Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
a. Menjelaskan Pengertian Amputasi
b. Menjelaskan Penyebab / faktor predisposisi terjadinya amputasi
c. Menjelaskan Jenis Amputasi
d. Menjelaskan Pemeriksaan Diagnostik
e. Menjelaskan Perawatan Pasca Amputasi
f. Menjelaskan Manajemen Keperawatan
g. Menjelaskan Penatalaksanaan dari pasca amputasi
h. Diagnosa Keperawatan Pada Pasien Dengan Amputasi
1
Bab II
Tinjauan Teoritis
2.1 Pengertian Amputasi
Amputasi berasal dari kata “amputare” yang kurang lebih diartikan “pancung”. Amputasi
dapat diartikan sebagai tindakan memisahkan bagian tubuh sebagian atau seluruh bagian
ekstremitas. Tindakan ini merupakan tindakan yang dilakukan dalam kondisi pilihan terakhir
manakala masalah organ yang terjadi pada ekstremitas sudah tidak mungkin dapat diperbaiki
dengan menggunakan teknik lain, atau manakala kondisi organ dapat membahayakan
keselamatan tubuh klien secara utuh atau merusak organ tubuh yang lain seperti dapat
menimbulkan komplikasi infeksi. Kegiatan amputasi merupakan tindakan yang melibatkan
beberapa sistem tubuh seperti sistem integumen, sistem persyarafan, sistem muskuloskeletal
dan sisten cardiovaskuler. Labih lanjut ia dapat menimbulkan madsalah psikologis bagi klien
atau keluarga berupa penurunan citra diri dan penurunan produktifitas.
2
Kegiatan amputasi dilakukan secara darurat oleh tim kesehatan. Biasanya merupakan
tindakan yang memerlukan kerja yang cepat seperti pada trauma dengan patah tulang
multiple dan kerusakan/kehilangan kulit yang luas.
Jenis amputasi yang dikenal adalah :
1. amputasi terbuka
2. amputasi tertutup.
Amputasi terbuka dilakukan pada kondisi infeksi yang berat dimana pemotongan pada
tulang dan otot pada tingkat yang sama. Amputasi tertutup dilakukan dalam kondisi yang
lebih memungkinkan dimana dibuat skaif kulit untuk menutup luka yang dibuat dengan
memotong kurang lebih 5 sentimeter dibawah potongan otot dan tulang.
Setelah dilakukan tindakan pemotongan, maka kegiatan selanjutnya meliputi perawatan
luka operasi/mencegah terjadinya infeksi, menjaga kekuatan otot/mencegah kontraktur,
mempertahankan intaks jaringan, dan persiapan untuk penggunaan protese ( mungkin ).
Berdasarkan pada gambaran prosedur tindakan pada klien yang mengalami amputasi
maka perawat memberikan asuhan keperawatan pada klien sesuai dengan
kompetensinya.
3
Komplikasi Pasca Amputasi:
1. Hematoma
2. Infeksi
3. Nekrosis
4. Kontratur
5. Neuroma
6. Sensasi ofantom
2.5 Perawatan Pasca Amputasi
1. Pasang balut steril, tonjolan – tonjolan hilang di balut tekan. Pemasangan perban elastic
harus hati – hati jangan sampai terjadi kontriksi puntung diproksimalnya sehingga
distalnya iskemik
2. Meninggikan puntung dengan mengangkat kaki jangan di tahan dengan bantal, sebab
dapat menjadikan fleksi kontraktur pada paha dan lutut
3. Luka ditutup, drain diangkat setelah 48 – 72 jam sedangkan puntung tetap dibalut tekan,
angkat jahitan hari ke 10 – 14
4. Amputasi bawah lutut tidak boleh menggantung di pinggir tempat tidur / berbaring /
duduk lama dengan fleksi lutut
5. Amputasi di atas lutut jangan diasang bantal diantara paha / membiarkan abduksi puntung
/ menggantungnya waktu jalan dengan kruk untuk mencegah kontraktur lutut dan paha
6. Latihan – latihan, 1 hari pasca bedah atau sesegera mungkin berjalan dengan kruk,
puntung baru dilepas balutannya setelah benar – benar sembuh
4
Pengkajian Riwayat Kesehatan
Perawat memfokuskan pada riwayat penyakit terdahulu yang mungkin dapat mempengaruhi
resiko pembedahan seperti adanya penyakit diabetes mellitus, penyakit jantung, penyakit
ginjal dan penyakit paru. Perawat juga mengkaji riwayat penggunaan rokok dan obat-
obatan.
Pengkajian Fisik
Pengkajian fisik dilaksanakan untuk meninjau secara umum kondisi tubuh klien secara utuh
untuk kesiapan dilaksanakannya tindakan operasi manakala tindakan amputasi merupakan
tindakan terencana/selektif, dan untuk mempersiapkan kondisi tubuh sebaik mungkin
manakala merupakan trauma/ tindakan darurat.
Kondisi fisik yang harus dikaji meliputi :
5
Mengkaji sistem persyarafan, khususnya sistem motorik
dan sensorik daerah yang akan diamputasi.
Sistem Mukuloskeletal Mengkaji kemampuan otot kontralateral.
Laboratorik
Tindakan pengkajian dilakukan juga dengan penilaian secara laboratorik atau melalui
pemeriksaan penunjang lain secara rutin dilakukan pada klien yang akan dioperasi yang
meliputi penilaian terhadap fungsi paru, fungsi ginjal, fungsi hepar dan fungsi jantung.
6
b. Intra Operatif
Pada masa ini perawat berusaha untuk tetap mempertahankan kondisi terbaik klie. Tujuan
utama dari manajemen (asuhan) perawatan saat ini adalah untuk menciptakan kondisi
opyimal klien dan menghindari komplikasi pembedahan.
Perawat berperan untuk tetap mempertahankan kondisi hidrasi cairan, pemasukan oksigen
yang adekuat dan mempertahankan kepatenan jalan nafas, pencegahan injuri selama operasi
dan dimasa pemulihan kesadaran. Khusus untuktindakan perawatan luka, perawat membuat
catatan tentang prosedur operasi yang dilakukan dan kondisi luka, posisi jahitan dan
pemasangan drainage. Hal ini berguna untuk perawatan luka selanjutnya dimasa postoperatif.
Makalah ini tidak membahas secara detail kegiatan intraoperasi.
c. Post Operatif
Pada masa post operatif, perawat harus berusaha untuk mempertahankan tanda-tanda vital,
karena pada amputasi, khususnya amputasi ekstremitas bawah diatas lutut merupakan
tindakan yang mengancam jiwa.
Perawat melakukan pengkajian tanda-tanda vital selama klien belum sadar secara rutin dan
tetap mempertahankan kepatenan jalas nafas, mempertahankan oksigenisasi jaringan,
memenuhi kebutuhan cairan darah yang hilang selama operasi dan mencegah injuri.
Daerah luka diperhatikan secara khusus untuk mengidentifikasi adanya perdarahan masif atau
kemungkinan balutan yang basah, terlepas atau terlalu ketat. Selang drainase benar-benar
tertutup. Kaji kemungkinan saluran drain tersumbat oleh clot darah.
Awal masa postoperatif, perawat lebih memfokuskan tindakan perawatan secara umum yaitu
menstabilkan kondisi klien dan mempertahankan kondisi optimum klien.
Perawat bertanggungjawab dalam pemenuhan kebutuhan dasar klien, khususnya yang dapat
menyebabkan gangguan atau mengancam kehidupan klien.
Berikutnya fokus perawatan lebih ditekankan pada peningkatan kemampuan klien untuk
membentuk pola hidup yang baru serta mempercepat penyembuhan luka. Tindakan
keperawatan yang lain adalah mengatasi adanya nyeri yang dapat timbul pada klien seperti
nyeri Panthom Limb dimana klien merasakan seolah-olah nyeri terjadi pada daerah yang
sudah hilang akibat amputasi. Kondisi ini dapat menimbulkan adanya depresi pada klien
karena membuat klien seolah-olah merasa ‘tidak sehat akal’ karena merasakan nyeri pada
daerah yang sudah hilang. Dalam masalah ini perawat harus membantu klien
mengidentifikasi nyeri dan menyatakan bahwa apa yang dirasakan oleh klien benar adanya.
7
2.7 Penatalaksanaan
a. Tingkatan Amputasi
Amputasi dilakukan pada titik paling distalyang masih dapat mencapai
penyembuhan dengan baik. Tempat amputasi ditentukan berdasarkan dua faktor:
peredaran darah pada bagian itu dan kegunaan fungsional ( misal sesuai kebutuhan
prostesis).
Status peredaran darah ekstremitas dievaluasi melalui pemeriksaan fisikdan uji
tertentu. Perfusi otot dan kulit sangat penting untuk penyembuhan. Floemetri doppler,
penentuan tekanan darah segmental, dan tekanan darah oksigen perkutan( PaO2)
merupakan uji yang sangat berguna. Agniografi dilakukan bila revaskularisasi
kemungkinan dapat dilakukan.
Tujuan pembedahan adalah akan mempertahankan sebanyak mungkin panjang
ekstremitas konsisten dengan pembasmian proses penyakit. Mempertahankan lutut
dan siku adalah pilihan yang diinginkan. Hampir pada semua tingkat amputasi dapat
dipasangi prostesis. Kebutuhan energ dan kebutuhan kardiovaskular yang
ditimbulkannya akan meningkat dari menggunakan kursi roda ke prostesis ke tongkat
tanpa prostesis. Maka, pemantauan kardiovaskular dan nutrisi yang ketat sangat
penting sehingga batas fisiologis dan kebutuhan dapat seimbang.
8
2.8 Diagnosa Keperawatan Pada Pasien Dengan Amputasi
a. Pre Operasi
No Batasan Krakteristik Masalah Etiologi
1. Perlaku Ansietas Ancaman Pada
a. Agitasi Status Terkini
b. Gelisah
c. Mengekspresikan kekhawatiran
karena perubahan dalam
peristiwa hidup
Afektif
a. Berfokus pada dirisendiri
b. Distres
c. Ketakutan
d. Sangat khawatir
Fisiologis
a. Gemetar
b. Peningkatan keringat
c. Peningkatan ketegangan
d. Suara begetar
e. Tremor
Kognitif
a. Cenderun menyalahkan orang
lain
b. Gangguan konsentrasi
c. Melamun
d. Penurunan lapangan persepsi
9
a. Post Operasi
No Batasan Karakteristik Masalah Etiologi
1. a. bukti nyeri dengan menggunakan Nyeri Akut Agens Cidera fisik
standar nyeri (amputasi)
b. diaforesis
c. dilatasi pupil
d. ekspresi wajah nyeri(mata kurang
bercahaya, meringis)
e. fokus menyempit
f. fokus pada diri sendiri
g. keluhan tentang intesitas skala nyeri
h. laporan tentang perilaku
nyeri/perubahan aktivitas
i. perbahan posisi untuk menghindari
nyeri
j. perubahan selera makan
k. putus asa
l. sikap melindungi area nyeri
10
3. a. Penurunan waktu reaksi Hambatan Gangguan
b. Kesulitan membolak-balik posisi Mobilitas Fisik muskuloskeletal
tubuh Hilangnya
c. Asik dengan aktivitas lain integritas struktur
sebagai pengganti gerak tulang
d. Dispnea saat beraktivitas
e. Perubahan car berjalan
f. Keterbatasan kemampuaan untuk
melakan keterampilan motorik
halus dan kasar
g. Keterbatasan tentang pergerakan
sendi
h. Gerakan tidak teratur dan tidak
terkoordinasi
11
Perencanaan Keperawatan
Perencanaan Keperawatan
N
Diagnosa
o NOC NIC
1. Nyeri Akut Kontrol nyeri: Manajemen Nyeri
Berhubungan Kriteria hasil: a. lakukan pengkajian
Dengan Agen a. Mengenali kapan secara komprehensif
Cidera nyei terjadi (durasi,frekuensi,kualita
Fisik(Amputasi b. Menggambarkan as nyeri dan beratnya
) faktor penyebab b. gali pengetahuan dan
c. Menggunakan kepercayaan pasien
tindakan mengenai nyeri
pencegahan c. observasi adanya
d. Menggunakan petunjukan nonverbal
tindakan mengenai
pengurangan nyeri ketidaknyamanan
tanpa analgesik d. ajarkan prinsip-prinsip
e. Menggunakan manajemen nyeri
analgesik sesuai e. dorong pasien untuk
yang memonitor nyeri dan
direkomendasikan menanginya dengan
f. Melaporkan gejala tepat
yang tidak f. ajarkan metode non
terkontrol pada farmakologi dan
profesonal farmakologi dalam
kesehatan penanaganan nyeri
g. Mengenal apa yang
Pemberian Analgesik
terkait dengan gejala
nyeri a. tentukan lokasi,
h. Melaporkan nyeri karakteristik,kulitas dan
yang terkontrol frekuensi sebelum
mengoabatinya
Nyeri efek yang
b. cek adanya alergi obat
mengganggu
c. cek perintah pengobatan
Kriteria hasil: meliputi obat, dosis, dan
frekuensi obat analgesik
a. Ketidaknyamanan
yang diresepkan
tidak ada
d. jalankan tindakan
b. Gangguan hubungan
keselamatan pada pasien
interpersonal tidak
yang menerima
terjadi
analgesik narkotika,
c. Gangguan
sesuai kebutuhan
pergerakan fisik
tidak ada
d. Gangguan
penampila kerja
tidak ada
12
e. Gangguan aktivitas
sehari-hari tidak ada
Kontrol gejala
Kriteria hasil:
a. Memantau
munculnya gejala
b. Memantau lama
bertahannya gejala
c. Melakuakan
tindakan-tindakaa
d. N pencegahan
e. Mendapatkan
perawatan kesehatan
ketika gejala
berbahaya yang
muncul
13
personal adanya penyakit atau
b. Melaporkan pembedahan dengan
penurunan perasaan cara yang tepat
negatif c. monitor frekuensi dari
c. Melaporkan mengkritisi diri
penurunan citra diri d. monitor apakah pasien
negatif bisa melihat bagian
d. Melaporkan tubuh mana yang
peningkatan dalam berubah
kenyamanan
psikologis
Pergerakan
Hambatan peningkatan mekanika tubuh
Kriteria hasil:
3. Mobilitas Fisik
berhuungan a. Keseimbangan tidak a. kaji komitmen pasien
dengan terganggu untuk belajar dan
Hilangnya b. Cara berjalan tidak menggunakan postur
Integritas tergenggu tubuh yang tepat
Struktur c. Kinerja pengaturan b. kolaborasikan dengan
Tulang tubuh tidak fisioterapi dalam
terganggu mengembangkan
d. Berjalan peningkatan mekanikan
e. Bergeraj dengan tubuh, sesuai indikasi
mudah c. kaji pemahaman pasien
mengenai mekanika
Cara berjalan tubuh dan latihan
Kriteria hasil: d. berikan informasi
tentang kemungkinan
a. Keseimbangan posisi penyebab nyeri
tubuh saat berjalan otot atau sendi
tidak terganggu Manajemen Nyeri
b. Ragu-ragu tidaj ada a. lakukan pengkajian
c. Berjalan lambat secara komprehensif
karena sakit tidak (durasi,frekuensi,kualita
ada as nyeri dan beratnya
d. Menyeret kaki tiak b. gali pengetahuan dan
terjadi kepercayaan pasien
mengenai nyeri
Penampilan mekani tubuh
c. observasi adanya
Kriteria: petunjukan nonverbal
mengenai
a. Mempertahankan
ketidaknyamanan
kekuatan otot
d. ajarkan prinsip-prinsip
b. Menggunakan
manajemen nyeri
mekanika tubuuh
e. dorong pasien untuk
14
yang tepat memonitor nyeri dan
c. Melakukan latihan menanginya dengan
yang dianjurkan tepat
untuk menghindari f. ajarkan metode non
cidera farmakologi dan
d. Menggunakan alat farmakologi dalam
bantu dengan tepat penanaganan nyeri
15
BAB III
PENUTUP
16
Daftar Pustaka
Swanson.Elsevier Inc.
Aksara.
Https://Dhiystory.Blogspot.Co.Id/2015/12/Daftar-Isi-Toc-O-H-Z-U-Daftar-Isi.Html
17