Sie sind auf Seite 1von 19

Definisi sehat-sakit

Kondisi cuaca yang sering berubah dapat mempengaruhi status kesehatan kita, adakalanya
kita akan sakit pada saat tubuh tidak bisa menyesuaikan dengan perubahan lingkungan,
begitu pula sebaliknya, anda akan sehat jika tubuh anda bisa menyesuaikan dengan
lingkungan atau cuaca sekitar. Namun berbicara sehat sakit ada perbedaan pandangan
tentang kapan seharusnya dikatakan sakit dan kapan dikatakan sehat. Mari kita simak
penjelasan berikut ini.

Pengertian sehat
Menurut konsep masyarakat
Sehat adalah orang yang dapat bekerja atau menjalankan pekerjaannya sehari-hari.
Menurut Undang-Undang Kesehatan RI No. 23 tahun 1992
Sehat adalah keadaan sejahtera tubuh, jiwa, sosial yang memungkinkan setiap orang untuk
hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Menurut parson
Sehat adalah kemampuan optimal individu untuk menjalankan peran dan tugasnya secara
efektif.
Menurut WHO
Sehat adalah keadaan keseimbangan yang sempurna, baik fisik, mental, dan sosial, tidak
hanya bebas dari penyakit dan kelemahan.

source image talkmen.com

Pengertian sakit
Konsep sakit menurut Masyarakat
Sakit adalah keadaan di mana dirasakan oleh seseorang yang sudah tidak dapat bangkit
dari tempat tidurnya dan tidak dapat menjalakan pekerjaan sehari-hari.
Menurut batasan medis
Sakit adalah keadaan yang menimbulkan tanda dan gejala.
Menurut Parson
Sakit adalah ketidakseimbangan fungsi normal tubuh manusia, termasuk sejumlah sistem
biologis dan kondisi penyesuaian.
Menurut WHO
Sakit adalah keadaan keseimbangan yang sempurna, baik fisik, mental dan sosial, tidak
hanya bebas dari penyakit dan kelemahan.
Menurut Perry dan Potter
Sakit adalah suatu keadaan di mana fungsi fisik, emosional, intelektual, sosial,
perkembangan atau spiritual seseorang berkurang atau terganggu bila dibandingkan
kondisi sebelumnya.

Begitulah penjelasan definisi sehat sakit menurut para ahli, sekarang anda bisa
mengkategorikan dimana posisi anda sekarang.

akit menurut para ahli


Maret 22, 2014Inspirations

Pada postingan sebelumnya yaitu mengenai Bagaimanakah sehat itu menurut WHO pada
kesempatan kali ini, akan dibahas mengenai sakit menurut para ahli.
Sakit adalah keadaan dimana fisik, emosional, intelektual, sosial, perkembangan, atau seseorang
berkurang atau terganggu, bukan hanya keadaan terjadinya proses penyakit.

Oleh karena itu sakit tidak sama dengan penyakit. Sebagai contoh klien dengan Leukemia yang
sedang menjalani pengobatan mungkin akan mampu berfungsi seperti biasanya, sedangkan klien lain
dengan kanker payudara yang sedang mempersiapkan diri untuk menjalanaio operasi mungkin akan
merasakan akibatnya pada dimensi lain, selain dimensi fisik.

Perilaku sakit merupakan perilaku orang sakit yang meliputi: cara seseorang memantau
tubuhnya; mendefinisikan dan menginterpretasikan gejala yang dialami; melakukan upaya
penyembuhan; dan penggunaan sistem pelayanan kesehatan.

Adapun, pengertian sakit menurut beberapa ahli yaitu :

1. Definisi Sakit Menurut UU No. 23 Tahun 1992

Seseorang dikatakan sakit apabila ia menderita penyakit menahun (kronis) atau gangguan
kesehatan lain yang menyebabkan aktivitas kerja atau kegiatannya terganggu. Walaupun seseorang
sakit, istilah masuk angin , pilek tetapi bila ia tidak terganggu untuk melaksanakan kegiatannya maka ia
dianggap tidak sakit.

2. Definisi Sakit Menurut Ahli

a. Parson (1972)

Sakit adalah gangguan dalam fungsi normal individu sebagai totalitas, termasuk keadaan
organisme sebagai system biologis dan penyesuaian sosialnya.
b. Bauman (1965)

Seseorang menggunakan tiga kriteria untuk menentukan apakah mereka sakit :

· Adanya gejala : naiknya temperature, nyeri.

· Persepsi tentang bagaimana mereka merasakan : baik, buruk, sakit.

· Kemampuan untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari : bekerja, sekolah.

3. Definisi Sakit Secara Umum

Penyakit adalah suatu keadaan abnormal dari tubuh atau pikiran berupa gangguan dalam fungsi
normal individu sebagai totalitas yang menyebabkan ketidaknyamanan disfungsi atau kesukaran
terhadap orang yang dipengaruhinya yang menyebabkan aktivitas kerja atau kegiatannya terganggu.

DEFINISI SEHAT DAN SAKIT


SEHAT MENURUT :
1. World Health Organization (WHO)
"Health is a state of complete physical, mental and social well-being and not merely the absence
of diseases or infirmity".
( Sehat adalah suatu keadaan kondisi fisik, mental, dan kesejahteraan sosial yang merupakan satu
kesatuan dan bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan ).

2. UU No. 23 tahun 1992


Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap
orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi.

3. Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam musyawarah Nasional Ulama tahun 1983
Kesehatan sebagai ketahanan ‘jasmaniah, ruhaniyah, dan sosial’ yang dimiliki manusia sebagai
karunia Allah yang wajib disyukuri dengan mengamalkan tuntunan-Nya, dan memelihara serta
mengembangkannya.

4. Neuman 1982
Sehat adalah suatu keseimbangan biopsiko – sosio – cultural dan spiritual pada tiga garis
pertahanan klien yaitu fleksibel, normal dan resisten.

5. Paune (1983)
Sehat adalah fungsi efektif dari sumber-sumber perawatan diri( self care resources) yang
menjamin tindakan untuk perawatan diri (self care action) merupakan pengetahuan ketrampilan
dan sikap. Self care action merupakan perilaku yang sesuai dengan tujuan diperlukan untuk
memperoleh , mempertahankan, dan meningkatkan fungsi psikososial dan spiritual.
6. White (1977)
Sehat adalah keadaan dimana seseorang pada waktu diperiksa tidak mempunyai keluhan apapun
ataupun tidak terdapat tanda-tanda suatu penyakit dan kelainan.

7. Perkins (1938)
Sehat adalah keadaan yang seimbang dan dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh dan berbagai
factor yang mempengaruhinya.

8. Pender (1982)
Sehat adalah perwujudan individu yang diperoleh melalui kepuasan dalam berhubungan dengan
orang lain (Aktualisasi). Perilaku yang sesuai dengan tujuan, perawatan diri yang kompeten
sedangkan penyesesuaian diperlukan untuk mempertahankan stabilitas dan integritas struktural.

SAKIT MENURUT :
1. UU No. 23 tahun 1992
Seseorang dikatakan sakit apabila ia menderita penyakit menahun (kronis) atau gangguan
kesehatan lain yang menyebabkan aktivitas kerja atau kegiatannya terganggu. Walaupun
seseorang sakit, istilah masuk angin , pilek tetapi bila ia tidak terganggu untuk melaksanakan
kegiatannya maka ia dianggap tidak sakit.

2. Parson (1972)
Sakit adalah gangguan dalam fungsi normal individu sebagai totalitas, termasuk keadaan
organisme sebagai system biologis dan penyesuaian sosialnya.

3. Bauman (1965)
Seseorang menggunakan tiga kriteria untuk menentukan apakah mereka sakit :
 Adanya gejala : naiknya temperature, nyeri.
 Persepsi tentang bagaimana mereka merasakan : baik, buruk, sakit.
 Kemampuan untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari : bekerja, sekolah.

4. Perkins
Sakit adalah sebagai suatu keadaan yang tidak menyenangkan yang menimpa seseorang sehingga
seseorang menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari baik itu dalam aktivitas jasmani, rohani
dan sosial.

5. Pemons 1972
Sakit adalah gangguan dalam fungsi normal individu sebagai totalitas termasuk keadaan
organisme sebagai sistem biologis dan penyesuaian sosialnya.

6. Oxford English Dictionary


Sakit sebagai suatu keadaan dari badan atau sebagian dari organ badan dimana fungsinya
terganggu atau menyimpang.
Pengertian Sehat-Sakit Menurut Beberapa Ahli

Beberapa pengertian sehat diantaranya yaitu :

 Sehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya
bebas dari penyakit atau kelemahan.( WHO, 1947)
 Sehat / kesehatan adalah suatu keadaan sejahtera dari badan (jasmani), jiwa (rohani) dan
sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.(UU
N0. 23/1992 tentang kesehatan)
 Sehat adalah perwujudan individu yang diperoleh melalui kepuasan dalam berhubungan
dengan orang lain (aktualisasi). Perilaku yang sesuai dengan tujuan, perawatan diri yang
kompeten sedangkan penyesuaian diperlukan untuk mempertahankan stabilitas dan
integritas struktural. ( Pender, 1982 )
 Sehat adalah fungsi efektif dari sumber-sumber perawatan diri (self care Resouces) yang
menjamin tindakan untuk perawatan diri ( self care actions) secara adekuat. Self care
Resouces : mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap. Self care Actions merupakan
perilaku yang sesuai dengan tujuan diperlukan untuk memperoleh, mempertahankan dan
meningkatkan fungsi psikososial dan spiritual. (Paune, 1983)

Bila kita menilik dan juga menyimpulkan dari beberapa pengertian sehat di atas maka bahwa
kesehatan itu terdiri dari 3 dimensi yaitu fisik, psikis dan sosial yang dapat diartikan secara lebih
positif, dengan kata lain bahwa seseorang diberi kesempatan untuk mengembangkan seluas-
luasnya kemampuan yang dibawanya sejak lahir untuk mendapatkan atau mengartikan sehat.

Selanjutnya adalah menginjak kepada pengertian sakit. Beberapa pengertian sakit diantaranya
yaitu :

 Sakit adalah sebagai suatu keadaan yang tidak menyenangkan yang menimpa seseorang
sehingga seseorang menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari baik itu dalam aktivitas
jasmani, rohani dan sosial. (Perkins)
 Sakit adalah gangguan dalam fungsi normal individu sebagai totalitas termasuk keadaan
organisme sebagai sistem biologis dan penyesuaian sosialnya.(Pemons, 1972)
 Sakit sebagai suatu keadaan dari badan atau sebagian dari organ badan dimana fungsinya
terganggu atau menyimpang. (Oxford English Dictionary)

Demikian tadi mengenai pengertian konsep sehat sakit dan bagaimana dengan pengertian
penyakit yang telah ada dalam postingan Blog Keperawatan ini. Pengertian penyakit dapat
diartikan sebagai suatu istilah dalam dunia medis yang digambarkan sebagai adanya gangguan
dalam fungsi tubuh yang menghasilkan berkurangnya kapasitas.
Wednesday, 1 January 2014

PENGAMBILAN DARAH VENA DAN KAPILER

PENGAMBILAN DARAH

Pengertian

Pengambilan darah di laboratorium sering diasumsikan dengan nama flebotomi. Flebotomi (bahasa
inggris : phlebotomy) berasal dari kata Yunani phleb dan tomia. Phleb berarti pembuluh darah vena dan
tomia berarti mengiris/memotong (“cutting”). Dahulu dikenal istilah venasectie (Belanda), venesection
atau venisection (Inggris). Jadi tidaklah tepat karena flebotomi sebenarnya diarahkan pengambilan
darah dengan cara vena seksi (vena section) dan tidak sempit maknanya juga karena mencakup darah
vena, kapiler dan darah arteri. Pengambilan darah umumnya yang diberikan kepada analis kesehatan
hanya untuk memperoleh spesimen darah yang berasal dari vena dan kapiler, namun tidak masuk dalam
kurikulum mata pelajaran khusus yang mandiri, tetapi melekat pada hematologi. Hal ini memberikan
sinyal bahwa pengambilan darah hanya untuk membantu analis kesehatan untuk memperoleh darah,
bukan menjadi suatu keahlian profesional. Umumnya praktek awal pengambilan darah menggunakan
suatu alat peraga phantom (suatu alat peraga yang dikondisikan mirip dengan vena manusia) dan setiap
orang dapat mencobanya. Pengambilan darah selain bertujuan mengambil darah secara aman, juga
harus memperhatikan etika dalam berkomunikasi dengan pasien, oleh sebab itu perlunya penjelasan
petugas kepada pasien agar pasien merasa tenang saat akan dilakukan pengambilan darah. Petugas
pengambilan darah pun harus menggunakan alat pelindung diri, agar terlindung dari resiko penularan
penyakit infeksi melalui darah.

Pengambilan Darah Kapiler

Cara ini digunakan bila jumlah darah yang digunakan atau dibutuhkan sedikit yaitu kurang dari 0,5 ml
darah. Biasanya digunakan hanya untuk satu atau dua macam pemeriksaan saja. Misalnya hanya untuk
hemoglobin, hapusan darah, eritrosit atau hitung leukosit. Secara umum tidak ada perbedaan yang
bermakna antara darah kapiler dan darah vena sebagai spesimen pemeriksaan hematologi, asalkan
proses pengambilannya mengikuti ketentuan yang baku dan tidak tercampur cairan jaringan atau
alkohol 70% antiseptik.

Pengambilan darah kapiler diindikasikan pada pada keadaan tertentu, seperti : neonatus, bayi prematur,
luka bakar luas, gemuk, pasien dengan kecenderungan trombosis dan pasien dengan gangguan darah
perifer.
Gambar 1. Pengambilan darah kapiler menggunakan autoclix pada jari tangan.

Alat dan Reagensia

1. Blood lancet atau Autoclix dan sebaiknya disposable pemakaiannya (single use only) untuk
menghindari penularan penyakit dan ketajaman mata lancet tetap baik dan tajam. Kedua jenis alat ini
cukup untuk menembus kulit dengan kedalaman antara 1 – 3 mm.

2. Kapas atau tissue kering

3. Kapas Alkohol 70%

Lokalisasi

Tempat penusukan bisa dipilih dari ujung jari tangan, cuping telinga, dan untuk bayi biasanya dari ujung
jari kaki atau sisi lateral tumit. Jangan menusuk pada bagian tangan bayi karena akan tertusuk tembus
hingga ke tulang sehingga akan menyebabkan kerusakan jaringan tulang pada bayi. Dalamnya tusukkan
maksimal 2,5 mm, karena bila melebihi pada bayi akan terkena tulang kalkaneus. Tempat yang dipilih
tidak boleh terlihat adanya gangguan peredaran darah seperti cyanosis (kebiruan) atau pucat.

Cara kerja

1. Tempat yang akan ditusuk harus diberi dengan antiseptik Alkohol 70%, lalu dibiarkan kering. Dapat
juga menggunakan antiseptik Tincture Iodium 1%

2. Kulit setempat ditegangkan dengan memijat antara dua jari

3. Penusukkan dilakukan dengan gerakkan yang cepat dan tepat sehingga terjadi luka yang dalamnya 3
mm. Pada jari tusuklah dengan arah tegak lurus pada garis – garis sidik jari kulit dan jangan sejajar. Bila
memakai anak daun telinga (cuping telinga), tusuklah pinggirnya, bukan sisinya. Tusukkan harus cukup
dalam supaya darah mengalir keluar dengan mudah.

4. Tetesan darah pertama harus dihapus dengan kapas atau tissue bersih dan kering karena ini mungkin
tercampur dengan alkohol.

5. Tetesan darah yang keluar selanjutnya dapat digunakan untuk pemeriksaan hematologi.

Hal-hal yang perlu diperhatikan


Sebelum dilakukan penusukan harus diperhatikan tempat-tempat yang tidak boleh diambil yaitu adanya
peradangan, bekas luka dermatitis, oedema. Pada penderita yang pucat atau Cyanosis perlu dipijat-pijat
dan digosok-gosok atau direndam dalam air hangat dulu supaya peredaran darah setempat mejadi lebih
baik.

Penusukan pada ujung jari sebaiknya dilakukan pada sisi karena rasa nyeri berkurang.

Jangan menekan atau memeras jari atau cuping telinga untuk mendapatkan darah yang cukup, darah
yang diperas semacam ini bercampur dengan cairan jaringan dan menyebakan kesalahan dalam
pemeriksaan.

Pada cuping telinga yang tidak boleh diambil yaitu daerah yang dekat dengan anting, pada pengambilan
darah pada cuping telinga tidak terlalu nyeri,

Perlu diperhatikan kalau terjadi pendarahan pada cuping ini sukar untuk dihentikan oleh karena itu bagi
penderita tersangka pendarahan tidak boleh dilakukan penusukan dicuping telinga.

Kesulitan

Bila kulit sekitar luka tak kering karena alkohol atau keringat, maka tetesan darah yang keluar tak dapat
mengumpul pada tempat itu, melainkan segera menyebar disekitarnya, sehingga darah tidak dapat
diperoleh secara sempurna.

Pengambilan darah vena

Darah vena diperoleh dengan jalan punksi vena. Jarum yang digunakan untuk menembus vena itu
hendaknya cukup besar, sedangkan ujungnya harus runcing , tajam dan lurus. Dianjurkan untuk
memakai jarum dan semprit yang disposable; semprit semacam itu biasanya dibuat dari semacam
plastik. Baik semprit maupun jarum hendaknya dibuang setelah dipakai, janganlah disterilkan lagi guna
pemakaian berulang.

Semprit yang banyak dipakai untuk pemeriksaan hematologi ialah yang mempunyai volume 2 dan 5 ml.
Dianjurkan pula menggunakan “jarum – jarum steril“. Teknik pengambilan menggunakan tabung hampa
(vacutainer, venoject) yakni jarum yang diperlengkapi dengan tabung gelas hampa udara; pada waktu
melakukan pungsi vena, darah terisap ke dalam tabung itu. Alat ini dapat digunakan 1 kali saja. Memakai
jarum – tabung ini ada keuntungan tambahan karena darah yang diperoleh dalam keadaan tidak
terkontaminasi.

Alat dan Reagensia :

1. Jarum dan semprit atau tabung vakum dilengkapi jarum dan holder.
Jarum harus cukup besar, ujungnya runcing, tajam dan lurus dan hendaknya dibuang setelah dipakai
(dispossible).

2. Tourniquet

Bila tidak ada tourniquet dapat digunakan pembalut dari tensimeter atau selang karet yang lunak (lebar
± 5 cm).

3. Botol penampung darah

Kering dan tertutup, untuk keperluan mikrobiologi harus steril. Volumenya tidak terlalu besar untuk
jumlah darah yang akan ditampung dan diberi label.

4. Kapas bersih beralkohol 70 % sebagai antiseptik

5. Bantalan

Sebagai pengganjal atau penopang tangan (jika diperlukan)

Lokalisasi

Vena yang cukup besar dan letaknya superficial (permukaan) merupakan yang ideal sebagai vena yang
akan ditusuk. Pada orang dewasa dapat menggunakan : vena diffosa cubiti, vena cephalica, vena
cephalica mediana, vena basilica atau vena basilica mediana. Pada kondisi lain dapat juga menggunakan
vena pada tangan, dimana biasanya perawat memasang infus, namun harus berhati – hati karena resiko
tertusuk tulang sangat besar. Anak-anak dan bayi bila mengalami kesulitan dapat menggunakan vena
Jugularis Externa (lebar), vena Femoralis (paha) dan atau vena Sinus sagitalis Superior (kepala), namun
harus berpengalaman dan ahli dalam pengambilan darah.

Cara Kerja

1. Alat-alat yang diperlukan disiapkan di meja kerja.

2. Keadaan pasien diperiksa, diiusahakan pasien tenang begitu pula petugas pengambil darah
(phlebotomis).

3. Ditentukan vena yang akan ditusuk, pada orang gemuk atau untuk vena yang tidak terlihat dibantu
dengan palpasi (perabaan).

4. Daerah vena yang akan ditusuk diperhatikan dengan seksama terhadap adanya peradangan,
dermatitis atau bekas luka, karena mempengaruhi hasil pemeriksaan.

5. Tempat penusukan beri antiseptik dengan Alkohol 70 % dan dibiarkan kering


6. Tourniquet dipasang pada lengan atas (bagian proximal lengan) 6 – 7 cm dari lipatan tangan.

7. Tegakkan kulit diatas vena dengan jari-jari tangan kiri supaya vena tidak bergerak.

8. Dengan lubang jarum menghadap keatas, kulit ditusuk dengan sudut 45o – 60o sampai ujung jarum
masuk lumen vena yang ditandai dengan berkurangnya tekanan dan masuknya darah ke ujung plastik
jarum.

9. Holder ditarik perlahan-lahan sampai volume darah yang diinginkan apabila menggunakan syringe.
Apabila menggunakan tabung vakum, tabung diambil dan ditusukkan pada ujung lain dari jarum tadi,
maka darah akan masuk dengan sendirinya.

10. Torniquet dilepas pada lengan.

11. Kapas diletakkan diatas jarum dan ditekan sedikit dengan jari kiri, lalu jarum ditarik.

12. Pasien diinstruksikan untuk menekan kapas selama 1 menit pada tempat tusukan. Setelah itu
direkatkan kapas menggunakan plester.

13. Jarum ditutup lalu dilepaskan dari sempritnya, darah dimasukkan kedalam botol penampung melalui
dinding secara perlahan. Bila menggunakan antikoagulan, segera perlahan-lahan dicampur. Untuk
tabung vakum segera dikocok perlahan untuk mencampurkan darah dengan zat aditif didalamnya.

Hal – hal yang perlu diperhatikan

1. Pastikan petugas telah menggunakan alat pelindung diri (APD) : jas laboratorium, masker, sarung
tangan karet dan penutup kepala.

2. Pasien yang takut harus ditenangkan dengan memberi penjelasan mengenai apa yang akan dilakukan,
maksud beserta tujuannya.

3. Pada pasien anak, perlu di fiksasi tangannya dengan petugas lain agar tidak bergerak pada saat
penusukan.

4. Vena yang kecil terlihat sebagai garis-garis biru biasanya sukar digunakan

5. Untuk vena yang tidak dapat ditentukan karena letaknya yang dalam, usaha coba-coba dilarang untuk
dilakukan

6. Pembendungan yang terlalu lama jangan dilakukan karena dapat mengakibatkan hemokonsentrasi
setempat.

7. Hematoma, yaitu keluarnya darah dibawah kulit dalam jaringan pada kulit disekitar tusukkan akan
terlihat berwarna biru, biasanya akan terasa nyeri, perintahkan pasien untuk mengompresnya dengan
air hangat beberapa menit atau beberapa hari sampai sakitnya hilang.
PERALATAN PENGAMBILAN DARAH

Kode Warna Jarum

Jarum yang digunakan untuk pengambilan darah bermacam - macam ukurannya. Untuk itu perlu
diketahui dan dipilih jenis jarum yang akan digunakan serta disesuaikan dengan volume yang akan
diambil dan pasien yang akan diambil darah. Semakin besar nomor jarum, maka semakin kecil diameter
lubang jarum. Kode warna jarum dapat dilihat pada plastik holder jarum yang akan disambungkan
dengan spuit/semprit/syringe atau tabung vakum.

Ukuran jarum dengan kode warna pada plastik holder.

Jarum no. 27 G dengan warna merah jambu berukuran paling kecil, diikuti jarum No. 25 G warna kuning,
jarum no. 24 G berwarna ungu, jarum no. 23 G biru, jarum no. 22 berwarna hitam, jarum no. 21
berwarna hijau, jarum no.20 kuning krim, jarum no.18 putih dan lainnya.

Untuk pemeriksaan hematologi biasanya digunakan jarum no. 21, 22 dan 23 pada orang dewasa dan
anak, sedangkan pada bayi digunakan no.27 dan 25 G.

Ukuran Syringe (Spuit/Semprit)

Syringe yang tersedia dipasaran beragam ukuran mulai 1 ml, 3 ml, 5 ml, 10 ml, hingga 20 ml. Untuk
pemeriksaan hematologi idealnya menggunakan syringe ukuran 1 ml, 3 ml dan 5 ml. Hal ini karena
dalam pemeriksaan hematologi tidak terlalu banyak menggunakan darah untuk pemeriksaan di
laboratorium.

Kode Warna Tabung vakum

Tabung vakum merupakan tabung yang telah hampa udara yang diproduksi oleh perusahaan, sehingga
saat pengambilan darah maka akan tersedot sendiri dengan gaya vakum tabung ini. Tabung vakum rata-
rata terbuat dari kaca antipecah atau plastik bening dengan berbagai ukuran volume yang berisi zat
additif didalamnya. Tabung vakum dibedakan jenisnya berdasarkan warna tutup dan etiketnya, berikut
kode warna untuk tiap tabung vakum :

1. Tutup dan Etiket Merah (Red Top)

Tabung jenis ini telah berisi reagent Clot Activator yang akan mempercepat pembekuan darah.
Umumnya digunakan untuk Kimia darah, Serologi dan Bank Darah. Waktu pembekuan ideal 60 menit
(sesuai standart NCCLS/National Committee Clinical Laboratory System) tetapi bisa di sentrifuge
dibawah 60 menit asalkan sampel sudah mengental. Sample harus segera di sentrifuge dalam waktu
maksimal 2 jam (dari pengambilan sampel). Di sentrifuge 1300-2000 rpm selama 10 menit.

Penyimpanan sampel : 22°C (dapat digunakan sampai 8 jam), 4°C (dapat digunakan 8-48 jam), -20°C
(dapat digunakan diatas 48 jam). Ukuran tersedia 4 ml, 6 ml dan 10 ml.

2. Tutup dan Etiket Ungu muda (Lavender)

Berisi antikoagulan K3EDTA, sehingga darah diperoleh tidak beku. Umumnya digunakan untuk
pemeriksaan Hematologi. Ukuran tersedia 1 ml, 2 ml, 3 ml, 4 ml, 6 ml dan 8 ml.

3. Tutup dan Etiket Ungu (Violet)

Berisi antikoagulan K2EDTA, untuk mencegah pembekuan darah. Umumnya digunakan untuk
pemeriksaan Hematologi. Yang membedakan hanyalah isi dari antikoagulannya saja dibandingkan
dengan K3EDTA lavender.

Dinding tabung bagian dalam dilapisi pengawet sehingga dapat memperpanjang waktu hidup dan
metabolisme Sel darah Merah setelah proses pengambilan darah. Berisi antikoagulan K2EDTA (Ethylene
Tetra Acetic Acid) yang berbentuk Spray dry. Setelah darah masuk penuh ke tabung ‘segera mungkin’
lakukan homogenisasi sebanyak 6x untuk menghindari penggumpalan thrombosit karena pada situasi
thrombosit sangat bagus darah cepat sekali menggumpal. Agar mesin dapat membaca leukositenya
disarankan sample darah yang masuk ketabung minimal 75% dari ml tabung yang dipakai. Ukuran
tersedia 1 ml, 2 ml, 3 ml, 4 ml, 6 ml dan 8 ml.

4. Tutup dan Etiket Biru (Blue)

Berisi Trisodium sitrat 3,2% sesuai standart NCCLS dengan rasio sample darah : citrate = 9 : 1 (rasio yang
selalu konstan akurasinya). Didesign khusus untuk tes koagulasi dan agregasi thrombosit. Dilapisi oleh
double cover, yaitu : Poly Propylene (bagian dalam) agar tidak ada penguapan aditive, terjaga
kevakuman. Poly Ethyline (bagian luar) mampu mengurangi insiden aktivasi platelet. Tersedia ukuran 1,8
ml, 2,7 ml dan 4,5 ml (Full Draw).

5. Tutup dan Etiket Hijau (Green)

Berisi Lithium Heparin dengan gel (PGS), baik digunakan sebagai antikoagulan karena tidak mengganggu
analisa beberapa macam ion yang ada dalam darah. Direkomendasikan untuk pemeriksaan Kimia Darah,
Kreatinin dan BUN, elektrolit dan enzim. Dihomogenisasi 6x dan di sentrifuge pada 1300 - 2000 rpm
selama 10 menit dan kemudian plasma siap untuk dianalisa. Tersedia ukuran 1 ml, 2 ml, 3,5 ml, 5 ml dan
8 ml.

6. Tutup dan Etiket Abu-abu (Grey)

Berisi Kalium Oxalate berfungsi sebagai antikoagulan dan NaF yang berfungsi sebagai pengawet
sehingga dapat menstabilkan kadar gula darah selama 24 jam pada suhu ruangan dan selama 48 jam jika
disimpan pada suhu 4°C. NaF menghambat enzim Phosphoenol Pyruvate dan kerja urease (mencegah
Glycolysis). Ukuran tersedia 2 ml, dan 3 ml.

7. Tutup dan Etiket Kuning (Yellow)

Disebut juga SST II/Serum Separator Tube. Berisi Silica sebagai Clot Activator dan Polymer Gel Innert
sebagai pemisah serum sehingga diperoleh kualitas serum yang bagus dan mengurangi resiko timbulnya
fibrin yang bisa menyumbat instrument.

Waktu mendapatkan serum hanya separuh dari Clot Activator/Red Top maka lebih menghemat waktu
dan biaya. SST II / Serum Separator Tube. Sebagai pilihan terbaik untuk pemeriksaan kimia darah cito.
Serum yang diperoleh lebih banyak jika dibanding dengan Clot Activator/Red Top sehingga efisien dalam
pengambilan darah.

Memungkinkan untuk penundaan analisa specimen (diambil malam hari dan diproses/dianalisa esok
hari). Satu tabung berfungsi sebagai penyimpan sekaligus analisa tube sehingga mengurangi kesalahan
identifikasi. Setelah specimen masuk tabung dihomogenisasi 6x kemudian diamkan 15-30 menit
(mengurangi resiko fibrin).Dicentrifuge pada 4000 rpm selama 10 menit (swing head) atau 15 menit
(fixed angle). Ukuran tersedia 3,5 ml, 5 ml dan 8,5 ml

8. Tutup dan Etiket Hijau muda (Citrus)

Berisi Lithium Heparin sangat banyak digunakan sebagai antikoagulan karena tidak mengganggu analisa
beberapa macam ion yang ada dalam darah. Direkomendasikan untuk pemeriksaan Kimia Darah,
Kreatinin dan BUN, elektrolit dan enzim.

9. Tutup dan Etiket Jingga (Orange)

Tabung tidak hampa/vakum, berisi Clot Activator yang berisi gel. Digunakan untuk laboratorium yang
tidak memerlukan tabung vakum untuk mengumpulkan darah. Dapat digunakan pemeriksaan Kimia
darah dan Serologi. Ukuran tabung 5 ml.

10. Tutup dan Etiket Hitam (Black)

Berisi Trisodium sitrat 3,8% untuk pemeriksaan LED/ESR metode Westergren. Ukuran tabung dengan isi
2,4 ml volume cairan.

SUMBER : DIKTAT HEMATOLOGI JILID 1 SMK UH BJM HAL 11

dengan sedikit perubahan :D

Das könnte Ihnen auch gefallen