Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
PENDAHULUAN
Diare merupakan salah satu penyebab utama mortalitas dan morbiditas anak di dunia
yang menyebakan 1,6 -2,5 juta kematian pada anak tiap tahunnya, serta merupakan 1/5 dari
seluruh penyebab kematian. Survei esehatan !umah "angga di #ndonesia menunjukkan
penurunan angka kematian bayi akibat diare dari 15,5$ %1&'6( menjadi 1),&5$ %1&&5(.
*enurunan angka kematian akibat diare juga didapatkan pada kelompok balita berdasarkan
survey serupa, yaitu +$ %1&2(, menjadi 16$ %1&'6( dan ,5$ %21(. 5 "etapi, penurunan
angka mortalitas akibat diare tidak sebanding dengan penurunan angka morbiditasnya.
Diare
Diare akut
akut masih
masih merupa
merupakan
kan penyeb
penyebab
ab utama
utama morbid
morbiditas
itas dan mortali
mortalitas
tas anak
anak di
negara berkembang. "erdapat banyak penyebab diare akut pada anak. *ada sebagian besar
kasus penyebabnya adalah ineksi akut intestinum yang disebabkan oleh virus, bakteri, atau
parasit, akan tetapi berbagai penyakit lain juga dapat menyebabkan diare akut, termasuk
sindroma malabsorpsi. Diare menyebabkan hilangnya sejumlah besar air dan elektrolit dan
sering disertai dengan asidosis metaboli karena kehilangan basa.
Diare
Diare juga
juga erat hubung
hubungann
annya
ya dengan
dengan kejadi
kejadian
an kurang
kurang gi0i.
gi0i. Setiap
Setiap episod
episodee diare
diare dapat
dapat
menyebabkan kekurangan gi0i oleh karena adanya anoreksia dan berkurangnya kemampuan
menyerap
menyerap sari makana
makanan,
n, sehing
sehingga
ga apabil
apabilaa episod
episodeny
enyaa berkep
berkepanja
anjanga
ngan
n akan
akan berdam
berdampak
pak
terhadap pertumbuhan dan kesehatan anak.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. Diare Akut
I.1 Definisi
Diare akut adalah buang air besar lembek atau air bahkan dapat berupa air saja,
dengan rekuensi lebih dari tiga kali atau lebih sering dari biasanya dalam 2+ jam dan
berlangsung kurang dari 1+ hari.1
I.2 Epidemi!"i
3ara penularan diare pada umumnya melalui ara ekal-oral yaitu melalui makanan
atau minuma
minuman
n yang
yang terema
teremarr oleh
oleh entero
enteropat
patoge
ogen,
n, atau
atau kontak
kontak langsu
langsung
ng tangan
tangan dengan
dengan
penderita atau barang-barang yang telah
tela h teremar tinja penderita atau tidak langsung melalui
lalat.Singkatnya, dapat dikatakan melalui 4+4 yakni finger
yakni finger %jari(, flies
%jari(, flies %lalat(, fluid
%lalat(, fluid %airan(,
dan field
dan field %lingkungan(.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
I. Diare Akut
I.1 Definisi
Diare akut adalah buang air besar lembek atau air bahkan dapat berupa air saja,
dengan rekuensi lebih dari tiga kali atau lebih sering dari biasanya dalam 2+ jam dan
berlangsung kurang dari 1+ hari.1
I.2 Epidemi!"i
3ara penularan diare pada umumnya melalui ara ekal-oral yaitu melalui makanan
atau minuma
minuman
n yang
yang terema
teremarr oleh
oleh entero
enteropat
patoge
ogen,
n, atau
atau kontak
kontak langsu
langsung
ng tangan
tangan dengan
dengan
penderita atau barang-barang yang telah
tela h teremar tinja penderita atau tidak langsung melalui
lalat.Singkatnya, dapat dikatakan melalui 4+4 yakni finger
yakni finger %jari(, flies
%jari(, flies %lalat(, fluid
%lalat(, fluid %airan(,
dan field
dan field %lingkungan(.
2
11( 7enderita ampak dalam + minggu terakhir
12( aktor
aktor geneti
B. %akt
%aktr
r !ain
!ainn'
n'aa(
a( akt
aktoor umur
Sebagian besar episode diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan. #nsidensi
tertinggi terjadi pada kelompok umur 6-11 bulan pada saat diberikan makanan
pendamping S#. *ola ini menggambarkan kombinasi eek penurunan kadar
antibody ibu, kurangnya kekebalan akti bayi, pengenalan makanan yang mungkin
terkont
terkontami
aminas
nasii bakteri
bakteri tinja
tinja dan kontak
kontak langsu
langsung
ng dengan
dengan tinja
tinja manusi
manusiaa atau
atau
binatang pada saat bayi mulai merangkak.
b( #neksi asimtomatik
Sebagian besar ineksi usus bersiat asimtomatik dan proporsi asimtomatik ini
meningkat setelah umur 2 tahun dikarenakan pembentukan imunitas akti. *ada
ineksi
ineksi asimtomatik
asimtomatik yang mungkin
mungkin berlangsung
berlangsung beberapa
beberapa hari atau minggu,
minggu, tinja
penderita mengandung virus, bakteri, atau kista proto0oa yang
yang ineksius.
( akt
akto
or mu
musim
sim
Daerah tropik %termasuk #ndonesia(, diare yang disebabkan oleh rotavirus dapat
terjad
terjadii sepan
sepanja
jang
ng tahu
tahun
n deng
dengan
an peni
pening
ngka
katan
tan sepan
sepanjan
jang
g musim
musim kema
kemarau
rau,,
sedangkan diare karena bakteri enderung meningkat pada musim hujan.
d( 9pid
9pidem
emi
i dan
dan pan
pande
demi
mi
I.) Eti!"i
*enyebab diare akut pada anak seara garis besar dapat disebabkan oleh
gastroenteritis, keraunan makanan karena antibiotika dan ineksi sistemik. 9tiologi diare
pada 25 tahun yang lalu sebagian besar belum diketahui,
diketahui, akan tetapi kini, telah lebih dari
'$ penyebabnya diketahui. *ada saat ini telah dapat diidentiikasi tidak kurang dari 25 jenis
mikroorganisme yang dapat menyebabkan diare pada anak dan bayi 5.
*enyebab utama oleh virus yang terutama ialah !otavirus %+ : 6$( sedangkan virus
lainya ialah virus ;oralk, strovirus,
strovirus, 3aivirus, 3oronavirus, 7inirotavirus. akteri yang
dapat menyebabkan diare adalah eromonas hydrophilia, aillus ereus, 3ompylobater
jejuni, 3lostridium deiile,3lostridium perringens, 9 oli, *leisiomonas, Shigelloides,
Shigelloides,
Salmonella spp, staphyloous aureus, vibrio holerae dan <ersinia
<ersinia enteroolitia, Sedangkan
penyebab diare oleh parasit adalah alantidium oli, 3apillaria phiplippinensis,
3ryptosporodium, 9ntamoba hystolitia, 8iardia lambdia, #sospora billi, asiolopsis buski,
Saroystis suihominis, Strongiloides sterorlis, dan trihuris trihiura. +, 5
3
Di negara berkembang
berkembang kuman patogen
patogen penyebab
penyebab penting diare akut pada anak-anak
anak-anak
yaitu !otavirus, Escherichia
!otavirus, Escherichia coli,
coli, Shigella,
Shigella, Campylobacter jejuni,
jejuni, dan Cryptosporidium.
Cryptosporidium.
A) Rotavirus.
!otavi
!otavirus
rus pertam
pertamaa kali
kali ditemu
ditemukan
kan oleh
oleh ishop
ishop %1&)(
%1&)( di ustra
ustralia
lia pada
pada biopsi
biopsi
duodenum
duodenum penderita
penderita diare dengan
dengan menggunaka
menggunakan
n mikroskop
mikroskop elektron.
elektron. "ernyata
ernyata kemudian
kemudian
!otavi
!otavirus
rus ditemu
ditemukan
kan di seluru
seluruh
h dunia
dunia sebaga
sebagaii penye
penyebab
bab diare
diare akut
akut yang
yang paling
paling sering,
sering,
terutam
terutamaa pada
pada bayi
bayi dan anak usia
usia 6-2+
6-2+ bulan.
bulan. Di #ndone
#ndonesia,
sia, berdasark
berdasarkan
an penelit
penelitian
ian di
beberapa !umah Sakit di =akarta, <ogyakarta,
ogyakarta, dan andung berkisar +-6$ diare akut
disebabkan oleh !otavirus.
kibat ineksi !otavirus ini pada usus terjadi kerusakan sel epitel mukosa usus,
inek
ineksi
si sel-se
sel-sell rada
radang
ng pada
pada lami
lamina
na prop
propia,
ia, pemen
pemende
deka
kan
n jonj
jonjot
ot usus
usus,, pemb
pemben
engk
gkaka
akan
n
mitokondria, dan bentuk mikrovili %brush border( yang tidak teratur. Sebagai akibat dari
semua ini adalah terjadinya gangguan absorpsi airan/elektrolit pada usus halus dan juga akan
terjadi gangguan penernaan %digesti( dari makanan terutama karbohidrat karena deisiensi
en0im disakaridase akibat kerusakan epitel mukosa usus tadi.
9. oli menyebabkan sekitar 25$ diare di negara berkembang dan juga merupakan
penyebab diare kedua setelah !otavirus pada bayi dan anak. *ada saat ini telah dikenal 5
golongan 9.oli yang dapat menyebabkan diare, yaitu 9"93 %9nteropathogeni 9sherihia
oli(,
oli(, 9*93
9*93 %9ntero
%9nteropat
pathog
hogeni
eni 9sher
9sheriia
iia oli(,
oli(, 9#93
9#93 %9ntero
%9nteroinv
invasiv
asivee 9sheri
9sheriia
ia oli(,
oli(,
993 %9nteroadherent 9sherihia oli(, dan 9>93 %9nterohemorrhagi 9sherihia oli(. 2
4
aik 7* maupun 87* akan menyebabkan perangsangan sekresi airan ke lumen usus
sehingga terjadi diare. akteri 9"93 dapat menghasilkan A" saja, S" saja atau kedua-
duanya. 9"93 tidak menyebabkan kerusakan rambut getar %mikrovili( atau menembus
mukosa usus halus %invasi(. Diare biasanya berlangsung terbatas antara )-5 hari, tetapi dapat
juga lebih lama %menetap, persisten(.2
9*93. 9*93 dapat menyebabkan diare berair disertai muntah dan panas pada bayi
dan anak dibaah usia 2 tahun. Di dalam usus, bakteri ini membentuk koloni melekat pada
mukosa usus, akan tetapi tidak mampu menembus dinding usus. 7elekatnya bakteri ini pada
mukosa usus karena adanya plasmid. akteri ini epat berkembang biak dengan membentuk
toksin yang melekat erat pada mukosa usus sehingga timbul diare pada bayi dan sering
menimbulkan prolong diarrhea terutama bagi mereka yang tidak minum S#.
9#93. 9#93 biasanya apatogen, tetapi sering pula menyebabkan letusan keil %A(
diare karena keraunan makanan %ood borne(. Seara biokimiai dan serologis bakteri ini
menyerupai Shigella spp., dapat menembus mukosa usus halus, berkembang biak di dalam
kolonosit %sel epitel kolon( dan menyebabkan disentri basiler. Dalam tinja penderita, sering
ditemukan eritrosit dan leukosit. 2
993. 993 merupakan golongan 9.oli yang mampu melekat dengan kuat pada
mukosa usus halus dan menyebabkan perubahan morologis. Diduga bakteri ini
mengeluarkan sitotoksin, dapat menyebabkan diare berair sampai lebih dari hari %prolonged
diarrhea(.2
9>93. 9>93 merupakan 9.oli serotipe 15 B >, yang dikenal dapat menyebabkan
kolitis hemoragik. "ransmisinya melalui makanan, berupa daging yang dimasak kurang
matang. Diarenya disertai sakit perut hebat %kolik, kram( tanpa atau disertai sedikit panas,
diare air disertai darah. 9>93 menghasilkan sitotoksin yang dapat menyebabkan edem dan
perdarahan usus besar.2
C) Shigella spp.
#neksi Shigella pada manusia dapat menyebabkan keadaan mulai dari asimptomatik
sampai dengan disentri hebat disertai dengan demam, kejang-kejang, toksis, tenesmus ani,
5
dan tinja yang berlendir dan darah. 8olongan Shigella yang sering menyerang manusia di
daerah tropis adalah Shigella dysentri, Shigella le?nori, sedangkan Shigella sonnei lebih
sering terjadi di daerah sub tropis.2
*atogenesis terjadinya diare oleh Shigella spp. #ni adalah karena kemampuannya
mengadakan invasi ke epitel sel mukosa usus. Disini dia berkembang biak dan mengeluarkan
leksotoksin yang bersiat merusak sel %sitotoksin(. Daerah yang sering diserang adalah bagian
terminal dari ileum dan kolon. kibat invasi dari bakteri ini terjadi iniltrasi sel-sel *7; dan
kerusakan sel epitel mukosa sehingga timbul ulkus keil-keil di daerah invasi yang
menyebabkan sel-sel darah merah, plasma protein, sel darah putih, masuk ke dalam lumen
usus dan akhirnya keluar bersama tinja. 2
"empat ineksi yang paling sering dari 3. jejuni ini adalah jejenum, ileum, dan olon.
"erdapat kelainan pada mukosa usus, peradangan, edema, pembesaran kelenjar lime
mesenterium dan adanya airan bebas di avum peritonei. =onjot usus halus ditemukan
memendek dan melebar tetapi tidak konsisten. #leum mengalami nekrosis hemoragik karena
invasi bakteri ke dinding usus sehingga pada tinja dapat ditemukan adanya darah dan sel-sel
radang.2
E) Cryptosporodium.
3ryptosporodium pada saat ini sedang populer dan dianggap sebagai penyebab diare
terbanyak yang disebabkan oleh parasit. Dahulu dikenal hanya patogen pada binatang saja.
3ryptosporodium merupakan golongan oidium, sering menyebabkan diare pada manusia
yang menderita imunodeisiensi, misalnya pada penderita #DS. Di negara berkembang
3ryptosporodium merupakan +-11$ penyebab diare pada anak. *enularan melalui oro-ekal
dan biasanya diare bersiat akut. 7ulainya karena terjadi kerusakan mukosa usus oleh
perlekatan parasit pada mikrovilus enterosit, sehingga terjadi gangguan absorpsi makanan.
6
Sebuah studi tentang maslah diare akut yang terjadi karena ineksi pada anak di
baah ) tahun di 3ina, #ndia, 7eksiko, 7yanmar, urma dan *akistan, hanya tiga agen
inekti yang seara konsisten atau seara pokok ditemukan meningkat pada anak penderita
diare. gen ini adalah !otavirus,Shigella spp dan 9. 3oli enterotoksigenik !otavirus jelas
merupakan penyebab diare akut yang paling sering diidentiikasi pada anak dalam komunitas
tropis dan iklim sedang. 6 Diare dapat disebabkan oleh alergi atau intoleransi makanan tertentu
seperti susu, produk susu, makanan asing terdapat individu tertentu yang pedas atau tidak
sesuai kondisi usus dapat pula disebabkan oleh keraunan makanan dan bahan-bahan kimia.
eberapa maam obat, terutama antibiotika dapat juga menjadi penyebab diare. ntibiotika
akan menekan lora normal usus sehingga organisme yang tidak biasa atau yang kebal
antibiotika akan berkembang bebas.5,6 Di samping itu siat armakokinetik dari obat itu
sendiri juga memegang peranan penting. Diare juga berhubungan dengan penyakit lain
misalnya malaria, shistosomiasis, ampak atau pada ineksi sistemik lainnya misalnya,
pneumonia, radang tenggorokan, dan otitis media. 5,6
"abel 1. 9tiologi Diare kut
#neksi
1. 9nteral
• akteriB Shigella sp, E. Coli patogen, Salmonella sp, Vibrio cholera, Yersinia entreo
colytica, Campylobacter jejuni, V. Parahaemoliticus, VNA, Staphylococcus aureus,
Streptococcus, !lebsiella, Pseudomonas, Aeromonas, Proteis, dll
• CirusB !otavirus, denovirus, Nor"al# $irus, Nor"al# li#e $irus, cytomegalo$irus
% 37C &, echo$irus , virus >#C
• *arasit : *roto0oaB 9ntamoeba histolytia, 8iardia lamblia, 3ryptosporadium
parvum, alantidium oli.
• ormB . Aumbrioides, aing tambang, "rihuris trihura, S. Sterooralis,
estodiasis dll
• ungusB ardia/moniliasis
2. *arenteralB Etitits media akut %E7(, pneumonia, "ravelerFs diarttheaB 9.3oli, 8iardia
lamblia, Shigella, 9ntamoeba histolytia, dll
• #ntoksikasi makananB 7akanan beraun atau mengandung logam berat, makanan
mengandung bakteri/toksinB Clostridium perfringens, '. Cereus, S. aureus,
Streptococcus anhaemohyti$us, dll
• lergiB susu sapi, makanan tertentu
• 7alabsorpsi/maldiestiB karbohidratB monosakarida %glukosa, galaktosa, ruktosa(,
disakarida%laktosa, maltosa, sakarosa(, lemakB rantai panjang trigliserida, proteinB
asam amino tertentu, eliasprue gluten malabsorption, protein intolerane, os
7
milk, vitamin Gmineral
#munodeisiensi
"erapi obat, antibiotik, kemoterapi, antasid, dll
"indakan tertentu seperti gastrektomi, gastroenterostomi, dosis tinggi terapi radiasi
Aain-lainB Sindrom Hollinger-9llison, neuropati autonomik %neuropatik diabetik(
1.*.1 Pat"enesis
Seara umum, diare disebabkan 2 hal yaitu gangguan pada proses absorbsi atau sekresi.
"erdapat beberapa pembagian diareB
2. *embagian diare menurut mekanismenya yaitu gangguan absorbsi dan gangguan sekresi
b. Diare kronik yang berlangsung lebih dari 1+ hari dengan etiologi non-ineksi
. Diare persisten yang berlangsung lebih dari 1+ hari dengan etiologi ineksi
*atogenesisB
8
1.*.2 Patfisi!"i
Seara umum, diare disebabkan karena 2 hal, yaitu gangguan pada proses absorbsi
atau pada proses sekresi. Diare akibat gangguan absorpsi yaitu volume airan yang berada di
kolon lebih besar daripada kapasitas absorbsi. "erdapat gangguan pada usus halus atau kolon
yang mengakibatkan terjadinya penurunan pada proses absorpsi atau peningkatan proses
sekresi. Diare juga dapat terjadi akibat gangguan motilitas, inlamasi dan imunologi. 2
9
Diare akibat gangguan absorpsi atau diare osmotik dapat disebabkan karena B a(
onsumsi magnesium hidroksida, sehingga menurunkan ungsi absorpsi ususI b( Deisiensi
sukrase-isomaltaseI ( danya bahan yang tidak diserap, menyebabkan bahan intraluminal
pada usus halus bagian proksimal akan bersiat hipertonis dan menyebabkan
hiperosmolaritas. kibat adanya perbedaan tekanan osmotik antara lumen usus dan darah,
maka pada segmen jejunum yang bersiat permeabel, air akan mengalir ke arah lumen
hehunum, dan air akan terkumpul di dalam lumen usus. ;a akan mengikuti masuk ke dalam
lumen, dengan demikian akan terkumpul airan intraluminal yang besar dengan kadar ;a
yang normal.2
Diare akibat malabsorpsi umum biasanya disebabkan akibat kerusakan sel %yang
seara normal akan menyerap ;a dan air( daoat disebabkan oleh ineksi virus atau kuman,
seperti Salmonella, Shigella atau Campylobacter. Dapat juga disebabkan akibat inlamatory
boel disease idiopatik, toksin, atau obat-obatan tertentu. 8ambaran karakteristik penyakit
yang menyebabkan malabsorpsi usus halus adalah atroi villi.. 2
Diare akibat gangguan sekresi atau diare sekretorik dapat terjadi karena hiperplasia
kripta, luminal seretagogues, dan blood-borne seretagogeus. >iperplasia kripta umumnya
akan menyebabkan atroi villi. *ada luminal seretagogues, sekresi lumen dipengaruhi oleh
enterotoksin bakteri dan bahan kimia yang dapat menstimulasi seperti laksansia, garam
empedu bentuk dihidro?yl, serta asam lemak rantai panjang. *ada blood-borne seretagogeus,
diare umumnya disebabkan karena enterotoksin 9. 3oli atau 3holera. 2
Diare akibat gangguan peristaltik disebabkan karena adanya perubahan motilitas usus
yang akan berpengaruh terhadap absorpsi. aik peningkatan ataupun penurunan motilitas,
keduanya dapat menyebabkan diare. *enurunan motilitas dapat mengakibatkan bakteri
tumbuh berlebihan yang pada akhirnya dapat menuebabkan diare. Diare akibat
hiperperistaltik pada anak jarang terjadi. atery diare dapat disebabkan karena hipermotilitas
pada kasus kolon iritable pada bayi.2
Diare akibat inlamasi dapat terjadi akibat hilangnya sel-sel epitel dan kerusakan tight
juntion, sehingga menyebabkan air, elektrolit, mukus dan protein menumpuk di dalam
lumen. iasanya diare akibat inlamasi berkaitan dengan tipe diare lain seperti diare osmotik
dan diare sekretorik. akteri enteral patogen akan mempengaruhi struktur dan ungsi tight
juntion, menginduksi sekresi airan dan elektrolit, dan akan mengaktikan kaskade
10
inlamasi. 9ek ineksi bakterial pada tight juntion akan mempengaruhi susunan anatomis
dan ungsi absorpsi dan perubahan susunan protein. *enelitian oleh erkes = dkk. 2)
menunjukkan baha peranan bakteri enteral patogen pada diare terlerak pada perubahan
barrier tight juntion oleh toksin atau produk kuman yaitu perubahan pada ellular
ytoskeleton dan spesiik tight juntion. *engaruh dari salah satu atau kedua hal tersebut akan
menyebabkan terjadinya hipersekresi klorida yang akan diikuti oleh natrium dan air. 2
Diare yang terkait imunologi dihubungkan dengan reaksi hipersensitivitas tipe #, ###
dan #C. !eaksi tipe # yaitu terjadi reaksi antara sel mast dengan #g9 dan alergen makanan.
!eaksi tipe ### misalnya pada penyakit gastroenteropati, sedangkan reaksi tipe #C terdapat
pada Coeliac diseasedan protein loss enteropaties. 7ediator-mediator kimia hasil dari respon
imun akan menyebabkan luas permukaan mukosa berkurang akibat kerusakan jaringan,
merangsang sekresi klorida diikuti oleh natrium dan air.2
#neksi usus menimbulkan tanda dan gejala gastrointestinal serta gejala lainnya bila
terjadi komplikasi ekstra intestinal termasuk maniestasi neurologi.
Diare, kram perut, dan muntah. Sedangkan maniestasi sistemik bervariasi tergantung pada
penyebabnya.
paresthesia %akibat makan ikan, kerang, monosodium glutamat(, hipotoni dan kelemahan otot
%C. botulinum&.
11
e/a!a k0as diare akut !e0 era"ai pen'ea.
7asa tunas 1-2 jam 2+-+' jam 6-2 jam 6-2 jam 6-2 jam +-2 jam
*anas J JJ JJ - JJ -
;yeri kepala - J J - - -
Aamanya 5- hari K hari )- hari 2-) hari variasi ) hari
sakit
Sifat tin/a
Darah - L adang - J -
Diare menyebabkan hilangnya sejumlah besar air dan elektrolit dan sering disertai
dengan asidosis metabolik karena kehilangan basa. Dehidrasi dapat diklasiikasikan
berdasarkan deisit air dan atau keseimbangan elektrolit. Dehidrasi ringan bila penurunan
berat badan kurang dari 5$,dehidrasi sedang bila penurunan berat badan antara 5$-1$ dan
dhidrasi berat bila penurunan lebih dari 1$. +
12
Derajat Dehidrasi
eadaan 9stimasi
8ejala G 7ulut/
7ata !asa >aus ulit $ de.
"anda Aidah
Mmum airan
Dehidrasi
"ampak "urgor 5:1
!ingan 8elisah !eel 3ekung ering 5 : 1
ehausan lambat $
-Sedang
I.3 Dia"nsis
1.3.1 Anamnesis
3ara mendiagnosis pasien diare adalah dengan menentukan tiga hal berikut B 1(
*ersistensinyaI 2( 9tiologiI )( Derajat dehidrasi. >al-hal ini dapat diketahui melalui
anamnesa yang terperini.1
Mntuk menentukan persistensinya, perlu ditanyakan kepada orang tua pasien, sudah
berapa lama pasien menderita diare. pakah sudah lebih dari 1+ hari atau belum, sehingga
nantinya dapat ditentukan apakah diare pada pasien termasuk diare akut atau diare persisten.
>al ini berkaitan dengan tatalaksana diare yang berkaitan dengan penyulit ataupun
komplikasi dari diare tersebut.1
Mntuk menentukan etiologi, diagnosis klinis diare akut berdarah hanya berdasarkan
adanya darah yang dapat dilihat seara kasat mata pada tinja. >al ini dapat ditanyakan pada
13
orang tua pasien maupun dilihat sendiri oleh dokter. *ada beberapa episode Shigellosis, diare
pada aalnya lebih air dan menjadi berdarah setelah 1-2 hari. Diare air ini dapat sangat
berat dan menimbulkan dehidrasi. Seringkali disertai demam, nyeri perut, nyeri pada rektum,
dan tenesmus.1
Mntuk menentukan derajat dehidrasi dapat dilakukan dengan anamnesis yang teliti,
terutama pada asupan peroral, rekuensi miksi/urin, rekuensi serta volume tinja dan muntah
yang keluar. "anyakan juga apakah pasien sudah pernah periksa dan apakah pasien
mengkonsumsi obat tertentu sebelumnya. 1
*ada pemeriksaan isik perlu diperiksa hal-hal sebagai berikut B berat badan, suhu
tubuh, rekuensi denyut jantung dan pernapasan serta tekanan darah. Selanjutnya perlu diari
tanda-tanda untama dehidrasi seperti kesadaran, rasa haus dan turgor kulit abdomen, serta
tanda-tanda tambahan lainnya seperti ubun-ubun besar ekung atau tidak, mata oong atau
tidak, ada atau tidaknya air mata, keadaan bibir, mukosa dan lidah. 2,),+ arena seringnya
deekasi, anus dan sekitarnya leet karena tinja makin lama makin asam akibat banyaknya
asam laktat yang terjadi dari pemeahan laktosa yang tidak dapat diabsorpsi oleh usus. )
*ernapasan yang epat dan dalam merupakan indikasi adanya asidosis metabolik.
ising usus yang lemah atau tidak ada dapat ditemukan pada keadaan hipokalemi. Dilakukan
juga pemeriksaan pada ekstremitas berupa apillary reill untuk menentukan derajat dehidrasi
yang terjadi.
14
teraba
*ernapasan ;ormal ;ormal-epat Dalam
7ata ;ormal Sedikit oong Sangat oong
ir mata da erkurang "idak ada
7ulut dan lidah asah ering Sangat kering
3ubitan kulit Segera kembali embali N 2 detik embali K 2 detik
3apillary reill ;ormal 7emanjang 7emanjang, minimal
9kstremitas >angat Dingin Dingin, mottled,
sianotik
ening ;ormal erkurang minimal
b. *enentuan derajat dehidrasi berdasarkan 7"S %7anagemen "erpadu alita Sakit(
*enilaian 3
Aihat B
eadaan umum aik, sadar. O8elisah, reel OAesu, lunglai atau
tidak sadar
7ata ;ormal 3ekung Sangat ekung dan
15
kering.
ir mata da "idak ada Sangat kering
7ulut dan lidah asah ering Sangat kering
!asa haus 7inum biasa, tidak O>aus, ingin minum O7alas minum atau
haus banyak tidak bisa minum
*eriksa B
"urgor kulit embali epat Oembali lambat Oembali sangat
lambat
>asil pemeriksaan B "anpa dehidrasi Dengan dehidrasi Dehidrasi berat bila
ringan-sedang bila ada1 tanda O
ada 1 tanda O ditambah 1 atau lebih
ditambah 1 atau lebih tanda lain.
tanda lain
"erapi B !enana "erapi !enana "erapi !enana "erapi 3
1.3.# Laratrium
2. *emeriksaan makroskopik
*emeriksaan makroskopik tinja perlu dilakukan pada semua penderita dengan diare
meskipun pemeriksaan laboratorium tidak dilakukan.
. "inja yang "atery dan tanpa mukus atau darah biasanya disebabkan oleh enterotoksin
virus, proto0oa, atau disebabkan oleh ineksi di luar saluran gastrointestinal.
. "inja yang mengandung darah atau mukus bisa disebakan ineksi bakteri yang
menghasilkan sitotoksin, bakteri enteroinvasi yang menyebabkan peradangan mukosa
atau parasit usus sepertiB E. histolytica, '. coli, dan (. trichiura.
16
7ikroskopikB lekosit pada tinja #nvasi atau bakteri yang memproduksi
sitotoksin
"est yang dilakukan di laboratorium riset akteri yang memproduksi toksin, E)EC,
EAEC, PC0 untuk genus virulen
). *emeriksaan mikroskopik
Mntuk menari adanya leukosit dapat memberikan inormasi tentang penyebab
diare, letak anatomis serta adanya proses peradangan mukosa. Aeukosit dalam tinja
diproduksi sebagai respon terhadap bakteri yang menyerang mukosa kolon. Aeukosit yang
positi pada pemeriksaan tinja menunjukkan adanya kuman invasive atau kuman yang
memproduksi sitotoksin seperti Shigella, Salmonella, C. jejuni, E)EC, C.difficile, Y.
enterolytica, V. parahaemolyticus dan kemungkinan Aeromonas atau P. shigelloides.
Aeukosut yang ditemukan pada umumnya adalah leukosit *7;, keuali pada S. typhii
leukosit mononuklear. "idak semua penderita kolitis terdapat leukosit pada tinjanya, pasien
yang terineksi dengan E. hystolitica pada umumnya leukosit pada tinja minimal. *arasit yang
menyebabkan diare pada umumnya tidak memproduksi leukosit dalam jumlah banyak.
;ormalnya tidak diperlukan pemeriksaan untuk menari telur atau parait keuali terdapat
17
riayat baru saja bepergian ke daerah resiko tinggi, kultur tinja negative untuk
enteropatogen, diare lebih dari 1 minggu atau pada pasien immunoompromised.
I.5 Penata!aksanaan
1. &e0idrasi den"a ra!it aru6 dapat men"uran"i rasa mua! dan munta0
Diare karena virus tersebut tidak menyebakan kekurangan elektrolit seberat pada
disentri. arena itu, para ahli diare mengembangkan ormula baru oralit dengan tingkat
osmolaritas yang lebih rendah. Esmolaritas larutan baru lebih mendekati osmolaritas plasma,
sehingga kurang menyebabkan risiko terjadinya hipernatremia.
!9;3; "9!*#
M;"M 79;8E"# D#!9 D# !M7>
%*enegahan Dehidrasi(
8M;; 3! #;# M;"M 79;8=!# #M B
- "eruskan mengobati anak diare di rumah.
- erikan terapi aal bila terkena diare.
79;9!;8; 97*" 3! "9!*# D#!9 D# !M7>
1. 9!#; ; A9#> ;< 3#!; D!#*D #S;< M;"M
79;398> D9>#D!S#
- 8unakan airan rumah tangga yang dianjurkan, seperti oralit, makanan yang air
%seperti sup, air tajin( dan kalau tidak ada air matang gunakan larutan oralit untuk anak,
seperti dijelaskan di baah % 3atatan B jika anak berusia kurang dari 6 bulan dan belum
makan makanan padat, lebih baik diberi oralit dan air matang daripada makanan air.
- erikan larutan ini sebanyak anak mau, berikan jumlah larutan oralit seperti di baah.
18
- "eruskan pemberian larutan ini hingga diare berhenti.
atau ikan. "ambahkan 1 atau 2 sendok teh minyak sayur setiap porsi.
erikan sari buah atau pisang halus untuk menambahkan kalium.
erikan makanan yang segar. 7asak dan haluskan ata u tumbuk makanan
dengan baik.
ujuklah anak untuk makan, berikan makanan sedikitnya 6 kali sehari.
erikan makanan yang sama setelah diare berhenti, dan berikan porsi makanan
19
kesehatan merupakan kebijakan pemerintah.
!9;3; "9!*#
M;"M 79;8E"# D#!9 D# !M7>
% *engobatan dehidrasi ringan-sedang(
*ada dehidrasi rinngan-sedang, 3airan !ehidrasi Eral diberikan dengan pemantauan yang
dilakukan di *ojok Mpaya !ehidrasi Eral selama +-6 jam. Mkur jumlah rehidrasi oral yang
akan diberikan selama + jam pertama.
umur Aebih dari + +-12 bulan 12 bulan-2 tahun 2-5 tahun
bulan
erat badan N 6 g 6 - N 1 g 1 - N 12 g 12-1& g
Dalam ml 2-+ +- -& &-1+
pelan.
Aanjutkan S# kapanpun anak meminta.
- Setelah + jam B
;ilai ulang derajat dehidrasi anak.
"entukan tatalaksana yang tepat untuk melanjutkan terapi.
7ulai beri makan anak di klinik.
- ila ibu harus pulang sebelum selesai renana terapi
"unjukkan jumlah oralit yang harus dihabiskan dalam terapi ) jam di rumah.
erikan oralit untuk rehidrasi selama 2 hari lagi seperti dijelaskan dalam !enana
"erapi .
=elaskan + ara dalam !enana "erapi untuk mengobati anak di rumah.
20
erikut ini adalah komposisi dari Eralit aru yang direkomendasikan oleh >E dan
M;#39 untuk diare akut non-kolera pada anak B
21
). "atalaksana !ehidrasi pada *asien Diare dengan Dehidrasi erat
!9;3; "9!*# 3
M;"M 79;8E"# D#!9 D# !M7>
%*enderita dengan dehidrasi berat(
#kuti arah anak panah. ila jaaban dari pertanyaan adalah <, teruskan ke kanan. ila "#D,
teruskan ke baah.
"#D
22
pakah saudara dapat
7ulai rehidrasi mulu dengan oralit
menggunakan pipa nasogastrik <
melalui pipa nasogatrik atas mulut.
untuk dehidrasiP
erikan 2ml/g/jam selama 6 jam.
%total 12ml/g(.
"#D
;ilai tiap 1-2 jam B
3atatan B
ila mungkin, amati penderita sedikitnya 6 jam setelah rehidrasi untuk memastikan baha
ibu dapat menhaga pengembalian airan yang hilang dengan memberi oralit.
ila umur anak di atas 2 tahun dan kolera baru saja berjangkit di daerah saudara, pikirkan
kemungkinan kolera dan berikan antibiotik yang tepat seara oral setelah anak sadar.
Hin juga dapat mengembalikan nasu makan anak. *emberian 0in yang dilakukan di
aal masa diare selam 1 hari ke depan seara signiikan menurunkan morbiditas dan
mortalitas pasien. Aebih lanjut, ditemukan baha pemberian 0in pada pasien anak penderita
kolera dapat menurunkan durasi dan jumlah tinja/airan yang dikeluarkan.
Sesuai umur anak dengan menu yang sama pada aktu anak sehat untuk menegah
kehilangan berat badan serta pengganti nutrisis yang hilang. *ada diare berdarah nasu makan
akan berkurang. danya perbaikan nasu makan menandakan ase kese mbuhan.
23
). Antiitik /an"an dierikan
euali ada indikasi misalnya diare berdarah atau kolera. *emberian antibioti yang
tidak rasional justru akan memperpanjang lamanya diare karena akan megganggu
keseimbangan lora usus dan Clostridium difficile yang akan tumbuh dan menyebabkan diare
sulit disembuhkan.
embali segera jika demam, tinja berdarah, berulang, makan atau minum sedikit,
sangat halus, diare makin sering, atau belum membaik dalam ) hari.
Dalam meraat penderita dengan diare dan dehidrasi terdapat beberapa pertimbangan
terapiB
24
Terapi $airan dan Pemerian -akanan ada Diare tanpa Pen'u!it
*engantian airan dan elektrolit merupakan elemen yang penting dalam terapi eekti
diare akut.6 eratnya dehidrasi seara akurat dinilai berdasarkan berat badan yang hilang
sebagai persentasi kehilangan total berat badan dibandingkan berat badan sebelumnya
sebagai baku emas.'
*emberian terapi airan dapat dilakukan seara oral atau parateral. *emberian seara
oral dapat dilakukan untuk dehidrasi ringan sampai sedang dapat menggunakan pipa
25
nasogastrik, alaupun pada dehidrasi ringan dan sedang. ila diare prous dengan
pengeluaran air tinja yang banyak % K 1 ml/kg/hari ( atau muntah hebat %severe
vomiting( sehingga penderita tak dapat minum sama sekali, atau kembung yang sangat hebat
%violent meteorism( sehingga upaya rehidrasi oral tetap akan terjadi deisit maka dapat
dilakukan rehidrasi parenteral alaupun sebenarnya rehidrasi parenteral dilakukan hanya
untuk dehidrasi berat dengan gangguan sirkulasi 5. euntungan upaya terapi oral karena
murah dan dapat diberikan dimana-mana. * merekomendasikan airan rehidrasi oral
%E!S( untuk rehidrasi dengan kadar natrium berkisar antara 5-& m9R/A dan untuk
penegahan dan pemeliharaan dengan natrium antara +-6m9R/A ' nak yang diare dan
tidak lagi dehidrasi harus dilanjutkan segera pemberian makanannya sesuai umur 6.
!ehidrasi pada dehidrasi ringan dan sedang dapat dilakukan dengan pemberian oral
sesuai dengan deisit yang terjadi namun jika gagal dapat diberikan seara intravena sebanyak
B 5 ml/kg bb/)jam. *emberian airan oral dapat dilakukan setelah anak dapat minum
sebanyak 5ml/kgbb/jam. iasanya dapat dilakukan setelah )-+ jam pada bayi dan 1-2 jam
pada anak . *enggantian airan bila masih ada diare atau muntah dapat diberikan sebanyak
1ml/kgbb setiap diare atau muntah. 5
Seara ringkas kelompok hli gastroenterologi dunia memberikan & pilar yang perlu
diperhatikan dalam penatalaksanaan diare akut dehidrasi ringan sedang pada anak, yaitu 2 B
B. De0idrasi Berat
*enderita dengan dehidrasi berat, yaitu dehidrasi lebih dari 1$ untuk bayi dan anak
dan menunjukkan gangguan tanda-tanda vital tubuh % somnolen-koma, pernaasan ussmaul,
gangguan dinamik sirkulasi ( memerlukan pemberian airan elektrolit parenteral. *enggantian
airan parenteral menurut panduan >E diberikan sebagai berikut ),+,5 B
1. Msia N12 blnB )ml/kgbb/1jam, selanjutnya ml/kgbb/5jam
2. Msia K12 blnB )ml/kgbb/1/2-1jam, selanjutnya ml/kgbb/2-2Q jam
26
). alaupun pada diare terapi airan parenteral tidak ukup bagi kebutuhan
penderita akan kalori, namun hal ini tidaklah menjadi masalah besar karena hanya
menyangkut aktu yang pendek. pabila penderita telah kembali diberikan diet
sebagaimana biasanya . Segala kekurangan tubuh akan karbohidrat, lemak dan
protein akan segera dapat dipenuhi. #tulah sebabnya mengapa pada pemberian
terapi airan diusahakan agar penderita bila memungkinkan epat mendapatkan
makanan / minuman sebagai biasanya bahkan pada dehidrasi ringan sedang yang
tidak memerlukan terapi airan parenteral makan dan minum tetap dapat
dilanjutkan.
$. Pemi!i0an /enis 8airan
3airan *arenteral dibutuhkan terutama untuk dehidrasi berat dengan atau tanpa
syok, sehingga dapat mengembalikan dengan epat volume darahnya, serta memperbaiki
renjatan hipovolemiknya. 3airan !inger Aaktat %!A( adalah airan yang banyak
diperdagangkan dan mengandung konsentrasi natrium yang tepat serta ukup laktat yang
akan dimetabolisme menjadi bikarbonat. ;amun demikian kosentrasi kaliumnya rendah dan
tidak mengandung glukosa untuk menegah hipoglikemia. 3airan ;a3A dengan atau tanpa
dekstrosa dapat dipakai, tetapi tidak mengandung elektrolit yang dibutuhkan dalam jumlah
yang ukup. =enis airan parenteral yang saat ini beredar dan dapat memenuhi kebutuhan
sebagai airan pengganti diare dengan dehidrasi adalah a-9; ).16 Sejumlah airan
rehidrasi oral dengan osmolaliti 21 : 26' mmol/1 dengan ;a berkisar 5 : 5 m9g/A,
memperlihatkan eikasi pada diare anak dengan kolera atau tanpa kolera. )
4sm!a!itas
!uksa<"+L= Na?<mE@+L= $I:<mE@+L= K? <mE@+L= Basa<mE@+L=
<m4sm+L=
;a3l ,+5 $
+2' 5 - -
JD5
27
;a3l ,225$
25) 5 )',5 )',5 - -
JD5
Standard >E-
)11 111 & ' 2 3itrat 1
E!S
!edued
osmalarity 2+5 5 65 2 3itrat 1
>E-E!S
9*S8;
21) 6 6 2 3itrat )
reommendation
28
omposisi elektrolit pada diare akut B
Na K $! H$4#
Diare olera
1+ 1) 1+ ++
Deasa
ntibiotik tidak diberikan pada kasus diare air akut, karena sebagian besar diare ineksi
disebabkan oleh rotavirus yang bersiat sel limited dan tidak dapat dibunuh oleh antibiotik. 1,2
*emberian antibiotik dilakukan atas indikasi yaitu pada diare berdarah dan kolera. 1,2,+
*ada disentri diberikan antibiotika oral selama 5 hari yang masih sensiti terhadap
Shigella menurut pola kuman setempat. Dahulu semua kasus disentri pada tahap aal diberi
antibiotika kotrimoksa0ol dengan dosis 5-'mg/g/hari. ;amun saat ini telah banyak strain
Shigella yang resisten terhadap amplisilin, amoksisilin, mentronida0ol,tetrasiklin, golongan
aminoglikosida, kloramenikol, sulonamid, dan kotromoksa0ol sehingga >E tidak
merekomendasikan penggunaan obat tersebut. Ebat pilihan untuk pengobatan disentri
berdasarkan >E 25 adalah golongan uinolon seperti siproloksasin dengan dosis )-
5mg/g/hari dibagi dalam ) dosis selama 5 hari. *emantauan dilakukan setelah 2 hari
pengobatan, dilihat apakah ada perbaikan tanda-tanda seperti tidak adanya demam, diare
berkurang, darah dalam eses berkurang dan peningkatan nasu makan. =ika tidak ada
29
perbaikan, maka amati adanya penyulit, hentikan pemberian antibiotik sebelumnya dan
berikan antibiotik yang sensiti terhadap Shigella berdasarkan area.1
15 mg/kg 2 mg/kg
3etria?one
5-1 mg/kg
moebiasis 7etronida0ole
1 mg/kg
8iardiasis 7etronida0ole
1 mg/kg
30
naas, ineksi susunan sara pusat, ineksi saluran kemih, ineksi sistemik lain
'.
%sepsis,ampak (, kurang gi0i, penyakit jantung dan penyakit ginjal
I. Kmp!ikasi
8anguan elektrolit
. >ipernatremia
. >iponatremia
3. >iperkalemia
D. >ipokalemia
I.19 Pen8e"a0an
I.11 Pr"nsis
31
Dengan penggantian airan yang adekuat, peraatan yang mendukung, dan terapi
antimikrobial jika diindikasikan, prognosis diare hasilnya sangat baik dengan morbiditas dan
mortalitas yang minimal. *enderita dipulangkan apabila ibu sudah dapat/sanggup
membuat/memberikan oralit kepada anak dengan ukup alaupun diare masih berlangsung
dan diare bermasalah atau dengan penyakit penyerta sudah diketahui dan diobati
32
II. Diare Krnis dan Diare Persisten
II.1 Definisi
Diare kronis dan diare persisten seringkali dianggap suatu kondisi yang sama.
8hishan menyebutkan diare #ronis sebagai suatu episode diare lebih dari 1 minggu,
sedang#an #ondisi serupa yang disertai berat badan menurun atau su#ar nai# oleh alker-
Smith et al. dideinisikan sebagai diare persisten.
Deinisi diare kronis menurut hutta adalah episode diare lebih dari dua minggu,
sebagian besar disebabkan diare akut berkepanjangan akibat ineksi. (he American
astroenterological Association adalah episode diare yang berlangsung lebih dari + minggu,
oleh etiologi non-ineksi serta memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.
II.2 Epidemi!"i
Diare persisten/kronis menakup )-2$ dari seluruh episode diare pada balita.
#nsidensi diare persisten di beberapa negara berkembang berkisar antara -15$ setiap tahun
dan menyebabkan kematian sebesar )6-5+$ dari seluruh kematian akibat diare. >al ini
menunjukkan baha diare persisten dan kronis menjadi suatu masalah kesehatan yang
mempengaruhi tingkat kematian anak di dunia. Di #ndonesia, prevalensi diare
persisten/kronis sebesar ,1$, dengan angka kejadian tertinggi pada anak-anak berusia 6-11
bulan.
33
Ba"an 1 Knsep pat0"enesis diare persisten dan krnis
Dua aktor utama mekanisme diare kronis adalah aktor intralumen dan aktor
muosal. %aktr intra!umen berkaitan dengan proses penernaan dalam lumen termasuk
gangguan pankreas, hepar, dan brush border membrane. %aktr mu8sa! adalah aktor yang
mempengaruhi penernaan dan penyerapan, sehingga berhubungan dengan segala proses
34
yang mengakibatkan perubahan integritas membrane mukosa usus, ataupun gangguan pada
ungsi transport protein.
1. Sekretris
Diare sekretorik adalah diare yang terjadi akibat aktinya en0im adenil siklase. 9n0im
ini selanjutnya akan mengubah "* menjadi 7*. kumulasi 7* intrasel akan
menyebabkan sekresi akti ion klorida, yang akan diikuti seara positi ileh air, natrium,
kaliumm dan bikarbonat ke dalam lumen usus sehingga terjadi diare dan muntah-muntah
sehingga penderita epat jatuh ke dalam keadaan dehidrasi.
*ada anak, diare sekretorik ini sering disebabkan oleh toksin yang dihasilkan oleh
mikroorganisme Cibrio, 9"93, Shigella, 3lostridium, Salmonella, 3ampylobater. "oksin
yang dihasilkannya tersebut akan merangsang en0im adenil siklase, selanjutnya en0im
tersebut akan mengubah "* menjadi 7*. Diare sekretorik pada anak paling sering
disebabkan oleh kolera.
8ejala dari diare sekretorik ini adalah 1( diare yang air dan bila disebabkan oleh
vibrio biasanya hebat dan berbau amis, 2( muntah-muntah, )( tidak disertai dengan panas
badan, dan +( penderita biasanya epat jatuh ke dalam keadaan dehidrasi.
2. 4smtik
Diare osmotik adalah diare yang disebabkan karena tingginya tekanan osmotik pada
lumen usus sehingga akan menarik airan dari intra sel ke dalam lumen usus, sehingga terjadi
diare berupa atery diarrhea. *aling sering terjadinya diare osmotik ini disebabkan oleh
malabsorpsi karbohidrat.
7onosakarida biasanya diabsorpsi baik oleh usus seara pasi maupun transpor akti
dengan ion ;atrium. Sedangkan disakarida harus dihidrolisa dahulu menjadi monosakarida
oleh en0im disakaridase yang dihasilkan oleh sel mukosa. ila terjadi deisiensi en0im ini
maka disakarida tersebut tidak dapat diabsorpsi sehingga menimbulkan osmoti load dan
terjadi diare.
Disakarida atau karbohidrat yang tidak dapat diabsorpsi tersebut akan diermentasikan
di lora usus sehingga akan terjadi asam laktat dan gas hidrogen. danya gas ini terlihat pada
perut penderita yang kembung %abdominal distention(, p> tinja asam, dan pada pemeriksaan
dengan klinites terlihat positi. *erlu diingat baha en0im amilase pada bayi, baru akan
35
terbentuk sempurna setelah bayi berusia )-+ bulan. Eleh sebab itu pemberian makanan
tambahan yang mengandung karbohidrat kompleks tidak diberikan sebelum usia + bulan,
karena dapat menimbulkan diare osmotik.
8ejala dari diare osmotik adalah 1( tinja air/atery diarrhae akan tetapi biasanya
tidak seprogresi diare sekretorik, 2( tidak disertai dengan tanda klinis umum seperti panas, )(
pantat anak sering terlihat merah karena tinja yang asam, +( distensi abdomen, 5( p> tinja
asam dan klinitest positi. entuk yang paling sering dari diare osmotik ini adalah intoleransi
laktosa akibat deisiensi en0im laktase yang dapat terjadi karena adanya kerusakan mukosa
usus. Dilaporkan kurang lebih sekitar 25-)$ dari diare oleh rotavirus terjadi intoleransi
laktosa.
7utasi protein 3AD %Congenital Chloride 2iarrhea& yang mengatur pertukaran ion
3l-/>3E)- pada sel brush border apial usus uleo-olon, berdampak pada gangguan absorpsi
3l- dan menyebabkan >3E)- tidak dapat tersekresi. >al ini berlanjut pada alkalosis
metaboli dan pengasaman isi usus yang kemudian mengganggu proses absorpsi ;aJ. adar
3l- dan ;aJ yang tinggi di dalam usus memiu terjadinya diare dengan mekanisme osmotik.
*ada kelainan ini, anak mengalami diare air sejak prenatal dengan konsekuensi
polihidramnion, kelahiran premature dan gangguan tumbuh kembang. adar klorida serum
rendah, sedangkan kadar klorida di tinja tinggi. elainan ini telah dilaporkan di berbagai
daerah di dunia seperti merika Serikat, anada, hampir seluruh negara di 9ropa, "imur
"engah, =epang dan Cietnam. Selain mutasi pada penukar 3l-/>3E)-, didapat juga mutasi
pada penukar ;aJ/>J dan ;aJ-protein pengangkut asam empedu.
Eleh karena berbagai gangguan pada usus, pada kondisi-kondisi tertentu seTerti
necroti3ing enterocolitis, volvulus, atresia intestinal, penyakit 3rohn, dan lain-lain,
diperlukan pembedahan, bahkan pemotongan bagian usus yang kemudia menyebabkan short
bo"el syndrome. Diare dengan pathogenesis ini ditandai dengan kehilangan airan dan
elektrolit yang masi, serta malabsorbsi makro dan mikronutrien.
36
>ipomotilitas usus akibat berbagai kondisi seperti, malnutrisi, sleroderma, obstruksi
usus, dan diabetes mellitus mengakibatkan pertumbuhan bakteri berlebih di usus.
*ertumbuhan bakteri yang berlebihanmenyebabkan dekonjugasi garam empedu yang
berdampak meningkatnya jumlah 7* intraseluler, seperti pada mekanisme diare
sekretorik. *erubahan gerakan usus pada diabetes mellitus terjadi akibat neuropati sara
otonom, misalnya sara adrenergi, yang pada kondisi normal berperan sebagai antisekretori
dan atau proabsorti airan usus, sehingga gangguan pada ungsi sara ini memiu terjasinya
diare.
37
II.) -anifestasi K!inis <Kmp!ikasi=
*enurunan nasu makan, muntah, demam, adanya lendir dalam tinja, dan gejala-
gejala lu, lebih banyak ditemukan pada diare persisten dibandingkan diare akut. 8ejala lain
yang mungkin timbul tidak khas, karena sangat terkait dengan penyakit yang mendasarinya.
II.* Dia"nsis
a. Anamnesis
namnesis harus dapat menjelaskan perjalanan penyakit diare, antara lain saat
mulainya diare, rekuensi diare, kondisi tinja meliputi penampakan konsistensi, adanya darah
atau lendir, gejala ekstraintestinal seperti gejala ineksi saluran pernaasan bagian atas, failure
to thri$e sejak lahir %ysti ibrosis(, terjadinya diare sesudah diberikan susu atau makanan
tambahan, buah-buahan %deisiensi sukrase-isomerase(, hubungan dengan serangan sakit
perut dan muntah %malrotasi(, diare sesudah gangguan emosi atau keemasan %irritable olon
syndrome(, riayat pengobatan antibiotika sebelumnya %antibioti assoiated diarrhea(
. Pemeriksaan fisik
*emeriksaan yang ermat keadaan umum pasien, status dehidrasi, pemeriksaan
abdomen, ekskoriasi pada bokong, maniestasi kulit, juga penting untuk mengukur berat
badan, tinggi badan, lingkar kepala, perbandingan berat badan terhadap tinggi badan, gejala
kehilangan berat badan, menilai kurva pertumbuhan, dan sebagainya.
8. Pemeriksaan !aratrium
1= Pemeriksaan dara0
*emeriksaan darah standar meliputi pemeriksaan hitung darah lengkap, elektrolit,
ureum darah, tes ungsi hati, vitamin 12 olat, kalsium, eritin, laju endap darah,
dan protein 3-reakti.
2= Pemeriksaan tin/a
A= 7akroskopis B arna , konsistensi, adanya darah, lender.
B= 7ikroskopis B
1. Darah samar dan leukosit yang positi %K1/lpb( menunjukkan
kemungkinan adanya peradangan pada kolon bagian baah.
2. p> tinja yang rendah menunjukkan adanya maldigesti dan malabsorbsi
karbihidrat di dalam usus keil yang diikuti ermentasi oleh bakteri yang
ada di dalam kolon
). 3linitest, untuk memeriksa adanya substansi reduksi dalam sample tinja
yang masih baru, yang menunjukkan adanya malabsorbsi karbohidrat
38
+. reath hydrogen test digunakan untuk evaluasi malabsorbsi karbohidrat
5. Mji kualitati ekskresi lemak di dalam tinja dengan pengeatan butir lemak,
merupakan skrining yang epat dan sederhana untuk menentukan adanya
malabsorbsi lemak
6. iakan kuman dalam tinja untuk mendapat inormasi tentang lora usus
dan kontaminasi
. *emeriksaan parasit %8iardia lamblia, aing(
d. Pemeriksaan radi!"i+endskpi(
*ada saluran gastrointestinal membantu mengidentiikasi aat baaan %malrotasi,
stenosis( dan kelainan-kelainan seperti limangiektasis, inlammatory boel disease,
penyakit >irshsprung, enterokolitis nekrotikans.
II., Terapi
7anajemen diare persisten harus dilakukan seara bertahap meliputiB
a. *enilaian aal, resusitasi, dan stabilisasi *ada tahap ini, perlu dilakukan
penilaian status dehidrasi dan rehidrasi seepatnya. Diare persisten seringkali
disertai gangguan elektrolit sehingga perlu dilakukan koreksi elektrolit,
khususnya pada kondisi hipokalemia dan asidosis. *emberian antibioti
spetrum luas harus dipertimbangkan pada anak-anak yang menunjukkan
gambaran kondisi kegaatan atau ineksi sistemik sebelum hasil kultur
diperoleh.
b. *emberian nutrisi
1. ebutuhan dan jenis diet pada diare persisten/kronis
ebutuhan energy dan protein pada diare persisten/kronis berturut-
turut sebesar 1kal/kg/hari dan 2-) g/kg/hari, sehingga diperlukan
asupan yang mengandung energy 1kal/g. *ilihan terapi nutrisi dapat
meliputiB
( Diet elemental
omponen-komponen yang terkandung dalam diet elemental terdiri atas
asam amino kristalin atau protein hidrosilat, mono- atau disakarida, dan
kombinasi trigliserida rantai panjang atau sedang. Diet elemental
mayoritas hanya digunakan di negara maju.
( Diet berbahan dasar susu
Diet berbahan dasar susu yang utama adalah S#. S# memiliki
keunggulan dalam mengatasi dan menegah diare persisten, antara lain
mengandung nutrisi dalam jumlah yang menukupi, kadar laktosa yang
tinggi % gram laktosa/1 gram S#, pada susu non-S# sebanyak +,'
gram laktosa/1 gram( namun mudah diserap oleh system penernaan
bayi, serta membantu pertahanan tubuh dalam menegah ineksi.
39
*roses penernaan S# di lambung berlangsung lebih epat
dibandingkan susu non-S#, sehingga lambung epat kembali ke kondisi
p> rendah, dengan demikian dapat menegah invasi bakteri ke dalam
saluran penernaan. S# juga membantu memperepat pemulihan
jaringan usus pasa ineksi karena mengandung epidermal gro"th
factors.
3( Diet berbahan dasar daging ayam
eunggulan makanan berbahan dasar ayam antara lain bebas laktosa,
hipoosmolar, dan lebih murah.
. *emberian mikronutrien
Deisiensi 0in, vitamin , dan besi pada diare persisten/kronis diakibatkan
asupan nutrisi yang tidak adekuat dan pembuangan mikronutrien melalui
deekasi. >E %26( merekomendasikan suplementasi 0in untuk anak
berusia U 6 bulan sebesar 1 mg %Q tablet( dan untuk anak berusia K 6 bulan
sebesar 2 mg %1 tablet(, dengan masa pemberian 1-1+ hari pemberian 0in
menurunkan probabilitas pemanjangan diare akut sebesar 2+$ dan menegah
kegagalan terapi diare persisten sebesar +2$.
Terapi farmak!"is
"erapi antibiotik rutin tidak direkomendasikan karena terbukti tidak eekti. ntibiotik
diberikan hanya jika terdapat tanda-tanda ineksi, baik ineksi intestinal maupun ekstra-
intestinal. =ika dalam tinja didapatkan darah, segera diberikan antibioti yang sensitive untuk
shigellosis. -etrnida!e ra! %5mg/kg dalam ) dosis terbagi( diberikan pada kondisi
adanya troo0oit Entamoeba histolytica dalam sel darah, adanya troo0oit iardia lamblia
pada tinja, atau jika tidak didapatkan perbaikan klinis pada pemberian dua antibioti berbeda
yang biasanya eekti untuk Shigella. =ika diurigai penyebab adalah ineksi lainnya,
antibioti disesuaikan dengan hasil biakan tinja dan sensitivitas.
II.3 %!!C up
40
intractable diarrhea, yaitu diare yang berlangsung V 2 minggu di mana 5$ kebutuhan
airan anak harus diberikan dalam bentuk intravena. Diare ini banyak ditemukan di negara
maju, dan berhubungan dengan kelainan geneti. egagalan manajemen nutrisi ditandai
dengan adanya peningkatan rekuensi berat badan dalam aktu hari.
41
II.5 %aktr &isik dan Pen8e"a0an
7alnutrisi, deisiensi mikronutrien dan deisiensi status imun pasa ineksi atau
trauma menyebabkan terlambatnya perbaikan mukosa usus, sehingga menjadi kontribusi
utama terjadinya diare persistensi.
42
aktor bayi ayi berusia N 12 bulan
43
Diare persisten merupakan salah satu maniestasi klinis yang banyak dijumpai pada
penderita >#C. Studi di Haire menunjukkan baha insidensi diare persisten 5? lebih tinggi
pada anak-anak dengan staus >#C seropositi. aktor penting yang meningkatkan kerentanan
anak-anak dengan >#C terhadap kejadian diare persisten adalah jumlah episode diare akut
sebelumnya. Setiap episode diare akut pada pasien >#C meningkatkan risiko 1,5? untuk
terjadinya diare persisten. *arthasarathy %26( mengemukakan baha skrining yang
dilakukan di #ndia menunjukkan +,1$ anak dengan diare persisten berstatus >#C seropositi.
7eskipun pathogenesis virus >#C dalam menyebabkan diare pada anak-anak balum
diketahui seara jelas, diduga kejadian diare persisten pada kasus >#C terkait dengan
perubahan status imunitas. *ada ineksi >#C, terjadi penurunan kadar 3D+, #g sekretorik,
dan peningkatan 3D ' lamina propia. *erubahan keadaan ini memau pertumbuhan bakteri.
erbagai pathogen dari kelompok virus, bakteri, dan parasit dapat menyebabkan diare
persisten pada >#C. ttili et al %26( menyebutkan baha parasit yang terbanyak dijumpai
pada penderita >#C dengan diare persisten adalah Entamoeba histolytica %1,1$(. #sidensi
ineksi oportunistik ini meningkat pada keadaan kadar 3D+ yang rendah. Shmidt %1&&(
mengemukakan baha microsporodia adalah parasit terbanyak penyebab diare persisten pada
>#C. *arasit ini menyebabkan pemendekan dan pengurangan luas permukaan villi usus,
meskipun kondisi ini juga didapatkan pada pasien-pasien >#C tanpa gejala diare persisten.
Selain itu, insidensi deisiensi latase lebih tinggi pada pasien >#C dengan ineksi
microsporidiasis. 8rohmann et al %1&&)( menyatakan baha Astro$irus, Picobirna$irus,
Calici$irus, dan Adeno$irus adalah enterovirus terbanyak pada >#C dengan diare.
44
penernaan dan menyebabkan presipitasi asam empedu sehingga menyebabkan malabsorpsi
0at nutrien. *ada diare jenis ini, tinja memiliki p> yang rendah.
Diare pada keganasan juga berhubungan dengan eek samping kemoterapi. emoterapu
menyebabkan peradangan membrane mukosa traktus gastrointestinal %mukositis(. gen-agen
kemoterapi yang sering berkaitan dengan diare adalah 5-luorourail dan #rinotean. 5-
luorourail menginduksi diare melalui peningkatan rasio jumlah kripta terhadap villi,
sehingga meningkatkan sekresi airan ke lumen usus.
II.19 Pr"nsis
45
BAB III
KESI-PULAN
Diare masih merupakan salah satu penyebab utama morbilitas dan mortalitas anak di
negara yangsedang berkembang termasuk di #ndonesia. Diare dideinisikan sebagai
peningkatan dari rekuensi tinja atau konsistensinya menjadi lebih lunak sehingga dianggap
abnormal oleh ibunya. Seara garis besar, diare dibagi menjadi diare akut dan diare kronis
atau persisten.
Diare akut merupakan masalah yang sering terjadi baik di negara berkembang maupun negara
maju. Sebagian besar disebabkan oleh rota$irus sehingga bersiat sel-limiting dan hanya
perlu diperhatikan keseimbangan airan dan elektrolit. ila ada tanda dan gejala diare akut
karena ineksi bakteri dapat diberikan terapi antimikrobial seara empirik, yang kemudian
dapat dilanjutkan dengan terapi spesiik sesuai dengan hasil kultur. *engobatan simtomatik
dapat diberikan karena eekti dan ukup aman bila diberikan sesuai dengan aturan. *rognosis
diare akut ineksi bakteri baik, dengan morbiditas dan mortalitas yang minimal.
*enegahannya dapat dilakukan dengan higiene dan sanitasi yang baik.
Diare kronis merupakan diare yang berlangsung dalam aktu lebih dari dua minggu.
*enyebab diare kronis sangat banyak namun penyebab tersering pada bayi dan anak adalah
malabsorpsi dan proses ineksi. *enatalaksanaan diare kronis pada prinsipnya harus
dikerjakan bersama-sama dengan pemberian nutrisi yang ukup untuk memenuhi atau
memelihara pertumbuhan normal. 7alnutrisi kalori dan protein harus dihindari sebisa
mungkin karena hal tersebut dapat menjadi variable pengganggu yang memperlambat atau
menghambat pengembalian ke ungsi usus normal.
46