Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Abstraksi
Salah satu model alat telekomunikasi yang handal pada saat terjadi bencana adalah
perangkat radio komunikasi. Perangkat radio dengan model Handy Talky, memiliki
kemampuan jarak komunikasi yang terbatas. Dengan menggembangkannya menjadi
RoIP (Radio Over IP) maka sistem telekomunikasi radio tersebut di tumpangkan pada
sistem VoIP agar sistem telekomunikasi radio menjadi lebih global dan mampu
mengatasi masalah interoperabilitas dalam masalah telekomunikasi secara umum dan
sistem telekomunikasi tanggap bencana. Penelitian ini meneliti tingkat kehandalan dari
RoIP (Radio Over IP) yang terimplementasi pada sistem komunikasi tanggap bencana.
Pengujian meliputi sistem VOX/Switcher, Packet Loss dan Delay terhadap penggunaan
CODEC dan jumlah pengguna serta kualitas internet mobile dari beragam provider yang
mampu di gunakan untuk sistem RoIP.
Kata kunci: RoIP, Radio Over IP, VOX, CODEC, Tanggap Bencana
2 Packet Loss
Loss
(%)
1
0 0
0 10
TRI 8
XL 6 0,5
TELKOMSEL 4 0,55 1,27
Loss (%)
1,44
Packet
2 0,89
0 0,9
2,26 1,19
nd
nd
ba
nd
ba
ow
Provider Seluler
o
e
eb
r
on
id
ar
xW
id
xN
M
W
LT
ee
ee
a-
Gambar 3. Perbandingan Rata-rata Packet
CE
Sp
Sp
l tr
xU
ee
loss Antar Provider Tri, XL, dan Telkomsel
Sp
HP
Code c Laptop
400 282,16
(ms)
200 181,71
0
Delay
TRI
XL
TELKOMSE L Perbandingan Delay Kondisi 3 Client
600
500
400 160,83 HP
300
200 35,94
100
0
Codec Laptop
TRI Jitter
XL
TELKOMSEL Gambar 7. Grafik Perbandingan Delay Saat
Kondisi 3 Client Dengan Menggunakan
Provider Seluler
Jaringan Seluler Dan Jaringan Wifi
Gambar 5. Perbandingan Rata-rata Jitter
Antar Provider Tri, XL, dan Telkomsel Perbandingan Rata-Rata Packet Loss Kondisi 8
Client
100
Dari hasil pengujian, diperoleh 80
60
40
14,17 15,74
20 16,24 32,28
jumlah delay dan jitter terendah
Packet
0
Loss
(%)
Speex
pada provider XL. Sedangkan Narrowband
Speex Wideband
Speex Ultra-
CELT Mono
Wideband
packet loss pada provider XL
adalah 0%. Jadi dipilih provider
Codec
XL yang memiliki kualitas koneksi Rata-rata Packet Loss
1 25 ,4 3
(ms)
400 1 1 5,3 9
30
20 0
0
1 00
0
1 10 ,97
Ultra-Wideband untuk sedang
Sp e ex
Na rro w b a n d
Sp ee x
W id eb a n d
Sp ee x Ultra-
CE LT M on o
dan Celt Mono untuk jelek
W ide b an d
dengan nilai lebih dari 25%.
Cod e c
Jumlah delay terendah adalah
Ra ta -rata D e lay pada pengaturan codec Speex
Gambar 9. Grafik Perbandingan Rata-rata Wideband dengan nilai sebesar
Delay Saat Kondisi 8 Client Dengan 30 ms untuk masing-masing
Menggunakan Jaringan Seluler Dan koneksi jaringan seluler dan Wifi
Jaringan Wifi dengan kondisi 3 client.
Sedangkan saat kondisi 8 client,
Berdasarkan data hasil delay terendah adalah pada
pengujian yang telah dilakukan, pengaturan codec Speex Ultra-
didapatkan perbandingan jum- Wideband dengan nilai delay
lah packet loss dan delay pada sebesar 111 ms. Berdasarkan
masing-masing pengaturan co- rekomendasi ITU-T G.114
dec. Jumlah packet loss dan dijelaskan bahwa jumlah delay
delay mempengaruhi kualitas pada range 0 sampai dengan
suara yang dihasilkan. Pada 150 ms (milliseconds)
perbandingan antara codec merupakan rekomendasi untuk
Speex Narrowband, Speex delay transmisi atau delay
Wideband, Speex Ultra- propagasi yang bagus. Sehing-
Wideband, dan CELT Mono ga berdasarkan rekomendasi
dengan kondisi 3 client dan 8 tersebut untuk semua pengatu-
client, jumlah packet loss yang ran codec masih tergolong
paling sedikit adalah pada bagus untuk kondisi 3 client.
Speex Narrowband. Jumlah Sedangkan untuk 8 client,
packet loss pada kondisi 3 client codec yang bagus sesuai
adalah sebesar 0,89 % pada dengan rekomendasi di atas
saat menggunakan jaringan adalah Speex Narrowband,
seluler dan 0,5 % saat Speex Wideband dan Speex
menggunakan jaringan Wifi, Ultra-Wideband yang memiliki
sedangkan rata-rata packet loss delay kurang dari 150 ms.
dari kedelapan client pada saat Sedangkan codec Celt Mono
kondisi 8 client adalah sebesar tidak direkomendasikan untuk
14,17%. Berdasarkan ITU nilai jumlah client yang banyak
packet loss antara 0 sampai karena memiliki nilai yang tinggi.
denga 3% tergolong sangat Berdasarkan perhitungan dan
bagus sedangkan kategori analisis rata-rata packet loss
bagus memiliki nilai 3% sampai dan delay dapat disimpulkan
15% dan nilai antara 15 % bahwa codec terbaik adalah
sampai 25% tergolong sedang codec Speex Wideband untuk
dan lebih dari 25% untuk sedikit client dan codec Speex
dikategorikan jelek. Untuk itu Ultra-Wideband untuk banyak
berdasarkan rekomendasi client. Dan diharapkan dengan
diatas untuk semua codec pilihan codec seperti yang telah
dengan jumlah 3 client di analisa diatas dapat di
tergolong sangat bagus untuk implementasikan pada
semua codec. Sedangkan untuk
komunikasi RoIP pada saat PTT (Push To Talk) pada posisi
tanggap bencana. hidup.
Sedang ketika nilai presentase
3. Hasil Pengujian dinaikkan menjadi 55 % maka
Rangkaian VOX/Switcher indikator LED pada posisi mati
karena Vin lebih kecil
dibanding Vreff, seperti terlihat
pada gambar 9. Dari gambar 9.
terlihat tegangan keluaran dari
op-amp kedua adalah sebesar
1.79 Volt. Dan berdasarkan
semua hasil simulasi yang telah
di utarakan diatas bahwa
rangkaian VOX/Switcher telah
Gambar 9. Presentase Nilai Tahanan bekerja dengan baik. Dengan
Potensiometer 55 %, Vreff = 4.56 V pengaturan tegangan referensi
(Vref) diantara 4.50 Volt dan
4.56 Volt, bertujuan agar
rangkaian VOX/Switcher cukup
tanggap ketika ada masukan
suara yang berasal dari bagian
loudspeaker pada soundcard
sehingga rangkaian VOX/Swit-
cher mampu mengaktifkan radio
komunikasi dan memancarkan
suara yang berasal dari sistem
Gambar 10. Presentase Nilai Tahanan
Potensiometer 50 %, Vreff = 4.5 V
VoIP berbasis teamspeak.
Sehingga suara tersebut dapat
Dari hasil pengujian mengguna- terpancar melalui radio
kan simulasi dapat dilihat komunikasi dengan pemicunya
bahwa posisi pengaturan untuk adalah suara itu sendiri.
VR1 agar op-amp kedua cukup
tanggap ketika ada sinyal suara D. Kesimpulan
yang di kuatkan oleh op-amp
pertama adalah pada posisi 1. Software Teamspeak yang di alih
presentase nilai tahanan fungsikan sebagai sistem RoIP
variabel antara 50 % sd 55 % ternyata memiliki kemampuan yang
seperti terlihat pada gambar cukup baik dan mudah dalam
diatas. penggunaannya.
Gambar 10. diatas menunjuk 2. Berdasarkan perhitungan dan
kan bahwa pada presentase analisis rata-rata packet loss dan
nilai tahanan 50 % ternyata Vin delay dapat disimpulkan bahwa
(Tegangan keluaran op-amp codec terbaik adalah codec Speex
pertama) adalah sama dengan Wideband untuk sedikit client dan
Vreff (Tegangan keluaran codec Speex Ultra-Wideband untuk
rangkaian pembagi tegangan), banyak client. Dan diharapkan
sehingga op-amp kedua dengan pilihan codec seperti yang
mempunyai tegangan keluaran telah di analisa diatas dapat di
sebesar 7.2 Volt. Dan indikator implementasikan pada komunikasi
berupa LED pada rangkaian RoIP pada saat tanggap bencana.
3. Rangkaian VOX/Switcher ber- fungsi D. Daftar Pustaka
dengan sangat baik dan dengan
pengaturan tegangan referensi (Vref)
diantara 4.50 Volt dan 4.56 Volt, __________, 2014, Basic Vox Circuit,
bertujuan agar rangkaian VOX/ http://www.rason.org/Proje
Switcher cukup tanggap ketika ada cts/basicvox/basicvox.htm
masukan suara yang berasal dari ___________, 2010, Komunikasi
bagian loudspeaker pada soundcard Radio Di Relay Internet,
(= Input Suara pada VOX) sehingga http://opensource.telkomsp
rangkaian VOX/Switcher mampu eedy.com/wiki/
meng aktifkan radio komunikasi ___________, 2014, Operational amp-
melalui rangkaian PTT nya dan lifier,
sekaligus memancarkan suara yang http://en.wikipedia.org/wiki/
berasal dari sistem VoIP yang Operational_amplifier
berbasis teamspeak. Sehingga ___________, 2010, Pengertian Inter-
akhirnya terwujud sebuah sistem net,
RoIP dimana suara yang berasal dari http://id.shvoong.com/book
VoIP mampu di pancarkan melalui s/1901179-pengertian-
radio komunikasi. internet/
___________, 2010, PMR Radio,
D. Saran http://pmr-radio.dc4fs.de/
1. Perlunya ujicoba yang lebih luas ___________, 2010, Sistem Informasi
untuk sistem RoIP, agar didapat Penanggulangan Benca
hasil yang memuaskan. Sehingga na Indonesia,
kedepannya diharapkan sistem ini http://sutikno.org/index.php
mampu dimanfaatkan oleh para ?
lembaga atau para relawan yang ___________, 2010, VoIP,
berkecimpung dalam masalah http://www.e-
tanggap bencana. dukasi.net/pengpop/
2. Diharapkan meningkatkan kemam- ___________, 2010, Voip and Ama
puan dari sistem RoIP ini untuk teur Radio,
terhubung dalam berbagai saluran http://www.arrl.org/qst/2003
komunikasi sehingga mampu /02/VoIP.pdf
mengatasi masalah interoperabilitas Amilia F., Munawar S., “ Implementasi
dalam komunikasi pada umumnya dan Analisis Pengaruh
dan komunikasi tanggap bencana Pemilihan Codec
pada khususnya. Terhadap Kualitas Suara
3. Diharapkan indonesia memiliki Pada Jaringan VoIP “,
sistem komunikasi lapis kedua 2012.
menggunakan sistem RoIP Catherine, B. N,; Brian, D. S.; Jeannie,
khususnya untuk keadaan tanggap A. S., ”The Evolution of
bencana, mengingat indonesia Hastily Formed Networks
termasuk negara yang rawan for Disaster Response” ,
bencana. 2011
4. Adanya peran pemerintah untuk Herlein, G., Valin, J.-M., Heggestad, A.,
meningkatkan kualitas layanan & Moizard, A., “RTP
internet di daerah rawan bencana Payload Format for the
dan menerapkan skenario-skenario Speex Codec”. RFC 5574,
yang berkaitan dengan sistem Internet Engineering Task
komunikasi RoIP. Force (IETF)., 2009
Ismail, Mohd Nazri.,“Implementation of
Secure Real Time
Transport Protocol on
VoIP over Wired in
Campus Network
Environment”.
International Journal of
Innovation Management
and Technology V1, 2010.
Ryan, Jerry, Telogy networks, “Voice
over IP (VoIP)”, 1998.
Takahata, K.; Takada, S.; Shibata, Y.,
“Disaster
Communication Network
by Combination of
Different Wireless LANs”,
AINAW 2008.
Thematic Session: “Disaster
Communication & Early
Warning Systems”, India
Disaster Management
Congress, 2009
Valin, J.-M., Terriberry, T.B.,
Montgomery, C., &
Maxwell, G., “A High-
Quality Speech and
Audio Codec With Less
Than 10 ms delay”. IEEE
Transactions on Audio,
Speech and Language
Processing Vol. 18., 2010.