Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
DISUSUN OLEH :
DEWI SAFITRI
NIM. PO.71.20.2.12.061
TAHUN 2015
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui,
MOTTO
Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, maka apabila engkau telah selesai
dari suatu urusan, tetaplah bekerja keras untuk urusan yang lain. Dan hanya kepada
Tuhan-mulah engkau berharap. (Al-Ansyirah:6-8)
Ridha Allah tergantung dari ridha nya orang tua, dan murka Allah tergantung dari
murka orang tua. (Alhadist)
Tidak ada yang tidak mungkin. Kalau yang lain bisa, kenapa saya tidak.
PERSEMBAHAN
Kedua orang tua ku, Ayah dan Ibu yang selalu memberi semangat tiada henti. Yang
selalu menjadi alasan dari setiap usahaku. Doakan selalu anakmu semoga anakmu ini
bisa menjadi anak yang berguna yang bisa membuat kalian bangga.
Pembimbing di lahan. Bapak H. Hamdedi, terimakasih untuk semua bimbingannya
selama kami praktik lahan. Senang bisa praktik di UPTD PUSKESMAS TANJUNG
AGUNG.
Pembimbing di kampus. Bapak H.Gunardi Pome, S.Ag, SKM, S.Kep, M.Kes,
terimakasih untuk bimbingannya.
Untuk yang selalu mengingatkan jaga kesehatan selama dinas. Terimakasih, semoga
tidak pernah bosan untuk terus mengingatkan Hsp.
Untuk teman-teman seperjuangan Akper Depkes Baturaja Angakatan XI, terutama
kelompok 3 (tiga) Rosa, vety, thiara, putrika, septa, yesi, rema, rika, kak reno, kak
tryan , kak poni, rista, yogi deden, yudi, asril. Semoga kita masih bisa makan bakso
mang rawing sama-sama lagi. Tetap kompak, tetap semangat.
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan limpahkan
rahmat dan karunia Nya kepada kita, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Asuhan
Keperawatan Gerontik pada NY “H” dengan kasus Hipetensi di Kelurahan Saung Naga
Kecamatan Baturaja Barat Ogan Komering Ulu Tahun 2015.
Pada kesempatan ini perkenalkanlah penulis menyampaikan ucapan terimah kasih
kepada :
1. Bapak Saprianto, SKM, M.Kes selaku Ketua Prodi Keperawatan Baturaja
2. Bapak Andi Prapto, SKM selaku Kepala Puskesmas Tanjung Agung
3. Ibu Elinda Supriati, S.Kep Selaku pembimbing lahan di puskesmas Tanjung Agung
4. Bapak H.Gunardi Pome, S.Ag, SKM, S.Kep, M.Kes selaku dosen pembimbing
5. Seluruh staff di Puskesmas Tanjung Agung
6. Seluruh Bapak dan ibu dosen beserta staff pengajar Program Studi Keperawatan
Baturaja
Dalam penyusunan Laporan ini penulis menyadari masih banyak kekurangan. Untuk
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan dimasa
yang akan datang.
Akhirnya penulis mengharapkan semoga Allah SWT, memberikan taufik serta
hidayah Nya kepada kita semua dan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua,
aamiin
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-
lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan
mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi
dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Contantinides, 1994 yang dikutip oleh
Wahjudi Nugroho, 2000).
Secara individu, pada usia di atas 60 tahun tejadi proses penuaan secara
ilmiah. Hal ini akan menimbulkan masalah fisik, mental, sosial, ekonomi dan
psikologis. Menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan proses berkurangnya
daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam maupun dari luar tubuh.
Walaupun demikian memang harus diakui bahwa ada berbagai penyakit yang sering
menghinggapi kaum lansia.
Salah satu penyakit yang diderita oleh lansia adalah kondisi perubahan kondisi
fisik dan tanda vital seperti perubahan tekanan darah atau Hipertensi. Namun pada
umumnya masyarakat belum mengerti tentang pengertian, tanda gejala, penyebab
serta penanganan rhematik.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka permasalahn yang dapat di rumuskan adalah sebagai
berikut “Bagaimana asuhan keperawatan gerontik NY ”H” dengan masalah penyakit
Hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Agung”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Intruksional Umum
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan diharapkan pasien lansia dapat mengenal
dan mengetahui tentang hipertensi
2. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1-3 kali pertemuan di harapkan
pasien lansia dapat :
Mengetahui tentang penyakit hipertensi.
Mengetahui tanda dan gejala hipertensi.
Mengerti tentang pencegahan hipertensi.
Mengerti bagaimana cara perawatan dan pengobatan hipertensi.
D. Manfaat Penulisan
1 Teoritis
Dapat dijadikan sebagai bahan pengembangan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan
faktor yang mempengaruhi terjadinya penyakit hipertensi.
2 Keluarga
Dapat menjadikan keluarga yang sadar gizi seimbang dengan pentingnya berprilaku
sehat dan menjaga status kesehatan semua anggota keluarga dan mengetahui guna
menggunakan fasilitas kesehatan dan sarana kesehatan yang ada
3 Masyarakat
Dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi masyarakat dalam upaya meningkatkan
prilaku hidup sehat yang bertanggung jawab bagi masyarakat dengan tujuan untuk
mengetahui masalah kesehatan melalui informasi yang didapat dari studi kasus.
4 Insistusi Kesehatan
Memberikan masukan kapada instansi terkait bagaimana keadaan dan kejadian
penyakit hipertensi di Puskesmas tanjung agung.
5 Penulis
Dapat menambah wawasan terhadap penulis tentang bagaimana memberikan Asuhan
Keperawatan keluarga pada klien dengan hipertensi.
E. Sistematika penulisan
Untuk mempermudah pembahasan ini, maka penulisan pemberian gambaran singkat dari
keseluruhan isi proposal ini yaitu:
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : KEADAAN UMUM LOKASI PRAKTIK
BAB III : TINJAUAN PUSTAKA
BAB IV : TINJAUAN KASUS
BAB V : PENUTUP
BAB II
A. Sejarah Puskesmas
UPTD Puskesmas Tanjung Agung yang didirikan padatahun 1979, pada awalnya
merupakan Puskesmas Kota Baturaja. Sesuai dengan perkembangan Kota Baturaja
dimana didirikan sarana kesehatan antara lain yaitu Puskesmas sukaraya, Puskesmas
Kemalaraja, Puskesmas Batumarta Unit I dan Puskesmas Penyandingan. UPTD
Puskesmas Tanjung Agung membawahi hanya wilayah Kecamatan Baturaja barat
dengan 5 Kelurahan dan 7 Desa.
B. Lokasi
UPTD Puskesmas Tanjung Agung terletak dalam wilayah Kecamatan Baturaja Barat,
meliputi dengan ketinggian 69 meter dari permukaan laut dan luas wilayah kerja
132,6 km². Wilayah kerja Puskesmas Tanjung Agung tersdiri dari dataran rendah
yang bergelombang dan sedikit rawa-rawa dengan suhu rata-rata 24 sampai 34 derajat
celcius, curah hujan 3120 mm dan jumlah hari hujan pertahun adalah 170 hari.
TENAGA KESEHATAN
TENAGA KESEHATAN JUMLAH
PNS Honda/PTT TKS
Dokter Gigi 1 - - 1
Perawat 16 5 24 45
Bidan 27 16(PTT) 13 56
Perawat Gigi 3 - - 3
Analis 1 - 1 2
Asisten apoteker 3 - - 3
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Katarak adalah istilah kedokteran untuk setiap keadaan kekeruhan yang terjadi pada lensa mata
yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan lensa), denaturasi protein lensa atau dapat
juga akibat kedua-duanya. Biasanya mengenai kedua mata dan berjala progresif. Katarak
menyebabkan penderita tidak bisa melihat dengan jelas karena dengan lensa yang keruh cahaya
sulit mencapai.
B. Klasifikasi
Katarak Kongenital : Katarak yag sudah terlihat pada usia di bawah
1 tahun
Katarak Juvenil : Katarak yang terjadi sesudah usia 2 tahun
Katarak Senil : Katarak setelah usia 50 tahun
Katarak Trauma : Katarak yang terjadi akibat trauma pada lensa mata
C. Etiologi
a. Usia lanjut
b. Kongenital akibat infeksi virus di masa pertumbuhan janin
c. Trauma mata tajam/tumpul
d. Kelaian sistematik metabolik
e. Terapi kortikosteroid
f. Pemajanan radiasi, sinar UV
D. Anatomi dan Fisiologi
a. Anatomi
b. Fisiologi
Mata adalah organ indra yang kompleks, terdapat reseptor cahaya yang disebut
fitoreseptor. Fungsi mata adalah sebagai indra penglihat. Saraf yang mengendalikan
pergerakan bola mata adalah saraf optikus. Mata yang normal adalah mata yang
dapat memfokuskan sinar-sinar sejajar yang masuk ke mata sehingga tepat jatuh ke
retina (bintik kuning) mata.
E. Patofisiologi
Sinar radiasi, VVB, alkohol, merokok, diabetes,
penuaan, asupan vit antioksidan yang berkurang dalam jangka waktu lama
Kabur pandangan
Katarak
F. Manifestasi Klinis
Katarak didiagnosa dengan gejala subjektif, biasanya klie melaporkan ketajaman dan
silau. Temuan objektif meliputi penyembuhan seperti mukosa keabuan pada pupil sehingga
retina tidak akan tampak dengan oftalmoskop pupil yang normalnya akan tampak kekuningan,
abu-abu atau putih.
G. Penatalaksanaan
Pembedahan dengan 2 macam teknik pembedahan
1. Teknik ekstraksi intrakapsuler
2. Teknik ekstraksi ekstrakapsuler
Teknik yang sering dilakukan adalah ekstraksi katarak ekstrakapsuler dimana isi lensa
dikeluarkan melalui pemecahan/perobekan kapsul lensa anterior sehingga korteks dan
nukleus lensa dapat dikeluarkan melalui robekan tersebut.
H. Pencegahan
Disarankan agar banyak mengkonsumsi buah-buahan yang banyak mengandung vit C, vit
A, dan vit E.
I. Pengobatan
Satu-satunya adalah dengan cara pembedahan, yaitu lensa yang telah keruh diangkat dan
sekaligus ditanam lensa intraokuler sehingga pasca operasi tidak perlu lagi memakai kaca mata
khusus (kaca mata aphakia). Setelah operasi harus dijaga jangan sampai terjadi infeksi.
Pembedahan dilakukan bila tajam penglihatan sudah menurun sedemikian rupa sehingga
mengganggu pekerjaan sehari-hari atau bila telah menimbulkan penyakit seperti glaukoma
atau uveitis.
Teknik yang umum dilakukan adalah ekstraksi katarak ekstrakapsular, dimana isi lensa
dikeluarkan melalui pemecahan atau perobekan kapsul lensa anterior sehingga korteks dan
nukleus lensa dapat dikeluarkan melalui robekan tersebut. Namun dengan teknik ini dapat
timbul penyakit katarak sekunder. Dengan teknik ekstraksi katarak intrakapsuler tidak terjadi
katarak sekunder karena seluruh lensa bersama kapsul dikeluarkan, dapat dilakukan pada yang
matur dan zonula zinn telah rapuh, katarak imatur, yang masih memiliki zona zinn.
Dapat pula dilakukan teknik ekstrakapsuler dengan fakoemulsifikasi yaitu
fragmentasi nukleus lensa dengan gelombang ultrasonik, sehingga hanya
diperlukan insisi kecil, dimana komplikasi pasca operasi lebih sedikit dan rehabilitasi penglihatan
pasien meningkat.
J. Evaluasi Diagnostik
- Kemoterapi
- Pemeriksaan lampu slit
- Oftalmoskopis
- A-scan ultrasound
- Perhitungan selendotel untuk fakoemulsifikasi dan implantasi
K. Komplikasi
- Kerusakan endotel kornea
- Sumbatan pupil
- Glaukoma
- Perdarahan
- Fistula luka operasi
- Edema macula sistoid
- Pelepasan koroid
- Eveitis
- Endoptalmitis
BAB IV
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK PADA TN”S” DENGAN KATARAK DI DESA
SAUNG NAGA RT.08 WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNG AGUNG
KECAMATAN BATURAJA BARAT KABUPATEN OKU
TAHUN 2015
A. PENGKAJIAN
1. Data Biografi
Nama : Tn.Sugimin
Alamat : Saung Naga Baturaja Barat
Umur :80 thn
Pendidikan : Tidak Sekolah
Tanggal lahir : Jawa Tengah,17 April 1935
Agama : Islam
Suku : Jawa
Status perkawinan : Kawin
Orang yg paling dekat : ISTERI
2. Riwayat Keluarga/Genogram
Perempuan
3. Riwayat Pekerjaan
- Status pekerjaan saat ini : Kepala Keluarga
- Pekerjaan sebelumnya : Supir Becak
- Sumber-sumber pendapatan : bantuan dari anak dan bantuan dari tetangga,
(isteri penjual rempeyek untuk mencukupi kehidupan sehari-hari)
4. Riwayat Lingkungan hidupan
- Tipe tempat tinggal : Rumah tumpangan milik keponakan (tembok papan,
lantai anah)
- Jumlah kamar : tidak ada
- Jumlah tingkat : tidak ada
- Jumlah orang yang tinggal dirumah : 2 orang (Suami-Isteri)
- Tetangga terdekat : ada (Ny,Suparmi)
5. Riwayat rekreasi
- Hobi/minat : sudah jarang dilakukan
- Keanggotaan organisasi : sudah tidak begitu aktif lagi dalam organisasi
- Liburan/perjalanan : Tidak pernah dilakukan
MATA
- Perubahan penglihatan : ya
- Kaca mata/ lensa kontak : tidak
- Nyeri : ya
PERNAFASAN
- Batuk : Terkadang
- Sesak nafas : Tidak
GASTROINTESTINAL
- Nyeri ulu hati : tidak
- Mual/muntah : tidak
- Perubahan nafsu makan : ya
- Pola defekasi : 1-2x sehari
MUSKULOSKELETAL
- Nyeri persendian : Terkadang
- Kekakuan : tidak
PSIKOSOSIAL
- Cemas : tidak
- Depesi : tidak
- Insomnia : ya
INTEGUMEN
- Lesi/luka : tidak ada
- Perubahan tekstur kulit : ya (kerutan)
- Perubahan rambut : memutih
KEPALA
- Sakit kepala : ya
- Trauma berarti pada masa lalu : tidak ada
- Pusing : ya
TELINGA
- Perubahan pendengaran : tidak
- Riwayat infeksi : tidak ada
GENITOREPRODUKSI PRIA
-Tidak ada
B. ANALISA DATA
3) Ketidak 3) Setelah
mampuan klien 3) Setelah 1) Jelaskan
dilakukan RRespo 1) Klien bagaimana
memodifikasi dilakukan tindakan n mengerti
lingkungan b/d 2-3 kali bagaimana cara
keperawatan Verbal
kurang kunjungan cara pencegahan
keluarga dapat
pengetahuan rumah, klien pencegahan Katarak
menyebut
tentang Katarak dapat tentang : Katarak
merawat 2) Beri
anggota ♦ Cara 2) Klien dapat informasi
keluarga menyebut tentang cara
pencegahan
yang sakit kan memilih
makanan
dan ♦ Mengetahui makanan untuk
mengetahui makanan yang yang penyakit
proses dan dapat dianjurkan katarak
pencegahan menyebabkan dan
nya Katarak dihindari
untuk
penderita
katarak
D.Implementasi Dan Evaluasi
A. Kesimpulan
Setelah penulis melakukan asuhan keperawatan Gerontik pada Tn.”S” dengan
penyakit Katarak di desa saung naga RT.08 dapat ditarik kesimpulan :
2. Dalam analisa data dan menegakkan diagnosa keperawatan gerontik pada dasarnya
mengacu pada tinjauan pustaka. Adanya perubahan dan kesenjangan tinjauan pustaka
tergantung pada kondisi klien.
3. Pada dasarnya perencanaan yang ada pada tinjauan pustaka tidak semuanya dapat
direncanakan pada kasus nyata. Karena pada perencanaan disesuaikan dengan
masalah yang ada pada saat itu sehingga masalah yang ada pada tinjauan kasus tidak
direncanakan.
5. Evaluasi merupakan tahap terakhir dari asuhan keperawatan gerontik yang mana
setelah penulis mengadakan evaluasi diharapkan asuhan keperawatan gerontik yang
telah dilaksanakan dapat dipertanggung jawabkan kemudian hari.
B. Saran
Saran – saran yang penulis berikan untuk perbaikan dalam meningkatkan mutu
asuhan keperawatan pada gerontik adalah sebagai berikut :
1. Untuk teman sejawat yang akan memberikan asuhan keperawatan gerontik
hendaknya perlu mempersiapkan diri dalam melakukan pengkajian menggunakan
komunikasi yang lugas, memberikan informasi yang jelas tentang maksud dan
tujuan meningkatkan kemampuan dalam melihat masalah kesehatan serta dalam
menentukan intervensi – intervensi yang harus dipertimbangkan faktor-faktor
hambatan yang ada.
2. Untuk klien diharapkan telah mendapatkan asuhan keperawatan gerontik secara
komprehensif, klien dapat mengenal masalah kesehatan dan dapat mengambil
keputusan atau tindakan untuk mengatasi masalah serta dapat melanjutkan
kembali perawatan.
3. Melakukan kerjasama lintas program (puskesmas) dan lintas sektoral (RT,
Kelurahan) dan instansi yang terkait sehingga memudahkan klien dalam
memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat.