Sie sind auf Seite 1von 14

AKUNTANSI BIAYA

SAP 12

OLEH
KELOMPOK 14

NI PUTU SWANDEWI (1607532113)


NI MADE LENY PEBRIYANINGRUM (1607532117)
NI LUH YUNI PRATIWI (1607532119)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS UDAYANA
2017
AKUNTANSI BIAYA SELISIH

Biaya standar adalah biaya yang ditentukan dimuka, yang merupakan jumlah biaya yang
seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu satuan produk atau untuk membiayai kegiatan
tertentu.

Manfaat system biaya standar :

Memberikan pedoman kepada manajemen berapa biaya yang seharusnya untuk melaksanakan
kegiatan tertentu sehingga memungkinkan mereka melakukan pengurangan biaya dengan cara
perbaikan metode produksi, pemilihan tenaga kerja dan kegiatan yang lain.

Prosedur penentuan biaya standar

1. Biaya bahan baku standar


Biaya bahan baku standar terdiri dari :
 Masukan fisik yang diperlukan untuk memproduksi sejumlah keluaran fisik
tertentu (kuantitas standar)
 Harga persatuan masukan fisik tersebut (harga standar)

Penentuan kuantitas standar :

 Penyelidikan teknis
 Analisis catatan masa lalu :
a) menghitung rata-rata pemakaian bahan baku untuk produk atau
pekerjaan yang sama dalam periode tertentu di masa lalu.
b) Menghitung rata-rata pemakaian bahan baku dalam pelaksanaan
pekerjaan yang paling baik dan yang paling buruk dimasa lalu.
Harga standar berupa :
 Harga yang diperkirakan akan berlaku di masa yang akan datang, biasanya
untuk jangka waktu setahun.
 Harga yang berlaku pada saat penyusunan standar
 Harga yang diperkirakan akan merupakan harga normal dalam jangka panjang.

2. Biaya Tenaga Kerja Standar


Terdiri dari jam tenaga kerja stanar dan tarif upah standar
Syarat berlakunya jam tenaga kerja standar :
 tata letak pabrik yang efisien dengan peralatan yang modern sehingga dapat
dilakukan produksi yang maksimum dengan biaya yang minimum.
 Pengembangan staf perencanaan produksi
 Pembelian bahan baku direncanakan dengan baik, sehingga tersedia pada saat
produksi
 Standardisasi kerja karyawan dan metode kerja dengan instruksi dan latihan
yang cukup bagi karyawan
Jam tenaga kerja standar ditentukan dengan :

 Menghitung rata-rata jam kerja yang dikonsumsi dalam suatu pekerjaan dari
kartu harga pokok periode yang lalu
 Membuat test run operasi produksi di bawah keadaan normal yang diharapkan
 Mengadakan penyelidikan gerak dan waktu dari berbagai kerja karyawan
dibawah keadaan nyata yang diharapkan
 Mengadakan taksiran yang wajar, yang didasarkan pada pengalaman dan
pengetahuan operasi produksi dan produk

Tarif upah standar ditentukan atas dasar :

 Perjanjian dengan organisasi karyawan


 Data upah masa lalu
 Penghitungan tariff upah dalam keadaan operasi normal

3. Biaya Over Head Pabrik Standar


Dihitung dengan membagi jumlah biaya overhead yang dianggarkan pada
kapasitas normal dengan kapasitas normalnya.

Analisis penyimpangan biaya sesungguhnya dari biaya standar

Penyimpangan biaya sesungguhnya dari biaya standar disebut selisih (variance). Analisis
selisih dibedakan menjadi :

1. analisis selisih biaya produksi langsung (BBB & BTKL)


2. analisis selisih BOP

Analisis selisih biaya produksi langsung

– Model satu selisih (the one way model)

St = (HSt x KSt) – (HS x KS)

St : Selisih Total HSt : Harga Standar KSt : Kuantitas Standar

HS : Harga Sesungguhnya KS : Kuantitas Standar

Contoh :

PT AJP menggunakan system biaya standar. Biaya bahan baku standar perunit produk
ditentukan sebesar 100.000 kg @ Rp 500. biaya bahan baku sesungguhnya untuk memproduksi
dalam bulan Januari 19×1 adalah sebanyak 90.000 kg @ Rp 550.
Kuantitas Harga per Kg

Standar SS Standar SS

BBB 100.000 Kg 90.000 kg Rp 500 Rp 550

St = (HSt x KSt) – (HS x KS)

St = (500 x 100.000) – (550 x 90.000) = 5.000.000 – 4.950.000 = 50.000 (L)

– Model dua selisih (the two way model)

SH : (HSt – HS) x KS

SK : (KSt – KS) x HSt

SH : Selisih Harga SK : Selisih Kuantitas / Efisiensi

HSt : Harga Standar KSt : Kuantitas Standar

HS : Harga Sesungguhnya KS : Kuantitas Sesungguhnya

Contoh :

Kuantitas Harga per Kg

Standar SS Standar SS

BBB 100.000 Kg 90.000 kg Rp 500 Rp 550

SH : (HSt – HS) x KS

: (500 – 550) x 90.000 : 4.500.000 (R)

SK : (KSt – KS) x HSt

: 100.000 – 90.000) x 500 : 5.000.000 (L)

– Model tiga selisih (the three way model)

Dalam model ini ada 3 kemungkinan

1. harga dan kuantitas standar masing-masing lebih besar atau lebih kecil dari harga dan
kuantitas sesungguhnya
2. harga standar lebih rendah dari harga sesungguhnya, namun kuantitas standar lebih
tinggi dari kuantitas sesungguhnya
3. harga standar lebih tinggi dari harga sesungguhnya, namun kuantitas standar lebih
rendah dari kuantitas sesungguhnya

1. harga dan kuantitas standar lebih rendah dari sesungguhnya


SH : (HSt – HS) x KSt

SK : (KSt – KS) x HSt

SHK : (HSt – HS) x (KSt – KS)

SHK : Selisih harga/kuantitas (selisih gabungan)

Contoh :

Kuantitas Harga per Kg

Standar SS Standar SS

BBB 90.000 Kg 100.000 kg Rp 500 Rp 550

SH : (500 – 550) x 90.000 : 4.500.000 (R)

SK : (90.000 – 100.000) x 500 : 5.000.000 (R)

SHK : (500 – 550) x (90.000 – 100.000) : 500.000 (R)

2. harga dan kuantitas standar lebih tinggi dari sesungguhnya

SH : (HSt – HS) x KS

SK : (KSt – KS) x HS

SHK : (HSt – HS) x (KSt – KS)

Kuantitas Harga per Kg

Standar SS Standar SS

BBB 100.000 Kg 90.000 kg Rp 550 Rp 500

SH : (550 – 500) x 90.000 : 4.500.000 (L)

SK : (100.000 – 90.000) x 500 : 5.000.000 (L)

SHK : (550 – 500) x (100.000 – 90.000) = 500.000 (L)

3. harga standar lebih rendah namun kuantitas standar lebih tinggi

SH : (HSt – HS) x KS

SK : (KSt – KS) x HSt


Kuantitas Harga per Kg

Standar SS Standar SS

BBB 100.000 Kg 90.000 kg Rp 500 Rp 550

SH : (500 – 550) x 90.000 : 4.500.000 (R)

SK : (100.000 – 90.000) x 500 : 500.000 (L)

4. harga standar lebih tinggi namun kuantitas standar lebih rendah

SH : (HSt – HS) x KSt

SK : (KSt – KS) x HS

Kuantitas Harga per Kg

Standar SS Standar SS

BBB 90.000 Kg 90.000 kg Rp 550 Rp 500

SH : (550 – 500) x 90.000 : 4.500.000 (L)

SK : (90.000 – 100.000) x 500 : 5.000.000 (R)

Contoh

Untuk memproduksi 1 satuan produk diperlukan biaya produksi menurut standar :

Biaya bahan baku 5 Kg @ Rp. 1.000 Rp. 5.000

Biaya tenaga kerja 20 jam @ Rp. 500 Rp. 10.000

Biaya Overhead Pabrik :

Variable 20 jam @ Rp. 400 8.000


Tetap 20 jam @ Rp. 300 6.000

Total Rp. 29.000

Jam kerja kuantitas standar 5000 jam

Kapasitas produksi perbulan direncanakan 5.200 jam tenaga kerja langsung

Transaksi yang terjadi dalam bulan Januari 19×1 adalah :

1. biaya bahan baku yang dibeli adalah 1500 Kg @ Rp. 1.100


2. jumlah produksi yang diproduksi dan selesai diproses dalam bulan Januari 19×1 adalah
250 satuan dengan biaya produksi sesungguhnya sbb :
1. biaya bahan baku050 Kg @ Rp. 1.100 : 1.155.000
2. biaya tenaga kerja 5.100 jam @ Rp. 475 : 2.422.500
3. BOP : 3.650.000

Biaya Bahan Baku

1. Model satu selisih

Selisih biaya bahan baku

(HSt x KSt) – (HS x KS)

(1.000 x 1.250) – (1.100 x 1.050) : 95.000 (L)

2. Model dua selisih

Selisih harga biaya bahan baku

(HSt – HS) x KS

(1.000 – 1.100) x 1050 : 105.000 (R)

Selisih kuantitas biaya bahan baku

(KSt – KS) x HSt

(1.250 – 1.050) x 1.000 : 200.000 (L) –

Total selisih biaya bahan baku : 95.000 (L)

3. Model tiga selisih

Selisih harga biaya bahan baku

(HSt – HS) x KS

(1.000 – 1.100) x 1.050 : 105.000 (R)

Selisih kuantitas bahan baku

(KSt – KS ) x HSt

(1.250 – 1.050) x 1.000 : 200.000 (L)

Selisih harga/kuantitas : 0

Biaya tenaga kerja

1. Model satu selisih


Selisih biaya tenaga kerja

(TUSt x JKSt) – (TUS x JKS)

(500 x 5000) – (475 x 5100) : 77.500 (L)

2. Model dua selisih

Selisih tariff upah

(TUSt x TUS) x JKS

(500 – 475) x 5100 : 127.500 (L)

Selisih efisiensi upah

(JKSt – JKS) x TUSt

(5000 – 5100) x 500 : 50.000 (R) –

Total selisih BTKL : 77.500 (L)

3. Model tiga selisih

Selisih tariff upah

(TUSt – TUS) x JKSt

(500 – 475) x 5000 : 125.000 (L)

Selisih efisiensi upah

(JKSt – JKS) TUS

(5000 – 5100) x 475 : 47.500 (R)

Selisih harga/efisiensi upah

(JKSt – JKS) x (TUSt – TUS)

(5000 – 5100) x (500 – 475) : 0

Total selisih BTKL : 77.500 (L)

Selisih Biaya Overhead Pabrik

1. model satu selisih

BOP ss : 3.650.000
BOP dibebankan : 3.500.000 –

(250x20jamxRp700)

Selisih total BOP : 150.000 (R)

2. model dua selisih

selisih terkendalikan (controllable variance)

BOP ss : 3.650.000

BOP tetap pada kapasitas normal : 1.560.000 –

(5200 x Rp. 300)

BOP ss : 2.090.000 –

BOP variable pada jam standar : 2.000.000

(5000 x Rp 400)

Selisih terkendalikan : 90.000 (R)

Selisih volume (volume variance)

Jam tenaga kerja pada kapasitas normal : 5.200 jam

Jam tenaga kerja standar : 5.000 jam

Selisih volume : 200 jam

Tariff BOP tetap 300/ jam

Selisih volume : 60.000 (R)

3. model tiga selisih

selisih pengeluaran (spending variance)

BOP ss : 3.650.000

BOP tetap pada kapasitas normal : 1.560.000 –

(5200 x 300)

BOP variable ss : 2.090.000

BOP variable dianggarkan pada jam


Sesunguhnya : 5.100 x 400 : 2.040.000 –

Selisih pengeluaran : 50.000 (R)

Selisih kapasitas (idle capacity variance)

Kapasitas normal : 5.200 jam

Kapasitas sesungguhnya : 5.100 jam

Kapasitas tidak terpakai : 100 jam

Tariff BOP tetap : Rp. 300 perjam

Selisih kapasitas : Rp. 30.000 (R)

Selisih efisiensi

Jam standar : 5000 jam

Jam sesungguhnya : 5100 jam

Selisih efisiensi : 100 jam

Tariff BOP : Rp. 700

Selisih efisiensi : Rp. 70.000 (R)

4. model empat selisih

Selisih pengeluaran : Rp. 50.000 (R)

Selisih kapasitas : Rp. 30.000 (R)

Selisih efisiensi dipecah menjadi

Selisih efisiensi variable 100 jam x Rp 400 : Rp. 40.000 (R)

Selisih efisiensi tetap 100 jam x Rp 300 : Rp. 30.000 (R)

Total selisih BOP : Rp. 150.000 (R)


Akuntansi Biaya Standar

1. Pencatatan Biaya Bahan Baku

BDP – BBB 1.155.000

Pers Bhn Baku 1.155.00

(Pemakaian Bhn Baku ss 1.050 x 1.000)

2. Pencatatan BTKL

BDP – BTKL 2.422.500

Gaji dan upah 2.422.500

(Pembebanan BTK ss 5.100 x 475)

3. Pencatatan BOP

BOP ss 3.650.000

Berbagai rekening dikredit 3.650.000

(BOP ss yang terjadi)

BDP – BOP 3.650.000

BOP ss 3.650.000

(Pembebanan BOP ss ke rekening BDP)

4. Pencatatan HPProduk Jadi

Persediaan Produk Jadi 7.250.000

BDP BBB 1.250.000

BDP BTK 2.500.000

BDP BOP 3.500.000

(BBB : 5.000 x 250)

(BTK : 10.000 x 250)

(BOP : 14.000 x 250)


5. Pencatatan Harga Pokok Produk dlm Proses

Persediaan Produk dlm Proses xxx

BDP BBB xxx

BDP BTK xxx

BDP BOP xxx

6. Pencatatan Harga Pokok

Harga Pokok Penjualan xxx

Persediaan Produk Jadi xxx

(kuantitas produk yang dijual selama periode akuntansi dengan biaya standar persatuan)

7. Pencatatan Selisih antara Biaya Sesungguhnya dengan biaya standar

1. selisih BBB

Selisih Harga Bahan Baku 105.000

BDP BBB 95.000

Selisih Kuantitas Bahan Baku 200.000

2. Selisih BTKL

Selisih efisiensi upah 50.000

BDP – BTKL 77.500

Selisih tariff upah 127.500

(model dua selisih)

Selisih efisiensi upah 47.500

BDP – BTKL 77.500

Selisih tariff upah 125.000

(model tiga selisih)

3. Selisih BOP

Selisih terkendalikan 90.000


Selisih volume 60.000

BDP – BOP 150.000

(pencatatan selisih BOP model 2 selisih)

Selisih pengeluaran 50.000

Selisih kapasitas 30.000

Selisih efisiensi 70.000

BDP – BOP 150.000

(Pencatatan selisih BOP dengan model 3 selisih)

Selisih pengeluaran 50.000

Selisih kapasitas 30.000

Selisih efisiensi variable 40.000

Selisih efisiensi tetap 30.000

BDP – BOP 150.000

(Pencatan selisih BOP dengan model 4 selisih)


DAFTAR PUSTAKA

Mulyadi, 2010. Akuntansi Biaya, Edisi 5, Yogyakarta: Aditya Media


Sofia Prima Dewi, Septian Bayu Kristianto,2017. Akuntansi Biaya, Edisi 2, Bogor: In Media
http://handywatung.blogspot.co.id/2014/10/metode-harga-pokok-proses.html
https://datakata.wordpress.com/2014/12/26/biaya-standar-dan-analisis-selisih-biaya

Das könnte Ihnen auch gefallen