Sie sind auf Seite 1von 8

Implementasi RoIP (Radio Over IP) pada

Komunikasi Tanggap Bencana


Eko Pramono 1) , Heri Sismoro 2)
1) 2)
Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta
email :eko.p@amikom.ac.id 1), herisismoro@amikom.ac.id 2)

Abstraksi
Salah satu model alat telekomunikasi yang handal pada saat terjadi bencana adalah
perangkat radio komunikasi. Perangkat radio dengan model Handy Talky, memiliki
kemampuan jarak komunikasi yang terbatas. Dengan menggembangkannya menjadi
RoIP (Radio Over IP) maka sistem telekomunikasi radio tersebut di tumpangkan pada
sistem VoIP agar sistem telekomunikasi radio menjadi lebih global dan mampu
mengatasi masalah interoperabilitas dalam masalah telekomunikasi secara umum dan
sistem telekomunikasi tanggap bencana. Penelitian ini meneliti tingkat kehandalan dari
RoIP (Radio Over IP) yang terimplementasi pada sistem komunikasi tanggap bencana.
Pengujian meliputi sistem VOX/Switcher, Packet Loss dan Delay terhadap penggunaan
CODEC dan jumlah pengguna serta kualitas internet mobile dari beragam provider yang
mampu di gunakan untuk sistem RoIP.

Kata kunci: RoIP, Radio Over IP, VOX, CODEC, Tanggap Bencana

A. Pendahuluan bagaimana bila sarana


Sudah banyak bencana alam yang telekomunikasi radio tersebut di
terjadi di negeri ini. Dan banyak juga tumpangkan di sistem internet
saudara-saudara kita yang menjadi (Menjadi RoIP = Radio Over IP) agar
korbannya, selain itu tidak sedikit lebih global dan mampu mengatasi
sarana atau infrastruktur yang rusak masalah interoperabilitas dalam
oleh bencana tersebut. Sarana masalah telekomunikasi secara
telekomunikasi menjadi prioritas umum dan sistem telekomunikasi
utama yang harus dibangun kembali tanggap bencana pada khususnya.
pada saat terjadi kondisi darurat
ketika tanggap bencana. Salah satu B. Tinjauan Pustaka
model alat telekomunikasi yang 1. Sistem Kerja RoIP (Radio
handal pada saat terjadi bencana Over IP)
adalah perangkat radio komunikasi Prinsip dasar cara kerja RoIP
(HT = Handy Talky). Permasalahan adalah pemancaran transmisi
yang sangat mendasar adalah radio dua arah menggunakan
bahwa sangat banyak keterbatasan standar VoIP. yaitu mengubah
dari perangkat radio tersebut. Salah sinyal audio analog dari transmisi
satunya yang paling menonjol adalah radio tersebut menjadi data digital
kemampuan jarak dalam melalui LAN/WAN. Hal ini
berkomunikasi. Hal ini menyebabkan dimaksudkan agar transmisi radio
keterbatasan dalam berkomunikasi dua arah yang memiliki jangkauan
dengan pihak lain di luar daerah yang terbatas menjadi lebih jauh
bencana. Mengingat sekarang jangkauannya serta mengatasi
teknologi VoIP merupakan salah satu masalah interoperabilitas dalam
teknologi yang memungkinkan kita berkomunikasi. Dimana diingin
berkomunikasi secara global, maka kan semua perangkat seperti PC,
handphone dan smartphone serta Transmission Control Protocol
perangkat lainnya yang berbasis (TCP), Real-Time Protocol (RTP),
Internet Protokol dapat dan User Datagram Protocol
berkomunikasi dengan radio dua (UDP). (Ryan, 1998: 17)
arah. Perubahan sinyal audio Adapun protokol yang digunakan
analog dari transmisi radio dua dalam penelitian ini adalah UDP
arah menjadi data digital (User Datagram Protocol). Karena
dibutuhkan sebuah perangkat PC UDP memiliki karakteristik
(Personal Computer) yang biasa connectionless dan unrealible.
di sebut dengan PC Gateway. PC Connectionless berarti bahwa
Gateway ini juga yang akan pesan-pesan UDP akan dikirimkan
mengubah data suara digital yang tanpa harus dilakukan proses
berasal sistem VoIP pada negosiasi koneksi antara dua host
jaringan LAN/WAN untuk yang akan bertukar informasi.
kemudian di pancarkan melalui Unreliable berarti bahwa pesan-
transmisi radio dua arah dalam pesan UDP akan dikirimkan
bentuk sinyal audio analog. Dan sebagai datagram tanpa pesan
juga meneruskan suara yang acknowledgment. Protokol layer
berasal dari radio komunikasi aplikasi yang berjalan di atas UDP
untuk diteruskan ke sistem VoIP harus melakukan pemulihan
terhadap pesan-pesan yang hilang
SERVER
RoIP selama transmisi. Protokol layer
aplikasi yang berjalan di atas UDP
PC mengimplementasikan keandalan
SmartPhone
masing-masing layanan, yaitu
mengirim pesan secara periodik
atau dengan menggunakan waktu
Internet yang telah didefinisikan.
Laptop
PC 3. QoS (Quality of Service)
Gateway
Pada keadaan darurat khususnya
pada saat tanggap bencana dalam
berkomunikasi baik komunikasi
Interface data atau pun suara yang
Transmisi Sinyal Audio Analog menggunakan layanan internet
Transmisi Sinyal Audio Digital
sangatlah di tuntut standart
Gambar 1. Sistem Kerja RoIP kualitas layanan yang prima oleh
karenanya pengukuran QoS
2. Protokol Penunjang RoIP (Quality of Service) sangat
Dalam proses pengiriman dan dibutuhkan. Definisi QoS menurut
penerimaan data suara dibutuhkan rekomendasi ITU-T E.800 pada
protokol-protokol untuk dapat tahun 1994 bahwa QoS
melakukan komunikasi. Protokol merupakan suatu kumpulan dari
merupakan aturan-aturan yang pengaruh performansi layanan
harus disepakati supaya komputer yang menentukan tingkat
pada jaringan dapat kepuasan dari pengguna terhadap
berkomunikasi. Ada beberapa suatu layanan. QoS didasarkan
protokol yang menunjang untuk pada kemampuan jaringan untuk
terjadi komunikasi VoIP, yaitu menyediakan layanan yang lebih
Internet Protocol (IP), baik pada trafik jaringan melalui
teknologi yang berbeda-beda
karena QoS berkemampuan untuk membutuhkan suatu rangkaian
mendefinisikan atribut-atribut laya VOX (Voice Over eXchange) yang
nan yang disediakan, baik secara berfungsi untuk melakukan proses
kualitatif maupun kuantitatif. Pada PTT (Push To Talk) pada sistem
jaringan berbasis IP, QoS radio komunikasi ketika ada
mengacu pada performansi dari informasi data suara yang berasal
paket-paket IP yang lewat melalui dari soundcard pada komputer
satu atau lebih jaringan yang Gateway. Adapun rangkaian lebih
diukur dengan menggunakan lengkapnya dapat dilihat pada
parameter berupa besaran packet gambar di bawah ini
loss, delay, dan MOS (Mean
Opinion Score).

4. Teamspeak Sebagai Sistem


RoIP
TeamSpeak adalah salah satu
perangkat lunak penerapan dari
VoIP yang memungkinkan
pengguna untuk berbicara pada
saluran atau channel dengan
pengguna lain, seperti telepon
panggilan konferensi. TeamSpeak Gambar 2. Rangkaian VOX/Switcher
terdiri atas dua bagian, yaitu
server dan client. Pengguna C. Metode Penelitian
menggunakan perangkat lunak Metode penelitian yang dilakukan
TeamSpeak client untuk pada penelitian ini adalah dengan
menghubungkan ke server cara sebagai berikut:
TeamSpeak yang dipilih sehingga 1. Observasi/pengamatan terhadap
dapat berkomunikasi antar sistem komunikasi tanggap
pengguna TeamSpeak. Server bencana yang telah dimiliki oleh
TeamSpeak berperan untuk para relawan.
menampung koneksi client untuk 2. Melaksanakan Fokus Group
bertemu dan berbicara dengan Discussion (FGD) terhadap para
kapasitas multi-client. TeamSpeak relawan tanggap bencana serta
merupakan sebuah program yang pihak terkait mengenai sistem
sangat ringan dalam hal komunikasi tanggap bencana apa
penggunaan resource dan yang mereka butuhkan.
bandwitdh komputer sehingga 3. Membuat dan menguji QoS dari
dapat dijalankan bersamaan sistem RoIP (CODEC, Packet
dengan aplikasi lain. Keunggulan Loss , Jitter dan Delay) dengan
TeamSpeak antara lain adalah keterkaitannya pada jaringan
suara yang dihasilkan internet khususnya koneksi
jernih, cross-platform design internet menggunakan provider
untuk server dan client, built-in seluler
web based administration control 4. Membuat dan rangkaian VOX/
panel untuk server, dan user Switcher yang berfungsi meng
permissions system. (Amilia F. & gabungkan komunikasi radio
Munawar S., 2012) dengan komunikasi VoIP
Untuk menghubungkan dengan
sistem komunikasi radio dua arah
software TeamSpeak ini
C. Hasil dan Pembahasan 2. Hasil Pengujian Packet
1. Hasil Pengujian Kualitas Loss dan Delay terhadap
Koneksi Seluler ke Server penggunaan CODEC dan
jumlah pengguna
Packet Loss
4 Perbandingan Packet Loss Kondisi 3 Client
3 2,37
Packet

2 Packet Loss
Loss
(%)

1
0 0
0 10
TRI 8
XL 6 0,5
TELKOMSEL 4 0,55 1,27

Loss (%)
1,44

Packet
2 0,89
0 0,9
2,26 1,19

nd

nd
ba

nd
ba
ow
Provider Seluler

o
e

eb
r

on
id
ar

xW

id
xN

M
W

LT
ee

ee

a-
Gambar 3. Perbandingan Rata-rata Packet

CE
Sp

Sp

l tr
xU
ee
loss Antar Provider Tri, XL, dan Telkomsel

Sp
HP

Code c Laptop

Delay Gambar 6. Grafik Perbandingan Packet loss


1200 Saat Kondisi 3 Client Dengan Menggunakan
1000
800
600
1015,66
Jaringan Seluler Dan Jaringan Wifi
Delay

400 282,16
(ms)

200 181,71
0
Delay
TRI
XL
TELKOMSE L Perbandingan Delay Kondisi 3 Client

Pro vid er Selu ler


100 60
80
Delay (ms)

Gambar 4. Perbandingan Rata-rata Delay 60 50 30 70 40

Antar Provider Tri, XL, dan Telkomsel 40


20
30
30
40
0
Speex
Jitter Narrowband Speex Wideband
Speex Ultra-
1000 Wideband CELT Mono
900
800
700 735,90
Jitter (ms)

600
500
400 160,83 HP
300
200 35,94
100
0
Codec Laptop
TRI Jitter
XL
TELKOMSEL Gambar 7. Grafik Perbandingan Delay Saat
Kondisi 3 Client Dengan Menggunakan
Provider Seluler
Jaringan Seluler Dan Jaringan Wifi
Gambar 5. Perbandingan Rata-rata Jitter
Antar Provider Tri, XL, dan Telkomsel Perbandingan Rata-Rata Packet Loss Kondisi 8
Client
100
Dari hasil pengujian, diperoleh 80
60
40
14,17 15,74
20 16,24 32,28
jumlah delay dan jitter terendah
Packet

0
Loss
(%)

Speex
pada provider XL. Sedangkan Narrowband
Speex Wideband
Speex Ultra-
CELT Mono
Wideband
packet loss pada provider XL
adalah 0%. Jadi dipilih provider
Codec
XL yang memiliki kualitas koneksi Rata-rata Packet Loss

yang cukup baik. Namun Gambar 8. Grafik Perbandingan Rata-rata


sebenarnya pengujian ini akan Packet loss Saat Kondisi 8 Client Dengan
memberikan hasil yang berbeda Menggunakan Jaringan Seluler Dan
ketika tempat pengujian di tempat Jaringan Wifi
yang berbeda-beda.
P erb and in gan Rata-Rata Dela y Ko n disi 8 8 client adalah codec Speex
Client
Narrowband dan Wideband
8 00
700
60 0
5 00 7 14 ,26 untuk kartegori bagus, Speex
Dalay

1 25 ,4 3
(ms)
400 1 1 5,3 9
30
20 0
0
1 00
0
1 10 ,97
Ultra-Wideband untuk sedang
Sp e ex
Na rro w b a n d
Sp ee x
W id eb a n d
Sp ee x Ultra-
CE LT M on o
dan Celt Mono untuk jelek
W ide b an d
dengan nilai lebih dari 25%.
Cod e c
Jumlah delay terendah adalah
Ra ta -rata D e lay pada pengaturan codec Speex
Gambar 9. Grafik Perbandingan Rata-rata Wideband dengan nilai sebesar
Delay Saat Kondisi 8 Client Dengan 30 ms untuk masing-masing
Menggunakan Jaringan Seluler Dan koneksi jaringan seluler dan Wifi
Jaringan Wifi dengan kondisi 3 client.
Sedangkan saat kondisi 8 client,
Berdasarkan data hasil delay terendah adalah pada
pengujian yang telah dilakukan, pengaturan codec Speex Ultra-
didapatkan perbandingan jum- Wideband dengan nilai delay
lah packet loss dan delay pada sebesar 111 ms. Berdasarkan
masing-masing pengaturan co- rekomendasi ITU-T G.114
dec. Jumlah packet loss dan dijelaskan bahwa jumlah delay
delay mempengaruhi kualitas pada range 0 sampai dengan
suara yang dihasilkan. Pada 150 ms (milliseconds)
perbandingan antara codec merupakan rekomendasi untuk
Speex Narrowband, Speex delay transmisi atau delay
Wideband, Speex Ultra- propagasi yang bagus. Sehing-
Wideband, dan CELT Mono ga berdasarkan rekomendasi
dengan kondisi 3 client dan 8 tersebut untuk semua pengatu-
client, jumlah packet loss yang ran codec masih tergolong
paling sedikit adalah pada bagus untuk kondisi 3 client.
Speex Narrowband. Jumlah Sedangkan untuk 8 client,
packet loss pada kondisi 3 client codec yang bagus sesuai
adalah sebesar 0,89 % pada dengan rekomendasi di atas
saat menggunakan jaringan adalah Speex Narrowband,
seluler dan 0,5 % saat Speex Wideband dan Speex
menggunakan jaringan Wifi, Ultra-Wideband yang memiliki
sedangkan rata-rata packet loss delay kurang dari 150 ms.
dari kedelapan client pada saat Sedangkan codec Celt Mono
kondisi 8 client adalah sebesar tidak direkomendasikan untuk
14,17%. Berdasarkan ITU nilai jumlah client yang banyak
packet loss antara 0 sampai karena memiliki nilai yang tinggi.
denga 3% tergolong sangat Berdasarkan perhitungan dan
bagus sedangkan kategori analisis rata-rata packet loss
bagus memiliki nilai 3% sampai dan delay dapat disimpulkan
15% dan nilai antara 15 % bahwa codec terbaik adalah
sampai 25% tergolong sedang codec Speex Wideband untuk
dan lebih dari 25% untuk sedikit client dan codec Speex
dikategorikan jelek. Untuk itu Ultra-Wideband untuk banyak
berdasarkan rekomendasi client. Dan diharapkan dengan
diatas untuk semua codec pilihan codec seperti yang telah
dengan jumlah 3 client di analisa diatas dapat di
tergolong sangat bagus untuk implementasikan pada
semua codec. Sedangkan untuk
komunikasi RoIP pada saat PTT (Push To Talk) pada posisi
tanggap bencana. hidup.
Sedang ketika nilai presentase
3. Hasil Pengujian dinaikkan menjadi 55 % maka
Rangkaian VOX/Switcher indikator LED pada posisi mati
karena Vin lebih kecil
dibanding Vreff, seperti terlihat
pada gambar 9. Dari gambar 9.
terlihat tegangan keluaran dari
op-amp kedua adalah sebesar
1.79 Volt. Dan berdasarkan
semua hasil simulasi yang telah
di utarakan diatas bahwa
rangkaian VOX/Switcher telah
Gambar 9. Presentase Nilai Tahanan bekerja dengan baik. Dengan
Potensiometer 55 %, Vreff = 4.56 V pengaturan tegangan referensi
(Vref) diantara 4.50 Volt dan
4.56 Volt, bertujuan agar
rangkaian VOX/Switcher cukup
tanggap ketika ada masukan
suara yang berasal dari bagian
loudspeaker pada soundcard
sehingga rangkaian VOX/Swit-
cher mampu mengaktifkan radio
komunikasi dan memancarkan
suara yang berasal dari sistem
Gambar 10. Presentase Nilai Tahanan
Potensiometer 50 %, Vreff = 4.5 V
VoIP berbasis teamspeak.
Sehingga suara tersebut dapat
Dari hasil pengujian mengguna- terpancar melalui radio
kan simulasi dapat dilihat komunikasi dengan pemicunya
bahwa posisi pengaturan untuk adalah suara itu sendiri.
VR1 agar op-amp kedua cukup
tanggap ketika ada sinyal suara D. Kesimpulan
yang di kuatkan oleh op-amp
pertama adalah pada posisi 1. Software Teamspeak yang di alih
presentase nilai tahanan fungsikan sebagai sistem RoIP
variabel antara 50 % sd 55 % ternyata memiliki kemampuan yang
seperti terlihat pada gambar cukup baik dan mudah dalam
diatas. penggunaannya.
Gambar 10. diatas menunjuk 2. Berdasarkan perhitungan dan
kan bahwa pada presentase analisis rata-rata packet loss dan
nilai tahanan 50 % ternyata Vin delay dapat disimpulkan bahwa
(Tegangan keluaran op-amp codec terbaik adalah codec Speex
pertama) adalah sama dengan Wideband untuk sedikit client dan
Vreff (Tegangan keluaran codec Speex Ultra-Wideband untuk
rangkaian pembagi tegangan), banyak client. Dan diharapkan
sehingga op-amp kedua dengan pilihan codec seperti yang
mempunyai tegangan keluaran telah di analisa diatas dapat di
sebesar 7.2 Volt. Dan indikator implementasikan pada komunikasi
berupa LED pada rangkaian RoIP pada saat tanggap bencana.
3. Rangkaian VOX/Switcher ber- fungsi D. Daftar Pustaka
dengan sangat baik dan dengan
pengaturan tegangan referensi (Vref)
diantara 4.50 Volt dan 4.56 Volt, __________, 2014, Basic Vox Circuit,
bertujuan agar rangkaian VOX/ http://www.rason.org/Proje
Switcher cukup tanggap ketika ada cts/basicvox/basicvox.htm
masukan suara yang berasal dari ___________, 2010, Komunikasi
bagian loudspeaker pada soundcard Radio Di Relay Internet,
(= Input Suara pada VOX) sehingga http://opensource.telkomsp
rangkaian VOX/Switcher mampu eedy.com/wiki/
meng aktifkan radio komunikasi ___________, 2014, Operational amp-
melalui rangkaian PTT nya dan lifier,
sekaligus memancarkan suara yang http://en.wikipedia.org/wiki/
berasal dari sistem VoIP yang Operational_amplifier
berbasis teamspeak. Sehingga ___________, 2010, Pengertian Inter-
akhirnya terwujud sebuah sistem net,
RoIP dimana suara yang berasal dari http://id.shvoong.com/book
VoIP mampu di pancarkan melalui s/1901179-pengertian-
radio komunikasi. internet/
___________, 2010, PMR Radio,
D. Saran http://pmr-radio.dc4fs.de/
1. Perlunya ujicoba yang lebih luas ___________, 2010, Sistem Informasi
untuk sistem RoIP, agar didapat Penanggulangan Benca
hasil yang memuaskan. Sehingga na Indonesia,
kedepannya diharapkan sistem ini http://sutikno.org/index.php
mampu dimanfaatkan oleh para ?
lembaga atau para relawan yang ___________, 2010, VoIP,
berkecimpung dalam masalah http://www.e-
tanggap bencana. dukasi.net/pengpop/
2. Diharapkan meningkatkan kemam- ___________, 2010, Voip and Ama
puan dari sistem RoIP ini untuk teur Radio,
terhubung dalam berbagai saluran http://www.arrl.org/qst/2003
komunikasi sehingga mampu /02/VoIP.pdf
mengatasi masalah interoperabilitas Amilia F., Munawar S., “ Implementasi
dalam komunikasi pada umumnya dan Analisis Pengaruh
dan komunikasi tanggap bencana Pemilihan Codec
pada khususnya. Terhadap Kualitas Suara
3. Diharapkan indonesia memiliki Pada Jaringan VoIP “,
sistem komunikasi lapis kedua 2012.
menggunakan sistem RoIP Catherine, B. N,; Brian, D. S.; Jeannie,
khususnya untuk keadaan tanggap A. S., ”The Evolution of
bencana, mengingat indonesia Hastily Formed Networks
termasuk negara yang rawan for Disaster Response” ,
bencana. 2011
4. Adanya peran pemerintah untuk Herlein, G., Valin, J.-M., Heggestad, A.,
meningkatkan kualitas layanan & Moizard, A., “RTP
internet di daerah rawan bencana Payload Format for the
dan menerapkan skenario-skenario Speex Codec”. RFC 5574,
yang berkaitan dengan sistem Internet Engineering Task
komunikasi RoIP. Force (IETF)., 2009
Ismail, Mohd Nazri.,“Implementation of
Secure Real Time
Transport Protocol on
VoIP over Wired in
Campus Network
Environment”.
International Journal of
Innovation Management
and Technology V1, 2010.
Ryan, Jerry, Telogy networks, “Voice
over IP (VoIP)”, 1998.
Takahata, K.; Takada, S.; Shibata, Y.,
“Disaster
Communication Network
by Combination of
Different Wireless LANs”,
AINAW 2008.
Thematic Session: “Disaster
Communication & Early
Warning Systems”, India
Disaster Management
Congress, 2009
Valin, J.-M., Terriberry, T.B.,
Montgomery, C., &
Maxwell, G., “A High-
Quality Speech and
Audio Codec With Less
Than 10 ms delay”. IEEE
Transactions on Audio,
Speech and Language
Processing Vol. 18., 2010.

Das könnte Ihnen auch gefallen