DIGESTION

Autocatalytic Digestion
We will first assume the following:

1) digestion only occurs in the stomach.

2) it behaves as a CSTR.
3) nature operates at the optimum conditions which in this case means
the rate in the stomach is at its maximum.

Pencernaan Autocatalytic
Kami pertama-tama akan mengasumsikan hal-hal berikut:
1) pencernaan hanya terjadi di perut.
2) berperilaku sebagai CSTR.
3) alam beroperasi pada kondisi optimum yang dalam hal ini berarti laju di perut
adalah maksimum.

DERRIVE

Relationship between mass and moles:

Hubungan antara massa dan tahi lalat:

Multiply numerator and denominator by the average molecular weight of

the hippo�s feed (MW).
Multiply pembilang dan penyebut dengan berat molekul rata-rata pakan kuda nil
(MW).
DIMANA

where mA is the mass feed rate of the feed in (kg/day).

di mana mA adalah tingkat umpan massa pakan dalam (kg / hari).

The reactor volume is then the area under the curve of the figure below.

Volume reaktor adalah area di bawah kurva gambar di bawah.

If we assume the reactor volume and the mass flow rate are the same and
the stomach operates as a PFR, we would obtain less conversion than the
case of the CSTR, this is seen below.
Jika kita mengasumsikan volume reaktor dan laju aliran massa adalah sama dan
perut beroperasi sebagai PFR, kita akan memperoleh konversi yang lebih sedikit
daripada kasus CSTR, ini terlihat di bawah.

In order to achieve the same conversion as the CSTR for the autocatlytic
reaction, a much lager volume would be required.
Untuk mencapai konversi yang sama dengan CSTR untuk reaksi autokastik,
diperlukan banyak volume bir.
We see that if autocatalytic digestion takes place only in the stomach the
most efficient system to convert food into products (as in vitamins and
nutrients) is the CSTR. This difference in efficiency is easily seen when
the performance of a CSTR and PFR are graphed against each other with
the autocatalytic reaction. Ideally, in the digestive system a maximum
reaction rate is desirable. Thus, conversion will be kept low and a CSTR
will be desired. Physiologically this is also true because within a stomach
upon exiting the feed is acidified which inhibits the fermentation
process, and enzyme catalytized digestion begins to take place in the
intestines.
Kami melihat bahwa jika pencernaan autokatalitik hanya terjadi di perut, sistem
yang paling efisien untuk mengubah makanan menjadi produk (seperti dalam
vitamin dan nutrisi) adalah CSTR. Perbedaan dalam efisiensi ini mudah dilihat
ketika kinerja CSTR dan PFR digambarkan terhadap satu sama lain dengan reaksi
autokatalitik. Idealnya, dalam sistem pencernaan, laju reaksi maksimum
diinginkan. Dengan demikian, konversi akan tetap rendah dan CSTR akan
diinginkan. Secara fisiologis hal ini juga benar karena dalam perut saat keluar dari
pakan diasamkan yang menghambat proses fermentasi, dan pencernaan enzim
dikatalisis mulai berlangsung di usus.

Enzyme Catalytized Digestion

We now consider the case of only enzyme catalytized digestion taking
place. This type of reaction usually occurs in the tube-like intestines.
Again we will compare the exit conversion for a CSTR and a PFR for the
same mass flow rate.
Above is the performance of a CSTR graphed solely against enzyme
catalytized digestion.

Above the performance of PFR is graphed against enzyme catalytized

digestion. Notice for the same mass flow rate it has a higher conversion
(assuming the volume of the CSTR and the PFR are the same).
However,as opposed to a autocatalytic reaction, for the case of a enzyme
catalytized reaction when the performance of a CSTR and PFR is
compared, the PFR is always more efficient than the CSTR. Once again
this is seen best by graphing the performance of a PFR against a CSTR
with enzyme catalytized digestion 2.

Enzim Digestatis Enzim

Kami sekarang mempertimbangkan kasus hanya pencernaan enzim katalisasi yang

terjadi. Reaksi jenis ini biasanya terjadi di usus seperti tabung. Sekali lagi kami
akan membandingkan konversi keluar untuk CSTR dan PFR untuk laju aliran
massa yang sama.

Di atas adalah kinerja CSTR yang digambarkan semata-mata melawan pencernaan

enzim yang dikatalisasi.

Di atas kinerja PFR digambarkan terhadap pencernaan enzim katalisasi.

Perhatikan untuk laju aliran massa yang sama memiliki konversi yang lebih tinggi
(dengan asumsi volume CSTR dan PFR adalah sama).
Namun, dibandingkan dengan reaksi autokatalitik, untuk kasus reaksi katalisasi
enzim ketika kinerja CSTR dan PFR dibandingkan, PFR selalu lebih efisien
daripada CSTR. Sekali lagi ini terlihat terbaik dengan grafik kinerja PFR terhadap
CSTR dengan enzim katalisasi pencernaan 2.

Enzyme Catalytized and Autocatalytic Digestion

Combined
Combining the two cases of a purely enzyme catalytized reaction and a
purely autocatalytic reaction it is easily seen which ideal reactor is
desired. For any point within the digestive system when an autocatalytic
reaction is occurring a CSTR will be more efficient than a PFR, but
when a enzyme catalytized reaction occurs a PFR is more efficient than a
CSTR. Hence, in the case of the hippopotamus where autocatalytic
digestion occurs within the stomach, which is followed by enzyme
catalytized digestion within the intestines, a CSTR-PFR reactor scheme
is desired.

Enzim dikatalisasi dan Penggabungan Autocatalytic Gabungan

Menggabungkan dua kasus dari reaksi enzimatik yang murni dan reaksi murni
autocatalytic, mudah dilihat reaktor ideal mana yang diinginkan. Untuk setiap titik
dalam sistem pencernaan ketika reaksi autokatalitik terjadi CSTR akan lebih
efisien daripada PFR, tetapi ketika reaksi enzimatik katalis terjadi PFR lebih
efisien daripada CSTR. Oleh karena itu, dalam kasus hippopotamus di mana
pencernaan autocatalytic terjadi di dalam perut, yang diikuti oleh pencernaan
enzim yang dikatalisasi dalam usus, skema reaktor CSTR-PFR diinginkan.

Design Equations and Calculations

The hippopotamus digestive system is modeled as a CSTR and a PFR in
a series. The continuous-stirred tank reactor (or the backmix reactor) is
used very commonly in industrial processing and is normally run at
steady state. Ideally it is operated to obtain a perfect mixing and
therefore modeled as having no spatial variations in concentrations,
temperature, or reaction rate throughout the vessel. The plug-flow rector
is, as the CSTR, run at steady state and consists of a long cylindrical
pipe. The flow is considered turbulent enough so that one can assume
that there is no radial variation in concentration.1

Persamaan Desain dan Perhitungan

Sistem pencernaan hippopotamus dimodelkan sebagai CSTR dan PFR

dalam seri. Reaktor tangki yang diaduk terus menerus (atau reaktor
backmix) digunakan sangat umum dalam pemrosesan industri dan
biasanya dijalankan pada kondisi tunak. Idealnya dioperasikan untuk
mendapatkan pencampuran sempurna dan karena itu dimodelkan sebagai
tidak memiliki variasi spasial dalam konsentrasi, suhu, atau laju reaksi di
seluruh kapal. Rektor plug-flow, sebagai CSTR, berjalan pada kondisi
mantap dan terdiri dari pipa silinder panjang. Aliran dianggap cukup
bergejolak sehingga seseorang dapat berasumsi bahwa tidak ada variasi
radial dalam konsentrasi.

For the system above A represents the grass that makes up the bulk of
the hippos normal diet. F is the molar flow of A, m is the mass flow and
X represents the conversion of A into proteins, vitamins, minerals and
everything else that the hippo needs to survive. The conversion X is
defined as:

Untuk sistem di atas A mewakili rumput yang membentuk sebagian

besar diet normal kuda nil. F adalah aliran molar A, m adalah aliran
massa dan X mewakili konversi A menjadi protein, vitamin, mineral dan
segala sesuatu yang dibutuhkan kuda nil untuk bertahan hidup. Konversi
X didefinisikan sebagai:
 Derive

HASIL DERIVE

A simple mole balance over the CSTR gives the following expression:

Keseimbangan mol sederhana di atas CSTR memberikan ekspresi

berikut:

or in term of the autocatlytic reaction rate for the CSTR:

atau dalam hal laju reaksi autokastik untuk CSTR:

These two equation can be combined into a familiar expression, a form

of the design equation of a CSTR:

Kedua persamaan ini dapat digabungkan menjadi ekspresi yang dikenal,

suatu bentuk persamaan desain CSTR:

We now consider the case where the digestion also takes place in the
intesting following the CSTR. Because of the high acid conten in the
intestine microbes can not exist and digestion takes place by enzyme
catalytized digestion.

In a similar way a mole balance over the PFR gives us the following
expressions:
Kami sekarang mempertimbangkan kasus di mana pencernaan juga
terjadi di intesting mengikuti CSTR. Karena asam tinggi yang terdapat
dalam mikroba usus tidak dapat ada dan pencernaan terjadi oleh enzim
yang dikatalisasi pencernaan.

Dengan cara yang sama keseimbangan mol atas PFR memberi kita
ekspresi berikut:

which can be combined to the design equation of the PFR:

yang dapat dikombinasikan dengan persamaan desain PFR:

or in this case the more useful form:

Atau dalam hal ini bentuk yang lebih berguna:

Finding correct values of X is of course impossible but fairly good

estimates can be done. The overall conversion of all dry matter, i.e. X2, is
according to studies of the hippos� digestive system about 45%3. We
further assumed that about 75% of the total conversion occurred in the
first part of the digestive system, i.e. the CSTR or the stomach, and 25%
in the second part, i.e. the PFR or the intestines. The assumption is based
on the volume ratio between the two parts. Studies made of the stomach
contents of the hippo are not extensive enough to make any final
conclusions but at least the protein contents in different parts of the
stomach are in concord with the aforementioned assumption.

In brief this means that when assuming that no conversion occurs before
the CSTR and that 75% of the total conversion occurs in the CSTR the
values of X will be as follows:
Menemukan nilai X yang benar tentu saja tidak mungkin tetapi perkiraan
yang cukup baik dapat dilakukan. Konversi keseluruhan dari semua
bahan kering, yaitu X2, menurut penelitian sistem pencernaan hippos
sekitar 45% 3. Kami lebih lanjut mengasumsikan bahwa sekitar 75% dari
konversi total terjadi di bagian pertama sistem pencernaan, yaitu CSTR
atau lambung, dan 25% di bagian kedua, yaitu PFR atau usus.
Asumsinya didasarkan pada rasio volume antara dua bagian. Studi yang
dibuat dari isi perut kuda nil tidak cukup luas untuk membuat
kesimpulan akhir tetapi setidaknya kandungan protein di bagian perut
yang berbeda sesuai dengan asumsi yang disebutkan di atas.

Singkatnya ini berarti bahwa ketika mengasumsikan bahwa tidak ada

konversi terjadi sebelum CSTR dan bahwa 75% dari total konversi
terjadi dalam CSTR, nilai X akan menjadi sebagai berikut:

See an equation fit to the data

Lihat persamaan yang sesuai dengan data

 ISI FIT

A 4th degree polynomial was fit to the data of the autocatalytic reaction.

Polinomial tingkat 4 cocok dengan data reaksi autokatalitik.

The shape of the above graph appears to differ from the shape of the
autocatalytic reaction Levenspiel plots on previous pages due to the scale
of the graph. It appears more streched on this graph. However, resizing
the same graph to similar scales as those on previous pages results in the
familiar shaped curve seen below.

Bentuk grafik di atas tampaknya berbeda dari bentuk plot reaksi

autocatalytic Levenspiel pada halaman sebelumnya karena skala grafik.
Tampaknya lebih banyak gaya pada grafik ini. Namun, mengubah
ukuran grafik yang sama ke skala serupa seperti pada halaman
sebelumnya menghasilkan kurva berbentuk akrab yang terlihat di bawah
ini.
The volumes of the stomach (CSTR) and the intestines (PFR) are about
0.46 m3 respectively 0.15 m3 , the density of the grass is 306 kg / m3 and
the flow rate is assumed to be 40 kg / day based on what is known about
the hippos feeding habits and diet. This means that the volumetric flow
rate is about 0.13 m3 / day.

click here to see how the constants were determined

Volume lambung (CSTR) dan usus (PFR) sekitar 0,46 m3 masing-masing 0,15
m3, kerapatan rumput adalah 306 kg / m3 dan laju alir diasumsikan 40 kg / hari
berdasarkan apa yang diketahui tentang kebiasaan makan dan diet makan kuda nil.
Ini berarti bahwa laju aliran volumetrik sekitar 0,13 m3 / hari.

klik di sini untuk melihat bagaimana konstanta ditentukan

HERE : The space time (or the mean residence time), which is the time
necessary to process one reactor volume of fluid based on entry
conditions, is defined as:

combining this definition with the previously developed design equations

for the CSTR (1) and PFR (2) yields:

In order to be able to solve these equations one needs to know how -

rA varies with X. The PFR follows Michaelis-Menten kinetics and (for
enzyme catalytized digestion) the expression below can be used:
Since VMAX, KM and CA0 all are constants this expression can be
rewritten as:

Substituting the parameter values into equation 5 gives:

Design Equations and Calculations (cont.)

Taking the previously described rate laws, one can combine them
generically under a rA term. This new rate law for autocatalytic digestion
in a CSTR followed by enzyme catalytized digestion in a PFR can then
be graphed and compared with the previously shown graphs. Below are
two such graphs representing the digestive behavior of the hippo as
modeled as a CSTR and a PFR in series.
Persamaan Desain dan Perhitungan (lanjutan)

Mengambil undang-undang tingkat yang dijelaskan sebelumnya, seseorang dapat

menggabungkannya secara umum di bawah suatu istilah rA. Undang-undang tarif
baru untuk pencernaan autocatalytic dalam CSTR yang diikuti oleh enzim
katalisasi pencernaan dalam PFR kemudian dapat digambarkan dan dibandingkan
dengan grafik yang ditunjukkan sebelumnya. Di bawah ini adalah dua grafik yang
mewakili perilaku pencernaan kuda nil sebagaimana dimodelkan sebagai CSTR
dan PFR secara seri.