Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berat Bayi Lahir Rendah atau BBLR merupakan bayi yang lahir
dengan berat badan kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa
bulan atau prematur) atau persalinan dengan bayi kecil masa kehamilan.
Dahulu neonatus dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram atau sama
dengan 2500 gram disebut prematur. Pembagian menurut berat badan ini
sangat mudah tetapi tidak memuaskan sehingga, lambat laun diketahui bahwa
tingkat morbiditas dan mortalitas pada neonatus tidak hanya bergantung pada
berat badan saja, tetapi juga pada tingkat maturitas bayi itu sendiri
seluruh kelahiran di dunia dengan batasan 3,3%-3,8% dan lebih sering terjadi
angka kematiannya 35 kali lebih tinggi dibanding pada bayi dengan berat
badan lahir lebih dari 2500 gram. Hal ini dapat terjadi dan dapat dipengaruhi
kematian bayi dari 34 per 1000 kelahiran hidup menjadi 23 per 1000.
1
Prevalensi kematian neonatus di Indonesia pada tahun 2011 sebanyak 66.000
kelahiran atau 15 orang per 1000 kelahiran hidup. Jumlah neonates yang
penyebab kematian bayi karena BBLR di Indonesia meningkat dari 24% pada
tahun 2009 menjadi 25% pada tahun 2010. (DepKes RI, 2011).
Hasil riskesdas tahun 2013, prevalensi bayi dengan berat badan lahir
rendah (BBLR) berkurang dari 11,1 persen tahun 2010 menjadi 10,2 % tahun
jangka panjang terhadap tumbuh kembang anak di masa yang akan datang.
Dampak dari bayi lahir dengan berat badan rendah ini adalah
intelektual yang lebih rendah daripada bayi yang berat lahirnya normal. Bayi
BBLR dapat mengalami gangguan mental dan fisik pada usia tumbuh
peningkatan berat badan bayi tidak terjadi secara segera dan otomatis,
melainkan terjadi secara bertahap sesuai dengan umur bayi. Peningkatan berat
2
secara normal dimasa depan sehingga akan sama dengan perkembangan bayi
1.2 Tujuan
1.2.1 Umum
Rendah.
1.2.2 Khusus
Lahir Rendah.
1.3 Manfaat
3
1.3.3 Bagi Ilmu Pengetahuan
Rendah.
Rendah.
4
BAB 2
TINJAUAN TEORITIS
2.1.1 Defenisi
Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah berat bayi saat lahir
kurang dari 2500 gram yang merupakan hasil dari kelahiran prematur
(sebelum 37 minggu usia kehamilan). Bayi dengan berat badan lahir rendah
di kemudian hari (WHO, 2004). Menurut Hasan & Alatas (2005), bayi yang
berat badan saat lahir kurang dari 2500 gram dengan batas maksimal 2499
gram.
Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) merupakan bayi yang lahir
dengan berat badan kurang dari 2.500 gram saat lahir. Bayi BBLR sebagian
kehamilan kurang dari 37 minggu. Bayi BBLR memiliki risiko empat kali
lipat lebih tinggi dari kematian neonatal dari pada bayi yang berat badan
lahir 2.500-3.499 gram (Muthayya, 2009). Bayi berat badan lahir rendah
(BBLR) adalah bayi yang berat badannya kurang dari 2500 gram, tanpa
memperhatikan usia gestasi. Bayi BBLR dapat terjadi pada bayi kurang
bulan (kurang dari 37 minggu usia kehamilan) atau pada usia cukup bulan
5
Menurut Saputra (2014), bayi berat lahir rendah ialah berat badan bayi
yang lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi atau usia
bayi berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi
dengan catatan berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam satu jam
setelah lahir.
2.1.2 Klasifikasi
1. Prematuritas murni
Bayi yang lahir dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu dan
berat badan sesuai dengan gestasi atau yang disebut neonates kurang
Berat badan lahir tidak sesuai dengan masa kehamilan. SGA terdiri
yang lama.
6
c. Dismaturitas
Bayi yang lahir kurang dari berat badan yang seharusnya untuk
1. Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) merupakan bayi yang berat
2. Bayi berat badan lahir ekstrem rendah (BBLER) merupakan bayi yang
3. Bayi berat badan lahir sangat rendah (BBLRR) merupakan bayi yang
4. Bayi berat badan lahir moderat (BBLM) merupakan bayi yang berat
5. Bayi berat badan sesuai usia gestasinya merupakan bayi yang berat
pertumbuhan intrauterin.
6. Berat badan kecil untuk usianya atau kecil untuk usia gestasinya
yang berat badan lahirnya kurang dari persentil ke-10 pada kurva
pertumbuhan intrauterin.
7
digunakan istilah pengganti yang lebih deskritif untuk bayi kecil untuk
usia gestasinya).
8. Bayi besar untuk usia gestasinya merupakan bayi yang berat badan
2.1.3 Etiologi
A. Faktor ibu
1. Penyakit
2. Ibu
tahun).
8
B. Faktor janin
C. Faktor plasenta
pecah dini.
D. Faktor lingkungan
a. Berat badan kurang dari 2500 gram, panjang badan kurang dari 45 cm,
lingkar dada kurang dari 30 cm, dan lingkar kepala kurang dari 33cm.
c. Kulit tipis, transparan, lanugo banyak, dan lemak subkutan amat sedikit.
g. Lebih banyak tidur dari pada bangun, reflek menghisap dan menelan
belum sempurna.
9
2.1.5 Patofisiologi
tapi berat badan (BB) lahirnya lebih kecil dari masa kehamilannya, yaitu
tidak mencapai 2.500 gram. Masalah ini terjadi karena adanya gangguan
berkurang. Gizi yang baik diperlukan seorang ibu hamil agar pertumbuhan
dengan berat badan lahir normal. Kondisi kesehatan yang baik, sistem
reproduksi normal, tidak menderita sakit, dan tidak ada gangguan gizi pada
masa pra hamil maupun saat hamil, ibu akan melahirkan bayi lebih besar
dan lebih sehat dari pada ibu dengan kondisi kehamilan yang sebaliknya.
Ibu dengan kondisi kurang gizi kronis pada masa hamil sering melahirkan
bayi BBLR, vitalitas yang rendah dan kematian yang tinggi, terlebih lagi
bila ibu menderita anemia. Ibu hamil umumnya mengalami deplesi atau
penyusutan besi sehingga hanya memberi sedikit besi kepada janin yang
dibutuhkan untuk metabolisme besi yang normal. Kekurangan zat besi dapat
tubuh maupun sel otak. Anemia gizi dapat mengakibatkan kematian janin
10
menyebabkan morbiditas dan mortalitas ibu dan kematian perinatal secara
11
PATHWAY
BBLR
Organ pencernaan Perubahan dinding dada belum sempurna Sedikitnya lemak Sistem imun
imatur dibawah jaringan kulit yang tidak
adekuat
Peningkatan kerja nafas
Peristaltik belum Kehilangan panas
sempurna melalui kulit Penurunan
Veskuler paru imatur daya tubuh
Peningkatan
Kurangnya
Tidak adekuatnya ekspansi paru kebutuhan kalori Resti infeksi
kemampuan untuk
mencerna makanan
Sistem termoregulasi
Ketidakefektifan yang imatur
Reflek menghisap dan
pola nafas
menelan belum
berkembang dengan baik Termoregulasi tubuh
Sumber : Mitayani, (2009), Wong, (2008), Nelson, yang tidak efektif
(2010), Proverawati dan Ismawati, (2010)
Perubahan nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh
12
2.1.6 Pemeriksaan Diagnostik
1. pH : 7,35-7,45
Bilirubin normal:
13
2.1.7 Komplikasi
Komplikasi yang dapat timbul pada bayi dengan berat lahir rendah
(Mitayani, 2009) :
bayi baru lahir yang disebabkan oleh masuknya mekonium (tinja bayi) ke
b. Hipoglikemi simptomatik
d. Asfiksia neonatorum
14
e. Hiperbilirubinemia (gangguan pertumbuhan hati)
2.1.8 Penatalaksanaan
a. Pemberian posisi
bayi yang sehat posisi tidurnya tidak boleh posisi telungkup (Wong,
2008).
b. Minimal handling
1. Dukungan Respirasi
ventilasi, hal ini bertujuan agar bayi BBLR dapat mencapai dan
15
2. Termoregulasi
BBLR memiliki masa otot yang lebih kecil dan deposit lemak cokelat
lemak subkutan, dan control reflek yang buruk pada kapiler kulitnya.
dengan bayi.
4. Hidrasi
ekstraselulernya lebih tinggi (70% pada bayi cukup bulan dan sampai
16
90% pada bayi preterm). Hal ini dikarenakan permukaan tubuhnya
lebih luas dan kapasitas osmotik diuresis terbatas pada ginjal bayi
5. Nutrisi
36 sampai 37 minggu.
17
bayinya agar tidak kedinginan yang membuat bayi BBLR mengalami
bahaya dan dapat mengancam hidupnya, hal ini dikarenakan pada bayi
pemberian makanan yang sesuai untuk bayi (ASI), berat badan cepat
kognitif bayi, dan mempererat ikatan antara ibu dan bayi, serta ibu
2008).
e) Topang bagian bawah rahang bayi dengan ibu jari dan jari-jari
lainnya, agar kepala bayi tidak tertekuk dan tidak menutupi saluran
18
g) Pertahankan posisi bayi dengan kain gendongan, sebaiknya ibu
baik.
Pada saat kelahiran bayi baru harus menjalani pengkajian cepat namun
congenital yang jelas atau adanya tanda gawat neonatus (Wong, 2008).
1. Pengkajian umum
a. Timbang bayi tiap hari, atau lebih bila ada permintaan dengan
c. Jelaskan bentuk dan ukuran tubuh secara umum, postur saat istirahat,
19
d. Observasi adanya deformitas yang tampak.
2. Pengkajian respirasi
3. Pengkajian kardiovaskuler
d. PMI), titik ketika bunyi denyut jantung paling keras terdengar dan
imediastinum).
20
g. Tentukan tekanan darah, dan tunjukkan ekstermitas yang dipakai.
4. Pengkajian gastrointestinal
5. Pengkajian genitourinaria
hidrasi).
hidrasi).
6. Pengkajian neurologis-muskuloskeletal
21
c. Jelaskan refleks yang ada ( moro, rooting, sucking, plantar, tonick
neck, palmar).
7. Suhu tubuh
8. Pengkajian kulit
b. Periksa juga dan catat preparat kulit yang dipakai (missal plester,
povidone-jodine).
dan lain-lain.
22
d. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan sistem imun yang tidak
adekuat.
Kriteria Hasil :
Tidak sesak
Intervensi :
23
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
Kriteria Hasil :
Intervensi :
Kriteria Hasil :
24
Tidak terjadi hipotermia maupun hipertermia
Intervensi :
oksigen dan glukosa serta kehilangan air dapat terjadi bila suhu
adekuat.
Kriteria Hasil :
25
Intervensi :
institusi
5) Yakinkan semua peralatan yang kontak dengan bayi bersih dan steril
2.2.4 Evaluasi
26
BAB 3
KASUS
I. IDENTITAS DATA
1. Nama : By. D
7. Agama : Islam
8. Pendidkan : SMP
9. Alamat : Lopian
- IVFD Dextrose 10 %
- Inj. Ceftazidime
- Inj. Gentamycin
- ASI/PASI
27
II. KELUHAN UTAMA
Ibu By. D mengatakan selama kehamilan itu merasa mual dan muntah
yang berlebihan (hiperemesis) pada usia kandungan 1-4 bulan. Selama itu
ibu hanya mengkonsumsi susu ibu hamil saja, dan ibu tidak dapat
2. Natal
- Kehamilan 32 minggu
- Panjang badan 40 cm
3. Post Natal
Berat badan bayi kurang dari normal, tidak menangis saat lahir, saat
V. RIWAYAT KELUARGA
Tidak ada yang memiliki riwayat penyakit keturunan seperti stroke, DM,
28
Genogram
X X X
2. Tindakan operasi :-
7. Tindakan keperawatan :
29
8. Hasil lab :-
9. Foto rontgen :-
10. MRI/CT-Scan :-
2. Tanda-tanda Vital
Suhu : 36ºC
Respirasi : 45 x/mnt
Tekanan darah :-
3. Antropometri
Lingkar dada 24 cm
4. Mata
Bentuk simetris, warna sklera agak kuning, bersih, gerakan bola mata
normal.
5. Leher
Tidak ada pembengkakan, warna kulit normal, dan tidak ada lesi.
6. Telinga
Bentuk simetris, tidak ada lesi yang terlihat, tidak ada tanda
prematuritas pinna.
30
7. Hidung
hidung.
8. Mulut
9. Dada
Inspeksi : Penggunaan nafas dada dan perut, dan tidak terdapat jejas
Perkusi : Sonor
10. Paru-paru
Pengembangan paru kanan dan kiri sama, bunyi nafas vesikuler, dan
11. Jantung
sinistra
Perkusi : -
12. Abdomen
Perkusi : -
31
Auskultasi : Peristaltik usus 16 kali/menit
13. Punggung
14. Genitalia
Genetalia tampak bersih, tidak ada kelainan yang tampak, dan warna
15. Ekstremitas
Ekstremitas Atas
Ekstremitas Bawah
32
b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
adekuat ditandai dengan bayi terpasang infus dan perawatan tali pusat.
33
ANALISA DATA
0,5 lt/m
Kurangnya kemampuan
untuk mencerna
makanan
menelan belum
DO : adekuat infeksi
34
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
NO.
Dx Tujuan/ Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Kep
a Tujuan : Pola nafas efektif 1) Kaji tanda-tanda vital pada bayi 1) Untuk mengetahui keadaan
Nafas spontan adekuat 3) Tinjau ulang riwayat ibu terhadap obat- 2) Mengurangi sesak dan
Tidak sesak obatan yang akan memperberat depresi memberikan rasa nyaman
35
5) Memenuhi kecukupan oksigen
dalam tubuh
b Tujuan : Nutrisi yang adekuat 1) Kaji Tanda-tanda vital bayi 1) Untuk mengetahui keadaan
Berat badan naik 3) Berikan ASI/PASI dengan metode yang tepat 2) Memantau jumlah cairan yang
Tidak ada edema 4) Timbang berat badan setiap hari masuk dan keluar
Protein dan albumin darah 5) Kolaborasi pemberian parenteral nutrition 3) Memenuhi kebutuhan nutrisi
nutrisi
infeksi 3) Lakukan isolasi bayi lain yang menderita 2) Mengetahui adanya tanda-tanda
36
Kriteria Hasil : infeksi sesuai kebijakan institusi infeksi
Suhu tubuh normal 4) Sebelum dan sesudah menangani bayi, 3) Tindakan yang dilakukan untuk
infeksi 5) Yakinkan semua peralatan yang kontak infeksi yang lebih luas
menular untuk tidak kontak langsung dengan 6) Untuk mencegah adanya infeksi
37
CATATAN PERKEMBANGAN
berhubungan Kriteria Hasil : 2) Memberi posisi semi fowler - SpO2 93, HR 123,
38
terpasang oksigen P : Intervensi
1, 2, 3, dan 4
b Perubahan nutrisi 21.30 WIB Tujuan : Nutrisi yang 1) Mengkaji Tanda-tanda vital S :
kebutuhan tubuh Kriteria Hasil : 2) Mencatat intake dan output - SpO2 95, HR 111,
gram. P : Intervensi
dilanjutkan
1,2,3, dan 4
39
Nama Pasien : By. D. N Diagnosa Medis : BBLR
Tujuan/ Kriteria
No Dx Kep Jam Implementasi Evaluasi
Hasil
a Ketidakefektifan 06.00 WIB Tujuan : Pola nafas 1) Mengkaji tanda-tanda vital pada S :
berhubungan Kriteria Hasil : 2) Memberi posisi semi fowler - SpO2 194, HR 115,
dinding dada yang Tidak sesak 4) Mengkolaborasikan pemberian - Oksigen 0,5 lt/menit
tudak sempurna Tidak ada retraksi oksigen sebanyak 0,5 lt/menit masih terpasang
40
terpasang oksigen P : Intervensi
1, 2, 3, dan 4
b Perubahan nutrisi 07.30 WIB Tujuan : Nutrisi 1) Mengkaji Tanda-tanda vital bayi S:
gram. dilanjutkan
1,2, dan 3
41
c Resiko tinggi 08.00 WIB Tujuan : Tidak 1) Mengkaji tanda-tanda vital bayi S:
imun yang tidak Suhu tubuh sebelum dan sesudah menangani A : Masalah resiko
dengan bayi Tidak ada tanda- 4) Peralatan yang kontak dengan bayi P : Intervensi
6) Mengkolaborasi pemberian
antibiotik
42
Nama Pasien : By. D. N Diagnosa Medis : BBLR
Hasil
berhubungan Kriteria Hasil : 2) Memberi posisi semi - SpO2 97, HR 125, RR 41,
43
terpasang oksigen
0,5 lt/menit.
kebutuhan tubuh Kriteria Hasil : 2) Mencatat intake dan - SpO2 97, HR 125, RR 41,
44
BAB 4
PEMBAHASAN
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Diruang PICU/NICU Di Rumah Sakit Umum
Daerah Pandan Kabuaten Tapanuli Tengah Tahun 2018. Disini penulis akan
membahas kesenjangan yang terdapat pada teoritas medis dengan tinjauan kasus.
evaluasi.
4.1 PENGKAJIAN
dalam hal penggumpulan data. Adapun pengkajian pada landasan teoritis dan
kasus ditemukan tidak ada perbedaan, karena didapatnya data pada tinjauan
sesak
45
j. Klien terbaring ditabung inkubator
teoritas dan tinjauan kasus, adapun diagnosa keperawatan yang muncul pada
tinjauan teori, :
c. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan sistem imun yang tidak adekuat
tinjauan kasus, karena apa yang ada diteori dapat diterapkan dengan baik
pada kasus.
46
4.5 EVALUASI
47
BAB 5
PENUTUP
5.1 Simpulan
Tengah selama tiga hari, maka dapat penulis simpulkan sebagai berikut :
berat badan klien 1600 gram, panjang badan klien 40 cm, lingkar lengan
atas klien 9 cm, lingkar kepala klien 29 cm, lingkar dada klien 24 cm,
Suhu tubuh klien 36 0C, nadi klien 104 x/menit, pernafasan klien 45
ekstremitas atas dan bawah klien teraba dingin, dan klien makan dan
nafas, perubahan nutrisi kurang dari tubuh, dan resiko tinggi dengan
48
e. Evaluasi dari implementasi yang telah dilakukan dari tanggal 12 Juli 2018
resiko tinggi infeksi dan belum teratasi ketidakefektifan pola nafas, dan
5.2 Saran
Rendah (BBLR).
Rendah (BBLR) suhu ruangan tidak terlalu dingin. Ruangan juga harus
cukup cahaya sinar matahari yang masuk agar ruangan tidak lembab
49