Sie sind auf Seite 1von 9

KHUTBAH IDUL ADHA 1438 H

‫السالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬

‫ان‬ َ ‫س ْب َح‬ ُ ‫ َو‬،‫ هللاُ أَ ْكبَ ُر كبيرا والحمد هلل كثيرا‬،‫هللاُ أَ ْكبَ ُر هللاُ أَ ْكبَ ُر هللاُ أَ ْكبَ ُر‬
،ُ‫ع ْب َده‬ َ ‫ص َر‬ َ َ‫ َون‬،ُ‫َق َو ْع َده‬ َ ‫صد‬ َ ،‫ آلإِلَهَ إِالَّ هللاُ َو ْحدَه‬،ً‫هللاِ بُ ْك َرةً َّوأَ ِص ْيال‬
‫ آل ِإلَهَ ِإالَّ هللاُ َوالَ نَ ْعبُ ُد ِإالَّ ِإيَّا ُه‬.‫اب َو ْح َد ُه‬ َ ‫ َو َه َز َم األَ ْح َز‬،‫َوأَع ََّز ُج ْن َد ُه‬
‫الد ْي ُن َولَ ْو ك َِر َه ا ْلكَافِ ُر ْو َن َولَ ْو ك َِر َه ا ْل ُمش ِْرك ُْو َن َولَ ْو ك َِر َه‬ ِ ُ‫ُم ْخ ِل ِص ْي َن لَه‬
.‫ا ْل ُمنَافِقُ ْو َن‬
‫سيِ َدنَا َونَبِيَّنَا ُم َح َّمدًا‬ َ ‫ش َه ُد أَ َّن‬ ْ َ‫ش َه ُد أَ ْن آلإِلَهَ إِالَّ هللاُ َو ْح َدهُ الَش َِر ْيكَ لَهُ َوأ‬ ْ َ‫أ‬
‫سل ْم عَلى ُم َحم ٍد‬ َ ‫صل َو‬ َ ‫ اَللَّ ُهم‬.‫ق ا ْل َو ْع ِد األَ ِم ْين‬ َ ُ‫س ْولُه‬
ُ ‫صا ِد‬ ُ ‫ع ْب ُد ُه َو َر‬ َ
،‫ان ِإلَى يَ ْو ِم الد ْين‬ ٍ ‫س‬ َ ‫ص َحا ِب ِه َو َم ْن تَ ِبعَ ُه ْم ِب ِإ ْح‬ ْ َ‫َوعَلى آ ِل ِه ِوأ‬
﴾‫ون‬ َ ‫س ِل ُم‬ ْ ‫ق تُقَاتِ ِه َو َال تَ ُموت ُ َّن إِ َّال َوأَ ْنت ُ ْم ُم‬ َّ ‫َّللاَ َح‬َّ ‫ِين آ َمنُوا اتَّقُوا‬ َ ‫﴿يَا أَيُّ َها الَّذ‬
‫ص ِل ْح لَ ُك ْم أَ ْع َمالَ ُك ْم‬ ْ ُ‫سدِيدًا ي‬ َ ‫َّللاَ َوقُولُوا قَ ْو ًال‬ َّ ‫ِين آ َمنُوا اتَّقُوا‬ َ ‫﴿يَا أَيُّ َها الَّذ‬
‫از فَ ْو ًزا ع َِظي ًما﴾ أَ َّما‬ َ َ‫سولَهُ فَقَ ْد ف‬ ُ ‫َّللاَ َو َر‬َّ ‫َو َي ْغ ِف ْر لَ ُك ْم ذُنُو َب ُك ْم َو َم ْن يُ ِط ِع‬
.‫از ا ْل ُمتَّقُ ْون‬ َ َ‫عتِ ِه فَقَ ْد ف‬ َ ‫اي ِبتَ ْق َوى هللاِ َو َطا‬ َ َّ‫ فَيَا ِعبَا َد هللاِ أ ُ ْو ِص ْي ُك ْم َو ِإي‬،‫بَ ْع ُد‬
‫هللاُ أَ ْكبَ ُر هللاُ أَ ْكبَ ُر الَ إِلَهَ إِالَّ هللاُ َوهللاُ أَ ْكبَ ُر هللاُ أَ ْكبَ ُر َوهللِ ال َح ْم ُد‬
Alhamdulillah segala puji hanya milik Allah Subhanahu wa Ta’ala,
yang telah menjadikan Idul Adha sebagai hari istimewa karena mampu
menggerakkan ummat Islam di seluruh dunia untuk hadir di tanah-tanah
lapang maupun di masjid-masjid. Pada saat yang sama jutaan ummat Islam
sedang melakukan napaktilas perjuangan Nabi Ibrahim As di tanah suci
Makkah.
Dari berbagai penjuru negeri, ummat Islam berkumpul di Baitullah
memenuhi panggilan Allah Ta’alaa dengan semangat menunaikan ibadah,
berjuang dan berkorban untuk meraih ridha Allah. Mereka menanggalkan
segala atribut duniawi, meninggalkan berbagai aktivitas sehari-hari untuk
menghadap Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang dengan penuh
khusyu dan keikhlasan serta mengumandangkan kalimat talbiyah.

1 Khutbah Idul Adha 1438 H |DPP Hidayatullah


َ‫ ِإ َّن ا ْل َح ْم َد َوالنِ ْع َمةَ َلكَ َوا ْل ُم ْلك‬، َ‫ لَبَّ ْيكَ الَش َِر ْيكَ لَكَ لَبَّ ْيك‬، َ‫لَبَّ ْيكَ الل ُه َّم لَبَّ ْيك‬
َ‫الَش َِر ْيكَ لَك‬
Artinya; “Kami penuhi panggilan-Mu wahai Allah, wahai Allah
kami datang memenuhi seruan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu.
Sesungguhnya segala puji, nikmat dan karunia hanyalah milik-Mu,
milik-Mu segala kekuasaan dan kerajaan, tiada sekutu bagi-Mu”.

Melalui ibadah haji kita belajar tentang keta’atan, kedisiplinan


beribadah, ukhuwah Islamiyah dan kesetaraan manusia di hadapan Allah
SWT, tanpa memandang jabatan, status sosial, latar belakang pendidikan,
suku, bangsa, serta kelas ekonomi.
Shalawat kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sebagai salah
satu bentuk do’a dan ibadah yang tidak terbatas oleh jarak dan waktu,
artinya bila shalawat diucapkan maka akan dapat menembus lapisan-lapisan
langit sehingga didengar dan dicatat oleh para malaikat, kemudian mereka
turut serta mendoakan seluruh manusia yang bershalawat kepadanya.

Mari kita menunjukkan rasa syukur atas segala ni’mat yang diberikan
oleh Allah SWT, terutama nikmat Islam sebagai karunia terbesar bagi kita.
Allah berfirman:

‫سالَ َم‬
ْ ‫اإل‬ َ ُ‫﴿ا ْليَ ْو َم أَ ْك َم ْلتُ لَ ُك ْم دِينَ ُك ْم َوأَتْ َم ْمت‬
ِ ‫علَ ْي ُك ْم نِ ْع َمتِي َو َر ِضيتُ لَ ُك ُم‬
﴾‫دِيـنًا‬
Artinya “...Pada hari ini telah kusempurnakan untukmu agamamu,
dan telah Aku cukupkan kepadamu ni’mat-Ku, dan telah Aku ridhai
Islam sebagai agama bagimu...(al-Maidah:3).

Ayat ini menunjukkan bahwa hanya ummat Islamlah yang


memperoleh seluruh kenikmatan secara sempurna di dunia ini. Maka sudah
sewajarnya jika pada hari ini ummat Islam memperlihatkan kepada dunia
tentang bagaimana ajaran Islam mampu menyatukan dan mendamaikan
manusia yang terdiri dari suku,bangsa, bahasa dan warna.

ِ َّ ِ ‫ هللاُ أ َ ْكبَ ُر َو‬،‫هللاُ أ َ ْكبَ ُر‬


‫ّلِل ا ْل َح ْم ُد‬

2 Khutbah Idul Adha 1438 H |DPP Hidayatullah


Kaum Muslimin yang dirahmati Allah.

Sebagai bukti nyata dan sebuah realita bahwa negeri tercinta


Indonesia ini adalah anugerah dari Allah SWT sekaligus sebagai warisan
para pejuang dari kalangan ulama dan syuhada. Bahwa kemerdekaan Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), yang terdiri dari suku, bangsa, bahasa
dan warna bahkan agama, mampu mewujudkan ketenangan dan kedamaian
sesama anak bangsa. Tentu saja rahasia di balik dari semua itu adalah bahwa
mayoritas penduduk bangsa dan negara Indonesia ini adalah muslim, bahkan
merupakan pemeluk Islam terbesar di dunia.

Karena kemerdekaan NKRI ini diperoleh melalui perjuangan dan


pengorbanan yang luar biasa, maka selanjutnya tugas dan kewajiban kita
adalah menjaga dan mempertahankan yang ada kemudian meningkatkan dan
mewujudkan menjadi negara yang adil dan makmur sesuai dengan amanat
para pejuang kemerdekaan Bangsa Indonesia .

Pertanyaannya kemudian adalah mampukah ummat Islam Indonesia


memenuhi harapan sekaligus mewujudkan amanat para ulama dan syuhada?
Yang mempunyai tujuan dan cita-cita agar masyarakat indonesia dapat
memperoleh keselamatan dunia dan akhirat. Untuk menjawab tantangan
tersebut diatas maka marilah kita mengenang kembali bagaimana perjuangan
Nabi Ibrahim Alaihissalam, Ibunda Siti Hajar serta anaknya Ismail
Alaihissalam. Firman Allah Subhanahu wa Ta’alaa :

‫ِين َم َعهُ ِإ ْذ قَالُوا‬ َ ‫سنَةٌ ِفي ِإ ْب َرا ِهي َم َوالَّذ‬ َ ‫س َوةٌ َح‬ ْ ُ ‫﴿قَ ْد كَانَتْ لَ ُك ْم أ‬
‫َّللاِ َكفَ ْرنَا ِب ُك ْم َو َبدَا‬ ِ ‫ُون ِم ْن د‬
َّ ‫ُون‬ َ ‫ِلقَ ْو ِم ِه ْم ِإنَّا بُ َرآَ ُء ِم ْن ُك ْم َو ِم َّما تَ ْعبُد‬
َّ ‫ضا ُء أَبَدًا َحتَّى ت ُ ْؤ ِمنُوا ِب‬
﴾ُ‫اّلِلِ َو ْح َده‬ َ ‫َاوةُ َوا ْلبَ ْغ‬ َ ‫بَ ْينَنَا َوبَ ْينَ ُك ُم ا ْلعَد‬
Artinya; Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik
bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan
dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka:
"Sesungguhnya kami berlepas diri daripada kamu dari
daripada apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari
(kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu
permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu
beriman kepada Allah saja".(Al-Mumtahanah:4).

3 Khutbah Idul Adha 1438 H |DPP Hidayatullah


Nabi Ibrahim As, bukan sekedar Nabi dan Rasul sebagaimana para
Nabi yang lainnya. Beliau adalah bapak para Nabi, karena hanya Ibrahim As
sajalah satu-satunya Nabi yang mempunyai anak dan cucunya juga menjadi
Nabi.

Ketaqwaan Nabi Ibrahim Alaihissalam juga ditunjukkan dengan


kesiapan untuk tunduk dan patuh dalam berjuang dan berkorban di jalan
Allah Ta’alaa. Hal ini tercermin ketika Nabi Ibrahim diperintahkan untuk
meninggalkan anak dan istri tercinta di lembah yang tandus. Firman Allah
SWT dalam Surah Ibrahim ayat 37:

َ‫غ ْي ِر ذِي َز ْرعٍ ِع ْن َد بَ ْيتِك‬ َ ‫س َك ْنتُ ِم ْن ذُ ِريَّتِي ِب َوا ٍد‬ ْ َ‫﴿ربَّ َنا ِإنِي أ‬ َ
‫اس تَ ْه ِوي إِلَ ْي ِه ْم‬ِ َّ‫اجعَ ْل أَ ْفئِ َدةً ِم َن الن‬
ْ َ‫ص َالةَ ف‬َّ ‫ا ْل ُم َح َّر ِم َربَّنَا ِليُ ِقي ُموا ال‬
﴾‫ون‬ َ ‫شك ُُر‬ ِ ‫ار ُز ْق ُه ْم ِم َن الث َّ َم َرا‬
ْ َ‫ت لَعَلَّ ُه ْم ي‬ ْ ‫َو‬
“Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan
sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai
tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang
dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka
mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia
cenderung kepada mereka dan beri rezekilah mereka dari
buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur. (QS.
Ibrahim:37)

Betapa beratnya meninggalkan anak dan istri hidup sendirian di


lembah yang tandus dan gersang tanpa bekal yang cukup memadai untuk
bertahan hidup. Dari Ibunda Siti Hajar kita belajar tentang seorang istri dan
Ibu yang sangat istimewa karena ketaqwaannya, ketabahan, kesabaran dan
keikhlasan serta keistiqamahan menyikapi berbagai macam ujian dan
cobaan.

Demikian juga dengan kita. Iman dan ketakwaan kita akan terus
ditempa dan diuji untuk meningkatkan kualitasnya. Seberapa besar
pengorbanan kita. Karena harga dan nilai seseorang di hadapan Allah SWT,
bukanlah diukur dari banyaknya harta yang dimiliki atau jabatan yang
diduduki, tetapi dari pengorbanan yang telah ia berikan di jalan Allah.

4 Khutbah Idul Adha 1438 H |DPP Hidayatullah


Ujian selanjutnya bagi Nabi Ibrahim As adalah, diperintahkan untuk
mengorbankan anaknya Ismail AS. Berawal dari kebiasaan beliau berqurban
setiap tahun dengan sejumlah 1000 ekor kambing/domba, dan sapi 300 ekor
serta unta 100 ekor sehingga semua orang mengaguminya bahkan para
Malaikat pun kagum pada Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam, kemudian Nabi
Ibrahim berkata: Artinya; “Qurban sebanyak itu bagiku belumlah seberapa,
demi Allah kalau saja aku punya seorang anak putra pasti aku
menyembelihnya dan berkurban karena Allah Ta’alaa.”

Dikisahkan setelah melewati waktu yang lama, Ia pun lupa pada


ucapannya itu, maka ketika di daerah al-Muqaddasah Nabi
Ibrahim‘Alaihissalam berdoa kepada Allah;
﴾‫ين‬ َّ ‫ب َه ْب ِلي ِم َن ال‬
َ ‫صا ِل ِح‬ ِ ‫﴿ر‬
َ
Artinya;“Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak)
yang termasuk orang-orang yang saleh.(Ash Shaffaat:100).

Kemudian doanya Nabi Ibrahim As, dikabulkan Allah Subhanahu Wa


Ta’ala;
﴾‫﴿فَ َبش َّْرنَا ُه ِبغُ َال ٍم َح ِل ٍيم‬
Artinya; “Maka Kami beri dia kabar gembira dengan seorang anak
yang amat sabar.” (Ash Shaffaat:101).

Ketika anak itu sudah cukup umur sanggup berusaha bersamanya, lalu
Nabi Ibrahim As diserukan di panggil lewat mimpi, “penuhilah nazarmu
dulu”. Ibnu Abbas Radhiallahu anhu, menjelaskan pada malam Tarwiyah
hari ke-8 Zulhijjah, Nabi Ibrahim tidur kemudian ada orang berseru dalam
mimpinya ‘wahai Ibrahim penuhilah nazarmu’ kemudian pada malam
berikutnya ia mimpi yang sama yang kedua kalinya. Maka keesokan
harinya ia yakin bahwa mimpinya itu betul dari Allah SWT. Kemudian
dalam suasana penuh kebahagian yang luar biasa tersebut selanjutnya Alllah
Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

َ‫س ْع َي قَا َل يَا بُنَ َّي ِإنِي أَ َرى فِي ا ْل َمنَ ِام أَنِي أَ ْذبَ ُحك‬َّ ‫﴿فَلَ َّما بَلَ َغ َمعَهُ ال‬
َّ ‫ستَ ِج ُدنِي إِ ْن شَا َء‬
ُ‫َّللا‬ َ ‫ت ْافعَ ْل َما ت ُ ْؤ َم ُر‬
ِ َ‫ظ ْر َماذَا تَ َرى قَا َل يَا أَب‬ ُ ‫فَا ْن‬
﴾‫ين‬َ ‫صابِ ِر‬
َّ ‫ِم َن ال‬

5 Khutbah Idul Adha 1438 H |DPP Hidayatullah


”Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha
bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku Sesungguhnya
aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka
fikirkanlah apa pendapatmu!” ia menjawab: “Hai bapakku,
kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan
mendapatiku Termasuk orang-orang yang sabar”. (Ash-Shaaffat:102).

ُ ‫ هللاُ أَ ْك‬،‫بر‬
‫بر َو ِ َّّلِلِ ا ْل َح ْم ُد‬ ُ ‫هللاُ أَ ْك‬
Kaum Muslimin yang dirahmati Allah.

Apabila Nabi Ibrahim diperintahkan menyembelih putra


kesayangannya, maka bagi kita ummat Islam hanya diperintahkan untuk
menyembelih hewan kurban sebagai bukti ketaatan kita kepada Allah SWT
dan kecintaan kita kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Allah
berfirman:
َ َ‫ ف‬،‫﴿إِنَّا أَ ْع َط ْينَاكَ ا ْلك َْوثَ َر‬
﴾‫ص ِل ِل َر ِبكَ َوا ْن َح ْر‬
Artinya;”Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu nikmat
yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan
berkorbanlah”. (QS. al-Kautsar: 1-3)

Kurban adalah ibadah yang disyariatkan bagi setiap muslim yang


mampu. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, memberi peringatan bagi
orang mampu yang tidak berkorban. Beliau bersabda:

)‫صالَّنَا» (رواه أحمد‬ َ ُ‫س َعةً فَلَ ْم ي‬


َ ‫ضحِ فَالَ َي ْق َر َب َّن ُم‬ َ ‫« َم ْن َو َج َد‬
“Barangsiapa yang memiliki kelapangan (rezki) lalu tidak melakukan
kurban, maka janganlah mendekati tempat shalatku.” (HR. Ahmad).

Sesungguhnya harta yang memiliki nilai abadi di sisi Allah SWT


adalah yang telah dikorbankan di jalan-Nya. Sedangkan harta yang kita
simpan dan investasikan di dunia pada dasar kita belum tahu persis akan
kemana rimbanya. Berbagai anugrah dan kenikmatan dari Allah SWT telah
kita terima maka kelak akan diminta pertanggung jawaban, terutama tentang
harta kita apa saja yang sudah kita belanjakan.

6 Khutbah Idul Adha 1438 H |DPP Hidayatullah


Berbeda halnya dengan orang yang kikir, tidak memiliki rasa empati
terhadap sesama, meskipun hartanya banyak dan berlimpah, tetapi merasa
masih kurang dan tidak cukup. Sehingga ia merasa berat untuk
mengeluarkan sebahagian rezekinya kepada mereka yang membutuhkan.
Sikap demikian inilah yang membuat hidupnya tidak barakah dan tidak
pernah merasa cukup atas rezeki yang ia dapatkannya.

‫ هللاُ أَ ْكبَ ُر َو ِ َّّلِلِ ا ْل َح ْم ُد‬،‫هللاُ أَ ْكبَ ُر‬


Kaum Muslimin yang dirahmati Allah.

Ibadah kurban pada hari nahar dan tasyrik hendaknya kita tunaikan
dengan penuh keikhlasan, semata-mata mengharap keridhaan Allah SWT.
Tidaklah akan sampai kepada Allah SWT, darah dan daging kurban itu, yang
sampai kepada Allah adalah ketakwaan dari mereka yang melakukan kurban
tersebut.

َ‫َّللاَ لُ ُحو ُم َها َوال ِد َما ُؤ َها َولَ ِك ْن يَنَالُهُ الت َّ ْق َوى ِم ْن ُك ْم َكذَ ِلك‬
َّ ‫﴿لَ ْن يَنَا َل‬
﴾‫ين‬ َ ِ‫سن‬ ِ ‫ش ِر ا ْل ُم ْح‬
ِ َ‫علَى َما َهدَا ُك ْم َوب‬ َّ ‫س َّخ َر َها لَ ُك ْم ِلت ُ َكبِ ُروا‬
َ َ‫َّللا‬ َ
“Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat
mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang
dapat mencapainya. Demikianlah Allah Telah menundukkannya
untukmu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya
kepadamu.dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang
berbuat baik”. (Al-Hajj, 22:37).

Kurban merupakan proses pendekatan diri kepada Allah SWT, karena


kurban itu merupakan perintah dan ujian bagi orang beriman. Hanya orang
yang beriman yang bertaqwa kepada Allah yang mampu dan tergerak
hatinya untuk berkurban. Orang yang beriman itu artinya orang yang cinta
kepada Allah SWT serta ikhlas dan menerima apapun yang diminta oleh
Allah, jangankan harta, nyawapun siap untuk diqorbankan di jalan Allah
SWT.

Kurban dapat menciptakan kepedulian sosial yang tinggi kepada


sesama dan dapat saling membagi antara yang satu dengan yang lainnya,

7 Khutbah Idul Adha 1438 H |DPP Hidayatullah


yang miskin dapat merasakan bagaimana nikmatnya daging sapi yang
dimakan dari hasil kurban yang dibagikan kepada mereka.

Umar radhiallahu ‘anhu berkata,


“Berikanlah olehmu hewan kurban karena Allah yang menyukai
hewan kurban itu” dan Rasulullah SAW pernah menyerahkan 100
ekor untuk kurban, dan pemberiannya itu merupakan perbuatan yang
sunah dan sukarela.”

Kurban dapat mengurangi kesenjangan sosial dan dapat menghapus


kesombongan serta keangkuhan. Kita pada hakekatnya disebut sebagai orang
yang kaya karena ada orang-orang yang miskin, dari sinilah kita dapat
rasakan betapa indahnya hidup dalam kebersamaan.

Dengan spirit Idul Adha, yakni spirit berkurban, semoga bangsa dan
negara Republik Indonesia, senantiasa mendapat hidayah, rahmat, barakah
dan inayah Allah SWT. Semoga para pemimpin dan pemegang amanah
negara mampu menghindarkan diri dan berani memberantas berbagai bentuk
kemaksyiatan, kemunkaran dan kesesatan baik yang nyata maupun yang
tersembunyi. Semoga seluruh masyarakat Indonesia, senantiasa mampu
menjaga keluarga, anak, istri atau suami serta komunitas masing-masing,
agar senantiasa mentaati Allah SWT dan Rasul-Nya, sehingga mendapat
kemudahan, kelancaran dan kebahagiaan hidup di dunia dan akherat.
Semoga Allah senantiasa memberkahi kita, memudahkan dalam usaha kita,
memberkahi rizki kita dan menjadikan keturunan kita yang soleh dan
solehah. Aamiiin yaa rabbal alamin!

Mari kita berdoa memohon kepada Allah, semoga do’a kita


dikabulkan Allah Ta’ala.
‫ اللهم‬.‫ الحمد هلل رب العالمين‬.‫ بسم هللا الرحمن الرحيم‬.‫نعوذ باهلل من الشيطان الرجيم‬
.‫ برحمتك يا أرحم الرحمين‬.‫صل على محمد وعلى أل محمد‬
‫اء ِم ْن ُه ْم‬ ِ َ‫ت األ َ ْحي‬ ْ ‫س ِل ِم ْي َن َوا ْل ُم‬
ِ ‫س ِل َما‬ ْ ‫ت َوا ْل ُم‬ ِ ‫اَللَّ ُه َّم ا ْغ ِف ْر ِل ْل ُم ْؤ ِمنِ ْي َن َوا ْل ُم ْؤ ِمنَا‬
َ‫ش َه ُد أَنَّكَ أ َ ْنت‬
ْ َ‫سأَلُكَ أَنَّا ن‬
ْ َ‫ اللَّ ُه َّم ِإنَّا ن‬.ِ‫ب ال َّدع ََوات‬ ُ ‫ب ُم ِج ْي‬ ٌ ‫س ِم ْي ٌع قَ ِر ْي‬
َ َ‫ت ِإنَّك‬ ِ ‫َواْأل َ ْم َوا‬
. ‫ص َم ُد الَّذِى لَ ْم يَ ِل ْد َولَ ْم يُولَ ْد َولَ ْم يَك ُْن لَهُ ُكفُ ًوا أ َ َح ٌد‬ َّ ‫َّللاُ الَ ِإلَهَ ِإالَّ أ َ ْنتَ األ َ َح ُد ال‬ َّ

8 Khutbah Idul Adha 1438 H |DPP Hidayatullah


‫ان َو َال ت َ ْجعَ ْل فِ ْي قُلُ ْوبِنَا ِغ اال ِللَّ ِذ ْي َن‬ ‫َربَّنَا ا ْغ ِف ْر لَنَا َو ِ ِإل ْخ َوانِنَا الَّ ِذ ْي َن َ‬
‫سبَقُ ْونَا بِ ْ ِ‬
‫اإل ْي َم ِ‬
‫وف َر ِحي ٌم ‪.‬‬ ‫آ َمنُوا َربَّنَا ِإنَّكَ َر ُء ٌ‬
‫‪،‬ونَ ِجنَا‬ ‫س َال ِم َ‬
‫سبُ َل ال َّ‬‫ص ِلحْ ذَاتَ َب ْينِنَا‪َ ،‬وا ْه ِدنَا ُ‬ ‫ف بَ ْي َن قُلُو ِبنَا‪َ ،‬وأَ ْ‬ ‫اللَّ ُه َّم أَ ِل ْ‬
‫ش َما َظ َه َر ِم ْن َها َو َما َب َط َن‪،‬‬ ‫اح َ‬ ‫ور‪َ ،‬و َج ِن ْبنَا ا ْلفَ َو ِ‬ ‫ت ِإلَى النُّ ِ‬ ‫ظلُ َما ِ‬ ‫ِم َن ال ُّ‬
‫اجنَا‪َ ،‬وذُ ِريَّاتِنَا‪َ ،‬وت ُ ْب‬ ‫ص ِارنَا‪َ ،‬وقُلُو ِبنَا‪َ ،‬وأَ ْز َو ِ‬ ‫س َما ِعنَا‪َ ،‬وأَ ْب َ‬ ‫َوبَ ِار ْك لَنَا فِي أَ ْ‬
‫ين بِ َها‬ ‫ين ِلنِعَ ِمكَ ُمثْنِ َ‬ ‫اجعَ ْلنَا شَا ِك ِر َ‬ ‫الر ِحي ُم‪َ ،‬و ْ‬ ‫اب َّ‬ ‫علَ ْينَا إِنَّكَ أَ ْنتَ التَّ َّو ُ‬ ‫َ‬
‫ين لَ َها‪َ ،‬وأَتِ ِم ْم َها َ‬
‫علَ ْينَا‪.‬‬ ‫علَ ْيكَ ‪ ،‬قَا ِب ِل َ‬ ‫َ‬
‫ح‬ ‫ص َال ُ‬ ‫ص َال ُح ُه ْم َو َ‬ ‫ص ِلحْ ُو َالةَ أ ُ ُم ْو ِرنَا‪ ،‬اَللَّ ُه َّم َوفِ ْق ُه ْم ِل َما فِ ْي ِه َ‬ ‫اَللَّ ُه َّم أَ ْ‬
‫ام ِه ْم َك َما أَ َم ْرتَ ُه ْم َيا‬ ‫علَى ا ْل ِق َي ِام ِب َم َه ِ‬ ‫س ِل ِم ْي َن‪ ،‬اَللَّ ُه َّم أَ ِع ْن ُه ْم َ‬ ‫س َال ِم َوا ْل ُم ْ‬ ‫اْ ِإل ْ‬
‫س ِد ْي َن َوقَ ِر ْب ِإلَ ْي ِه ْم‬‫س ْو ِء َوا ْل ُم ْف ِ‬ ‫ع ْن ُه ْم ِب َطا َنةَ ال ُّ‬ ‫ب ا ْلعَالَ ِم ْي َن‪ .‬اَللَّ ُه َّم أَ ْب ِع ْد َ‬ ‫َر َّ‬
‫ب ا ْلعَالَ ِم ْي َن‪.‬‬‫اص ِح ْي َن يَا َر َّ‬ ‫أَ ْه َال ْل َخ ْي ِر َوالنَّ ِ‬
‫َان‪َ .‬ربَّنَا َه ْب لَنَا ِم ْن‬ ‫س ِل ِم ْي َن ِف ْي ك ُِل َمك ٍ‬ ‫ص ِلحْ ُو َالةَ أ ُ ُم ْو ِر ا ْل ُم ْ‬ ‫اَللَّ ُه َّم أَ ْ‬
‫اجعَ ْلنَا ِل ْل ُمت َّ ِق ْي َن إِ َما ًما‪َ .‬ربَّنَا آتِنَا فِي ال ُّد ْنيَا‬ ‫اجنَا َوذُ ِريَّاتِ َنا قُ َّرةَ أَ ْعيُ ٍن َو ْ‬ ‫أَ ْز َو ِ‬
‫اب النَّار‪.‬‬ ‫عذَ َ‬ ‫سنَةً َو ِقنَا َ‬ ‫سنَةً َو ِفي ْاآل ِخ َر ِة َح َ‬ ‫َح َ‬
‫ان‬ ‫س ٍ‬‫ص ْح ِب ِه و َ َم ْن تَ ِبعَ ُه ْم ِب ِإ ْح َ‬ ‫علَى آ ِل ِه َو َ‬ ‫علَى نَ ِب ِينَا ُم َح َّم ٍد َو َ‬ ‫صلَّى هللاُ َ‬ ‫َو َ‬
‫ب ا ْلعَالَ ِم ْي َن‪.‬‬ ‫آخ ُر َدع َْوانَا أَ ِن ا ْل َح ْم ُد هلل َر ِ‬ ‫نو ِ‬‫إِلَى يَ ْو ِم الد ْي َ‬

‫‪9‬‬ ‫‪Khutbah Idul Adha 1438 H |DPP Hidayatullah‬‬

Das könnte Ihnen auch gefallen