Sie sind auf Seite 1von 11

PENGEMBANGAN KOMPETENSI MAHASISWA MELALUI MAGANG

Rugaiyah•

Abstract: This study aims to know what competencies are required of students during the
internship and to Improve the curriculum to be relevant to the needs of apprentices in the
apprenticeship. The study was conducted from May 2011 till October 2011. The method used
descriptive methods and exploratory methods. The data was collected using a questionnaire and
supported by interviews/interview. The result is increased competence of students through
internship activities include aspects: knowledge, skills, and attitudes and values.

Keywords: Competences, educational management.

PENDAHULUAN
Dalam rangka peningkatan mutu lulusan perguruan tinggi, Jurusan Manajemen
Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jakarta melakukan beberapa
upaya, di antaranya menyelenggarakan kegiatan perkuliahan yang efektif dan efisien
dengan tujuan untuk membina mahasiswa agar memiliki keahlian dan keterampilan
dalam bidang manajemen pendidikan, khususnya dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
supervisi pendidikan pada bidang-bidang tugas yang ada pada lembaga atau satuan
pendidikan negeri maupun swasta.
Di samping kegiatan perkuliahan, mahasiswa juga dibekali dengan seperangkat
kompetensi melalui pengalaman nyata di lapangan dalam bentuk program magang.
Magang merupakan salah satu kegiatan pendidikan yang dilaksanakan dan diperoleh
melalui pengalaman di tempat kerja (bekerja sambil belajar) dalam jangka waktu tertentu.
Program magang dijadikan sebagai salah satu upaya untuk menjebatani
kesenjangan antara teori yang diperoleh oleh mahasiswa di bangku perkuliahan dengan
kondisi pekerjaan yang sebenarnya di lapangan. Kegiatan ini sebagai sarana untuk
memperkaya pengalaman mahasiswa dalam bekerja dan sekaligus sebagai sarana untuk
mempromosikan dan memasarkan lulusan jurusan manajemen pendidikan kepada
masyarakat.
Dalam proses magang, mahasiswa ditempatkan pada lembaga-lembaga pengelola
pendidikan selama jangka waktu tertentu, sehingga mereka dapat belajar dan menimba
pengalaman dari praktek nyata tentang pengelolaan pendidikan. Selama kegiatan ini
berlangsung mahasiswa dibimbing oleh pimpinan instansi atau supervisor di tempat
magang, pimpinan jurusan, dosen pembimbing, dan koordinator magang dari jurusan
manajemen pendidikan.
Dari program magang mahasiswa di dinas pendidikan dan sekolah dapat diketahui
sejauh manakah teori-teori yang diberikan selama perkuliahan dapat diaplikasikan di
tempat magang yang selanjutnya dapat dijadikan perbaikan pada program magang
berikutnya. Untuk hal tersebut perlu dilakukan penelitian terkait ”pengembangan
kompetensi mahasiswa melalui magang”.

• Dosen Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jakarta
Jurnal Manajemen Pendidikan 209
Kompetensi
Menurut Palan (2003:10) “competency refers to underlying behavioral characteristic that
descibe motives, traits, self concept, values, knowledge or skills that a superior performer brings to
the workplace.” Kompetensi merujuk kepada karakteristik yang mendasari perilaku yang
menggambarkan motif, konsep diri, nilai, pengetahuan atau keterampilan yang unggul
membawa pelaku ke tempat kerja. Sementara itu Dubois and Rothwell (2000:6)
mendefinisikan “competency are the characterictics within the human psyche that drive all
performance, both on and off the job.” Kompetensi merupakan karakteristik dalam jiwa
manusia yang mendorong seluruh kinerja, baik di dalam maupun di luar pekerjaan).
Kompetensi juga diartikan sebagai oleh Kessler (2006:14) sebagai “competency as a written
description of measurable work habits a personal skills used to achieve a work objective.”
Kompetensi sebagai deskripsi tertulis dari kebiasaan kerja yang terukur dari keterampilan
seseorang yang digunakan untuk mencapai tujuan kerja.
Dari beberapa definisi di atas, dapat disintesiskan bahwa kompetensi merupakan
seperangkat pengetahuan, keterampilan, perilaku dan nilai yang diwujudkan dalam hasil
kerja.

Ruang Lingkup Magang Manajemen Pendidikan.


Manajemen Sarana Prasarana
Manajemen sarana prasarana adalah kegiatan pengelolaan sarana dan prasarana
yang dilakukan oleh sekolah dalam upaya menunjang seluruh kegiatan baik kegiatan
pembelajaran maupun kegiatan lain sehingga seluruh kegiatan berjalan dengan lancar.
Manajemen sarana dan prasarana meliputi : perencanaan/analisis kebutuhan,
pengadaan, inventarisasi, pendistribusian dan pemanfaatan, pemeliharaan dan
pemusnahan terhadap barang-barang bergerak dan tidak bergerak, perabot sekolah, alat-
alat belajar, dan lain-lain.

Manajemen Tenaga Kependidikan


Manajemen tenaga kependidikan adalah kegiatan mengelola personal pendidikan
dalam melaksanakan tugas-tugas sesuai tugas dan fungsinya agar berjalan dengan efektif.
Yang dimaksud dengan tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang
mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang pelaksanaan pendidikan. Sedangkan
pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor,
pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai
dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Ruang
lingkup kegiatan manajemen tenaga kependidikan meliputi kegiatan : (1) rekrutmen:
seleksi, orientasi dan penempatan, (2) pembinaan: pendidikan dan pelatihan,
kompensasi/penggajian, pemberian kesejahteraan, kenaikan pangkat penilaian, cuti
pegawai. (3) pemensiunan.

Manajemen Hubungan Sekolah dengan Masyarakat


Hubungan sekolah dan masyarakat didefinisikan sebagai proses komunikasi antara
sekolah dan masyarakat untuk berusaha menanamkan pengertian warga masyarakat
tentang kebutuhan dan karya pendidikan serta pendorong minat dan tanggung jawab

Jurnal Manajemen Pendidikan 210


masyarakat dalam usaha memajukan sekolah. Tujuan Husemas dimaksudkan untuk
menciptakan hubungan sekolah secara harmonis, meningkatkan kemajuan pendidikan di
sekolah dan memberi manfaat masyarakat akan kemajuan sekolah.

Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan adalah kegiatan mengelola dana untuk dimanfaatkan sesuai
kebutuhan secara efektif dan efisien. Ruang lingkup manajemen keuangan adalah
kegiatan merencanakan kebutuhan dana penggalian, pemanfaatan atau pendistribusian
dan pelaporan atau pertanggung jawaban. Dalam mengelola keuangan harus dilakukan
dengan menganut sistem : Transparan, Akuntabel, Responsibel, Relevan, Efektif, dan
Efisien.

Manajemen Kurikulum
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelnggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di
masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan
pendidikan, dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan
silabus. Manajemen kurikulum meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan
penilaian, tulisan ini membahas tentang kurikulum pada tataran mikro, dalam hal ini
adalah lembaga persekolahan.

Manajemen Kesiswaan
Manajemen kesiswaan merupakan kegiatan mengelola siswa yang di awali dengan
penerimaan siswa baru, pembinaan selama siswa bersekolah dan pembinaan alumni.
Adapun ruang lingkupnya meliputi penerimaan siswa baru yang terdiri dari kegiatan
pendaftaran, seleksi dan penerimaan. Pembinaan siswa meliputi kegiatan : pembinaan
dan bimbingan dalam kegiatan pembelajaran disiplin, pembinaan bakat dan minat
melalui kegiatan ekstrakurikuler. Pembinaan alumni dilaksanakan melalui wadah ikatan
atau persatuan alumni siswa di sekolah setempat. Aspek-aspek manajemen pendidikan
yang telah dijelaskan di atas yaitu manajemen kurikulum, kesiswaan, ketenagaan, sarana
dan prasarana, keuangan, hubungan sekolah dan masyarakat, diaplikasikan dalam
kegiatan magang mahasiswa.

METODE
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan survey dan
analisa data sekunder dengan metode eksploratif dan deskriptif. Penelitian ini akan
dilakukan di Jurusan Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Jakarta dan waktu yang
dibutuhkan dalam penelitian ini selama 5 bulan, yakni dari Mei 2011 s.d Oktober 2011.
Sasaran dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas
Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jakarta yang telah menyelesaikan magang.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket. Selain itu untuk mendukung
keabsahan data, maka ditunjang dengan interview/wawancara.

Jurnal Manajemen Pendidikan 211


HASIL DAN PEMBAHASAN

Temuan Penelitian
Aspek pengetahuan
Berdasarkan hasil kajian, diperoleh data bahwa 82,05% responden menyatakan
pengetahuan yang diperoleh di Kampus sudah cukup membekali untuk melaksanakan
kegiatan magang dan sebanyak 17,95% responden menyatakan belum cukup memadai.
Selanjutnya dapat dilihat pada grafik berikut ini:

Gambar 1
Pengetahuan mahasiswa yang diperoleh dikampus

Pada umumnya mahasiswa hanya mendapatkan pengetahuan di bangku kuliah,


tetapi untuk mahasiswa jurusan manajemen pendidikan, pengetahuan juga diperoleh
melalui kegiatan magang di kantor dinas pendidikan maupun di sekolah. Pengetahuan
tersebut meliputi: Mengetahui pelaksanaan langsung mata kuliah yang dipelajari,
mengetahui secara menyeluruh kegiatan di sekolah/dikantor, mengetahui lebih detail
kebutuhan pendidikan di lapangan dan cara mengajar di kelas, mengetahui tentang
pembuatan buku kas umum (BKU) dan kas kecil, mengetahui cara membarcode buku
perpustakaan dan mengklasifikasikan tiap jenis buku, mengetahui tata cara pembukuan
dan pengarsipan, membuat laporan proyek, mengetahui prosedur pembuatan mutasi dan
promosi, penganggaran, pengelolaan beasiswa untuk siswa, proses sertifikasi guru,
pengetahuan membuat perencanaan pengajaran, pelaksanaan pengajaran, sampai pada
evaluasi pengajaran, pengetahuan tentang tahapan pengambilan kebijakan, prosedur
perizinan pendirian lembaga pendidikan, pengetahuan tentang pengelolaan kurikulum,
pengetahuan tentang pengelolaan dana BOS, sarana dan prasarana, administrasi
kesiswaan.
Pemberian bekal yang masih dibutuhkan mahasiswa untuk meningkatkan
pengetahuan dalam kegiatan magang antara lain: mahasiswa diberikan pengarahan
terlebih dulu sebelum magang, jurusan menjelaskan secara detail kegiatan yang akan

Jurnal Manajemen Pendidikan 212


dilakukan di tempat magang, dosen pembimbing memberikan bimbingan dengan
sungguh-sungguh pada mahasiswa, jurusan mendatangkan pihak dinas pendidikan
maupun sekolah untuk memberikan pembekalan magang, pengaturan kerja di sekolah
maupun di dinas lebih diperjelas, materi aplikasi komputer dalam manajemen pendidikan
lebih diperdalam, perencanaan dan pelaksanaan magang lebih terkoordinir, dalam
pemberikan mata kuliah disesuaikan dengan kondisi riil di lapangan, dan pada mata
kuliah manajemen kurikulum dan manajemen sarana dan prasarana lebih diperdalam.

Aspek Keterampilan
Keterampilan yang diperoleh mahasiswa terkait pelaksanaan tugas di dinas
pendidikan antara lain: keterampilan dalam mengoperasikan website, membuat laporan
keuangan, membuat surat keputusan (SK), sertifikat dan surat-surat, menginput data
siswa, input data guru yang mengikuti sertifikasi, mutasi siswa, kenaikan pangkat guru,
membuat laporan pengadaan barang/jasa dan SPJ (Surat Pertanggungjawaban),
keterampilan dalam mengelola beasiswa, pendataan guru, membuat anggaran dan
kegiatan lelang.
Tugas-tugas yang dilakukan mahasiswa di sekolah, meliputi: melakukan
pengajaran, melakukan supervisi, membantu merapikan perpustakaan, laboratorium, dan
UKS (Unit Kesehatan Sekolah), menginput data siswa, mengarsipkan surat, membantu
persiapan ISO (International Standarization Organization), membuat RPP (Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran), menggantikan guru yang tidak masuk, membantu merevisi
kurikulum, melakukan microteaching, membuat raport siswa menggunakan database,
membantu mengisi buku induk, membenahi administrasi siswa dan dokumen sekolah.
Para mahasiswa mampu melaksanakan tugas yang diberikan supervisor di tempat
mereka magang baik di kantor maupun di sekolah dan sedikit sekali mengalami
hambatan. Bila mereka mendapati hambatan/kendala maka mereka langsung bertanya
kepada pegawai yang menugaskan atau sharing dengan teman sejawat. Begitupula mereka
mampu melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh. Khusus kegiatan magang di
sekolah selain melaksanakan tugas-tugas manajerial sekolah mereka juga melaksanakan
kegiatan mengajar sesuai peminatan. Khusus bagi mahasiswa yang melakukan magang di
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) program studi bisnis dan manajemen mengajar mata
pelajaran manajemen perkantoran, kewirausahaan, teknologi informasi dan komunikasi
(TIK), di mana mata pelajaran tersebut sesuai dengan mata kuliah yang didapat di bangku
kuliah.
Mahasiswa banyak memperoleh keterampilan selama melaksanakan kegiatan
magang di kantor meliputi keterampilan: Mengoperasikan web data program pendidikan
(dapodik), mem-fax surat, menggunakan perangkat lunak komputer, menginput data,
menyusun program, mengisi format sertifikasi, mengoperasikan komputer, menyusun
anggaran, melakukan administrasi perkantoran. Keterampilan yang diperoleh mahasiswa
selama melaksanakan kegiatan magang di sekolah secara manajerial hampir sama dengan
keterampilan yang diperoleh di kantor dinas pendidikan, meliputi: keterampilan dalam
menentukan no. induk siswa melalui internet, merekapitulasi jumlah siswa, prosedur
mutasi siswa, membuat data siswa yang terlibat masalah, mendampingi siswa dalam

Jurnal Manajemen Pendidikan 213


kegiatan ekstrakurikuler, khsusus yang terkait dengan kegiatan manajemen kurikulum,
mahasiswa memiliki keterampilan cara membuat silabus, rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP), cara mengajar yang baik, cara mengolah nilai. Keterampilan khusus
yang mereka dapati dalam wujud softskill meliputi: keterampilan berkomunikasi,
keterampilan beradaptasi dalam pekerjaan, keterampilan mengelola kerja tim,
keterampilan bersosialisasi, serta ketelitian dalam bekerja.

Perilaku dan Nilai


Perubahan perilaku yang diperoleh melalui kegiatan magang, yakni mahasiswa
dikondisikan datang dan pulang tepat waktu sesuai peraturan yang berlaku di sekolah
dan di kantor, untuk di kantor jam kerja dimulai pukul 08.00 s.d pukul 16.00 WIB, tetapi
pada kenyataannya para mahasiswa datang lebih awal dan pulang lebih lambat, hal ini
terkondisi dengan tumbuhnya komitmen kepada pimpinan untuk menyelesaikan tugas-
tugas yang telah ditargetkan. Untuk jam kerja di sekolah pada umumnya dimulai pukul
06.30 s.d pukul 14.00 WIB, tetapi adapula sekolah-sekolah yang mengakhiri jam pelajaran
di atas pukul 14.00 WIB sehingga para mahasiswa yang melaksanakan kegiatan magang
menyesuaikan pada kondisi sekolah masing-masing untuk datang dan pulang sesuai
waktu yang ditetapkan.
Selain kedisiplinan, mahasiswa juga terlatih dan menjadi terbiasa untuk jujur dalam
melaksanakan pekerjaan, contohnya dalam pembuatan laporan. Begitupula dalam
bekerjasama dengan kelompok sejawat, staf dan atasan tempat mahasiswa melakukan
magang, berkontribusi dan terlibat langsung dalam kegiatan di kantor/di sekolah, selalu
melaksanakan tugas yang diberikan, bertanggung jawab menyelesaikan tugas dengan
baik, dan peka terhadap situasi dan kondisi, konsisten dalam bekerja, komitmen, perilaku
sopan santun dan hormat pada atasan, dan kerjasama.

Analisis Hasil Temuan


Pengetahuan yang diperoleh di kampus 82,05% dirasakan sudah cukup oleh
mahasiswa. Meskipun demikian masih perlu diberikan pengayaan materi hingga
mencapai minimal 90% pengetahuan dapat diserap dengan baik oleh mahasiswa sebagai
bekal dalam kegiatan magang. Mata kuliah yang dominan menunjang kegiatan magang di
kantor: manajemen perkantoran 32,2%, komunikasi organisasi 18,64%, perilaku organisasi
15,25%, manajemen sarana dan prasarana 13,56%, manajemen kurikulum 10,17%,
manajemen keuangan 10,17% sebagaimana terlihat pada gambar berikut:

Jurnal Manajemen Pendidikan 214


Mata Kuliah penunjang magang
10.17% 32.20% Manajemen
10.17% Perkantoran
Komunikasi organisasi
13.56%
Perilaku Organisasi

Manajemen Sarpras
15.25% 18.64%

Gambar 2
Mata kuliah penunjang kegiatan magang di Kantor

Angka-angka tersebut menunjukkan bahwa proses dan content (materi) perkuliahan


sangat perlu diperbaharui agar memenuhi relevansi dengan kegiatan magang di kantor.
Maka dalam penyusunan materi perkuliahan harus berbasis masalah di lapangan
sehingga materi selalu up to date begitu pula dalam proses, hendaknya para dosen
menggunakan berbagai strategi dan metode yang memberi peluang mahasiswa dalam
menumbuhkan rasa ingin tahu yang tinggi.
Dalam kegiatan magang di sekolah, mata kuliah yang menunjang meliputi:
manajemen kurikulum 26,42%, teori belajar dan pembelajaran 26,42%, pengelolaan
pengajaran 9,43%, manajemen sarana dan prasarana 11,32%, manajemen peserta didik
9,43%, perencanaan pengajaran dan evaluasi 16,98% sebagaimana terlihat pada gambar
berikut:

MK penunjang magang di
sekolah
Manajemen Kurikulum

TBP

Pengelolaan
Pengajaran

Gambar 3
Mata kuliah penunjang magang di sekolah

Jurnal Manajemen Pendidikan 215


Di antara mata kuliah tersebut yang paling dominan adalah mata kuliah manajemen
kurikulum dan mata kuliah teori belajar dan pembelajaran. Hal ini dipandang sangat
perlu untuk meningkatkan content dan proses pembelajaran yang mengacu kepada
perkembangan kurikulum sehingga memiliki relevansi dengan pelaksanaan pembelajaran
di sekolah. Mata kuliah-mata kuliah yang sangat dibutuhkan tetapi belum memadai
sebagai bekal magang, antara lain: manajemen perkantoran 47,83%, manajemen sarana
dan prasarana 13,04%, manajemen keuangan 3,04 %, pembinaan kompetensi mengajar
13,04%, perencanaan pendidikan 13,04% sebagaimana terlihat pada gambar berikut:

Mata Kuliah yang sangat dibutuhkan


13.04%

Manajemen Perkantoran
13.04% Manajemen Sarpras
47.83%
Manajemen Keuangan
13.04%
PKM
3.04%
Perencanaan Pendidikan

Gambar 4
Mata kuliah yang sangat dibutuhkan tapi belum memadai

Respon tersebut mengindikasikan bahwa mata kuliah-mata kuliah tersebut perlu


ditinjau kembali baik dari segi content maupun proses sehingga mata kuliah tersebut layak
sebagai bekal magang.
Adapun pengetahuan yang didapatkan mahasiswa ditempat magang meliputi:
pengetahuan tentang praktek langsung mata kuliah yang dipelajari, tentang kegiatan di
sekolah/dikantor secara komprehensif, tentang detail kebutuhan pendidikan di lapangan
dan cara mengajar di kelas, tentang pembuatan buku kas umum (BKU) dan kas kecil, cara
membarcode buku perpustakaan dan mengklasifikasikan tiap jenis buku, tata cara
pembukuan dan pengarsipan, membuat laporan proyek, prosedur pembuatan mutasi dan
promosi, penganggaran, pengelolaan beasiswa untuk siswa, proses sertifikasi guru,
membuat perencanaan pengajaran, pelaksanaan pengajaran, sampai pada evaluasi
pengajaran, tentang tahapan pengambilan kebijakan, prosedur perizinan pendirian
lembaga pendidikan, tentang pengelolaan kurikulum, tentang pengelolaan dana BOS,
sarana dan prasarana, serta administrasi kesiswaan.
Berdasarkan data yang diperoleh bahwa mahasiswa memperoleh keterampilan
pada kegiatan magang di kantor dinas pendidikan relevan dengan perkuliahan yang
diperoleh dikampus dan pada kegiatan inilah mahasiswa memiliki keterampilan yang

Jurnal Manajemen Pendidikan 216


lebih spesifik, seperti: membuat laporan keuangan, membuat surat keputusan (SK),
sertifikat dan surat-surat, menginput data siswa, input data guru yang mengikuti
sertifikasi, mutasi siswa, kenaikan pangkat guru, keterampilan dalam mengelola beasiswa,
pendataan guru. Pengalaman inilah yang menjadikan mahasiswa lebih kompeten.
Sama halnya dengan keterampilan yang diperoleh mahasiswa pada saat magang di
sekolah. Mahasiswa melakukan kegiatan praktek pengajaran, supervisi, menentukan
nomor induk siswa melalui internet, merekapitulasi jumlah siswa, prosedur mutasi,
membuat data siswa yang bermasalah, mendampingi siswa dalam kegiatan ekskul,
membantu merapikan perpustakaan, laboratorium, dan UKS, menginput data siswa,
mengarsipkan surat, membantu persiapan ISO, membuat RPP, menggantikan guru yang
tidak masuk, membantu merevisi kurikulum, melakukan microteaching, membuat raport
siswa menggunakan database, membantu mengisi buku induk, membenahi administrasi
siswa dan dokumen sekolah. Pengalaman ini menjadikan mahasiswa lebih kompeten
dalam melaksanakan tugas-tugas sekolah.
Dalam hal perubahan perilaku dan nilai yang diperoleh mahasiswa, dari segi cara
berpakaian, mahasiswa terbiasa menggunakan pakaian formal, bagi laki-laki
menggunakan kemeja dan celana panjang non jeans, bagi perempuan terbiasa
menggunakan rok dan blouse yang sopan (tidak ketat dan menutup aurat). Untuk
kehadiran, mahasiswa hadir lebih awal dan pulang sesuai waktunya bahkan terkadang
melebihi waktu yang ditentukan. Mahasiswa juga terbiasa disiplin, jujur, kompak dalam
bekerjasama, santun dan hormat pada atasan, peka terhadap situasi dan kondisi. Nilai-
nilai tersebut dapat terinternalisasi di dalam diri mahasiswa sebagai insan akademik.

PENUTUP
Kesimpulan. Peningkatan kompetensi mahasiswa melalui kegiatan magang meliputi
aspek: pengetahuan, keterampilan, dan perilaku serta nilai. Pengetahuan yang diperoleh
melalui kegiatan magang meliputi: pengetahuan tentang kegiatan di sekolah/dikantor
secara komprehensif, tentang detail kebutuhan pendidikan di lapangan, cara mengajar di
kelas, pengelolaan keuangan, pengelolaan perpustakaan, pengarsipan, manajemen
kesiswaan, pengelolaan dana BOS, manajemen tenaga kependidikan serta manajemen
kurikulum. Keterampilan yang diperoleh mahasiswa terkait pelaksanaan tugas di dinas
pendidikan antara lain: keterampilan dalam ketatausahaan, mengoperasikan website,
manajemen keuangan dan manajemen ketenagaan, serta manajemen sarana dan
prasarana.
Untuk keterampilan di sekolah meliputi: keterampilan dalam menentukan no. induk
siswa melalui internet, merekapitulasi jumlah siswa, prosedur mutasi siswa, membuat
data siswa yang terlibat masalah, mendampingi siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler,
khsusus yang terkait dengan kegiatan manajemen kurikulum, mahasiswa memiliki
keterampilan cara membuat silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), cara
mengajar yang baik, cara mengolah nilai. Keterampilan khusus yang mereka dapati
dalam wujud softskill meliputi: keterampilan berkomunikasi, keterampilan beradaptasi
dalam pekerjaan, keterampilan mengelola kerja tim, keterampilan bersosialisasi, serta
ketelitian dalam bekerja. Perilaku dan nilai yang diperoleh dalam melaksanakan magang

Jurnal Manajemen Pendidikan 217


terlihat dari cara berpakaian, Mahasiswa terbiasa menggunakan pakaian formal, bagi
laki-laki menggunakan kemeja dan celana panjang non jeans, bagi perempuan terbiasa
menggunakan rok dan blouse yang sopan (tidak ketat dan menutup aurat). Untuk
kehadiran, mahasiswa hadir lebih awal dan pulang sesuai waktunya bahkan terkadang
melebihi waktu yang ditentukan. Mahasiswa juga terbiasa disiplin, jujur, kompak dalam
bekerjasama, santun dan hormat pada atasan, peka terhadap situasi dan kondisi. Nilai-
nilai tersebut dapat terinternalisasi di dalam diri mahasiswa sebagai insan akademik.

Saran. Berdasarkan kesimpulan di atas, maka beberapa saran yang diajukan antara lain:
(1) Perlu adanya penelitian secara berkesinambungan yang difokuskan pada
pengembangan mata kuliah jurusan agar selalu up to date dan kompetensi yang
dibutuhkan tercapai sesuai dengan kebutuhan di lapangan. (2) Mata kuliah-mata kuliah
yang benar-benar dibutuhkan dalam kegiatan magang perlu diperkaya terutama dari sisi
content berbasis masalah. (3) Para dosen perlu menggunakan berbagai strategi dan
metode yang memberi peluang mahasiswa dalam menumbuhkan rasa ingin tahu yang
tinggi. (4) Para supervisor hendaknya lebih mengarahkan mahasiswa untuk mengerjakan
kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan manajemen pendidikan
yang membutuhkan kemampuan berpikir pada tingkat analisis, sintesis dan evaluasi. (5)
Perilaku dan nilai yang didapatkan mahasiswa harus terus dipupuk dan ditanamkan pada
diri tiap mahasiswa sehingga terinternalisasi dalam dirinya.

DAFTAR RUJUKAN
Buku pedoman akademik UNJ tahun 2011
Buku pedoman magang Jurusan Manajemen Pendidikan Tahun 2010
Dubois, David D. and William J. Rothwell, The competency Toolkit. US : HRD Press, 2000.
Gomes, Faustino Cardosos, Manajemen Sumber Daya Manusia. Jogyakarta: Andi Offset,
2003.
Ivancevich, John M., Robert Konopaske and Michael T. Matteson, Organizational Bahavior
and Management. Boston: McGraw-Hill, 2008.
Kessler, Robin. Competency-Bas interviews. New Jersey : Career Press, 2006.
Mosley, Donald C, Leon C. Megginson, and Paul H.Pietri, Supervisory Management : The
Art of Inspiring, Empowering, and Developing People. Ohio : Thomson South-Western,
2005.
Mulyasa, E. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya,
2007.
Palan, R. Competency Management – A Practitioner’s Guide. Malaysia : Suma, 2003.

Jurnal Manajemen Pendidikan 218


Robbins, Stephen P. and Mary Coulter, Management. New Jersey : Pearson Prentice Hall,
2007.
Rugaiyah. Profesi Kependidikan dalam Perspektif Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta,
2010.

Jurnal Manajemen Pendidikan 219

Das könnte Ihnen auch gefallen