Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Secara fisiologis apendiks menghasilkan lender 1-2 ml per hari. Lendir tersebut
normalnya dicurahkan ke dalam lumen dan selanjutnya mengalir kesekum. Hambatan aliran
lender di muata apendiks tampaknya berperan pada pathogenesis apendisitis. Imunoglobilin
sekretoar yang dihasilkan oleh Gut Associated Lymphoid Tissue (GALT) yang terdapat di
sepanjang saluran cerna termasuk apendiks adalah IgA. Imunoglobulin tersebut sangan
efektif sebagai pelindung terhadap infeksi. Namun demikian, pengangkatan apendks tidak
mempengaruhi sistem imun tubuh karena jumlah jaringan limfe di sini sangat kecil jika
dibandingkan dengan jumlahnya di saluran cerna dan di seluruh tubuh (Katz, 2009)
Istilah usus buntu yang dikenal di masyarakat awam adalah kurang tepat karena usus
yang buntu sebenarnya adalah sekum. Apendiks diperkirakan ikut serta dalam sistem imun
sekretorit di saluuran pencernaan: namun, pengangkatan apendiks tidak menimbulkan defek
fungsi sitem imun yang jelas (sjamsuhidayat, 2015). Peradangan pada apendiks selain
medapat intervensi farmakologik juga memerlukan tindakan bedah segera untuk mencegah
komplikasi dan memberikan implikasi pada perawat dalam bentuk asuhan keperawatan.
Epidemiologi
Insidens apendisitis di negara maju lebih tinggi dari pada di negara berkembang.
Namun, dalam tiga-empat dasawarsa terakhir kejadiannya menurun secara bermakna. Hal ini
diduga disebabkan oleh meningkatnya penggunaan makanan berserat pada diet harian.
Apendisitis dapat ditemukan pada semua umur, hanya pada anak kurang dari satu tahun
jarang terjadi. insidens tertinggi pada kelompok umur 20-30 tahun, setelah itu menurun.
Insidens pada pria dengan perbandingan 1.4 lebih banyak dari pada wanita (Santacroce,
2009).
Etologi dan Patofisiologi
Penyebab dari apendisitis adalah adanya obstruksi pada lumen appendikeal oleh
apendikolit, hiperplasia folikel limfoid submukosa, fekalit (material garam kalsium, debris
fekal), atau parasit (Katz, 2009).
Studi epidemiologi menunjukkan peran kebiasan makan makanan rendah serat dan
pengaruh konstipasi terhadap timbulnya apendisitis. Konstipasi akan menaikkan tekanan
intrasekal, yang berakibat timbulnya sumbatan fungsional apendiks dan meningkatnya
pertumbuhan kuman flora kolon biasa (Sjamsuhidayat. 2005).
Pada fase ini, pasien akan mengalami nyeri pada area periumbilical. Dengan
berlanjutnya proses inflamasi, maka pembentukan eksudat akan terjadi pada permukaan
serosa apendiks, Ketika eksudat ini berhubungan dengan parietal peritoneum. maka intensitas
nyeri yang khas akan terjadi (Santacroce, 2009).
Pengkajian
Pada anamnesis, keluhan utama yang paling sering ditemukan adalah nyeri. Penkajian nyeri
dengan pendekatan PQRST dapat membantu perawat dalam menentukan rencana intervensi
yang sesuai (Tabel 7.9). Perbedaan kualitas dan skala nyeri yang bertambah berat
menandakan adanya proses infamasi lokal yang berat dan atau kemungkinan adanya kondisi
perforasi apendiks
PATHWAY
Terlampir
Pada pengkajian riwayat penyakit sekarang didapatkan adanya keluhan lain yaitu efek
skunder dari peradangan apendiks, berupa gangguan gastrointestinal seperti mual, muntah,
ketidaknyamanan abdomen, diare, dan anoreksia. Kondisi muntah dihubungkan dengan
inflamasi dan iritasi dari apendiks dengan nyeri menyebar ke bagian dekat doudenum, yang
menghasilkan mual dan muntah (Atassi, 2002). Keluhan sistemik biasanya berhubungan ngan
kondisi inflamasi di mana didapatkan adanya peningkatan suhu tubuh.
Pengkajian psikososial biasanya didapatkan kecemasan akan nyeri hebat atau akibat
respons pembedahan. Pada beberapa pasien juga didapatkan mengaiami ketidakefektifan
koping berhubungan dengan perubahan peran dalam keluarga.
Pada pemeriksan fisik, survei umum akan didapaikan adanya aktivitas kesakitan hebat
Sunder dari ketidaknyamanan abdominal. Pada pemeriksaan TTV didapatkan takikardia dan
peningkatan rekuensi napas. Sementar itu, pada kondisi pediatrik didapatkan perubahan fisik
yang lebih berat daripada orang dewasa.
Pada pengkajian abdominal, hal yang mehdasar adalah mengklarifikasi keluhan nyeri
pada regio kanan bawah atau pada titik McBurney. Pada inspeksi perut tidak ditemukan
gambar spesifik. Kembung sering terlihat pada pasien dengan komplikasi perforasi.
Penonjolan perut kanan bawah dapat dilihat pada massa atau abses periapendikular.
Palpasi abdomen kanan bawah akan didapatkan peningkatan respons nyeri. Nyeri
pada palpasi terbatas pada region iliaka kanan, dapat disertai nyeri lepas. Kontraksi otot
menunjukkan adanya rangsangan peritoneunm parietale. Pada penekanan perut kiri bawah
akan dirasakan nyeri di perut kanan bawah yang disebut Tanda Rovsing (Gambar 7.6). Pada
apendisitis retrosekal atau retroileal diperlukan palpasi dalam untuk menentukan adanya rasa
nyeri (Sjamsuhidayat, 2005)
Gambar 7.7
Gejala dan tanda apeadisitis. akut (1) Perasaan kurang enak, nyeri dan mual; (2) nyeri tekan,
nyeri lepas dan defans muskular setempat di titk McBurney: (3) tanda Rovsing dan Blumberg
(Sjamsuhidayat R dan Wim de delans J, 2005)
Pemeriksaan uji psoas dan uji obturator merupakan pemeriksaan yang lebih ditujukan
untuk mengetahui letak apendiks. Untuk mengkaji tanda tahanan (defans muskular) otot
psoas, maka lakukan hiperekstensi pada ekstremitas kanan dan hip (lihat Gambar 7.8). Bila
didapatkan adanya respons dari otot psoas, maka disebut dengan tanda psoas positif yang
memberikan manifestasi adanya peradangan pada apendiks yang menempel pada otot psoas
(apendisitis retrosekum). Sementara itu, uji obturator digunakan untuk melihat apakah
apendiks yang meradang kontak dengan otot obturator internus yang merupakan dinda
panggul kecil dengan mengkaji tanda tahanan (defans muskular) otot obturator, perawat
melakukan fleksi hip dan rotasi eksternal pada ekstremitas kanan (Gambar 7.8). Adany
respons dari ruang obturator menandakan apendisitis pelvis (Craig, 2009).
Gambar 7.8
Kiri : Tanda Psoas. Nveri didapatkan pada saat ekstens pada ekstremitas kanan. Kanan.
Tanda Obturator. Nyeri pada saat fieksi ekstremitas dan rotas internal hip kanan (Willans, S.
M., Harned, R.G., Hultman S. A., 1985)
Tanda lainnya dari ependisitis adalah Tanda Dunphy (nyeri tajam pada kuadran kanan
bawah abdomen yang didapatkan setelah batuk yang tiba tiba). Tanda ini dapat membantu
menjadi tanda klinik penting yang berhubungan dengan peritonitis yang terlokalisasi.
Umumnya nyeri kanan bawah merupakan respons dari perkusi pada bagian kuadran lainnya
dan dijadikan sugesti terjadinya peradangan peritoneal (Katz, 2009)
Gambar 7.9
Pemeriksaan colak dubur pada orang dewasa (1) rongsa peritoneum; (2) peritoneum pariatale;
(3) sekum; (4) apendiks (apendisitis akut) (Sjamsuhidayat R dan Wim de J. 2005)
Studi dari McKay (2007) dengan menggunakan skor MANTRELS pada pasien
apendists menyebutkan skors ≤ 3 memiliki insidensi 3,6% apendisitis, skor 4-6 insidensi 32%
apendistis, skor 7-10 insidensi 78 % apendisitis.
Gambar 7.10
USG apendiks. Kiri : sonogram secara sagital menggambarkan inflamasi apendiks. Kanan :
kompresi transabdominal secara transversal didapatkan akumulasi cairan dari apendisitis
(Abou-Nukta F, Bathos C, Arroyo K, et al, 2006).
4. Pemeriksaan CT Scan
Pemeriksaan CT Scan pada abdomen untuk mendeteksi apendisitis dan adanya
kemungkinan perforasi (Rao, 1999).
Gambar 7.11
CT scan mengambarkan penipisan dinding aperdilks (Rao PM, Rhea JT, Rattner DW, et al
1999)
Gambar 7.12
Diagnosis Keperáwatan
Rencana Keperawatan
Atur posisi semifowler. Posisi ini mengurangi tegangan pada insisi dan organ
abdomen yang membantu mengurangi nyeri.
Meningkatkan normalisasi fungsi organ (merangsang
Dorong ambulasi dini. peristaltik dan flatus) dan menurunkan
kotidaknyamanan abdomen.
Beri oksigen nasal. Pada fase nyeri hebat skala nyeri 3 (0-4), pemberian
oksigen nasal 3 liter/menit dapat meningkatkan intake
oksigen sehingga akan menurunkan nyeri sekunder dari
Resiko tinggi infeksi b.d. adanya port den entrée dari luka pembedahan
Tujuan : dalam waktu 12 x 24 jam tidak terjadi infeksi, terjadi pembaikan pada
jaringan lunak
Kriteria Hasil :
- Jahitan dilepas pada hari ke-12 tanpa adanya tanda-tanda infeksi dan
peradanga pada area luka pembedahan, leukositdalam batas normal, TTV
dalam batas normal.
Intervensi Rasional
Kaji jenis pembedahan, hari Mengidentifikasi kemajuan atau penyimpangan dari
pembedahan dan apakah ada tujuan yang diharapkan.
order khusus dari tim dokter
bedah dalam melakukakan
perawatan luka.
Buat kondisi balutan dalam Kondisi ersih dan kering akan menghindari kontaminasi
keadaan bersih dan kering. komensal dan akan menyebabkan respons inflamasi
local dan akan memperlama penyembuhan luka.
Lakukan perawatan luka:
Lakukan perawatan luka Perawatan luka sebaiknya tidak setiap hari urtuk
steril pada hari kedua menurunkan kontak tindakan dengan luka yang dalam
pascabedah dan diulang kondisi steril sehingga mencegah kontaminasi kuman ke
setiap 2 hari. luka bedah.
Bersihkan luka dan drainase Pembersihan debris (sisa fagositosis, jaringan mati) dan
dengan cairan antiseptik kuman sekitar luka dengan mengoptimalkan kelebihan
jenis iodine providum dari iodine providum sebagai antiseptik dan dengan arah
dengan cara swabbing dari dari dalam ke luar dapat mencegah kontaminasi kuman
ke jaringan luka.
arah dalam ke luar.
Antiseptik iodine providum mempunyai kelemahan
Bersihkan bekas sisa iodine dalam menurunkan proses epitalisasi jaringan sehingga
providum dengarn alkohol memperlambat pertumbuhan luka, maka harus
70 % atau normal salin dibersihkan dengan alkohol atau normal salin.
dengan cara swabbing dari
arah dalam ke luar.
Tutup luka dengan kasa Penutupan secara menyeluruh dapat menghindari
steri dan tutup dengan kontami dari benda atau udara yang bersentuhan dengan
plester adhesif yang luka bedah.
menyeluruh menutupi kasa.
Gambar 7.13
Penutupan luka pascabedah apendektomi secara menyeluruh untuk menurunkan resiko
infeksi.
Kolaborasi penggunaan Antibiotik injeksi diberikan selama satu hari pascabedah
antibiotic. yang kemudian dilanjutkan antibiotic oral sampai
jahitan dilepas. Peran perawat mengkaji adanya reaksi
dan riwayat alergi antibiotic serta antibiotic sesuai
instrruksi dokter.
Evaluasi
Hasil yang diharapkan setelah mendapat intervensi keperawatan pada pasien gastratis akut
adalah sebagai berikut.