Sie sind auf Seite 1von 9

31

Pengaruh Minuman Isotonik Terhadap Deyut Nadi


pada Atlet Sepak Bola di Sekolah Sepak Bola (SSB) Persisac Kota Semarang

Candra Nugraha1, Ali Rosidi2, Yuliana Noor Setiawati Ulvie3


1,2,3
Program Studi Ilmu Gizi Universitas Muhammadiyah Semarang
uliveanna@gmail.com

ABSTRAK
Olahraga merupakan tindakan fisik untuk meningkatkan kesehatan atau memperbaiki
deformitas fisikal. Latihan olahraga tidak hanya penting untuk mempertahankan dan menjaga
efektifitas denyut nadi yang seimbang tetapi juga kesehatan mental. Efektifitas deyut nadi adalah
kemampuan nadi, pembuluh darah, paru-paru, dan otot untuk bekerja secara efisien dan optimal.
Minuman olahraga (minuman isotonik) adalah minuman yang di dalamnya terdiri dari air, zat
gizi, dan zat terlarut untuk mendukung ergogenic. Dibandingkan dengan air biasa, minuman
yang mengandung karbohidrat dan garam (elektrolit) dapat meningkatkan kinerja ketika
dikonsumsi sebelum atau selama exercise dengan intensitas tinggi.
Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh minuman isotonik terhadap efektifitas
denyut nadi terhadap kinerja jantung pada atlet saat melakukan respirasi.
Desain penelitian eksperimental mnggunakan randomized pretest – posttest control
group design dengan satu kelompok kontrol. Kelompok kontrol mengkonsumsi air mineral,
sedangkan kelompok perlakuan mengkonsumsi minuman isotonik. Setelah itu, atlet diukur
intensitas denyut nadinya, sebanyak 3 kali,masing selama 1 menit. Pengukuran denyut nadi
dilakukan sebelum latihan, sesaat detelah latihan selama 60-90 menit dan setelah jedah 10 menit
dari selesai latihan. Analisis data dengan menggunakan uji man-whitney.
Tidak terdapat pengaruh pemberian minuman isotonic terhadap denyut nadi atlet, baik
sebelum latihan, sesaat setelah latihan, dan jedah 10 menit setelah latihan (p>0,05).
Kesimpulan penelitian ini adalah konsumsi minuman isotonik tidak dapat meningkatkan
efektifitas denyut nadi atlet.

Kata Kunci: Denyut Nadi, Minuman Isotonik, Atlet sepak bola, remaja.

PENDAHULUAN untuk bekerja dengan efisien yang optimal.


Secara umum olahraga merupakan Kebugaran fisik juga terkait dengan
tindakan fisik untuk meningkatkan kesehatan kemampuan untuk melaksanakan aktifitas fisik
atau memperbaiki deformitas fisikal pada level sedang hingga berat tanpa
(Dorland’s 2004). Latihan olahraga tidak mengalami kelelahan yang semestinya serta
hanya penting untuk memelihara kebugaran kemampuan untuk mempertahankannya
fisik tetapi juga kesehatan mental. Menurut sepanjang hidup. Adanya kebugaran fisik,
American College of Sports Medicine (ACSM) tubuh kita sanggup untuk melakukan
2008, kebugaran fisik adalah kemampuan penyesuaian terhadap beban fisik sehingga
jantung, pembuluh darah, paru-paru, dan otot dapat menghindari kelelahan yang berlebihan.

31
32

Latihan yang benar akan memberikan menjaga dan meningkatkan kinerja seseorang
efek latihan yang positif berupa peningkatan dalam melakukan aktivitas kesehariannya
kemampuan fisik, baik berbentuk kekuatan (Hoeger, 1996).
otot, ketahanan otot, ketahanan peredaran Minuman olahraga (minuman isotonik)
darah dan pernafasan, kelenturan, adalah minuman yang di dalamnya terdiri dari
keseimbangan dan sebagainya, yang kesemua air, zat gizi, dan zat terlarut untuk mendukung
membentuk kemampuan fisik/physical fitness. ergogenic (Shirreffs, 2003). Biasanya kaya
Semakin tinggi kemampuan fisik seseorang akan karbohidrat, sebagai sumber energi yang
akan semakin besar kemampuan kerja paling efisien, yang penting dalam menjaga
/produktivitasnya dan semakin tinggi derajat latihan dan kinerja olahraga. Minuman
kesehatannya. Dalam konteks ini tersirat olahraga mengandung elektrolit (mineral
adanya ketahanan tubuh dapat ditingkatkan seperti klorida, kalsium, magnesium, natrium
melalui latihan fisik (Suharto, 2009). dan kalium), yang bersama dengan cairan
Aktivitas fisik menyebabkan tubuh akan berkurang/hilang ketika
peningkatan tingkat metabolisme dan produksi berolahraga dan keringat (Diabetes.co.uk).
panas (Maughan & Shirreffs, 2004), yang Dibandingkan dengan air biasa, minuman yang
mengakibatkan hilangnya air dan elektrolit dan mengandung karbohidrat dan garam
deplesi glikogen di hati dan otot (Maughan & (elektrolit) dapat meningkatkan kinerja ketika
Shirreffs, 2004; Sawka et al., 2001). Hilangnya dikonsumsi sebelum atau selama exercise
elemen-elemen ini dapat menyebabkan intensitas tinggi yang berlangsung setidaknya
dehidrasi, yang mempengaruhi kinerja fisik satu jam (Coyle, 2004). Minuman berenergi
dan merusak kesehatan (Casa et al., 2005). adalah minuman ringan yang mengandung zat-
Kesegaran Jasmani adalah zat vitamin B kompleks da kafein untuk
kesanggupan dan kemampuan untuk menstimulasi sistem metabolik dan sistem
melakukan kerja atau aktivitas, mempertinggi saraf pusat. Terdapat dua jenis minuman
daya kerja dengan tanpa mengalami kelelahan berenergi yaitu yng mengandung gula dan
yang berarti atau berlebihan (Agus, 2004). yang tidak mengandung gula.Minuma
Kekuatan fisik berhubungan dengan efektifitas berenergi mengandung 80-141mg kafein.
denyut nadi. Apabila atlet memiliki daya tahan Miuman berenergi bertujuan memberi
otot yang bagus maka kinerja denyut nadi akan peningkatan energi melalui kombinasi zat
stabil dan kondisi fisik tidak akan terengah- stimulan seperti kafein,ekstrak
engah dan tidak mudah lemas.Terbentuknya herbal,ginseng,vitamin B,asam amino (Boyle
kekuatan fisik memiliki manfaat untuk Castilo, 2006), sedangan Sport drink adalah

32
33

minuman yag dibuat khusus untuk atlet METODE PENELITIAN


fungsinya adalah untuk menggantikan cairan Penelitian ini merupakan penelitian
elektrolit, gula, nutrisi yang hilang selama eksperimental dengan pendekatan randomized
berolahraga,contoh sport drink yaitu extra jos, pretest – post test control group design.
kratingdeng, hemaviton dan lain-lain (Coyle, Sampel penelitian adalah semua atlet sepak
2004). bola usia 12-14 tahun yang berada di SSB
Menurut Irawan (2007), semakin PERSISAC Sambiroto Kota Semarang Jawa
meningkatnya energi dan panas yang dihasilka Tengah. Jumlah sampel 30 orang yang dibagi
melalui proses metabolisme dan kontraksi otot 2 kelompok secara random. Kelompok
saat tubuh sedang berolahraga, cairan yang perlakuan diberikan minuman isotonik
berada didalam tubuh kemudian akan sebanyak 330 ml dan kelompok control
menjalankan fungsinya sebagai pengatur diberikan air mineral sebanyak 330 ml.
panas. Apabila proses berkurangnya cairan Setelah itu semua kelompok diukur denyut
dalam tubuh pada saat berolahaga ini dibiarkan nadinya sebanyak 3 kali, masing-masing
dalam jangka waktu yang lama dan tidak selama 1 menit . Pengukuran dilakukan
diimbangi dengan konsumsi cairan yang pertama pada awal (sebelum latihan), kedua
cukup, maka tubuh akan mengalami dehidrasi. sesaat setelah latihan, dan ketiga jeda 10 menit
Minum air putih pada saat olahraga dianggap setelah selesai latihan. Analisis bivariat
bukan merupakan larutan yang ideal untuk diawali dengan uji kenormalan data,
mengoptimalisasi proses rehidrasi tubuh. menggunakan uji Kolmogorov Smirnov, yang
Menurut penelitian Matsui (2002) hasilnya menunjukkan data terdistribusi tidak
konsentrasi kalium dan sodium (natrium) yang normal.. sehingga uji beda yang digunakan
hilang melalui keringat adalah tinggi adalah uji man-whitney
berbanding elektrolit lain. Mereka
merekomendasikan bahwa suplementasi HASIL DAN PEMBAHASAN
penting bagi olahraga dengan intensitas ringan. 1. Denyut Nadi Awal
Penambahan mineral tambahan seperti Tabel 1 Distribusi atlet sepak bola berdasarkan
kalsium, magnesium, iron, fosforus, zink, dan denyut nadi awal
kuprum pada diet tidak diperlukan. Penelitian Perlakuan Denyut nadi Maks Min
awal
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Mean ± SD
Isotonik 79,5±2,413 85 75 x/menit
minuman isotonik terhadap denyut nadi pada x/menit
Mineral 79,53±1,814 83 76 x/menit
atlet sepak bola PERSISAC Semarang.
x/menit

33
34

Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan 83,27±3,657 dengan nilai maksimum 91


pada kelompok perlakuan (diberi minuman kali/menit dan nilai minimum 77 kali/menit.
isotonik) rerata denyut nadi awal 79,5 ± 2,413 Menurut Hoeger (1996), kekuatan fisik
dengan nilai maksimum sebesar 85 kali/menit dan daya tahan otot yang bagus memiliki
dan nilai minimum 75 kali/menit. Sedangkan perbedaan antara minuman isotonik dengan
pada kelompok kontrol (diberi miunuman air minuman mineral. Kondisi fisik atlet yang
mineral) rerata denyut nadi adalah 79,53 ± mengkonsumsi minuman isotonik tidak akan
1,814 dengan nilai maksimum 83 kali/menit terengah- engah dan tidak akan mudah lemas
dan nilai minimum 76 kali/menit. saat setelah latihan. Dalam penelitian denyut
Menurut Suharto (2009), minuman nadi atlet yang mengkonsumsi minuman
isotonik dapat mempengaruhi ketahanan tubuh mineral penilaian denyut nadi dalam satu
disaat latihan fisik dan mengurangi kelelahan menit rata – rata sama.
disaat latihan namun, dalam penelitian denyut 3. Denyut nadi setelah Latihan Jeda 10
nadi belum memiliki perbedaan nilai yang Menit
signifikan antara atlet yang mengkonsumsi Tabel 3. Distribusi atlet sepak bola
minuman isotonik dengan atlet yang berdasarkan denyut nadi setelah latihan jeda
mengkonsumsi minuman mineral. 10 menit
2. Denyut nadi setelah Latihan Perlakuan Denyut nadi Maks Min
setelah latihan
Tabel 2.Distribusi atlet sepak bola berdasarkan Mean ± SD
Isotonik 79,53±3,126 85 75
denyut nadi setelah latihan x/menit xmenit
Perlakuan Denyut nadi Maks Min Mineral 81,13±3,963 89 75
setelah x/menit x/menit
latihan Tabel 3 menunjukkan pada kelompok
Mean ± SD
Isotonik 82,87 ± 85 75 perlakuan (diberi minuman isotonik) rerata
3,636 x/menit x./menit denyut nadi setelah latihan jeda 10 menit
Mineral 83,27± 91 77
3,657 x/menit x/menit adalah 79,53±3,126 dengan nilai maksimum
sebesar 85 kali/menit dan nilai minimum 75
Tabel 2 menunjukkan bahwa pada
kali/menit. Sedangkan pada kelompok kontrol
kelompok perlakuan diberikan minuman
(diberi minuman air mineral) rerata denyut
isotonik dengan rerata denyut nadi sesaat
nadi setelah latihan jeda 10 menit adalah
setelah latihan adalah 82,87±3,636 dengan
81,13±3,963 dengan nilai maksimum 89
nilai maksimum sebesar 85 kali/menit dan
kali/menit dan nilai minimum 75 kali/menit.
nilai minimum 75 kali/menit. Sedangkan pada
Menurut Toho (2011), cairan yang
kelompok kontrol (diberi minuman air
hilang apabila tidak segera digantikan maka
mineral), rerata denyut nadinya adalah

34
35

lama kelamaan menyebabkan dehidrasi pada Rata-rata selisih denyut nadi sesaat
tubuh.Namaun cairan yang hilang tersebut setelah latihan (pengukuran kedua) dengan
dapat kembali dengan relatif cepat setelah denyut nadi awal (pengukuran pertama) pada
mengkonsumsi minuman isotonik kelompok perlakuan (diberi minuman
dibandingkan dengan setelah mengkonsumsi isotonik) adalah sebesar 1,2 kali per menit dan
minuman mineral. Minuman isotonik bekerja pada kelompok kontrol (diberi minuman air
lebih cepat dan mengurangi kelelahan serta mineral) adalah 0,3 kali per menit. Tidak
lebih efisien. Denyut nadi saat setelah latihan terdapat perbedaan yang yang signifikan
fisik jeda 15 menit atlet yang mengkonsumsi antara kelompok perlakukan (diberi minuman
minuman isotonik lebih cepat stabil dibanding isotonik) dengan kelompok kontro l (yang
dengan atlet yang mengkonsumsi minuman diberi minuman air mineral). Penelitian ini
mineral, namun perbedaannya tidak terlihat sama dengan penelitian Immawati (2013),
signifikan. tidak terdapat perbedaan rerata pada kedua
4. Pengaruh minuman isotonik terhadap kelompok antara yang diberikan minuman
denyut nadi awal pada atlet sepak bola di isotonik dan air mineral.
SSB PERSISAC Kota Semarang. Penelitian Imawati (2013),
Distribusi denyut nadi pada atlet sepak menunjukkan bahwa pemberian karbohidrat
bola yang diberikan minuman dan air mineral 5% dan natrium 110 mg dalam kemasan sport
dilihat pada Tabel 4. drink juga menyatakan tidak terdapat
Tabel 4. Distribusi Denyut Nadi Awal pada perbedaan bermakna antar kedua kelompok
Atlet Kelompok Perlakukan maupun antara yang diberi sport drink dan air mineral.
Kelompok Kontrol Minuman karbohidrat-elektrolit membantu
Perlakuan Denyut nadi awal Maks Min penurunan denyut nadi dan asam laktat dalam
Mean ± SD
Isotonik 79,5±2,413 85 75 darah selama pertandingan. Pemberian
x/menit x/menit
Mineral 79,53±1,814 83 76 minuman 6% karbohidrat-elektrolit selama
x/menit x/menit
olahraga pada olahraga beregu dapat
Hasil analisis data diperoleh p value >
meningkatkan tes kebugaran akan tetapi tidak
0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak
mempunyai pengaruh denyut nadi antara atlet
ada perbedaan bermakna dalam hal denyut
yang diberikan minuman isotonik dengan
nadi awal pada atlet sepak bola di SSB
denyut nadi atlet yang diberikan minuman
PERSISAC Kota Semarang yang diberi
mineral.
minuman isotonik dengan yang diberi
Konsumsi cairan yang tepat selama
minuman air mineral.
pertandingan dapat meningkatkan performa,

35
36

menjaga volume plasma darah, menunda Pada tahun 2000 Food Agricultural
kelelahan, mengurangi panas tubuh, mencegah Organization (FAO) yang membandingkan
cidera yang disebabkan karena dehidrasi. efek rehidrasi menggunakan sport drink
Apabila status hidrasi dijaga dengan tepat menunjukkan efek rehidrasi yang lebih baik
sebelum, selama dan setelah pertandingan daripada air mineral akan tetapi dalam
membantu mengurangi kehilangan cairan penilaian denyut nadi atlet yang diberikan
dalam tubuh. Konsumsi cairan yang sesuai minuman isotonik dengan atlet yang diberikan
suhu dan volumenya dapat meningkatkan minuman mineral tidak terlalu berpengaruh
penyerapan dalam tubuh dan dapat selisih atau jumlahnya yang signifikan.
meningkatkan performa. Sedangkan penelitian dari Sergej (2002)
5. Pengaruh minuman isotonik terhadap pemberian sport drink dengan kandungan
denyut nadi setelah latihan pada atlet karbohidrat 7% dapat memperbaiki performa
sepak bola di SSB PERSISAC Kota atlet dan mengatasi efk kelelahan dalam
Semarang. konteks ini kebugaran lebih berpengaruh
Distribusi denyut nadi pada atlet sepak daripada penilaian denyut nadi atlet.
bola yang diberikan diberikan minuman Minuman isotonik merupakan
isotonik dan air mineral. Distribusi tes denyut minuman yang berfungsi sebagai pengganti
nadi setelah latihan dapat dilihat pada tabel 5. kehilangan cairan tubuh saat melakukan
Tabel 5. Distribusi Tes Denyut Nadi Atlet olahraga. Minuman isotonik berisi karbohidrat
Setelah Latihan, Pada Kelompok Perlakukan dan elektrolit yang terdiri dari natrium, kalium,
dan Kelompok Kontrol magnesium dan klorida, dapat digunakan
Perlakuan Denyut nadi Maks Min untuk rehidrasi pada atlet yang sedtelah
setelah latihan
Mean ± SD latihan. Selain itu juga diperlukan untuk
Isotonik 82,87 ± 3,636 85 75
x/menit x/menit menyuplai glukosa dan mengganti elektrolit
Mineral 83,27± 3,657 91 77 yang hilang selama latihan atau pertandingan.
x/menit x/menit
Hasil uji Mean Withney adalah p > Ketika aktivitas fisik dilakukan seperti
0,05 sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat bekerja dan berolahraga, maka pada saat itu
perbedaan peningkatan rata-rata denyut nadi pula terjadi konsumsi energi, air mineral. Air
setelah latihan, antara yang diberi minuman hilang bersama air seni dan keringat.
isotonik dengan yang diberi minuman air Sementara itu beberapa mineral hilang
mineral, pada atlet sepak bola di SSB bersama keringat yang dikeluarkan. Secara
PERSISAC Kota Semarang. normal (asupan makanan cukup), kebutuhan
energi saat beraktivitas disuplai dari oksidasi

36
37

lemak, karbohidrat dan sedikit kontribusi dari air mineral sebesar -1,00. Tidak terdapat
pemecahan protein, kira-kira 5%. Semakin perbedaan rata-rata pada tes denyut nadi
berat intensitas aktivitas fisik dilakukan maka setelah latihan jeda 10 menit antara yang
akan semakin besar energi yang dibutuhkan diberi minuman isotonik dan air mineral pada
dan akan semakin besar karbohidrat yang atlet sepak bola di SSB PERSISAC Kota
digunakan sebagai sumber energy (Koswara, Semarang.
2006). Bila energi yang diasup melalui bahan
6. Pengaruh minuman isotonik terhadap makanan sedikit, maka energi yang dihasilkan
denyut setelah latihan jeda 10 menit pada melalui oksidasi karbohidrat, lemak dan
atlet sepak bola di SSB PERSISAC Kota protein tidak akan mencukupi, sehingga tubuh
Semarang. akan mengambil cadangan karbohidrat yang
Distribusi denyut nadi pada atlet sepak terdapat dalam tubuh, yakni glikogen.
bola yang diberikan diberikan minuman Glikogen adalah cadangan energi yang
isotonik dan yang diberi air mineral setelah terdapat di hati dan otot. Glikogen akan
latihan jeda 10 menit dapat dilihat pada tabel 6 dipecah menjadi glukosa dan asam laktat
Tabel 6. Distribusi Denyut Nadi Setelah sebagai hasil sampingnya. Akibatnya bila
Latihan Jeda 10 Menit Pada Kelompok keadaan ini berlangsung terus-menerus maka
Perlakukan dan Pada Kelompok Kontrol akan menyebabkan berat badan berkurang,
Perlakuan Denyut nadi Maks Min kehilangan jarigan aktif, dan kelelahan kronis
setelah latihan
Mean ± SD (Koswara, 2006).
Isotonik 79,53±3,126 85 75
x/menit x/menit Gikogen sebagai cadangan energi tidak
Mineral 81,13±3,963 89 75
dapat dijadikan tumpuan secara terus menerus
x/menit x/menit
Hasil uji Mean Weathney untuk menyerupai energi manakala tubuh
menunjukkan nilai p > 0,05 sehingga dapat kekurangan energi karena asupan bahan
disimpulkan tidak ada perbedaan bermakna pangan terbatas. Hal ini terkait dengan
dalam hal denyut nadi, antara yang diberi cadangan glikogen sebagai penyedia
minuman isotonik dengan yang diberi karbohidrat, jumlahnya sedikit dan lebih
minuman air mineral, setelah latihan jeda 10 sedikit dibandingkan cadangan lemak
menit, pada atlet sepak bola di SSB (Koswara, 2006).
PERSISAC Kota Semarang. Konsumsi cairan yang tepat selama
Rata-rata selisih denyut nadi setelah pertandingan dapat meningkatkan performa,
latihan hari kedua dan hari pertama terdapat menjaga volume plasma darah, menunda
rata-rata minuman isotonik sebesar 1,00 dan kelelahan, mengurangi panas tubuh, mencegah

37
38

cidera yang disebabkan karena dehidrasi. dan pada kelompok kontrol (yang diberi
Apabila status hidrasi dijaga dengan tepat minuman air mineral) adalah 81,13 ±
sebelum, selama dan setelah pertandingan 3,963 kali/menit.
membantu mengurangi kehilangan cairan 4. Tidak ada pengaruh minuman isotonik
dalam tubuh. Konsumsi cairan yang sesuai terhadap denyut nadi awal pada atlet
suhu dan volumenya dapat meningkatkan sepak bola di SSB PERSISAC Kota
penyerapan dalam tubuh dan dapat Semarang.
meningkatkan performa akan tetapi konsumsi 5. Tidak ada pengaruh minuman isotonik
isotonik dan mineral tidak dapat membedakan terhadap denyut nadi sesaat setelah latihan
selisih atau jumlah denyut nadi pada atlet pada atlet sepak bola di SSB PERSISAC
disaat perfome ataupun stelah latihan dan Kota Semarang
membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk 6. Tidak ada pengaruh minuman isotonik
mengulas adanya perubahan atau perbedaan terhadap denyut nadi setelah latihan jeda
yang signifikan antara denyut nadi yatlet yang 10 menit pada atlet sepak bola di SSB
diberi minuman isotonik dengan yang PERSISAC Kota Semarang.
diberikan minuman mineral (Primana, 2000).
SARAN
KESIMPULAN DAN SARAN Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai
KESIMPULAN pengaruh minuman isotonik dengan jumlah
1. Rerata denyut nadi awal kelompok subjek penelitian yang lebih banyak, untuk
perlakuan (yang diberi minuman isotonik) mengetahui pengaruhnya terhadap efektifitas
adalah 79,5±2,413 kali dan kelompok denyut nadi atlet
kontrol (yang diberi minuman air mineral)
adalah 79,53 ± 1,814 kali/menit. DAFTAR PUSTAKA
2. Rerata denyut nadi sesaat setelah latihan Abdul, khadir Ateng. 1992. Azas-azas dan
Landasan pendidikan jasmani. Jakarta.
kelompok perlakuan (yang diberi
Depdikbud. Ditjen dikti.
minuman isotonik) adalah 82,87 ± 3,636 Ajmol A, Clyde W, Ceri W.N, Andrew R.
2007. The Influence of Carbohydrate
dan pada kelompok kontrol (yang diberi
Electrolyte Ingertion On Soccer Skill
minuman air mineral) adalah 83,27±3,657 Performance. The American Collage of
Sports Medicine; 1969
kali/menit.
Anwari, Irawan M. 2007. Metabolisme Energi
3. Rerata denyut nadi setelah latihan jeda 10 Tubuh dan Olah Raga. http//
pssblab.com IJurnal. volume I nomor
menit kelompok perlakuan (yang diberi
07, sitasi 8 Nopember 2014
minuman isotonik) adalah 79,53 ± 3,126

38
39

Badan Standar Nasional. 1998. Standar Koswara, Sutrisno. 2009. Minuman Isotonik.
Nasional Indonesia (SNI) 01-4452- Semarang. Universitas Muhammadiyah
1998. Semarang.
Minuman Isotonik. BSN. Matondang, M., A. 2008. Pengaruh Minuman
Corbin, et.al. 1979. Concepts in Physical Beroksigen Dibanding Minuman Air
Education: With Laboratories and Biasa Terhadap Denyut nadi Atlet Pada
Experiments. Edisi Ke-3.Iowa: Wm. C. Saat Latihan fisik.
Brown Company Publishers. Muthohir, Toho Cholik, Muhammad Muhyi,
Coyle, E.F. 2004. Fluid and Fuel Intake Albertus Fenanlampir, Berkarakter
During Exercise. Journal of Sport dengan Berolahraga, Berolahraga
Sciences. Vol 22, Hal 39-55. dengan Berkarakter, Surabaya : Sport
Damayanti D. 2000. Pengaturan Berat Badan Media, 2011.
Atlet. Di dalam : Direktorat Gizi
Masyarakat. Pedoman Pelatihan Gizi Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Metodologi
Olahraga untuk Prestasi. Jakarta: Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Direktorat Jendral Kesehatan Cipta .
Masyarakat Depkes R.I Pertiwi, Arum Bunga. 2012. Pengaruh Asupan
Makanan (Energi, KH, Lemak,
Dewi, S., K. 2013. Pengaruh Pemberian Protein) terhadap Tahan Jantung dan
Karbohidrat 5% dan Natrium 110 mg Nadi Atlet Sepak Bola. Jakarta : Sport
Dalam Kemasan Sport Drink Terhadap Media, 2011.
Kesegaran Jasmani Pemain Sepakbola Rusip, Gusbakti. 2009. Pengaruh Pemberian
di SSB Putra Arjuna. Fakultas lmu Minuman Berkarbohidrat Berelektrolit
Keolahragaan. Universitas Negeri Dapat Memperlamabat Kelelahan
Malang. Selama Olah Raga.
Sergej M. Ostojic, Sanja M. 2002. Effects of
Douglas, J.C., Lawrance, E.A. & Scott, J.M., Carbohydrate Electrolyte drink On
2000. National Athletic Trainers Spesific Soccer Tests Performance.
Association Position Statement: Fluid Journal of Sports Science and
Replacement for Athletes. Journal of Medicine; 47-6.
Athletic Training. 35: 212-224. Shirrefs, S.M. 2003. Markers of Hydration
Giriwijoyo, H. Y. S. S. dan Komariyah, L. Status. European Journal of Clinical
2003. Olah raga kesehatan dan Nutrition. 57: Suppl 256-59.
kebugaran jasmani pada usia lanjut. Stofan, J.R., D Niksich, Horwill, R Murray.
Inoue, Y., T. Osawa, A. Matsui, Y. Asoi, Y, 2001. Sweat and Sodium Losses In
Murokami T. Matsui, and H. Yano. Pre-season, Non-head Acclimated
2002. Changes of Serum Mineral Profesional Football Players. Medicine
Concentration in horsis during and Sciene in Sports and Exercise, 33:
exercise. Asian aust.J. Anim.Sci. 5 (4): 5256.
531-536.

39

Das könnte Ihnen auch gefallen