Sie sind auf Seite 1von 8

PERENCANAAN

ALUR PELAYARAN
1. DEFINISI
Secara umum arti dari alur pelayaran adalah jalan yang digunakan kapal
untuk memasuki wilayah pelabuhan dengan aman sampai dengan kolam pelabuhan.
Sedangkan menurut Peraturan Menteri No. 68 Tahun 2011 tentang Alur Pelayaran
di Laut menjelaskan bahwa Alur Pelayaran di Laut adalah perairan yang dari segi
kedalaman, lebar dan bebas hambatan pelayaran lainnya dianggap aman dan
selamat untuk dilayari kapal angkutan laut. Penataan alur pelayaran ini dilakukan
untuk ketertiban lalu lintas kapal, keselamatan dan kemanan, dan perlindungan
lingkungan maritim.

2. PRINSIP DASAR
Maka dari itu, dalam suatu perencanaan alur pelayaran harus sesuai dengan
prinsip dasar yang harus dipenuhi. Adapun prinsip dasar tersebut adalah :
1. Cukup tenang terhadap pengaruh gelombang dan arus.
2. Perencanaan alur dan kolam ditentukan oleh kapal terbesar yang masuk.
Ditinjau dari segi panjang, lebar, berat dan kecepatan kapal.
3. Perencanaan tergantung dari meteorologi dan oceanografi.
4. Dilengkapi dengan bangunan pencegah sedimentasi, berupa :
a. Bangunan pelindung pantai, seperti groin dan dinding penahan.
b. Ruang pengendapan
c. Alat pengeruk

3. BAGIAN-BAGIAN ALUR PELABUHAN


Bagian-bagian dari alur pelabuhan meliputi :
1. Daerah kapal melempar sauh di luar pelabuhan
2. Daerah pendekatan di luar alur masuk
3. Alur masuk di luar pelabuhan dan kemudian di dalam daerah terlindung
4. Kanal menuju dermaga
5. Daerah kolam putar
Daerah pendekatan alur masuk dan kanal dibedakan menurut tinggi talut, yaitu :

PERENCANAAN ALUR PELABUHAN Page 1


 Di daerah pendekatan, h = 0
 Di alur masuk 0 < h < H dan perbandingan h/H = 0,40
 Di saluran h > H

Gambar 1. Pendekatan Alur Masuk

Gambar 2. Alur Pelayaran

PERENCANAAN ALUR PELABUHAN Page 2


4. PEMILIHAN KARAKTERISTIK ALUR
Pemilihan karakteristik alur pelayaran berdasarkan hal-hal sebagai berikut :
a. Keadaan trafic kapal
b. Keadaan geografi, meteorologi dan oceanografi dari daerah pelayaran
c. Sifat-sifat fisi variasi dasar saluran
d. Fasilitas atau bantuan yang diberikan pada pelayaran
Suatu alur masuk ke pelabuhan yang lebar dan dalam akan memberikan
keuntungan baik langsung maupun tidak langsung, seperti :
- Jumlah kapal yang bergerak tanpa tergantung pada pasang surut akan lebih
besar
- Berkurangnya batasan gerak dari kapal-kapal yang mempunyai draft besar
- Dapat menerima kapal yang berukuran besar ke pelabuhan
- Mengurangi waktu penungguan kapal-kapal yang hanya dapat masuk ke
pelabuhan pad waktu air pasang
- Mengurangi waktu transit barang-barang

5.KEDALAMAN ALUR
Untuk mendapatkan kondisi operasi yang ideal kedalaman air di alur masuk
harus cukup besar untuk memungkinkan pelayaran pada muka air terendah dengan
kapal bermuatan penuh. Kedalaman air total dapat dirumuskan sebagai berikut :
H=d+G+R+P+S+K
dimana `: d = draft kapal (karakteristik kapal terbesar dan sifat air seperti berat
jenis, salinitas dan temperatur)
G = gerak vertikal kapal karena gelombang dan squat
R = ruang kebebasan bersih
P = ketelitian pengukuran
S = pengendapan sedimen antara dua pengerukan
K = toleransi pengerukan

PERENCANAAN ALUR PELABUHAN Page 3


Gambar 3. Kedalaman Alur Pelayaran

Ruang kebebasan bersih maksimum = 0,50 m untuk dasar laut berpasir dan
1,00 m untuk dasar laut berupa karang. Elevasi pengerukan alur ditetapkan dari
elevasi dasar laut nominal dengan memperhitungkan beberapa hal sebagai berikut :
- Jumlah endapan yang terjadi diantara dua periode pengerukan
- Toleransi pengerukan
- Ketelitian pengerukan

6. SQUAT
Squat adalah pertambahan draft kapal terhadap muka air yang disebabkan
oleh kecepatan kapal. Squat ini diperhitungkan terhadap dimensi, kecepatan dan
kedalaman air.

Gambar 4. Squat

PERENCANAAN ALUR PELABUHAN Page 4


Seperti terlihat pada gambar diatas kecepatan air disisi kapal akan naik
disebabkan karena gerak kapal. Berdasarkan hukum BERNOULLI permukaan air
akan turun karena kecepatan bertambah. Adapun besar squat dapat dihitung
dengan rumus :
Δ Fr 2
Z  2,4 2

L pp 1 Fr 2
dimana :  = volume air yang dipindahkan (m3)
Lpp = panjang garis air (m)
Fr = angka froude

7. GERAK KAPAL KARENA PENGARUH GELOMBANG


Gelombang akan mengakibatkan gerakan kapal menjadi heaving, pitching,
rolling, swaying, surging, yawing. Gerakan-gerakan tersebut akan menaikkan
kedalaman dan lebar yang diperlukan dari saluran dan tergantung pada :
 ukuran kapal
 gerak gelombang.

Gambar 5. Gerak Kapal Karena Pengaruh Gelombang

PERENCANAAN ALUR PELABUHAN Page 5


Syarat ruang kebebasan menurut BRUNN :
1. Di laut terbuka yang mengalami gelombang besar dan kecepatan kapal masih
besar, ruang kebebasan bruto adalah 20% dari draft kapal maksimum.
2. Di daerah tempat kapal melempar saug dimana gelombang besar, ruang
kebebasan bruto adalah 15% dari draft kapal.
3. Alur di luar kolam pelabuhan dimana gelombang besar, ruang kebebasan
bruto adalah 15% dari draft kapal.
4. Alur yang tidak tebuka terhadap gelombang, ruang kebebasan bruto adalah
10% dari draft kapal.
5. Kolam pelabuhan yang tidak terlindung dari gelombang, ruang kebebasan
bruto adalah 10% - 0,5% dari draft kapal.
6. Kolam pelabuhan yang terlindung dari gelombang, ruang kebebasan bruto
adalah 7% dari draft kapal.

8. LEBAR ALUR
Lebar alur diukur dari kaki sisi miring saluran, atau pada kedalaman yang
direncanakan. Lebar alur ini tergantung pada beberapa faktor antara lain :
1. Lebar, kecepatan dan gerakan kapal
2. Trafic kapal
3. Kedalaman alur
4. Apakah alur sempit atau lebar
5. Stabilitas tebing alur
6. Angin, gelombang, arus dan arus melintang dalam alur

PERENCANAAN ALUR PELABUHAN Page 6


Gambar 6. Lebar Alur Pelayaran

9. TRASE ALUR PELAYARAN


Faktor-faktor yang mempengaruhi trase adalah :
- Kondisi tanah dasar laut
- Kondisi pelayaran (angin, arus, gelombang)
- Peralatan bantu (lampu-lampu, radar)
- Pertimbangan ekonomis
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan trase alur
pelayaran :
1. Sedapat mungkin trase alur harus mengikuti garis lurus.
2. Satu garis lengkung akan lebih baik daripada sederetan belokan kecil dengan
interval pendek.
3. Garis lurus yang menghubungkan dua kurva lengkung harus mempunyai
panjang minimum 10x panjang kapal terbesar.

PERENCANAAN ALUR PELABUHAN Page 7


4. Sedapat mungkin alur tersebut harus mengikuti arah arus dominan untuk
memperkecil arus melintang.
5. Jika mungkin pada waktu kapal terbesar masuk pada air pasang, arus
berlawanan dengan arah kapal yang datang.
6. Gerakan kapal akan sulit apabila dipengaruhi oleh arus atau angin melintang.
7. Pada setiap alur terdapat titik tidak boleh kembali dimana kapal tidak boleh
berhenti atau berputar, dan mulai dari titik tersebut kapal diharuskan
melanjutkan sampai ke pelabuhan.
Kondisi trase alur pada belokan yaitu :
R > 3 L, untuk  < 25o
R > 5 L, untuk 25o <  < 35o
R > 10 L untuk  > 35o
Dimana : R = jari-jari belokan
L = panjang kapal
 = sudut belokan

Gambar 7. Trase Arus Belokan

PERENCANAAN ALUR PELABUHAN Page 8

Das könnte Ihnen auch gefallen