Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Disusun Oleh:
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah melimpahkan berkat karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “Makalah Manajemen Resiko Analisa PDCA”.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas dalam pembelajaran mata kuliah
Manajemen. Dalam menyelesaikan makalah ini penulis banyak mendapatkan
dukungan, bimbingan dan bantuan baik di lapangan maupun secara teori, maka
dari itu penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang membantu untuk
penunjang literatur.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan dan kejanggalan, baik dari segi materi, tata bahasa maupun
penyusunan, hal ini disebabkan karena keterbatasan pengetahuan, waktu yang
tersedia maupun keterbatasan sumber-sumber yang ada, maka penulis dengan
rendah hati mengharapkan saran dan kritikan yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini di masa mendatang.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masyarakat saat ini sangat kritis terhadap pelayanan kesehatan, karena
pengetahuan masyarakat tentang dunia kesehatan semakin meningkat. Hal ini
disebabkan karena arus informasi media cetak, elektronik dan internet
menimbulkan tingginya harapan pasien akan kepuasan pelayanan rumah
sakit. Selain dari itu dengan banyaknya pertumbuhan rumah sakit, pasien
memiliki banyak pilihan dalam menentukan rumah sakit.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tercapainya kepuasan, harapan dan kebutuhan pasien terhadap pelayanan
rumah sakit
2. Tujuan Khusus
a. Terselenggaranya upaya peningkatan mutu yang menunjang
keselamatan pasien
b. Terselenggaranya pelayanan sesuai dengan standar profesi
c. Tercapaianya profesionalisme dalam mutu pelayanan
d. Tercapainya indikator mutu
e. Terselenggararanya survey yang berkaitan dengan mutu
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. KONSEP TEORI
Pengendalian kualitas pelayanan pada dasarnya adalah pengendalian kualitas
kerja dan proses kegiatan untuk menciptakan kepuasan pelanggan yang
dilakukan oleh setiap orang dari setiap bagian di Rumah Sakit.
A P PENINGKATAN
C Pemecahan
D Masalah
dan Peningkatan
A P STANDAR
C D Pemecahan Masalah
dan Peningkatan
STANDAR
Gambar 2. 1
Siklus dan Proses Peningkatan PDCA
Dalam gambar 2.1 tersebut, pengidentifikasian masalah yang akan
dipecahkan dan pencarian sebab-sebabnya serta penetuan tindakan
koreksinya, harus selalu didasarkan pada fakta. Hal ini dimaksudkan untuk
menghindarkan adanya unsur subyektivitas dan pengambilan keputusan yang
terlalu cepat serta keputusan yang bersifat emosional. Selain itu, untuk
memudahkan identifikasi masalah yang akan dipecahkan dan sebagai patokan
perbaikan selanjutnya perusahaan harus menetapkan standar pelayanan.
Follow-up
Corrective
Improvement
Action
Gambar 2.2
Relationship Between Control and Improvement Under P-D-C-A Cycle
Pengendalian kualitas berdasarkan siklus P-D-C-A hanya dapat berfungsi jika
sistem informasi berjalan dengan baik dan siklus tersebut dapat dijabarkan
dalam enam langkah seperti diperlihatkan dalam Gambar 3.
Plan
(3)
Menyelenggarakan
Pendidikan dan
(5) latihan
Memeriksa akibat
Check pelaksanaan
(4)
Melaksanakan
pekerjaan
Do
BAB 2
TINJAUAN KASUS
c. Efektivitas (Effectiveness)
d. Efisiensi (Efficiency)
e. Kontinuitas (Continuity)
f. Keamanan (Safety)
h. Kenyamanan (Amenities
a. Bagi pemakai jasa pelayanan, mutu terkait dengan dimensi ketanggapan petugas
memenuhi kebutuhan klien, kelancaran komunikasi, keprihatinan dan
keramahtamahan petugas terhadap klien
b. Bagi penyelengara pelayanan, mutu terkait dengan dimensi kesesuaian pelayanan
dengan perkembangan ilmu dan teknologi, serta otonomi profesi sesuai dengan
kebutuhan klien
c. Bagi penyandang dana, nutu terkait dengan dimensi efisiensi pemakaian dana,
kewajaran pembiayaan dan kemampuan menekan beban biaya.
Untuk mengatasi adanya perbedaan dimensi ini disepakati bahwa penilaian
mutu berpedoman pada hakekat dasar untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan
kesehatan (health needs and demannds) klien pengguna pelayanan yang apabila
berhasil akan menghasilkan kepuasan (client satisfaction) terhadap pelayanan
kebidanan yang diselenggarakan. Maka mutu pelayanan kebidanan menunjuk
pada tingkat kesempurnaan pelayanan dalam menimbulkan rasa puas pada klien.
Makin sempurna kepuasan, maka semakin sempurna pelayanan yang dilakukan.
Pelayanan kebidanan yang menimbulkan kepuasan harus memenuhi kode etik dan
standar pelayanan kebidanan.
Menurut Amiruddun (2007) dalam pelakukan penilaian mutu ada tiga pendekatan
penilaian mutu, yaitu :
1. Struktur
4) Kewajaran
3) Mutu proses itu sendiri sesuai dengan standar pelayanan yang semestinya
3. Outcomes
b. Dapat berarti adanya perubahan derajat kesehatan dan kepuasan baik positif
maupun negatif.
c. Outcome jangka pendek adalah hasil dari segala suatu tindakan tertentu atau
prosedur tertentu.
d. Outcome jangka panjang adalah status kesehatan dan kemampuan fungsional
klien
Konsep siklus PDCA pertama kali diperkenalkan oleh Walter Shewhart pada
tahun 1930 yang disebut dengan “Shewhart cycle“.PDCA, singkatan bahasa
Inggris dari ‘Plan, Do, Check, Act‘ (‘Rencanakan, Kerjakan, Cek, Tindak lanjuti’),
adalah suatu proses pemecahan masalah empat langkah interatif yang umum
digunakan dalam pengendalian kualitas. Selanjutnya konsep ini dikembangkan
oleh Dr. Walter Edwards Deming yang kemudian dikenal dengan ” The Deming
Wheel”(Tjitro, 2009)
1. Identifikasi masalah
DO
CHEK
1. Perencanaan ( Plan )
Tahapan kedua yang dilakukan ialah melaksanakan rencana yang telah disusun.
Jika pelaksanaan rencana tersebut membutuhkan keterlibatan staf lain di luar
anggota tim, perlu terlebih dahulu diselenggarakan orientasi, sehingga staf
pelaksana tersebut dapat memahami dengan lengkap rencana yang akan
dilaksanakan.
Pada tahap ini diperlukan suatu kerjasama dari para anggota dan pimpinan
manajerial. Untuk dapat mencapai kerjasama yang baik, diperlukan keterampilan
pokok manajerial, yaitu :
3. Pemeriksaan ( Check )
Tahapan ketiga yang dilakukan ialah secara berkala memeriksa kemajuan dan
hasil yang dicapai dan pelaksanaan rencana yang telah ditetapkan. Tujuan dari
pemeriksaan untuk mengetahui :
Untuk dapat memeriksa pelaksanaan cara penyelesaian masalah, ada dua alat
bantu yang sering dipergunakan yakni
4. Perbaikan (Action)
TINJAUAN KASUS
MATRIX
KONTROL RESIKO
CONTROL
ACUAN SUMBER
EFEK DARI
AREA IDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA UU/PP PIC
BAHAYA PENGENDALIAN PENGENDALIAN
BAHAYA BAHAYA
K P SR YANG DILAKUKAN RESIKO YANG
SAAT INI DIBUTUHKAN
Rawat Inap 1. Pemeriksaan Biological Infeksi Penularan 2 5 10 Cuci Tangan 6 langkah Monitoring Pemakaian Ka.
Pasien Nosokomial Langsung Kontak S dan 5 moment APD Poliklinik Ruangan
Pasien
SPO untuk cuci tangan SPO Audit Pemakaian
dan SPO 5 moment APD Poliklinik
2. Melakukan Biological Infeksi Terpapar Cairan 5 5 25 Pemakaian APD Kamar Monitoring pemakaian
terapi dengan Nosokomial tubuh pasien B Tindakan APD Ruang Tindakan
suntikan Tertusuk/ Teriris Penyediaan APD di SPO Audit Pemakaian
Instrumen Tajam ruang tindakan APD
SPO tertusuk jarum Monitoring Penyediaan
APD di ruang tindakan
Monitoring dan
penanganan pegawai
tertusuk jarum secara
tuntas
3. Memandikan Biological Infeksi Penularan Kontak 3 5 15 Pemakaian APD Rawat Monitoring pemakaian
pasien Nosokomial Langsung B Inap APD rawat inap
Terpapar cairan Penyediaan APD di SPO Audit Pemakaian
tubuh rawat inap APD
Penyediaan APD di rawat
inap
4. Membersihkan Biological Infeksi Terpapar cairan 3 5 15 Pemakaian APD Rawat SPO Pembersihan linen
linen dan Nosokomial tubuh B Inap dan tempat tidur
tempat tidur Monitoring pemakaian
pasien APD Rawat Inap
5. Melakukan Biological Infeksi Penularan melalui 3 5 15 Pemakaian APD Rawat SPO Cleaning Lingkungan
Cleaning Nosokomial udara B Inap Pasien
Lingkungan Penularan dengan Monitoring pemakaian
Pasien kontak langsung APD Rawat Inap
lingkungan Pemeriksaan Kuman dan
pasien yang jenis kuman di ruang
tercemar rawat inap
1.2 Siklus PDCA
Perencanaan ( Plan )
c. Resiko infeksi tidak dapat dihilangkan secara total tetapi dapat dikurangi
sekecil mungkin dengan menerapkan pencegahan infeksi yang
benar untuk menurunkan resiko penularan penyakit antar klien atau tenaga
kesehatan sendiri.
3. Rumusan tujuan umum dan tujuan khusus, lengkap dengan target yang
ingin dicapai (goal, objective, and target)
Tujuan umum :
Tujuan Khusus :
6. Waktu Pelaksana
Terlampir
7. Pelaksana
Petugas Kesehatan (perawat dan bidan)
Biayanya + Rp. 10.000.000,00 untuk sarana serta alat dan bahan yang diperlukan
pada tempat pelayanan kesehatan seperti :
c. Pada pemrosesan alat bekas pakai menggunakan alat yaitu oven, otoklaf,
dan sebagainya.
Pelaksanaan ( Do )
Pada tahap ini melakukan rencana yang telah disusun berdasarkan penyelesaian
masalah pencegahan infeksi :
Pada tahap ini secara berkala memeriksa kemajuan dan hasil yang dicapai dan
pelaksanaan rencana yang telah ditetapkan. Pemeriksaan dilakukan 1 bulan
setelah perencanaan, pada tanggal 10 Januari 2013 – 10 Februari 2013. Dari hasil
pemeriksaan yang telah dilakukan, semua berjalan dengan perencanaan yang telah
ditetapkan.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
PDCA merupakan rangkaian kegiatan yang terdiri dari perencanaan kerja,
pelaksanaan kerja,pengawan kerja dan perbaikan kerja yang dilakukan terus
menerus dan berkesinambungan mutu pelayanan. Siklus PDCA digunakan
dalam pelayanan kesehatan untuk penyelesaian masalah dalam rangka
peningkatan mutu pelayanan kesehatan.PDCA terdiri dari:
1. Planing
2. Do (pelaksanaan)
3. Check (penilaian)
4. Action (perbaikan)
3.2 Saran