Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
DENGAN SINUSITIS
Oleh
Nama : Fredi H.S
NIM : 200401022
makalah.
Makalah ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan berbagai pihak, oleh
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari apa yang diharapkan, oleh
makalah ini. Akhir kata penulis berharap mudah-mudahan makalah ini dapat
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
B. Tujuan..................................................................................................1
A. Pengertian ...........................................................................................2
B. Etiologi................................................................................................2
C. Patofisiologi .......................................................................................3
E. Komplikasi .........................................................................................6
F. Penatalaksanaan .................................................................................7
G. Pathway ..............................................................................................9
H. Fokus Pengkajian..............................................................................10
I. Diagnosa Keperawatan......................................................................10
J. Intervensi Keperawatan.....................................................................11
A. Kesimpulan.......................................................................................15
B. Saran .................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sinusitis adalah radang sinus yang ada disekitar hidung dapat berupa
maupun kronik. Ia dapat mengenai anak yang sudah besar, saat sinus
B. TUJUAN
pasien sinusitis.
1
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. PENGERTIAN
Sinusitis adalah radang mukosa sinus para nasal, sesuai sinus yang
frontal dan sinusitis sphenoid. (Mangun Kusumo dan Rifki, 1990 : 120)
1996 : 393)
B. ETIOLOGI
b. Infeksi apikal dari akar gigi yang menonjol kedalam dasar sinus maxila.
Faktor predisposisi
2
- Rhinitis kronis serta rhinitis alergi (Manun Kusumo dan Rifki, 1990 :
C. PATOFISIOLOGI
berhadapan akan saling bertemu, sehingga silia tidak dapat bergerak dan
lendir tidak dapat dialirkan. Maka terjadi gangguan drenase dan ventilalsi
didalam sinus menjadi lebih kental dan merupakan media yang baik untuk
hipoksia dan retensi lendir sehingga timbul infeksi oleh bakteri anaerob.
D. MANIFESTASI KLINIS
1. Sinusitis akut
3
2. Sinusitis sub akut
- Tanda akut sudah reda dan perubahan histologi mukosa sinus masih
reversibel.
- Gejala klinis sama dengan sinusitis akut hanya tanda radang akutnya
gelap.
3. Sinusitis Kronis
irefersibel.
- Nyeri kepala.
nasolaksimalis.
4
- Pada rinoskopi anterior, sekret kental purulen dimeatus medius atau
turun ke tenggorok.
a. Sinusitis Maksilaris
- Demam.
- Malaise dan nyeri kepala yang tak jelas yang biasanya reda pada
pemberian analgetik.
- Wajah terasa bengkak, penuh dan gigi terasa nyeri pada gerakan
kepala mendadak nyeri pipi khas yang timbul dan menusuk, serta
busuk.
b. Sinusitis etmoidalis
5
c. Sinusitis frontalis
- Nyeri kepala yang khas. Nyeri berlokasi diatas alis mata, biasanya
pada pagi hari dan buruk menjelang tengah hari kemudian perlahan-
d. Sinusitis sfenoidalis
E. KOMPLIKASI
a. Komplikasi orbita
- Perdagangan atau reaksi edema yang ringan, terjadi pada isi orbita
- Selulitis orbita, edema bersifat difus dan bakteri telah secara aktif
- Abses sub peristeal, pus diantara peri orbila dan dinding tulang
isi orbita.
tromboflebitis septic.
6
b. Mukokel adalah suatu kista yang mengandung mucus yang timbul dalam
sinus.
c. Komplikasi intrakranial
langsung.
lunak.
F. PENATALAKSANAAN
a. Sinusitis akut
- Topikal
7
- Analgesik → menghilangkan nyeri
pencucian sinus.
c. Sinusitis kronik
alergi.
sekret.
8
G. PATHWAY
Virus, bakteri, jamur Infeksi apikal dari akar Berenang dan menyelam
gigi yang menonjol Kuman potongannya
kedalam dasar sinus sendiri secara mekanik
makalaris masuk kedalam
rangga→ tekanan air
Jaringan sub mukosa di infiltrasi
Kapiler berdilatasi
Infeksi ulang
Sikatrik
Penebalan membran-membran
Penebalan infeksi ke bagian lain
Bakteri aktif menginuasi Bakteri masuk ke cairan Penumpukan pus Destruksi tulang
serebro spinal
Isi orbita kista ostiomelitis
Meningitis
Inflamasi mukokel
Selulitis orbita
1. Obstruksi Nares
2. Sekret hidung
3. Riwayat Sinusitis
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
(PRE OP)
4. Tidak efektifnya bersihan jalan nafas b.d sekresi banyak dan kental.
10
(POST OP)
jaringan.
J. INTERVENSI KEPERAWATAN
(PRE OP)
1. Kriteria hasil :
2) Menghindari atergen.
Intervensi :
11
2. Kriteria hasil :
jika diperlukan.
Intervensi :
3. Kriteria hasil :
Intervensi :
a. Kurangi kebisingan.
4. Kriteria hasil :
Intervensi :
pembedahan
12
5. Kriteria hasil :
keperawatan.
Intervensi :
sinusitis.
lt/hari.
(POST)
1. Kriteria hasil :
Intervensi :
mengidentifikasi perdarahan.
2. Kriteria hasil :
13
Intervensi :
pengeluaran drainase.
c. Ganti balutan atau lapisan tetes nasal dan sejumlah catatan dan warna
3. Kriteria hasil :
b. Tampak santai, dapat beristirahat atau tidur, dan ikut dalam ADL.
Intervensi :
a. Kaji TTV.
imajinasi, visualisasi).
14
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
haemopilus influenzae.
B. SARAN
15
DAFTAR PUSTAKA
Hil Ger, Peter A. BOIES. 1997. Buku Ajar Penyakit THT. Edisi 6. FKUI. Jakarta.
16