Sie sind auf Seite 1von 9

Review Artikel: PENGGUNAAN FORMULASI NANOPARTIKEL KITOSAN SEBAGAI SISTEM PENGHANTARAN

GEN NON VIRAL UNTUK TERAPI GEN

Lina Winarti
Bagian Farmasetika Fakultas Farmasi Universitas Jember

ABSTRACT
Gene therapy is a method to repair damaged or defective genes that responsible for the onset of certain
diseases. Now, numerous prototypes of DNA can control the progress of the disease through induction or inhibition of
genes, but the bad cellular uptake and the rapid in vivo degradation of DNA-based therapy require the use
of delivery system that can facilitate the cellular internalization and keep its activity. Cationic polymers are
commonly used as gene carrier because it is easy to form complexes and it has higher stability compared with
lipoplexes. Cationic polymer chitosan is the most widely used in gene delivery system because of the low toxicity and
biocompatible. Gene delivery system using viruses shows high transfection result but it has many disadvantages, such
as oncogenic effects and immunogenicity. However, cationic polymers, such as chitosan have the potential for
complexation of DNA that can be used as a non-viral vector for gene therapy. Chitosan provides a strong
electrostatic interaction with negative charge of DNA to form nanoparticles and effectively protect from nuclease
degradation. Those properties make chitosan become a good candidate from non viral gene delivery.

Keywords: Gene therapy, nanoparticle, chitosan, chitosan nanoparticle as gene delivery

Koerespondensi (Correspondence): Lina Winarti. Bagian Farmasetika Fakultas Farmasi Universitas Jember.
systemlhinna_w@yahoo.com. Telp. 081358822880

Sejumlah prototipe DNA sekarang polyalkylcyanoacrylates), atau dari lemak


dapat mengendalikan perkembangan padat. Di dalam tubuh, obat yang diloading
penyakit melalui induksi atau inhibisi gen, ke dalam nanopartikel dilepaskan dari matriks
namun cellular uptake yang jelek dan melalui difusi, swelling, atau erosi.7
degradasi yang cepat in vivo dari terapi Manfaat penting dari teknologi
berbasis DNA membutuhkan penggunaan nanopartikel sebagai pembawa obat adalah
sistem penghantaran yang dapat stabilitas yang tinggi, kapasitas pembawa
memfasilitasi internalisasi seluler dan yang tinggi (yakni banyak molekul obat
mempertahankan aktivitasnya.1 Sejak sistem dapat dimasukkan dalam partikel matrik);
penghantaran berbasis elemen virus memicu memungkinkan penggabungan dua substansi
reaksi samping seperti respon imun dan hidrofilik dan hidrofobik, dan memungkinkan
mutagenesis, tren berikutnya yang akan berbagai rute administrasi, termasuk oral dan
dikembangkan adalah penggunaan sistem inhalasi. Sistem pembawa ini juga dapat
penghantaran nonviral.2 Hingga taraf tertentu dirancang untuk memungkinkan pelepasan
penghantaran non viral dapat memberikan obat berkelanjutan dari matrik.7
perlindungan bagi asam nukleat dari Partikulat sistem seperti nanopartikel
degradasi ekstraseluler dan intraseluler telah digunakan sebagai pendekatan fisik
selama perjalanan panjang menuju inti sel.3 untuk mengubah dan meningkatkan sifat
Polimer kationik umum digunakan farmakokinetik dan farmakodinamik dari
sebagai pembawa gen karena mudah berbagai jenis molekul obat. Nanopartikel
membentuk kompleks dan stabilitas yang telah digunakan secara in vivo untuk
lebih tinggi dibandingkan dengan lipoplexes.4 melindungi entitas obat dalam sirkulasi
Kitosan suatu polimer kationik yang paling sistemik, membatasi akses obat hanya ke
banyak digunakan dalam sistem tempat yang dipilih dan untuk memberikan
penghantaran gen karena toksisitas rendah, obat yang dapat dikontrol secara
dan biokompatibel. Kitosan telah berkelanjutan pada tempat aksi. Berbagai
dimanfaatkan sebagai pembawa untuk polimer telah digunakan dalam formulasi
penghantaran obat antikanker, gen, dan nanopartikel untuk penghantaran obat agar
vaksin.5 manfaat terapeutik meningkat dan
meminimalkan efek samping.8
NANOPARTIKEL Keuntungan menggunakan
nanopartikel untuk aplikasi pengiriman obat
Nanopartikel adalah partikel koloid merupakan hasil dari tiga sifat dasar
yang berkisar pada ukuran diameter 1-10 nm, utamanya. Pertama, nanopartikel karena
dan diformulasi menggunakan polimer ukurannya yang kecil, dapat menembus
biodegradabel di mana suatu agen melalui kapiler yang lebih kecil dapat
terapeutik terperangkap, terserap, atau memungkinkan efisien akumulasi obat di
tergabungkan secara kimia.6 Nanopartikel lokasi target.9 Kedua, penggunaan bahan
dapat dibuat dari bahan biokompatibel dan biodegradabel untuk penyiapan nanopartikel
biodegradable seperti polimer, baik berasal dapat memungkinkan obat lepas
dari alam (misalnya gelatin dan albumin) berkelanjutan dalam tempat aksi selama
atau sintetis (misalnya polylactides dan periode hari atau bahkan minggu.10 Ketiga,
Penggunaan Formulasi Nanopartikel Kitosan Sebagai Sistem … (Lina W) 

permukaan nanopartikel dapat dimodifikasi bottom-up dan top-down. Teknik bottom-up


untuk mengubah biodistribusi obat atau berawal dari molekul dalam larutan yang
dapat dikonjugasi dengan ligan untuk kemudian mengalami asosiasi membentuk
mencapai target penyaluran obat-spesifik.11 partikel padat. Sedangkan pada teknik top-
down dari material kasar kemudian
TEKNIK PEMBUATAN NANOPARTIKEL diaplikasikan gaya untuk mendisintegrasi ke
dalam ukuran nano.12
Pendekatan umum untuk produksi
nanopartikel terdiri atas 2 kategori yaitu teknik

Milling partikel
besar

Presipitasi

Gambar 1. Teknik Produksi Nanopartikel 13

Gambar 2. Struktur Kimia Kitin (a) dan Kitosan (b)

143 
 
Stomatognatic (J.K.G Unej) Vol. 8 No. 3, 2011: 142-150

Metode yang paling sering digunakan untuk peningkatan konsentrasi kitosan, penurunan
menyiapkan nanopartikel diantaranya temperatur, dan peningkatan derajat
adalah : (i) metode dispersi polimer, (ii) deasetilasi.
metode polimerisasi, dan (iii) metode
koaservasi atau metode gelasi ionik. Namun KEGUNAAN & MEKANISME AKSI KITOSAN
demikian metode lain seperti supercritical fluid
technology juga disebutkan dalam literatur Kitosan telah dimanfaatkan sebagai
untuk produksi nanopartikel.14 pembawa untuk penghantaran obat
antikanker, gen, dan vaksin. Selain itu Kitosan
KITOSAN telah digunakan dalam aplikasi farmasi
seperti tablet salut film, sistem mikropartikulat,
Kitosan merupakan polimer alami kapsul, sistem gel, sistem sustained release,
karbohidrat termodifikasi yang dibuat melalui dan bioadesi.18 Kitosan adalah poliamine
N-deasetilasi parsial chitin, suatu biopolimer kationik dengan kepadatan muatan yang
alami berasal dari kulit kepiting, udang dan tinggi pada pH <6.5 dan berikatan dengan
lobster. Kitosan juga ditemukan di beberapa permukaan bermuatan negatif serta
mikroorganisme ragi dan jamur.15 Unit utama mengkelat ion logam.
polimer chitin adalah 2-deoxy-2- Kitosan menunjukkan swelling yang
(acetylamino) glukosa. Unit ini dikombinasikan bergantung pH dan memiliki sifat mengontrol
dengan β-polimer (1,4) glikosidik membentuk pelepasan obat. Kepadatan muatan
rantai panjang linier. merupakan faktor penting dalam interaksi
Kitosan dibuat melalui deasetilasi elektrostatik yang bergantung pada pH
kitin. Untuk mempersiapkan kitin, cangkang larutan. Mekanisme aksi kitosan untuk
kepiting dan kerang udang didemineralisasi meningkatkan penyerapan obat merupakan
dalam larutan asam klorida (HCl), kemudian kombinasi sifat mukoadesi dan kemampuan
dideproteinasi dalam sodium hidroksida membuka sambungan ketat (tight junction)
(NaOH), dan pemucatan dalam kalium antara sel epitel yang berdekatan.19
permanganat (KMnO4). Chitin tersebut
kemudian dideasetilasi menjadi kitosan KITOSAN SEBAGAI PEMBAWA DALAM
melalui perebusan dalam natrium hidroksida PENGHANTARAN GEN
pekat. Kitosan terpurifikasi dibuat dengan
mengulangi proses deasetilasi. Terapi gen adalah teknik
Pharmaceutical grade deasetilasi kitosan memperbaiki gen yang rusak atau cacat
adalah antara 90 dan 95% dan untuk food yang bertanggungjawab atas timbulnya
grade antara 75 hingga 80%.15 penyakit tertentu.20 Selama ini pendekatan
terapi gen yang berkembang adalah
  menambahkan gen-gen normal ke dalam sel
SIFAT FISIKA –KIMIA KITOSAN yang mengalami ketidaknormalan.
Sifat kitosan berhubungan dengan Pendekatan lain adalah menghilangkan gen
polielektrolit dan karakter polimer karbohidrat. abnormal dengan melakukan rekombinasi
Kehadiran sejumlah gugus amino homolog. Pendekatan ketiga adalah
memungkinkan kitosan untuk bereaksi secara mereparasi gen abnormal dengan cara
kimia dengan sistem anionik, yang mutasi balik selektif sehingga akan
menyebabkan perubahan karakteristik mengembalikan fungsi gen tersebut. Selain
fisikokimia kombinasi tersebut. Hampir semua pendekatan-pendekatan tersebut, ada
sifat fungsional dari kitosan bergantung pada pendekatan lain untuk terapi gen yaitu
panjang rantai, kepadatan muatan, dan mengendalikan regulasi ekspresi gen
distribusi muatan. Kitosan tersedia dalam abnormal.21
variasi berat molekul dan derajat deasetilasi Dua jenis vektor yang digunakan
yang luas. Berat molekul dan derajat dalam terapi gen adalah virus dan non-virus.
deasetilasi merupakan faktor utama yang Sistem penghantaran gen menggunakan virus
mempengaruhi ukuran partikel, pembentukan menunjukkan hasil transfeksi tinggi tetapi
partikel, dan agregasi.16 Sejumlah penelitian memiliki banyak kelemahan, seperti efek
telah menunjukkan bahwa bentuk garam, onkogenik dan imunogenisitas. Namun
berat molekul, dan derajat deasetilasi serta polimer kationik, seperti kitosan memiliki
pH kitosan mempengaruhi penggunaan potensi untuk kompleksasi DNA yang dapat
polimer ini dalam farmasi. dimanfaatkan sebagai vektor non-virus untuk
Kitosan sedikit larut dalam air, praktis aplikasi terapi gen.22
tidak larut dalam etanol (95%), pelarut organik Kitosan relatif rendah toksisitasnya
lainnya, dan larutan netral atau alkali pada dan memberikan interaksi elektrostatik yang
pH lebih dari 6,5. Setelah pelarutan, gugus kuat dengan muatan negatif DNA untuk
amina polimer terprotonasi menghasilkan membentuk nanopartikel.23 Sifat ini yang
polisakarida bermuatan positif (RNH3+) dan menyebabkan kitosan menjadi calon yang
garam kitosan (klorida, glutamat, dan lain- baik untuk penghantaran gen nonviral.24
lain) yang larut dalam air, kelarutan Kitosan mengkondensasi DNA secara efektif
dipengaruhi oleh tingkat deasetilasi.17 dan melindungi dari degradasi nuklease. Hal
Berbagai jenis viskositas secara komersial ini memberi keuntungan sebagai polimer
tersedia. Viskositas kitosan meningkat dengan kationik nontoksik dengan imunogenisitas
rendah.
Penggunaan Formulasi Nanopartikel Kitosan Sebagai Sistem … (Lina W) 

Tabel 1. Sifat biologis dan kimiawi dari kitosan

Sifat Biologis Sifat Kimiawi

1. Polimer alami, biokompatibel 1. Poliamin kationik dengan densitas


2. Biodegradabel oleh unsur tubuh normal muatan yang tinggi pada pH <6.5
3. Aman dan non toksik 2. Berat molekul tinggi
4. Melekat pada mukosa 3. Polielektrolit linear
5. Hemostatik 4. Kondensasi asam nukleat
6. Antimikrobial dan antiviral 5. Khelat beberapa logam transisional
7. Antitumoral 6. Mudah dimodifikasi secara kimiawi
8. Mempunyai aktivitas immunoadjuvan 7. Gugus amino/hidroksi reaktif
9. Biaya terjangkau dan serbaguna
Sumber : Hejazi dan Amiji25

Diantara polimer larut air, kitosan KARAKTERISTIK FISIK NANOPARTIKEL KITOSAN-


merupakan salah satu yang paling banyak DNA
dipelajari. Hal ini dikarenakan kitosan memiliki 1. Ukuran Partikel & Distribusi Ukuran Partikel
beberapa sifat ideal sebagai polimer
pembawa untuk nanopartikel, seperti Ukuran partikel dan distribusi ukuran
biokompatibel, biodegradable, non toksik, partikel merupakan faktor kritis pada kinerja
dan murah. Selain itu memiliki muatan positif nanopartikel. Batch dengan variasi ukuran
dan menimbulkan efek peningkatan yang besar menunjukkan variasi pada
absorbi16. Sifat biologis dan kimia dari kitosan bioavailabilitas, efikasi, dan pelepasan obat.
tercantum dalam tabel diatas. Ukuran partikel dan distribusi ukuran partikel
Lima barier utama yang perlu diatasi dapat ditentukan menggunakan teknik light
untuk keberhasilan penghantaran gen adalah scattering dan scanning atau transmission
(1) stabilitas in vivo, (2) cell entry, (3) electron microscopy. Nanopartikel masuk ke
endosome escape, (4) intracellular trafficking, dalam sel melalui endositosis, peningkatan
dan (5) masuknya ke inti sel/nukleus. Polimer ukuran partikel akan menurunkan uptake dan
kationik seperti kitosan menunjukkan sebagai bioavailabilitas obat.29
agen penghantar gen yang menjanjikan
karena sifat polikationik memproduksi partikel 2. Zeta Potensial
yang mengurangi satu atau lebih barier Zeta potensial menunjukkan
tersebut di atas. Sebagai contoh dengan potensial listrik partikel dan dipengaruhi oleh
memformulasi DNA menggunakan kitosan komposisi partikel dan medium dimana
akan mengurangi muatan negatif dan partikel didispersikan. Zeta potensial
meningkatkan muatan positif, ikatan pada merupakan parameter penting dalam
permukaan sel dan endositosis akan berbagai bidang seperti farmasi dan
ditingkatkan.26 Pada banyak kasus polimer pengolahan limbah dan dalam nanopartikel
kationik menghasilkan komplek yang lebih kitosan dapat digunakan untuk mengevaluasi
stabil sehingga memberikan proteksi selama stabilitas suspensi dan adesi partikel pada
cellular trafficking.27 sistem biologi.30
Efisiensi transfeksi pada kitosan lebih Nanopartikel dengan zeta potensial
tinggi pada pH 6,9 daripada pH 7,6. Hal ini sekitar (+/-) 30 mV menunjukkan sebagai sifat
dapat dijelaskan bahwa pada pH dibawah 7 suspensi yang stabil, karena muatan pada
gugus amin pada kitosan terprotonasi permukaan mencegah agregasi partikel.
sehingga memfasilitasi ikatan antara komplek Muatan pada permukaan nanopartikel akan
dan muatan negatif permukaan sel. Efisiensi mempengaruhi distribusi dalam tubuh dan
transfeksi kitosan dengan berat molekul tinggi jumlah yang di uptake ke dalam sel. Karena
> 100kDa lebih kecil daripada berat molekul sel bermuatan negatif terdapat afinitas
rendah 15 dan 25 kDa.16 elektrostatik bagi nanopartikel yang
Selain dapat digunakan sebagai bermuatan positif, sehingga permukaan
sistem penghantaran gen non viral, nanopartikel kationik atau netral dapat
nanopartikel kitosan juga dapat digunakan dimodifikasi untuk bermuatan positif untuk
sebagai sistem penghantaran melalui oral, meningkatkan efikasinya.31
parenteral, okular, dan penghantaran vaksin.
Untuk penghantaran mukosal kitosan STABILITAS TERHADAP DNase I
memberikan efek peningkatan absorbsi
melalui kemampuan membuka tight junction Nuklease sangat mudah
secara reversibel sehingga meningkatkan mendegradasi DNA yang tidak terproteksi.
permeasi paraselular menembus jaringan Naked DNA akan terfragmentasi dalam
mukosa.28 beberapa menit in vivo setelah injeksi. DNase I
digunakan untuk mengevaluasi stabilitas
nanopartikel-pDNA terhadap degradasi
enzimatik. DNase I merupakan endonuklease
yang dikode oleh gen manusia DNAase 1.

145 
 
Stomatognatic (J.K.G Unej) Vol. 8 No. 3, 2011: 142-150

Deoksiribonuklease I (DNase I) adalah DNase penelitian yang lain dilakukan untuk


yang pertama kali ditemukan dan mengetahui pengaruh pH, serum, berat
merupakan endonuklease yang molekul, dan derajat deasetilasi pada
menghasilkan 5 'fosforil dinukleotid dan 5' transfeksi in vitro nanopartikel kitosan.
oligonukleotida fosforil yang terjadi dalam MacLaughlin dkk (1998) menemukan bahwa
jaringan dan cairan tubuh yang berbeda.32 kitosan dengan berat molekul lebih kecil dari
Wroblewski and Bodansky (1950) pertama kali 100 kDa membentuk komplek dengan ukuran
melaporkan adanya DNase dalam serum diantara 100 dan 200 nm. Berat molekul
darah. DNase I pankreas manusia memiliki kitosan terbukti memberikan pengaruh pada
sifat fisik dan karakteristik yang sama dengan ekspresi gen in vitro dan efisiensi transfeksi
enzim dalam serum.33 DNase I merupakan meningkat pada medium kultur pH 6,9.24
nuklease yang tergantung pada Ca+/Mg+. Ion Indrawati (2010) dan Mutmainah
kalsium diperlukan untuk aktivitas DNase I, (2010) melakukan formulasi nanopartikel
namun penggunaan EGTA atau buffer bebas kitosan rantai pendek dan rantai sedang
kalsium dapat mereduksi aktivitas DNase.34 dengan pEGFP menggunakan metode
Kondensasi DNA dengan polimer komplek koaservasi dengan hasil nanopartikel
kationik dapat meningkatkan resistensi DNA yang terbentuk sferis berukuran 200-700nm,
terhadap degradasi enzimatik35. Hal ini stabil dalam DNase I dan serum, serta relatif
dikarenakan adanya hambatan sterik rendah sitotoksisitasnya terhadap sel SP-C1.
terhadap nuklease untuk masuk ke dalam Selain itu nanopartikel kitosan-pEGFP baik
nanopartikel dan berinteraksi dengan DNA.34 menggunakan kitosan rantai pendek maupun
Formulasi nanopartikel kitosan-pDNA yang sedang dapat mentransfeksi sel SP-C1.37,38
dilakukan oleh Indrawati (2010) dan Winarti (2011) memformulasi
Mutmainah (2010) menggunakan kitosan nanopartikel kitosan rantai pendek yang tidak
rantai pendek dan rantai sedang pada pH 4 termodifikasi dan termodifikasi dengan TPP
dan 5 menghasilkan DNA yang tetap stabil sebagai crosslinker. Dari penelitian tersebut
setelah inkubasi dengan DNase I yang nanopatikel tanpa TPP dan dengan TPP
ditandai tidak adanya migrasi DNA pada gel sebagai crosslinker dapat mentransfeksi sel
elektroforesis karena komplek kitosan-pDNA kanker payudara T47D, stabil terhadap
tetap tinggal dalam well dan DNA tetap inkubasi DNase I hingga 1 jam inkubasi, stabil
terlindungi dalam komplek.37,38 Selain terhadap garam pH 7.0, serta tidak
penelitian di atas telah banyak penelitian mempengaruhi viabilitas sel kanker payudara
yang menyatakan kemampuan nanopartikel T47D yang diinkubasi dengan nanopartikel
kitosan sebagai sistem penghantaran gen kitosan-pDNA. Dari penelitian ini dapat
yang dapat memproteksi DNA dari degradasi disimpulkan bahwa nanopartikel kitosan
enzimatik. rantai pendek maupun sedang dapat
digunakan sebagai penghantar DNA untuk
PENELITIAN PENGGUNAAN NANOPARTIKEL terapi gen.43
KITOSAN SEBAGAI PENGHANTAR GEN
BIODISTRIBUSI & TRAFFICKING NANOPARTIKEL
Penelitian telah dilakukan untuk KITOSAN-DNA
mengembangkan kitosan sebagai pembawa
gen, diantaranya komplek DNA/kitosan Plasmid DNA ketika membentuk
dilaporkan efektif mentransfeksi beberapa komplek dengan sebuah polikation akan
tipe sel diantaranya HEK293,5 sel karsinoma mengalami perubahan konformasi dari
paru-paru manusia A549),38,39 sel melanoma ukuran hidrodinamik 200-300nm menjadi
B16,39,40 African green monkey kidney cell partikel kurang dari 100nm. Dengan demikian,
COS-1,24,41 sel HeLa,38,42 human osteosarcoma DNA terkondensasi hanya menempati 10-4-10-3
cell MG63,5 dan sel Caco-2.41 Beberapa volume plasmid DNA.44

Plasmid DNA Agen kationik DNA terkondensasi

Gambar 3. Proses kondensasi DNA dengan agen kationik


Penggunaan Formulasi Nanopartikel Kitosan Sebagai Sistem … (Lina W) 

Gambar 4. Skema Proses Transfeksi Sel Eukariotik oleh Komplek Polimer-DNA

Plasmid DNA memiliki struktur kimia penghantaran ke sitoplasma. Setelah


yang sangat terorganisir. Volume yang pelepasan ke sitosol, DNA harus diinternalisasi
ditempati oleh sebuah koil acak DNA dalam inti untuk ekspresi gen.48 Polimer
tergantung pada berat molekul serta kationik tetap terikat pada plasmid setelah
ukurannya. Fleksibilitas DNA dicirikan oleh pelepasan endosomal dan mampu
panjang dan jarak antara ujung-ujungnya. melindungi DNA dari degradasi nuklease intra
Investigasi mekanistik menyimpulkan bahwa seluler. Dengan asumsi bahwa DNA tetap
polimer polikationik menyebabkan kondensasi stabil dalam sitoplasma, DNA harus masuk ke
DNA melalui beberapa cara seperti lokalisasi nukleus agar transkripsi terjadi serta melewati
tekukan atau distorsi DNA dan penurunan barrier dalam nukleus. Penghantaran DNA
muatan total pada pasangan DNA dengan dari medium sitoplasma ke nukleus dibatasi
menurunkan interaksi segmen-segmen DNA oleh adanya selubung nukleus. Dalam sel
yang tidak menguntungkan.45 eukariotik yang sedang membelah, transfer
Mekanisme transfer penghantar gen nukleositoplasmik DNA dapat terjadi ketika
nonviral dalam kultur sel terutama melalui selubung nukleus rusak selama mitosis. Sel
pinositosis difasilitasi oleh elektrostatik atau dalam fase tidak membelah biasanya tahan
interaksi hidrofobik antara vektor gen dan terhadap transfer nukleositoplasmik dari
permukaan sel. Tidak bisa disangkal banyak plasmid DNA.49 Dalam sel yang tidak
proses transfer gen oleh nanopartikel adalah membelah, pertukaran molekul
karena bermuatan elektropositif dan terikat nukloesitoplasmik terjadi melalui nuclear pore
secara ionik pada permukaan elektronegatif complexes (NPC) yang menjangkau selubung
sel yang terdiri dari proteoglikan atau sialil nukleus.50 Oleh karena itu, selubung nukleus
glikoprotein.46 bertindak sebagai saringan molekuler,
Setelah internalisasi ke dalam sel memungkinkan molekul kecil air hingga
target, penting untuk mengeluarkan DNA dari diameter 9 nm (<17-kDa) untuk berdifusi
endosome untuk menghindari transportasi ke bebas melalui NPC. Molekul yang lebih besar
lisosom yang merupakan tempat utama dari sampai 25 nm (> 41 kDa) seperti plasmid DNA
metabolisme DNA. Menghindari endosomal dan fragmen DNA yang lebih besar
adalah salah satu hambatan yang paling sulit mengalami proses transpor aktif melibatkan
untuk sistem nanopartikel untuk beberapa komponen selular.50,51
penghantaran gen. Polimer dengan
kandungan atom nitrogen amino dengan KESIMPULAN
muatan proton yang tinggi mampu
mengatasi pH endolisosom, melindungi DNA Kitosan memberikan interaksi
dari degradasi dan menyebabkan struktur elektrostatik yang kuat dengan muatan
endolisosom membengkak dan pecah. negatif DNA untuk membentuk nanopartikel
Hipotesis bahwa muatan positif berpengaruh dan secara efektif melindungi dari degradasi
pada endosomal escape didukung oleh data nuklease serta memnbantu internalisasi seluler
yang diperoleh dengan nanopartikel polistiren gen yang dibawa. Sifat ini yang
yang bermuatan negatif tidak mencapai menyebabkan kitosan menjadi calon yang
sitosol tetapi tetap berada pada baik untuk penghantaran gen nonviral.
kompartemen endosom pada sel otot halus
yang digunakan dalam penelitian.47 DAFTAR PUSTAKA
Pelepasan dari endosom ke dalam 1. Patil, S., D., Rhodes, D., G., Burgess,
sitoplasma sel disebabkan oleh muatan positif D., J., DNA-based Therapeutics and
permukaan nanopartikel yang menghasilkan DNA Delivery Systems: A

147 
 
Stomatognatic (J.K.G Unej) Vol. 8 No. 3, 2011: 142-150

Comprehensive Review, AAPS J. 13. Gupta, R., M., Nanoparticle


2005, E61 - E77 Technology for Drug Delivery, Taylor
& Francis, 2006.
2. Kay, M., A., Glorioso, J., C., Naldini, L.,
Viral Vectors for Gene Therapy: The 14. Reverchon, E., Adami, R.,
Art of Turning Infectious Agents into Nanomaterials and Supercritical
Vehicles of Therapeutics, Nat Med., Fluids, The J. of Supercritical Fluids,
2001; 7: 33 - 40. 2006, 37:1-22.

3. Ouahabi, A., Thiry, M., Pector, V., 15. Illum, L., Chitosan and Its Use as a
Fuks, R., Ruysschaert, J., M., The Role Pharmaceutical Excipient. Pharm.
of Endosome Destabilizing Activity in Res., 1998, 15: 1326–1331.
The Gene Transfer Process Mediated
by Cationic Lipids, FEBS lett., 1997; 8; 16. Tiyaboonchai, W., Chitosan
414(2):187-92. Nanoparticles : A Promising System
for Drug Delivery, Naresuan University
4. Audouy, S., Molema, G., de Leij, L., J., 2003, 11(3): 51-66
Hoekstra, D., Serum as a Modulator
of Lipoplex-Mediated Gene 17. Singla, A., K., Chawla, M., Chitosan:
Transfection: Dependence of Some Pharmaceutical and Biological
Amphiphile, Cell Type and Complex Aspects- an update, J. Pharm.
Stability, J. Gene Med., 2000, 2: 465 - Pharmacol., 2001, 53:1047–67.
476 .
5. Corsi, K., Chellat, F., Yahia, L., 18. Kumar, M., N., V., R., A Review of
Fernandes, J., C., Mesenchymal Chitin and Chitosan Applications,
Stem Cells, MG63 and HEK293 React Funct. Polym., 2000, 46: 1–27.
Transfection Using Chitosan-DNA
Nanoparticles, Biomaterials, 2003, 24: 19. Artusson, P., T., Lindmark, S., S., Davis,
1255-1264. Illum, L., Effect of chitosan on the
permeability of monolayers of
6. Sahoo, S., K., Labhasetwar, V., intestinal epithelial cells (Caco-2),
Nanotech Approaches to Drug Pharm. Res., 1994, 11: 1358-1361
Delivery and Imaging, Drug Discov.
Today, 2003, 8:1112–1120. 20. Moelyoprawiro, S., Peran Biologi
dalam Kesehatan, Disampaikan
7. Bala, I., Hariharan, S., Kumar, M., N., dalam Seminar Nasional dan
PLGA Nanoparticles in Drug Delivery: Konggres Biologi XIII, Yogyakarta,
The State of The Art, Crit. Rev. Ther. UGM. 2005.
Drug Carrier Syst., 2004, 21:387–422
21. Holmes, B., Gene therapy may
8. Mohanraj, V., J., Chen, Y., switch off' Huntington's,
Nanoparticles – A Review, Pharm. NewScientist.com. 2003,
Research, 2006, 5 (1): 561-573
22. Sania, M., Lavigne, P., Corsi, K.,
9. Sahoo, S., K., Ma, W., Labhasetwar, Benderdour, M., Beaumont, E.,
V., Efficacy of Transferrin-conjugated Fernandes, J., C., Chitosan-DNA
Paclitaxel-loaded Nanoparticles in a Nanoparticles as Non-viral Vectors in
Murine Model of Prostate Cancer, Gene Therapy: Strategies to Improve
Int. J. Cancer, 2004, 112: 335–340. Transfection Efficacy, ScienceDirect,
J. Pharm. Biopharm., 2004, 57:8, 1-8
10. Prabha, S., Labhasetwar, V.,
Nanoparticle-mediated Wild-type 23. Fang, N., Chan, V., Mao, H., Q.,
p53 Gene Delivery Results in Interactions of Phospholipid Bilayer
Sustained Antiproliferative Activity in with Chitosan: Effect of Molecular
Breast Cancer Cells, Mol. Pharm., Weight and pH, Biomacromol., 2001,
2004, 1:211–219. 2:1161–8

11. Moghimi, S., M., Hunter, A., C., 24. MacLaughlin, F., C., Mumper, R., J.,
Murray, J., C., Long-circulating and Wang, J., Chitosan and
Target-specific Nanoparticles: Theory Depolymerized Chitosan Oligomers
to Practice, Pharmacol. Rev., 2001, as Condensing Carriers for In Vivo
53: 283–318. Plasmid Delivery, J. Control. Release,
1998, 56:259–72.
12. The Royal Society, Nanoscience and
nanotechnologies: opportunities 25. Hejazi, R, Amiji, M., Chitosan-based
and uncertainties, London: Royal Gastrointestinal Delivery Systems, J.
Society, 4. 2004, Cont. Release, 2003, 89:151–65.
Penggunaan Formulasi Nanopartikel Kitosan Sebagai Sistem … (Lina W) 

26. Mislick, K., A., Baldeschwieler, J., D., Tesis, Fakultas Farmasi Universitas
Evidence for The Role of Gadjah Mada, Yogyakarta. 2010.
Proteoglycans in Cation Mediated
Gene Transfer, Proc. Natl. Acad. Sci., 37. Mutmainah, N., Formulasi
1996, 93: 12349-12354. Nanopartikel Menggunakan
Chitosan Rantai Sedang dan
27. Hwang, S., J., Davis, M., E., Cationic Transfeksinya pada Sel Kanker SP-C1,
Polymers for Gene Delivery: Design Tesis, Fakultas Farmasi Universitas
for Overcoming Barriers to Systemic Gadjah Mada, Yogyakarta. 2010.
Administration, Curr. Opin. Mol. Ther,
2001, 3: 183-191. 38. Wan, L., Q., Hu, F., Q., Yuan, H., Study
of the Uptake of Chitosan
28. Borchard, G., Chitosans for Gene Oligosaccharide Nanoparticles by
Delivery, Adv. Drug Deliv. Rev., 2001, A549 Cells, Pub. Med., 2004, 39:227.
52:145 - 150
39. Sato, T., T., Ishii, Okahata, Y., In Vitro
29. Redhead, H., M., Davis, S., S., Illum, L., Gene Delivery Mediated by
Drug Delivery in Poly(lactide-co- Chitosan. Effect of pH, Serum, and
glycolide) Nanoparticles Surface Molecular Mass of Chitosan on The
Modified With Poloxamer 407 and Transfection efficiency, Biomaterials,
Poloxamine 908: In Vitro 2001, 22: 2075-2080.
Characterisation and In Vivo
Evaluation, J. Control. Release, 2001, 40. Shikata, F., Tokumitsu, H., Ichikawa,
70: 353-363. H., Fukumori, Y., In Vitro Cellular
Accumulation of Gadolinium
30. Lee, Y., K., 2007, Chitosan and Its Incorporated into Chitosan
Derivatives for Gene Delivery, Nanoparticles Designed for Neutron-
Macromolecular Res., 15: 3, 195-201 Capture Therapy of Cancer, Eur. J.
Pharm. Biopharm., 2002, 53:57.
31. Couvreur, P., Kante, B., Lenaerts, V.,
Scailteur, V., Roland, M., Speiser P., 41. Thanou, M., Florea, B., I., Geldof, M.,
Tissue Distribution of Antitumor Drugs Junginger, H., E., Borchard, G.,
Associated with Quaternized Chitosan Oligomers as
Polyalkylcyanoacrylate Novel Gene Delivery Vectors in
Nanoparticles, J. Pharm. Sci., 1980, Epithelial Cell Lines, Biomaterials,
69: 199-202. 2002, 23:153

32. Laskowski, M., Deoxyribonuclease I, 42. Dastan, T., Turan, K., In Vitro
In: Boyer, P., D., The enzymes, 3rd ed. Characterization and Delivery of
Vol 4, Academic Press, New York, Chitosan-DNA Microparticles into
1971, pp 289-311 Mammalian Cells, J. Pharm. Pharm.
Sci., 2004, 7:205
33. Wroblewski, F., Bodansky, Presence
of Deoxyribonuclease Activity in 43. Winarti, L., Formulasi Nanopartikel
Human Serum, Proc. R. Soc. Ex.p Biol. Chitosan Rantai Pendek Dan
Med., 1950, 74:443-445 Chitosan Rantai Pendek-TPP Sebagai
Sistem Penghantaran Gen Non Viral
34. Martien, R., Loretz, B., Chitosan Yang Ditransfeksi Pada Sel Kanker
Thioglycolic Acid Conjugate:an Payudara T47D, Tesis, Fakultas
Alternative Carrier for Oral Nonviral Farmasi Universitas Gadjah Mada,
Gene Delivery?, J. Biomed. Mater Yogyakarta. 2011.
Res. A, 2007, 82(1):1-9
44. De Smedt, S., C., Demeester, J.,
35. Bielinska, A., U., Latallo, K., J., F., Hennink, W., E., Cationic Polymer
Baker, J., R., The Interaction of Based Gene Delivery Systems,
Plasmid DNA with Polyamidoamine Pharm. Res., 2000, 17:113-126
Dendrimers: Mechanism of Complex
Formation and Analysis of Alterations 45. Vijayanatham, V., Thomas, T.,
Induced in Nuclease Sensitivity and Thomas, T., J., DNA nanoparticles
Transcriptional Activity of The and Development of DNA delivery
Complexed DNA, Biochim. Biophys. vehicles for genes therapy,
Acta, 1997, 1353:180-190 Biochemistry, 2002, 41:14085-14094

36. Indrawati, M., I., M., Formulasi 46. Ogris, M., Steinlein, P., Kurs, M.,
Nanopartikel Menggunakan Mechtler, K., Kircheis, R., Wagner, E.,
Chitosan Rantai Pendek dan 1998, The Size of DNA/transferring-PEI
Transfeksinya pada Sel Kanker SP-C1, Complexes is an Important Factor for

149 
 
Stomatognatic (J.K.G Unej) Vol. 8 No. 3, 2011: 142-150

Gene Expression in Cultured Cells,


Gene Ther., 5:1425-1433

47. Panyam, J., Zhou, W., Z., Prabha, S.,


Rapid Endolysosomal Escape of Poly
(DL-lactide-co-glycolide)
Nanoparticles: Implications for Drug
and Gene Delivery, Faseb. J., 2002,
16:1217-26

48. Vacik, J., Dean, B., S., Zimmer, W., E.,


Dean, D., A., 1999, Cell-specific
nuclear import of plasmid DNA,
Gene Ther., 6:1006–1014.

49. Brunner, S., Sauer, T., Carotta, S.,


Cotten, M., Saltik, M., Wagner, E.,
Cell Cycle Dependence of Gene
Transfer by Lipoplex, Polyplex and
Recombinant Adenovirus, Gene
Ther., 2000, 7:401–407

50. Ludtke, J., J., Zhang, G., Sebestyen,


M., G., Wolff, J., A., A Nuclear
Localization Signal Can Enhance
Both the Nuclear Transport and
Expression of 1 kb DNA, J. Cell Sci.,
1999,112

51. Ohno, M., Fornerod, M., Mattaj, I.W.,


Nucleocytoplasmic Transport: The
Last 200 Nanometers, Cell, 1998,
92:327–336

Das könnte Ihnen auch gefallen