Sie sind auf Seite 1von 9

BAB I

PENDAHULUAN

Islam merupakan agama yang secara komprehensif melingkupi segala aspek kehidupan
manusia. Manusia muslim dalam 24 jam diharapkan “stay connected” kepada Allah, dalam segala
tutur kata, sikap dan perilaku. Prinsip-prinsip ibadah khusus (mahdlah) yang diwajibkan atas diri
seorang muslim juga memiliki nilai-nilai etika yang tinggi yang bahkan merupakan esensi dari
ibadah tersebut1. Jadi gerakan dan ucapan dalam ibadah bukanlah tujuan ibadah itu sendiri,
melainkan simbol-simbol dan media yang diharapkan mengantar seorang muslim kepada nilai asal
kemanusiaannya. BerIslam bagi seorang muslim malahan harus diawali dengan menyepakati suatu
fakta kesepakatan keTuhanan (syahadat) yang memiliki konsekuensi-konsekuensi yang mengikat
kedua belah pihak. Dengan syahadat seorang muslim menyatakan diri kepasrahan dan
ketundukannya terhadap Allah, bahwa dia sanggup hanya terikat dengan hukum Allah, dan sebagai
kompensasinya Allah menjanjikannya masuk surga. Kalau manusia gagal memenuhi hal prinsip
ini maka dia disebut kafir atau musyrik, yang tidak akan mendapatkan pengampunan dari Allah
kecuali kelak akan dimasukannya ke dalam neraka. Setelah komitmen dibangun, maka giliran
bagi muslim untuk membuktikan komitmennya, dengan melaksanaan segala perintah dan
menghindari laranganNya, tanpa adanya peluang untuk mempertanyakan urgensi dan tujuan
perintah. Namun mencari hikmah dari setiap nilai perintah dan larangan bukan hanya boleh namun
juga dianjurkan.

Akhlak mulia merupakan akhlak yang berlaku dan berlangsung di atas jalur al-qur’an dan
pembuatan Nabi Muhammad SAW. Allah SWT. menetapkan akhlak mulia bagi Nabi Muhammad
SAW. dalam sikap dan perbuatan. Seperti di dalam Al-qur’an surat Al-Qalam ayat 4 :

”Dan sesungguhnya engkau Muhammad mempunyai akhlak yang mulia”.2

http://download.portalgaruda.org/article.php?article=397955&val=8717&title=Berakhlak%20Dengan%20Akhlak%
20Allah%20Sebagai%20Pilar%20Layanan%20Prima
2
Q.S Al-Qalam (68) : 4
Kesadaran akhlak adalah kesadaran manusia tentang dirinya sendiri, dimana manusia
melihat atau merasakan baik atau buruknya suatu sikap yang ia perbuat. Disitulah membedakan
halal dan haram, hak dan bathil, boleh dan tidak boleh dilakukan, meskipun dia bisa melakukan.

Dengan demikian setiap muslim diwajibkan untuk memelihara norma-norma (agama) di


masyarakat terutama di dalam pergaulan sehari-hari, baik keluarga, kerabat, tetangga dan
lingkungan kemasyarakatan.

Berdasarkan latar belakang tersebut makalah ini akan membahas tentang akhlak kepada
Allah dan manusia.

Rumusan Masalah

1. Apa pengertian akhlak terhadap Allah SWT?


2. Mengapa seorang muslim harus berakhlak kepada Allah SWT?
3. Bagaimana seharusnya akhlak seorang muslim kepada Allah SWT?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Akhlak Terhadap Allah SWT


Yang dimaksud berakhlak mulia terhadap Allah adalah berserah diri hanya
kepadaNya, bersabar, ridha terhadap hukumNya baik dalam masalah syariat
maupun takdir, dan tidak berkeluh kesah terhadap hukum syariat dan takdirNya. 3
Seorang hamba Allah sangat lemah dan tak berdaya, manusia diharuskan
untuk mentaati dan patuh kepada Allah (Khaliq) yang Maha Perkasa. Bukti
kekerdilan dan kelemahan manusia terjawab lewat doa-doa manusia kepada Allah
baik yang dilakukan ketika sehat ataupun sakit, baik dilakukan dikala aman ataupun
dikala huru hara (musibah). Namun, semua syarat-syarat diterimanya doa itu adalah
memerlukan mekanisme tersendiri. Jika bergaul dengan sesame manusia
mempunyai tata krama tersendiri maka berkomunikasi dengan Allah pun harus
lewat tata cara yang paling sopan dan terpuji pula, kalua doanya ingin diterima atau
terkabulkan. Inilah yang disebut akhlak terhadap Allah, artinya bagaimana cara
berkomunikasi dengan Allah agar doanya diterima tanpa ada hambatan, bagaimana
mendekati Allah dengan lurus (langsung) tanpa ada rintangan, dan bagaimana
untuk mendapatkan surga Allah tanpa harus masuk keneraka lebih dulu? Ini semua
memerlukan metode, cara dan akhlak apa yang perlu dipakai unuk mencapai tujuan
tersebut?4

Berakhlak terhadap Allah adalah agar beribadah kepadaNya dengan


sebenar-benarnyauntuk mendekatkan diri kepadaNya. Setiap kali kamu
mendekatkan diri kepadaNya, maka akan bertambahlah rasa takutmu kepadaNya
karena keagunganNya.

3
Ummu Anas Sumayyah Bintu Muhammad Al-Ansyariyyah, Menggapai Surga Tertinggi dengan Akhlak Mulia, hlm.
17
4
Muhammad AR, Menjadi Seorang Muslim Berakhlak Mulia, hlm. 65
Ringkasnya berakhlak kepada Allah adalah :

1) Menjalankan segala perintahNya dan meninggalkan segala


laranganNya, serta waspada terhadap larangan tersebut.
2) Cermat dalam segala perantara atau sebab yang mendekatkan seorang
hamba kepada Tuhannya, dan menjadikanNya sebagai kekasihnya.
3) Menghindari diri dari perbuatan yang dilarangNya. Karena perbuatan
yang dilarang menggiring manusia untuk mengikuti nafsu amarah.
Melawan nafsu adalah suatu perbuatan yang sangat sulit dilakukan
kalua manusia tidak stabil keimanannya, dan jihad yang paling besar
menurut Islam adalah melawan nafsu.5

Jadi, mengapa kita harus besyukur dan menjaga akhlak kita kepada Allah
SWT? Itu karena kita sebagai manusia hanyalah sosok yang sangat lemah dan
tidak mampu berbuat dibandingkan dengan kekuatan Allah yang Maha Perkasa.
Begitu banyak nikmat tak terhingga yang telah Allah berikan kepada setiap
hambanya. Seperti yang terkandung dalam surah Ibrahim ayat 34:

‫ت ت َع ُ د ُّوا َو إ ِ ن ۚ س َ أ َل ت ُمُ و ه ُ َم ا ك ُ لِ ِم ن َو آ ت َا ك ُ م‬
َ ‫اْلِ ن س َ ا َن إ ِ َن ۗ ت ُح صُ و ه َا َل ّللاَ ِ ن ِ ع َم‬
‫ك َ ف َ ار ل َ ظ َ ل ُ وم‬

“Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang
kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah
dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan
sangat mengingkari (nikmat Allah).”6

Kemudian Allah berfirman dalam surah An-Nahl ayat 53:

‫ت َج أ َ ُر و َن ف َ إ ِ ل َ ي هِ ُّر ُُالض َم س َ ك ُ م ُ إ ِ ذ َ ا ث ُ مَ ۖ ّللاَ ِ ف َ ِم َن ن ِ ع َم ة ِم ن ب ِ ك ُ م َو َم ا‬

5
Syaikh Ali Ahmad Al-Jarjawi, Indahnya Syariat Islam,… (Jakarta: Gema Insani Press, 2006), hlm. 731-732
6
Q.S Ibrahim (14) : 34
“Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah
(datangnya), dan bila kamu ditimpa oleh kemudharatan, maka hanya kepada-
Nya-lah kamu meminta pertolongan.”7

Oleh sebab itulah setiap manusia merupakan kewajiba untuk bersyukur


kepadaNya. Nikmat yang diberikan Allah mulai dari ‘stetes mani’ dalam Rahim
ibunya sehingga kembali kehadapan Allah. Ia harus bersyukur dengan lidahnya,
menyembah-Nya, mengikuti seuluruh perintahNya, dan bersykur atas semua
anggota tubuh yang diberikanNya. Ini sebagai tanda terimakasih kepadaNya dan
itu merupakan bagian dari etika kesyukuran kepada Allah sebagai Khalik.8

7
Q.S An-Nahl (16) : 53
8
Syaikh Abu Bakar Al-Jazairi, Mengenal Etika dan Akhlak Islam,… (Jakarta: Lentera, 1998), hlm. 21
B. Keharusan Seorang Muslim Berakhlak Kepada Allah
Seorang muslim yang baik itu memang diharuskan berakhlaq yang baik kepada
Allah SWT. karena kita sebagai manusia itu diciptakan atas kehendakNya, sehingga
alangkah baiknya kita bersikap santun (berakhlaq kepada sang Khaliq sebagai rasa syukur
kita).
Menurut Kahar Mashyu sekurang-kurangnya ada empat alasan mengapa manusia
perlu berakhlaq kepada Allah, yaitu:
1) Allah SWT. lah yang mencipatakan manusia. Ia yang menciptakan manusia
dari air yang ditumpahkan keluar dari tulang punggung dan tulang rusuk hal
ini sebagai mana di firmankan oleh Allah SWT dalam surat At-Tariq ayat

4-5 yang artinya: “Maka hendaklah manusia memperhatikan dari apakah dia

diciptakan? Dia tercipta dari air yang terpancar dari tulang sulbi dan tulang
dada.”9
2) Allah SWT. lah hati sanubari, disamping anggota badan yang kokoh dan
sempurna kepada manusia. Firman Allah SWT dalam surah An-Nahl ayat
78 yang artinya: “Dan Allah telah mengeluarkan kamu dari perut ibumu
dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu
pendengaran, penglihatan, dan hati, agar kamu bersyukur.”10
3) Allah SWT. lah yang telah menyediakan berbagai bahan dan sarana yang
diperlukan bagi kelangsungan hidup manusia, seperti bahan makanan yang
berasal dari tumbuh-tumbuhan, air, udara, binatang ternak dan lainnya.
Firman Allah SWT. dalam surah Al-Jatsiyah ayat 12 yang artinya :“Allah
SWT. lah yang menundukkan lautan untuk kamu supaya kapal-kapal dapat
berlayar padanya dengan seizinNya, supaya kamu dapat mencari sebagian
dari karuniaNya dan mudah-mudahan kamu bersyukur. Dan Dia
menundukkan untuk kamu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi
semuanya, (sebagai rahmat) dari pada Nya. Sesungguhnya pada yang

9
Q.S At-Tariq (86) : 4-5

10
Q.S An-Nahl (16) : 78
demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kamu yang
berpikir.”11
4) Allah SWT. lah yang telah memuliakan manusia dengan diberikannya
kemampuan, daratan dan lautan. Firman Allah SWT. dalam surah Al-Israa’
ayat 70 yang artinya: “Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak
cucu Adam, Kami angkut mereka dari daratan dan lautan, Kami beri mereka
dari rizki yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang
sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.”12

Oleh karena itu setiap muslim tidak pantas menggangtungkan diri kepada selain
Allah SWT. Setiap muslim harus tunduk kepada Allah dalam setiap waktu dan tempat, dan
harus selalu tawaduk kepada Allah. Itu semua merupakan sikap yang harus
dipersembahkan kepada Allah SWT.

Dengan selalu menyembah Allah, bertakwa kepadaNya, dan selalu melalukan


akhlak mulia maka seseorang tersebut akan diberikan berkah dari langit dan bumi seperti
dalam surah Al-A’raf ayat 96 :

‫ِم َن ب َ َر كَ ات عَ ل َ ي ِه م ل َ ف َ ت َح ن َا َو ا ت َق َ و ا آ َم ن ُوا ال ق ُ َر ى أ َه َل أ َ َن َو ل َ و‬
‫ض ال سَ َم ا ِء‬ ِ ‫ي َ ك ِس ب ُو َن كَ ا ن ُ وا َم ا ُِب ف َ أ َ َخ ذ ن َا ه ُ م كَ ذ َب ُ وا َو ل َ ِك ن َو اْل َر‬
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami
akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan
(ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.”13

Orang yang beriman dan bertakwa kepada adalah orang-orang yang senantiasa
mendapat bantuan Allah baik di dunia maupun di akhirat kelak. Adapun orang yang tidak
beriman dan tidak bertakwa kepada Allah, maka mereka akan lari dari petunjuk Allah,
berpaling dari peringatan Allah, serta ingkar terhadap rahmatNya, dan yang diterima
hanyalah azab dan kesengsaraan dunia serta akhirat.

11
Q.S Al-Jatsiyah (45) : 12
12
Q.S Al-Isra’ (17) : 70
13
Q.S Al-A’raf (7) : 96
Kemudian orang yang senantiasa bertakwa kepada Allah akan mendapatkan jalan
keluar dari kesulitan, seperti firman Allah dalam surah At-Thalaq ayat ke 2:

َ ‫َم خ َر ًج ا ل َ ه ُ ي َ ج ع َ ل‬
ِ َ ‫ّللا َ ي َ ت‬
‫ق َو َم ن‬
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan
keluar.”14

Selain itu, seseorang yang betakwa juga akan mendapatkan rezeki yang tak terduga-
duga, seperti firman Allah :

ُ ‫ب َل َح ي‬
ُ ‫ث ِم ن َو ي َ ر ُز ق ه‬ ُ ‫ي َ ح ت َ ِس‬
“Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya”15

Adapun seperti janji Allah dalam surah At-Thalaq, yang menjanjikan kemudahan
dalam urusan setiap hambanya yang bertakwa :

َ ‫ا ًُ ي ُس ر أ َم ِر هِ ِم ن ل َ ه ُ ي َ ج ع َ ل‬
ِ َ ‫ّللا َ ي َ ت‬
‫ق َو َم ن‬
“Dan barang -siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan
baginya kemudahan dalam urusannya.”

Allah pun akan mengampuni dosa-dosa hambanya serta memberikan pahala yang
besar kepada setiap muslim yang betakwa kepadanya. Sebagaimana firman Allah:

‫ّللا َ ت َت َق ُوا إ ِ ن آ َم ن ُ وا ال َ ِذ ي َن أ َي ُّ َه ا ي َ ا‬
َ ‫َو ي ُ كَ ف ِ ر ف ُ ر ق َ ا ن ً ا ل َ كُ م ي َ ج ع َ ل‬
َ ‫ظ ي ِم ف َ ض ِل ُال ذ ُو َو‬
‫ّللا ُ ۗ ل َ كُ م َو ي َ غ فِ ر سَ ي ِ ئ َا ت ِ كُ م عَ ن كُ م‬ ِ َ ‫ال ع‬
“Hai orang-orang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, Kami akan
memberikan kepadamu Furqaan. Dan kami akan jauhkan dirimu dari kesalahan-

14
Q.S At-Thalaq (65) : 2
15
Q.S At-Thalaq (65) : 3
kesalahanmu, dan mengampuni (dosa-dosa)mu. Dan Allah mempunyai karunia yang
besar.”16

Itulah enam pemberian Allah terhadap orang yang bertawakal dan beriman kepada
Allah untuk di dunia dan akhirat kelak. Untuk menjadi seseorang yang betakwa dan
beriman bukanlah persoalan yang mudah, seseorang harus ekstra mempersembahkan amal
perbuatan yang banyak serta ikhlas dan kesungguhan dalam perintah Allah dan Rasul
seacara totalitas.

16
Q.S Al-Anfal (8) : 29

Das könnte Ihnen auch gefallen