selisih usia saudara kandung terlalu dekat, 
karena kehadiran adik dianggap menyita waktu dan perhatian terlalu 
banyak dari orangtua

c)      Sikap orang tua

Sikap orangtua yang membagi perhatian dengan orang lain, 
mengidolakan anak tertentu, perasaan kesal orangtua, dan membanding­
bandingkan anak dapat memicu terjadinya sibling rivairy pada anak. Hal 
ini dapat mengakibatkan anak merasa mendapatkan perlakuan dan 
perhatian yang tidak sama dari orangtuanya.

d)     Jumlah keluarga

Cemburu lebih umum terjadi pada keluarga kecil dengan 2­3 anak 
daripada dalam keluarga besar dimana tidak ada anak yang menerima 
perhatian lebih besar dari prang tua. Hal ini dikarenakan bila hanya 
terdapat 2 atau 3 saudara dalam keluarga akan cenderung sering 
berinteraksi dibandingkan dengan jumlah anggota keluarga yang lebih 
banyak.
1. f. Mengatasi Sibling Rivalry
Beberapa hal yang perlu diperhatikan orang tua untuk mengatasi sibling
rivalry, yaitu :
1)        Tidak membandingkan antara anak satu sama lain.
2)        Membiarkan anak menjadi diri pribadi mereka sendiri.
3)        Menyukai bakat dan keberhasilan anak­anak Anda.
4)        Membuat anak­anak mampu bekerja sama daripada bersaing 
antara satu sama lain.
5)        Memberikan perhatian setiap waktu atau pola lain ketika konflik 
biasa terjadi.

6)        Mengajarkan anak­anak Anda cara­cara positif untuk 
mendapatkan perhatian dari satu sama lain.
7)        Bersikap adil sangat penting, tetapi disesuaikan dengan 
kebutuhan anak. Sehingga adil bagi anak satu dengan yang lain berbeda.
8)        Merencanakan kegiatan keluarga yang menyenangkan bagi semua
orang.
9)        Meyakinkan setiap anak mendapatkan waktu yang cukup dan 
kebebasan mereka sendiri.
10)    Orang tua tidak perlu langsung campur tangan kecuali saat tanda­
tanda akan kekerasan fisik.
11)    Orang tua harus dapat berperan memberikan otoritas kepada anak­
anak, bukan untuk anak­anak.
12)    Orang tua dalam memisahkan anak­anak dari konflik tidak 
menyalahkan satu sama lain.
13)    Jangan memberi tuduhan tertentu tentang negatifnya sifat anak.
14)    Kesabaran dan keuletan serta contoh­contoh yang baik 
dari perilaku orang tua sehari­hari adalah cara pendidikan anak­
anak untuk menghindari sibling rivalry yang paling bagus
1. g. Peran Bidan
Peran bidan dalam mengatasi sibling rivalry, antara lain:
1)        Membantu menciptakan terjadinya ikatan antara ibu 
dan bayi dalam jam pertama pasca kelahiran.
2)        Memberikan dorongan pada ibu dan keluarga untuk memberikan 
respon positif tentang bayinya, baik melalui sikap maupun ucapan dan 
tindakan.

1. B. Asuh
2. 1. Pemenuhan Nutrisi
1. a. Pemenuhan nutrisi pada neonatus
Bagi neonatus, ASI merupakan satu­satunya sumber makanan dan 
minuman yang utama dengan nutrisi yang sebagian besar terkandung di 
dalamnya. ASI mengandung zat gizi yang sangat lengkap, antara lain 
karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, faktor pertumbuhan, 
hormon, enzim dan zat kekebalan. Semua zat ini terdapat secara 
proporsional dan seimbang satu dengan lainnya. ASI merupakan nutrisi 
yang paling lengkap untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi.

Komposisi ASI berubah sesuai masa kehamilan dan usia pasca natal 
(melahirkan). Komposisi ASI yang keluar pada hari pertama sampai hari 
ke 4­7 (kolostrum) berbeda dengan ASI yang diproduksi hari 7­10 sampai 
hari ke 14 (ASI transisi) dan ASI selanjutnya (ASI matur). Komposisi 
tersebut sesuai dengan kebutuhan masing­masing bayi baru lahir.

Komposisi ASI juga berbeda berdasarkan lamanya waktu menyusui. Pada 
permulaan menyusui (5 menit pertama) disebut foremilk, mengandung 
kadar protein yang tinggi. ASI yang dihasilkan pada akhir menyusui 
(setelah 15­20 menit) disebut hindmilk, mengandung kadar lemak yang 
tinggi. Karena itu, para ibu harus menyusui bayinya sampai tuntas pada 
satu payudara, baru kemudian dapat berpindah ke payudara yang lain, 
agar bayi mendapatkan keseluruhan kandungan ASI yang dibutuhkan.
Setelah bayi lahir, cairan encer kekuningan, yang disebut kolostrum, 
mengalir dari puting ibu sebelum ASI diproduksi. Kolostrum kaya akan 
kalori, protein dan antibodi. Ini berlangsung selama 1 sampai 4 atau 7 
hari pascapersalinan. Bayi baru lahir akan diberi ASI sesuai dengan 
kapasitas lambung antara 30­90 ml.

Setelah hari ke tujuh hingga usia 28 hari, ASI akan menjadi ASI transisi, 
kemudian ASI matur. Tidak ada cara yang mudah untuk mengukur 
seberapa banyak ASI yang dikonsumsi oleh bayi baru lahir, tetapi bukan 
berarti kita tidak bisa tahu apakah bayi kita cukup mendapatkan ASI. 
Hal yang harus dipastikan adalah posisi badan bayi pada saat sedang 
menyusu, serta pelekatan mulut bayi pada payudara ibu telah benar 
sehingga bayi dapat minum ASI dan bukan hanya ngempeng. Bayi BAK 
minimal 5­6 kali dalam sehari, dan selesai sendiri menyusunya dengan 
cara melepaskan sendiri dari payudara ibu. Bayi tampak, tenang, 
kenyang dan tidak rewel ketika selesai menyusu, dan setiap bulan ada 
kenaikan BB bayi yang wajar.

Kebutuhan minum pada neonatus yaitu :

1)        Hari ke 1 = 50­60 cc/kg BB/hari

2)        Hari ke 2 = 90 cc/kg BB/hari

3)        Hari ke 3 = 120 cc/kg BB/hari

4)        Hari ke 4 = 150 cc/kg BB/hari

Dan untuk tiap harinya sampai mencapai 180 – 200 cc/kg BB/hari.

1. b. Pemenuhan nutrisi pada bayi


Rencana asuhan untuk memenuhi kebutuhan minum dan makan bayi 
adalah dengan membantu bayi mulai menyusu melalui pemberian ASI 
ekslusif. Prinsip umum menyusui secara dini dan ekslusif adalah sebagai 
berikut:

1)      Bayi harus disusui sesegera mungkin setelah lahir (terutama dalam 
1 jam pertama) dan melanjutkannya selama 6 bulan pertama kehidupan.

2)      Kolostrum harus diberikan, tidak boleh dibuang

3)      Bayi harus diberi ASI ekslusif selama 6 bulan pertama. Artinya 
tidak boleh member makanan apapun pada bayi selain ASI selama masa 
tersebut.

4)      Bayi harus disusui kapan saja ia mau,siang atau malam (on 
demand) yang akan meransang payudara memproduksi ASI secara 
adekuat.

Untuk mendapatkan ASI dalam jumlah cukup, seorang ibi perlu menjaga 
kesehatannya sebaik mungkin. Ia perlu minum dalam jumlah cukup, 
makan makanan bergizi, dan istirahat yang cukup. Oleh sebab itu, bidan 
harus mengingatkan hal ini pada ibu.

Jumlah rata­rata makanan seorang bayi cukup bulan selama 2 minggu 
pertama sebanyak 30­60 ml setiap 2­3 jam. Selama 2 minggu pertama, 
bayi baru lahir hendaknya dibangunkan untuk makan paling tidak setiap 
4 jam. Sesudah itu, jika bayu sudah bertambah berat badannya, bayi 
boleh tidur dalam periode yang lebih lama (terutama malam hari). Untuk 
meyakinkan bahwa bayimendapat cukup makanan, ibu harus mengamati 
dan mencatat secerapa sering bayi berkemih. Berkemih paling sedikit 6 
kali selama 2­7 hari setelah lahir, ini menunjukkan asupan cairannya 
adekuat.

Situasi tertentu yang mempengaruhi proses menyusui:
1)      Bayi kembar

Proses dan teknikmenyusui bayi kembar sama dengan menyusui bayi 
tunggal. Untuk mendapat ASI yang cukup untuk bayi kembarnya, ibu 
harus minum dalam jumlah yang cukup, makan makanan bergizi, dan 
istirahat yang cukup. Semakin sering ibu menyusui, semakin banyak susu
yang diproduksi.

2)      Ibu yang bekerja jauh dari rumah atau bayi yang tidak dapat minum
seluruh ASI

Jika ibu bekerja jauh dari rumah dan tidak dapat membawa bayinya, 
payudara ibu akan menjadi penuh dan akan memproduksi ASI dalam 
jumlah sedikit. Untuk menjaga agar payudara tetap memproduksi ASI 
dalam jumlah yang cukup, ibu dapat mencoba dengan mengeluarkan 
susunya selama satu hari.

3)      Situasi ketika ibu tidak dapat menyusui bayinya

a)    Jika ibu menderita penyakit yang serius atau dalam keadaan 
dehidrasi sebab menyusui dapat memperburuk kesehatan ibu.

b)   Jika ibu menderita AIDS atau infeksi HIV, penyakit ini dapt 
ditularkan melalui ASI.

Dalam keadaan ini, ibu sebaiknya mendapat bantuan untuk mencari 
alternative lain dalam memberi makan pada anaknya.

Memulai pemberian ASI dengan langkah permulaan baik

1)      Satukan bayi baru lahir dengan ibunya segera setelah lahir

2)      Bantu ibu memberikan ASI pertama

3)      Bayi hendaknya tidur di samping ibu, pada tempat tidur yang sama

4)      Beri bayi makan sesering mungkin
5)      Beri hanya kolostrum dan ASI

6)      Hindari penggunaan botol

7)      Posisi bayi yang benar pada puting susu ibu sewaktu menyusui akan
membantu keberhasilan pemberian ASI.

1. c. Pemenuhan nutrisi pada balita


Nutrisi adalah salah satu komponen yang penting dalam menunjang 
keberlangsungan proses pertumbuhan dan perkembangan. Zat gizi yang 
mencukupi pada anak harus dimulai sejak dalam kandungan, yaitu 
dengan pemberian nutrisi yang cukup memadai pada ibu hamil. Setelah 
lahir, harus diupayakan pemberian ASI secara eksklusif, yaitu pemberian 
ASI saja sampai anak berumur 4­6 bulan. Sejak berumur 6 bulan, sudah 
waktunya anak diberikan makanan tambahan atau makanan pendamping
ASI. Pemberian makanan tambahan ini penting untuk melatih kebiasaan 
makan yang baik dan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang mulai 
meningkat pada masa balita dan prasekolah, karena pada masa ini 
pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi adalah sangat pesat, 
terutama pertumbuhan otak.

Kebutuhan gizi yang harus dipenuhi pada masa balita diantaranya energi 
dan protein. Kebutuhan energi sehari anak untuk tahun pertama kurang 
lebih 100­120 kkal/ kg berat badan. Untuk tiap 3 bulan pertambahan 
umur, kebutuhan energi turun kurang lebih 10 kkal/ kg berat badan. 
Energi dalam tubuh diperoleh terutama dari zat gizi karbohidrat, lemak 
dan juga protein. Protein dalam tubuh merupakan sumber asam amino 
esensial yang diperlukan sebagai zat pembangun, yaitu untuk 
pertumbuhan dan pembentukan protein dalam serum, mengganti sel­sel 
yang rusak, memelihara keseimbangan asam basa cairan tubuh, serta 
sebagai sumber energi. Lemak merupakan sumber kalori berkonsentrasi 
tinggi, selain itu lemak juga mempunyai 3 fungsi, diantaranya sebagai 
sumber lemak esensial, sebagai zat pelarut vitamin A, D, E, K, serta dapat
memberi rasa sedap dalam makanan. Kebutuhan karbohidrat yang 
dianjurkan adalah 60­70% dari total energi. Sumber karbohidrat dapat 
diperoleh dari beras, jagung, singkong, tepung­tepungan, gula, dan serat 
makanan. Serat makanan sangat penting untuk menjaga kesehatan alat 
pencernaan. Vitamin dan mineral pada masa balita sangat diperlukan 
untuk mengatur keseimbangan kerja tubuh dan kesehatan secara 
keseluruhan. Kebutuhan akan vitamin dan mineral jauh lebih kecil dari 
pada protein, lemak, dan karbohidrat.

Ada beberapa hal yang perlu dihindari bagi anak agar makannya tidak 
berkurang, seperti membatasi makanan yang kurang menguntungkan, 
seperti coklat, permen, kue­kue manis karena dapat membuat kenyang 
sehingga nafsu makan berkurang. Menghindari makanan yang 
merangsang seperti pedas dan terlalu panas, menciptakan suasana 
makan yang tentram dan menyenangkan, memilih makanan dengan nilai 
gizi tinggi, memperhatikan kebersihan perorangan dan lingkungan, tidak 
memaksa anak untuk makan serta tidak menghidangkan porsi makanan 
terlalu banyak.

Usia balita dapat kita bedakan menjadi 2 golongan, yaitu sebagai berikut.

1)        Balita usia 1­3 tahun. Jenis makanan yang paling disukai anak 
balita di usia ini biasanya adalah makanan yang manis­manis, seperti 
cokelat, permen, es krim, dll. Pada anak usia ini sebaiknya makanan yang
banyak mengandung gula dibatasi, agar gigi susunya tidak rusak atau 
berlubang (caries). Pada usia ini, biasanya anak sangat rentan terhadap 
gangguan gizi, seperti kekurangan vitamin A, zat besi, kalori dan protein. 
Kekurangan vitamin A dapat mengakibatkan gangguan fungsi pada mata,
sedangkan kekurangan kalori dan protein dapat menyebabkan 
terhambatnya pertumbuhan dan kecerdasan anak.

2)        Anak usia 4­6 tahun. Pada usia ini, anak­anak masih rentan 
terhadap gangguan penyakit gizi dan infeksi. Sehingga pemberian 
makanan yang bergizi tetap menjadi perhatian orang tua, para 
pembimbing dan pendidik di sekolah. Pendidikan tentang nilai gizi 
makanan, tidak ada salahnya mulai diajarkan pada mereka. Dan ini saat 
yang tepat untuk menganjurkan yang baik­baik pada anak, karena 
periode ini anak sudah dapat mengingat sesuatu yang dilihat dan 
didengar dari orang tua dan lingkungan sekitarnya. Sehingga akhirnya 
anak dapat memilih menyukai makanan yang bergizi.

Di bawah ini terdapat beberapa makanan yang dianjurkan untuk balita.

1)      Makanan pendamping untuk balita dapat berupa bubur tepung 
beras atau beras merah yang dimasak dengan cairan, kaldu daging, susu 
formula atau air

2)      Makanan pendamping lainnya selain bubur adalah buah­buahan 
yang dihaluskan dengan blender, seperti buah papaya, pisang, apel, 
melon, dan alpukat.

3)      Sayur­sayuran dan kacang­kacangan juga dapat dijadikan makanan 
pendamping balita dengan cara direbus dan dihaluskan dengan blender. 
Sebaiknya, ketika diblender, bahan makanan pendamping balita ini 
ditambah dengan kaldu atau air matang supaya lebih halus. Sayuran dan 
kacang­kacangan tersebut adalah kacang polong, kacang merah, wortel, 
tomat, kentang, labu kuning, dan kacang hijau.

4)      Makanan pendamping balita pun dapat berupa daging pilihan yang 
tidak mengandung lemak dan diblender.
5)      Makanan pendamping lainnya juga bisa berupa ikan yang diblender,
yaitu ikan yang tidak berduri (ikan salmon, fillet ikan kakap, dan 
gindara).

Penyebab status nutrisi kurang pada anak :

1)        Asupan nutrisi yang tidak adekuat, baik secara kuantitatif maupun
kualitatif

2)        Hiperaktivitas fisik/ istirahat yang kurang

3)        Adanya penyakit yang menyebabkan peningkatan kebutuhan 
nutrisi

4)        Stres emosi yang dapat menyebabkan menurunnya nafsu makan 
atau absorbsi makanan tidak adekuat.

1. d. Pemenuhan nutrisi pada anak pra sekolah


Anak usia Pra Sekolah mengalami pertumbuhan sedikit lambat. 
Kebutuhan kalorinya adalah 85 kkal/kgBB. Penurunan normal dalam 
nafsu makan di usia ini sering menimbulkan kecemasan tentang nutrisi. 
Sebagian terbesar, orang tua dapat diyakinkan bahwa jika pertumbuhan 
normal, masukan anak adalah cukup. Biasanya, orang tua bertanggung 
jawab untuk memberi kesehatan, makanan pada usia yang cocok dan 
penentuan waktu dan tempat; anak bertanggung jawab menentukan 
jumlah masukan makanan. Anak – anak biasanya mengatur jumlah 
makanannya untuk menyesuaikan kebutuhan tubuhnya menurut rasa 
lapar atau kenyang. Masukan setiap hari bervariasi, kadang – kadan luas,
akan tetapi masukan selama periode 1 minggu relative stabil. Upaya 
orang tua untuk mengatur masukan anak mengganggu mekanisme 
pengaturan diri ini karena anak harus menyetujui atau berontak 
melawan tekanan. Akibatnya adalah kelebihan atau kekurangan 
makanan. Karakteristik terkait dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi

Gizi seimbang merupakan keadaan yang menjamin tubuh memperoleh 
makanan          yang cukup mengandung semua zat gizi dalam jumlah 
yang dibutuhkan. Gizi     lengkap dan seimbang harus mengandung:

1)        Bahan makanan sumber tenaga yang berfungsi untuk beraktifitas. 
Contoh : beras, roti, kentang, mie.

2)        Bahan makanan sumber zat pembangun, berfungsi untuk 
pembentukan, pertumbuhan dan pemeliharaan sel tubuh. Contoh: daging,
ikan, telur (protein hewani) tempe, tahu (protein nabati)

3)        Bahan makanan sumber zat pengatur berfungsi untuk mengatur 
proses metabolisme. Contoh : sayuran: bayam, buncis, wortel, tomat, 
buah­buahan: pisang, pepaya, jeruk, apel

Pada anak usia prasekolah:

1)        Nafsu makan berkurang

2)        Anak lebih tertarik pada aktivitas bermain dengan teman atau 
lingkungannya daripada makan

3)        Anak mulai senang mencoba jenis makanan baru

4)        Waktu makan merupakan kesempatan yang baik bagi anak untuk 
belajar dan

5)        Bersosialisasi dengan keluarga

Cara mengatasi kesulitan makan :

1)             Berikan makan pada saat anak tidak lelah

2)             Porsi disesuaikan dengan kebutuhan anak, kecil tapi sering
3)             Jadwal disesuaikan

4)             Tunggu anak lapar

5)             Beri kasih sayang

6)             Variasikan makanan

7)             Berikan bersama makanan kesukaannya

8)             Ajak makan dengan keluarga

9)             Berikan makan sambil bermain

10)         Biarkan anak belajar makan sendiri

11)         Tempatkan makanan pada wadah yang menarik

12)         Beri pujian bila anak menghabiskan porsinya

13)         Berikan sugesti bahwa makanan yang diberikan enak

14)         Ibu harus rileks

15)         Merayu anak untuk makan makanan yang sudah disediakan

Kebutuhan nutrisi anak bisa dipenuhi dengan memberikan makanan dari 
keempat kelompok makanan penting, yaitu :

1)        Nasi dan alternative.

Makanan ini memberikan energi yang baik, sedikit vitamin dan mineral. 
Pilihan lain yang meliputi : bubur ayam, mie atau bubur kacang ijo.

2)        Buah­buahan.

Buah­buahan adalah sumber serat yang baik, khususnya vitamin A, C 
dan mineral seperti kalium. Lebih sering memberikan buah­buahan yang 
mengandung citrun dan buah­buahan yang isinya berwarna kuning.
3)        Sayur­sayuran.
Merupakan sumber serat dan mineral yang baik seperti kalium, juga 
memberikan vitamin A, C dan asam folik. Berikan sayuran berwarna 
hijau atau sayuran berwarna kuning kehijauan

4)        Daging dan alternative

Kelompok ini meliputi tempe, tahu, ikan, susu, telur yang memberikan 
protein penting, lemak, vitamin dan mineral. Berikan ikan paling sedikit 
3 kali dalam seminggu dan berikan sebanyak 5 telur dalam seminggu.

Tips Memberi Makan pada Anak Pra Sekolah

1)      Tetap memberikan susu.

Anak perlu minum susu 2­3 cangkir susu sehari. Susu memberikan 
kalsium dan pospor yang penting untuk menguatkan tulang dan gigi

2)      Menciptakan makanan yang diinginkan.

Melibatkan anak dalam memilih makanan dan merencanakan menu. 
Ajaklah dia ke pasar dan terangkan mengenai fungsi dari jenis makanan 
yang berbeda. Ceritakan kepadanya bahwa makan telur bisa menjadikan 
otot kuat dan makan wortel bisa menjadikan mata sehat untuk melihat, 
kesemuanya akan membantu anak untuk memahami mengapa orang tua 
memberikan makanan ini.

3)      Menyiapkan makanan yang menarik.

Di samping aneka dan sajian makanan, penting juga untuk menarik 
minat dan perhatian anak. Memotong sayur­sayuran dalam bentuk yang 
menarik. Anak diberikan sayuran dengan warna dan bentuk yang berbeda
seperti wortel, buncis, bayam, jagung. Selain itu atur buah­buahan dalam 
bentuk yang menarik karena anak akan lebih berselera untuk menikmati 
rasa buah tersebut. Yang tidak kalah penting adalah jangan mencampur 
makanan ke dalam satu mangkok. Pisahkan jenis makanan yang berbeda 
dengan mempergunakan piring yang berbeda.

4)      Menghindari anak makan yang berlebihan.

Kegemukan pada anak­anak merupakan suatu kekuatiran. Anak yang 
kegemukan bisa mempunyai problema kesehatan dalam kehidupannya di 
kemudian hari. Untuk mencegah anak kegemukan orang bisa membantu 
dengan membentuk kebiasaan makan makanan yang baik ketika masih 
muda. Misalnya hindari menggunakan makanan sebagai bentuk hadiah 
atau bujukan, memberi makanan kecil yang menyehatkan serta jangan 
makan yang berlebihan.

5)      Memberi makanan kecil yang sesuai

Anak usia pra sekolah karena dengan ukuran tubuhnya dan seleranya 
kecil, sangat baik dengan pemberian makanan yang tidak terlalu banyak, 
yang diberikan empat – enam kali dalam sehari. Oleh karena itu 
makanan kecil sama pentingnya dengan makanan pokok dalam 
memenuhi kebutuhan nutrisi anak selama sehari. Makanan kecil yang 
baik seperti sop kacang merah, kue yang berisi daging, buah­buahan 
segar, susu, jus buah, susu kedelai, roti, singkong rebus, ubi rebus.

1. b. Kebutuhan Dasar Bayi dalam Perawatan Sehari-Hari


1)      Memandikan Bayi

Sebagian proses persalinan berfokus pada ibu tetapi karena proses 
tersebut merupakan proses pengeluaran hasil kehamilan (bayi), maka 
persalinan dikatakan berhasil jika bayi dan ibunya dalam kondisi optimal.
Memberikan pertolongan segera, aman, dan bersih adalah bagian penting 
dari asuhan bayi baru lahir. Sebagian besar persalinan adalah normal, 
tetapi gangguan kehamilan dan proses persalinan dapat mempengaruhi 
kesehatan bayi yang baru dilahirkan.

Bayi harus selalu dijaga agar tetap bersih, hangat, dan kering. Beberapa 
cara untuk menjaga agar kulit bayi bersih adalah memandikan bayi, 
mengganti popok atau pakaian bayi sesuai keperluan, pastikan bahwa 
bayi tidak terlalu panas/dingin, dan menjaga kebersihan pakaian dan hal 
– hal yang bersentuhan dengan bayi.

Memandikan bayi sebaiknya ditunda sampai 6 jam kelahiran. Hal ini 
dimaksudkan agar bayi tidak hipotermi. Selain itu juga meminimalkan 
resiko infeksi.

Prinsip yang perlu diperhatikan pada saat memandikan bayi 
antara lain :

1.Menjaga bayi agar tetap hangat

2.Menjaga bayi agar tetap aman dan selamat

3.Suhu air tidak boleh terlalu panas atau terlalu dingin.

Memandikan bayi dianjurkan memakai sabun dengan pH netral dengan 
sedikit bahkan tanpa parfum atau pewarna (jangan gunakan sabun mandi
dewasa). Permukaan kulit yang asam (acid mantle) memberi 
perlindungan kepada bayi terhadap infeksi, sedangkan pH kulit yang 
kurang dari 5,0 bersifat bakteriostatik. Pada saat lahir kulit bayi tidak 
begitu asam (pH 6,34) kemudian menurun sampai 4,95 dalam 4 hari. 
Memandikan bayi dengan sabun alkalin (sabun dewasa) akan 
meningkatkan pH kulit sehingga keasaman kulit menurun (dapat 
menimbulkan infeksi pada bayi).

Memandikan bayi juga memiliki beberapa maanfaat diantaranya yaitu 
untuk menjaga kebersihan tubuh bayi, tali pusat, dan memberikan rasa 
nyaman pada bayi.

2)      Memberi Minum/Menyusui pada Bayi

Pada bayi sebaiknya masih diberi ASI eksklusif sampai ia berumur 6 
bulan. ASI eksklusif artinya, bayi hanya diberi ASI saja tanpa makanan 
tambahan selama 6 bulan tersebut.

Cara pengamatan teknik menyusui yang benar

Menyusui dengan teknik yang tidak benar dapat mengakibatkan puting 
susu menjadi lecet, ASI tidak keluar optimal sehingga mempengaruhi 
produksi ASI selanjutnya atau bayi enggan menyusu. Apabila bayi telah 
menyusui dengan benar maka akan memperlihatkan tanda­tanda sebagai 
berikut :

1)    Bayi tampak tenang.

2)    Badan bayi menempel pada perut ibu.

3)    Mulut bayi terbuka lebar.

4)    Dagu bayi menmpel pada payudara ibu.

5)    Sebagian areola masuk kedalam mulut bayi, areola bawah lebih 
banyak yang

masuk.
6)    Bayi nampak menghisap kuat dengan irama perlahan.

7)    Puting susu tidak terasa nyeri.

8)    Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis lurus.

9)    Kepala bayi agak menengadah.

3)      Menyendawakan Bayi

Menyendawakan bayi penting dilakukan dan berfungsi untuk 
mengeluarkan udara yang ada di dalam perut bayi atau agar tidak 
kembung.Biasanya udara masuk ke perut bayi bersamaan ketika 
bayi menyusu.Makin banyak udara yang masuk, semakin kembunglah 
perut bayi. Akibatnya bayi merasa tidak nyaman dan akan menyebabkan 
rewel.
Teknik menyendawakan menyendawakan neonates dan bayi tidak jauh 
berbeda.Berikut adalah teknik­teknik menyendawakan bayi:

Menaruh di Pundak
Inilah cara yang banyak dilakukan Ibu karena mudah menyendawakan. 
Caranya, bayi digendong di pundak dengan wajah menghadap ke 
belakang. Lalu pegang bagian pantatnya dengan satu tangan, sedangkan 
tangan yang satunya memegang leher dan menepuk­nepuk punggungnya. 
Tidak lebih dari tiga menit, mulut bayi akan mengeluarkan bunyi khas 
sendawa

Posisi Telungkup
Telungkupkan bayi di pangkuan Ibu. Lalu tepuk­tepuklah bagian 
punggunya.Ketika Ibu melakukannya, usahakan supaya posisi dada bayi 
lebih tinggi dari perutnya. Cara ini juga bisa dilakukan di boks atau 
ranjang si kecil. Selain membuat udara di perut keluar, posisi ini bisa 
membuat bayi lebih rileks.

4)      Pijat Bayi

Berikut ini beberapa manfaat memijat bayi.

Yang terutama yaitu bayi akan merasakan kasih sayang dan kelembutan 
dari orang tua saat dipijat. Kasih sayang merupakan hal yang penting 
bagi pertumbuhan bayi. Sentuhan hangat dari tangan dan jari orang tua 
bisa membuat bayi merasakan pernyataan kasih sayang orang tua.

j)        Menguatkan otot

k)       Pijatan terhadap bayi sangat bagus untuk menguatkan otot bayi.

l)         Membuat bayi lebih sehat

m)     Memijat bayi bisa memerlancar sistem peredaran darah, membantu 
proses pencernaan bayi, dan juga memerbaiki pernapasan bayi. Bahkan 
memijat bayi bisa meningkatkan sistem kekebalan tubuh si bayi.

n)       Membantu pertumbuhan

 o) Menurut penelitian, pertumbuhan bayi seperti berat


badan akan lebih baik dengan memijat bayi. Bahkan untuk
bayi prematur, berat badan bisa bertambah hingga 47 persen
dibanding jika tidak dipijat.
p)       Meningkatkan kesanggupan belajar
q)       Dengan merangsang indra peraba, indra penglihatan dan 
pendengaran si bayi, akan meningkatkan daya ingat dan kesanggupan 
belajar sang bayi.

r)        Membuat bayi tenang.

Cara Pijat Bayi :

 Pilih waktu pemijatan saat Anda santai dan tidak tergesa-gesa


dan tidak akan terputus di tengah jalan. Jangan memijat bayi
sebelum atau setelah makan, atau ketika bayi sakit. Jangan
membangunkan bayi untuk dipijat.

 Siapkan perlengkapan pijat seperti minyak untuk memijat dari


baby oil, minyak telon atau minyak nabati lainnya, alas, popok
bersih dan pakaian ganti. Minyak aromaterapi untuk orang
dewasa mungkin tidak cocok untuk bayi.

 Lepas gelang, cincin dan potong kuku-kuku jari Anda yang


panjang agar tidak menyakiti kulit bayi Anda yang lembut
tanpa sengaja.

 Gelar alas atau handuk lembut di atas permukaan yang datar


dan lepaskan pakaian bayi. Anda juga dapat meletakkan bayi
di pangkuan Anda. Letakkan bayi dengan posisi telentang saat
Anda memijat bagian depan bayi Anda, lalu tengkurap saat
memijat bagian belakang.

 Gosokkan hanya sekitar setengah sendok teh minyak pada


telapak tangan Anda untuk memudahkan pijatan tangan Anda
meluncur di tubuh bayi. Anda dapat menambahkan lebih
banyak minyak di tubuh bayi kemudian sesuai kebutuhan.
 Pijat bayi dengan lembut namun tegas dengan telapak tangan
atau jari. Pijatlah dengan ringan secara melingkar di dada dan
perut, pijat kedua bahu, turun ke bawah di lengan dan kaki lalu
kembali ke atas pada bagian punggung. Bayi baru lahir dapat
menikmati hanya dua sampai lima menit pijatan, sementara
bayi berusia lebih dari dua bulan dapat menikmati lebih lama.

 Jangan terlalu banyak memberikan tekanan pada tubuh bayi


yang rapuh dan hindari daerah tulang belakang.

 Tenangkan bayi agar tidak bergerak saat dipijat dengan


berbicara atau bernyanyi.

 Kontak mata dengan bayi membuatnya merasa mendapatkan


perhatian penuh dari Anda.

 Berhenti memijat secara mendadak dapat membuat bayi


waspada. Oleh karena itu, berhati-hatilah dengan pelan-pelan
dan lembut saat akan menghentikan pijatan.

 Jangan menggunakan minyak di kepala atau wajah. Jaga agar


minyak tidak terkena jemari bayi karena mereka cenderung
menempatkan jari di mulut atau mata, sehingga dapat
menyebabkan iritasi.

 Selubungi bayi dengan handuk bersih dan hangat setelah


dipijat dan peluklah dia.

 Hindari ruam, luka atau daerah di mana bayi mendapat


suntikan vaksinasinya atau mungkin karena sakit.
 Anda dapat terus memijat bayi Anda sampai dia berusia tiga
atau empat tahun, karena manfaat pijat yang baik sangat
banyak.

Demikianlah cara, tekhnik dan manfaat pijat bayi.  Menurut pengalaman 
pribadi saya sendiri, pijat bayi banyak sekali manfaatnya dan sangat baik 
asalkan dilakukan dengan benar dan bisa juga dipercayakan kepada 
orang yang sudah sangat ahli dalam memijat bayi.

      5. Merawat gigi bayi

Umumnya penyakit dan kelainan gigi pada anak merupakan salah satu 
gangguan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anak. Sejak gigi
susu mulai tumbuh, orangtua harus bertanggungjawab membersihkan 
gigi bayi mereka. Walaupun gigi anak hanya merupakan gigi susu yang 
keberadaannya hanya sementara, namun kesehatan gigi susu 
berpengaruh terhadap kesehatan gigi anak di kemudian hari. Karena itu, 
sebagai orangtua perlu mengetahui bagaimana merawat gigi anak sejak 
bayi dengan cara yang benar, agar kesehatan gigi dan mulut anak 
teratasi.

Cara merawat mulut bayi pada saat usia 0 – 6 bulan:

­          Bersihkan gusi bayi anda dengan kain lembab, setidaknya dua kali 
sehari

­          Jangan biarkan bayi anda tidur sambil minum susu dengan 
menggunakan botol susunya.

­          Selesai menyusui, ingatlah untuk membersihkan mulut bayi 
dengan kain lembab
­          Jangan menambah rasa manis pada botol susu dengan madu atau 
sesuatu yang manis.

Cara merawat mulut dan gigi bayi pada usia 7­12 bulan:

­          Tanyakan dokter anak atau dokter gigi anda apakah bayi anda 
mendapat cukup fluor

­          Ingatlah untuk membersihkan mulut bayi anda dengan kain 
lembab ( tidak basah sekali), sehabis menyusui.

­          Jangan biarkan bayi tidur dengan botol susunya (sambil minum 
susu dari botol) kecuali air putih.

­          Berikan air putih bila bayi anda ingin minum diluar jadwal minum 
susu

­          Saat gigi mulai tumbuh, mulailah membersihkannya dengan 
menggunakan kain lembab. Bersihkan setiap permukaan gigi dan batas 
antara gigi dengan gusi secara seksama, karena makanan seringkali 
tertinggal di permukaan itu.

­          Saat gigi geraham bayi mulai tumbuh, mulai gunakan sikat gigi 
yang kecil dengan permukaan lembut dan dari bahan nilon.

­                   Jangan gunakan pasta gigi dan ingat untuk selalu membasahi
sikat gigi dengan air.

­                   Periksakan gigi anak anda ke dokter gigi, setelah 6 bulan 
sejak gigi pertama tumbuh, atau saat usia anak setahun.

5)      Perawatan Sehari­hari

a)        Hygiene diri dan lingkungan
Kebersihan badan dan lingkungan yang terjaga berarti sudah mengurangi
resiko tertularnya berbagai penyakit infeksi. Selain itu, lingkungan yang 
bersih akan memberikan kesempatan kepada anak untuk melakukan 
aktivitas bermain secara aman. Beberapa hal yang harus diperhatikan 
untuk menjaga kebersihan balita oleh orang tua, adalah sebagai berikut:

 Mencuci tangan
Terapkan kebiasaan mencuci tangan sebelum makan dan sesudah 
memegang benda tertentu terlebih lagi binatang. Dengan mencuci tangan 
kuman dan bakteri yang menempel di tangannya akan segera mati.

 Memotong kuku
Menggunting kuku secara teratur seminggu sekali sangat dianjurkan. 
Terkadang anak memegang atau mengambil suatu benda dan kotorannya 
masuk serta tersimpan di dalam kuku. Kotoran yang tersimpan bisa 
menjadi sumber kuman. Untuk itu potonglah kukunya secara rutin.

 Mandi teratur
Mandi minimal 2 kali sehari dapat menghindari anak terserang penyakit 
yang diakibatkan oleh bakteri dan kuman. Berikan pakaian yang bersih 
setelah mandi dan jangan lupa untuk mengajarkannya sikat gigi pagi hari
dan sebelum tidur.

 Bersihkan mainannya
Jangan malas untuk membersihkan mainannya. Cucilah dan keringkan 
semua mainannya di setiap akhir pekan. Bila si kecil cukup umur ibu 
boleh mengajaknya membersihkan mainan. Jangan lupa, rak atau box 
mainannya juga ikut dibersihkan.

Setelah si kecil tahu, mengerti dan menerapkan kebersihan untuk 
dirinya, sekarang saatnya ia diajarkan menjaga kebersihan lingkungan. 
Caranya dengan menerapkan buang sampah pada tempatnya.
b) Pakaian

Anak perlu mendapatkan pakaian yang bersih dan nyaman dipakai. 
Karena aktivitas anak lebih banyak, hendaknya pakaian terbuat dari 
bahan yang mudah menyerap keringat.

c)    Kesegaran jasmani (olah raga dan rekreasi)

Aktivitas olah raga dan rekreasi digunakan untuk melatih otot­otot tubuh 
dan membuang sisa metabolism, selain itu juga membantu meningkatkan 
motorik anak, dan aspek perkembangan lainnya. Aktivitas olah raga dan 
rekreasi bagi anak balita merupakan aktivitas bermain yang 
menyenangkan.

d)   Pijat bayi

Pijatan pada bayi akan membantu untuk santai. Pijatan dilakukan pada 
saat anak tenang, tapi belum terlalu mengantuk. Dan putar musik yang 
lembut dan sama setiap kali dia akan mengaitkan suara musik dengan 
relaksasi pemijatan tadi. Duduklah di lantai dengan kedua telapak kaki 
menempel dan lutut terbuka lebar agak menekuk (berbentuk berlian), jadi
kita bisa meletakkan anak di atas sebuah selimut di antara kedua tungkai
kaki. Jika dirasa tidak nyaman, letakkan anak di pangkuan. Pastikan 
anak merasa hangat, dan gunakan minyak murni dan lembut untuk 
melancarkan gerakan pemijatan. Setiap orangtua tentu menginginkan 
yang terbaik bagi putra­putrinya. Hal itu dapat dicapai dengan 
menerapkan pola pengasuhan positif terhadap buah hati mereka.

Manfaat Pijat Balita
1) Membuat Balita Semakin Tenang

Umumnya bayi yang mendapatkan pijatan secara teratur akan lebih 
rileks dan tenang. Dengan sirkulasi darah dan oksigen yang lancar dan 
otomatis membuat imunitas tubuh balita lebih baik. Bukan hanya secara 
fisik, pijat balita juga sangat mempengaruhi emosional, karena aktivitas 
pijat akan menjalin bonding antara anak dan orang tua. Unsur utama 
pijat balita adalah sentuhan (touch), bukan tekanan (pressure). Oleh 
sebab itu selain oleh trapis spesialis, pijat balita sangat baik dilakukan 
oleh ibu dan ayah. (Putri, Alissa: 2009)

2) Meningkatkan pertumbuhan dan berat badan balita

3) Meningkatkan efektivitas istirahat (Tidur) bayi

Bayi yang otot­ototnya distimulus atau pemijatan aman dan nyaman dan 
mengantuk. Kebanyakan bayi tidur dengan yang lama begitu pemijatan 
usai dilakukan kepadanya. Selain lama, bayi Nampak tertidur lelap dan 
tidak rewel seperti sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa bayi merasa 
tenang setelah dipijat. Ibu­ibu selalu merasa senang bila melihat bayinya 
tertidur lelap. Kebanyakan untuk alasan inilah mereka lakukan 
pemijatan bayi. Namun, dalam situasi lain dimana tidur lelap bayi ini 
terjadi berbagai kemungkinan. Pertama, bayi tertidur bukan karena 
nyaman dipijat tetapi sebaliknya, ia marasa kehabisan energy setelah 
“melawan” perlakuan pemijatan yang sebenarnya tidak diinginkan. 
Biasanya hal ini terjadi karena pemijatan dilakukan dengan paksaan. 
Kedua, tidur bayi yang terlalu lama dan sulit dibangunkan dapat 
mengganggu jadwal pemberian ASI. Pemberian ASI tetap harus cukup 
dan tidak boleh terlambat (Anggraini dan Subakti:2009).

4) Meningkatkan konsentrasi bayi
Pemijatan dapat memperlancar peredaran darah yang mengalir keseluruh
tubuh manusia, termasuk keotaknya, terutama untuk memperlancar 
sirkulasi dan peredaran oksigen. Ketika suplai oksigen untuk bayi tidak 
lancar maka fungsi otak untuk berfikir dan konsentrasi akan terganggu. 
Semakin baik aliran darah ke otak, semakin berkecukupan kebutuhan 
oksigen ke otak secara cukup membuat konsentrasi dan kesiagaan bayi 
semakin membaik.Pemijitan juga mengefektifkan istirahat (tidur) bayi. 
Ketika bayi istirahat atau tidur dengan efektif maka saat bangun akan 
menjadi bugar. Kebugaran ini juga menjadi faktor yang mendukung 
konsentrasi dan kerja otak si bayi (Putri,Alisa : 2009).

5) Meningkatkan daya tahan tubuh

Meningkatkan aktifitas neurotransmitter serotonin ini akan 
meningkatkan kapasitas sel reseptor yang mengikat glucocorticoid 
(adrenalin). Proses ini menyebabkan terjadinya penurun kadar hormogen 
adrenalin (Hormon stres), dan selanjutnya akan meningkatkan daya 
tahan tubuh (Putri,Alissa : 2009).

6) Meningkatkan produksi ASI

Pijat bayi menyebabkan bayi lebih refleks dan dapat beristirahat dengan 
efektif. Bayi yang tidur dengan efektif ketika bangun akan membawa 
energy cukup beraktifitas. Dengan aktifitas yang optimal, bayi akan cepet 
laper sehingga nafsu makannya meningkat. Peningkatan nafsu makan ini
juga tambah peningkatan aktifitas nervus vagus / saraf pengembara 
system saraf otak yang bekerja untuk daerah leher kebawah sampai dada 
dan rongga perut. Dalam menggerakkan sel peristaltic ( sel disalurkan 
pencernaan yang menggerakkan dalam saluran pencernaan) untuk 
mendorong makanan kesaluran pencernaan. Dengan demikian, bayi lebih 
cepat lapar atau ingin makan karena pencernaannya semakin lancar.

7) Meningkatkan gerak peristaltik untuk pencernaan
Gerak peristaltik adalah semacam gelombang dan kontraksi teratur 
saluran menuju lambung yang menggerakkan bahan makanan agar dapat
diproses dalam saluran pencernaan. Maka terbukti bahwa pijat bayi 
membantu proses pencernaan. (Putri Alissa : 2009).

8) Menstimulasi Aktivitas nervus vagus untuk perbaikan pernafasan

Aktifitas serat­serat nervus vulgar berpengaruh pada paru­paru. Sebuah 
penelitian yang dilakukan di Torch Research institute menunjukkan 
bahwa perlu pemijatan selama 20 menit yang dilakukan setiap malam 
pada anak­anak asma dapat menyebabkan mereka bernafas lebih baik. 
Ukuran keberhasilan ini ditunjukkan dengan pembacaan grafik 
penikngkatan aliran udara setiap hari yang semakin meningkat.

9) Mengembangkan komunikasi

Sentuhan adalah bentuk komunikasi pertama yang anda miliki dengan 
bayi. Sentuhan bayi berarti berbicara. Pijat bayi menggabungkan aspek 
kedekatan yaitu kontak mata, saling tersenyum dan ekspresi wajah lain. 
(Prasetyono : 2009).

10) Mengurangi rasa sakit

Memijat juga membantu mengusir gejala kembung, kolik, serta 
membantunya tidur lebih nyenyak. Tidak hanya itu, pijatan juga 
memperlancar sirkulasi dara di perut, sehingga membantu mengeluarkan 
gas yang terjebak disana. (Prasetyono : 2009).

11) Mengurangi nyeri

Pijatan yang lembut membantu tubuh melepaskan oksitoksin dan 
endorphin. Kedua hormon ini dapat membantu mengatasi 
ketidaknyamanan yang dirasakan si kecil akibat nyeri tumbuh gigi, 
hidung tersumbat atau tekanan emosi. (Prasetyono : 2009).
12) Meningkatkan percaya diri

Dengan melakukan pijat bayi, orang tua lebih mengenal bayinya. Pijat 
bayi mampu mengurangi rasa gelisah soal perawatan anak. Ketenangan 
ini membuat orang tua mampu menguasai keadaan dan loebih percaya 
diri untuk merawat si kecil. (Prasetyono : 2009).

13) Memahami kebutuhan si kecil

Bayi mengeluarkan bahasa tubuh selama dipijat. Orang tua yang 
melakukan pijat secara rutin lebih mengenal kondisi fisik bayi. Karena 
dilakukan berulang – ulang, orang tua lebih paham cara menghadapi 
bayinya saat gelisah. (Prasetyono : 2009).

1.  4. Anticipatory Guidance


Memberitahukan/upaya bimbingan kepada orang tua tentang tahapan 
perkembangan sehingga orang tua sadar akan apa yang terjadi dan dapat 
memenuhi kebutuhan sesuai dengan usia anak). Pencegahan Terhadap 
Kecelakaan ;

1. a. Masa Bayi
Jenis kecelakaan : Aspirasi benda, jatuh, luka baker, keracunan, kurang 
O2.
1) Pencegahan
a)   Aspirasi : bedak, kancing, permen (hati­hati).

b)   Kurang O2 : plastic, sarung bantal.

c)   Jatuh : tempat tidur ditutup, pengaman (restraint), tidak pakai kursi 
tinggi.

d)  Luka bakar : cek air mandi sebelum dipakai.

e)   Keracunan : simpan bahan toxic dilemari.
Adapun petunjuk antisipasi yang dapat dilakukan, yaitu:
a)   6 bulan pertama

 Menganjurkan orang tua untuk membuat jadwal dalam


memenuhi kebutuhan bayi.

 Membantu orang tua untuk memahami kebutuhan bayi


terhadap stimulasi dari lingkungan.

 Support kesenangan orang tua dalam melihat pertumbuhan


dan perkembangan bayinya mis : respon tertawa.

 Menyiapkan orang tua untuk kebutuhan keamanan bayi.

 Menyiapkan orang tua untuk imunisasi bayi.

 Menyiapkan orang tua untuk mulai memberi makanan padat


pada bayi.
b)   6 bulan kedua

 Menyiapkan orang tua akan adanya “Stranger Anxiety”.

 Menganjurkan orang tua agar anak dekat kepadanya hindari


perpisahan yang lama.

 Membimbing orang tua agar menerapkan disiplin sehubungan


dengan meningkatnya mobilitas bayi.

 Menganjurkan orang tua menggunakan “Kontak Mata” dari


pada hukuman badan sebagai suatu disiplin.
1. C. Asah
2. 1. Stimulasi
Asah merupakan stimulasi mental yang akan menjadi cikal bakal proses 
pendidikan di mana bertujuan untuk mengembangkan mental, 
kecerdasan, ketrampilan, kemandirian, kreativitas, agama, moral, 
produktifitas, dan lain­lain.

1. a. Neonatus
Stimulasi sebaiknya dilakukan setiap kali ada kesempatan berinteraksi 
dengan bayi/balita misalnya ketika memandikan, mengganti popok, 
menyusui, menggendong, mengajak berjalan­jalan, bermain, menonton 
TV, menjelang tidur.

Stimulasi pada masa neonatus dilakukan dengan cara : mengusahakan 
rasa nyaman, aman dan menyenangkan, memeluk, menggendong, 
menatap mata bayi, mengajak tersenyum, berbicara, membunyikan 
berbagai suara atau musik bergantian, menggantung dan menggerakkan 
benda berwarna mencolok (lingkaran atau kotak­kotak hitam­putih), 
benda­benda berbunyi, dirangsang untuk meraih dan memegang mainan

1. Ketika bayi rewel, cari penyebabnya dan peluk ia dengan penuh


kasih sayang.
2. Gantung benda-benda yang berbunyi dan berwarna cerah di atas
tempat tidur bayi agar bayi dapat melihat benda tersebut bergerak-
gerak dan berusaha menendang/meraih benda tersebut.
3. Latih bayi mengangkat kepala dengan cara meletakkannya pada
posisi telungkup.
4. Ajak bayi tersenyum, terutama ketika ia tersenyum kepada anda.

1. b. Bayi
1)             Bantu bayi duduk sendiri, mulai dengan mendudukan bayi di 
kursi yang mempunyai sandaran.

2)             Latih kedua tangan bayi masing­masing memegang benda 
dalam waktu yang bersamaan.
3)             Latih bayi menirukan kata­kata dengan cara menirukan suara 
bayi dan buat agar bayi menirukan kembali.

4)             Latih bayi bermain “Ciluk­Ba” atau permainan lain, seperti 
melambaikan tangan sambil menyebut “… da…. da “ “…. da… da”.

5)             Angkat bayi dan bantu ia berdiri diatas permukaan yang datar 
dan kokoh.

6)             Latih bayi memasukkan dan mengeluarkan benda dari wadah.

7)             Perlihatkan gambar benda dan bantu bayi menunjuk nama 
benda yang anda sebutkan.

8)             Ajak bayi bermain dengan permainan yang perlu dilakukan 
bersama.

9)             Latih bayi berjalalan sendiri.

10)         Latih bayi menggelindingkan bola.

11)         Berikan kesempatan kepada bayi untuk menggambar,

12)         Ajak bayi makan bersama.

Tabel 5. Macam Stimulus yang Diperlukan pada Anak Berusia 
Kurang dari 1 Tahun

Stimulus Stimulus Stimulus Stimulus


Umur Visual Auditif Taktik Kinetik

Mengajak
Objek warna bisacara dan
terang di mendengarka Membelai,
atas tempat n suara menyisir,
0-3 bulan tidur lonceng menyelimuti Berjalan-jalan
Menonton
TV dan Berdisi pada
bermain paha orang
Mengajak
benda tua,
bicara
terang yang membantu
Memanggil
dapat tengkurap,
nama
4-6 bulan dipegang Bermain air duduk

Panggil nama
bayi, ajari
Sama halnya memanggil
dengan usia nama orang Membantu
Mengenai
4-6 bulan di tua, memberi tengkurap,
berbagai
tambah tahu yang latih berdiri,
tekstur
bermain ci sedang bermain tarik
Bermain air
7-9 bulan luk ba dilakukan dorong

Merasakan
Ajak ke hangat atau
tempat Suara dingin dan
ramai dan binatang dan memegang Bermain tarik
10-12 kenalkan menyebutkan makan dorong,
bulan gambar bagian tubuh sendiri bersepeda

Das könnte Ihnen auch gefallen