Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Disusun Oleh :
D4 KEPERAWATAN SEMESTER 5A
2018
BAB I
Keperawatan Anak
1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Demam (fever, febris) adalah kenaikan suhu tubuh diatas variasi sirkandian
yang normal sebagai akibat dari perubahan pada pusat termogulasi yang terletak dalam
hipotalamus anterior” (Isselbacher, 2004)
Terjadinya Demam biasanya terjadi akibat tubuh terpapar infeksi
mikroorganisme (virus, bakteri, parasit). Demam juga bisa disebabkan oleh faktor non
infeksi seperti kompleks imun, atau inflamasi (peradangan) lainnya. Ketika virus atau
bakteri masuk ke dalam tubuh, berbagai jenis sel darah putih atau leukosit melepaskan
“zat penyebab demam (pirogen endogen)” yang selanjutnya memicu produksi
prostaglandin E2 di hipotalamus anterior, yang kemudian meningkatkan nilai-ambang
temperatur dan terjadilah demam. Selama demam, hipotalamus cermat mengendalikan
kenaikan suhu sehingga suhu tubuh jarang sekali melebihi 41ºC.( Soeparman, 2002).
Demam atau febris merupakan pengeluaran panas yang tidak mampu untuk
mempertahankan kecepatan pengeluaran kelebihan produksi panas yang
mengakibatkan peningkatan suhu tubuh abnormal. Demam yang berhubungan dengan
infeksi kurang lebih hanya 29-52% sedangkan 11-20% dengan keganasan, 4% dengan
penyakit metabolik dan 11-12% dengan penyakit lain Dampak demam jika tidak
mendapatkan penenganan lebih lanjut antara lain dehidrasi sedang hingga berat,
kerusakan neurologis dan kejang demam (Febrile Convulsion).
Berdasarkan permasalahan tersebut maka kami ingin membahas lebih lanjut
tentang febris atau demam.
1.1 Tujuan
Tujuan umum :
Mahasiswa dapat melaksanakan asuhan keperawatan pada anak sakit demam yang
menggunakan pendekatan manajemen keperawatan serta mendapatkan pelayanan yang
nyata.
Tujuan khusus:
1. Untuk memenuhi tugas emergency
2. Mahasiswa dapat mengkaji dan mengidentifikasi data yang telah diperoleh
3. Mahasiswa dapat membuat diagnosa keperawatan berdasarkan data yang
diperoleh
Keperawatan Anak
2
4. Mahasiswa dapat membeikan rencana asuhan keperawatan yang akan di
berikan
5. Mahasiswa dapat mengaevaluasi dan mendokumentasikan setiap asuhan
keperawatan
1.2 Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Memberikan pemahaman tentang konsep demam
2. Memberikan pemahaman tentang asuhan keperawatan tentang demam
Keperawatan Anak
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian
Demam adalah peningkatan titik patokan (set point) suhu di hipotalamus
(Elizabeth J. Corwin, 2010). Dikatakan demam jika suhu orang menjadi lebih dari
37,5 ºC (E. Oswari, 2009). Demam terjadi karena pelepasan pirogen dari dalam
leukosit yang sebelumnya telah terangsang oleh pirogen eksogen yang dapat berasal
dari mikroorganisme atau merupakan suatu hasil reaksi imunologik yang tidak
berdasarkan suatu infeksi (Sjaifoellah Noer, 2008).
Demam berarti suhu tubuh diatas batas normal biasa, dapat disebabkan oleh
kelainan dalam otak sendiri atau oleh zat toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan
suhu, penyakit-penyakit bakteri, tumor otak atau dehidrasi.
Demam adalah keadaan dimana terjadi kenaikan suhu hingga 38⁰C atau lebih.
Ada juga yang yang mengambil batasan lebih dari 37,8⁰C.Sedangkan bila suhu tubuh
lebih dari 40⁰C disebut demam tinggi (hiperpireksia)(Julia, 2000).
Tipe demam yang mungkin kita jumpai antara lain:
a. Demam septik
Suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan
turun kembali ketingkat diatas normal pada pagi hari. Sering disertai keluhan
menggigil dan berkeringat. Bila demam yang tinggi tersebut turun ketingkat
yang normal dinamakan juga demam hektik.
b. Demam remiten
Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu badan
normal. Penyebab suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua derajat dan
tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat demam septik.
c. Demam intermiten
Suhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapa jam dalam satu hari.
Bila demam seperti ini terjadi dalam dua hari sekali disebut tersiana dan bila
terjadi dua hari terbebas demam diantara dua serangan demam disebut
kuartana.
d. Demam kontinyu
Keperawatan Anak
4
Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada tingkat
demam yang terus menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia.
e. Demam siklik
Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh beberapa
periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh
kenaikan suhu seperti semula. Suatu tipe demam kadang-kadang dikaitkan
dengan suatu penyakit tertentu misalnya tipe demam intermiten untuk malaria.
Seorang pasien dengan keluhan demam mungkin dapat dihubungkan segera
dengan suatu sebab yang jelas seperti : abses, pneumonia, infeksi saluran
kencing, malaria, tetapi kadang sama sekali tidak dapat dihubungkan segera
dengan suatu sebab yang jelas. Dalam praktek 90% dari para pasien dengan
demam yang baru saja dialami, pada dasarnya merupakan suatu penyakit yang
self-limiting seperti influensa atau penyakit virus sejenis lainnya. Namun hal
ini tidak berarti kita tidak harus tetap waspada terhadap infeksi bakterial.
Keperawatan Anak
5
B. Etiologi
Menurut Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal 2000 bahwa etiologi
febris,diantaranya
a. Suhu lingkungan.
b. Adanya infeksi.
c. Pneumonia.
d. Malaria.
e. Otitis media.
f. Imunisasi
C. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala terjadinya febris adalah:
a. Anak rewel (suhu lebih tinggi dari 37,8⁰C - 40⁰C)
b. Kulit kemerahan
c. Hangat pada sentuhan
d. Peningkatan frekuensi pernapasan
e. Menggigil
f. Dehidrasi
g. Kehilangan nafsu makan
Banyak gejala yang menyertai demam termasuk gejala nyeri punggung,
anoreksia dan somlolen. Batasan mayornya yaitu suhu tubuh lebih tinggi dari 37,5⁰C -
40⁰C, kulit hangat, takichardi, sedangkan batasan karakteristik minor yang muncul
yaitu kulit kemerahan, peningkatan kedalaman pernapasan, menggigil/merinding
perasaan hangat dan dingin, nyeri dan sakit yang spesifik atau umum (misal: sakit
kepala verigo), keletihan, kelemahan, dan berkeringat (Isselbacher. 1999, Carpenito.
2000).
D. Patofisiologi
Demam adalah sebagai mekanisme pertahanan tubuh (respon imun) anak
terhadap infeksi atau zat asing yang masuk ke dalam tubuhnya. Bila ada infeksi atau
zat asing masuk ke tubuh akan merangsang sistem pertahanan tubuh dengan
dilepaskannya pirogen. Pirogen adalah zat penyebab demam, ada yang berasal dari
dalam tubuh (pirogen endogen) dan luar tubuh (pirogen eksogen) yang bisa berasal
dari infeksi oleh mikroorganisme atau merupakan reaksi imunologik terhadap benda
Keperawatan Anak
6
asing (non infeksi). Zat pirogen ini dapat berupa protein, pecahan protein, dan zat lain,
terutama toksin polisakarida, yang dilepas oleh bakteri toksik yang dihasilkan dari
degenerasi jaringan tubuh menyebabkan demam selama keadaan sakit.
Mekanisme demam dimulai dengan timbulnya reaksi tubuh terhadap pirogen.
Pada mekanisme ini, bakteri atau pecahan jaringan akan difagositosis oleh leukosit
darah, makrofag jaringan, dan limfosit pembunuh bergranula besar. Seluruh sel ini
selanjutnya mencerna hasil pemecahan bakteri ke dalam cairan tubuh, yang disebut
juga zat pirogen leukosit.
Pirogen selanjutnya membawa pesan melalui alat penerima (reseptor) yang
terdapat pada tubuh untuk disampaikan ke pusat pengatur panas di hipotalamus.
Dalam hipotalamus pirogen ini akan dirangsang pelepasan asam arakidonat serta
mengakibatkan peningkatan produksi prostaglandin (PGEZ). Ini akan menimbulkan
reaksi menaikkan suhu tubuh dengan cara menyempitkan pembuluh darah tepi dan
menghambat sekresi kelenjar keringat. Pengeluaran panas menurun, terjadilah
ketidakseimbangan pembentukan dan pengeluaran panas. Inilah yang menimbulkan
demam pada anak. Suhu yang tinggi ini akan merangsang aktivitas “tentara” tubuh (sel
makrofag dan sel limfosit T) untuk memerangi zat asing tersebut dengan
meningkatkan proteolisis yang menghasilkan asam amino yang berperan dalam
pembentukan antibodi atau sistem kekebalan tubuh.
Keperawatan Anak
7
E. Patways
Bakteri Virus
Monosit makrofag
sel kupfer
Respon hipotalamus
anterior Kesan psikis tidak enak
Gangguan psikis
Penigkatan titik
penyetelan suhu Demam Dx. Cemas
Vasidolatasi
kulit Berkeringat
F. Pemeriksaan Penunjang
Keperawatan Anak
8
Sebelum meningkat ke pemeriksaan-pemeriksaan yang mutakhir, yang siap
tersedia untuk digunakan seperti ultrasonografi, endoskopi atau scanning, masih dapat
diperiksa bebrapa uji coba darah, pembiakan kuman dari cairan tubuh/lesi permukaan
atau sinar tembus rutin.
Dalam tahap berikutnya dapat dipikirkan untuk membuat diagnosis dengan
lebih pasti melalui biopsy pada tempat- tempat yang dicurigai. Juga dapat dilakukan
pemeriksaan seperti angiografi, aortografi, atau limfangiografi
G. Penatalaksanaan
1) Secara Fisik
Mengawasi kondisi klien dengan : Pengukuran suhu secara berkala setiap 4-6
jam. Perhatikan apakah anak tidur gelisah, sering terkejut, atau mengigau.
Perhatikan pula apakah mata anak cenderung melirik ke atas atau apakah anak
mengalami kejang-kejang. Demam yang disertai kejang yang terlalu lama akan
berbahaya bagi perkembangan otak, karena oksigen tidak mampu mencapai otak.
Terputusnya suplai oksigen ke otak akan berakibat rusaknya sel-sel otak. Dalam
keadaan demikian, cacat seumur hidup dapat terjadi berupa rusaknya fungsi
intelektual tertentu.
a. Bukalah pakaian dan selimut yang berlebihan
b. Memperhatikan aliran udara di dalam ruangan
c. Jalan nafas harus terbuka untuk mencegah terputusnya suplai oksigen ke
otak yang akan berakibat rusaknya sel-sel otak.
d. Berikan cairan melalui mulut, minum sebanyak-banyaknyaMinuman yang
diberikan dapat berupa air putih, susu (anak diare menyesuaikan), air buah
atau air teh. Tujuannnya adalah agar cairan tubuh yang menguap akibat
naiknya suhu tubuh memperoleh gantinya.
e. Tidur yang cukup agar metabolisme berkurang
f. Kompres dengan air biasa pada dahi, ketiak,lipat paha. Tujuannya untuk
menurunkan suhu tubuh dipermukaan tubuh anak. Turunnya suhu tubuh
dipermukaan tubuh ini dapat terjadi karena panas tubuh digunakan untuk
menguapkan air pada kain kompres. Jangan menggunakan air es karena
justru akan membuat pembuluh darah menyempit dan panas tidak dapat
keluar. Menggunakan alkohol dapat menyebabkan iritasi dan intoksikasi
(keracunan).
Keperawatan Anak
9
g. Saat ini yang lazim digunakan adalah dengan kompres hangat suam-suam
kuku. Kompres air hangat atau suam-suam kuku maka suhu di luar terasa
hangat dan tubuh akan menginterpretasikan bahwa suhu diluar cukup panas.
Dengan demikian tubuh akan menurunkan kontrol pengatur suhu di otak
supaya tidak meningkatkan pengatur suhu tubuh lagi. Di samping itu
lingkungan luar yang hangat akan membuat pembuluh darah tepi di kulit
melebar atau mengalami vasodilatasi, juga akan membuat pori-pori kulit
terbuka sehingga akan mempermudah pengeluaran panas dari tubuh.
2) Obat-obatan Antipiretik
Antipiretik bekerja secara sentral menurunkan suhu di pusat pengatur suhu di
hipotalamus. Antipiretik berguna untuk mencegah pembentukan prostaglandin
dengan jalan menghambat enzim cyclooxygenase sehinga set point hipotalamus
direndahkan kembali menjadi normal yang mana diperintah memproduksi panas
diatas normal dan mengurangi pengeluaran panas tidak ada lagi. Petunjuk
pemberian antipiretik:
a. Bayi 6 – 12 bulan : ½-1 sendok the sirup parasetamol
b. Anak 1 – 6 tahun : ¼-½ parasetamol 500 mg atau 1-1½ sendokteh sirup
parasetamol
c. Anak 6 – 12 tahun : ½-1 tablet parasetamol 500 mg atau 2 sendok teh
sirup parasetamol.
Tablet parasetamol dapat diberikan dengan digerus lalu dilarutkan dengan air
atau teh manis. Obat penurun panas in diberikan 3 kali sehari.Gunakan sendok takaran
obat dengan ukuran 5 ml setiap sendoknya.
Pemberian obat antipiretik merupakan pilihan pertama dalam menurunkan
demam dan sangat berguna khususnya pada pasien berisiko, yaitu anak dengan
kelainan kardiopulmonal kronis kelainan metabolik, penyakit neurologis dan pada
anak yang berisiko kejang demam.Obat-obat anti inflamasi, analgetik dan antipiretik
terdiri dari golongan yang bermacam-macam dan sering berbeda dalam susunan
kimianya tetapi mempunyai kesamaan dalam efek pengobatannya. Tujuannya
menurunkan set point hipotalamus melalui pencegahan pembentukan prostaglandin
dengan jalan menghambat enzim cyclooxygenase. Asetaminofen merupakan derivat
para -aminofenol yang bekerja menekan pembentukan prostaglandin yang disintesis
dalam susunan saraf pusat. Dosis terapeutik antara 10-15 mgr/kgBB/kali tiap 4 jam
maksimal 5 kali sehari. Dosis maksimal 90 mgr/kbBB/hari Pada umumnya dosis ini
Keperawatan Anak
10
dapat d itoleransi dengan baik.Dosis besar jangka lama dapat menyebabkan intoksikasi
dan kerusakkan hepar.Pemberiannya dapat secara per oral maupun rektal.Turunan
asam propionat seperti ibuprofen juga bekerja meneka n pembentukan
prostaglandin.Obat ini bersifat antipiretik, analgetik dan antiinflamasi. Efek samping
yang timbul berupa mual, perut kembung dan perdarahan, tetapi lebih jarang
dibandingkan aspirin. Efek samping hematologis yang berat meliputi agranulositosis
dan anemia aplastik.Efek terhadap ginjal berupa gagal ginjal akut (terutama bila
dikombinasikan dengan asetaminopen).Dosis terapeutik yaitu 5-10 mgr/kgBB/kali tiap
6 sampai 8 jam.Metamizole (antalgin) bekerja menekan pembentukkan
prostaglandin.Mempunyai efek antipiretik, analgetik da n antiinflamasi. Efek samping
pemberiannya berupa agranulositosis, anemia aplast ik dan perdara han saluran cerna.
Dosis terap eutik 10 mgr/kgBB/kali tiap 6 -8 jam dan tidak dianjurkan unt uk anak
kurang dari 6 bulan.Pemberiannya secara per oral, intramuskular atau intravena. Asam
mefenamat suatu obat gol ongan fenamat.Khasiat analgetiknya lebih kuat
dibandingkan sebagai antipiretik.Efek sampingnya berupa dispepsia dan anemia
hemolitik.Dosis pemberiannya 20 mgr/kgBB/hari dibagi 3 dosis. Pemberiannya secara
per oral dan tidak boleh diberikan anak usia kurang dari 6 bulan.
H. Komplikasi
1) Dehidrasi : demam ↑penguapan cairan tubuh
2) Kejang demam : jarang sekali terjadi (1 dari 30 anak demam). Sering terjadi
pada anak usia 6 bulan sampai 5 tahun. Serangan dalam 24 jam pertama
demam dan umumnya sebentar, tidak berulang. Kejang demam ini juga tidak
membahayakan otak
I. Diagnosa Keperawatan
A. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi, proses penyakit.
B. Resiko injuri berhubungan dengan infeksi mikroorganisme.
C. Resiko kurang cairan berhubungan dengan intake yang kurang dan diaforesis.
D. Ansietas berhubungan dengan hipertermi, efek proses penyakit
Keperawatan Anak
11
J. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan (NOC) (NIC)
1. Hipertermia Setelah dilakukan tindakan Fever treatment
berhubungan dengan keperawatan selama…x24jam Monitir suhu sesering
proses infeksi, proses klien menunjukkan temperatur mungkin
penyakit. dalam batas normal dengan Monitor IWL
Batasan karakeristik : kriteria hasil: Monitor warna dan suhu
Kenaikan suhu Suhu Tubuh dalam batas kulit
tubuh diatas rentang normal Monitor tekanan darah, nadi
normal Bebas dari kedinginan dan RR
Serangan atau Suhu tubuh stabil 36,50-37,50c Monitor penurunan tingkat
konvulsi (kejang) Termoregulasi dbn kesadaran
Kulit kemerahan Nadi dbn Monitor WBC, HB dan
Pertambahan RR <1 bln : 90-170 HCT
Takikardi <1 thn : 80-160 Monitor intake dan output
Saat disentuh 2 thn : 80-120 Kolaborasikan pemberian
tangan terasa hangat 6 thn : 75-115 antipiretik
10 thn : 70-110 Berikan pengobatan untuk
14 thn : 65-100 mengatasi penyebab demam
>14thn : 60-100 Selimuti pasien
Respirasi dbn Berikan cairan intravena
BBL : 30-50 x/m Kompres pasien pada lipat
Anak-anak : 15-30 x/m paha dan aksila
Dewasa : 12-20 x/m Tingkatkan sirkulasi udara
Berikan pengobatan untuk
mencegah terjadinya
menggigil
Temperature regulation
Monitor suhu minimal tiap 2
jam
Rencanakan monitoring
suhu secara kontinyu
Monitor TD, nadi dan RR
Keperawatan Anak
12
Monitor warna dan suhu
kulit
Monitor tanda-tanda
hipertermi dan hipotermi
Tingkatkan intake cairan
dan nutrisi
Selimuti pasien untuk
mencegah hilangnya
kehangatan tubuh
Diskusikan tentang
pentingnya pengaturan suhu
dan kemungkinan efek
negative dari kedinginan
Berikan antipiretik bila perlu
Keperawatan Anak
13
Monitor adanya cushing
triad (tekanan nadi yang
melebar, bradikardi,
peningkatan sistolik)
Identifikasi penyebab dari
perubahan vital sign
K. Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan yang telah direncanakan
mencakup tindakan mandiri dan kolaborasi. Tindakan mandiri adalah tindakan
keperawatan berdasarkan analisis dan kesimpulan perawat serta bukan atas petunjuk
tenaga kesehatan yang lain. Sedangkan tindakan kolaborasi adalah tindakan keperawatan
yang didasarkan oleh hasil keputusan bersama dengan dokter atau petugas kesehatan lain.
L. Evaluasi Keperawatan
Merupakan penilaian perkembangan ibu hasil implementasi keperawatan yang
berpedoman kepada hasil dan tujuan yang hendak dicapai.
Keperawatan Anak
14
DAFTAR PUSTAKA
Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Edisi Revisi 3. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Doenges, M.E, Marry F. MandAlice, C.G. 2010. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk
Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: EGC.
Guyton, Arthur C. (2008). Fisiologi manusia dan mekanisme penyakit. Ed. 3. Jakarta, EGC.
Guyton, Arthur C. (2010). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Ed. 9. Jakarta, EGC.
NANDA NIC-NOC. 2012. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan NANDA. Yogyakarta:
Media Hardy
Wong, Dona L, dkk,. 2003. Maternal child nursing care 2nd edition. Santa Luis: Mosby Inc.
Keperawatan Anak
15
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN
SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES YOGYAKARTA
Jl. Tatabumi No. 3, Banyuraden, Gamping, Sleman, DI Yogyakarta
Telp./Fax. (0274) 617601 e-mail: poltekkes.depkes.yogya@gmail.com ; http://poltekkesjogja.ac.id/
A. PENGKAJIAN
a. Identitas
1. Pasien
a) Nama Pasien : An. A
b) Tempat Tgl Lahir : Sleman, 31 September 2015
c) Umur : 3 th
d) Jenis Kelamin : Laki-laki
e) Agama : Islam
f) Suku / Bangsa : Jawa Indonesia
g) Alamat : Paten Tridadi Sleman Yogyakarta
h) Diagnosa Medis : Obs febris e.c suspec dengan infection dd bacteria infectia
low intake
i) No. RM : 2923xx
j) Tanggal Masuk RS : 22 Oktober 2018
16
b. Riwayat Kesehatan
1. Kesehatan Pasien
1) Keluhan Utama saat Pengkajian
Keluarga pasien mengatakan anaknya mengeluh panas
b) Perinatal
Klien mengalami masalah pneumonia pada usia 3 bulan
c) Postnatal
Klien tidak mengalami masalah kesehatan setalah dilahirkan
e) Riwayat Hospitalisasi
Klien sebelumnya pernah dirawat dirumah sakit selama 8 kali dengan masalah
yang sama yaitu mengalami pneumonia pada umur 3 bulan, 5 bulan, 8 bulan, 11
bulan, 1 tahun, 1,5 tahun dan november tahun 2018.
f) Riwayat Injury
Klien tidak memiliki riwayat jatuh atau terluka dari benda tajam
g) Riwayat Imunisasi
Riwayat imunisasi lengkap. (Hepatitis, Polio, BCG, DPT, Campak)
Keperawatan Anak
17
2. Riwayat Kesehatan Keluarga
1) Genogram
60 th 56 th 55 th 48 th
komplikasi
An R An A
6 th 3 th
Keterangan Gambar :
: Laki-laki hidup
: Perempuan hidup
: Laki-laki meninggal
Keperawatan Anak
18
: Pasien
: Tinggal serumah
c. Kesehatan Fungsional
1. Aspek Fisik – Biologis
1) Nutrisi
Selama dirawat di rumah sakit, Ibu pasien mengatakan nafsu makan anaknya menurun
dan makanan dari rumah sakit sering tidak dihabiskan, hanya habis ¼ porsi saja.
2) Pola Eliminasi
BAB klien 1 kali dalam sehari serta BAK klien ± 4 – 6 kali dalam sehari.
3) Pola Aktivitas
a) Keadaan aktivitas sehari – hari
Dalam aktivitas sehari hari, klien dibantu oleh ibu kandungnya seperti makan, ganti
baju, mandi, toiletting dan lain sebagainya.
b) Keadaan pernafasan
Keadaan pernafasan klien normal, respirasi 22 kali/menit. Ibu klien mengatakan
memiliki riwayat penyakit pneumonia
c) Keadaan Kardiovaskuler
Klien tidak memiliki masalah kardiovaskuler, terdengar suara galop
AKTIFITAS 0 1 2 3 4
Bathing V
Keperawatan Anak
19
Toileting V
Eating V
Moving V
Ambulasi V
Walking V
Keterangan :
2. Aspek Psiko-Sosial-Spiritual
1) Pemeliharaan dan pengetahuan terhadap kesehatan
Keluarga pasien mengatakan kesehatan adalah hal yang berharga, sehingga keluarga
pasien berharap anaknya dapat segera sembuh dan melakukan aktivitasnya sehari-hari.
2) Pola hubungan
Klien memiliki hubungan yang baik dengan keluarganya, terbukti dengan anggota
keluarga yang bergantian menunggu klien dirumah sakit dan membantu segala
kebutuhan klien saat sakit.
5) Konsep diri
a) Gambaran Diri
Klien mengatakan senang dengan anggota tubuh yang dimilikinya sebagai titipan
dari Allah SWT.
Keperawatan Anak
20
b) Harga Diri
Klien senang anggota keluarganya banyak yang memperhatikan dengan banyak yang
mengunjungi dan mendukung kesembuhannya.
c) Peran Diri
Klien adalah seorang anak yang berumur 3 tahun serta belum sekolah.
d) Ideal Diri
Klien dan keluarga klien menginginkan kesembuhan sehingga tidak merepotkan
anggota kelurganya.
e) Identitas Diri
Klien bersyukur diciptakan sebagai seseorang laki-laki.
7) Nilai
Keluarga mengatakan akan selalu bersyukur terhadap setiap perkembangan kesehatan
pada dirinya selama dirawat di RS.
d. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum
1) Kesadaran : Composmentis
2) Status Gizi :TB = 96 cm
BB = 12 Kg
IMT= 13,04
LLA= 16 cm
Lingkar Kepala = 48 cm
Keperawatan Anak
21
4) Skala Nyeri (Visual analog)
Skala nyeri : 0
5) Kulit
Kulit bersih, tidak ada berjolan, tidak ada luka, warna kulit sawo matang.
6) Kepala
Bentuk kepala mesochepal, tidak ada benjolan, tidak ada lesi.
7) Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan tidak teraba adanya benjolan.
8) Dada
Keperawatan Anak
22
a) Inspeksi
Tidak tampak adanya benjolan, tidak terdapat purse lips breathing
b) Palpasi
tidak ada nyeri tekan, ekspansi dada kanan dan kiri teraba simetris
c) Perkusi
terdengar suara resonan saat diperkusi
d) Auskultasi
Terdengar suara vesikuler
9) Punggung
Bentuk punggung normal, tidak ada nyeri tulang belakang, tidak terdapat benjolan
10) Abdomen
a) Inspeksi
Bentuk sedikit cembung, tidak ada benjolan dan tidak ada lesi.
b) Auskultasi
Bising usus 12x/menit
c) Perkusi
Terdengar suara tympani
d) Palpasi
Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan
12) Genetalia
Tidak dikaji
13) Ekstremitas
a) Atas
Ekstremitas lengkap, terpasang infus pada tangan kanan, tidak terdapat odema.
b) Bawah
Ekstremitas bawah lengkap, tidak terdapat odema.
Keperawatan Anak
23
e. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Patologi Klinik
Tabel 3.4 Pemeriksaan laboratorium An. A di Bangsal Cendana di Rumah Sakit Daerah
Umum Sleman Yogyakarta
Hematologi
Index Eritrosit
Basofil 0,2 % (0 – 1)
Monosofil 6,0 % (4 – 8)
Tosinofil 0,2 % (1 – 6)
Limfosit 0,2 % (1 – 6)
24
Tabel 3.5 Hasil Pemeriksaan Radiologi
Keperawatan Anak
25
f. Terapi
Tabel 3.6 Pemberian Terapi Pasien An A di Ruang Cendana Rumah Sakit RSUD Sleman
Salbutamol 3x 1 mg Oral
Infus D5 20cc/jam IV
Infus D5 20 cc/jam IV
26
g. ANALISA DATA
Tabel 3.7 Analisa Data
Pasien An. A di Bangsal Cendana di Rumah Sakit Umum Daerah Sleman
Tanggal 23 Oktober 2018
DS :
Kurang asupan makan Risiko
- Ibu klien mengatakan ketidakseimbangan
porsi makan tidak nutrisi : kurang dari
dihabiskan, hanya kebutuhan
habis ¼ porsi (NANDA 2017, hal
DO : 177)
- Porsi makan tidak
habis, tampak habis ¼
porsi
- Klien tampak lemas
- BB = 12
TB = 96
IMT = 13,04
DS :
- Ibu klien mengatakan
anaknya susah tidur Hambatan Lingkungan Gangguan Pola Tidur
saat dirawat di rumah (NANDA 2017, hal
sakit :229)
- Ibu klien mengatakan
klien hanya tidur 2-3
jam sehari
DO :
- Klien tampak lemas
dan pucat
Keperawatan Anak
27
DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASAR PRIORITAS
Keperawatan Anak
1
B. ASUHAN KEPERAWATAN
Keperawatan Anak
2
Hari/ Tgl/ PERENCANAAN
Jam DIAGNOSA
TUJUAN RENCANA TINDAKAN PELAKSANAAN EVALUASI
KEPERAWATAN
Selasa, 23 Risiko Setelah dilakukan asuhan 1) Monitor mual muntah Selasa, 23 Oktober Selasa, 23 Oktober 2018
Oktober 2018 ketidakseimbangan keperawatan selama 2x24 klien 2018 Pukul : 14.00
Pukul : nutrisi berhubungan jam diharapkan masalah 2) Kaji kebutuhan Pukul : 10.30
dengan kurangnya S:
ketidakseimbangan nutrisi nutrisi klien 1) Mengkaji
asupan makanan - Ibu klien mengatakan
teratasi dengan kriteria hasil 3) Kaji penurunan nafsu kebutuhan nutrisi
klien masih belum
: makan klien klien
menghabiskan
1) Nafsu makan klien 4) Monitor BB klien
makanannya
dapat meningkat 5) Ciptakan suasana
- Ibu klien mengatakan
2) Porsi makan klien makan yang Pukul : 11.40
nafsu makan klien masih
habis menyenangkan 2) Menganjurkan
kurang
3) Pemenuhn nutrisi 6) Anjurkan pada pada keluarga
O:
terpenuhi keluarga untuk klien untuk
- Porsi makan tampak
memberikan makan memberikan
habis ¼ porsi
dalam jumlah kecil makan dalam
- Klien tampak lemah
dan bertahap jumlah kecil dan
A : Masalah
bertahap
ketidakseimbangan nutrisi
teatasi debagian
P : Lanjutkan intervensi
1) Monitor mual muntah
klien
2) Monitor BB klien
Keperawatan Anak
3
Keperawatan Anak
4
Hari/ Tgl/ PERENCANAAN
Jam DIAGNOSA
TUJUAN RENCANA TINDAKAN PELAKSANAAN EVALUASI
KEPERAWATAN
Selasa, 23 Gangguan pola tidur Setelah dilakukan asuhan 1) Observasi tanda-tanda Selasa 23 Oktober 2018 Selasa, 23 Oktober 2018
Oktober 2018 berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 vital Pukul : Pukul : 14.00
Pukul : Hambatan jam diharapkan masalah 2) Kaji pola tidur klien 1) Mengukur tanda- S:
lingkungan fisik - Ibu klien mengatakan
gangguan pola tidur teratasi 3) Ciptakan suasana tanda vital
dengan kriteria hasil : nyaman, kurangi atau klien kesulitan untuk
1) Melaporkan istirahat hilangkan distraksi Pukul : tidur
tidur yang optimal lingkungan dan 2) Mengkaji pola - Ibu klien mengatakan
tidur klien klien hanya tidur 1-3
gangguan tidur
4) Kaji faktor yang jam pada malam hari
Pukul : 19.00
menyebabkan 3) Menganjurkan ibu O :
gangguan tidur (nyeri, klien untuk - Klien tampak pucat
takut, stres) menjaga - Hasil TTV :
5) Kolaborasi pemberian menciptakan Suhu = 36.7oC
obat dengan dokter suasana yang Nadi = 88x/menit
nyaman (tidak A : Masalah gangguan pola
berisik, mematikan
tidur teratasi sebagian
lampu ketika akan
tidur) P : Lanjutkan intervensi
1) Observasi tanda-tanda
vital
2) Kaji pola tidur klien
Keperawatan Anak
5
C. CATATAN PERKEMBANGAN
HR/
JAM
TGL/ (WIB)
Dx.Kep PELAKSANAAN EVALUASI
JAM/ (S O A P)
SHIF
Keperawatan Anak
6
HR/ Dx.Kep JAM PELAKSANAAN EVALUASI
(WIB) (S O A P)
TGL/
JAM/
SHIF
Keperawatan Anak
7
HR/
JAM
TGL/ (WIB)
Dx.Kep PELAKSANAAN EVALUASI
JAM/ (S O A P)
SHIF
Keperawatan Anak