Sie sind auf Seite 1von 18

Laporan Calon Karyawan PT.

Semen Baturaja (Persero)


Bab II Gambaran Umum Tentang Perusahaan

BAB II
GAMBARAN UMUM TENTANG PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Singkat Berdirinya PT. Semen Baturaja (Persero)


Semen merupakan salah satu komponen dalam pembangunan yang sangat
diperlukan dalam pembangunan yang sedang dijalankan permerintah. Sebagai
bahan penunjang, semen sangatlah dibutuhkan, dikarenakan kebutuhan semen
untuk pembangunan cukup banyak dan produksi yang belum cukup memadai
maka dicanangkanah untuk memperbanyak pabrik-pabrik semen yang dapat
menghasilkan semen untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
Bersamaan dengan peningkatan pembangunan dan majunya perkembangan
penduduk maka kebutuhan akan semen meningkat pula. Dari aset yang dialami
maka dikembangkan suatu permikiran untuk mengadakan penyelidikan dan
penelitian mengenai daerah yang memenuhi syarat-syarat untk pendirian suatu
pabrik semen. Syarat-syarat tersebut adalah:
1. Tersedianya bahan baku semen yang memadai.
2. Sumber daya manusia yang memadai.
3. Daerah permasaran yang cukup strategis.
4. Transportasi yang memadai untuk keperluan pengangkutan hasil produksi.
Dari hasil pemikiran-pemikiran tersebut maka kota Baturaja sangat
strategis untuk mendirikan pabrik semen, karena di daerah ini terdapat banyak
sekali cadangan batu kapur dan tanah liat, yang merupakan bahan baku utama
dalam pembuatan semen.
Dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan semen dalam negeri yang setiap
tahun terus meningkat, maka pada tahun 1973 di daerah Air Laya Dusun Sukajadi,
Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Provinsi Sumatera Selatan diadakan
survey bahan galian berupa batu kapur dan tanah liat oleh Direktorat Jenderal
Pertambangan Umum Departemen Pertambangan, dan hasil survey bulan Juni
1973 diketahui bahwa daerah ini mengandung deposit bahan galian batu kapur
(lime stone) dan tanah liat (clay shale) yang sangat potensial untuk mendirikan
pabrik semen, yaitu :
Laporan Calon Karyawan PT. Semen Baturaja (Persero)
Bab II Gambaran Umum Tentang Perusahaan

 Terdapatnya cadangan batu kapur (lime stone) yang cukup untuk produksi
selama kurang lebih 30 tahun dengan cadangan kurang lebih 38.250.000 m/ton
bahan kapur.
 Terdapat cadangan tanah liat (clay shale) seluas kurang lebih 2.115 hektar,
dengan cadangan kurang lebih 22.672.000 ton.
Berdasarkan survey lanjutan dari kantor Wilayah Pertambangan Propinsi
Sumatera Selatan tahun 1981, ditemukan sejumlah cadangan batu kapur sebesar
kurang lebih 50.458.000 ton
Pada tahun 1974, PT. Semen Padang menyusun sebuah studi kelayakan
untuk mendirikan pabrik semen di Ogan Komering Ulu (OKU), yang berkapasitas
produksi 500.000 ton semen pertahun dengan proses kering, dengan salah satu
pertimbangan bahwa lokasi ini sangat menguntungkan, karena antara lain, hanya
berjarak ± 90 Km dari tambang batubara Bukit Asam.Studi kelayakan ini
diadakan berdasarkan survey bahan baku semen yang telah dilakukan oleh
Direktorat Geologi bekerja sama dengan Biro Industrialisasi pada tahun 1964,
kemudian dilanjutkan kembali pada tahun 1973.
Aakhirnya PT. Semen Baturaja didirikan pada tanggal 14 November 1974
oleh PT. Semen Padang dengan saham 55 % bersama-sama dengan PT. Semen
Gresikdengan saham 45 % berdasarkan akte notaris John Fredrick Berthold
Tumbelaka Sinyal No. 34 tahun 1974.
Pembangunan pabrik dimulai pada bulan Juni tahun 1978 oleh kontraktor
dari Jerman dan Jepang yaitu Dyckerhoff Zement Werke AG sebagai Consulting
Service Contractor, Ishikawajima Harima Heavy Industries (IHHI) sebagai Main
Contractor dan Kawasaki Co. Ltd. Sebagai Sub Contractor dan memakan waktu
kira-kira 29,5 bulan.
IHHI bertanggung jawab menyelesaikan seluruh manjemen proyek,
perencanaan, penyediaan dan pembelian bahan konstruksi, pelatihan dan
semuanya yang diperlukan untuk beroperasinya sebuah pabrik semen berkapasitas
500.000ton semen per tahun dengan mutu yang sesuai dengan Ni-8/1972. Kontrak
antara PT. Semen Baturaja (Persero) dengan IHHI ditandatangi pada tanggal 13
September 1977.
Laporan Calon Karyawan PT. Semen Baturaja (Persero)
Bab II Gambaran Umum Tentang Perusahaan

PT. Semen Baturaja sebagai usaha Penanaman Modal Dalam Negeri


(PMDN) berubah bentuk menjadi Persero pada tanggal 9 November 1979
berdasarkan akta notaries Hadi Muntoro, SH. No. 33 dengan komposisi saham
Pemerintah Republik Indonesia 88 %, PT. Semen Padang 7% dan PT. Semen
Gresik 5 %.
PT. Semen Baturaja (Persero) diresmikan oleh Presiden Soeharto pada
tanggal 25 April 1981. Pembangunan pabrik PT. Semen Baturaja (Persero) baru
selesai pada tanggal 30 Mei 1981 dan operasi komersialnya dimulai pada tanggal
1 Juni 1981, sebagai mana yang ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS) modal saham PT. Semen Baturaja (Persero) diresmikan seluruhnya
menjadi milikk Negara Republik Indonesia terhitung dari tanggal 4 Januari 1991
berdasarkan peraturan pemerintah No. 3 tahun 1991.
Untuk penyempurnaan peralatan yang sudah ada dalam rangka pencapaian
kapasitas terpasang yaitu sebesar 500.000 ton semen per tahun, sekaligus
persiapan untukmeningkatkan kapasitas terpasang PT. Semen Baturaja (Persero)
melaksanakan Proyek Optimalisasi I (OPT I). Proyek ini dimulai tahun 1992 dan
selesai tahun 1994 dengan kapasitas terpasang meningkat menjadi 550.000 ton
semen per tahun.
Sebagai tindak lanjut proyek OPT I, pada tahun 1996 perseroan
melaksanakan Proyek Optimalisasi II (OPT II), untuk meningkatkan kapasitas
menjadi sebesar 1.250.000 ton semen per tahun. Proyek OPT II selesai tahun 2001
dan telah berproduksi sampai dengan sekarang.
Laporan Calon Karyawan PT. Semen Baturaja (Persero)
Bab II Gambaran Umum Tentang Perusahaan

Gambar 2.1. Sejarah Kepemiliikan Saham PT. Semen Baturaja (Persero)

2.2.LokasiPabrik
Produksi yang dihasilkan oleh PT. Semen Baturaja (Persero) adalah Semen
Portland Tipe I (OPC-I) SNI 15-2049-2004 dan Semen Portland Komposit (PCC)
SNI 15-7064-2004, dengan lokasi pabrik di Baturaja, Palembang dan Panjang.
Pusat Produksi terletak di Baturaja yaitu produksi terak, dengan
mempertimbangkan bahwa lokasi ini sangat cocok dan menguntungkan karena
beberapa hal sebagai berikut:
1. Hanya berjarak kurang lebih 90 km dari kota Tanjung Enim, dimana terdapat
tambang batubara milik PT. Tambang Bukit Asam (Persero) Tbk, yang mana
batubara menjadi bahan bakar utama pabrik baturaja.
2. Terdapat banyaknya cadangan batu kapur di lokasi daerah Pusar, yang terletak
lebih kurang 3 km dari pusat kota Baturaja.
Mengingat bahwa pasar utama yang direncanakan adalah daerah Sumatera
Selatan dan Lampung, tetapi bahan baku utama terdapat di Baturaja (OKU), serta
fasilitas angkutan yang memungkinkan pada saat itu hanya kereta api, maka
proses penggilingan dan pengantongan semen selain dilaksanakan di Pabrik
Baturaja sendiri juga dilaksanakan di Pabrik Palembang dan Panjang.

 Pabrik Baturaja
Laporan Calon Karyawan PT. Semen Baturaja (Persero)
Bab II Gambaran Umum Tentang Perusahaan

10

Unit pembuatan terak (Clinker Plant Unit) di Desa Sukajadi Baturaja, dengan
kapasitas produksi 1.200.000 ton terak/tahun dengan batubara sebagai bahan
bakar utama reaksi pembentukan terak dan sumber listrik berasal dari PLN
dan dilengkapi dengan Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD).Luas areal pabrik
ini adalah 5.403.141 m2.

Gambar 2.2. Pabrik Baturaja

 Pabrik Palembang
Unit penggilingan dan pengantongan semen (Grinding and Packing Plant) di
Kertapati Palembang, dengan kapasitas terpasang produksi 350.000 ton
semen/tahun dilengkapi dengan Pusat Listrik Negara (PLN). Selain pabrik
juga sekaligus kantor pusat PT. Semen Baturaja (Persero) dengan luas areal
pabrik sebesar 43.141 m2.
Laporan Calon Karyawan PT. Semen Baturaja (Persero)
Bab II Gambaran Umum Tentang Perusahaan

11

Gambar 2.3. Pabrik Palembang

 Pabrik Panjang
Unit penggilingan dan pengantongan semen di Panjang Bandar Lampung
dengan kapistas produksi 350.000 ton semen/ tahun yang juga dilengkapi
dengan PLTD. Dengan luas area adalah 40.000 m2

Gambar 2.4 Pabrik Panjang


Laporan Calon Karyawan PT. Semen Baturaja (Persero)
Bab II Gambaran Umum Tentang Perusahaan

12

Gambar 2.5. Lokasi Tata Letak Pabrik

Tabel 2.1. Alamat Kantor Pabrik dan Perwakilan Jakarta

Kantor Pusat & Pabrik Palembang Pabrik Panjang


Penggilingan dan Pengantongan Semen Penggilingan dan Pengantongan Semen
Jl. Abikusno Cokrosuyoso Jl. Yos Sudarso KM. 7
Palembang – 30001 / P.O.Box 1175 Panjang, Bandar Lampung 35243

Pabrik Baturaja Kantor Perwakilan Jakarta


Produksi Terak, Penggilingan dan Gedung Graha Irama Lt.11 Ruang F
Pengantongan Semen Jl. H.R. Rasuna Said Kav.10
Jl. Raya Tiga Gajah Baturaja Jakarta 12050 - Indonesia
Ogan Kemering Ulu -32117

2.3.Visi dan Misi


 Visi
PT. Semen Baturaja (Persero) menjadi produsen semen yang efisien,
mempunyai daya saing dan tumbuh.

 Misi
Laporan Calon Karyawan PT. Semen Baturaja (Persero)
Bab II Gambaran Umum Tentang Perusahaan

13

 Memproduksi semen yang berkualitas, efisien dan memasarkannya


dengan mengutamakan kepuasan pelanggan serta berwawasan
lingkungan.
 Membangun SDM yang Profesional.
 Memaksimalkan nilai tambah perusahaan bagi stakeholder.

2.4.Lambang PT. Semen Baturaja (Persero)


Sebagaimana mestinya, sebuah perusahaan yang besar tentu mempunyai
lambang atau logo dari pada perusahaan itu, begitu juga halnya yang berlaku pada
PT. Semen Baturaja (Persero) memilih gajah (binatang yang ada di Sumatera)
yang setiap lambang itu mempunyai arti tersendiri yang antara lain :

Gambar 2.6. Logo PT. Semen Baturaja (Persero)

 Gajah sebagai hewan terkuat dan terbesar yang ada di Sumatera


khususnya Sumatera Bagian Selatan ini.
 Tiga Gajah melambungkan adanya tiga unit lokasi pabrik yaitu di
Baturaja, di Palembang, dan di Panjang Bandar Lampung.
 Tiga Gajah melambangkan juga adanya tiga Badan Pemegang
Saham yaitu Pemeritah Republik Indonesia, PT. Semen Gresik (Persero)
dan PT. Semen Padang (Persero).
 Warna hijau pada lambang PT. Semen Baturaja (Persero)
melambangkan pemerataan industri daerah, untuk mencapai kemakmuran.
Laporan Calon Karyawan PT. Semen Baturaja (Persero)
Bab II Gambaran Umum Tentang Perusahaan

14

 Warna putih melambangkan kesucian hati semua karyawan untuk


mengabdikan diri pada perusahaan.
Budaya Kerja PT. Semen Baturaja (Persero)
Setiap manusia memiliki perbedaan dan ciri khas dalam kehidupannya
sehari-hari. Faktor lingkungan merupakan factor yang ikut mempengaruhi dalam
sikap setiap manusia. Oleh karena itu, dengan adanya budaya kerja yang
diterapkan di PT. Semen Baturaja (PERSERO) diharapkan mampu memberikan
prilaku yang baik dalam pekerjaan maupun dalam kehidupan sehari-hari demi
kemajuan Perusahaan. Dengan bertambahnya nilai-nilai budaya di perusahaan
diharapkan dapat meningkatkan kesadaran setiap karyawan untuk merasa
memiliki akan perusahaan ini. Sehingga timbul motivasi yang tinggi dalam setiap
pekerjaan yang dilakukannya. Berikut tujuh nilai budaya PT.Semen Baturaja
yang dinamakan Jump For Win, yaitu:
1. Jujur
2. Kompeten
3. Profesional
4. Kerjasama
5. Tanggung jawab
6. Peduli
7. Disiplin

Gambar 2.7. Logo tujuh nilai budaya PT. Semen Baturaja (PERSERO)

2.5. Proses Pembuatan Semen


2.5.1. Bahan Baku
Bahan baku untuk pembuatan semen diperlukan untuk pemenuhan
sumber komponen kimia semen portland yang terdiri dari CaCO 3, SiO2, Al2O3
dan Fe2O3 yang secara implisit tersusun secara kimia sebagai persenyawaan
mineral (mineral compound) semen portland.
Laporan Calon Karyawan PT. Semen Baturaja (Persero)
Bab II Gambaran Umum Tentang Perusahaan

15

Bahan baku utama yang dipakai pada pembuatan semen adalah


sebagai berikut:
a. Batu Kapur (Limestone)
Kalsiium karbonat (CaCO3) di alam sangat banyak terdapat diberbagai
tempat. Kalsium karbonat berasal dari pembentukan geologis yang pada
umumnya dapat dipakai untuk pembuatan semen portland sebagai sumber
utama senyawa Ca. Batu kapur murni biasanya berupa calspar (kalsit) dan
aragonite. Struktur kristal kalsit adalah hexagonal. Berat jenis kalsit dan
aragonite adalah sekitar 2,7 dan 2,95. Kekerasan batu kapur antara 1,8 –
3,0 skala mesh, warna pada batu kapur dipengaruhi oleh tingkat
kandungan unsur-unsur besi, clay (tanah liat) dan MgO. Batu kapur ini
memberikan kandungan CaO dan sedikit MgO.
b. Tanah Liat (Clay)
Tanah liat merupakan bahan baku semen yang mempunyai sumber utama
senyawa silikat dan aluminat dan sedikit senyawa besi. Tanah liat
memiliiki berat molekul 796,40 gr/gmol dan secara umum mempunyai
warna cokelat kemerah-merahan serta tidak larut dalam air.
Adapun sifat fisik dan kimia bahan baku utama sebagaimana terdapat pada
tabel dibawah ini.
Tabel 2.2. Sifat Fisika dan Kimia Bahan Baku Utama

No. Keterangan Batu Kapur Tanah Liat


1. Rumus Kimia CaCO3 Al2O3.K2O.6SiO2.2H2O
2. Berat Molekul 100,09 gr/grmol 796,40 gr/grmol
3. Densitas 2,71 gr/ml 2,9 gr/ml
4. Titik Leleh 1339 oC Terurai
5. Warna Putih abu-abu Coklat, kemerahan
Sumber: Perry R.H., 1989.

c. Gypsum
Berfungsi sebagai bahan retarder untuk memperlambat reaksi pengikatan
semen yang harus ditambahkan pada proses penggilingan klinker menjadi
semen. Adapun sifat fisik dan kimia gypsum seperti pada tabel dibawah
ini:
Tabel 2.3. Sifat Fisika dan Kimia Gypsum
No. Keterangan Gypsum
Laporan Calon Karyawan PT. Semen Baturaja (Persero)
Bab II Gambaran Umum Tentang Perusahaan

16

1. Rumus Kimia CaSO4.2H2O


2. Berat Molekul 172,17 gr/grmol
3. Densitas 2,32 gr/ml
4. Titik Leleh 128 oC
5. Warna Putih
Sumber: Perry R.H.,1989.
Selain bahan baku utama juga terdapat bahan koreksi yaitu bahan
yang diperlukan bila kandungan unsur-unsur di dalam bahan mentah utama
masih terdapat kekurangan, yang termasuk bahan koreksi adalah sebagai
berikut:
a. Pasir Silika mengandung unsur SiO2
b. Pasir Besi mengandung unsur Fe2O3
Adapun sifat fisika dan kimia bahan koreksi dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.
Tabel 2.4. Sifat Fisika dan Kimia Bahan Koreksi
No. Keterangan Pasir Silika Pasir Besi
1. Rumus Kimia SiO2 Fe2O3
2. Berat Molekul 60,06 gr/grmo 159, 70 gr/grmol
3. Densitas 1,32 gr/ml 5,12 gr/ml
4. Titik Leleh 1710 oC Terurai pada 1560 oC
5. Warna Coklat putih Hitam
Sumber: Perry R.H., 1989.

2.5.2. Tahapan Dalam Proses Pembuatan Semen


Dalam pengertian umum yang dimaksud semen adalah bahan yang
mempunyai sifat adhesive dan cohesive digunakan sebagai bahan pengikat
(bonding material), sedangkan semen portland adalah semen hidrolis yang
dihasilkan dengan cara menggiling terak semen portland terutama yang terdiri
atas kalsium silikat yang bersifat hidrolis dan digiling bersama-sama dengan
bahan tambahan berupa satu atau lebih bentuk kristal senyawa kalsium sulfat
dan boleh ditambah dengan bahan tambahan lain (Menurut SNI 15 2049-
2004).
PT Semen Baturaja (Persero) memproduksi Semen Portland Tipe I
(OPC-I) SNI 15-2049-2004 dan Semen Portland Komposit (PCC) SNI 15-
7064-2004, dengan lokasi pabrik di Baturaja, Palembang dan Panjang.
Adapun proses lengkap mengenai pembuatan semen dapat dilihat pada
lampiran gambar 1.
Laporan Calon Karyawan PT. Semen Baturaja (Persero)
Bab II Gambaran Umum Tentang Perusahaan

17

Bahan baku utama yang dibutuhkan dalam pembuatan semen adalah


batu kapur dan tanah liat, selain itu ada bahan yang bersifat sebagai bahan
koreksi yaitu pasir silika dan pasir besi.
Tabel 2.5 Komponen Bahan Pembuat Semen

Unsur-unsur Sumber Bahan Baku Bentuk Senyawa Kimia Bentuk Senyawa


Kimia Semen Dalam Bahan Baku Kimia Dalam Semen
Setelah Proses
Ca Batu Kapur CaCO3 (Calcite)  C3S = Alite
3CaO.SiO2
Si, Al dan Fe Tanah Liat: Senyawa Kompleks:
Kaolinite Al2O3.2SiO2.2H2O  C2S = Belite
Montmorillonite Al2O3.4SiO2.H2O+nH2O 2CaO.SiO2
Beidelite Al2O3.3SiO2.nH2O
Nontronite (Al,Fe)2O3.3SiO2.nH2O  C3A = Celite
Saponite 2MgO.3SiO2.nH2O 3CaO.Al2O3

Si Pasir Siliika/Batu Silika  C4AF = Ferite


Fe Pasir Besi/Biji Besi 4CaO.Al2O3.Fe2O3

Sumber: Maniso Budiawan,B.E., 2010.


Adapun tahapan dalam proses pembuatan semen yaitu:
1. Raw Material Preparation
Bahan baku semen sebelum diumpankan ke dalam peralatan proses
(preheater), terlebih dahulu harus disiapkan sehingga memenuhi kualitas
umpan (komposisi kimia dan kehalusan) melalui beberapa
tahapan.Kualitas bahan baku yang akan diumpankan ke dalam preheater
perlu dijaga agar kiln dapat beroperasi secara kontinyu dan kualitas
produksi dapat stabil sehingga memenuhi spesifikasi yang telah
ditentukan.
Raw material preparation terdiri atas tahapan proses penambangan,
pemecahan (crushing) limestone dan clay dan penyimpanan raw material
ke storage.
a. Penambangan
Adalah kegiatan yang ditujukan untuk membebaskan dan mengambil
bahan galian dari dalam kulit bumi, kemudian membawanya
kepermukaan bumi untuk dimanfaatkan. Penambangan yang dilakukan
terdiri atas penambangan batu kapur dan tanah liat. Setelah bahan baku
Laporan Calon Karyawan PT. Semen Baturaja (Persero)
Bab II Gambaran Umum Tentang Perusahaan

18

ditambang kemudian di angkut menuju crushing untuk diproses


selanjutnya.
b. Pemecahan (crushing)
Bahan mentah yang berasal dari tambang, biasanya masih berukuran
besar. Untuk itu perlu dipecah untuk memperkecil ukurannya (size
reduction) dengan menggunakan crusher. Size reduction disini
dimaksudkan untuk menyiapkan ukuran bahan sesuai dengan ukuran
umpan raw mill, untuk mempermudah pencampuran dan pengeringan.
Batu kapur di lakukan pemecahan dengan limestone crusher sedangkan
tanah liat di lakukan pemecahan dengan clay crusherdan selanjutnya di
simpan di masing-masing storage.
c. Penyimpanan
Penyimpanan bertujuan untuk menjaga continuitas dari bahan baku
yang akan diproses menjadi semen. Penyimpanan dilakukan dengna
metode blending, hal ini bertujuan sebagai premohogeniasasi karena
komposisi raw material yang sangat bervariasi dengan tujuan untuk
memperkecil fluktuasi kualitas raw material.

Gambar 2.8. Proses Raw Material Preparation


2. Raw Meal Preparation
Penyiapan feeding raw mill, seperti batu kapur disiapkan dalam
bin, pasir besi dan pasir silika masing-masing disiapkan juga dalam bin,
kecuali tanah liat yang pengumpananya langsung dari storage ke raw mill.
Laporan Calon Karyawan PT. Semen Baturaja (Persero)
Bab II Gambaran Umum Tentang Perusahaan

19

Selanjutnya raw material (batu kapur, tanah liat, pasir silika dan
pasir besi) dengan perbandingan tertentu oleh QCX diumpankan ke raw
mill untuk dikeringkan (drying) dan dihaluskan (grinding).
Panas yang digunakan untuk pengeringan raw material adalah sisa
gas panas dari pembakaran di kiln.
Hasil dari proses ini disebut raw meal (tepung baku), lalu disimpan
ke dalam storage CF Silo (continous flow) untuk di homogenisasi sebelum
di umpankan ke dalam kiln sebagai kiln feed.

Gambar 2.9. Proses Raw Meal Preparation

Tabel 2.6. Raw Material Composition

Nama Bahan Proporsi Indicator Control Komponen Dominan


H2O Max. 10%
Limestone 75-90 % CaO dari CaCO3
R.CO3 Min. 84
H2O Max. 30%
Clay 7-20% SiO2, Al2O3, Fe2O3
R.CO3 Max. 11%
H2O Max. 12%
Pasir Silika 1-5% SiO2
SiO2 Min. 85%
H2O Max 12%
Pasir Besi 1-6% Fe2O3
Fe2O3 Min. 56%
H2O Max. 1%
R+200µm Max. 1,5%
R+90µm Max. 18%
Raw Meal
LSF 98-105
SM 1,4 – 1,8
AM 2,2 – 2,6
Sumber: Fajrul Fallah, 2010.
Laporan Calon Karyawan PT. Semen Baturaja (Persero)
Bab II Gambaran Umum Tentang Perusahaan

20

3. Coal Preparation
Batubara/coal yang disimpan di storage di ekstraksi dan di
simpan di raw coal hopper, untuk selanjutnya diumpankan ke coal mill
untuk dikeringkan dan dihaluskan menjadi fine coal.
Proses yang terjadi di coal mill adalah pengeringan dan
penggilingan sama seperti di raw mill, bedanya dengan pengeringan
dan penggilingan di raw mill adalah jika di raw mill penggiingan dan
pengeringan menggunakan proporsi raw material yang terdiri dari batu
kapur, tanah liat, pasir silika dan pasir besi, sedangkan pengeringan dan
penggillingan di coal mill hanya menggunakan batu bara/coal semata.
Fine coal hasil penggilingan dan pengeringan ini disimpan di
fine coal bin (bin pfister) dan siap di jadikan bahan bakar di kiln atau
pun di precalsiner dengan menggunakan pfister.
4. Clinker Burning
Proses pembakaran raw meal yang diekstraksi dari raw meal
silo, diumpankan ke dalam rotary kiln yang sebelumnya dilewatkan ke
pre heater lalu masuk kiln. Di dalam kiln dengan suhu yang sangat
tinggi raw meal tadi mengalami fase cair, disinilah terjadi proses reaksi
pembentukan klinker.
Reaksi klinkerisasi:
4CaO + Al2O3 + Fe2O3 4CaO.Al2O3.Fe2O3 (C4AF) 1100 oC
3CaO + Al2O3 3CaO.Al2O3 (C3A) 1200 oC
2CaO + SiO2 2CaO.SiO2 (C2S) 1250 oC
CaO + 2CaO.SiO2 3CaO.SiO2 (C3S) 1250-1400 oC
Klinker panas di lewatkan ke cooling zone (masih dalam kiln),
lalu masuk ke grate cooler agar klinker yang dihasilkan segera dingin
dan akan terbentuk butiran-butiran kllinker yang diinginkan, untuk
seterusnya ditrasnportasikan ke klinker strogae (klinker silo).
Laporan Calon Karyawan PT. Semen Baturaja (Persero)
Bab II Gambaran Umum Tentang Perusahaan

21

Gambar 2.10. Coal Preparation dan Clinker Burning

G
ambar 2.11. Klinker Burning Proses
Tabel 2.7. Spesifikasi Produk Pembakaran dan Klinkerisasi
Nama Produk Indikator Control
Klinker  Kontinuitas Supply  Nominal 4300 tpd
 Kadar F.CaO  Max. 1,5%
 Liter Weight  1100-1250 gr/ltr

Fine Coal  Kontinuitas Supply  Nominal 30 tph


 Ukuran Produk:
 R+90 µm  Max. 20%
 R+200 µm  Max. 1,5%
 Kadar Air (H2O)  Max. 9%
Sumber: Jon Masri, 2010.

5. Cement Grinding
Laporan Calon Karyawan PT. Semen Baturaja (Persero)
Bab II Gambaran Umum Tentang Perusahaan

22

Tujuan dari proses penggilingan semen adalah untuk


memperluas permukaan butiran klinker, sehingga dapat meningkatkan
reaktifitas klinker saat bereaksi dengan air. Selain itu pada proses
penggilingan semen, klinker ditambahan gypsum yang berfungsi
sebagai retarder, yaitu mengontrol waktu pengikatan semen pada saat
semen bereaksi dengan air.
Persiapan operasi penggilingan semen terlebih dahulu dilakukan
pengisian bin klinker, yang diambil dari kllinker silo, dan pengisian bin
gypsum yang di ambil dari storage gypsum juga pengisian bin
limestone yang diambil dari limestone storage.
Proporsi material cement dikendalikan oleh QCX dengan target
berupa SO3, sehingga pada pengendaliannya akan didapat proporsi
material yang sesuai dengan target.
Material yang terdiri dari klinker, gypsum dan limestone dengan
perbandingan tertentu digiling di roller press sebagai penggilingan
tahap pertama dengan memanfaatkan energi tekanan dan putaran roller
untuk menggiling atau menghancurkan dan mereduksi ukuran klinker,
gypsum dan limestone menjadi butiran yang lebih halus yang berbentuk
lempengan.
Selanjutnya masuk grit separator yang berfungsi sebagai
desagglomerator untuk memecah material produk roller press yang
masih berbentuk lempengan dan sebagai classifier untuk memisahkan
fine product (< 90µm) dengan coarse material(material kasar).
Kemudian dipisahkan di cyclone dan masuk ke finish mill sebagai
finish grinding, dimana material akan digiling dengan menggunakan
grinding media berupa ball mill yang saling bertumbukan satu sama
lain dan dengan liner di dalam mill. Kemudian masuk sepax separator
sebagai classifier dimana memisahkan fine product (< 45µm) dan
coarse material (material kasar) yang merupakan produk regrind mill.
Setelah itu masuk jet pulse filtax untuk memisahkan gas dengan finish
produk dari outlet sepax separator melalui proses filtrasi dan bag
cleaning. Finish produk berupa semen yang terkumpul di hopper
Laporan Calon Karyawan PT. Semen Baturaja (Persero)
Bab II Gambaran Umum Tentang Perusahaan

23

bottom filtax jet pulse filter, dialirkan kebagian tengah hopper dengan
menggunakan screw conveyor, dimana finish product berupa semen
akan ditrasnportasikan ke cement silo.
6. Cement Packing
Ekstraksi semen dari dalam silo semen, di transportasikan ke
unit pengantongan, seterusnya semen tadi dengan menggunakan rotary
packer di kemas dalam kemasan zak 50 kg dan atau dalam kemasan 1
ton (big bag). Selan itu bisa juga dipasarkan secara langsung melalui
mobil capsul yang biasanya permintaan ini dipakai oleh unit pengelola
proyek yang sedang dibangun.

Gambar 2.12. Cement Grinding dan Packing Process

Das könnte Ihnen auch gefallen